Penyusun :
Muhammad Agung K.H, S.Pd
2019
KATA PENGANTAR
Penyajian modul ini disusun dengan tujuan agar supaya peserta didik
dapat melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi
pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh
para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik),
dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai
fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandiri
Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas
keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan
karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Deskripsi ................................................................................. 1
B. Prasyarat ................................................................................ 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................. 2
D. Tujuan Akhir............................................................................ 2
E. Kompetensi ............................................................................. 3
F. Cek Kemampuan .................................................................... 4
BAB II. PEMBELAJARAN .................................................................... 5
A. Rencana Belajar Siswa ........................................................... 5
B. Kegiatan Belajar. .................................................................... 6
BAB III. EVALUASI .............................................................................. 73
A. Instrumen Penialain ................................................................ 73
BAB IV. PENUTUP .............................................................................. 74
A. Simpulan ................................................................................. 74
B. Saran ...................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76
BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasyarat
Proses pembelajaran dalam modul ini, kita bagi dalam beberapa kegiatan
belajar. Mulai kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan seterusnya.
Kegiatan belajar bisa dimulai dari kegiatan belajar 1 dan seterusnya, tetapi bisa
juga sesuai kebutuhan, bagian kegiatan belajar mana yang diinginkan (lebih
fleksibel). Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses
belajar sebaiknya digunakan benda asli (peraga). Karena pembahasan modul ini
banyak yang bersifat abstrak, maka percobaan (Demonstrasi) dalam
penyampaian materi adalah sangat cocok.
Pembahasan dalam modul ini bersifat teori dan masih dasar, maka
diharapkan untuk kelanjutannya (praktek) bisa bergabung dengan modul-modul
lain yang ada hubungannya dengan modul ini.
E. Kompetensi
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN
F. Cek Kemampuan
BAB II PEMBELAJARAN
B. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran 1 :
MENGGUNAKAN SERTA MERAWAT KABEL PENGHUBUNG
Menggunakan Serta Merawat Kabel Penghubung
(JUMPER WIRE) (Jumper Wire) Dan Lampu
Test (Test Light)
DAN LAMPU TEST (TEST LIGHT)
2. Uraian Materi
Page 1
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Sambungkanlah salah satu ujung kabel pada kutub positif baterai dan
anda mempunyai sumber listrik sebesar 12 Volt. Gunakan untuk bola
lampu, Motor atau alat-alat yang memerlukan tenaga sebesar 12 V.
Prinsip kerja dari kabel penghubung, adalah sama dengan pemberian arus
secara langsung lewat kabel penghubung tersebut atau menyambung
secara langsung jalur diantara kedua ujung jepit buaya pada kabel
penghubung.
Bila suatu sirkuit sistem kelisrtrikan mati atau ada gangguan, sebagai
contoh lampu pada sistem tersebut mati. Kita bisa menggunakan kabel
penghubung untuk mencari kerusakan pada sistem tersebut.
Lakukanlah pemeriksaan dengan kabel penghubung seperti gambar 1.3 kita
akan mendapatkan lampu menyala bila ada gangguan pada komponen
sekring atau saklar.
Page 2
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Teknik yang serupa bisa anda lakukan pada Sistem Kelistrikan jenis yang
lain. Misal Sistem Starter, sistem penerangan sistem pengisian dan sistem
kelistrikan lain.
Perlu diperhatikan dalam proses penghubungan, bila salah satu ujung kabel
penghubung sudah menempel pada terminal (+) jangan menjatuhkan ujung
kabel penghubung yang lain.
Karena semua tempat yang kamu sentuh pada mesin atau body adalah
merupakan Ground kutub (-) baterai.
Percikan / bunga api besar dan arus listrik yang tinggi akan timbul, yang
dapat membakar kabel penghubung.
Perhatikan ujung kabel yang menempel pada jepit buaya, biasanya suka
longgar atau lepas solderannya.
Page 3
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Keterangan.
1 test probe.
2 Pegas penghantar.
3 Bola lampu sofiet 12V / 3 Walt.
4 Kabel penghantar.
5 Jepit buaya
Lampu tes disambung diantara beberapa jalur kabel atau terminal dan body
pada saat saklar rangkaian dalam keadaan ON. Terang atau tidaknya nyala
lampu, indikator secara kasar menunjukkan tegangan yang digunakan pada
rangkaian tersebut.
Pasang jepit buaya pada massa
(-) dan anda siap mendeteksi
suatu sambungan pada sirkuit
kelistrikan tersebut, dan anda
akan dapat menentukan kondisi
suatu sirkuit dengan melihat
Gambar 1.5 Pengetesan sambungan
nyala lampu.
dengan lampu tes
Page 4
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Masih banyak lagi kegunaan lampu test, cobalah terus maka akan
ditemukan kreasi-kreasi baru yang sangat menarik.
Nah selamat mencoba.
Jangan menggulung kabel lampu test yang bisa merusak atau memutuskan
dalamnya kabel atau solderannya.
Perhatikan tegangan pada lampu test harus sama dengan tegangan sumber
baterai.
Bila lampu test mati, periksa apakah bola lampu sofiet di dalam lampu test
putus, atau ada sambungan kabel yang kurang baik (perbaiki).
Page 5
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Lembar latihan :
2) Lakukan pemeriksaan pada sistem klakson dibawah dengan lampu test bila
klakson tidak bunyi.
Page 6
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Lembar jawaban.
1)
Nyalakan salah satu lampu kepala (dekat, jauh), lalu putus hubung kabel
penghubung. Bila ada perubahan nyala lampu berarti pada jalur + ke lampu
kepala terdapat rugi tegangan terlalu besar, yang membuat lampu jadi
redup.
2) Letakkan jepit buaya pada massa, lalu test pada bagian negatif klakson. Bila
lampu nyala kerusakan pada tombol, dan bila lampu mati, berarti kerusakan
pada klakson atau sekring.
Page 7
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pembelajaran 2:
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MULTI TESTER
(AMPERDan
Menggunakan METER, VOLT
Merawat MultiMETER, DAN OHM
Tester (Amper Meter,METER)
Volt Meter, Dan
Ohm Meter)
2. Uraian Materi.
Multi tester (AVO) adalah salah satu alat untuk mengetes kelistrikan.
Penggunaannya sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan baik DC
maupun AC, pengukuran arus, tahanan dan untuk memeriksa hubungan
kelistrikan dari suatu komponen.
Pada dasarnya ada 2 jenis Multi tester, tester model digital dimana
penunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan
tester model jarum (jarum analog) hasil pengukuran ditunjukkan oleh
sebuah jarum.
Pada modul ini hanya akan dibahas mengenai Multi tester model Analog.
Multi tester analog banyak macamnya dipasaran, tetapi prinsip
pengoperasiannya hampir sama semua. Maka disini kita ambil satu contoh
merk sanwa type YX 360 TRE.
Page 8
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Gambar 2.1 Multi Meter Analoq Gambar 2.2 Multi Meter Digital
Page 9
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page10
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
akan berakibat tidak akurat (salah pembacaan). Bila range terlalu kecil
dengan tegangan yang diukur, akan berakibat tester rusak.
Maka kita harus bisa memperkirakan seberapa besar tegangan yang akan
kita ukur. Baru setelah itu kita posisikan range pada posisi di atas tegangan
yang diperkirakan tadi (tegangan yang mau diukur). Bila kita tidak tahu
berapa besar tegangan yang akan diukur lebih baik kita posisikan range
pada posisi yang besar lalu kalau penunjukkan jarum sedikit (sulit dibaca),
maka kita bisa mengurangi posisi range, begitu seterusnya sampai
penunjukkan jarum dapat dibaca dengan mudah.
Page11
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Daerah pembacaan
Range Position DC Volt
Contoh
Posisi selektor pada 50V DC jarum akan menunjukkan posisi 12V DC
seperti terlihat pada gambar.
12 Volt
Page12
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Contoh :
Pembacaannya adalah 220 Volt AC, sebab range selektornya di set pada
250 AC Volt.
220 Volt
Page13
2.6
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Range Position DC mA
Page14
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Contoh :
Nilai pengukurannya adalah 175 mA, sebab selektor disetel pada 250 mA.
Pengertian dasar.
Alat ukur kumparan putar (Meter Moving Coil) dipakai untuk mengukur
2.7 arus dan beda potensial. Arus yang akan diukur dilewatkan dalam
sebuah kumparan yang ditaruh dalam suatu medan magnet.(lihat gambar
2). Makin besar arus yang lewat kumparan makin banyak kumparan
berputar. Kumparan akan kembali ke posisi nol akibat adanya 2 per
halus, yang juga dihubungkan dengan terminal-terminal. Sebuah jarum
penunjuk dipasangkan pada kumparan putar. Karena arus yang lewat
kumparan bertambah maka jarum penunjuk akan bergerak melewati
skala. Gerakkan penunjuk dari skala nol sampai skala penuh disebut
simpangan skala penuh (full scale deflection atau fsd) dari meter.
Page15
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
10
= 1,11
9
Pembacaan skala tetap 250 mA
(dianggap 2,5 A) simpangan skala
penuhnya tetap 250 mA, supaya dapat
dibaca sampai 2,5 A. Multi meter harus
dipasang paralel dengan tahanan
shunt 1,11 Ohm. Gambar 2 13 Multi meter dengan
resistor shunt.
Untuk catatan bahwa fsd dari multi meter (ohm meter) setiap jenis berbeda,
maka resistor shunt hanya bisa dipakai khusus untuk ohm meter yang sudah
diukur fsd nya
pasangan
Gambar 2.14 resistor shunt hanya bisa dipakai untuk 1 multi meter.
Page16
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Contoh :
Pengukurannya adalah 2 A, sebab selektor pada 250mA menggunakan resistor
shunt (2,5A)
Page17
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Penting.
Page18
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
2.6.2 Pengukuran
Ada beberapa tingkat (range) untuk mengukur tahanan (kemampuan
pengukuran alat ukur). Posisi “1K” untuk 1000 , dengan demikian 10K
berarti 1000 dan sebagainya. Sebagai patokan bisa melihat tabel
dibawah.
Page19
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Gambar 2.17 Posisi range selektor Gambar 2.18 Pembacaan skala ohm
ohm
Setiap kali kita mengeset range selektor (tingkat), kita harus mengkalibrasi
jarum penunjuk (pointer). Lepaskan hubungan tegangan (arus) dengan beban
yang akan diukur (rangkaian dalam kondisi off), kemudian hubungkan kedua
ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. (Dihubungkan secara paralel
dengan beban), lalu baca jarum penunjuk (pointer) pada skala dan kalikan
dengan range (selektor). Kita bisa gunakan tabel dibawah ini.
X1. X1.
X10. X10.
X1K. X1000.
X10 K. X10.000.
Contoh.
Nilai pengukuran adakah 80 , sebab range selektor diset pada X10
Page20
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Penting
Page21
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Penggantian Baterai.
Cara
Penggantian sekring.
Semua multi tester dilengkapi sekring, bila ada kesalahan pengukuran, maka
sekring bisa putus, dengan begitu alat ukur aman. Bila terjadi hal tersebut
maka buka tutup bagian belakang Multi meter lalu ganti sekring sesuai
spesifikasi (250V/0,5A). Lokasi sekring bisa lihat gambar 2.20.
Jangan mengganti sekring dengan spesifikasi yang tidak tepat karena dapat
merusak alat ukur kalau terjadi salah pengukuran.
Page22
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Bila multi meter selesai dipakai simpan pada posisi range selektor off, bila
tidak ada posisi off, maka posisikan pada skala AC paling besar.
Simpan pada tempat khusus jangan dicampur dengan oli, besi, dan benda-
benda keras lainnya.
1) Pengukuran tegangan.
12 V
2) Pengukuran Arus
Page23
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
\\
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat
besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.
Hasilnya…………………..
Kenapa begitu…………………………..
Page24
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
3. Pengukuran tahanan.
II − Pengukuran beban……………
− Hasil ukur…………………..
− Hasil ukur………………….
…………………………………………..........................................................
………………………………………..............................................................
…………………………………………..........................................................
…………………………………………..........................................................
Page25
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
1) Pengukuran tegangan.
12 V
2) Pengukuran Arus
Page26
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat
besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.
Hasilnya…Sama besarnya…..
3. Pengukuran tahanan.
Page27
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
II − Pengukuran beban…Seri……
− Hasil ukur…Besar (lebih besar dari
yang tunggal)…..
Page28
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pembelajaran 3 :
A. Sistem Penerangan
Page29
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
b. Lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini berfungsi untuk memberi isyarat kepada
pengendara yang ada dibelakang ada serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada
malam hari bagi pengendara yang di beakangnya, baik yang ada di depan maupun di
belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan disebut dengan lampu jarak
(clearence light) dan yang dibagian belakang disebut dengan lampu belakang (tail light).
Page30
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
c. Lampu kota/jarrak
Cara kerjanya : Apabila saklar kontrol lampu (head light) di putar satu kali, maka saklar
yang semula off kini terhubung ke terminal tail (lihat gambar). Sehingga arus dari
baterai akan mengalir melewati fusible link > fuse > saklar kontrol lampu > lampu kota
> massa. Karena lampu teraliri arus maka, lampu akan menyala. Semua lampu kota
umumnya disambung secara palel.
d. Lampu rem
Lampu rem atau brake lamp atau stop lamp merupakan salah satu bagian dari
sistem penerangan yang ada pada kendaraan.Sistem rem berfungsi untuk memberikan
tanda isyarat ke pada pengenra lain yang ada di belakang, bahwa kendaraan kita
sedang melakukan pengereman.Lampu rem terletak pada bagian belakang kendaraan
dan pada umumnya bohlam lampu rem menjadi satu dengan bohlam lampu belakang
(kota).Satu bohlam lampu tersebut memiliki dua filament (kawat pijar), satu filament
untuk lampu belakang dan satu filament yang lain untuk lampu rem. Filament yang
Page31
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
menghasilkan nyala lampu yang lebih terang digunakan untuk lampu rem dan filament
yang menghasilkan nyala lampu lebih redup digunakan untuk lampu belakang (kota).
Komponen-komponen lampu rem antara lain :
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik untuk menyalakan sistem
penerangan pada kendaraan, termasuk sebagai sumber tenaga listrik untuk lampu rem.
2. Fuse
Fuse atau sekering berfungsi sebagai pengaman arus pada sistem kelistrikan,
sehingga bila terjadi hubungan pendek (konsleting) maka tidak akan merusak
komponen-komponen pada sistem kelistrikan. Jika terjadi hubungan pendek atau arus
yang lewat terlalu besar (melebihi spesifikasi arus pada fuse) maka fuse akan putus.
3. Pedal rem
Pedal rem berfungsi sebagai pijakkan pengendara saat melakukan pengereman
(mengaktifkan rem). letak pedal rem pada kendaraan mobil manual terletak pada bagian
tengah, sedangkan untuk kendaraan otomatis letak pedal rem berada di sebelah kiri
4. Saklar rem (brake switch)
Saklar berfungsi untuk memutus dan menghubungkan aliran kelistrikan dari
baterai menuju ke beban. Pada sistem kelistrikan lampu rem, sakla rem berfungsi untuk
memutuskan arus positif (untuk pengendali positif) dari baterai yang menuju ke lampu
rem.Saklar rem (brake switch) pada kendaraan mobil dibagi menjadi dua tipe yaitu
saklar mekanik dan saklar hidrolik, Saklar rem mekanik dipasangkan pada pedal
sehingga bila pedal ditekan maka saklar akan terhubung.
Sedangkan saklar rem hidrolik dipasangkan pada master silinder rem dan akan
terhubung jika tekanan minyak rem pada master silinder sudah mencapai sekitar 0,5 bar
sampai 1,5 bar.
Page32
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
4. Lampu rem
Lampu rem merupakan komponen pada kelistrikan lampu rem sebagai penghasil
cahaya saat pengereman dilakukan. Bohlam lampu rem menjadi satu dengan bohlam
lampu belakang. Nyala dari bohlam lampu rem disebabkan oleh panasnya filament,
sehingga filament menghasilkan nyala terang.
5. Kabel
Kabel pada sistem kelistrikan berfungsi sebagai penghantar (penghubung)
antara komponen kelistrikan satu sama lainnya.
Rangkaian kelistrikan lampu rem
Rangkaian sistem kelistrikan lampu rem pengendali positif tanpa relay dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Arus positif baterai akan mengalir menuju fuse, kemudian dari fuse akan masuk ke
saklar. Ketika pedal rem diinjak maka saklar rem pada posisi tidak tertekan maka saklar
akan menghubungkan arus menuju ke lampu rem sehingga pada saat pedal rem diinjak
lampu rem akan menyala dan sebaliknya jika pedal rem tidak diinjak maka saklar rem
pada posisi tertekan maka saklar akan memutuskan arus yang menuju ke lampu rem
sehingga pada posisi pedal rem tidak diinjak maka lampu rem tidak akan
Page33
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
menyala.Rangkaian sistem kelistrikan lampu rem pengendali positif dengan relay dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Arus positif baterai akan mengalir menuju fuse, kemudian dari fuse akan
masuk ke saklar rem dan terminal 30 relay. Ketika pedal rem diinjak maka saklar rem
pada posisi tidak tertekan maka saklar akan menghubungkan arus menuju ke relay
terminal 85, sehingga kumparan pada relay akan dialiri listrik dan menjadi
elektromagnet dan akan meng on kan relay sehingga terminal 30 dan 87 terhubung. Arus
dari baterai yang di relay terminal 30 akan diteruskan melalui terminal 87 menuju ke
lampu rem sehingga pada saat ini lampu rem akan menyala dan sebaliknya jika pedal
rem tidak diinjak maka saklar rem pada posisi tertekan maka saklar akan memutuskan
arus yang menuju ke relay terminal 85lampu rem sehingga pada posisi pedal rem tidak
diinjak maka lampu rem tidak sehingga relay akan menjadi off dan terminal 30 dan 87
pada relay tidak akan terhubung sehingga tidak ada arus yang menuju ke lampu rem, dan
akibatnya lampu rem tidak akan menyala.
e. Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan dan berwarna
putih berfungsi untuk member tanda kepada pengebdara lain atau orang yang berada
dibelakang pada saat kendaraan mundur, Karena lampu mundur switch (saklar) nya
dipasang pada transmisi, Lampu mundur akan menyala bila tuas transmisi diposisikan
mundur dengan kunci kontak ON.
Page34
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page35
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
H. Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan lebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik tengah
kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat (pada saklar
dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu jarak dan hanya
dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh menggunakan lensa wama putih
atau warna kuning.
Page36
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page37
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Untuk memudahkan pengemudi melihat kondisi bahan bakar, tekanan oli, suhu
pendingin, minyak rem, output system pengisian dan beberapa fungsi system kelistrikan
lainya, maka kendaraan dilengkai dengan lampu indikator dan perlengkapan ukur yang
dipasangkan pada dashboard .
Kelengkapan kontrol ini setiap kendaraan tidak sama, namun perlengkapan yang paling
umum pada setiap kendaraan antara lain :
1. Speedometer :
Speedometer berfungsi untuk menampilkan laju kecepatan kendaraan selama
kendaraan meluncur dan dilengkapi dengan odometer yang mencatat jarak yang
ditempuh kendaraan dari awal diproduksi. Trip meter yang berfungsi untuk mencatat
jarak tempuh sesuai dengan keinginan pengemudi . Trip meter dapat di diatur ulang dari
nol kilometer.
2. Fuel Gauge
Fuel gauge berfungsi untuk menampilkan data jumlah bahan bakar yang ada
dalam tangki bensin.
3. Engine Coolant/Temperatur Gauge
Temperatur gauge berfungsi untuk menampilkan suhu mesin pada saat kunci
kontak dihubungkan. Sebagian kendaraan menggunakan lampu indkator sebagai acuan,
lampu akan menyala bila mesin mengalami overhating.
4. Engine Oil Pressure indicator
Berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada pengemudi tentang kondisi
tekanan oli. Sebagian kendaraan menggunakan gauge, sehingga pengemudi tahu persis
berapa tekanan oli, sebagian kendaraan lain menampilkan dalam bentuk sinyal lampu.
5. Charging Indicator
Page38
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page39
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Rangkuman
1. Sistem penerangan luar
a. Lampu utama
b. Lampu belakang
c. Lampu jarak/lampu kota
d. Lampu sein
e. Lampu rem
f. Lampu mundur
g. Lampu plat nomor
2. Sistem penerangan dalam
a. Lampu ruangan
b. Lampu meter
3. Panel instrument
1. Speedometer
2. Fuel Gauge
3. Engine Coolant/Temperatur Gauge
4. Engine Oil Pressure indicator
5. Charging Indicator
6. Turn Signal Indicator
7. High Beam Warnin Light
8. Park Brake Indicator
9. Tachometer
Page40
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini :
1. Jelaskan fungsi sistem penerangan luar berikut ini:
a. lampu utama
b.lampu jarak
c.lampu rem
d.lampu mundur.
e.lampu tanda belok
Page41
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pembelajaran 4 :
Page42
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page43
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page44
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page45
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page46
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page47
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page48
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page49
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page50
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page51
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page52
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page53
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page54
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page55
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pembelajaran 5 :
1. Pembongkaran
a) Lampu-lampu (lampu depan) seal beam.
Melepaskan:
(1). Melepaskan terminal negatif (-) baterai
(2). Melepaskan soket-soket lampu depan
(3). Melepaskan lampu depan beserta ornamen ring lampu
depan jika ada.
(4). Melepaskan unit sealed beam
Pemasangan:
(1) Pasang unit lampu seal beam
(2) Pasang soket (conector) lampu
(3) Pasang kabel baterai
(4) Putar switch lampu keposisi lampu kepala
(5) Stel setiap skrup penyetel dengan ukuran yang sesuai dengan
kondisi benda kerja. (pengerasan skrup kira-kira 18 putaran)
(6) Lakukan pengetesan arah lampu depan. (7). Pasanglah setiap
ornamen lampu depan.
Page56
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page57
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Melepaskan:
(1) Melepaskan lower back trim
(2) Melepaskan lampu kombinasi
Page58
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pemasangan:
(1). Kebalikan cara melepaskan adalah cara memasang lampu
kombinasi belakang.
Catatan: pada waktu memasang trim, perlu diperhatikan bahwa
beberapa skrup tap pengerasannya agak kurang dan dapat
didistribusikan ke skrup yang lebih besar sedikit.
Melepaskan :
(1) Apabila kunci kontak terdapat dalam dash board kolom kemudi,
atau dash board meter kombinasi, maka lepaskan dahulu
komponen berikut.
(2) Lepaskan konektor kunci kontak
(3) Lepaskan mur pengunci, atau baut penahan kunci kontak.
(4) Lepaskan kunci kontak
Pemeriksaan:
Periksalah setiap hubungan antar terminal. Pemeriksaan ini dilakukan
pada saat kunci kontak dan silinder penguncinya terpasang bersama.
Kapasitas load yang melewati terminal:
B+ - ACC : 10 A
B+ - IG : 15 A
B+ - ST : 15 A
B+ - R (relay jika ada) : 5 A
Page59
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
e) Meter Kombinasi
Melepaskan:
(1) Bukalah baut-baut pengunci penutup meter kombinasi
(2) Lepaskan meter glass dan meter panel
(3) Angkat penutup meter kombinasi dan lepaskan konector yang ada
(misal: speedometer dan unit kabel)
(4) Melepaskan pengunci
(5) Melepaskan meter glass dan meter panel
(6) Hati-hati saat mengangkat fule gauge unit, jangan sampai terjadi
kebengkokan pada sensornya.
Pemeriksaan:
(1) Memeriksa fuel gauge sangat mudah, yaitu dengan cara melepas
sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu hubungkan dengan
massa (-), apabila jarum menunjuk pada posisi ”F” (full) maka gauge
masih baik, dan sebaliknya.
(2) Jangan terlalu lama menghubungkan wiring terminal dengan massa,
karena dapat menyebabkan coil terbakar.
(3) Pemeriksaan coil menggunakan tester untuk mengetahui tahanan
pada koil. Jika terlalu kecil dari spesifikasi, maka kemungkinan
terdapat hubungan singkat, jika terlalu besar (lebih dari 150
hm ) kemungkinan putus.
(4) Pemeriksaan fuel gauge unit dengan mengukur tahanan antara
terminal dengan massa sewaktu posisi level pada F dan E. Posisi
Float (pelampung) E Tahanan 95±7 hm 7±2 hm
Pemasangan:
(1) Pemasangan gauge unit dengan cara memberi
permukaan dengan packing dan sealer untuk mencegah
kebocoran bahan bakar.
(2) Hati-hati jangan sampai lengan pelampung bengkok
(3) Periksa ketepatan pemasangan massanya.
Page60
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pembongkaran:
(1) Temperature gauge circuit yang terpasang dalam meter kombinasi
dilepas sesuai prosedur pelepasan meter kombinasi
(2) Thermistor unit yang terpasang mesin (blok silinder/ kepala
silinder atau saluran pendingin) dilepas dengan melepas kabel dan
membuka dengan kunci yang sesuai
Pemeriksaan:
(1) Memeriksa temperature gauge sangat mudah, yaitu dengan cara
melepas sambungan wiring terminal dari gauge unit, lalu
hubungkan dengan massa (-) menggunakan resistor sekitar 25
hm ,
apabila jarum menunjuk pada 1200C, maka gauge masih baik
(2) Jangan menghubungkan wiring terminal langsung dengan massa,
gunakan resistor 25 hm.
(3) Pemeriksaan temperatur gauge unit dengan mengukur tahanan
gauge unit pada air panas 800 C maka tahanannya sekitar 75
hm .
Pemasangan:
(1) Pemasangan gauge unit dengan menggunakan kunci yang sesuai.
(2) Periksa ketepatan pemasangan kabel massanya.
Page61
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Head Lamp.
CARA KERJA
Page62
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Page63
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Cara kerja
Lighting switch ON ( putar satu kali )
o Arus dari baterai mengalir ke fuse (15A) ,ke B light
contro; switch, ke Tail light, ke massa.
o lampu tail, lampu posisi dan lampu plat nomor menyala. Lighting
switch HEAD LAMP (putar 2 kali) ON
Lampu kepala menyala, lampu kecil dan lampu plat nomor tetap
menyala
Page64
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
• Tempatkan switch pada posisi “ON” agar room lamp menyala terus.
• Buka salah satu pintu dengan swich room lamp diposisi ”DOOR”
hingga room lamp menyala.
• Bila semua pintu tertutup room hidup akan mati.
Page65
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Turn-signal lamp
Page66
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Hazard Lamp
1. Bila salah satu turn-signal lamp atau hazard lamp tidak menyala
• Periksa hubungan hazard switch ( di bagian akhir hubungan ).
• Periksa flasher unit.
3. Semua turn-signal lamp kiri dan kanan tidak menyala
a. Kerja dan hazard lamp penuh
• Periksa flasher unit
4. Pergantian kedip dan turn-signal lamp cepat.
• Periksa lamp hulb
• Periksa flasher unit
5. Hazard lamp tidak bekerja
a. Turn-signal lamp tidak bekerja
• Periksa dedicated Fuse
• Periksa kontak hazard switch (hazard lamp bagian ujung).
Page67
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
CARA KERJA
1. Saat pedal rem diinjak stop lamp switch akan terhubung
sehingga terjadi aliran arus.
2. Baterai ke fusible link ke fuse stop ke stop switch lamp stop
lamp kiri dan stop lamp kanan ke massa.
3. Lampu stop (rem ) menyala
Page68
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
CARA KERJA
Bila back-up lamp switch/stop light switch pada transmisi, ketika
tuas transmissi diposisikan mundur /reverse.
Aliran arus dari baterai ,kunci kontak, fusible link, fuse terus ke
back-up lamp switch/stop light switch ke lampu mundur kiri dan
kanan kemassa.
Lampu mundur menyala.
Page69
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
CARA KERJA
1. Fuel Gauge
Bila ignition switch di posisi ON , Fuel gauge aktif
Bila bahan bakar banyak, indikator di gauge diposisi F.
Arus dari ignition switch ke fusible link ke fuse ke fuel gauge
indicator ke fuel gauge unit kemassa. Karena bahan bakar
banyak tahanan di fuel gauge unit kecil arusnya besar sehingga
di idicator menunjukan F.
2. Bila bahan bakar sedikit, indikator di gauge diposisi E.
Arus dari ignition switch ke fusible link ke fuse ke fuel gauge
indicator, ke fuel gauge unit, kemassa. Karena bahan bakar
sedikit tahanan di fuel gauge unit besar arusnya kecil sehingga
di idicator menunjukan E
Page70
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
CARA KERJA
1. Fuel Warning Lamp
Bila tinggi fuel rendah mengakibatkan sensor lever terbuka,
dengan ignition switch diposisi ON, tahanan pada klevel sensor
menjsdi rendah. Bila tahanan ini turun dibawah tinggi nilai
yang ditentukan, fuel warning lamp menyala hingga
mengingatkan pengemudi bahwa fuel yang ada jumlahnya
sudah sedikit.
Page71
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
CARA KERJA.
1. Bila wiper switch ditempatkan opada posisi LO, dengan ignition
switch diposisi ACC atau ON maka wiper bekerja terus pada
low speed.
2. Bila wiper switch ditempatkan pada posisi HI, maka wiper
bekerja pada high speed.
Washer wiper
Bila washer switch diputar ke ON, menyebabkan kontak
intermitent wiper relay rapat akibatnya wiper bergerak dua atau
tiga kali.
Kerja wiper washer rata-rata lebih dahulu selama kerja wiper
secara berulang-ulang.
Page72
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Buatlah langkah-langkah
cara mengganti dan
memasang bola lampu pada
sistem penrangan mobil
Page73
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
1. Dalam servis sistem kelistrikan otomotif perlu pemeriksaan komponen-
komponen secara baik dan benar.
2. Pemeriksaan komponen-komponen harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
B. Saran
1. Dalam pemeliharaan / servis sistem kelistrikan otomotif hendaklah
mengetahui dasar-dasar kelistrikan.
2. Pemeliharaan dan perbaikan dilaksanakan dengan metode dan alat yang
sesuai.
3. Untuk peserta didik yang belum memenuhi standar minimal, sebaiknya
disarankan untuk mempelajari kembali modul tersebut.
Page74
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Rangkuman :
1. Cara merawat sistem kelistrikan penerangan yaitu dengan cara
melakukanperawatan, pemeriksaan dan perbaikan pada komponen sistem
kelistrikanpenerangan yang mengalami kerusakan. Komponen-komponen
tersebutmeliputi: fuse, relay, flasher, konektor, lampu, saklar dan yang
palingutama baterai yang merupakan sumber arus untuk sistem penerangan.
2. Perawatan sistem kelistrikan penerangan bertujuan untuk mengoptimalkankinerja
sistem kendaraan sehingga pengemudi merasa aman dan nyamandalam
berkendara.
Page75
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan
DAFTAR PUSTAKA
1. Toyota Astra Motor Training Center, NEW STEP (Training manual), PT
Toyota Astra, jakarta, 1996.
Page76