KAK-Matek Pangandaran PDF
KAK-Matek Pangandaran PDF
(KAK)
SATUAN KERJA
K E MENT ER I A N A GR A R I A DA N T A T A R UA N G
DI R E K T OR A T J EN DER A L T A T A R UA N G
DIREKT ORATPEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH
Jl.Sisingangamaraja No. 2Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7226901, 7393939
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
MATERI TEKNIS RDTR PERKOTAAN PANGANDARAN
I. LATAR BELAKANG
1
Berdasarkan status RRTR/RDTR Desember 2018, yang sudah
diperdakan hanya 45 (empat puluh lima) RDTR dan 2 (dua) RRTR
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dari jumlah total yang harus disusun
kurang lebih 1838 (seribu delapan ratus tiga puluh delapan)
RRTR/RDTR se-Indonesia. Jumlah total RRTR/RDTR tersebut
merupakan turunan dari 476 (empat ratus tujuh puluh enam) perda
RTRW Kabupaten/Kota se-Indonesia.
2
Mengingat untuk mempercepat proses penyusunan RDTR
Kabupaten/Kota yang merupakan penjabaran dari RTRW
Kabupaten/Kota, maka Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah melakukan kegiatan Materi Teknis
RDTR. Kegiatan ini juga dalam rangka agar rencana detail yang disusun
sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Adapun daerah yang terpilih dalam kegiatan Materi Teknis RDTR ini
adalah daerah dengan indeks pembangunan manusia (IPM) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang relatif rendah.
Dengan terpilihnya Perkotaan Pangandaran diharapkan akan memberi
semangat kepada Kabupaten/Kota untuk dapat lebih meningkatkan
kualitas tata ruang wilayahnya.
II. MAKSUD
Pekerjaan ini dimaksudkan menyiapkan bahan untuk menjadi landasan
spasial pembangunan melalui penyusunan RDTR dan PZ sebagai dasar
pemberian izin dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.
III. TUJUAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu pemerintah Kabupaten
Pangandaran dalam penyusunan materi teknis RDTR dan Peraturan
Zonasi Perkotaan Pangandaran.
IV. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini antara lain:
1. Tersedianya materi teknis (buku rencana dan fakta analisa) RDTR
dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan.
2. Tersedianya Ranperda RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan
Perkotaan.
3. Tersedianya album peta dengan skala atau tingkat kedetailan
informasi minimal 1:5.000.
3
V. RUANG LINGKUP
Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan kegiatan antara lain meliputi:
a. menyiapkan kajian awal data sekunder, minimal mencakup
kajian terhadap RTRW kabupaten, RDTR sebelumnya (jika ada)
RPJPD, RPJMD, kebijakan nasional dan ketentuan sektoral
terkait pemanfaatan ruang;
b. melakukan penetapan awal delineasi BWP;
c. melakukan persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi
penyimpulan data awal, penyiapan metodologi pendekatan
pelaksanaaan pekerjaan, penyiapan rencana kerja rinci, dan
penyiapan perangkat survey serta mobilasi peralatan dan
personil yang dibutuhkan;
d. melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk
persiapan pelaksanaan kegiatan.
2. Melakukan pengumpulan data dan informasi meliputi:
a. Data primer terdiri atas aspirasi masyarakat serta kondisi dan
jenis guna lahan atau bangunan, intensitas ruang, serta konflik-
konflik pemanfaatan ruang (jika ada) maupun infrastruktur
perkotaan, kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP;
b. Data sekunder yang terdiri atas peta dasar dan peta tematik serta
data dan informasi lain sebagaimana tercantum dalam Permen
Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No.16 tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten/Kota, serta data
sekunder lainnya yang diperlukan.
3. Melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan ketentuan
dalam Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No.16 tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ kabupaten/kota,
antara lain:
(1) Analisis untuk penyusunan RDTR
1) analisis struktur internal BWP;
2) analisis sistem penggunaan lahan;
4
3) analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang
lebih luas;
4) analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan;
5) analisis sosial budaya;
6) analisis kependudukan;
7) analisis ekonomi dan sektor unggulan;
8) analisis transportasi atau pergerakan;
9) analisis sumber daya buatan;
10) analisis kondisi lingkungaan binaan;
11) analisis kelembagaan; dan
12) analisis pembiayaan pembangunan.
(2) Analisis untuk peyusunan PZ
1) analisis karakteristik peruntukan, zona dan sub zona
berdasarkan kondisi yang diharapkan (berdasarkan nilai
sejarah, lokasi, kerentanan dan risiko bencana, persepsi
maupun preferensi pemangku kepentingan);
2) analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini
berkembang dan mungkin akan berkembang di masa
mendatang;
3) analisis kesesuaian kegiatan terhadap
peruntukan/zona/sub zona (karakteristik kegiatan, fasilitas
penunjang dll);
4) analisis dampak kegiatan terhadap jenis
peruntukan/zona/sub zona;
5) analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada
suatu zona;
6) analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona
yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan
(peruntukan saat ini, perizinan yang sudah dikeluarkan;
status guna lahan, konflik pemanfaatan ruang);
7) analisis karakteristik spesifik lokasi (obyek strategis
nasional/provinsi, ruang dalam bumi);
8) analisis ketentuan, standar setiap sektor terkait; dan
5
9) analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
4. Merumuskan konsep RDTR yang meliputi alternatif konsep rencana,
pemilihan konsep rencana, perumusan rencana terpilih menjadi
muatan RDTR dandisertai pembahasan antar sektor terkait yang
dituangkan dalam Berita Acara (Konsultasi Publik ke-1).
5. Merumuskan konsep PZ yang berisi :
1) Penentuan deliniasi blok peruntukan
2) perumusan aturan dasar, yang memuat:
a) ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c) ketentuan tata bangunan;
d) ketentuan prasarana minimal;
e) ketentuan khusus;
f) standar teknis;
g) ketentuan pelaksanaan meliputi:
1) ketentuan variansi pemanfaatan ruang;
2) ketentuan insentif dan disinsentif; dan
3) ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai
(nonconforming situation) dengan peraturan zonasi;
3) perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan (jika ada).
6. Pembuatan peta dasar (check ke BIG):
a. Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT);
b. Melakukan konsultasi ke BIG untuk menetapkan titik GCP dan
ICP pada kawasan perencanaan dengan berita acara hasil
konsultasi yang dilampirkan print out peta sebaran titik GCP
dan ICP;
c. Melakukan survey GCP, ICP dan Toponimi;
d. Melakukan konsultasi ke BIG untuk assistensi hasil survey
GCP, ICP dan Toponimi sampai mendapatkan persetujuan BIG
dengan bukti berita acara;
e. Melakukan proses Orthorektifikasi dan uji akurasi; dan
f. Melakukan digitasi unsur peta dasar skala.
6
7. Menyelenggarakan FGD minimal 2 (dua) kali bersama Pemerintah
Daerah di Daerah dengan jumlah peserta 25 orang dalam rangka
membahas:
a. Penetapan dan Kesepakatan Deliniasi Kawasan Perkotaan.
b. Komitmen Pemerintah dan pemerintah daerah dalam
memberikan dukungan dan pendampingan penyelesaian materi
teknis dan ranperda RDTR Kawasan Perkotaan.
c. Perumusan Konsep Perencanaan dan Tujuan Penataan Ruang
BWP.
d. Perumusan Rencana Pola Ruang, Rencana Struktur Ruang, dan
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan Penanganannya.
e. Perumusan Peraturan Zonasi.
8. Melakukan konsultasi peta ke BIG meliputi peta dasar, peta
tematik dan peta rencana. Untuk peta dasar wajib mendapatkan
Rekomendasi BIG;
7
b. Koordinasi dengan Tim Supervisi di Pusat secara berkala; dan
c. Penyusunan album peta (konsultasi ke BIG).
14. Membuat laporan keseluruhan proses kegiatan dan produk-produk
yang dihasilkan kepada Tim Supervisi dalam bentuk sistem
pelaporan yang meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, dan
laporan draft akhir dan laporan akhir serta laporan-laporan lainnya
antara lain laporan pembahasan/diskusi/FGD.
Lingkup Lokasi
Lingkup lokasi kegiatan adalah Perkotaan Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran. Lingkup wilayah penyusunan RDTR sendiri ditentukan
berdasarkan hasil kesepakatan dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
VI. KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan ini adalahmeliputi :
1. Dokumen Materi Teknis terdiri atas buku fakta analisa dan buku
rencana;
2. Album Peta skala 1: 5.000;
3. Ranperda RDTR; dan
4. Visualisasi 3D.
VII. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan Materi Teknis RDTR Perkotaan Pangandaran ini
adalah Pemerintah Daerah memiliki draft RDTR dan PZ untuk
ditindaklanjuti menjadi perda agar dapat dijadikan dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.
8
TABEL 1.
KEBUTUHAN TENAGA AHLI
No. Tenaga Ahli Jumlah
1 Ahli Perencana Wilayah(Team Leader) 1 Orang
2 Ahli Arsitektur 1 Orang
3 Ahli Geodesi/GIS 1 Orang
4 Ahli Hukum 1 Orang
5 Ahli Teknik Lingkungan 1 Orang
6 Ahli Geologi 1 Orang
7 Ahli Infrastruktur 1 Orang
8 Ahli Visual Animator 1 Orang
9 Ahli Ekonomi 1 Orang
10 Asisten Ahli Perencana Wilayah dan Kota 1 Orang
TOTAL 10 Orang
Persyaratan dari setiap tenaga ahli yang dibutuhkan pada pekerjaan ini
sebagai berikut:
9
2. Ahli Arsitektur
3. Ahli Geodesi/GIS
4. Ahli Hukum
6. Ahli Geologi
10
7. Ahli Infrastruktur
9. Ahli Ekonomi
11
IX. WAKTU PELAKSANAAN
XII. PELAPORAN
Laporan dan kelengkapan yang harus diserahkan:
12
n. Jadwal pengetesan (pembahasan)
o. Cash flow
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Pendahuluan
4. Laporan Antara
5. Laporan Prosiding
13
dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah
SPMK.
7. Laporan Akhir
14
XIII. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN
Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana
dicantumkan dalam KAK ini diserahkan kepada Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ BPN.
Menyetujui, Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen Direktur Pembinaan Perencanaan
Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Tata Ruang dan Pemanfaatan
dan Pemanfaatan Ruang Daerah Ruang Daerah
15