A. Kompetensi Pembelajaran
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KD 3.32 : Membandingkan isi berbagai resensi berkaitan dengan bidang pekerjaan
untuk menemukan sistematika sebuah resensi
KD 4.32 : Menyajikan isi sebuah resensi berkaitan bidang pekerjaan dengan
memerhatikan hasil perbandingan beberapa teks resensi.
1
3.32.2.1 Setelah membaca dua contoh resensi, siswa dapat menentukan perbedaan isi dan
sistematika resensi dengan penuh tanggung jawab.
3.32.3.1 Setelah membaca dua contoh resensi, siswa dapat membandingkan isi dua buah
karya resensi dengan penuh tanggung jawab.
4.32.1.1 Setelah membaca kumpulan cerpen, siswa dapat merancang sajian isi resensi
kumpulan cerpen dengan memperhatikan kelengkapan unsur-unsurnya dengan
penuh tanggung jawab.
4.32.2.1 Setelah merancang resensi kumpulan cerpen, siswa dapat menyajikan isi sebuah
resensi kumpulan cerpen dengan memeperhatikan kelengkapan unsur-unsurnya
dengan penuh tanggung jawab.
D. Pembelajaran
Pernahkah kamu membuat resensi ? Apakah resensi itu ? Pada pembahasan pertama ini,
kamu akan membandingkan isi teks resensi.
Resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu
buku, film, atau karya lain. Orang yang menyusun resensi disebut peresensi. Tugas penulis resensi
adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya apakah layak dibaca atau
tidak.
Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi ialah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur,
bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Unsur-unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi di
antaranya sebagai berikut.
1. Judul resensi
2. Identitas buku yang diresensi
3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lain-lain)
4. Inti/isi resensi
5. Keunggulan buku
6. Kekurangan buku
7. Penutup
2
Perhatikan contoh teks resensi berikut berdasarkan penyajian isinya.
Isi Resensi
Kemenangan demi kemenangan yang telah diraih Rossi bersama Honda membuat
mereka yang berkecimpung dalam tim Honda mulai beranggapan bahwa yang menentukan
sebuah kemenangan adalah mesin motor, bukan pembalapnya. Mereka membandingkan
Yamaha, salah satu pesaingnya yang tidak pernah memenangi satu balapan pun karena
mesin motornya memang kalah cepat dari Honda.
3
Bacalah teks resensi di bawah ini dengan saksama!
Setelah kamu membaca teks resensi di atas, lakukanlah analisis isi resensi berdasarkan
format tabel berikut.
Unsur/Sistematika
No Jawaban Tanggapan Isi Resensi
Resensi
1. Judul resensi Teknik seni bermain gitar Isi dalam resensi
2. Identitas resensi Penulis : Famoya buku yang berjudul
Tebal Buku : 80 Halaman “Teknik Seni Bermain
Penerbit : Terbit Terang, Surabaya Gitar” ini memiliki
Tahun Terbit : 1999 unsur atau syarat yang
3. Pendahuluan Paham terhadap nada dan elok dalam terdapat dalam data
pemetikan senar.
4
4. Isi resensi Teknik seni bermain gitar ini buku yang bisa
merupakan sebuah buku yang terbilang lengkap.
menjelaskan tutorial mudah bermain Namun mungkin
gitar. Dalam salah satu babnya , yaitu tampilan atau cover
pada bab " body gitar " , menjelaskan buku ini kurang
bagaimana cara memilih gitar , pada " menarik perhatian
bab Accord dan kunci nada " , bahwa khususnya anak muda.
mampu membedakan jenis nada tanpa Apalagi judul buku
melihat Accord nada tertentu . inipun terbilang cukup
Gitar merupakan alat musik modern menarik.
yang menghasilkan melodi yang indah Kelebihan dan
yang berasal dari petikan senarnya . kekurangan buku
Bentuk body gitar berpengaruh pada dijelaskan oleh
kualitas suara gitar . "Gitaris" yaitu penulis. Sehingga lebih
sebutan untuk pemain gitar yang memudahkan
menciptakan sebuah kreasi.
pembaca untuk
Dalam memainkan gitar , tidak hanya
megetahui keugggulan
fokus pada teori nada mayor dan minor,
ataupun kekurangan
tapi juga dengan ketajaman felling dan
buku ini.
menyetem senar gitar . Selain itu , untuk
menghasilkan melodi indah tidak bisa
hanya asal petik , namun menggunakan
nada dasar pada Accord dan
menentukan kunci nada .
Kunci nada pada sebuah lagu harus
seimbang dengan kemampuan suara
penyanyi . Dengan begitu lagu yang
dinyanyikan akan terdengar indah.
5. Keunggulan buku Buku dikemas dengan bagus dan
menarik
Menggunakan Bahasa yang mudah
dipahami
Disertai kaidah EYD
Sampul buku sesuai dengan isi
bukunya
Disertai dengan gambar kunci nada
dan table accordnya
5
6. Kekurangan buku Tebal buku hanya 80 halaman dan
menjadikan daftar lagu yang erdapat
didalamnya menjaadi terbatas.
7. Penutup Saran saya setelah membaca buku ini
anda diharapkan dapat mempelajari
teknik bermain gitar dengan baik dan
benar serta memanfaatkan kemampuan
anda sebagai modal untuk mencari
uang.
Setelah kalian melakukan analisis isi resensi, sekarang bandingkanlah isi dari kedua teks
resensi berikut. Hal yang dapat dibandingkan ialah dari penyajian isinya.
Aktivitas menulis sering kali dikaitkan dengan bakat seseorang. Padahal, tidak
selamanya bakat dapat membuat aktivitas tulis-menulis menjadi selancar dan semudah
yang kita bayangkan. Berulang kali para pakar menyatakan bahwa menulis merupakan
pelajaran dasar yang sudah kita dapatkan semenjak duduk di bangku sekolah dasar
bahkan di taman kanak-kanak. Dengan kata lain, mengarang adalah keterampilan
sekolah dasar. Namun, sering kali ketika kita hendak menuangkan ide-ide kita dalam
bentuk tulisan, sesuatu yang bernama “bakat” selalu menjadi semacam “kambing
hitam” yang harus siap dipersalahkan.
Mengarang bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, juga bukan merupakan hal
yang sulit jika ada komitmen, janji pada diri sendiri tentu saja, jika komitmen itu diniati
untuk benar-benar diteipati. Komitemen inilah satu lagi kata kunci agar proses menulis
dan mengarang menjadi mudah. Komitmen tersebut adalah janji pada diri sendiri
bahwa saya akan menjadi penulis. Jadi, menulis itu bukan perlu bakat, sebab bakat tidak
lebih darti “minat dan ambisi yang terus menerus berkembang”.
Jadi, jika “bakat” bermakna demikian, segala sesuatu memerlukan bakat, tidak
hanya dalam soal tulis-menulis. Maslahnya kemudian, bagaimana agar ambisi tersebut
terus dipelihara sampai waktu yang lama ? Jawabnya, “komitmen pada diri sendiri.”
6
Teks 2
Istambul atau dulunya dikenal dengan nama Byzantium merupakan kota yang
paling penting dalam sejarah. Kota ini menjadi ibu kota dari empat kekaisaran, yaitu
Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran Latin dan terakhir
Kekaisaran Utsmaniyah. Penyebaran agama Kristen mengalami kemajuan pada masa
Kekaisaran Romawi dan Romawi Timur sebelum Utsmaniyah menaklukkannya pada
tahun 1453 di bawah kepemimpinan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) yang
mengubahnya menjadi pertahanan Islam sekaligus ibu kota kekhalifahan terakhir.
Kesultanan Utsmaniyah berakhir pada tahun 1922. Istambul beralih menjadi
Republik Turki pada tahun 1923. Namun tak banyak kemajuan yang terjadi pada periode
ini. Kota yang dahulunya pernah menjadi rebutan karena kekayaan dan posisinya yang
strategis mendadak diabaikan setelah Kesultanan Utsmani jatuh. Sebaliknya, kota ini
menjadi lebih miskin, kumuh, dan terasing. Kegemilangan kota ini perlahan memudar.
Rakyat hidup dalam kemiskinan dan penderitaan akan kenangan kejayaan masa lalu.
“Seakan-akan begitu kami aman berada di rumah kami, kamar tidur kami, ranjang kami,
maka kami dapat kembali pada mimpi-mimpi tentang kekayaan kami yang telah lama
hilang, tentang masa lalu kami yang legendaris.” (halaman 50).
Sebesar apa pun hasrat untuk meniru Barat dan menjalankan modernisasi,
tampaknya keinginan yang lebih mendesak adalah terlepas dari seluruh kenangan pahit
dari kesultanan yang jatuh: lebih menyerupai tindakan seorang pria yang diputus cinta
membuang seluruh pakaian, barang-barang, dan foto-foto bekas kekasihnya. Namun,
tidak ada sesuatu pun, baik dari Barat maupun dari tanah air sendiri, yang bisa
digunakan untuk mengisi kekosongan itu, dorongan kuat untuk berkiblat ke Barat
sebagian besar merupakan usaha untuk menghapus masa lalu; pengaruhnya pada
kebudayaan bersifat mereduksi dan membuat kerdil, mendorong keluarga-keluarga
seperti keluargaku yang, meskipun senang melihat kemajuan Republik, melengkapi
perabot rumah mereka layaknya museum. Sesuatu yang kemudian hari aku ketahui
sebagai misteri dan kemurungan yang mewabah, kurasakan pada masa kanak-kanakku
sebagai kebosanan, dan kemuraman, rasa jemu mematikan, yang kuhubungkan dengan
musik “alaturka” yang membuat neneku tergerak
7 untuk mengetuk-ngetukkan kakinya
yang bersandal: aku melarikan diri dari situasi ini dengan membangun mimipi”
(halaman 43).
Setelah membaca kedua cuplikan resensi buku tersebut, kemukakanlah karakteristik
resensi berdasarkan isi resensi dengan mengikuti format berikut.
Isi Resensi
Tanggapan/komentar
Teks 1 Teks 2
Identitas Buku : Identitas Buku: Kedua buku memiliki
Judul : Agar Menulis- Judul : Istanbul ( Kenangan keunggulan dan kekurangan
Mengarang Bisa Gampang Sebuah Kota ) masing-masing. Teks pertama
Pengarang : Andreas Harefa Pengarang : Orhan Pamuk merupakan buku noniksi,
Penerbit : PT Gramedia Penerjemah : Rahmani Astuti sedangkan teks kedua
Pustaka Utama Penerbit : Serambi merupakan buku iksi berupa
Tahun Terbit : 2002 Tahun Terbit : 2015 novel sejarah.
Tebal : i-xi + 103 Halaman Tebal : 561
Isi Resensi: Isi Resensi:
Aktivitas menulis Istambul atau dulunya
sering kali dikaitkan dengan dikenal dengan nama
bakat seseorang. Padahal, Byzantium merupakan kota
tidak selamanya bakat dapat yang paling penting dalam
membuat aktivitas tulis- sejarah. Kota ini menjadi ibu
menulis menjadi selancar dan kota dari empat kekaisaran,
semudah yang kita yaitu Kekaisaran Romawi,
bayangkan. Berulang kali Kekaisaran Romawi Timur,
para pakar menyatakan Kekaisaran Latin dan terakhir
bahwa menulis merupakan Kekaisaran Utsmaniyah.
pelajaran dasar yang sudah Penyebaran agama Kristen
kita dapatkan semenjak mengalami kemajuan pada
duduk di bangku sekolah masa Kekaisaran Romawi dan
dasar bahkan di taman kanak- Romawi Timur sebelum
kanak. Dengan kata lain, Utsmaniyah menaklukkannya
mengarang adalah pada tahun 1453 di bawah
keterampilan sekolah dasar. kepemimpinan Mehmed II
Namun, sering kali ketika kita (Muhammad Al-Fatih) yang
hendak menuangkan ide-ide mengubahnya menjadi
kita dalam bentuk tulisan, pertahanan Islam sekaligus
sesuatu yang bernama ibu kota kekhalifahan
“bakat” selalu menjadi terakhir.
semacam “kambing hitam” Kesultanan Utsmaniyah
yang harus siap berakhir pada tahun 1922.
dipersalahkan. Istambul beralih menjadi
8
Mengarang bukanlah Republik Turki pada tahun
pekerjaan yang mudah. 1923. Namun tak banyak
Namun, juga bukan kemajuan yang terjadi pada
merupakan hal yang sulit jika periode ini. Kota yang
ada komitmen, janji pada diri dahulunya pernah menjadi
sendiri tentu saja, jika rebutan karena kekayaan dan
komitmen itu diniati untuk posisinya yang strategis
benar-benar diteipati. mendadak diabaikan setelah
Komitemen inilah satu lagi Kesultanan Utsmani jatuh.
kata kunci agar proses Sebaliknya, kota ini menjadi
menulis dan mengarang lebih miskin, kumuh, dan
menjadi mudah. Komitmen terasing. Kegemilangan kota
tersebut adalah janji pada diri ini perlahan memudar.
sendiri bahwa saya akan Rakyat hidup dalam
menjadi penulis. Jadi, menulis kemiskinan dan penderitaan
itu bukan perlu bakat, sebab akan kenangan kejayaan
bakat tidak lebih darti “minat masa lalu. “Seakan-akan
dan ambisi yang terus begitu kami aman berada di
menerus berkembang”. rumah kami, kamar tidur
kami, ranjang kami, maka
kami dapat kembali pada
mimpi-mimpi tentang
kekayaan kami yang telah
lama hilang, tentang masa lalu
kami yang legendaris.”
(halaman 50).
Keunggulan Buku: Keunggulan Buku:
Buku ini dapat memberikan Buku ini tersaji cukup baik,
semangat pada para pembaca banyak sejarah tersembunyi
untuk mulai membuat yang akan diketahui oleh
sebuah karya tulis. Buku ini pembaca
juga menyajikan gagasan-
gagasan kreatif sehingga
pembaca merasa perlu untuk
mengalih bentukkan gagasan
tersebut menjadi sebuah
tindakan nyata, yaitu karya.
9
Kekurangan Buku: Kekurangan Buku:
Penggunaan jenis huruf kurang Pemberian ilustrasi berupa
nyaman untuk dibaca dalam gambar/karikatur diperbanyak
waktu yang lama. disesuaikan dengan setiap
deskripsi.
Penutup: Penutup:
Menulis atau mengarang Istanbul beralih menjadi
bukanlah pekerjaan yang Republik Turki pada tahun
mudah. Membutuhkan 1923. Tidak banyak kemajuan
keterampilan dengan yang terjadi pada periode itu.
pelatihan yang rutin ditunjang Kota yang dahulunya pernah
dengan pengetahuan tentang menjadi rebutan karena
teknik atau strategi kekayaan dan posisinya yang
kepenulisan. Komitmen untuk strategis mendadak diabaikan
terus berlatih secara rutin setelah Kesultanan Utsmani
merupakan kunci kesuksesan jatuh.
dalam aktivitas menulis.
10
Menulis Resensi
Menulis resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan.
Berikut persyaratan tersebut.
1. Penulis harus memiliki pengetahuan di bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan
meresensi sebuah novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan
perkembangannya.
2. Penulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur
internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang
penulis harus mampu menggali unsur-unsur tersebut.
3. Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya,
penulis akan membandingkan sebuah karya lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan
mampu menemukan kelemahan dan keunggulan sebuah karya.
(1) Buku ini memiliki keunggulan dari segi karakteristik tokoh-tokohnya sehingga pembaca
dapat dengan mudah menyelami karakter para tokohnya itu. (2) Novel ini juga dibumbui oleh
cerita-cerita lucu yang membuat pembaca tidak akan merasa bosan untuk menuntaskannya.
(3) Hanya saja pemilihan kata-kata di dalan novel ini menggunakan ragam bahasa remaja,
seperti gue, elo. (4) Hal itu menjadikan novel ini seolah-olah dikhususkan untuk kalangan
remaja saja.
Kalimat yang menyatakan keunggulan buku terdapat pada kalimat nomor ……. (1) dan (2)
11
3. Cermati kutipan resensi berikut!
Penggunaan bahasa Tere liye sudah tidak diragukan lagi. Pilihan dan susunan katanya
dapat menghanyutkan pembacanya pada alur cerita. Terdapat banyak amanat yang
terkandung di dalamnya, baik tersirat maupun tersurat. Sampulnya yang elegan juga
sangat menarik minat pembaca pada saat pertama kali melihat. Novel Tentang Kamu ini
hampir tidak ada kekurangan, hanya saja sinopsis di sampul belakang kurang
menggambarkan isi keseluruhan cerita. Pandangan pembaca akan salah jika hanya melihat
dari sinopsisnya; setelah membacanya, tentu ceritanya bukan itu.
12
Giddens terkenal sebagai penulis yang gemar berpanjang kata kata-kata baru
sehingga karya-karya teoritisnya pun begitu tebal. Kalimat-kalimatnya amat teknis dan
memakai kombinasi kata-kata baru yang bahkan dalam bahasa Inggris belum dikenal.
13
Sayangnya, akhir cerita yang terkesan terburu-buru dan terlalu dipaksakan membuat
kekuatan cerita menjadi berkurang. Cerita tanah air dan bertemu kembali lagi ke tanah air
dan bertemu kembali lagi selama 5 tahun ternyata tidak dikisahkan sedetil dan seindah
novel di bagian awal. Akhir cerita lebih bewarna “fairy tale.” Seperti kisah putri upik abu
yang disunting pangeran kaya raya.
14
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Pembelajaran
Drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak,
beraksi, dan sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action’. Drama dapat pula
diartikan sebagai sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan
tokoh yang berisi konflik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah yang
melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Pengertian lain
drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan
naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor, kostum, rias,
lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.
Terdapat beberapa bentuk drama, di antaranya, adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi
atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram,
yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan
tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti
drama serius yang melukiskan pertikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar
biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan,
di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita,
tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
15
c. Dialog-monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni drama dan tari.
c. Tablo, yaitu drama tanpa gerak atau dialog.
5. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur,
penokohan, dan tematik.
b. Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad
ke-18).
d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh
utama.
f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian
gereja (di Abad Pertengahan).
g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema
dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat
yang ada (terutama di perdesaan).
16
Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan karakternya yang gagah, berkeadilan,
atau terpuji.
c. Tokoh statis (the static character)
Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama, tanpa perubahan, mulai dari awal hingga
akhir cerita.
d. Tokoh yang berkembang. Misalnya, seorang tokoh berubah dari setia ke karakter
berkhianat, dari yang bernasib sengsara menjadi kaya raya, dari yang semula adalah
seorang koruptor menjadi orang yang saleh dan budiman.
3. Dialog
Dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan.
a. Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah dipergunakan
untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang
terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung; harus pula dapat
mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut
berperan di atas pentas.
b. Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-
hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja; para tokoh harus berbicara jelas
dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah.
4. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama menyangkut
segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,
kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema drama, kita perlu mengapresasi
menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang dinyatakan secara
tersirat. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus memahami drama itu secara
keseluruhan.
5. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan drama itu
kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya
dalam keseluruhan isi drama.
17
di atas bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah saya, kami, kita, Anda. Adapun kata
sapaannya adalah panembahan.
Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali
menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak
ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan,
pertanyaan. Berikut contoh- contohnya.
Ah, ya!
Ampun seribu ampun!
Bagus! Bagus!
Atas dasar kekuatan!
Jangan khawatir. Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan.
Sri .... Ratu Dara?
Bagaimanakah keadaan mereka?
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, menharapkan, mendambakan,
mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
B. Soal-soal
1. Perhatikan kutipan teks drama berikut!
Ibu :“Saya dengar Nana masuk rumah sakit.
Lala : “ Benar, Bu. “Kami akan menengok besok.”
Ibu : “Nana sakit apa?”
Lala : “Nana sakit demam berdarah.”
Adik : “Kak, besok aku ikut menengok ya!”
Lala : “ Hus. Anak kecil tidak boleh ikut!”
18
Ibu : “Adik di rumah saja sama ibu.”
Lala : “ Sebaiknya kami membawa apa, Bu?”
Ibu : “Bawa jus jambu saja agar bisa membantu menaikkan trombosit.”
Lala : “Ide yang bagus itu, Bu!”
19
Kalimat yang tepat untuk melengkapi dialog yang rumpang di atas adalah …………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Drama tersebut menunjukkan sebuah suasana ……… sedih dan putus asa
Dialog di atas diucapkan tokoh ayah dengan nada ….. marah atau tegas
7. Bacalah dialog dalam kutipan teks drama berikut ini dengan cermat!
Lita : Mega, kenapa teman-teman meninggalkan kita?
Mega : Saya tidak tahu.
Lita : Saya heran, padahal kan tadi teman-teman bersemangat untuk belajar
bernyanyi.
Mega : Ya, mungkin mereka belum sarapan.
Lita : Maksudnya?
Mega : Ya, mereka tidak kuat menahan lapar, kemudian mereka pergi untuk beli jajan
sebagai pengganti sarapan.
Lita : Aneh?!
Mega : Kamu tadi sudah sarapan?
Lita : Tidak biasa.
Mega : Maksud kamu?
Lita : Ya, saya tidak biasa sarapan sebelum pergi sekolah.
Mega : Jadi kamu belum sarapan kan?
Lita : Belum.
Mega : Kalau begitu, ayo kita beli jajan seperti mereka.
20
Lita : Saya tidak punya uang.
Dikutip dari: Drama Doa Si Miskin, karya Ratna Riantiarno
Konflik yang dapat disimpulkan dari kutipan teks drama tersebut adalah ....... alasan utama
Lita tidak jajan adalah karena ia tidak mempunyai uang
Nilai kehidupan yang dapat disimpulkan dari kutipan teks drama tersebut adalah ………...
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Inti kutipan dialog tersebut adalah ….. Tita akan mengerjakan tugas namun listriknya
padam
21
Hendra : Semua ini kudapat dengan kerja keras, Kautahu kan kehidupan orang tuaku.
Dapat pagi habis petang.
Syamsu : Aku tahu itu. Lihatlah kehidupanku sekarang. Bagai kerakap tumbuh di
batu.
Hendra : Tidak usah kau sesali lagi. ... Yang penting kau pikirkan kelanjutan hidupmu
untuk masa yang akan datang. Aku akan membantumu, melepaskanmu
dari kesulitan ini.
Syamsu : Terima kasih. Kau benar-benar sahabat sejati
Peribahasa yang tepat untuk melengkapi kutipan drama tersebut adalah ... .
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Paraf Guru Nilai
22