DOSEN PEMBIMBING :
Ir. Adi Sasmito MT.
Taufik Riza ST , MT.
DISUSUN OLEH :
ADI BAYU NOFIANTO
PA1510362
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2018 / 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
ADI BAYU NOFIANTO
PA. 1510362
Pembimbing I Pembimbing II
2.1.TinjauanPantai...............................................................................................10
2.1.1. Pengertian Pantai ...................................... ................................. 10
2.1.2. Tipe-tipe Pantai ......................................................... .................. 11
2.1.3. Sistem Bangunan Pantai ............................................................... 13
2.1.4. Garis Sempadan Pantai ................................................................. 15
2.2. Tinjauan Mangrove .................................................................................... 17
2.2.1. Pengertian Mangrove .................................................................... 17
2.2.2. Fungsi dan Manfaat Mangrove ..................................................... 18
2.2.3. Jenis-jenis Vegetasi di Kawasan Mangrove ................................. 21
2.2.4. Pembagian Zonasi Kawasan Mangrove ........................................ 22
2.2.5. Peranan Fauna dalam Kawasan Mangrove ................................... 23
2.2.6. Potensi Ekosistem Mangrove sebagai tempat wisata .................... 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Definisi Daerah Pantai ............................................................... 10
Gambar 2.47 Resort Mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk ............ 63
Gambar 3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Demak 2011-2031 .............. 77
Gambar 4.18 Sudut Pandang Nyaman Manusia dalam Ruangan ................ 128
Gambar 4.19 Sudut Pandangan Nyaman Manusia terhadap Obyek ............ 128
Gambar 5.21 Sistim Distribusi Air Kotor dari Kamar Mandi .......................... 167
Gambar 5.23 Sistim Distribusi Air Kotor dari Dapur ...................................... 167
Gambar 5.26 Sistim Penangkal Petir Kawasan (Faraday Cage) .................. 169
Tabel 4.6 Analisis Aktivitas yang ada di Mangrove Park ............................... 100
Tabel 4.8 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Edukasi Mangrove Park ...... 108
Tabel 4.9 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Rekreasi Mangrove Park ..... 109
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam
pengembangan suatu kawasan atau daerah. Pengembangan pariwisata
ini tidak terlepas dari keberadaan sumber daya alam maupun sumber
daya buatan sebagai potensi daerah yang dimiliki suatu daerah atau
kawasan. Potensi daerah tersebut merupakan salah satu sumber aset
wisata yang diunggulkan baik berupa keindahan alam, peninggalan
budaya masa lampau (wisata budaya) maupun dari komoditas unggulan
yang khas daerahnya.
1.2. PERMASALAHAN
1.2.1. Permasalahan Umum
Bagaimana merancang sebuah Mangrove Park agar menjadi
kawasan wisata dengan tujuan edukasi serta rekreasi agar pula dapat
menjaga keseimbangan lingkungan alam sekitar.
1.3.2. Tujuan
a. Agar menjadi tempat edukasi bagi semua kalangan untuk senantiasa
menjaga ekologi sekaligus tempat wisata yang nyaman
b. Menciptakan sebuah kawasan wisata bahari dengan multifungsi dan
bisa mermanfaat bagi semua kalangan.
c. Ikut serta menjaga ekosistem laut yang ada di kawasan Pantai Morosari
Kabupaten Demak. Serta meningkatkan dan memanfaatkan sumber
daya alam yang ada.
1.4. MANFAAT
Pembangunan Mangrove Park yang berada di kawasan Pantai
Morosari Kabupaten Demak diharapkan dapat menampung wisatawan
yang datang dengan fasilitas yang memadai serta dapat pula
melestarikan lingkungan alam sekitar, sehingga Kabupaten Demak
menjadi kawasan wisata bahari yang menarik dan ekologis.
a. Data primer
1) Observasi lapangan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah
lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Mangrove
Park di Kawasan Pantai Morosari, Kabupaten Demak dan studi
banding.
2) Program Ruang
Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan terlebih dahulu
mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Mangrove
Park di Kawasan Pantai Morosari Kabupaten Demak, yaitu dilakukan dengan
pengumpulan data mengenai pelaku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan
dengan observasi lapangan baik studi kasus maupun dengan studi banding, serta dengan
standar atau literatur perencanaan dan perancangan Mangrove Park.
MOROSARI DEMAK
BAB VI PENUTUP
Berisi simpulan dan saran
1.8. ALUR PIKIR
LATAR BELAKANG
Masyarakat Kabupaten Demak sekitar kawasan Pantai Morosari bermata pencaharian
nelayan, tambak udang dll yang senantiasa berusaha mengeksploitasi ekosistem yang
ada.
Sudah ada wahana wisata bahari Pantai Morosari akan tetapi belum optimal dalam
pengelolaan
Sudah tersedia pohon-pohon mangrove akan tetapi belum optimalkan sebagai daya
dukung wisata.
Kabupaten Demak rawan banjir dengan geografis daerahnya yang tidak stabil.
F
URGENSI
E
Penanggulangan banjir di daerah Demak harus segera di atasi, banyaknya pohon mangrove
E
menjadi salah satu alternatif solusi penangannya. Serta penambahan pemasukan daerah D
wisata di Kabupaten Demak akan pula bisa menjadikan Kabupaten ini lebih maju dan
berkembang. B
ORIGINALITAS A
PerencanaanMangrove Parkdi Kawasan Pantai Morosari, Kabupaten Demak dengan fasilitas C
penunjang yang representative yang ditekankan untuk kepentingan kebutuhan rekreatif, K
kenyamana pengunjung, dan pusat edukasi ekosistem pantai.
C
RUMUSAN MASALAH O
Bagaimana menciptakan sebuah kawasan pantai dengan berbagai macam fasilitas
nunjang
pe N
yang hampir menjadikan sebuah kawasan terapung. T
R
O
STUDI LAPANGAN TINJAUAN PUSTAKA
L
Tinjauan Kelurahan Tambak sari Landasan teori Standar Perencanaan
Tinjuauan Kawasan Pantai Morosari & Perancangan
Tinjauan Kabupaten demak
PENEKANAN DESAIN
STUDI BANDING
Arsitektur Ekologis Penekanan
Mangrove ParkWonorejo Surabaya
desain yang tanggap terhadap
Mangrove ParkPekalongan
kondisi lingkungan
ANALISIS
Bagaimana menciptakan sebuah kawasan di atas permukaan air laut dengan berbagai macam
fasilitas penunjang yang hampir menjadikan sebuah kawasan terapung.
PERENCANAAN PERANCANGAN
Pengguna, Aktivitas, Penekanan Desain
Kebutuhan Ruang, Standar, Efisien Lahan, Struktur Bangunan
Kapasitas, Program Ruang Utilitas Bangunan, Filosofi
Data Tapak
a. Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk
yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras.
b. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat
dibedakan menjadi:
c. Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan pasir.
d. Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai tersusun
oleh gravel atau batuan lepas. Seperti pantai kerakal.
e. Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai. Di
daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang garis
pantai adalah Mangrove, sehingga dapat disebut Pantai Mangrove.
b. Manfaat Mangrove
Mangrove memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan
manusia dan lingkungan sekitarnya. Bagi masyarakat pesisir,
pemanfaatan Mangrove untuk berbagai tujuan telah dilakukan sejak
lama. Akhir-akhir ini, peranan Mangrove bagi lingkungan sekitarnya
dirasakan sangat besar setelah berbagai dampak merugikan
dirasakan diberbagai tempat akibat hilangnya Mangrove. Mangrove
merupakan ekosistem yang sangat produktif. Berbagai produk dari
Mangrove dapat dihasilkan baik secara langsung maupun tidak
langsung, (Tjandra, Ellen & Ronaldo, Yosua. 2011) diantaranya:
a. Mangrove terbuka
Mangrove berada pada bagian yang berhadapan
dengan laut. Komposisi floristik dari komunitas di zona
terbuka sangat bergantung pada substratnya. S.
albacenderung untuk mendominasi daerah berpasir,
sementara Avicennia marina dan Rhizophora mucronata
cenderung untuk mendominasi daerah yang lebih
berlumpur. Meskipun demikian, Sonneratia akan
berasosiasi dengan Avicennia jika tanah lumpurnya kaya
akan bahan organik (Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup, 1993).
b. Mangrove tengah
Mangrove di zona ini terletak dibelakang Mangrove zona
terbuka. Di zona ini biasanya didominasi oleh jenis Rhizophora.
c. Mangrove payau
Mangrove berada disepanjang sungai berair payau hingga
hampir tawar.
d. Mangrove daratan
1.11. TINJAUAN
TAMAN (PARK)
1.2.3. Pengertian Taman (Park)
Taman (Garden) diterjemahkan dari bahasa Ibrani, Gan
berarti melindungi atau mempertahankan lahan yang ada
dalam suatu lingkungan berpagar, Oden berarti kesenangan,
kegembiraan, dan kenyamanan Secara lengkap dapat diartikan
taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk
mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan
(Laurie, 1986 : 9). Dari batasan dapat diambil pengertian
sebagai berikut :
b. Taman Rekreasi
Rekreasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu rekreasi aktif dan
rekreasi pasif. Rekreasi aktif adalah bentuk pengisian waktu senggang
yang didominasi kegiatan fisik dan partisipasi langsung dalam kegiatan
tersebut, seperti olah raga dan bentuk-bentuk permainan lain yang
banyak memerlukan pergerakan fisik. Sedangkan rekreasi pasif adalah
bentuk kegiatan waktu senggang yang lebih kepada hal-hal yang bersifat
tenang dan relaksasi untuk stimulasi mental dan emosional, tidak
didominasi pergerakan fisik atau partisipasi langsung pada bentuk-
bentuk permainan atau olah raga. Sehingga taman rekreasi merupakan
suatu tempat/areal yang dapat menampung kebutuhan dalam
berekreasi (Permendagri No 1 Tahun 2007, pasal 1).
c. Taman Lingkungan
Pada dasarnya tanah milik hak milik perorangan maupun badan
hukum memiliki fungsi sebagai ruang publik (UUPA No 5 Tahun 1960),
maka sudah selayaknya setiap lahan pekarangannnya digunakan baik
ruang terbuka hijau taman untuk kepentingan pribadi maupun umum.
Setiap bangunan yang berada di atas ruang tanah perlu difungsikan
untuk taman pekarangan, untuk keperluan keluarga, untuk tanaman
obat, rempahrempah kebutuhan sehari-hari, sirkulasi udara, penyinaran
matahari yang cukup, mencegah kebakaran, dan sebagai ruang terbuka
hijau pekarangan. Bangunan swasta seperti hotel, industri, pertokoan,
melalui rencana detail disediakan hijauan berupa rumput, bunga,
tanaman pot, taman hias, kolam, dan sebagainya. Bila aktivitas
memanfaatkan lahan pekarangan ini sudah melembaga di kalangan
rumah tangga dan swasta, maka ruang terbuka hijau pekarangan
berskala kecil secara merata akan memberikan dampak kumulatif yang
besar terhadap ruang terbuka hijau kota secara keseluruhan.
a. Fungsi Sosial
1) Tempat bermain, berolah raga
2) Tempat bersantai
3) Tempat komunikasi sosial
4) Tempat peralihan atau tempat menunggu
5) Memberikan cadangan ruang kota untuk keperluan darurat
6) Sebagai sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat
yang lain
7) Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan
b. Fungsi Ekologis
1) Penyegaran udara
2) Penyerap air hujan
3) Pengontrol radiasi matahari
4) Pengendalian banjir
5) Memelihara ekosistem tertentu
6) Pelembut arsitektur bangunan
7) Meredam kebisingan
8) Menyerap debu
2.4.4. Lansekap
a. Sirkulasi Pedestrian
Sirkulasi pedestrian membentuk jaringan penting didalam
menghubungkan aktivitas-aktivitas didalam tapak. Pedestrian pada
umumnya mengikuti jalur-jalur yang paling terarah jika sistem berjalan
dikembangkan dengan menggunakan point of visual interest. Jalan setapak
harus dirancang untuk memungkinkan untuk digunakan oleh berbagai
macam pejalan kaki, bahkan untuk berlari, bergerak dengan bebas, aman,
dan tidak terhalangi oleh lingkungan tata ruang. Ada beberapa macam pola
penataan jalur pedestrian, yaitu pola geometris, pola natural, dan pola
campuran dari keduanya.
b. Penataan Vegetasi
Vegetasi merupakan salah satu unsur dalam penataan
lansekap, yaitu sebagai pengarah ruang, pembatas ruang, pengalas
ruang, peneduh ruang, estetis, proses dan juga sebagai desain.
paling terasa".
e. Penerangan
Elemen penerangan pada tapak pada dasarnya ada 2 yaitu
untuk menerangi dan memberikan kemanan. Karakteristik
lampu penerangan luar ruangan berdasarkan ketinggiannya
adalah sebagai berikut.
f. Ruang Terbuka
Ruang terbuka yang direncanakan pada suatu kawasan
c. Oceanografi
Pasang surut yang terlalu besar lebih dari 200 meter akan
sangat tidak menguntungkan dari jenis rekreasi seperti perahu
layar, karena olahraga ini tergantung dari ketinggian air laut dan
dermaga sebagai pencapaian menuju kapal.
d. Kemiringan pantai
Kemiringan pantai yang ideal untuk dijadikan rekreasi
pantai adalah ±0,5% kemiringan ini berbentuk landai sehingga
mempengaruhi hamparan pasir yang terbentuk.
e. Posisi pantai
Karang – karang mempengaruhi besarnya ombak dan daya
tahan pantai untuk menahan penggerusan akibat hempasan
ombak. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan
dengan tembok laut sebagai konstruksi penahan gelombang dan
pengisian pasir yang berfungsi sebagai pemecah gelombang.
3) Jalur sirkulasi tapak dengan lebar jalan setapak maksimal 1,5 m dan
menggunakan bahan bangunan yang tidak lentur.
c. Perlindungan setempat
Adalah kawasan perlindungan yang berlaku setempat, yang
berfungsi untuk melindungi dari kegiatan yang dapat berakibat
pada kerusakan fisik setempat atau kegiatan yang dapat
mengganggu kelestarian fungsi setempat.
Arsitektur
Biologis
Arsitektur Arsitektur
Surya Alternatif
Arsitektur
Ekologis
a. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang dimanfaatkan secara
terencana dan terarah sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna
bagi kehidupan manusia, meliputi kawasan budidaya pertanian dan
kawasan budidaya non pertanian.
b. Kawasan Lindung
Kabupaten Demak mempunyai kawasan yang perlu dilindungi
guna mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup, baik
berupa sumber alam, sumber daya buatan maupun nilai sejarah kota
budaya bangsa.
Gambar 3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Demak Tahun 2011-2031
Gerbang Pantai
Morosari
Gerbang batas
Semarang -Demak
Maka untuk pemilihan lokasi Mangrove Park sebagai sarana Edukasi dan
Rekreasi perlu adanya kriteria lokasi yang harus dipenuhi, antara lain: a. Lahan
Lahan untuk Mangrove Park harus sesuai dengan kriteria berikut ini :
1) Memiliki area mangrove yang masih rimbun, nilai 10.
2) Tanah relatif datar, nilai 10.
3) Diperuntukkan sebagai kawasan pariwisata, nilai 10.
b. View
Lokasi Mangrove Park harus memiliki kriteria view sebagai berikut :
1) Terdapat area mangrove, nilai 10.
2) Berbatasan langsung dengan laut lepas, nilai 10.
3) Laut lepas pada sisi barat site, sehingga terdapat pemandangan sunset,
nilai 10.
Alternatif Site 1
terletak di Desa
Bedono, Kecamatan
Sayung (SWP 1).
Lahan
Diperuntukkan sebagai
Sebagai kawasan Jasa Komersial 10
kawasan Pariwisata
Jumlah 20
View
Jumlah 35
Aksebilitas
Jumlah 50
1.15. STUDI KASUS
2.8.1. Pekalongan Mangrove Park (PMP)
Pekalongan Mangrove Park (PMP) ini merupakan wujud dari upaya pemerintah Kota
Pekalongan untuk mengatasi abrasi air laut di kelurahan kandang, yang sangat
memprihatinkan. Dan dulunya adalah tambak udang milik Dinas Pertanian dan Kelautan
Kota Pekalongan. Letaknya yang sangat berdekatan dengan laut menjadikan tambak
tersebut rentan terhadap abrasi dan sekarang dialih fungsikan menjadi taman
Mangrove.
3) Villa
Villa ini untuk keluarga, dengan berbagai fasilitas seperti tempat tidur,
ruang tamu, ruang makan, dan mini bar.
Gambar 2.50 Penginapan untuk Keluarga
Sumber: Hasil Survey
b. Restaurant
Restaurant yang terletak di area Mangrove, sehingga bisa menikmati
makanan serambi menikmati area Mangrove.
2) Pengelola
Untuk menentukan jumlah personal diadakan pendekatan dengan standar
peraturan yang berlaku berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal
Pariwisata No. 14/U/II/88 standarnya sebagai berikut untuk bintang tiga:
= 50 kamar x 1,6
= 80 karyawan
b) Presentase dan distribusi tenaga kerja berdasarkan SK menparpostel
No. 10/PW.301/Phb-77 tentang peraturan klasifikasi hotel adalah
sebagai berikut:
berikut:
1) Pola aktivitas
Dibagi atas tiga kelompok yaitu: a)
Pengunjung yang menginap
:
Tabel 5.21 Pola Sirkulasi Pejalan Kaki
b. Sirkulasi Kendaraan
Pada kawasan, sirkulasi kendaraan berupa penataan elemen–
elemen jalur sirkulasi dan penataan kantong-kantong parkir. Peletakan
kantong parkir disesuaikan dengan zona peruntukannya, yaitu di area
penerimaan yang berada di luar kawasan.
Tabel 5.22 Sistem Parkir Kendaraan
Luas
Kapasitas Keterang
Jenis ruang Macam Ruang Standart ruang ruang Sumber
Ruang an
(m2)
Ruang Pelatihan
200 murid 3 m2/murid 600 N
Teori
Area pembibitan
1 unit 225 m2/murid 225 N
mangrove
2 wstfl 3m2/wstfl
2 wstfl 2m2/wstfl
R. Informasi 2 orang 8 A
2 wstfl 3m2/wstfl
2 toilet 3m2/wc 10 N
Lavatory wanita
2 wstfl 2m2/wstfl
R.Operator 12 A
25 A
Gudang
3 wstfl 3m2/wstfl
R. Pengelola 1 9m2/pngla 9
Gudang 1 5m2/gudang 5
Panggung Pertunjukkan
1 Unit 30 m2/unit 30 A
Jumlah 3162,6 m2
Analisis, 2015
Luas
Kapasitas
Macam Ruang Standar Ruang Ruang Sumber Keterangan
Jenis Ruang Ruang
(m2)
Dermaga
15 Orang 16
Wisata Air keberangkatan
Dermaga 15 Orang 16m2/orang 16 A
kepulangan
Tempat Karcis 3 Orang 9m2/orang 9 A
1.3 m2 x jumlah
Main dinning room 1 unit 65 A
kamar
Restorant
0.9 m2 x jumlah
Dapur Utama 1 unit 45 H
kamar
1/3 m2 x luas
Pantry 1 unit 34.7 A
ruang makan
Lavatory 2 unit 6 m2 /unit 12 N
Pengunjung
SPA Lobby/Hall 50%p 0,8m2/orang 100 FL
+250 orang
Luas
Kapasitas Keteranga
Jenis Ruang Macam Ruang Standar Ruang Ruang Sumber
Ruang n
(m2)
Ruang Hall+lobby / 5 Orang 16 A
Luas
Kapasitas Keterang
Jenis ruang Macam Ruang Standart ruang ruang Sumber
Ruang an
(m2)
Tabel 5.14 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Service
Luas
Kapasitas
Jenis Ruang Macam Ruang Standar Ruang Ruang Sumber Keterangan
Ruang
(m2)
0.14 m2 x
Ruang Chiller 1 Unit jumlah 7.2 SK
kamar
Ruang AHU 1 Unit 24 m2/unit 24 SK
Ruang
Ruang genset 1 Unit 6 m2/unit 25 H
Mechanical
Electrical Ruang pompa 1 Unit 6 m2/unit 9 H
(ME)
Ruang Panel Listrik 6 Unit 4 m2/unit 24 SK
R.Penampungan Air
1 Unit 60 m2/unit 60 SK
Bersih
Ruang Sampah 1 Unit 50 m2/unit 50 H
0,2 m2 x luas
Gudang kering 1 unit 14.4 SK
dapur utama
0,25 m2 x luas
Gudang dingin 1 unit 18 SK
dapur utama
0,25 m2 x luas
Gudang sayuran 1 unit 18 SK
dapur utama
Gudang peralatan 0,3 – 0,5 m2 x
dapur 1 unit luas dapur 21.6 H
utama
0,2 m2 x jumlah
Gudang minuman 1 unit 16 SK
Gudang kamar
Gudang botol 0,2 m2 x jumlah
1 unit 16 SK
kosong kamar
0,9 m2 x jumlah
Gudang perabot 1 unit 72 SK
kamar
0,2 m2 x jumlah
Gudang peralatan 1 unit 16 SK
kamar
Gudang bahan 0,25m2 x
1 unit 20 SK
bakar jumlah kamar
0,3m2 x Jumlah
G. penerimaan 1 unit 24 SK
kamar
Ruang Publik Musholla 1 Unit 144 A
Ruang
R. Security 3 Unit 8 m2/unit 24 SK
Keamanan
0.7m2 x jumlah
Loading Dock 1 unit 35 S
kamar
0.5m2 x jumlah
Roomboy station 1 unit 25 H
kamar
0.7m2 x jumlah
R. Housekeeping 1 unit 35 H
kamar
Laundry and dry 0.63 m2 x
1 unit 31.5 N
cleaing jumlahkamar
0.46 m2 x
R. Linen 1 unit 23 N
jumlah kamar
R. Ipal 150m3/hari 4.4m x 20 m 88
Jumlah 802.7 m2
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, site ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria
yang dapat mendukung perencanaan dan
SITE
mangrove, dan banyak pula burung
-
burung yang tinggal disana.
Rumah Warga
Tambak Udang
LAUT JAWA
a. Pengunjung lokal
Pengunjung dari dalam kota sendiri dapat melewati jalan lokal yang sebelumnya
2) Pengunjung dari arah barat, seperti semarang, bandung, jakarta, dll. dapat
melewati Jl. Semarang-Demak, setelah sampai di Kecamatan Sayung perbatasan
Semarang-Demak ambil kiri menuju Pantai morosari dengan melewati jalan local
Desa Bedono.
a. Penghawaan alami
Sistim penghawaan jenis ini mengoptimalkan sirkulasi udara dengan bukaan-bukaan pada
dinding dan atap. Pengaturan suhu dari tingkat keenyamanan yang ideal berkisar 25-270C
dengan kelembaban 40-70 % dan pergerakan udara 0,1-1,5 m/s.
a) Pemilihan jenis dan sistim yang tepat yang sesuai dengan jenis bangunannya.
biasa diminimalkan.
1) Cahaya langsung
Memasukkan sumber cahaya alami secara langsung, dengan pengaturan
elemen arsitektur agar cahaya masuk maksimal tetapi meminimalkan efek lain.
Pengaturan kapasitas cahaya terang langit dapat diatur dengan pemberin bukaan
pada dinding, selain itu dapat melalui pengaturan ketinggian ketinggian bukaan,
dan pemberian tritisan. Dengan begitu jumlah pembayangan kedalam bangunan
dapat diatur. Keuntungan dari pencahayaan alami antara lain :
1) Pembayangan dapat menambah kesan keruangan
Kerugiannya yaitu:
1) Fleksibilitas penerangan terbatas.
2) Intensitas cahaya tidap dapat consisten.
5.3.3. Sistim Elektrikal
Sumber utama berasal dari PLN dan sumber cadangan dari genset. Jaringan listrik
akan melayani beban AC, penerangan, pompa dan peralatan listrik lainnya. Bila listrik
dari PLN padam, selang sembilan detik generator akan menyala dengan back up listrik
80 % dari kapasitas listrik PLN. Peletakan genset dalam hal ini memerlukan suatu
perhatian khusus karena sifat generator yang cenderung berisik, menimbulkan polusi
udara atau bau solar dan getaran yang ditimbulkan pada saat generator bekerja.
park).
c. Bel (penggunaan pada ruang-ruang pengelola dan pada saatsaat darurat, misal:
bahaya kebakaran).
d. Radio (back up terhadap telepon pada keadaan tertentu misal: jaringan telepon
rusak).
b. Pemadaman api
Untuk langkah pemadaman diperlukan perangkat sebagai berikut:
1) Sprinkler, alat ini berfungsi memancarkan sejumlah air bertekanan secara
otomatis dan merata ke semua arah sebagai pemadam kebakaran yang
dipasang pada plafond ruangan, biasanya terpadu dengan smoke + heat
detector. Alat akan bekerja secara otomatis bila kepala sprinkler pecah akibat
panas dan otomatis akan menyemburkan air untuk memadamkan api.
2) Hydrant Box, alat ini terdiri atas keran putar, selang air penyiram (hose) yang
tergulung rapi dalam suatu box yang terhubung dengan tempat air dengan up
feed system. Panjang selang berkisar 25–30 meter diletakkan minimal 1 unit
pada tiap lantai bangunan. Alat ini ditempatkan dalam kotak kaca yang
ditanam dalam dinding. Jika kebakaran terjadi maka kotak kaca akan
dipecahkan dan kran diputar untuk mengalirkan air melalui selang.
3) Hydrant Pillar, alat ini terletak dibagian luar bangunan, berfungsi sebagai
tempat penyambungan antara selang air dengan ground reservoir untuk
memadamkan api di bagian luar bangunan.
4) Fire Extinguisher, alat pemadam kebakaran yang menggunakan bahan kimia
tertentu yang berfungsi memadamkan api secara langsung. Bentuknya berupa
tabung dengan ukuran tertentu. Diletakkan minimal satu pada tiap lantai
bangunan bersama hydrant box.
5) Penyelamatan
Upaya penyelamatan dilakukan dengan penempatan:
a) Pintu darurat.
b) Tangga darurat, tangga darurat dalam hal ini juga merupakan
kompartemen sehingga dilengkapi dengan pressure-fan atau stair
pressurection yang berfungsi menghisap asap kemudian dialirkan ke vent-
duct yang dalam hal ini merupakan shaft asap. Disamping itu pressure fan
juga berfungsi sebagai pemberi tekanan agar tekanan udara di dalam
tangga darurat lebih tinggi daripada tekanan di luar tangga darurat
sehingga asap tidak dapat masuk ke dalam ruangan tangga darurat.
a. Franklin Rod
Alat ini berupa kerucut
tembaga dengan daerah perlindungan
berupa kerucut imajiner dengan
sudut puncak 112O . Agar daerah
perlindungan besar, Franklin rod
dipasang pada pipa besi (dengan tinggi
1-3 meter). Makin jauh dari Franklin rod
makin lemah perlindungan di
dalam daerah perlindungan
tersebut. Franklin rod dapat dilihat
berupa tiang-tiang di bubungan atap bangunan.
c. Ionization Corona
Sistem ini bersifat menarik petir untuk menyambar ke kepalanya dengan
cara memancarkan ion-ion ke udara. Kerapatan ion makin besar bila jarak ke
kepalanya semakin dekat. Pemancaran ion dapat menggunakan generator listrik
atau batere cadangan (generated ionization) atau secara alamiah (natural
ionization). Area perlindungan sistem ini berupa bola dengan radius mencapai
sekitar 120 meter dan radius ini akan mengecil sejalan dengan bertambahnya
umur. Sistem ini dapat dikenali dari kepalanya yang dikelilingi 3 bilah pembangkit
beda tegangan dan dipasang pada tiang tinggi.