Anda di halaman 1dari 21

A.

Tentang Rasulullah SAW


1)

Masyarakat Arab Jahiliyah Periode Mekkah


Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat

Arab Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam
bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang
jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul
terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau
agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka
letakkan di Kabah (Baitullah = rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala
yang termahsyur bernama: Maabi, Hubai, Khuzaah, Lata, Uzza dan Manar.
Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah
malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabiin.
2)

Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul


Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi

pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau


sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun.
Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah.
Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai
dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama
kali yakni Al-Quran Surah Al-Alaq, 96: 1-5.

Artinya
: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan.Dia
telah
menciptakan
manusia
dari
segumpal
darah.Bacalah,dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manuisa apa yang
tidak diketahuinya.(QS:96:1-5)
Turunnya ayat Al-Quran pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan
Nuzul Al-Quran.

Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-Alaq: 15) turun pula Surah Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar
Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode
Mekah) selama 13 tahun (610-622 M), secara berangsur-angsur telah
diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-Quran sebanyak 4726 ayat, yang
meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah
dinamakan Surah Makkiyyah.

B. Ajaran Islam Periode Mekah


Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di
awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
1)

Keesaan Allah SWT


Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa
saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada
selain Allah SWT, yang menyamai-Nya ( QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4).

Umat
manusia
harus
beribadah
atau
menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Beribadah atau menyembah
kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya
haram, dan merupakan dosa yang paling besar (Q.S An-Nisa, 4: 48).

Surat an-Nis (4), Ayat: 48

Artinya
: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) jika Dia
(Allah) dipersekutukan dengan yang lain, dan Dia (Allah) mengampuni segala
dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar.
2)

Hari Kiamat sebagai hari pembalasan

Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia,


bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang
panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan
senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan
yang menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan
dan di alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal
yang memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada
Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat
siksa kubur dan dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai
macam siksaan. (Baca dan pelajari Q.S. Al-Qariah, 101: 1-11)

Artinya
: Hari Kiamat,apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu
apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang
bertebaram,dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.Dan
adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)-nya,maka dia berada
dalam kehidupan yang memuaskan.Dan adapun orang-orang yang ringan
timbangan (kebaikan)nya,maka tempat kembalinya adalah nerakah
Hawiyah.Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?(Yaitu) api yang
sangat panas.(Q.S. Al-Qariah, 101: 1-11)
3)

Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan

jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya


apabila selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa
atau meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya
apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa.
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya,
dan alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (Q.S. Asy-Syams, 91:
9-10).

Artinya
: Sesungguhnya beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
4)

Persaudaraan dan Persatuan


3

Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan,


bahkan

persaudaraan

landasan

bagi

terwujudnya

persatuan.Islam

mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka


dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan
rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: Tidak dianggap beriman seorang
Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai
dirinya. (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasai). Selain itu sesama umat
Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan
sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling
menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa
diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk
memberikan pertolongan kepada saudaranya yang duafa, yakni para fakir
miskin dan anak-anak yatim telantar (Q.S. Al-Maun, 107: 1-7).

Artinya
: Apakah engkau melihat orang yang mendustakan catatan
kehidupan atau (agama)? Itulah orang yang menghardik anak yatim.Dan
tidak mendorong member makan orang miskin.Maka,cekalah orang-orang
yang salat!Mereka yang lalai dalam salat mereka.Mereka yang ingin
dilihat,dan tidak mau memberikan kebutuhan sehari-hari (kepada
sesamanya)

C.

Dakwah Rasulullah

Dakwah Rosulullah memiliki dua karakter yang disesuaikan dengan situasi


dan kondisi yang terdapat di lingkungan masyarakat Mekah. Syiar yang
dilakukan beliau antara lain adalah secara sembunyi-sembunyi dan secara
terang-terangan.
1) Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun
Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW
menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-

orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah:
Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari
kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal
serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu
Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman
(pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata
beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka
adalah:

Abdul Amar dari Bani Zuhrah

Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris

Utsman bin Affan

Zubair bin Awam

Saad bin Abu Waqqas

Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyisembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal
Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
2) Dakwah secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari
kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar
dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa
ayat Al-Quran Surah 26: 214-216.
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain
sebaga berikut:
1. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk
menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau
banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari
kalangan

Bani

Hasyim

yang

sudah

masuk

Islam,

tetapi

merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Jafar bin Abu
Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama


yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Kabah untuk berkumpul
di Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan
diri masuk Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul
Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul
Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin
Khattab (581-644 M).
Rasulullah

SAW

menyampaikan

seruan

dakwahnya

kepada

para

penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota
Mekah yang masuk Islam antara lain:

Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.

Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.
Dakwah

Rasulullah

SAW

terhadap

penduduk

Yastrib

(Madinah).

Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan
Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13
orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi.
Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang
ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Baiatul
Aqabah. Isi Baiatul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam
Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain
itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar
berhijrah ke Yatsrib.

D. Strategi Dakwah Rasulullah


Rasulullah

Saw

adalah

contoh

terbaik,

dalam

menggerakkan

dan

mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada


agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23
tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam,
yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah
menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang
6

mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23
tahun tersebut.
Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan yang paling
pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah ditinggalkan
manusia paling agung, yakni Muhammad Saw. Allah berfirman :

Serulah kepada Allah atas dasar basyiroh, aku dan orang-orang yang
mengikutiku. Maha suci Allah, aku tiada termasuk orang-orang musyrik
( Yusuf ;108 )
Beberapa mufassir memberikan keterangan, yang dimaksud ala
basyiroh pada ayat diatas adalah ala sunnah atau ala ilmin, maknanya:
dakawah kepada Allah hendaklah berdasar sunnah rasul-Nya. Perintah ini
sangatlah logis, sebab telah terbukti dalam lembar sejarah Muhammad Saw
sebagai rasul terakhir benar-benar telah berhasil dengan gemilang menjadikn
Islam sebagai rahmatan lil alamin. Dan tak berlebihan kalau kemudian
seorang peneliti barat Michael Hurt, menempatkan Muhammad Saw pada
urutan pertama dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh.
Pada tulisan ini, akan disajikan secara garis besar bagaimana rasulullah
Saw dalam meletakkan strategi dakwah, hingga pengaruhnya semakin
meluas sepanjang zaman. Fase Dakwah Rasulullah. Dalam catatan para
sejarawan, disepakati fase dakwah rasulullah secara global ada dua tahapan,
dakwah sirriyah dan dakwah jahriyyah. Dakwah sirriyah dijalaninya selama
kurang lebih 3 tahun di awal masa kenabian, sementara dakwah jahriyyah
diawali setelah Allah memerintahkan beliau dengan turunnya surat Al-Hijr
ayat ; 92.
Keberhasilan dakwah rasulullah yang paling menonjol pada masa dakwah
sirriyah, dapat diringkas ada 3 strategi penting dan sangat mendasar antara
lain :
1)

Dakwah dengan cara rekruitment ( ad-dawah alal isthifa )


Dari

sekian

banyak

masyarakat

quraisy,

yang

dibidik

pertama

rasulullah pada masa ini meliputi : dari kalangan wanita istrinya sendiri
Khadijah, dari kalangan remaja Ali bin Abi Thalib, dan dari kalangan pemuka
dan tokoh masyarakat adalah Abu Bakar As-shidiq. Ketiga tokoh ini memang
7

menjadi titik strategis dalam menentukan perjalanan dakwah rasulullah


berikutnya, terutama peran Khadijah yang mendukung total dakwah beliau
dengan pertaruhan total seluruh harta dan jiwanya, dan peran Abu Bakar
yang mampu melebarkan dakwah ke kalangan para elit quraisy. Menurut
keterangan seorang sejarawan yang bernama Ibnu Ishak, masuk Islamnya
Abu Bakar ( Ibnu Qohafah ) tak lama kemudian berhasil digandeng pemukapemuka quraisy ke dalam barisan dakwah rasulullah, antara lain : Utsman bin
Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam ,Saad bin Abi Waqas dan
Thalhah bin Ubaidillah. Keenam sahabat inilah yang memiliki peran penting
dalam membentuk generasi assabiquunal awwalun ( generasi pertama
Islam ).
2) Dakwah dengan memberdayakan kaum wanita.
Peran wanita di masa awal dakwah terus diberdayakan oleh rasulullah,
karena kaum wanita sesungguhnya memiliki kekuatan dahsyat, bila ini
diperdayakan untuk gerakan dakawah akan menghasilkan hasil yang sangat
pesat. Pada konteks ini, yang menjadi titik sentral adalah peran Khadijah
yang berhasil mendidik putri-putri Rasulullah , mendukung dakwah beliau.
Peran kedua dijalankan oleh Asma binti Abu Bakar , yang menjadi pahlawan
pada perjalanan hijrah beliau ke Madinah. Dari kedua wanita iilah secara
bertahap wanita-wanita terkemuka quraisy , masuk Islam diantaranya bibi
Rasulullah dari jalur bapaknya.
3)

Dakwah difokuskan pada pembinaan aqidah.


Pembinaan aqidah pada masa awal risalah difokuskan di rumah salah

seorang sahabat yang bernama Arqom bin Abil Arqom, di pinggiran kota
Makkah. Inilah tempat pendadaran dan penggemblengan sejumlah sahabat
utama rasulullah. Di rumah ini pulalah Umar bin Khattab diislamkan
Rasulullah. Di rumah ini pullalah sahabat Musab bin Umair dididik rasulullah,
yang nantinya sahabat ini dipercaya rasullah membuka dakwah di kota
Yastrib. Kemudian pada fase dakwah jahriyyah, point-point penting yang
mendorong keberhasilan dakwah rasulullah antara lain :
1. Dakwah kepada kerabat ( dawatul aqrobin ).
Media pertemuan-pertemuan keluarga dijadikan sarana rasulullah
untuk mengajak kaum kerabatnya yang tergolong kelas pemimpin di
mata masyarakat quraisy. Pada masa ini , berhasil direkrut dua paman
rasulullah yang menjadi pembela dakwah beliau , pertama Abu Thalib ,
8

meski belum mau menerima ajaran Islam , namun inilah palang pintu
utama rasulullah dalam menghadapi intimidasi kaum quraisy. Kedua ,
Hamzah bin Abdul Mutholib, selain telah menerima ajaran Islam ,
beliau inilah yang menjadi palang pintu kedua rasulullah dalam
menghadapi intimidasi dari Abu Jahl dan Abu Lahab. Ketokohan
Hamzah bin Abdul Mutholib dari sisi keparajuritan di mata masyarakat
quraisy, jelas memperkuat posisi dakwah rasul di Makkah saat itu.
2. Dakwah

dengan

menggunakan

media

umum

dakwah

ammah ).
Media media umum yang bisa dipergunakan untuk dakwah tak luput
dari perhatian rasulullah dalam menegakkan dakwah risalah. Pada
masa

ini

yang

perlu

digaris

bawahi

momentum haji oleh rasulullah

untuk

adalah

dipergunakannya

dakwah, hingga berhasil

bergabung dalam barisan dakwah beliau 12 orang dari suku Aus dan
Khazroj dari Madinah pada musim haji. Pada musim haji berikutnya, 12
orang ini membawa 70 orang dari Madinah yang bersedia masuk Islam
dan setia membela rasul dalam perjuangan dakwahnya. Peristiwa inilah
yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Baaitul aqobah pertama
dan Baaitul aqobah kedua.
3. Dakwah dengan tulisan ( surat )
Rasulullah tidak meninggalkan peran dunia tulis menulis dalam
dakwahnya, meskipun beliau ditakdirkan sebagai seorarng yang buta
huruf, lewat para sahabatnya beliau menggunakan tulisan untuk
menjangkau

sasaran

dakwah

yang

sangat

jauh.

Seperti

beliau

mengirim surat kepada para raja, untuk diajak beriman kepada Allah.
Diantaranya yang berhasil masuk Islam adalah raja Najasi di Habasyah
( Ethiophia Afrika ), yang dalam perjalanan dakwah Islam raja Najasyi
kontribusinya tidak kecil. Kegiatan tulis menulis inilah yang dikemudian
hari dikembangkan oleh para sahabat beliau dan para tabiin untuk
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh pelosok dunia. Bahkan di
kalangan sahabat dan tabiin, hampir semua ulama meninggalkan
karya yang bisa dibaca dan diwriskan pada generasi berikutnya. Itulah
beberapa point-point penting yang bisa disajikan dalam tulisan singkat
ini, tentunya tak mungkin kita bahas semua strategi dakwah rasulullah
pada kesempatan ini, karena terbatasnya waktu dan kesempatan.
9

Namun yang paling penting bagaimana kita bisa meneladani strategi


dakwah beliau , di era abad informasi ini, guna terus menggelorakan
dakwah Islam di muka bumi ini.

E.Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah


Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah
menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW,
yakni:
1. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan
dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang.
Mereka

mempertahankan

masyarakat.

Mereka

juga

tradisi
ingin

hidup

berkasta-kasta

mempertahankan

dalam

perbudakan,

sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.


2. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya
kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat,
karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
3. Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat
meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan
leluhur mereka.
4. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan
dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah
Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:

Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah,

Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa


oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.

Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar

permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir


Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat
Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan
terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya
Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke
10

dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah
(Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan.
Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena
menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah
satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka
meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah
yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Jafar bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah
SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad
SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan
Khadijah disebut amul huzni (tahun duka cita).

F. Faktor Faktor yang Mendorong


Quraisy Menentang Seruan Islam

Kaum

Sebab-sebab yang mendorong kaum Quraisy menentang agama Islam dan


kaum Muslimin, yaitu sebagai berikut :
1) Persaingan berebut kekuasaan
Kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan,
atau antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada
agama Muhammad adalah berarti tunduk kepada kekuasaan Bani Abdul
Mutthalib.
Bagi kaum Quraisy untuk menyerahkan pimpinan kepada Muhammad,
karena menurut mereka berarti suku-suku bangsa Arab akan kehilangan
kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat.
2) Persamaan antara hak bangsawan dan hamba sahaya
Bangsa Arab hidup berkasta-kasta. Tiap-tiap manusia digolongkan kepada
kasta yang tidak boleh dilampauinya. Tetapi, seruan memberikan hak sama
kepada manusia. Hak sama ini adalah suatu dasar yang penting dalam
agama Islam. Hamba sahaya itu dipandang lebih mulia dari tuannya apabila
lebih bertakwa dari tuannya itu.
11

3) Takut dibangkitkan kembali


Agama islam mengajarkan bahwa pada hari kiamat manusia akan bangkit
dari kuburnya, dan semua perbuatan manusia akan dihisab. Oleh yang
berbuat baik, kebaikannya itu akan dibalas sebagaimana orang yang berdosa
akan

disiksa,

karena

kejahatan-kejahatan

dan

dosa-dosanya.

Manusia

diharapkan kembali dalam keadaan tiada mempunyai kekuasaan dan


pengaruh. Kemudian diadakan perhitungan terhadap segala perbuatannya
dengan adil, hemat, dan cermat. Gambaran inilah yang mendorong mereka
menolak agama baru itu yang menyebabkan mereka tidak mau mengikuti
dan menganutnya. Gambaran ini adalah gambaran keadilan yang tidak
diinginkan oleh tiap-tiap penganiaya. Gambaran pertanggungan jawab yang
amat ditakuti oleh orang-orang yang berdosa.
4) Taklid kepada nenek moyang
Taklid kepada nenek moyang secara membabi buta, dan mengikuti
langkah-langkah mereka dalam soal-soal peribadatan dan pergaulan adalah
suatu kebiasaan yang berurat berkat pada bangsa Arab.
5) Patung sebagai komoditi perdagangan
Orang Arab zaman dahulu, ialah memahat patung yang menggambarkan
al Lata, al Uzza, Manat, dan Hubal. Patung-patung itu mereka jual kepada
jamaah-jamaah haji. Agama Islam melarang menyembah, memahat, dan
menjual patung. Saudagar-saudagar patung memandang agama Islam
sebagai penghalang rezeki, dan akan menyebabkan perniagaan mereka mati
dan lenyap. Penjaga-penjaga Kabah pun merasa pula bahwa mereka akan
kehilangan kekayaan dan pengaruh, dahulu mereka peroleh karena mengabdi
kepada patung-patung, dan melayani orang-orang yang datang ke Mekkah
untuk mengunjungi patung-patung itu.

G. Hambatan dan Rintangan Dakwah Islam Nabi


Muhammad SAW
Hambatan dan rintangan dakwah islam rasulullah sangatlah berat, baik
tergambarkan dalam ayat-ayat alquran maupun dalam beberapa hadist
beliau :
12

Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi


gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai
menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad
saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan
mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw.
agar tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa
untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy tersebut.
Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar
bersedia

menghentikan

kegiatan

dakwahnya

karena

banyak

tokoh

masyarakat kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak berhasil


membujuk Nabi Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun
permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: Wahai
pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan
bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan
mau berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku
binasa dalam perjuangan.
Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus
berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan
sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya saja ia berpesan agar
waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha menghindari
ancaman masyarakat Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi
Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah
karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib.
Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap keluarga dan para
sahabat Nabi.
Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus
memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib
kembali sambil mengancam. Mereka berkata: Hai Abu Thalib, kamu sudah
tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau
hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah. Tetapi ancaman itu
juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad
saw.

sudah

bulat

untuk

terus

melaksanakan

dakwah

Islam

kepada
13

masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa. Hambatan dan


Rintangan Dakwah Nabi Muhammad saw.
Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya
pemimpin

masyarakat

Quraisy

lainnya

menjumpai

Abu

Thalib

untuk

membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu. Kali ini


bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia menawarkan seorang
pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya dengan
Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: Hai Abu Thalib, Muhammad
saya tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan
Muhammad kepada kami untuk kami bunuh.
Mendengar ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan
suara lantang: Hai orang kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak
takut! Kemudian Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim untuk
meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari ancaman dan
penganiayaan kafir Quraisy.
Setelah gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu
Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah Ibnu Rabiah untuk membujuk
Nabi Muhammad saw. agar menghentikan dakwahnya. Untuk itu, ia
menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw. Lalu ia berkata:
Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup
menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya
sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita
cantik, saya sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu
mau menghentikan kegiatan dakwah islam-mu.

H. Akhir Periode Dakwah Rasulullah Di Kota


Mekah
Dengan berpindahnya Nabi saw dari Mekkah maka berakhirlah periode
pertama perjalanan dakwah beliau di kota Mekkah. Lebih kurang 13 tahun
lamanya, Beliau Beliau berjuang antara hidup dan mati menyerukan agama
Islam di tengah masyarakat Mekkah dengan jihad kesabaran, harta benda,
jiwa dan raga.

14

Sebelum memasuki Yatsrib, Nabi saw singgah di Quba selama 4 hari


beristirahat, Nabi mendirikan sebuah masjid quba dan masjid pertama dalam
sejarah Islam. Tepat pada hari Jumat 12 Rabiul awal tahun 1 Hijrah bertepatan
pada 24 September 6 M. Merekamendapat sambutan penuh haru, hormat,
dan kerinduan diiringi puji-pujian dari seluruh masyarakat Madinah. Nabi saw
mengadakan shalat Jumat yang pertama kali dalam sejarah Islam dan
Beliaupun berkhotbah di hadapan muslimin Muhajirin dan Anshar.
Sejak Saat itu, Kota Yastrib berubah namanya menjadi Madinah Nabi
(Madinah Rasul) selanjutnya kota itu disebut Madinah. Orang-orang yang
pindah atau hijrah mendapat sebutan kaum Muhajirin artinya pendatang.
Adapun penduduk asli disebut Anshar artinya pembela. Adapun penduduk
kota Madinah itu sendiri terdiri dari dua golongan yang berbeda, yaitu :
1. Golongan Arab yang berasal dari selatan yang terdiri dari suku Aus dan
Khazraj
2. Golongan yahudi, yaitu orang-orang Israel yang berasal dari utara
(Palestina). Kebiasaan orang-orang Yahudi ini selalu membanggabanggakan diri pada penduduk asli dan sering mengadu domba antara
suku Aus dan Khazraj sekadar mengambil keuntungan dari hasil
penjualan senjatanya.
Peristiwa hijrah ini amat penting artinya bagi Islam dan kaum muslim
karena hijrahnya Nabi SAW dari Mekah ke Madinah dijadikan sebagai awal
permulaan tahun Hijriyah. Dengan hijrahnya kaum muslim, terbukalah
kesempatan bagi Nabi SAW untuk mengatur strategi membentuk masyarakat
muslim yang bebas dari ancaman dan tekanan. Beberapa strategi dalam hal
tersebut adalah mengadakan perjanjian saling membantu antara kaum
muslim dengan kaum nonmuslim dan membangun kerja sama, baik dibidang
poitik,

ekonomi,

sosial,

serta

dasar-dasar

daulah

Islamiyah.

Dakwah

Rasulullah periode Madinah dapat mewujudkan masyarakat muslim di


Madinah yang adil dan makmur sehingga menjadi prototipe masyarakat ideal
atau yang sering disebut masyarakat madani. Beliau juga turut berjuang
dalam memelihara dan mempertahankan masyarakat yang dibinyanya itu
dari segala macam tantangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar.

I. Sikap dan Perilaku


15

Sikap dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasulullah SAW antara lain :
1. mengimani dengan sebenar-benarnya bahwa Muhammad saw adalah
rasul dan nabi penutup para nabi
2. Mencintai Rasullulah saw
3. mensosialisasikan sunnah Nabi saw
4. Gemar dan senang membaca buku sejarah nabi-nabi
5. Memelihara silaturahmi dengan sesama manusia
6. Berkunjung ke tanah suci Mekkah atau Madinah untuk melihat/ menapak
tilas perjuangan Nabi Muhammad saw
7. Mempelajari dan memahami Al Quran dan hadis-hadisnya
8. Senantiasa berjihad dijalan Allah
9. Aktif/ikut serta dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari-hari
besar Islam
10. Merawat dan melestarikan tempat ibadah (masjid)
11. Menekuni dan mempelajari warisan Nabi saw

J. Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah


Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode
Mekah, antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang
menegakkan agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan
risalah dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk
(hidayah), bahkan kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan
terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah:
214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai
menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang
tanpa menimbulkan kebosanan (QS An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah.
Artinya, Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari
adalah

teladan

yang

baik,

terutama

terhadap

ajaran

Islam

yang

didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang
hak dan persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
16

h. slam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan


i.

pemberantas perbudakan.
Melalui penghapusan perbudakan,

maka

siapapun

manusia

status

derajatnya di mata Allah adalah sama.

Kesimpulan
Ketika menginjak usia 40 tahun, tepatnya malam 17 Ramadhan atau 6
Agustus 610 M, di waktu Muhammad Saw. sedang berkontemplasi di Gua
Hira, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dan menyuruh Muhammad saw.
untuk membacanya, yaitu surat AlAlaq ayat 1-5.
Rasulullah

Saw

adalah

contoh

terbaik,

dalam

menggerakkan

dan

mengelola dakwah. Keberhasilannya dalam mengajak manusia kepada


agama Allah, terhitung spektakuler. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu 23
tahun beliau berhasil mengajak seluruh bangsa Arab dalam pelukan Islam,
yang imbasnya secara alamiah dari generasi ke generasi Islam telah
menyebar ke seantero jagad. Jumlah populasi muslim dunia ,kini yang
mencapai kurang lebih 1.5 milyar tak lepas dari kiprah beliau selama 23
tahun tersebut. Bahasan di seputar keberhasilan dakwah, tak ada rujukan
yang paling pantas kecuali merujuk pada warisan sunnah yang telah
ditinggalkan manusia paling agung, yakni Muhammad Saw.
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah
saw. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para
pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka
yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi dengan
kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti
sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan
kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi
kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah saw.

17

TUGAS AGAMA
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW
PERIODE MEKAH

OLEH :

M. Adhytia Wana Putra Rahmadhan


Nafira Dara Ardhanie
Mujahidah Hasibuan
M. Daffa Rivano
Nanda Azizah

KELAS X MIPA 2

SMA NEGERI 5 KOTA BENGKULU


2015
18

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala berkat dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Pendidikan Agama
Islam yaitu menulis makalah yang berjudul Sejarah Dakwah
Rasulullah SAW Periode Mekah tepat pada waktunya.
Adapun tujuan menulis makalah yang berjudul Sejarah Dakwah
Rasulullah SAW Periode Mekah ini untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Agama yang diberikan oleh Bapak Nur Alwi, M. Pd
selaku guru Pendidikan Agama Islam.
Dalam
terimakasih

kesempatan

ini

kami

selaku

penulis

mengucapkan

kepada Bapak Nur Alwi, M. Pd yang telah membimbing

dan memberi petunjuk kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.


Tak lupa pula, kepada orang tua kami yang telah memberikan fasilitas
laptop untuk membuat makalah ini dan yang telah memberikan doa
mereka sehingga tugas ini terselasaikan. Dan kepada pihak-pihak yang
lain yang tidak dapat disebutkan semuanya, kami mengucapkan
terimakasih telah membantu kami dalam makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah Dakwah
Rasulullah SAW Periode Mekah ini penulis menyadari, bahwa masih
banyak

terdapat

kelemahan

maupun

kekurangannya.

Hal

itu

disebabkan karena kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang


terbatas pada penulis. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis
mohon kepada pembaca untuk memberikan kritik maupun saran yang
bersifat membangun agar kedepannya penulis dapat memperbaikinya.

Bengkulu, September 2015

19

Penulis

DAFTAR ISI
KATA

PENGANTAR

...................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................
A. Tentang
B. Ajaran

Rasulullah

SAW

............................................................................................
1
Islam
Periode
Mekah

......................................................................................
C. Dakwah

2
Rasulullah

..................................................................................................
4
D. Strategi Dakwah Rasulullah................................................................................
6
E. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
..................................

F. Faktor Faktor yang Mendorong Kaum Quraisy Menentang Seruan Islam


........,,.
G. Hambatan

10
dan

Rintangan

Dakwah

Islam

Nabi

Muhammad

.............................

SAW
11

H. Akhir Periode Dakwah Rasulullah Di Kota Mekah


.......................................................
I. Sikap

dan

13
Perilaku

..................................................................................................... 14
J. Hikmah
Sejarah
Dakwah
Periode
Mekah
....................................................................
KESIMPULAN

14

....................................................................................................... 15

20

ii

21

Anda mungkin juga menyukai