Anda di halaman 1dari 2

Kerik Gigi di Suku Mentawai

Setiap wanita tentunya memiliki standar kecantikan


masing-masing. Mulai dari tubuh yang ideal, kaki yang
jenjang, rambut pirang, bulu mata yang panjang hingga
sederet standar kecantikan lainnya.
Sama halnya dengan Suku Mentawai. Suku yang
mendalami kepulauan Mentawai, pulau siberut, Sumatera
Barat ini memiliki standar kecantikan tersendiri. Wanita
Suku Mentawai menganggap kecantikan mereka dilihat dari
gigi yang runcing.
Tradisi kerik gigi ini sudah dilakukan sejak lama oleh
Suku Mentawai. Selain bertujuan untuk terlihat cantik dan
menarik di mata pria sekelilingnya, tradisi ini juga dipercaya
sebagai tanda kedewasaan wanita dan dianggap dapat
memberikan kebahagiaan dan kedamaian jiwa.
Alat yang digunakan untuk membuat gigi menjadi runcing ini terbuat dari besi atau
kayu yang sudah mereka asah hingga tajam. Waktu untuk melakukan tradisi kerik gigi ini pun
tidak sebentar, membutuhkan waktu dan proses yang lama karena gigi yang diruncing tidak
hanya 1 atau 2 saja. Gigi yang diruncing akan dibuat seperti segitiga.
Prosesi kerik gigi ini akan sangat menyakitkan. Oleh karena itu, sebelum dilakukan
ritual ini biasanya wanita Suku Mentawai mengigit pisang hijau. Tradisi kerik gigi ini
dilakukan para tetua adat tanpa pembiusan, sehingga hal ini akan menjadikan seorang wanita
merasakan rasa sakit yang berlebihan. Bahkan berbagai macam alat yang dipakai untuk ritual
ini pun tidak melalui proses sterilisasi, sehingga hal ini dapat dikatakan jika alat-alat tersebut
tidaklah aman untuk digunakan menurut ahli medis. Akan tetapi, para Suku Mentawai tidak
memperdulikan hal ini dan mereka pun terus melakukan tradisi yang sudah turun menurun dari
nenek moyangnya.
Namun apabila tradisi ini terus-menerus dilakukan, bisa saja dapat menimbulkan
penyakit seperti infeksi, dll.

Di susun Oleh :
1. Eva Riana (P27820517006)
2. Fery Hidayah ( P27820517017)

Anda mungkin juga menyukai