Anda di halaman 1dari 84

Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN

Bidang Keahlian : Teknik Otomotif

Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Penyusun :
Muhammad Agung K.H, S.Pd

2019

Perbaikan Sistem Kelistrikan i


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

KATA PENGANTAR

Penerapan kurikulum 2013 mengacu pada paradigma belajar kurikulum


abad 21 menyebabkan terjadinya perubahan, yakni dari pengajaran (teaching)
menjadi pembelajaran (learning), dari pembelajaran yang berpusat kepada guru
(teachers-centered) menjadi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik
(student-centered), dari pembelajaran pasif (pasive learning) ke cara belajar
peserta didik aktif (active learning-CBSA) atau Student Active Learning-SAL.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
tersusunnya buku teks ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku teks
untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Studi Teknik Otomotif
Modil ini disusun berdasarkan tuntutan paradigma pengajaran dan
pembelajaran kurikulum 2013 diselaraskan berdasarkan pendekatan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar kurikulum abad 21, yaitu
pendekatan model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses
sains.

Penyajian modul ini disusun dengan tujuan agar supaya peserta didik
dapat melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh
para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik),
dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandiri
Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas
keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan
karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.

Penyusun

Perbaikan Sistem Kelistrikan ii


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Deskripsi ................................................................................. 1
B. Prasyarat ................................................................................ 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................. 2
D. Tujuan Akhir............................................................................ 2
E. Kompetensi ............................................................................. 3
F. Cek Kemampuan .................................................................... 4
BAB II. PEMBELAJARAN .................................................................... 5
A. Rencana Belajar Siswa ........................................................... 5
B. Kegiatan Belajar. .................................................................... 6
BAB III. EVALUASI .............................................................................. 73
A. Instrumen Penialain ................................................................ 73
BAB IV. PENUTUP .............................................................................. 74
A. Simpulan ................................................................................. 74
B. Saran ...................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76

Perbaikan Sistem Kelistrikan iii


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Dalam melakukan pekerjaan perbaikan kendaraan, ada beberapa pekerjaan


yang dapat dilakukan dengan mudah dan ada yang sukar. Pada umumnya untuk
pertama kali agak kesulitan dalam melakukan perbaikan pada sistem
kelistrikan,karena semua peralatan pada sistem tersebut digerakkan oleh listrik
yang tidak dapat dilihat dengan mata manusia. Maka perlu menggunakan alat
bantu untuk perbaikannya.

Alat bantu perbaikan sistem kelistrikan dapat dikelompokkan dalam dua


kelompok :
1. Alat untuk mendiagnosa (mendeteksi).
2. Alat untuk menservise
Alat tersebut kebanyakan memerlukan sumber listrik dalam
pengoperasiannya. Dalam modul ini akan dibahas beberapa alat deteksi
kerusakan yaitu : kabel penghubung (jumper wire), lampu test (test lamp),
AVO (Amper meter, Volt meter, Ohm meter).

Perbaikan Sistem Kelistrikan iv


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

B. Prasyarat

Dalam mempelajari modul tentang Perbaikan Sistem Kelistrikan,


hendaknya para peserta didik telah memiliki kemampuan-kemampuan
minimal yang mendukung untuk memudahkan proses belajarnya.
Adapun kemampuan spesifik minimal yang dapat mendukung adalah :
1. Peserta didik mengetahui peralatan yang digunakan (tool set),
menggunakan alat-alat tertentu yang biasa disebut dengan SST (Special
Service Tool) dalam pemeliharaan / servis.
2. Peserta didk mengetahui dasar- dasar kelistrikan.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Modul dengan judul “Perbaikan Sistem Kelistrikan” ini dibuat untuk


digunakan bagi siswa SMK jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.

Proses pembelajaran dalam modul ini, kita bagi dalam beberapa kegiatan
belajar. Mulai kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan seterusnya.
Kegiatan belajar bisa dimulai dari kegiatan belajar 1 dan seterusnya, tetapi bisa
juga sesuai kebutuhan, bagian kegiatan belajar mana yang diinginkan (lebih
fleksibel). Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses
belajar sebaiknya digunakan benda asli (peraga). Karena pembahasan modul ini
banyak yang bersifat abstrak, maka percobaan (Demonstrasi) dalam
penyampaian materi adalah sangat cocok.

Pembahasan dalam modul ini bersifat teori dan masih dasar, maka
diharapkan untuk kelanjutannya (praktek) bisa bergabung dengan modul-modul
lain yang ada hubungannya dengan modul ini.

D. Tujuan Akhir Pembelajaran


Setelah selesai mempelajari serta mempraktekkan modul ini diharapkan
siswa / pembaca dapat :
1 Menggunakan peralatan perbaikan Sistem Kelistrikan.
2 Merawat peralatan perbaikan Sistem Kelistrikan.

Perbaikan Sistem Kelistrikan v


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

E. Kompetensi
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

3.1 Mendiagnosis ➢ Sistem/ komponen • Prinsip kerja sistem • Mempelajari


kerusakan system diuji tanpa kelistrikan otomotif. prinsip kerja,
kelistrikan menyebabkan • Prosedur konstruksi dan
kerusakan terhadap pengukuran dan komponen sistem
komponen/ sistem pengujian kelistrikan melalui
lainnya. kelistrikan. penggalian
➢ Informasi yang • Jenis kerusakan informasi pada
benar diakses dari sistem kelistrikan buku manual.
spesifikasi pabrik dan metoda • Mempelajari
dan dipahami. perbaikannya. prosedur
➢ Tes/ pengujian • Standar prosedur pemeriksaan
dilakukan untuk keselamatan kerja. sistem kelistrikan
menentukan melalui buku
kesalahan/ manual.
kerusakan dengan • Melaksanakan
menggunakan pemeriksaan
peralatan dan rangkaian sistem
teknik yang sesuai. kelistrikan untuk
➢ Mengidentifikasi menentukan
kesalahan dan keruakan dengan
menentukan menggunakan alat
langkah perbaikan sesuai standar
yang diperlukan. bengkel otomotif.
➢ Seluruh kegiatan • Melaksanakan
dilaksanakan pengujian
berdasarkan SOP rangkaian sistem
dan K3 kelistrikan untuk
menentukan
gangguan dengan
menggunakan alat
sesuai standar
bngkel otomotif.

2. Memperbaiki ➢ Perbaikan ringan • Prinsip kerja sistem • Mempelajari


system kelistrikan pada rangkaian kelistrikan otomotif. prosedur
kelistrikan • Prosedur perbaikan sistem

Perbaikan Sistem Kelistrikan vi


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

dilaksanakan tanpa pengukuran dan kelistrikan otomotif


menyebabkan pengujian sesuai SOP
kerusakan terhadap kelistrikan. dengan mengkaji
komponen atau • Jenis kerusakan informasi dari buku
sistem lainnya. sistem kelistrikan spesifikasi pabrik.
➢ Informasi yang dan metoda • Melaksanakan
benar diaskes dari perbaikannya. prosedur
spesifikasi pabrik • Standar prosedur perbaikan ringan
dan dipahami. keselamatan kerja. pada rangkaian
➢ Perbaikan yang sistem kelistrikan
diperlukan, sesuai SOP.
penggantian • Melaksanakan
komponen dan penggantian
penyetelan komponen
dilaksanakan rangkaian sistem
dengan kelistrikan sesuai
menggunakan dats pabrik.
peralatan, teknik • Menguji coba kerja
dan material yang rangkaian sistem
sesuai. kelistrikan.
➢ Seluruh kegiatan
dilaksanakan
berdasarkan SOP,
undang- undang
K3, peraturan
perundang-
undangan dan
prosedur/ kebijakan
perusahaan.

F. Cek Kemampuan

Pertanyaan atau evaluasi :


1. Sebutkan macam-macam alat servis sistem kelistrikan !

Perbaikan Sistem Kelistrikan vii


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

BAB II PEMBELAJARAN

A. Rencana Pembelajaran Siswa

No Hari-Tanggal Jam Jenis Kegiatan Tempat


Pelaksanaan
1. ………………… …. JAM • Memahami prinsip kerja, Lab Otomotif
mempelajari konstruksi
………………...
dan komponen sistem
kelistrikan otomotif melalui
penggalian informasi pada
buku manual.

2. ………………… …. JAM • Memahami prosedur Lab. Otomotif


pemeriksaan dan
…………………
pengujioan sistem
kelistrikan otomotif melalui
informasi buku manual.

3. ………………… …. JAM • Memeriksa gangguan Lab Otomotif


pada sistem kelistrikan
…………………
otomotif.

4. ………………… …. JAM • Mempelajari prosedur Lab Otomotif


perbaikan sistem
…………………
kelistrikan otomotif sesuai
spesifikasi pabrik.

5. ………………… …. JAM • Melakukan prosedur Lab Otomotif


perbaikan ringan sesuai
…………………
SOP.

6. ………………… …. JAM • Melakukan penggantian Lab Otomotif


komponen sesuai
…………………
spesifikasi pabrik.
7. ………………… …. JAM • Melakukan pengujian Lab Otomotif
sistem kelistrikan otomotif.
…………………
8. ………………… …. JAM • Evaluasi Praktik Lab Otomotif
…………………
9. ………………… …. JAM • Evaluasi Akhir Lab Otomotif
…………………

Perbaikan Sistem Kelistrikan viii


Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

B. Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran 1 :
MENGGUNAKAN SERTA MERAWAT KABEL PENGHUBUNG
Menggunakan Serta Merawat Kabel Penghubung
(JUMPER WIRE) (Jumper Wire) Dan Lampu
Test (Test Light)
DAN LAMPU TEST (TEST LIGHT)

1. Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini diharapkan siswa /


pengguna dapat :
- Mempergunakan kabel penghubung untuk mendiagnosis kerusakan pada
salah satu sistem kelistrikan.
- Mempergunakan test lamp untuk mendiaknosa suatu sambungan.
- Mengerti prinsip-prinsip perawatan jumper wire dan test light.

2. Uraian Materi

2.1 Kabel Penghubung (jumper wire)

Salah satu alat deteksi dalam perbaikan Sistem Kelistrikan suatu


kendaraan yang sangat sederhana dan juga sangat penting adalah kabel
penghubung (jumper wire). Kabel penghubung dibuat dari kabel dengan
beberapa ukuran panjang pendeknya, dimana kedua ujung kabel
dipasang penjepit (jepit buaya) .

Gambar 1.1 jumper wire.

Page 1
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.1.1 Cara Penggunaan

Sambungkanlah salah satu ujung kabel pada kutub positif baterai dan
anda mempunyai sumber listrik sebesar 12 Volt. Gunakan untuk bola
lampu, Motor atau alat-alat yang memerlukan tenaga sebesar 12 V.

Gambar 1.2 Pengetesan bola lampu

Prinsip kerja dari kabel penghubung, adalah sama dengan pemberian arus
secara langsung lewat kabel penghubung tersebut atau menyambung
secara langsung jalur diantara kedua ujung jepit buaya pada kabel
penghubung.
Bila suatu sirkuit sistem kelisrtrikan mati atau ada gangguan, sebagai
contoh lampu pada sistem tersebut mati. Kita bisa menggunakan kabel
penghubung untuk mencari kerusakan pada sistem tersebut.
Lakukanlah pemeriksaan dengan kabel penghubung seperti gambar 1.3 kita
akan mendapatkan lampu menyala bila ada gangguan pada komponen
sekring atau saklar.

Page 2
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Gambar 1.3 Pengetesan suatu sambungan.

Untuk lebih detailnya anda bisa melakukan pemeriksaan perkomponen


(fuse dan saklar).

Teknik yang serupa bisa anda lakukan pada Sistem Kelistrikan jenis yang
lain. Misal Sistem Starter, sistem penerangan sistem pengisian dan sistem
kelistrikan lain.

2.1.2 Perawatan Kabel Penghubung.

 Perlu diperhatikan dalam proses penghubungan, bila salah satu ujung kabel
penghubung sudah menempel pada terminal (+) jangan menjatuhkan ujung
kabel penghubung yang lain.
Karena semua tempat yang kamu sentuh pada mesin atau body adalah
merupakan Ground kutub (-) baterai.
Percikan / bunga api besar dan arus listrik yang tinggi akan timbul, yang
dapat membakar kabel penghubung.

 Perhatikan ujung kabel yang menempel pada jepit buaya, biasanya suka
longgar atau lepas solderannya.

Page 3
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.2.Lampu tes (test light)


Lampu tes digunakan sebagai alat pemeriksa tegangan yang digunakan
pada komponen. Lampu tes dibuat dari tes pen untuk tegangan PLN,
dimana bagian lampu diganti dengan lampu sofiet interior mobil. Pangkalan
dari pada tes pen disambung kabel dengan ujung diberi jepit buaya.

2.2.1 Nama bagian dari lampu tes

Keterangan.
1 test probe.
2 Pegas penghantar.
3 Bola lampu sofiet 12V / 3 Walt.
4 Kabel penghantar.
5 Jepit buaya

Gambar 1.4 Lampu Tes.

2.2.2 Cara penggunaan.

Lampu tes disambung diantara beberapa jalur kabel atau terminal dan body
pada saat saklar rangkaian dalam keadaan ON. Terang atau tidaknya nyala
lampu, indikator secara kasar menunjukkan tegangan yang digunakan pada
rangkaian tersebut.
Pasang jepit buaya pada massa
(-) dan anda siap mendeteksi
suatu sambungan pada sirkuit
kelistrikan tersebut, dan anda
akan dapat menentukan kondisi
suatu sirkuit dengan melihat
Gambar 1.5 Pengetesan sambungan
nyala lampu.
dengan lampu tes

Page 4
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Lampu tes bisa juga


digunakan untuk mencari
hubungan singkat pada
ground, sebelumnya beban
dilepas dari hubungan lalu
letakkan lampu test seperti
gambar. Bila lampu test
Gambar 1.6 Pengetesan hubungan singkat menyala, indikator adanya
dengan lampu tes
hubungan singkat.

Masih banyak lagi kegunaan lampu test, cobalah terus maka akan
ditemukan kreasi-kreasi baru yang sangat menarik.
Nah selamat mencoba.

2.2.3 Perawatan lampu test.

 Jangan menggulung kabel lampu test yang bisa merusak atau memutuskan
dalamnya kabel atau solderannya.

 Perhatikan tegangan pada lampu test harus sama dengan tegangan sumber
baterai.

 Bila lampu test mati, periksa apakah bola lampu sofiet di dalam lampu test
putus, atau ada sambungan kabel yang kurang baik (perbaiki).

Page 5
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Lembar latihan :

1) Dalam suatu sistem penerangan (lampu kepala), terdapat gangguan (lampu


di rasakan redup ). Bagaimana cara pemeriksaan dengan kabel
penghubung?

2) Lakukan pemeriksaan pada sistem klakson dibawah dengan lampu test bila
klakson tidak bunyi.

Page 6
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Lembar jawaban.
1)

Nyalakan salah satu lampu kepala (dekat, jauh), lalu putus hubung kabel
penghubung. Bila ada perubahan nyala lampu berarti pada jalur + ke lampu
kepala terdapat rugi tegangan terlalu besar, yang membuat lampu jadi
redup.

2) Letakkan jepit buaya pada massa, lalu test pada bagian negatif klakson. Bila
lampu nyala kerusakan pada tombol, dan bila lampu mati, berarti kerusakan
pada klakson atau sekring.

Page 7
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pembelajaran 2:
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MULTI TESTER
(AMPERDan
Menggunakan METER, VOLT
Merawat MultiMETER, DAN OHM
Tester (Amper Meter,METER)
Volt Meter, Dan
Ohm Meter)

1. Tujuan khusus pembelajaran.


Setelah selesai mempelajari modul kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa /
pembaca dapat :
• Mempergunakan Multi tester untuk mengukur tegangan DC / searah.
• Mempergunakan Multi tester untuk mengukur tegangan AC / bolak-balik.
• Mempergunakan Multi tester untuk mengukur arus DC / searah.
• Mempergunakan Multi tester untuk mengukur tahanan.
• Mempergunakan Multi tester untuk memeriksa sambungan.
• Mengerti teknik-teknik perawatan.multi tester.

2. Uraian Materi.

Multi tester (AVO) adalah salah satu alat untuk mengetes kelistrikan.
Penggunaannya sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan baik DC
maupun AC, pengukuran arus, tahanan dan untuk memeriksa hubungan
kelistrikan dari suatu komponen.

Pada dasarnya ada 2 jenis Multi tester, tester model digital dimana
penunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan
tester model jarum (jarum analog) hasil pengukuran ditunjukkan oleh
sebuah jarum.

Pada modul ini hanya akan dibahas mengenai Multi tester model Analog.
Multi tester analog banyak macamnya dipasaran, tetapi prinsip
pengoperasiannya hampir sama semua. Maka disini kita ambil satu contoh
merk sanwa type YX 360 TRE.

Page 8
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Gambar 2.1 Multi Meter Analoq Gambar 2.2 Multi Meter Digital

Nama bagian-bagian Multi tester

Gambar 2.3 Nama bagian Multi Tester

Page 9
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.2 Pemeriksaan dan penyetelan skala nol (0).

Sebelum menggunakan sirkuit tester anda harus pastikan bahwa jarum


penunjuk ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala, bila tidak.
Putarlah skrup penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai
penunjuk tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri.
Sekali anda melakukan penyetelan pada skala nol (0), anda tidak
memerlukan pengecekan yang terlalu sering.

Gambar 2.4 Penyetelan Skala nol (0)

2.3 Mengukur Tegangan DC.

Daerah pengukuran tegangan DC adalah dari 0 – 1000 Volt. Hubungkan


kabel pengetesan (test lead) warna merah keterminal positif tester dan
kabel warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan range selektor pada
salah satu daerah DCV dengan pilihan
2.4 (0,5, 2,5, 10, 50, 250, 1000, Volt).
Lihat tebel dibawah.
Range Tegangan yang dapat di ukur
0,5 0 – 0,5 Volt.
2,5 0,5 – 2,5 Volt.
10 2,5 – 10 Volt.
50 10 – 50 Volt.
250 50 – 250 Volt.
1000 250 – 1000 Volt

Page10
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pemilihan range sangat menentukan keakuratan dari hasil pengukuran dan


keamanan alat. Bila range tester terlalu besar dengan tegangan yang diukur

akan berakibat tidak akurat (salah pembacaan). Bila range terlalu kecil
dengan tegangan yang diukur, akan berakibat tester rusak.

Maka kita harus bisa memperkirakan seberapa besar tegangan yang akan
kita ukur. Baru setelah itu kita posisikan range pada posisi di atas tegangan
yang diperkirakan tadi (tegangan yang mau diukur). Bila kita tidak tahu
berapa besar tegangan yang akan diukur lebih baik kita posisikan range
pada posisi yang besar lalu kalau penunjukkan jarum sedikit (sulit dibaca),
maka kita bisa mengurangi posisi range, begitu seterusnya sampai
penunjukkan jarum dapat dibaca dengan mudah.

Dimana cara pengukurannya dilakukan dengan memparalel alat ukur


dengan beban (tegangan beban yang mau diukur). Kabel yang berwarna
merah dari terminal positif Multi tester ke terminal positif dari sumber arus
dan kabel pengetes berwarna hitam dari terminal negatif Multi tester
dihubungkan ke terminal negatif dari sumber arus. Selanjutnya bacalah
tegangan pada skala DC dengan bantuan tabel dibawah ini.

Range position Skala yang dibaca Hasilnya kalikan dengan


0,5 V 50 X 0,01
2,5 V 250 X 0,01
10 V 10 X1
50 V 50 X1
250 V 250 X1
1000 V 10 X 100

Page11
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Daerah pembacaan
Range Position DC Volt

Gambar 2.5 Posisi range selektor Gambar 2.6 Pembacaan Skala


Pada DC Volt

Contoh
Posisi selektor pada 50V DC jarum akan menunjukkan posisi 12V DC
seperti terlihat pada gambar.

12 Volt

2.4 Mengukur tegangan AC.

Daerah pengukuran tegangan dari 0 – 1000 Volt, cara pembacaan sama


dengan pengukuran DC Volt, dan kabel pengetesan (tes lead) bisa dibolak
balik.Tentukan selektor pada posisi AC Volt.
Tabel dibawah ini untuk patokan dalam hal pemilihan Range.

Range Tingkat keakuratan dan batas max pengukuran


10 V 0 – 10 V
20 V 10 – 50 V.
250 V 50 – 250 V
1000 V 250 – 1000 V

Page12
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Bila sudah menentukan range pada posisi AC Volt. Kemudian hubungkan


kabel pengukur (test lead) secara paralel pada bagian yang akan diperiksa
dan bacalah skala VAC (ACV) yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk
dengan bantuan tabel dibawah ini.
Range position Skala yang dibaca Hasilnya kalikan dengan
AC 10 V AC 10 V 10 X1
AC 50 V 50 X1
AC 250 V ACV 250 X1
AC 1000 V 10 X 100

Range Position AC Volt Daerah pembacaan

Gambar 2.7 Posisi range selektor AC Gambar 2.8 Pembacaan Skala AC


Volt Volt

Contoh :
Pembacaannya adalah 220 Volt AC, sebab range selektornya di set pada
250 AC Volt.

220 Volt

Page13
2.6
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.5 Mengukur arus DC.


Untuk Multi tester type tersebut diatas hanya mempunyai daerah ukur
0-250 mA jadi maksimum pengukuran 250 mA. Supaya bisa dipakai untuk
arus yang lebih tinggi digunakan komponen bantu.

2.5.1 Mengukur arus DC dari 0-250 mA.


Setel selektor ke 250 mA DC kemudian putuskan arus listrik pada titik
tertentu pada komponen yang akan kita ukur (contoh titik positif) lalu
hubungkan secara seri dengan Multi tester dengan cara kabel pengukur
yang berwarna merah (dari terminal positif tester) ke terminal positif
sumber arus, dan kabel pengukur yang berwarna hitam (dari terminal
positif tester) ke terminal yang kita putus tadi., Skalanya DCA (ADC) yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
Daerah pembacaan
50 = 50 A 250 = 250 mA

Range Position DC mA

Gambar 2.9 Posisi range selektor Gambar 2.10 Pembacaan skala


DC mA DC mA

Page14
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Contoh :
Nilai pengukurannya adalah 175 mA, sebab selektor disetel pada 250 mA.

2.5.2 Mengukur Arus DC Lebih dari batas ukur.

 Pengertian dasar.
Alat ukur kumparan putar (Meter Moving Coil) dipakai untuk mengukur
2.7 arus dan beda potensial. Arus yang akan diukur dilewatkan dalam
sebuah kumparan yang ditaruh dalam suatu medan magnet.(lihat gambar
2). Makin besar arus yang lewat kumparan makin banyak kumparan
berputar. Kumparan akan kembali ke posisi nol akibat adanya 2 per
halus, yang juga dihubungkan dengan terminal-terminal. Sebuah jarum
penunjuk dipasangkan pada kumparan putar. Karena arus yang lewat
kumparan bertambah maka jarum penunjuk akan bergerak melewati
skala. Gerakkan penunjuk dari skala nol sampai skala penuh disebut
simpangan skala penuh (full scale deflection atau fsd) dari meter.

Multi meter yang mempunyai kemampuan pengukuran arus kecil dengan


tambahan rasistor shunt atau resistor paralel dapat dipakai untuk aliran
arus yang lebih besar. Sebuah Amper meter yang fsd-nya 250 mA
dengan tambahan resistor shunt akan dapat dipakai untuk arus sampai
2,5 atau bahkan 25 A.

Gambar 2.11 Meter kumparan putar.

Page15
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pikirkan rangkaian yang terlihat dalam gambar 2 12


Bila fsd meter 250 mA dan kita ingin
mengukur arus sampai 25000 mA
(2,5A), maka dibutuhkan sebuah
resistor shunt. Arus 250 mA akan
melewati meter dan sisa arus 2250 mA
(2,25A) akan lewat shunt. Nilai resistor
shunt akan menjadi 9 kali lebih kecil
dari pada resistor meter, karena shunt
membawa arus 9 kali lebih besar dari
pada Amper meter. Misalkan resistor
dari Ohm meter (Multi meter) adalah
10 , maka nilai resistor shuntnya Gambar 2 12 .Rasistor shunt dengan
adalah Amper meter.

10
= 1,11
9
Pembacaan skala tetap 250 mA
(dianggap 2,5 A) simpangan skala
penuhnya tetap 250 mA, supaya dapat
dibaca sampai 2,5 A. Multi meter harus
dipasang paralel dengan tahanan
shunt 1,11 Ohm. Gambar 2 13 Multi meter dengan
resistor shunt.
Untuk catatan bahwa fsd dari multi meter (ohm meter) setiap jenis berbeda,
maka resistor shunt hanya bisa dipakai khusus untuk ohm meter yang sudah
diukur fsd nya

pasangan

Gambar 2.14 resistor shunt hanya bisa dipakai untuk 1 multi meter.

Page16
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Contoh :
Pengukurannya adalah 2 A, sebab selektor pada 250mA menggunakan resistor
shunt (2,5A)

Page17
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Penting.

Sirkuit tester hanya mempunyai tahanan didalamnya (Internal resistor) yang


sangat kecil untuk mengukur arus listrik. Oleh karena itu sirkuit tester jangan
dihubungkan paralel pada beban saat mengukur arus listrik, karena dapat
merusak multi tester. Begitu juga saat mengukur arus listrik dalam beban besar
(melebihi batas ukur).

Gambar 2.15 Penempatan alat ukur yang salah.

Page18
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.6 Mengukur Tahanan.


2.6.1 Kalibrasi.
Sebelum mengukur tahanan, pertama kita harus memutar tombol kalibrasi
Ohm, dengan ujung alat ukur dibuat berhubungan singkat, sampai
pembacaan jarum penunjuk pada 0 dalam skala Ohm. Kalibrasi ini
diperlukan setiap kali merubah range.

Gambar 2.16 Kalibrasi Ohm.

2.6.2 Pengukuran
Ada beberapa tingkat (range) untuk mengukur tahanan (kemampuan
pengukuran alat ukur). Posisi “1K” untuk 1000 , dengan demikian 10K
berarti 1000  dan sebagainya. Sebagai patokan bisa melihat tabel
dibawah.

Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ()


X1. 0 s/d 2.000 (2 K).
X10. 0 s/d 20.000 (20 K).
X100. 0 s/d 200 K.
X1K. 0 s/d 2 M.
X10K 0 s/d 20 M

Page19
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Gambar 2.17 Posisi range selektor Gambar 2.18 Pembacaan skala ohm
ohm

Setiap kali kita mengeset range selektor (tingkat), kita harus mengkalibrasi
jarum penunjuk (pointer). Lepaskan hubungan tegangan (arus) dengan beban
yang akan diukur (rangkaian dalam kondisi off), kemudian hubungkan kedua
ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. (Dihubungkan secara paralel
dengan beban), lalu baca jarum penunjuk (pointer) pada skala  dan kalikan
dengan range (selektor). Kita bisa gunakan tabel dibawah ini.

Range position Skala yang dibaca Hasilnya kalikan dengan

X1. X1.

X10. X10.

X100.  (Ohm). X100.

X1K. X1000.

X10 K. X10.000.

Contoh.
Nilai pengukuran adakah 80 , sebab range selektor diset pada X10 

Page20
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.7 Pengetesan hubungan


Dalam pemeriksaan hubungan kelistrikan, kita bisa menggunakan Multi
meter dalam Ohm, range selektor pada posisi X1. Kalibrasi skala selalu kita
lakukan. Kemudian kita bisa melakukan pengetesan suatu hubungan, yang
berada diantara kabel pengetes (test lead)

Hubungan akan semakin baik bila jarum menunjuk ke kanan ke arah 0 


(sesuai dengan keadaan waktu kalibrasi) dan semakin jauh dengan
keadaan waktu kalibrasi (ke kiri), hubungan semakin jelek (ada hambatan).

Penting

Dalam mengukur tahanan atau pengecekan hubungan hanya boleh


dilakukan bila seluruh hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan
(open cirkuit). Bila tidak, arus akan mengalir ke tester dan dapat membakar
tahanan koil di dalam alat ukur.

Gambar 2. 19 Pengunaan alat ukur yang salah

Page21
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2.8 Perawatan Multi Meter (AVO)

 Penggantian Baterai.

Di dalam Multi meter terdapat 2 macam baterai 1,5V X2 (sum – 3) dan 9V


(006P) yang dipakai untuk pengukuran tahanan. Maka diperlukan
penggantian baterai secara berkala. Untuk jelasnya anda bisa memastikan
apakah baterai perlu diganti atau tidak.

 Cara

Kalibrasi multi meter pada skala


1 X , bila tidak bisa keposisi O 
maka baterai 1,5V (sum – 3) perlu
diganti.

Kalibrasi multi meter pada skala


X10K, bila tidak bisa keposisi O
maka baterai 9V (006P) waktunya
diganti

Buka baut yang berada pada


bagian belakang multi meter
dengan obeng , lalu ganti baterai
dan letakkan sesuai polaritasnya.
Gambar 2.20 Bagian belakang multi Lihat gambar 2.20.
tester

 Penggantian sekring.

Semua multi tester dilengkapi sekring, bila ada kesalahan pengukuran, maka
sekring bisa putus, dengan begitu alat ukur aman. Bila terjadi hal tersebut
maka buka tutup bagian belakang Multi meter lalu ganti sekring sesuai
spesifikasi (250V/0,5A). Lokasi sekring bisa lihat gambar 2.20.

Jangan mengganti sekring dengan spesifikasi yang tidak tepat karena dapat
merusak alat ukur kalau terjadi salah pengukuran.

Page22
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

 Penyimpanan Multi Meter.

Bila multi meter selesai dipakai simpan pada posisi range selektor off, bila
tidak ada posisi off, maka posisikan pada skala AC paling besar.

Simpan pada tempat khusus jangan dicampur dengan oli, besi, dan benda-
benda keras lainnya.

Jauhkan dari magnet karena bisa mempengaruhi alat ukur.

Lembar percobaan / latihan.

1) Pengukuran tegangan.

 Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.

Tegangan diukur dengan …………………..dalam satuan……………….

Dalam gambar diberi simbol V

Volt meter dihubungkan…………………terhadap beban

Batas Ukur = .........V Batas Ukur = .........V

12 V

I. Pengukuran tegangan baterai II. Pengukuran tegangan lampu

 Lakukan percobaan seperti gambar yang anda buat.

Perbedaan pengukuran I – II disebut………………….

2) Pengukuran Arus

Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.

Arus diukur dengan……………………dalam satuan…………………

Page23
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Dalam gambar diberi simbol AA


Amper meter dihubungkan dengan……………………terhadap beban.

\\

 Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat
besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.

Berapa besar arusnya.? Bandingkan dengan pengukuran sebelumnya.

Hasilnya…………………..

Kenapa begitu…………………………..

Page24
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

3. Pengukuran tahanan.

Lengkapi kalimat dibawah.

Tahanan diukur dengan……………………dalam satuan…………………

Dalam gambar diberi simbol…………………

Ohm meter mengukur tahanan diantara………………….

Dengan sirkuit dalam kondisi………………………

 Lakukan pengukuran seperti dibawah

I − Pengukuran beban tunggal.



− Hasil ukur…………………..

II − Pengukuran beban……………

− Hasil ukur…………………..

III  − Pengukuran beban………………..

− Hasil ukur………………….

 Kesimpulan hasil ukur.

…………………………………………..........................................................

………………………………………..............................................................

…………………………………………..........................................................

…………………………………………..........................................................

Page25
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Lembar jawaban percobaan / latihan.

1) Pengukuran tegangan.

 Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.

Tegangan diukur dengan …Volt meter…..dalam satuan Volt.

Dalam gambar diberi simbol V

Volt meter dihubungkan…Pararel……terhadap beban

Batas Ukur = .50....V Batas Ukur = ..50...V

12 V

I. Pengukuran tegangan baterai II. Pengukuran tegangan lampu

 Lakukan percobaan seperti gambar yang anda buat.

Perbedaan pengukuran I – II disebut Kerugian tegangan.(teg. Jatuh).

2) Pengukuran Arus

Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.

Arus diukur dengan…Amper meter…dalam satuan…Amper…

Dalam gambar diberi simbol AA


Amper meter dihubungkan dengan…Seri……terhadap beban.

Page26
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

 Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat
besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.

Berapa besar arusnya.? Bandingkan dengan pengukuran sebelumnya.

Hasilnya…Sama besarnya…..

Kenapa begitu Karena amper meter dirangkai secara seri…..

3. Pengukuran tahanan.

Lengkapi kalimat dibawah.

Tahanan diukur dengan…Ohm meter…dalam satuan…Ohm…

Dalam gambar diberi simbol…………………

Ohm meter mengukur tahanan diantara…Jepitannya….

Dengan sirkuit dalam kondisi…Terbuka (tidak ada tegangan)……

Page27
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

 Lakukan pengukuran seperti dibawah

I − Pengukuran beban tunggal.



− Hasil ukur…Sedang………………..

II − Pengukuran beban…Seri……

− Hasil ukur…Besar (lebih besar dari
yang tunggal)…..

III  − Pengukuran beban…Pararel…..

− Hasil ukur…Kecil (lebih kecil dari


yang tunggal)……………….

 Kesimpulan hasil ukur.

• Suatu tahanan (beban) bila dihubungkan seri akan semakin besar

• Suatu tahanan (beban) bila dihubungkan paralel akan semakin kecil

Page28
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pembelajaran 3 :

Mengidentifikasi cara perawatan sistem kelistrikan


Tujuan pembelajaran :
1. Setelah ditampilkan dan diuraikan tentang penjelasan sistem penerangan luar,
peserta didik dapat mendeskripsikan komponen-komponen dan rangkaian lampu
besar, lampu jarak, lampu rem, lampu mundur, lampu tanda belok, lampu hazard,
lampu belakang dan lampu plat nomor dengan benar
2. Setelah ditampilkan dan di uraikan tentang penjelasan sistem penerangan dalam,
peserta didik dapat mendeskripsikan komponen-komponen dan rangkaian lampu
ruangan dan lampu meter dengan baik.
3. Setelah di tampilkan dan urutkan tentang penjelasan sistem panel instrument,
peserta didik dapat mendeskripsikan sistem panel instrument untuk lampu indikator
sistem penerangan dengan benar.

A. Sistem Penerangan

1. Sistem penerangan luar


a. Lampu Utama
Sistem lampu besar/kepala merupakan lampu penerangan yang
berfungsi untuk menerangi jalan dibagian depan kendaraan terutama pada
malam hari. Pada umumnya lampu besar/kepala ini dilengkapi dengan lampu
jarak jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan
dari salah satu switch oleh dimmer switch. Jarak jangkau sinar yang dipancarkan
oleh lampu kepala jarak jauh harus dapat melebih 100 m. Ada kalanya lampu
besar ini dimainkan (memberikan tanda) pada saat kendaraan kita mau
mendahului kendaraan yang berada di depanya.

Gambar 1 : Rangkaian sistem lampu kepala

Page29
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

1. Lampu Depan (Head Lamp)


Lampu Depan ( Head Lamp) berfungsi memberikan penerangan untuk bagian depan
kendaraan terutama bila berjalan di malam hari dan waktu-waktu tertentu seperti cuaca
berkabut, hujan lebat dan situasi lainnya yang memerlukan penerangan.
2. Relay
Relay berfungsi untuk menciptakan arus seperti yang dihasilkan langsung dari bateri,
agar beban kerja baterai berkurang.
3. Saklar Pembagi (Saklar Dim)
Saklar Pembagi (Saklar Dim) berfungsi untuk menyalakan lampu jarak jauh dan dekat.
4. Saklar Utama
Saklar Utama berfungsi untuk memudahkan penyalaan lampu baik lampu kota, lampu
kepala atau sebaliknya.
5. Sekring (Fuse)
Sekring berfungsi untuk pengaman terhadap kerusakan jaringan sistem penerangan dan
hubungan singkat.
6. Baterai
Baterai berfungsi Untuk memberikan tenaga listrik pada putaran awal mesin (stater),
menstabilkan tegangan pada sistem kelistrikan, menyediakan tenaga listrik untuk
aksesoris dan instrumen lainnya.

b. Lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini berfungsi untuk memberi isyarat kepada
pengendara yang ada dibelakang ada serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada
malam hari bagi pengendara yang di beakangnya, baik yang ada di depan maupun di
belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak
(clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).

Gambar 2 : Rangkaian sistem lampu belakang

Page30
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

c. Lampu kota/jarrak

Gambar : rangkain lampu kota

Cara kerjanya : Apabila saklar kontrol lampu (head light) di putar satu kali, maka saklar
yang semula off kini terhubung ke terminal tail (lihat gambar). Sehingga arus dari
baterai akan mengalir melewati fusible link > fuse > saklar kontrol lampu > lampu kota
> massa. Karena lampu teraliri arus maka, lampu akan menyala. Semua lampu kota
umumnya disambung secara palel.

Cara kerja lampu kota dengan relay:


Cara kerja lampu kota yang dengan relay maupun tanpa relay hampir sama
cuma perbedaannya kalau rangkaian lampu kota yang menggunakan relay. Pertama
tama ketika saklar kontrol lampu diputar satu kali ke arah lampu kota, maka arus dari
baterai akan mengalir melalui fusible link > fuse > relay > saklar kontrol lampu > massa.
Lihat gambar, Karena relay teraliri arus, maka pada relay akan terjadi kemagnetan
sehingga kontak poin akan berhubungan. Hasilnya arus dari baterai akan mengalir
menuju relay dan lampupun akan menyala.

d. Lampu rem

Lampu rem atau brake lamp atau stop lamp merupakan salah satu bagian dari
sistem penerangan yang ada pada kendaraan.Sistem rem berfungsi untuk memberikan
tanda isyarat ke pada pengenra lain yang ada di belakang, bahwa kendaraan kita
sedang melakukan pengereman.Lampu rem terletak pada bagian belakang kendaraan
dan pada umumnya bohlam lampu rem menjadi satu dengan bohlam lampu belakang
(kota).Satu bohlam lampu tersebut memiliki dua filament (kawat pijar), satu filament
untuk lampu belakang dan satu filament yang lain untuk lampu rem. Filament yang

Page31
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

menghasilkan nyala lampu yang lebih terang digunakan untuk lampu rem dan filament
yang menghasilkan nyala lampu lebih redup digunakan untuk lampu belakang (kota).
Komponen-komponen lampu rem antara lain :
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik untuk menyalakan sistem
penerangan pada kendaraan, termasuk sebagai sumber tenaga listrik untuk lampu rem.
2. Fuse
Fuse atau sekering berfungsi sebagai pengaman arus pada sistem kelistrikan,
sehingga bila terjadi hubungan pendek (konsleting) maka tidak akan merusak
komponen-komponen pada sistem kelistrikan. Jika terjadi hubungan pendek atau arus
yang lewat terlalu besar (melebihi spesifikasi arus pada fuse) maka fuse akan putus.
3. Pedal rem
Pedal rem berfungsi sebagai pijakkan pengendara saat melakukan pengereman
(mengaktifkan rem). letak pedal rem pada kendaraan mobil manual terletak pada bagian
tengah, sedangkan untuk kendaraan otomatis letak pedal rem berada di sebelah kiri
4. Saklar rem (brake switch)
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan aliran kelistrikan dari
baterai menuju ke beban. Pada sistem kelistrikan lampu rem, sakla rem berfungsi untuk
memutuskan arus positif (untuk pengendali positif) dari baterai yang menuju ke lampu
rem.Saklar rem (brake switch) pada kendaraan mobil dibagi menjadi dua tipe yaitu
saklar mekanik dan saklar hidrolik, Saklar rem mekanik dipasangkan pada pedal
sehingga bila pedal ditekan maka saklar akan terhubung.

Sedangkan saklar rem hidrolik dipasangkan pada master silinder rem dan akan
terhubung jika tekanan minyak rem pada master silinder sudah mencapai sekitar 0,5 bar
sampai 1,5 bar.

Page32
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

4. Lampu rem
Lampu rem merupakan komponen pada kelistrikan lampu rem sebagai penghasil
cahaya saat pengereman dilakukan. Bohlam lampu rem menjadi satu dengan bohlam
lampu belakang. Nyala dari bohlam lampu rem disebabkan oleh panasnya filament,
sehingga filament menghasilkan nyala terang.

5. Kabel
Kabel pada sistem kelistrikan berfungsi sebagai penghantar (penghubung)
antara komponen kelistrikan satu sama lainnya.
Rangkaian kelistrikan lampu rem
Rangkaian sistem kelistrikan lampu rem pengendali positif tanpa relay dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

Arus positif baterai akan mengalir menuju fuse, kemudian dari fuse akan masuk ke
saklar. Ketika pedal rem diinjak maka saklar rem pada posisi tidak tertekan maka saklar
akan menghubungkan arus menuju ke lampu rem sehingga pada saat pedal rem diinjak
lampu rem akan menyala dan sebaliknya jika pedal rem tidak diinjak maka saklar rem
pada posisi tertekan maka saklar akan memutuskan arus yang menuju ke lampu rem
sehingga pada posisi pedal rem tidak diinjak maka lampu rem tidak akan

Page33
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

menyala.Rangkaian sistem kelistrikan lampu rem pengendali positif dengan relay dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Arus positif baterai akan mengalir menuju fuse, kemudian dari fuse akan
masuk ke saklar rem dan terminal 30 relay. Ketika pedal rem diinjak maka saklar rem
pada posisi tidak tertekan maka saklar akan menghubungkan arus menuju ke relay
terminal 85, sehingga kumparan pada relay akan dialiri listrik dan menjadi
elektromagnet dan akan meng on kan relay sehingga terminal 30 dan 87 terhubung. Arus
dari baterai yang di relay terminal 30 akan diteruskan melalui terminal 87 menuju ke
lampu rem sehingga pada saat ini lampu rem akan menyala dan sebaliknya jika pedal
rem tidak diinjak maka saklar rem pada posisi tertekan maka saklar akan memutuskan
arus yang menuju ke relay terminal 85lampu rem sehingga pada posisi pedal rem tidak
diinjak maka lampu rem tidak sehingga relay akan menjadi off dan terminal 30 dan 87
pada relay tidak akan terhubung sehingga tidak ada arus yang menuju ke lampu rem, dan
akibatnya lampu rem tidak akan menyala.
e. Lampu mundur

Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan dan berwarna
putih berfungsi untuk member tanda kepada pengebdara lain atau orang yang berada
dibelakang pada saat kendaraan mundur, Karena lampu mundur switch (saklar) nya
dipasang pada transmisi, Lampu mundur akan menyala bila tuas transmisi diposisikan
mundur dengan kunci kontak ON.

Page34
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

F. Lampu Tanda Belok(turn sighal light)


Lampu tanda belok atau yang lebh dikenal dengan istilah lampu sein yang
dipasang di bagian depan dan belakang ujung kendaraan yang berwarna kuning.
Berfungsi untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang dan sisi
kendaraan bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu
tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai 120 kaii setiap menitnya. Lampu
bisa berkedip karena dilengkapi dengan flasher, Flasher tanda belok adalah suatu alat
yang menyebabkan lampu belok mengedip secara interval. Flasher pada umumnya
menggunakan tipe semi - transistor yang kompak, ringan dan dapat diandalkan. Ada
juga yang model tabung dan divariasikan dengan suara. Dalam flasher tanda belok tipe
semi-transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari yang
normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk menggantinya

Page35
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

G. Lampu Hazard(hazard warning light)


Lampu hazard digunakan pada saat keadaan darurat untuk memberi isyarat
keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau
parkir dalam keadaan darurat. Lampu yang digunakan menyatu dengan lampu tanda
belok, tapi pada saat dinyalakan seluruh lampu mengedip serempak depan dan belakang
kiri kanan.

H. Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah
kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar
dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya
dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih
atau warna kuning.

Gambar : lampu kabut

Page36
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

2. sistem penerangan dalam


1. Lampu ruangan (dome light)
Lampu ruangan atau lampu kabin berfungsi untuk menerangi interior ruangan
penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari.
Umumnya lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang
kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan dengan
switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF. (untuk memberi
kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan dapat disetel hanya menyala
bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat dilakukan dengan menyetel switch pada posisi
DOOR.

2. Lampu Instrumen Panel (lampu meter).


Lampu instrumen panel terpasang pada bagian dashboard digunakan untuk menerangi
meter-meter pada instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi
membaca meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi.
Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala. Ada
beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang memungkinkan
pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada instrumen panel.

Page37
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

3. PANEL KONTROL (PANEL INSTRUMEN KENDARAAN)

Pembahas secara singkat tentang fungsi-fungsi Alat Instrument/Panel Control yang


terdapat pada dashboard kendaraan.

Untuk memudahkan pengemudi melihat kondisi bahan bakar, tekanan oli, suhu
pendingin, minyak rem, output system pengisian dan beberapa fungsi system kelistrikan
lainya, maka kendaraan dilengkai dengan lampu indikator dan perlengkapan ukur yang
dipasangkan pada dashboard .
Kelengkapan kontrol ini setiap kendaraan tidak sama, namun perlengkapan yang paling
umum pada setiap kendaraan antara lain :
1. Speedometer :
Speedometer berfungsi untuk menampilkan laju kecepatan kendaraan selama
kendaraan meluncur dan dilengkapi dengan odometer yang mencatat jarak yang
ditempuh kendaraan dari awal diproduksi. Trip meter yang berfungsi untuk mencatat
jarak tempuh sesuai dengan keinginan pengemudi . Trip meter dapat di diatur ulang dari
nol kilometer.
2. Fuel Gauge
Fuel gauge berfungsi untuk menampilkan data jumlah bahan bakar yang ada
dalam tangki bensin.
3. Engine Coolant/Temperatur Gauge
Temperatur gauge berfungsi untuk menampilkan suhu mesin pada saat kunci
kontak dihubungkan. Sebagian kendaraan menggunakan lampu indkator sebagai acuan,
lampu akan menyala bila mesin mengalami overhating.
4. Engine Oil Pressure indicator
Berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada pengemudi tentang kondisi
tekanan oli. Sebagian kendaraan menggunakan gauge, sehingga pengemudi tahu persis
berapa tekanan oli, sebagian kendaraan lain menampilkan dalam bentuk sinyal lampu.
5. Charging Indicator

Page38
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Charging indicator berfungsi untuk menginformasikan kondisi pengisian, lampu


akan menyala apabila pengisian tidak normal. Untuk sekarang ini penggunaan lampu
indikator telah menggantikan amperemeter dan voltmeter.
6. Turn Signal Indicator
Berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada sipengemudi arah belok yang
akan ditentukan. Lampu tanda belok dirangkai secara parallel, lampu indikator juga akan
menginformasikan apakah lampu tanda belok berfungsi atau tidak.
7. High Beam Warnin Light
Berfungsi untuk memperingatkan pengemudi kalau lampu jarak jauh dalam keadaan
aktif.
8. Park Brake Indicator
Berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengemudi bahwa rem parkir
dalam keadaan aktif (mengerem).
9. Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mencatat/mendata putaran mesin saat mesin
beroprasi. Rata-rata tachometer dilengkapi dengan zona bahaya pada rpm tertentu. Ini
menginformasikan, bila rpm tetap pada zona bahaya , mesin akan rusak.

Page39
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Rangkuman
1. Sistem penerangan luar
a. Lampu utama
b. Lampu belakang
c. Lampu jarak/lampu kota
d. Lampu sein
e. Lampu rem
f. Lampu mundur
g. Lampu plat nomor
2. Sistem penerangan dalam
a. Lampu ruangan
b. Lampu meter
3. Panel instrument

1. Speedometer
2. Fuel Gauge
3. Engine Coolant/Temperatur Gauge
4. Engine Oil Pressure indicator
5. Charging Indicator
6. Turn Signal Indicator
7. High Beam Warnin Light
8. Park Brake Indicator
9. Tachometer

Page40
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini :
1. Jelaskan fungsi sistem penerangan luar berikut ini:
a. lampu utama
b.lampu jarak
c.lampu rem
d.lampu mundur.
e.lampu tanda belok

2. Jelaskan komponen-komponen sistem penerangan lampu utama pada mobil?


3. Buatlah rangkaian sistem penerangan lampu belakang pada mobil?
4. Buatlah diagram rangkaian sistem penerangan luar pada lampu rem dengan
menggunakan relay?
5. Uraikan cara kerja lampu jarak/kota beserta diagram rangkaiannya?

Kerjakan Tugas Dibawah ini :

Buatlah gambar rangkaian sistem


Tugas !!! lampu utama?

Page41
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pembelajaran 4 :

Perbaikan Kelistrikan Lampu Penerangan

Page42
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page43
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page44
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page45
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page46
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page47
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page48
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page49
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page50
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page51
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page52
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page53
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page54
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Page55
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pembelajaran 5 :

Perbaikan ringan sistem kelistrikan

Pembongkaran pemeriksaan dan pemasangan komponen kelistrikan


Sebelum melaksanakan pembongkaran, pemeriksaan, pemasangan dan
penyetelan komponen kelistrikan bodi, maka diperlukan tindakan keamanan
dengan membaca manual dari kendaraan yang akan dilakukan perbaikan.

Hal yang harus dilakukan sebelum pembongkaran:


a) Bacalah buku pedoman perawatan (buku manual) dari kendaraan
yang akan di periksa.
b) Tiap kendaraan memiliki letak komponen yang berbeda-beda,
sehingga anda harus menemukan dengan cepat dan tepat.
c) Pada waktu melepas atau memasang suku cadang, perhatikan
keselamatan kerja, proses pelaksanaan kerja yang benar untuk
mencegah perbaikan yang tidak perlu dilakukan.
d) Gunakan peralatan tangan dan alat ukur yang sesuai, sehingga
aman dan tidak merusak komponen.

1. Pembongkaran
a) Lampu-lampu (lampu depan) seal beam.

Melepaskan:
(1). Melepaskan terminal negatif (-) baterai
(2). Melepaskan soket-soket lampu depan
(3). Melepaskan lampu depan beserta ornamen ring lampu
depan jika ada.
(4). Melepaskan unit sealed beam

Catatan: Lepaskan skrup penyetel, putar unitnya berlawanan


dengan arah jarum jam

Pemeriksaan bola lampu.


(1). Periksa bola lampu menggunakan multy tester
(2). Ganti bila elemen lampu putus.

Pemasangan:
(1) Pasang unit lampu seal beam
(2) Pasang soket (conector) lampu
(3) Pasang kabel baterai
(4) Putar switch lampu keposisi lampu kepala
(5) Stel setiap skrup penyetel dengan ukuran yang sesuai dengan
kondisi benda kerja. (pengerasan skrup kira-kira 18 putaran)
(6) Lakukan pengetesan arah lampu depan. (7). Pasanglah setiap
ornamen lampu depan.

Page56
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Gambar 1. Lampu depan

b). Menyetel lampu kepala (metode penyetelan memakai layar)


Kondisikan kendaraan :
(1) Penyetelan dilakukan dengan tekanan ban dalam keadaan
normal dan kendaraan tanpa beban.
(2) Memposisikan kendaraan didepan layar dengan lampu kepala
pada jarak 3 meter jauhnya dari layar.
(3) Pada layar, titik pentunjuk untuk penyetelan fokus lampu
kepala dilengkapi dengan:
a) Tarik garis pedoman horisontal pada permukaan layar pada
ketinggian titik tengah lampu kepala (H) kurang dari 20 mm
b) Tarik garis tengah vertikal pada layar lampu dengan kanan
dan kiri. Kemudian didapat titik (F) yang terjadi
perpotongan garis horizontal dan garis vertikal.
c) Putar lampu pada posisi “ON” dan lampu jauh menyala, dan
stel lampu tersebut dengan memutar skrup penyetel
sehingga arah peyinaran lampu pada titik potong (F) pada
layar.
d) Untuk kesempurnaan penyetelan arah lampu kepala , swith
lampu jauh ke lampu dekat. Kemudian pastikan bahwa
cahaya setiap lampu dekat dalam arah diagonal bawah.

Gambar 2. Lampu besar

Page57
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Gambar 3. Penyetelan lampu kepala

c). Lampu kombinasi Belakang dan Plat nomor

Gambar 4.Lampu kombinasi

Melepaskan:
(1) Melepaskan lower back trim
(2) Melepaskan lampu kombinasi

Pemeriksaan bola lampu.


(1). Periksa bola lampu menggunakan
multy tester
(2). Ganti bila elemen lampu putus.

Page58
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Pemasangan:
(1). Kebalikan cara melepaskan adalah cara memasang lampu
kombinasi belakang.
Catatan: pada waktu memasang trim, perlu diperhatikan bahwa
beberapa skrup tap pengerasannya agak kurang dan dapat
didistribusikan ke skrup yang lebih besar sedikit.

d). Kunci Kontak (Ignition Switch)

Melepaskan :
(1) Apabila kunci kontak terdapat dalam dash board kolom kemudi,
atau dash board meter kombinasi, maka lepaskan dahulu
komponen berikut.
(2) Lepaskan konektor kunci kontak
(3) Lepaskan mur pengunci, atau baut penahan kunci kontak.
(4) Lepaskan kunci kontak

Gambar 5. kunci kontak

Pemeriksaan:
Periksalah setiap hubungan antar terminal. Pemeriksaan ini dilakukan
pada saat kunci kontak dan silinder penguncinya terpasang bersama.
Kapasitas load yang melewati terminal:
B+ - ACC : 10 A
B+ - IG : 15 A
B+ - ST : 15 A
B+ - R (relay jika ada) : 5 A

Bila kunci kontak rusak ganti yang baru.


Pemasangan:
Rangkai kembali kunci kontak dengan arah kebalikan
dari pelepasan.
Catatan: Periksa kelancaran kunci kontak.
Periksa fungsi dari Steering Wheel Lock (mekanisme pengunci
kemudi, ketika kunci kontak dilepas.

Page59
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

e) Meter Kombinasi

Melepaskan:
(1) Bukalah baut-baut pengunci penutup meter kombinasi
(2) Lepaskan meter glass dan meter panel
(3) Angkat penutup meter kombinasi dan lepaskan konector yang ada
(misal: speedometer dan unit kabel)
(4) Melepaskan pengunci
(5) Melepaskan meter glass dan meter panel

Gambar 6. fuel gauge unit

(6) Hati-hati saat mengangkat fule gauge unit, jangan sampai terjadi
kebengkokan pada sensornya.

Pemeriksaan:
(1) Memeriksa fuel gauge sangat mudah, yaitu dengan cara melepas
sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu hubungkan dengan
massa (-), apabila jarum menunjuk pada posisi ”F” (full) maka gauge
masih baik, dan sebaliknya.
(2) Jangan terlalu lama menghubungkan wiring terminal dengan massa,
karena dapat menyebabkan coil terbakar.
(3) Pemeriksaan coil menggunakan tester untuk mengetahui tahanan
pada koil. Jika terlalu kecil dari spesifikasi, maka kemungkinan
terdapat hubungan singkat, jika terlalu besar (lebih dari 150
hm ) kemungkinan putus.
(4) Pemeriksaan fuel gauge unit dengan mengukur tahanan antara
terminal dengan massa sewaktu posisi level pada F dan E. Posisi
Float (pelampung) E Tahanan 95±7 hm 7±2 hm

Pemasangan:
(1) Pemasangan gauge unit dengan cara memberi
permukaan dengan packing dan sealer untuk mencegah
kebocoran bahan bakar.
(2) Hati-hati jangan sampai lengan pelampung bengkok
(3) Periksa ketepatan pemasangan massanya.

Page60
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

f) Temperatur Gauge dan Unit


Temperature gauge unit dapat menggunakan tipe bimetal maupun
rangkaian elektronik (chip komputer), namun dalam modul ini hanya
dibahas yang banyak digunakan yaitu bimetal type.

Sedangkan gauge unit menggunakan tipe Thermistor type. Untuk


mencegah penunjukkan yang salah karena voltage yang berubahubah,
maka pada sirkuit dipasang constant voltage relay yang menjaga voltage
tetap 7,0±0,2 V yang terpasang didalam gauge

Gambar 7 . Temperatur gauge dan temperatur gauge unit

Pembongkaran:
(1) Temperature gauge circuit yang terpasang dalam meter kombinasi
dilepas sesuai prosedur pelepasan meter kombinasi
(2) Thermistor unit yang terpasang mesin (blok silinder/ kepala
silinder atau saluran pendingin) dilepas dengan melepas kabel dan
membuka dengan kunci yang sesuai

Pemeriksaan:
(1) Memeriksa temperature gauge sangat mudah, yaitu dengan cara
melepas sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu
hubungkan dengan massa (-) menggunakan resistor sekitar 25
hm ,
apabila jarum menunjuk pada 1200C, maka gauge masih baik
(2) Jangan menghubungkan wiring terminal langsung dengan massa,
gunakan resistor 25 hm.
(3) Pemeriksaan temperatur gauge unit dengan mengukur tahanan
gauge unit pada air panas 800 C maka tahanannya sekitar 75
hm .

Pemasangan:
(1) Pemasangan gauge unit dengan menggunakan kunci yang sesuai.
(2) Periksa ketepatan pemasangan kabel massanya.

Page61
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

DIAGRAM WIRING HARNESS

Petunjuk trouble shooting

Head Lamp.

CARA KERJA

1.1 Kondisi Headlamp relay ON

1.2 Kerja low – beam

• Tempatkan Lighting switch diposisi HEAD agar headlamp relay


mendapat daya.
• Bila saat itu switch dimmer/passing di posisi LO, maka
headlamp menyala pada kodisi low beam.

1.3 Kerja upper – beam

• Tempatkan Lighting switch di posisi HEAD agar headlamp relay


mendapat daya.
• Bila pada saat yang bersamaan switch dimmer passing
ditempatkan pada posisi HI, maka headlamp akan menyala di
dalam kondisi upper beam.

Page62
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

1.4 Indicator lamp upper - beam

• Lampu ini akan menyala bila upper/passing beam ON, berarti


headlamp relay ON di posisi upper beam.

1.5 Indicator Passing

• Bila switch dimmer/Passing disetel ke posisi ”ON”, headlamp


relay ON dan upper beam headlamp akan menyala.

PETUNJUK TROUBLESHOOTING DAN PERBAIKANNYA

o Headlamp tidak dapat menyala


▪ Meskipun tail lamp menyala
• Periksa Headlamp relay, dengan multy tester. Bila relay rusak ganti
• Periksa lighting switch, dengan multy tester. Bila lighting switch
rusak ganti

▪ Bila tail lamp tidak menyala


• Periksa fusible link, dengan multy tester. Bila fuse putus ganti

2. Low beam di kedua sisi tidak menyala


• Periksa hubungan kontak dan dimmer switch LO. Pada lighting
switch dengan multy tester. Bila lighting switch rusak ganti

2. Upper beam dikedua sisi tidak menyala


a. Bila passing signal bekerja OK.
• Periksa hubungan kontak dimmer switch HI. . Pada lighting
switch dengan multy tester.
• Bila lighting switch rusak ganti

4. Salah satu headlamp tidak menyala


• Periksa lamp bulb. dengan multy tester. Bila bola lampu putus
ganti

5. Switch tidak bekerja dan low ke upper beam atau sebaliknya


• Periksa dimmer switch. . Pada lighting switch dengan multy
tester. Bila lighting switch rusak ganti

6. Lamp indicator upper beam tidak menyala


a. Headlamp upper beam berfungsi
• Periksa dedicated fuse, dengan multy tester. Bila fuse putus ganti
• Periksa indicator lamp bulb. dengan multy tester. Bila bola
lampu putus ganti

Page63
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Cara kerja
Lighting switch ON ( putar satu kali )
o Arus dari baterai mengalir ke fuse (15A) ,ke B light
contro; switch, ke Tail light, ke massa.
o lampu tail, lampu posisi dan lampu plat nomor menyala. Lighting
switch HEAD LAMP (putar 2 kali) ON
Lampu kepala menyala, lampu kecil dan lampu plat nomor tetap
menyala

Petunjuk truble shooting.


1. Lampu tail (lampu kecil belakang), lampu posisi/lampu jarak
(lampu kecil depan ) tidak menyala
• Periksa fuse, dengan multy tester. Bila fuse putus ganti
• Periksa lighting switch, dengan multy tester. Bila lighting
switch rusak ganti
2. Lampu tail (lampu kecil belakang) menyala tetap lampu
posisi/lampu jarak (lampu kecil depan ) tidak menyala
• Periksa bola lampu, dengan multy tester. Bila bola lampu
putus ganti
• Periksa kabel massa, dengan multy tester. Bila kurang
massa perbaiki
• Periksa lighting swetch dengan multy tester. Bila lighting
switch rusak ganti

3. Lampu plat nomor tidak menyala


• periksa bola lampu dengan multy tester. Bila bola lampu putus
ganti
• periksa baut massa dengan multy tester. Bila kurang massa
perbaiki

Page64
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

ROOM LAMP MPI 1.5

ROOM LAMP CARA KERJA

• Tempatkan switch pada posisi “ON” agar room lamp menyala terus.
• Buka salah satu pintu dengan swich room lamp diposisi ”DOOR”
hingga room lamp menyala.
• Bila semua pintu tertutup room hidup akan mati.

PETUNJUK TROUBLE SHOOTING

o Room lamp tidak menyala


▪ Penguncian tidak juga bekerja.
• Periksa multi purpose fuse
b. Room lamp tidak menyala bila satu pintu sedikit saja dibuka
meskipun room lamp switch diposisi ”DOOR”
• Periksa bulb.
• Periksa room lamp switch.
c. Room lamp tidak menyala bila satu pintu terbuka meskipun room
lamp switch di posisi ”DOOR”.
Periksa door switch (pintu yang terbuka).

Page65
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

TURN-SIGNAL LAMP DAN HAZARD LAMP CARA KERJA

Turn-signal lamp

1. Kondisi kerja normal


• Bila ignition swicth ditempatkan di posisi ”ON”, tegangan
baterai dialirkan melalui hazard switch sampai ke turn signal
hazard flasher unit.
• Bila turn-signal diputar keposisi ”LH” dan ”RH”, hubungan
relay ”ON” dan ”OFF” secara berulang-ulang hingga
mengaktifkan kondenser dan transistor di dalam flasher
unit, dan turn signal lamp dan turn-signal indikator lamp
”LH” dan ”RH” berkedip.

2. Bila satu bulb hangus


Bila salah satu turn-signal lamp hangus, tahanan di lamp
hangus, tahanan di dalam lamp circuit besar, sehingga waktu

Page66
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

yang diperlukan untuk pengisian dan pengurangan pada


condenser cukup pendek, akibatnya pergantian ”ON” ”OFF” relay
jadi lebih cepat dari normal dan jumlah kedipannya lebih banyak.

Hazard Lamp

Bila Hazard switch diputar ”ON”, arus mengalir melalui dedicated


fuse sampai flasher unit relay hubungannya adalah berhubungan
dan putus secara berulang-ulang, yang mana membuat turn-signal
indicator lamp dan hazard warning indicator lamp berkedip dan
mati pada saat yang sama.
Catatan
Jumlah kedipan Hazard lamp tidak dipengaruhi oleh putusnya salah
satu hulb.

PETUNJUK TROUBLE SHOOTING

1. Bila salah satu turn-signal lamp atau hazard lamp tidak menyala
• Periksa hubungan hazard switch ( di bagian akhir hubungan ).
• Periksa flasher unit.
3. Semua turn-signal lamp kiri dan kanan tidak menyala
a. Kerja dan hazard lamp penuh
• Periksa flasher unit
4. Pergantian kedip dan turn-signal lamp cepat.
• Periksa lamp hulb
• Periksa flasher unit
5. Hazard lamp tidak bekerja
a. Turn-signal lamp tidak bekerja
• Periksa dedicated Fuse
• Periksa kontak hazard switch (hazard lamp bagian ujung).

Page67
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

CARA KERJA
1. Saat pedal rem diinjak stop lamp switch akan terhubung
sehingga terjadi aliran arus.
2. Baterai ke fusible link ke fuse stop ke stop switch lamp stop
lamp kiri dan stop lamp kanan ke massa.
3. Lampu stop (rem ) menyala

Petunjuk Trouble shooting


1. Saat pedal rem diinjak stop lamp tidak menyala.
• Periksa fusible link
• Periksa fuse stop
• Periksa stop lamp switch
• Periksa hubungan conector
• Periksa hubungan massa
2. Saat pedal rem diinjak stop lamp tidak menyala yang kanan atau
yang kiri
• Periksa bola lampu
• Periksa conector
• Periksa hubungan massa

Page68
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

CARA KERJA
Bila back-up lamp switch/stop light switch pada transmisi, ketika
tuas transmissi diposisikan mundur /reverse.
Aliran arus dari baterai ,kunci kontak, fusible link, fuse terus ke
back-up lamp switch/stop light switch ke lampu mundur kiri dan
kanan kemassa.
Lampu mundur menyala.

Petunjuk Trouble shooting


1. Saat tuas transmisi posisi mundur/reverse lampu mundur tidak
menyala.
• Periksa fusible link
• Periksa fuse
• Periksa back-up lamp switch/stop light switch
• Periksa hubungan conector
• Periksa hubungan massa
2. Saat tuas transmisi posisi mundur/reverse lampu mundur
tidak menyala. Yang kiri atau yang kanan
• Periksa bola lampu mundur
• Periksa conector
• Periksa hubungan massa

Page69
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

CARA KERJA
1. Fuel Gauge
Bila ignition switch di posisi ON , Fuel gauge aktif
Bila bahan bakar banyak, indikator di gauge diposisi F.
Arus dari ignition switch ke fusible link ke fuse ke fuel gauge
indicator ke fuel gauge unit kemassa. Karena bahan bakar
banyak tahanan di fuel gauge unit kecil arusnya besar sehingga
di idicator menunjukan F.
2. Bila bahan bakar sedikit, indikator di gauge diposisi E.
Arus dari ignition switch ke fusible link ke fuse ke fuel gauge
indicator, ke fuel gauge unit, kemassa. Karena bahan bakar
sedikit tahanan di fuel gauge unit besar arusnya kecil sehingga
di idicator menunjukan E

Petunjuk Truble Shooting.


Bila ignition switch di posisi ON.
Bila bahan bakar banyakatau sedikit, indikator di gauge tidak
berfungsi
• Periksa fusible link
• Periksa fuse
• Periksa fuel gauge unit
• Periksa hubungan conector
• Periksa hubungan massa
• Bila conector fuel gauge unit dilepas, terminal 1 ke indicator
dihubungkan ke massa, indicator fuel gauge menunjukan F.
• Ganti fuel gauge unit.

Page70
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

CARA KERJA
1. Fuel Warning Lamp
Bila tinggi fuel rendah mengakibatkan sensor lever terbuka,
dengan ignition switch diposisi ON, tahanan pada klevel sensor
menjsdi rendah. Bila tahanan ini turun dibawah tinggi nilai
yang ditentukan, fuel warning lamp menyala hingga
mengingatkan pengemudi bahwa fuel yang ada jumlahnya
sudah sedikit.

Pada kondisi ini bahan bakar harus diisi.

2. Brake warning lamp.


Bila tinggi brake fluid rendah dibawah tinggi yang ditentukan
atau parking brake lever ditarik penuh serta ignition switch
diposisi ON, bahwa fluid level sensor bekerja atau parking
brake switch diputar ke ON, akibatnya brake warning lamp
menyala.

Pada kondisi ini segera minyak rem dalam reservoir ditambah.

3. Oil Pressure Warning lamp


Bila sistem pelumasan kurang setelah engine hidup, akibatnya
tekanan yang ada didalam oil pressure, oil pressure switch ON,
yang mengakibatkan oil pressure warning lamp menyala.
Pada kondisi ini segera minyak pelumas dilakukan penambahan
atau penggantian.

Page71
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

CARA KERJA.
1. Bila wiper switch ditempatkan opada posisi LO, dengan ignition
switch diposisi ACC atau ON maka wiper bekerja terus pada
low speed.
2. Bila wiper switch ditempatkan pada posisi HI, maka wiper
bekerja pada high speed.

Wiper bekerja secara otomatis


Bila wiper switch ditempatkan pada posisi OFF, kontak cam
pada wiper motor menimbulkan arus mengalir melalui auto
wiper stop circuit , membuat wiper blade berputar sebelum
mencapai posisi berhenti

Washer wiper
Bila washer switch diputar ke ON, menyebabkan kontak
intermitent wiper relay rapat akibatnya wiper bergerak dua atau
tiga kali.
Kerja wiper washer rata-rata lebih dahulu selama kerja wiper
secara berulang-ulang.

Petunjuk Trouble Shooting


▪ Wiper tidak dan washer tidak bekerja
• Periksa multipose
▪ Wiper tigak dapat berhenti
• Periksa wiper motor
• Periksa intermitent wiper relay
• Periksa wiper switch
▪ Washer tidak bekerja
• Periksa washer motor
• Periksa washer switch
▪ Dengan diopersikannya washer –wiper tidak bekerja
• Periksa intermitent relay.

Page72
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

BAB III EVALUASI

1. Sebutkan jenis- jenis multitester !


2. Bagaimana cara menentukan apakah baterai pada multi meter sudah
waktunya ganti. Jelaskan !
3. Jelaskan Hal-hal yang dilakukan dalam perawatan baterai ?
4. Deskripsikan langkah-langkah pemeriksaan kunci kontak ?
5. Jelaskan cara pemeriksaan flasher ?
6. Apa tujuan dari perawatan sistem klistrikan penerangan ?
7. Komponen-komponen apa saja yang dilakukan perawatan pada sistem
klistrikan penerangan ?

Kerjakan tugas dibawah ini :

Buatlah langkah-langkah
cara mengganti dan
memasang bola lampu pada
sistem penrangan mobil

Page73
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan
1. Dalam servis sistem kelistrikan otomotif perlu pemeriksaan komponen-
komponen secara baik dan benar.
2. Pemeriksaan komponen-komponen harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
B. Saran
1. Dalam pemeliharaan / servis sistem kelistrikan otomotif hendaklah
mengetahui dasar-dasar kelistrikan.
2. Pemeliharaan dan perbaikan dilaksanakan dengan metode dan alat yang
sesuai.
3. Untuk peserta didik yang belum memenuhi standar minimal, sebaiknya
disarankan untuk mempelajari kembali modul tersebut.

Page74
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

Rangkuman :
1. Cara merawat sistem kelistrikan penerangan yaitu dengan cara
melakukanperawatan, pemeriksaan dan perbaikan pada komponen sistem
kelistrikanpenerangan yang mengalami kerusakan. Komponen-komponen
tersebutmeliputi: fuse, relay, flasher, konektor, lampu, saklar dan yang
palingutama baterai yang merupakan sumber arus untuk sistem penerangan.
2. Perawatan sistem kelistrikan penerangan bertujuan untuk mengoptimalkankinerja
sistem kendaraan sehingga pengemudi merasa aman dan nyamandalam
berkendara.

Page75
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan

DAFTAR PUSTAKA
1. Toyota Astra Motor Training Center, NEW STEP (Training manual), PT
Toyota Astra, jakarta, 1996.

2. Peter A. Weller, Fanckunde Kraftahrtechnik, (Holland + Josenhans, Verlaq,


posttach 518, 7000), Stuttgart 1, 1985.

3. Iqnatius Hartono, Pengantar ilmu Tehnik Elektronika, PT Gramedia, Jakarta,


1988.

4. Davis N. Daler and Frank J. Thienssen, Automotive Electronics and


Performance, Englewood Cliffs, New Jersey, 1995.

5. Sunpro, Action Manufacturing Co. 999, Walford Avenve Cleveland, Ohio,


1991.

6. Robert BOSCH GMBH D-7000, Pocket – Motor tester, Stuffgart 1, Postfach


50.

7. Sanwa Electric Instrument Co.LTD, Instruction Manual Sanwa (Multi terster),


Chiyoda – ku, Tokyo – Japan.

Page76

Anda mungkin juga menyukai