Anda di halaman 1dari 4

III.

IMAMAH ‘UZHMA (KEPEMIMPINAN AGUNG)

Sejarah panjang kepemimpinan umat Islam dimuali dari Nabi Adam as, kemudian anak
keturunannya dari para Nabi, Rasul dan pengikut-pengikutnya yang baik. Nabi Muhammad saw
hadir sebagai penutup mata rantai kenabian dan kerasulan yang mulia. Sepeninggal Nabi
Muhammad saw, umat Islam dipimpin oleh khalifah,dst, yang sebagaimana disebutkan
Rasulullah saw.

“Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Kami duduk-duduk di Masjid Rasulullah saw, Basyir
adalah seorang yang tidak banyak bicara. Kemudian datang Abu Tsa’labah seraya berkata,
“Wahai Basyir bin Sa’d, apakah kamu hafal hadits Rasulullah saw tentang para penguasa?”
Maka Hudzaifah tampil seraya berkata, “Aku hafal khutbahnya.” Lalu Abu Tsa’labah duduk
mendengarkan Hudzaifah berkata: Rasulullah saw bersabda: (1) Muncul kenabian ditengah-
tengah kamu selam masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia
menghendakinya. (2) Kemudian akan muncul khalifah sesuai dengan sistem kenabian selama
masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendakinya. (3)
Kemudian muncul “raja yang menggigit” selama masa yang dikehendak Allah, kemudian Ia akan
mencabutnya ketika Ia menghendakinya. (4) Kemudian akan muncul “raja yang diktator” selama
masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketiaka Ia menghendakinya. (5)
kemudian akan muncul (lagi) khilafah sesuai dengan sistem kenabian …”

Menurut para ulama, sekarang merupakan periode keempat, yaitu periode “raja yang diktator”.
Namun kita tidak tahu kapan Allah akan mencabutnya, sehingga munculah kembali kekhalifaan
uamt Islam.

A. Definisi Imamah

Imam menurut bahasa dan Al-Qur’an ialah setiap orang yang dianut oleh suatu kaum, baik
mereka berada di jalan yang lurus ataupun sesat. (QS.al-Furqan:74, al-Baqarah:124, al-
Qashash:41, al-Isra’:71).

Imamah menurut para ahli tafsir ialah kepemimpinan umum dalam agama dan dunia sebagai
pengganti (khalifah) dari Nabi saw, atau yang juga disebut Imamah kubra. Sedangkan imam
sholat, imam masalah hadits atau fiqih disebut imamah sughra.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan pendapat para ulama bahasa, tafsir, dan aqidah tersebut,
jelas semuanya sepakat bahwa imam adalah lafadz yang berarti kepemimpinan tertinggi diantara
mereka; keatas pundaknya diletakkan tanggung jawab kebaikan mereka dalam agama dan dunia.

B. Hukum Mengangkat Imam

Hukum mengangkat imam adalah wajib dan bahwa umat pun wajib tunduk kepada seorang
imam yang adil yang menegakkan hukum-hukum Allah dan Sunnah Rasul-Nya.(QS.an-Nisa’:59)
Dengan penetapan kaidah ini, maka menegakkan imamah termasuk fardu kifayah, sebagaimana
telah disebutkan oleh Abul Hasan al-Mawardi,”appabila telah pasti wajibnya menegakkan
imamah, maka kewajibannya adalah wajib kifayah sebagaimana jihad. Yakni seluruh umat
ditumtut untuk menegakkannya. Jika umat telah menegakkannya, dengan diperintahnya umat ini
oleh seorang khalifah dan seluruh wilayah di dunia islam ini menjadi negara-negara dan bangsa-
bangsa yang memberikan loyalitas kepada khalifah tersebut, maka imamah ‘uzhma yang
merupakan fardhu kifayah telah ditegakkan secara sempurna.

C. Syarat-Syarat Imam Atau Khalifah

(1) ‘Adalah (kesempurnaan secara moral) berikut semua persyaratan

(2) Ilmu yang dapat mengantarkan kepada ijtihad dalam berbagai kasus dan hukum

(3) Sehat Jasmani

(4) Mempunyai pandangan yang bijak

(5) Memiliki ketegasan dan keberanian

(6) Keturunan Quraisy, namun untuk syarat yang ke tujuh ini masih banyak perdebatan.
Menurut Ibnu Hajar, orang Quraisy diistimewakan dalam kepemimpinan karena keistiqomahan
mereka kepada agama Allah SWT. Namun apabila terdapat orang yang lebih mampu daripada
orang Quraisy, maka ia harus diutamakan ketimbang orang Quraisy. Karena sebagaimana yang
disabdakan Rasulullah :

Dari Anas ra, ia berkata: bersabda Rasulullah saw, “Dengarlah dan taatlah, sekalipun kamu
dipimpin oleh seorang budak Habasyi yang berambut seperti anggur kering.” (HR.Bukhari

Hal yang perlu kita ingat adalah, Allah akan menciptakan kepemimpian. Hal ini agar orang-
orang yang ingin mengembalikan khilafah kepada umat islam dapat menuju kepada-Nya. Firman
Allah :

“dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik.”
I. UMAT

A. Umat Islam

Umat islam adalah setiap jama’ah yag disatukan oleh sesuatu hal; satu agama, satu zaman, atau
satu tempat, yaitu islam. Baik faktor pemersatu itu dipaksakan ataupun berdasarkan atas
pilihan/kerelaan.

Umat Islam tidak dibatasi oleh batas geografis. Karena sesungguhnya seluruh yang ada dilangit
dan bumi ini hanyalah kepunyaan Allah SWT, sebagaimana yang Allah SWT firmankan:

“Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. dan kepada Allah-lah kembali (semua
makhluk).” (An-Nur:42)

Dan Allah SWT menyerahkan kekuasaan kerajaannya di bumi ini hanya kepada orang-orang
yang beriman. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka
bumi, ..” (An-Nur:55)

Jadi pada hakikatnya seluruh bumi ini merupakan tanah air umat Islam, setiap pendudukan oleh
orang kafir merupakan perampasan secara tidak sah atas hak umat Islam.

Selain tidak dibatasi geografis, yang juga harus kita pahami bahwa umat Islam bukanlah hanya
umat Muhammad saw. Melainkan mulai dari manusia pertama : Adam as dan Hawa as, sampai
akhir zaman nanti. Namun umat Islam dibagi menjadi dua periode, yaitu periode sebelum
Muhammad saw dan periode setelah Muhammad saw, serta dibagi dalam dua golongan, yaitu
pertama, golongan yang menerima Islam secara menyeluruh dan yang kedua, golongan yang
tidak mau menerima dan menyambut dakwah rasulullah dan masuk kedalam islam hanya
sebagian-sebagian saja.

B. Karakteristik Umat Islam

1. Aqidah yang bersih dari segala kemusyrikan, dan pengakuan terhadap keesaan Allah dalam
uluhiyah dan Rububiyah, dan nama-nama serta sifat-sifat-Nya (QS.ar-Ra’du : 36);

2. Aqidahnya yang bersifat komprehensif dan menyeluruh (QS.al-An’am:162, al-


Baqarah:208 );

3. Manhaj yang bersifat Rabbani secara murni (QS.Al-Hijr:9);

4. Kesempurnaan manhajnya (QS.al-An’am:16, an-Najm:3-4, an-Nahl:89, al-Haqqah: 44-46);

5. Prinsip pertengahan dan keadilan dalam segala persoalan (QS.al-Baqarah:143).


C. Unsur Kesatuan Umat Islam

1. Kesatuan Aqidah;

2. Kesatuan ibadah (QS.adz-Dzariyat:56);

3. Kesatuan adat dan perilaku (QS.al-Ahzab:21);

4. Kesatuan sejarah;

5. Kesatuan bahasa;

6. Kesatuan jalan (QS.al-Fatihah:6-7);

7. Kesatuan dustur/sumber undang-undang yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah (QS.an-


Nisa’:65,al-An’am:162-163);

8. Kesatuan pimpinan.

Anda mungkin juga menyukai