I. URAIAN PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah pengadaan dan pemasangan lampu PJU di wilayah kab.
Tana Toraja dan Toraja
Utara Penerangan Jalan Umum di daerah Propinsi Sulawesi Selatan, yang meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan, Mobilisasi, Penomoran Tiang / Panel Daya
b. Pekerjaan tanah, pondasi dan plesteran
c. Pekerjaan penanaman/pendirian tiang dan pemasangan aksessories tiang
d. Pekerjaan kabel jaringan
e. Pekerjaan pemasangan lampu
f. Pekerjaan panel daya
g. Pekerjaan komponen (selain lampu)
h. Pengadaan lampu
Sedangkan sasaran kegiatan ini adalah tersusunya Dokumen kegiatan pekerjaan pengadaan dan
pemasangan lampu PJU di wilayah kab. Tana Toraja dan Toraja Utara propinsi Sulawesi Selatan
dan sebagai pedoman pelaksanaan fisik dilapangan.
2. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian,dan sesuai dengan syarat‐syarat (RKS),
gambar perencanaan, Berita Acara Penjelasan, Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta mengikuti
petunjuk dan keputusan Pengawas Lapangan dan Tim Teknis kegiatan.
II. JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan diproduksi dalam negeri sesuai dengan keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen No.: 472/Kop/XII/80,
No.: 813/Menpen/1980, No.: 65/Menpen/1980 tanggal 23 Desember 1980.
III. PERATURAN TEKNIS YANG DIGUNAKAN
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali ada ketentuan lain yabg dipersyaratkan dalam Rencana
Kerja dan Syarat Syarat (RKS) ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Pemerintah RI nomor 54 tahun 2010 tentang pedoman
b. Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
c. Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia tahun 1982
d. Standar Nasiaonal Indonesia (SNI), untuk pekerjaan :
i Pekerjaan tanah
ii Pekerjaan beton
iii Pekerjaan plesteran
iv Persyaratan umum pekerjaan listrik tahun 2000
v Spesifikasi Penerangan Jalan Umum
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
e. Peraturan Dirjen Perhubungan Darat kemenhub RI nomor SK.7324/AJ.401/DRJD/2013
tentang Juknis Perlengkapan Jalan.
f. Peraturan tentang instalasi penerangan listrik yang dikeluarkan oleh PLN
g. Peraturan yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan dan Jaminan Perlindungan dan
Keselamatan Ketenagakerjaan yang dikeluarkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI
2. Untuk melaksanakan pekerjaan pada pasal 1 ayat 1 berlaku dan mengikat pula
a. Gambar kerja yang dibuat Konsultan Perencana dan telah disahkan oleh Dinas
Perhubungan di kab. Tana Toraja
dan Toraja Utara propinsi Sulawesi Selatan, termasuk gambar‐gambar detail yang
diselesaikan kontraktor pelaksana dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat‐Syarat (RKS)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Anwijzing)
d. Berita Acara Penetapan Pemenang dan Penyedia Barang/Jasa
e. Surat Penetapan Keputusan Penyedia Barang/Jasa
f. Surat Penawaran beserta lampirannya
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Direksi.
IV. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar & Rencana Kerja dan Syarat‐Syarat (RKS) termasuk
tambahan dan perubahannya
yang tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Anwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan rencana Kerja dan Syarat‐Syarat (RKS) maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS,
begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah
yang mengikat.
3. Bila perbedaan‐perbedaan ini menimbulkan keragu‐raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor pelaksana wajib menanyakan Direksi/Pengawas Lapangan
Tim Pengelola Teknis Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.
4. Keputusan dalam rapat akan dituangkan dalam Berita Acara dan mendapatkan pengesahan dari
Pemberi Tugas.
V. JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan Kontraktor pelaksana wajib membuat rencana kerja
pelaksanaan dan bagian
bagian pekerjaan berupa Bar‐chart dan curve bahan/tenaga kerja
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Pengawas lapangan/Tim teknis
kegiatan, paling lambat dalam 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPPBJ diterima Kontraktor,
Rencana Kerja yang telah
disetujui Direksi/Pengawas lapangan/Tim Pengelola teknis kegiatan akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
3. Kontraktor wajib menberikan memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat) kepada
Direksi/Pengawas lapangan/
Tim teknis kegiatan, satu salinan Rencana Kerja ditempel didinding bangsal kontraktor
dilapangan yang selalu diikuti dg
grafik kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas lapangan/Tim teknis kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
VI. KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut
pelaksana yang cakap
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor,
berpendidikan minimal D3 dan/
STM sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Direksi/Pengawas lapangan/Tim Pengelola teknis
kegiatan, nama jabatan pelaksana lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas lapangan/Tim Pengelola teknis kegiatan,
pelaksana kurang/tidak
cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberi tahu ke Kontraktor secara tertulis untuk
menggantinya dengan personil
yang memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk pelaksana baru
atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direksi perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan.
VII. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR / PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal‐hal mendesak,
Kontraktor dan pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Direksi/Pengawas
lapangan/Tim pengelola
teknis kegiatan. Alamat Kontraktor dan pelaksana tidak berubah‐ubah selama kegiatan pekerjaan
berlangsung.
2. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
VIII. PENJAGAAN KEAMANAN DILINGKUNGAN PEKERJAAN
1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapngan terhadap barang‐barang milik proyek,
Direksi/Pengawas lapangan/Tim
pengelola teknis kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola
teknis kegiatan, baik yang
telah terpasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
Kontraktor wajib menjaga keamanan dan kelancaran dilikasi kegiatan dengan memasang rambu
peringatan/perintah/
3. Larangan ditempat‐tempat yang ditetapkan oleh Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola
teknis kegiatan.
IX. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat‐obatan menurut syarat‐syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK)
yang selalu dalam keadaan siap pakai dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan bagi
semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat bagi petugas dan
pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, WC dan Kamar mandi yang bersih dan layak bagi
semua petugas dan pekerja,
membuat penginapan didalam area kerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Kontraktor berkewajiban memenuhi segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan
keselamatan bagi petugas/pekerja
dilapangan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
X. ALAT‐ALAT DAN PELAKSANAAN
Semua alat‐alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum pekerjaan
secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :
1. Perlengkapan keselamatan untuk petugas/Pekerja dilapangan.
2. Rambu‐rambu lalulintas portable
3. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur
4. Alat‐alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
XI. SITUASI DAN UKURAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adaalah pekerjaan utama sesuai dengan gambar, ukuran‐
ukuran dalam gambar/dalam
RKS merupakan garis besar pelaksanaan.
2. Kontraktor wajib meneliti situasi lokasi, terutama ketersediaan tempat, sifat tanah dan luas area
pekerjaan, dan hal‐hal
yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
3. Kelalaian/kurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan menggagalkan tuntutan.
XII. SYARAT‐SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan banguan yang didatangkan harus memenuhi syarat yang ditentukan Pasal II
2. Semua bahan bangunan yang dipergunakan harus diperiksakan dahulu ke Direksi/Pengawas
lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
3. Bahan‐bahan bangunan yang didatangkan oleh Kontraktor dilapangan pekerjaan, tetapi ditolak
oleh Direksi/Pengawas
lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat‐lambatnya dalam
waktu 2x24 jam terhitung dari waktu penolakan.
4. Pekerjaan/bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor pelaksana tetapi ditolak oleh
Direksi/Pengawas lapangan/
Tim pengelola teknis kegiatan, harus segera dihentikan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor dalam waktu yang
ditetapkan oleh Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan.
XIII. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum
diperiksa oleh Direksi/
Pengawas lapaangan/Tim pengelola teknis kegiatan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada
Direksi/Pengawas lapangan/
Tim pengelola teknis kegiatan. Kemudian jika Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis
kegiatan telah menyetujui
bagian dari pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaanya. Rencana Kerja dan
Syarat‐Syarat Teknis 5.
2. Bila pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari jam diterimanya permohonan
periksaan, tidak terhitung hari libur
atau hari raya), tidak dipenuhi oleh Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan,
Kontraktor daapat meneruskan
kegiatannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui
Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan meminta perpanjangan waktu.
3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis
kegiatan berhak memerintah
kan membongkar bagian pekerjaan sebagian/seluruhnya utk memperbaikim biaya
pembongkaaran dan pemasangan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
XIV. KENAIKAN HARGA / FORCE MAJEURE
1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak daapaat mengjukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijakan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional dapat
mengajukan klaim sesuai
petunjuk yang dikeluarkan oleh pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yg diakibatkan kejadian faktor alam, kerusuhan,
peperangan serta kejadian tersebut
dibenarkan oleh pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.
XV. PEKERJAAN TAAMBAH / KURANG
1. Mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan secara tertulis dalam buku harian oleh
Direksi/Pengaawas lapangan/
Tim pengelola teknis kegiatan serta persetujuan pemberi tugas.
2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata‐nyata ada perintah tertulis dari
Direksi/Pengawas lapangan/Tim
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
pengelola teknis kegiatan atas persetujuan pemberi tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan,
yang dimaksudkan oleh Kontraktor
yang pembayarannya diperhitungkan bersama‐sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga yang dimasukkan
dalam penawaran, harga
satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis
kegiatan bersama Kontraktor
dengan persetujuan pemberi tugas.
5. Adanya pekerjaan tambah tidak dpt dijadikan sebagai penyebab kelambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas
lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan dapaat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena
adanya pekerjaan tambah tersebut.
XV. PEKERJAAN PERSIAPAN, MOBILISASI, PENOMORAN TIANG / PANEL DAYA
1. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
Koordinasi dengan instansi terkait pengadaan dan pemasangan lampu PJU
a. Di wilayah kab. Tanah Toraja dan Toraja Utara, Propinsi Sulawesi Selatan
i. PT.PLN
ii. Muspika setempat
iii. Perangkat Kelurahan / Desa
b. Survey lokasi dan pengukuran di lokasi pengadaan dan pemasangan lampu PJU
Apabila ada perbedaan antara hasil survey dan pengukuran dari pihaak kontraktor dg
gambar perencanaan, kontraktor
segera koordinasi dengan Direksi/Pengawas lapangan/Tim pengelola teknis kegiatan.
2. Mobilisasi, meliputi :
a. Transportasi tenaga kerja dari titik awal keberangkatan sampai dengan lokasi pekerjaan.
b. Angkutan bahan bangunan gudang kontraktor ke lokasi pekerjaan.
3. Penomoran tiang
a. Pemasangan indentitas tiang PJU menggunakan bahan acrylic solid dan warna mengikuti
petunjuk Direksi.
b. Tulisan sesuai penomoran yang atas nomor ruas, bawah nomor urut, ukuran model font
sesuai gambar kerja dg cutting
sticker warna sesuai petunjuk Direksi.
c. Ukuran identitas sesuai gambar kerja.
d. Pemasangan pada tiang PJU tinggi sesuai gambar kerja.
e. Indentitas tiang lampu harus terpasang kuat dan rapi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
XVI. PEKERJAAN TANAH, PONDASI DAN PLESTERAN
1. Pekerjaan tanah
Pekerjaan tanah meliputi galian tanah, urugan kembali dan urugan pasir.
a. Galian tanah
i. Galian tanah dikerjakan setelah pemasangan papan patok dengan penandaan
sumbu ke sumbu selesai dilaksanakan
ii. Ukuran galian tanah untuk penanaman kabel sesuai gambar kerja
iii. Tanah hasil galian dikumpulkan disekitar galian dan keluarkan dari badan jalan agar
tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
b. Urugan tanah
i. Pekerjaan urugan mencapai titk peil sesuai gambar perencanaan.
2. Pekerjaan pondasi panel, meliputi :
a. Pondasi beton
i. Pembuatan pondasi beton menggunakan mutu beton K175
ii. Cetakan beton/bekisting
3. Pekerjaan plesteran/acian
‐ Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang‐bidang yang akan diplester harus dibersihkan
terlebih dahulu, kemudian
dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak‐retak.
‐ Semua permukaan pondasi beton yang diplester permukaanya harus dikasarkan terlebih
dahulu.
‐ Adukan untuk plesteran dan acian harus benar‐benar halus sehingga plesteran tidak terlihat
pecah‐pecah.
‐ Tebal plesteran 1,5 cm
XVII. PEKERJAAN PEMASANGAN KABEL JARINGAN
1. Spesifikasi kabel jaringan
‐ Kabel yang digunakan harus memenuhu standar SNI, LMK dan SPLN
‐ Mampu dialiri tegangan 500 V
‐ Kabel yang digunakan sesuai adalah tipe kabel yang tercantum di Bill of Quantity (BoQ)
‐ Melampirkan surat dukungan dari pabrikan kabel dan melampirkan brosur
2. Pemasangan kabel
‐ Kabel NYFGbY dan kabel NYM yang tercantum di gambar kerja.
‐ Setekah kabel terpasang, maka dilakukan penyambungan dan terminasi antar ujung kabel
terpasang.
‐ Penyambungan dilakukan sebaik mungkin untuk mencegah timbulnya korosi.
XVIII. PEKERJAAN PEMASANGAN LAMPU
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
1. Pemasangan lampu pada tiang PJU dilakukan dengan ketelitian dan kecermatan, sehingga
luminer lampu dapat mencapai
titik focus penyinaran yang diharapkan.
2. Setelah lampu terpasang, Kontraktor melakukan penyambungan agar lampu terkoneksi dengan
kabel jaringan penerangan
jalan umum.
3. Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Tim teknis kegiatan memastikan bahwa sambungan
tersebut aman.
4. Proses percobaan penyalaan lampu tersebut dilakukan setelah pemasangan kabel Panel Daya
dan perijinan penyambungan
dan penyalaan tenaga listrik dari PLN dilaksanakan.
XIX. PEKERJAAN PEMASANGAN LAMPU
1. Pemasangan Panel Daya
‐ Kontraktor mempersiapkan komponen‐komponen yang akan digunakan menyesuaikan gambar
kerja.
‐ Komponen‐komponen yang dipersiapkan tersebut terlebih dahulu diperlihatkan kepada
Pengawas lapangan/Tim teknis
kegiatan untuk diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi yang tercantum dalam perencanaan.
‐ Setelah perakitan box panel selesai, dilanjutkan pemasangan diatas pondasi.
‐ Spesifikasi komponen panel
i. Box panel
‐ Bahan : plat baja difinishing powder coating yang di oven
‐ Warna : light grey
‐ Ukuran ; sesuai gambar perencana
‐ Tipe : Outdoor
‐ Kelengkapan : kunci gembok
ii. Terminal Block
‐ Model : 4 P
‐ I max. 60/100A
‐ Digunakan untuk koneksi kabel Phase (Line)
iii. Terminal Cu
‐ Model : plat dilengkapi dengan mur+baut konektor dan mur+baut recolit
‐ Ukuran : sesuai gambar perencana
‐ Digunakan untuk penyambungan kabel netral
iv. Recolit
‐ Isolator dudukan plat Cu untuk terminal
‐ Ukuran dia. 40, tinggi 40, baut M8
v. Terminal Noul ‐ Ground
‐ Ukuran ; sesuai gambar perencana
‐ Digunakan untuk kabel pentanahan/grounding
vi. Rel
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PEKERJAAN ELEKTRIKAL PJU
‐ Terbuat dari bahan : aluminium
‐ Jenis : DIN
‐ Ukuran : sesuai gambar perencana
‐ Dapat digunakan untuk : minimal 3 bh MCB, 1 Timmer dan 1 Kontaktor
vii. MCCB/MCB
‐ Standar industri Indonesia
‐ Memenuhi standar PLN dan LMK
‐ Mampu dialiri arus 220V ‐ 240V
viii. Pilot Lamp
‐ Tegangan operasi : 220 VAC
‐ I Nominal : 27 mA
‐ Cutout diameter : 22 mm
‐ Tipe lampu : LED
‐ Mounting type : Panel
‐ Index proteksi : IP 20 (rear face), IP 65 (front face)
‐ Wirring panel disesuaikan dengan gambar perencana
XXX. PERIJINAN
Proses pelaksanaan penyambungan daya listrik untuk keperluan lampu penerangan jalan, mengikuti
langkah‐langkah sbb :
1. Penyedia barang/jasa mempersiapkan dokumen permohonan penyambungan daya yang sudah
ditandatangani oleh Direktur
dan penanggung jawab teknis.
2. Dokumen tersebut setelah diparaf oleh Kepala bidang perhubungan, perumahan dan kawasan
permukiman selanjutnya
ditandatangani oleh Kepala Dinas Perhubungan.
3. Dokumen permohonan selanjutnya disampaikan kepada PT.PLN yang bersangkutan untuk
diproses sesuai ketentuan.
4. Kontraktor membayar Biaya Penyambungan (BP), Uang Jaminan Langganan (UJL), Materai, SLO
dan biaya yang dipersyaratkan.
5. Sebelum tersambungnya daya listrik oleh PLN, kehandalan instalasi listrik yang dilaksanakan,
dituangkan dalam bentuk
Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang diterbitkan lembaga yang berwenang.
6. Dengan tersambungnya daya listrik PLN, selanjutnya dilaksanakan test penyalaan dimana seluruh
instalsi yang baru dipasang difungsikan, untuk megecek nyala lampu.