Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

MATERI TEKNIS RDTR PERKOTAAN PENGANDARAN

TAHUN ANGGARAN 2019

SATUAN KERJA

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

K E MENT ER I A N A GR A R I A DA N T A T A R UA N G
DI R E K T OR A T J EN DER A L T A T A R UA N G
DIREKT ORATPEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH
Jl.Sisingangamaraja No. 2Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7226901, 7393939
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
MATERI TEKNIS RDTR PERKOTAAN PANGANDARAN

Kementerian : Kementerian Agraria dan Tata


Negara/Lembaga Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Tata Ruang
Program : Program Perencanaan Tata Ruang dan
Pemanfaatan Ruang
Sasaran Program : Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah
Hasil (Outcome) : Provinsi/Kab/Kota yang Mendapatkan
Materi Teknis RDTR
Kegiatan : Materi Teknis RDTR Perkotaan
Pangandaran
Sasaran Kegiatan : Tersusunnya Materi Teknis RDTR
Perkotaan Pangandaran
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Materi Teknis RDTR Perkotaan
Pangandaran
Keluaran (Output) : Dokumen Materi Teknis RDTR
Perkotaan Pangandaran
Indikator Keluaran (Output) : Dokumen
Volume Keluaran (Output) : 1 (satu)
Satuan Ukuran Keluaran : Laporan
(Output)

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pangandaran No. 3 Tahun


2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran
2018-2038 mengamanatkan perwujudan kawasan strategis kabupaten
melalui Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan Kecamatan
salahsatunya yaitu Perkotaan Pangandaran. Sesuai pada PP No. 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, penyusunan
dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) harus sudah
ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Mengacu pada hal
tersebut, maka diperlukan penyusunan RDTR Perkotaan Pangandaran
dimana penyusunan RDTR merupakan landasan spasial pembangunan
dasar pemberian izin dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.

1
Berdasarkan status RRTR/RDTR Desember 2018, yang sudah
diperdakan hanya 45 (empat puluh lima) RDTR dan 2 (dua) RRTR
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dari jumlah total yang harus disusun
kurang lebih 1838 (seribu delapan ratus tiga puluh delapan)
RRTR/RDTR se-Indonesia. Jumlah total RRTR/RDTR tersebut
merupakan turunan dari 476 (empat ratus tujuh puluh enam) perda
RTRW Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang dijelaskan bahwa diperlukan rencana rinci apabila rencana
umum tata ruang, dalam hal ini RTRW kabupaten/kota, belum dapat
dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu perlu disusun
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk memberikan akurasi yang
lebih jelas dalam menjelaskan berbagai struktur dan pola ruang yang
sebelumnya telah disusun di rencana tingkat atasnya. RDTR dan
peraturan zonasi sangat diperlukan sebagai acuan operasional dalam
pemanfaatan serta pengendaliaan pemanfaatan ruang, termasuk di
dalamnya sebagai acuan untuk pemberian izin pemanfaatan ruang.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15
tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, disebutkan
bahwa setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari
wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun rencana detail tata
ruangnya.

Pelaksanaan penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan dan


pengendalian) di daerah, banyak yang tidak berjalan efektif dan optimal.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sumber daya manusia, serta
minimnya keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh aparat
pemerintah di bidang penataan ruang. Keterbatasan yang dimiliki
sangat terasa di dalam proses perencanaan penataan ruang baik untuk
provinsi dan kabupaten/kota. Oleh karenanya di dalam proses
perencanaan perlu dilakukan bantuan teknis penyusunan RDTR.

2
Mengingat untuk mempercepat proses penyusunan RDTR
Kabupaten/Kota yang merupakan penjabaran dari RTRW
Kabupaten/Kota, maka Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah melakukan kegiatan Materi Teknis
RDTR. Kegiatan ini juga dalam rangka agar rencana detail yang disusun
sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Adapun daerah yang terpilih dalam kegiatan Materi Teknis RDTR ini
adalah daerah dengan indeks pembangunan manusia (IPM) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang relatif rendah.
Dengan terpilihnya Perkotaan Pangandaran diharapkan akan memberi
semangat kepada Kabupaten/Kota untuk dapat lebih meningkatkan
kualitas tata ruang wilayahnya.

II. MAKSUD
Pekerjaan ini dimaksudkan menyiapkan bahan untuk menjadi landasan
spasial pembangunan melalui penyusunan RDTR dan PZ sebagai dasar
pemberian izin dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.

III. TUJUAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu pemerintah Kabupaten
Pangandaran dalam penyusunan materi teknis RDTR dan Peraturan
Zonasi Perkotaan Pangandaran.

IV. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini antara lain:
1. Tersedianya materi teknis (buku rencana dan fakta analisa) RDTR
dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan.
2. Tersedianya Ranperda RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan
Perkotaan.
3. Tersedianya album peta dengan skala atau tingkat kedetailan
informasi minimal 1:5.000.

3
V. RUANG LINGKUP

Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan kegiatan antara lain meliputi:
a. menyiapkan kajian awal data sekunder, minimal mencakup
kajian terhadap RTRW kabupaten, RDTR sebelumnya (jika ada)
RPJPD, RPJMD, kebijakan nasional dan ketentuan sektoral
terkait pemanfaatan ruang;
b. melakukan penetapan awal delineasi BWP;
c. melakukan persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi
penyimpulan data awal, penyiapan metodologi pendekatan
pelaksanaaan pekerjaan, penyiapan rencana kerja rinci, dan
penyiapan perangkat survey serta mobilasi peralatan dan
personil yang dibutuhkan;
d. melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk
persiapan pelaksanaan kegiatan.
2. Melakukan pengumpulan data dan informasi meliputi:
a. Data primer terdiri atas aspirasi masyarakat serta kondisi dan
jenis guna lahan atau bangunan, intensitas ruang, serta konflik-
konflik pemanfaatan ruang (jika ada) maupun infrastruktur
perkotaan, kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP;
b. Data sekunder yang terdiri atas peta dasar dan peta tematik serta
data dan informasi lain sebagaimana tercantum dalam Permen
Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No.16 tahun 2018 tentang
Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten/Kota, serta data
sekunder lainnya yang diperlukan.
3. Melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan ketentuan
dalam Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No.16 tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ kabupaten/kota,
antara lain:
(1) Analisis untuk penyusunan RDTR
1) analisis struktur internal BWP;
2) analisis sistem penggunaan lahan;

4
3) analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang
lebih luas;
4) analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan;
5) analisis sosial budaya;
6) analisis kependudukan;
7) analisis ekonomi dan sektor unggulan;
8) analisis transportasi atau pergerakan;
9) analisis sumber daya buatan;
10) analisis kondisi lingkungaan binaan;
11) analisis kelembagaan; dan
12) analisis pembiayaan pembangunan.
(2) Analisis untuk peyusunan PZ
1) analisis karakteristik peruntukan, zona dan sub zona
berdasarkan kondisi yang diharapkan (berdasarkan nilai
sejarah, lokasi, kerentanan dan risiko bencana, persepsi
maupun preferensi pemangku kepentingan);
2) analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini
berkembang dan mungkin akan berkembang di masa
mendatang;
3) analisis kesesuaian kegiatan terhadap
peruntukan/zona/sub zona (karakteristik kegiatan, fasilitas
penunjang dll);
4) analisis dampak kegiatan terhadap jenis
peruntukan/zona/sub zona;
5) analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada
suatu zona;
6) analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona
yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan
(peruntukan saat ini, perizinan yang sudah dikeluarkan;
status guna lahan, konflik pemanfaatan ruang);
7) analisis karakteristik spesifik lokasi (obyek strategis
nasional/provinsi, ruang dalam bumi);
8) analisis ketentuan, standar setiap sektor terkait; dan

5
9) analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan
ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
4. Merumuskan konsep RDTR yang meliputi alternatif konsep rencana,
pemilihan konsep rencana, perumusan rencana terpilih menjadi
muatan RDTR dandisertai pembahasan antar sektor terkait yang
dituangkan dalam Berita Acara (Konsultasi Publik ke-1).
5. Merumuskan konsep PZ yang berisi :
1) Penentuan deliniasi blok peruntukan
2) perumusan aturan dasar, yang memuat:
a) ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c) ketentuan tata bangunan;
d) ketentuan prasarana minimal;
e) ketentuan khusus;
f) standar teknis;
g) ketentuan pelaksanaan meliputi:
1) ketentuan variansi pemanfaatan ruang;
2) ketentuan insentif dan disinsentif; dan
3) ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai
(nonconforming situation) dengan peraturan zonasi;
3) perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan (jika ada).
6. Pembuatan peta dasar (check ke BIG):
a. Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT);
b. Melakukan konsultasi ke BIG untuk menetapkan titik GCP dan
ICP pada kawasan perencanaan dengan berita acara hasil
konsultasi yang dilampirkan print out peta sebaran titik GCP
dan ICP;
c. Melakukan survey GCP, ICP dan Toponimi;
d. Melakukan konsultasi ke BIG untuk assistensi hasil survey
GCP, ICP dan Toponimi sampai mendapatkan persetujuan BIG
dengan bukti berita acara;
e. Melakukan proses Orthorektifikasi dan uji akurasi; dan
f. Melakukan digitasi unsur peta dasar skala.

6
7. Menyelenggarakan FGD minimal 2 (dua) kali bersama Pemerintah
Daerah di Daerah dengan jumlah peserta 25 orang dalam rangka
membahas:
a. Penetapan dan Kesepakatan Deliniasi Kawasan Perkotaan.
b. Komitmen Pemerintah dan pemerintah daerah dalam
memberikan dukungan dan pendampingan penyelesaian materi
teknis dan ranperda RDTR Kawasan Perkotaan.
c. Perumusan Konsep Perencanaan dan Tujuan Penataan Ruang
BWP.
d. Perumusan Rencana Pola Ruang, Rencana Struktur Ruang, dan
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan Penanganannya.
e. Perumusan Peraturan Zonasi.
8. Melakukan konsultasi peta ke BIG meliputi peta dasar, peta
tematik dan peta rencana. Untuk peta dasar wajib mendapatkan
Rekomendasi BIG;

9. Menyelenggarakan konsultasi publik minimal 2 (dua) kali di


daerah dengan target group stakeholder terkait dengan jumlah
peserta 30 orang.

10. Menyelenggarakan ekspose RDTR di daerah 1 (satu) kali target


group stakeholder terkait dengan jumlah peserta 30 orang.
11. Menyusun dan membahas Raperda tentang RDTR dan PZ, terdiri
atas:
a. penyusunan naskah akademik raperda tentang RDTR dan PZ;
b. penyusunan raperda tentang RDTR dan PZ yang merupakan
proses penuangan materi teknis RDTR dan PZ ke dalam pasal-
pasal dengan mengikuti kaidah penyusunan peraturan
perundang-undangan; dan
c. pembahasan raperda tentang RDTR dan PZ yang melibatkan
pemerintah kabupaten/kota yang berbatasan dan masyarakat
(Konsultasi Publik ke-2).
12. Membuat album peta dengan skala atau tingkat kedetailan 1:5000;
13. Melakukan konsultasi dalam rangka :
a. Asistensi terhadap data yang dihasilkan kepada walidata;

7
b. Koordinasi dengan Tim Supervisi di Pusat secara berkala; dan
c. Penyusunan album peta (konsultasi ke BIG).
14. Membuat laporan keseluruhan proses kegiatan dan produk-produk
yang dihasilkan kepada Tim Supervisi dalam bentuk sistem
pelaporan yang meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, dan
laporan draft akhir dan laporan akhir serta laporan-laporan lainnya
antara lain laporan pembahasan/diskusi/FGD.

Lingkup Lokasi
Lingkup lokasi kegiatan adalah Perkotaan Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran. Lingkup wilayah penyusunan RDTR sendiri ditentukan
berdasarkan hasil kesepakatan dengan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

VI. KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan ini adalahmeliputi :
1. Dokumen Materi Teknis terdiri atas buku fakta analisa dan buku
rencana;
2. Album Peta skala 1: 5.000;
3. Ranperda RDTR; dan
4. Visualisasi 3D.

VII. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan Materi Teknis RDTR Perkotaan Pangandaran ini
adalah Pemerintah Daerah memiliki draft RDTR dan PZ untuk
ditindaklanjuti menjadi perda agar dapat dijadikan dasar pemberian izin
dan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang.

VIII. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan pekerjaan ini dibutuhkan 10 (sepuluh)
tenaga ahli dengan total 61 (enam puluh satu) orang bulan dengan
perincian sebagai berikut :

8
TABEL 1.
KEBUTUHAN TENAGA AHLI
No. Tenaga Ahli Jumlah
1 Ahli Perencana Wilayah(Team Leader) 1 Orang
2 Ahli Arsitektur 1 Orang
3 Ahli Geodesi/GIS 1 Orang
4 Ahli Hukum 1 Orang
5 Ahli Teknik Lingkungan 1 Orang
6 Ahli Geologi 1 Orang
7 Ahli Infrastruktur 1 Orang
8 Ahli Visual Animator 1 Orang
9 Ahli Ekonomi 1 Orang
10 Asisten Ahli Perencana Wilayah dan Kota 1 Orang
TOTAL 10 Orang

Persyaratan dari setiap tenaga ahli yang dibutuhkan pada pekerjaan ini
sebagai berikut:

1. Ahli Perencana Wilayah (Team Leader)

Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya


sarjana jurusan teknik planologi/ arsitektur perencanaan wilayah
dan kota yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang
tersebut,dengan pengalaman profesional sebagai ketua tim pada
pekerjaan-pekerjaan bidang penataan ruang, perencanaan
masterplan dan berpengalaman menyusun RDTR dan PZ
provinsi/kabupaten/kota atau rencana rinci, sekurang-kurangnya
10 tahun atau 120 bulan kalender, atau berpendidikan magister
teknik planologi/lansekap regional yang dibuktikan dengan ijasah
S2 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional sebagai ketua
tim pada pekerjaan-pekerjaan bidang penataan ruang, perencanaan
masterplan, dan berpengalaman menyusun RDTR dan PZ
provinsi/kabupaten/kota atau rencana rinci, sekurang-kurangnya 3
tahun atau 36 bulan kalender.

9
2. Ahli Arsitektur

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


Arsitek yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut dengan
pengalaman profesional di bidang desain kota dan perkotaan/urban
desain sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender dan
memiliki sertifikasi keahlian.

3. Ahli Geodesi/GIS

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


Geodesi yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut,
dengan pengalaman profesional di bidang pengukuran tanah,
melakukan GCP, ICP dan survey toponimi dalam hal penyusunan
RDTR dan PZ provinsi/kabupaten/kota atau rencana rinci
sekurang-kurangnya 3 Tahun atau 36 bulan kalender.

4. Ahli Hukum

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


hukum atau sarjana administrasi negara yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut dengan pengalaman profesional di
bidang Hukum sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan
kalender.

5. Ahli Teknik Lingkungan

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


lingkungan yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut,
dengan pengalaman profesional sebagai tenaga ahli lingkungan
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender dan memiliki
sertifikasi keahlian.

6. Ahli Geologi

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


Geologi yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut,
dengan pengalaman profesional sebagai tenaga ahli kebencanaan
dan pertanahan sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan
kalender.

10
7. Ahli Infrastruktur

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


Sipil (infrastruktur/prasarana/transportasi)yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional sebagai
tenaga ahli sipil perencanaan sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36
bulan kalender.

8. Ahli Visual Animator

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


Arsitektur/Desain Komunikasi Visual/Teknik Informatika yang
dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman
profesional sebagai tenaga ahli Desain Grafis perencanaan sekurang-
kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender dan mampu membuat
aplikasi 3D interfaceuntuk simulasi kawasan perkotaan.

9. Ahli Ekonomi

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


ekonomi yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut,
dengan pengalaman profesional sebagai tenaga ahli ekonomi
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.

10. Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


perencanaan wilayah dan kota yang dibuktikan dengan ijasah S1 di
bidang tersebut, dengan pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun
atau 36 bulan kalender.

Selain tenaga ahli tersebut di atas, konsultan juga harus menyediakan


tenaga penunjang dengan perincian sebagai berikut:

No. Tenaga Pendukung Jumlah Bulan


1 Operator Digitasi 2 Orang 8

11
IX. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan secara kontrakural dan memerlukan


waktu 8 (delapan) bulan.

X. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pemilik Pekerjaan adalah Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tata
Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.

XI. SUMBER PEMBIAYAAN


Pekerjaan ini dan dibiayai melalui DIPA Tahun 2019 sebesar Rp
1.564.429.000,- (satu milyar lima ratus enam puluh empat juta
empat ratus dua puluh sembilan ribu rupiah), dilakukan secara
kontraktual Melalui PNBP, termasuk PPN.

XII. PELAPORAN
Laporan dan kelengkapan yang harus diserahkan:

1. Rencana Mutu Kontrak

Rencana Mutu Kontrak harus diserahkan selambat-lambatnya


1 (satu) bulan setelah SPMK, bersamaan dengan penyerahan
Laporan Pendahuluan. Laporan Rencana Mutu Kontrak
diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar. Laporan ini berisi:
a. Lembar Pengesahan
b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan)
c. Informasi proyek (pekerjaan)
d. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan)
e. Lokasi Proyek
f. Pihak-pihak yang terlibat
g. Struktur organisasi proyek
h. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang
i. Metode kerja pelaksanaan
j. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
k. Jadwal tenaga kerja
l. Jadwal Pelaporan
m. Progres Kerja

12
n. Jadwal pengetesan (pembahasan)
o. Cash flow

2. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisikan laporan kegiatan selama satu bulan


dan rencana kegiatan bulan berikutnya serta dilengkapi dengan
dokumen pendukungnya. Laporan ini dibuat 5 (lima)
eksemplar, diserahkan setiap bulan.

3. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, tujuan


dan sasaran kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan,
dan rencana kerja. Laporan ini merupakan acuan dan
pengendali kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini dibuat 5
(lima) eksemplar, diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK.

4. Laporan Antara

Laporan Antara berisi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan


sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan metodologi sampai
dengan bulan ke 3 (tiga) setelah SPMK. Laporan ini dibuat 5
(lima) eksemplar, diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK.

5. Laporan Prosiding

Laporan ini merupakan kompilasi seluruh hasil pelaksanaan


kegiatan, laporan ini berisikan risalah rapat, kesepakatan/hasil
rapat, tindak lanjut serta dokumentasi dari kegiatan yang
dilakukan. Laporan ini akan diserahkan paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja setelah kegiatan pertemuan diselenggarakan
sebanyak 5 (lima) eksemplar.

6. Laporan Draft Akhir

Laporan Draft Akhir berisi kemajuan hasil pelaksanaan


kegiatan sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan metodelogi
sampai dengan bulan ke 7 (tujuh) setelah SPMK.Laporan ini

13
dibuat 5 (lima) eksemplar, diserahkan 7 (tujuh) bulan setelah
SPMK.

7. Laporan Akhir

Laporan Akhir berisikan hasil pelaksanaan kegiatan tahap


akhir dengan muatan substansi sebagaimana yang telah
disebutkan pada ruang lingkup kegiatan. Laporan ini dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan 8 (delapan) bulan
setelah SPMK dalam bentuk hardcopy dan softcopy CD
sebanyak 5 (lima) keping. Laporan Akhir ini harus dilampiri
dengan:
1. Citra satelit resolusi tinggi (data sekunder).
2. Buku Fakta dan Analisis sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar.
3. Buku Materi Teknis RDTR dan peraturan zonasi sebanyak
10 (sepuluh) eksemplar yang sudah dilengkapi berita
acara.
4. Buku Draft Raperda RDTR dan PZ sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar.
5. Ringkasan Eksekutif sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
6. Album peta pada format dan ukuran A3 sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar disertai dengan Hardisk Eksternal.
7. Album peta skala 1:5000 pada format dan ukuran A1
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar disertai dengan Hardisk
Eksternal.
8. Softcopy Peta RDTR dan PZ dalam format SHP.
Dokumen-dokumen lainnya yang dihasilkan selama
proses pelaksanaan pekerjaan, seperti bahan paparan,
bahan konsutasi publik, bahan FGD dll.

14
XIII. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN
Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana
dicantumkan dalam KAK ini diserahkan kepada Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ BPN.

Menyetujui, Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen Direktur Pembinaan Perencanaan
Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Tata Ruang dan Pemanfaatan
dan Pemanfaatan Ruang Daerah Ruang Daerah

Detty Theresia Putung, ST., MT Reny Windyawati, ST, M.Sc


NIP. 196712111991032014 NIP. 197111221997032001

15

Anda mungkin juga menyukai