Anda di halaman 1dari 11

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI

HIDRO BATU BALAI KECAMATAN AIR NIPIS


KABUPATEN BENGKULU SELATAN

1 2
Abdan Izzan Ghafara , Pitojo Tri Juwono
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
1
email: abdanizzanghafara@yahoo.com

ABSTRAK : Desa Batu Balai yang terletak di Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Provinsi Bengkulu yang dilewati Sungai Bengkenang mampu mengalirkan debit yang
dapat diandalkan sepanjang tahunnya. Pemanfaatan sungai tersebut belum begitu maksimal
meskipun ada beberapa pemanfaatan air sebagai sumber air irigasi dan kebutuhan air baku,
namun sejatinya tetap tidak maksimal mengingat debitnya yang ideal untuk sumber pembangkit
listrik. Pemanfaatan Sungai Bengkenang sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
(PLTM) dapat dilakukan, dengan melakukan studi untuk mengetahui kelayakan dari aspek teknis
dan ekonomi. Hasil kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa debit andalah yang digunakan
yaitu Q40% = 6,234 m3/dt dan debit rancangan yang digunakan Q100th = 343,504 m3/dt. Bangunan
pendukung yang digunakan yaitu bendung mercu bulat, kolam olak bak tenggelam, intake,
saluran transisi, sandtrap, waterway , surge tank, penstock, tailrace. Pada waterway dan
penstock digunakan pipa bertekanan, dengan jenis pipa Glass Fiber Reinforced Plastic (GRP),
diameter waterway sebesar 1,80 m dengan ketebalan sebesar 20,85 mm dan diameter penstock
utama sebesar 1,6 m dengan ketebalan sebesar 18,00 mm. Dengan tinggi jatuh efektif sebesar
42,877m didapat kapasitas terpasang yaitu 2  1,10 MW menggunakan turbin francis sumbu
horisontal. Energi yang mampu dihasilkan yaitu sebesar 12,18 GWh dengan faktor kapasitas
sebesar 63,19%. Dari analisa kelayakan ekonomi yang dilakukan dengan menggunakan beberapa
parameter kelayakan yaitu BCR = 1,599 , NPV = Rp 76.725.259.450,03, IRR = 11,53%, dan
Payback Periode = 5 tahun 8 bulan 12 hari.

Kata kunci : PLTM, daya dan energi, debit andalan, GRP, kelayakan ekonomi

ABSTRACT : Batu Balai Village which is located in Air Nipis district, South Bengkulu Regency,
Bengkulu Province which is passed by Bengkenang River is able to drain reliable discharge
throughout the year. The utilization of the river is not yet maximal although there are several
uses of water as an irrigation and raw water needs, but in fact it is still not optimal considering
the ideal discharge for the source of power plant. Utilization of Bengkenang River as a source
of Minihydro Power Plant can be done, by doing studies to determine the feasibility of technical
and economic aspects. The results of the study showed that dependable discharge was Q40% =
6,234 m3/s and the designed flood discharge used by Q100th = 343,504 m3/s. Supporting buildings
used are rounded crest dams, submerged bucket type, intakes, feeder canal, sandtrap, waterway,
surge tanks, penstock, and tailrace. Pressurized pipes are used in the waterway and penstock,
with Glass Fiber Reinforced Plastic (GRP) pipe type, diameter of waterway is 1,80 m with 20,85
mm of thickness and main penstock diameter is 1,6 m with 18,00 mm of thickness. With an
effective head of 42,877 m, the installed capacity is 2  1,10 MW using a Francis turbine with
horizontal axis. The energy that can be produced is 12,18 GWh with a capacity factor of 63.19%.
From the economic feasibility analysis by using several economical parameters that is BCR =
1,599, NPV = Rp 76.725.259.450,03, IRR = 11.53%, and Payback Period = 5 years 8 months
and 12 days.

Keyword : Minihydro Power Plant, power and energy, dependable discharge, GRP, economic
feasability
PENDAHULUAN 1. Mengetahui besarnya debit banjir dan
Kebutuhan energi listrik dewasa ini akan debit andalan pada PLTM Batu Balai
terus meningkat seiring dengan membaiknya 2. Mengetahui desain dan dimensi bangunan
kondisi perekonomian, pertambahan jumlah PLTM Batu Balai.
penduduk, dan peningkatan pembangunan 3. Mengetahui tinggi jatuh efektif pada
yang berkelanjutan. Namun dalam lokasi PLTM Batu Balai.
kenyataannya belum keseluruhan penduduk 4. Mengetahui Jenis Turbin yang digunakan
dapat merasakan energi listrik tersebut. Hal ini pada PLTM Batu Balai.
dimungkinkan karena terbatasnya produksi 5. Mengetahui Daya dan energi
listrik serta jarak jangkauan yang tidak dapat pembangkitan yang mampu dihasilkan
dipenuhi, maka untuk itu perlu adanya peranan pada PLTM Batu Balai.
dari pemerintah dan perusahaan listrik dalam 6. Mengetahui kelayakan ekonomi pada
memenuhi kebutuhan listrik tersebut. perencanaan PLTM Batu Balai.
Upaya pemecahan dari permasalahan
tersebut adalah pembangunan tenaga listrik TINJAUAN PUSTAKA
tambahan untuk memenuhi kebutuhan listrik Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
bagi penduduk yang bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun (PLTM) atau yang biasa disebut dengan Small-
sumber yang lainnya. Pembangunan scale hydropower systems diklasifikasikan
ketenagalistrikan beserta infrastruktur sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan
pendukungnya bertujuan untuk pemerataan kapasitas pembangkitan yaitu berkisar antara
konsumsi energi listrik agar dapat memacu 1000 kW sampai dengan 30 MW setiap
pertumbuhan ekonomi di daerah berdasarkan unitnya. Secara singkat, cara kerja PLTM yaitu
pasal 3 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2002 tentang berasal dari proses perubahan aliran air lalu
ketenagalistrikan. nantinya akan berubah menjadi energi mekanis
Oleh karena itu diperlukan alternatif pada turbin, sehingga nantinya putaran turbin
pembangunan tenaga listrik yaitu dikonversi menjadi energi listrik pada
menggunakan sumber daya alam setempat generator. (Small Hydropower System, 2001:2)
seperti halnya Pembangkit Listrik Tenaga Mini Jenis PLTM
Hidro (PLTM). Melihat sangat potensialnya 1. PLTM run-off-river yang pada umumnya
sumber daya air di Indonesia, serta untuk tidak menggunakan reservoir untuk
mengembangkan pembangkit listrik pada sumber airnya, tetapi membutuhkan
masyarakat daerah, yang nantinya bangunan-bangunan pendukung seperti
memungkinkan terwujudnya program bendung, sandtrap, dll untuk mengalirkan
kemandirian energi Indonesia sebesar 35000 air ke turbin. Serta nantinya air akan
MW, maka perlu dibangun teknologi dikembalikan ke hilir sungai.
pembangkit listrik tenaga mini hidro sebagai
upaya mewujudkan hal tersebut.
Desa Batu Balai yang terletak pada
Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu
Selatan ini dilewati Sungai Bengkenang yang
debitnya dapat diandalkan setiap tahunnya.
Pemanfaatan sungai tersebut belum begitu
maksimal meskipun digunakan sebagai sumber
irigasi dan air baku. Dengan kondisi kontur dan
aliran debit yang memenuhi secara teknis
Gambar 1. Skema PLTM Run Off River
untuk dilakukannya perencanaan PLTM, maka
Sumber : Kumar & Schei (2011:451)
badan usaha diharapkan memanfaatkan hal
tersebut guna memenuhi ketahanan energi 2. Reservoir dan Dam Based, merupakan
terbarukan yang ramah lingkungan. pembangkit yang memiliki kolam
Tujuan dari studi ini nantinya adalah guna tampung atau reservoir sebagai tempat
mengetahui potensi yang dapat di hasilkan dari penampungan, jenis PLTM ini juga sering
perencanaan PLTM Batu Balai ini, adapun disebut dengan Storage Hydropower.
potensi yang akan dihitung adalah sebagai Selanjutnya air dari kolam tersebut
berikut: dialirkan ke bagian saluran pembangkit
untuk kemudian digunakan memutar (Rescaled Adjusted Partial Sums). Tujuan dari
turbin. uji ini adalah untuk mengetahui tingkat
homogen dari data yang telah diperoleh, karena
tidak semua data – data yang sudah diperoleh
tersebut memiliki tingkat ketelitian dan akurasi
yang baik sehingga perlu pengujian lebih
lanjut. Adapun persamaannya adalah :
S0* = 0 (1)
Sk* = ∑ki=1 (Y1-Y) (2)
Dengan k = 1,2,3,…,n
Sk *
Sk** = (3)
Gambar 2. Skema PLTM Reservoir Dy
Sumber : Kumar & Schei (2011:451) ∑ki=1(Yi -Y
̅ )2
Dy 2 = (4)
3. Pumped Storage atau Pembangkit Listrik n
Tenaga Pompa adalah sebuah tipe khusus Nilai Statistik Q dan R
dari pembangkit listrik konvensional. Q = maks |Sk** | 0  k  n (5)
Keistimewaannya dapat dipergunakan R = maks Sk** - maks Sk **
(6)
sebagai stasiun pompa yang memompa air
dari saluran depan ke saluran samping Dengan :
pada saat cadangan air tinggi. Q = Atribut dari besarnya suatu nilai
statistik, diperoleh dari perhitungan
dengan menggunakan rumus seperti
pada persamaan (5)
R = Atribut dari besarnya sebuah nilai
statistik, diperoleh dari perhitungan
dengan menggunakan rumus seperti
pada persamaan (6)
Sk* = Data hujan ( X ) - data hujan rata-
rata ( 𝑋̅ )
Dy = Nilai kuadrat Sk* dibagi dengan
2

Gambar 3. Skema PLTM Pumped Storage jumlah data


Sumber : Kumar & Schei (2011:452) Sk = nilai Sk* dibagi dengan Dy
**

b. Uji Abnormalitas Data


4. Diversion Canal merupakan jenis
Uji yang dilakukan adalah Uji Inlier-
pembangkit listrik yang dimana geologi
Outlier, tujuannya dari perhitungan ini adalah
dan hidrologi yang alirannya dapat
dimana nantinya data yang menyimpang dari
langsung dimafaatkan sebagai
dua batas ambang, yaitu ambang bawah (XL)
pembangkit.
dan ambang atas (XH) akan dihilangkan.
Adapun persamaannya adalah :
XH = Exp . (Xrerata + Kn . S) (7)
XL = Exp . (Xrerata - Kn . S) (8)
Dengan :
XH = Nilai ambang atas.
XL = Nilai ambang bawah.
Xrerata = Nilai rata – rata.
S = Simpangan baku dari logaritma
terhadap data.
Gambar 4. Skema PLTM Pumped Storage Kn = Besaran yang bergantung dengan
Sumber : Kumar & Schei (2011:452) jumlah sampel data.
Kajian Hidrologi PLTM Batu Balai c. Analisa Curah Hujan Rancangan
a. Uji Homogenitas Data Untuk analisa hujan rancangan distribusi
Metode yang digunakan dalam pengujian yang digunakan adalah distribusi Log Pearson
homogenitas data hidrologi untuk PLTM Batu III dan Gumbel dengan kala ulang yang telah
Balai ini yaitu menggunakan metode RAPS ditentukan.
d. Uji Kesesuaian Distribusi T = Waktu hujan dari awal sampai jam
Uji kesesuaian distribusi dilakukan ke t (jam)
dengan metode Smirnov – Kolmogorov dan t = lama curah hujan (jam)
Chi Square. Pengujian ini bertujuan untuk
megetahui apakah distribusi Log Pearson III Analisa Debit Banjir Rancangan
dan Gumbel yang digunakan telah memenuhi Untuk menghitung debit banjir rancangan
kesesuaian distribusi. digunakan dua metode, yaitu Hidrograf Satuan
1. Smirnov-Kolmogorov Sintetis Nakayasu dan Hidrograf Satuan
maks = |Pe(Xn )-Pt(Xn )| (9) Sintetis Gama-I. Adapun persamaan adalah
Dengan : sebagai berikut:
Pe(Xn) = Peluang empiris. 1. HSS Nakayasu
Pt(Xn) = Peluang teoritis. CA . Ro
Qp = (13)
maks = Selisih maksimum antara 3,6(0,3Tp+T0,3 )
peluang empiris dan peluang Dengan:
teoritis. QP = debit puncak banjir (m3/dt)
2. Chi Square Tp = Tenggang waktu dari permulaan
Agar distribusi frekuensi yang dipilih hujan sampai puncak banjir (jam)
diterima, maka harga X2hitung < X2kritis. T0,3 = waktu yang diperlukan oleh
Adapun persamaannya adalah sebagai penurunan debit, dari puncak sampai
berikut: 30% dari debit puncak (jam)
n (Oi +Ei )2 CA = Luas daerah pengaliran sampai
X2 = ∑i=1 (10)
Ei outlet (km2).
Dk = K – (P + 1) (11) 2. HSS GAMA I
Dengan : Qp = 0.1836A0,5886TR-0,4008JN0,2381 (14)
X2 = harga chi – square terhitung Dengan:
𝑂𝑖 = jumlah nilai pengamatan pada sub TR = Waktu naik hidrograf (jam)
kelompok ke-i A = Luas DAS sebelah hulu (km2)
𝐸𝑖 = Jumlah nilai teoritis kelompok-1 JN = Jumlah pertemuan sungai di DAS
N = Jumlah data Qp = Debit puncak banjir (m3/dt)
Dk = Derajat kebebasan
K = Koefisien Analisa Debit Andalan
P = Nilai pada distribusi Gumbel, P = 1 Dalam perencanaan Pembangkit Listrik
e. Intensitas Curah Hujan Tenaga Minihidro ini, dikarenakan minimnya
1. Koefisien Pengaliran data, maka perlu dihitung debit andalan
Tabel 1. Koefisien Pengaliran menggunakan metode dari Dr. F.J. Mock, yang
Kriteria Nilai C didahului dengan memperhitungkan besarnya
Daerah pegunungan yang curam 0.75 - 0.90
Daerah pegunungan tersier 0.70 - 0.80
Evapotranspirasi Potensial. Sedangkan untuk
Daerah bergelombang dan hutan 0.50 - 0.75 pemilihan debit andalan yang akan digunakan
Daerah dataran yang ditanami 0.45 - 0.60 pada studi ini digunakan metode FDC (Flow
Persawahan yang diairi 0.70 - 0.80
Sungai di daerah pegunungan 0.75 - 0.85
Duration Curve).
Sungai kecil di daerah daratan 0.45 - 0.75
Sungai yang besar dengan wilayah Analisa Hidrolika dan Dimensi Bangunan
pengaliran yang lebih dari seperduanya 0.50 - 0.75 a. Bendung (Weir)
terdiri dari daratan
Di Indonesia dalam menentukan mercu
2. Distribusi Curah Hujan Mononobe
bendung biasanya terdapat dua tipe yang
Metode pendistribusian curah hujan yang
umum dan sering digunakan yaitu bendung
digunakan salah satunya dengan cara
bertipe bulat dan bendung bertipe OGEE.
Mononobe dengan persamaan sebagai
Adapun persamaan debit yang melewati mercu
berikut:
bendung adalah sebagai berikut:
R24 t 2/3
Rt = () (12) Q = Cd × Be × He1,5 (15)
t T He 0,99
Cd = 2,2 – 0,0416  ( ) (16)
Dengan: P
𝐼𝑇 = intensitas hujan T jam (mm/jam) Q
V =( ) (17)
R24 = Curah hujan harian (mm) Be × (P + Hd)
V2 pengalih. Adapun persamaan-persamaan yang
H1 = + Hd (18)
2g digunakan adalah sebagai berikut:
Dengan : Qdesain
Q = Debit (m3/dt) A = (20)
ω
Cd = Koefisien debit limpahan
Dengan :
He = Tinggi energi diatas mercu (m)
A = Luas kantong lumpur (m2)
P = Tinggi mercu (m)
Qd = Debit desain sandtrap (m3/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
 = Kecepatan endap sedimen (m/dt)
Be = Lebar efektif bendung (m)
Karena kantong lumpur ini merangkap
Hd = Tinggi muka air (m)
sebagai headpond, maka perlu
Bangunan peredam energi merupakan dipertimbangkan tinggi muka air minimum
struktur dari bangunan di hilir tubuh bendung sebelum memasuki waterway dan besar
yang terdiri dari beberapa tipe dan bentuk. volume debit jika terjadi sudden shut off. Ada
Adapun jenis dari kolam olak adalah sebagai beberapa persamaan yang digunakan yaitu:
berikut:  Persamaan JICA
1. USBR Tipe I h  D2 + (0,5D) (21)
2. USBR Tipe II  Persamaan Gordon
3. USBR Tipe III
h > 0,5434 . v . D (22)
4. USBR Tipe IV
 Persamaan Knauss
5. Peredam Energi Bak tenggelam 2,3 v
b. Bangunan Pengambilan (Intake) h > D (1 + ) (23)
√gD
Bangunan pengambilan berfungsi untuk  Persamaan Rohan
mengelakkan air dari sungai dengan kuantitas h > 1,474 . v0,48 . D0,76 (24)
yang diinginkan. Bangunan pengambilan  Persamaan Praktis
sebaiknya dibangun sedekat mungkin dengan h > 2D (25)
pembilas dan as bendung.
Adapun jumlah debit air yang mengalir Dengan :
h = Tinggi air dari dasar waterway (m)
dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut : v = Kecepatan waterway (m/dt)
D = Diameter rencana (m)
Q = K × μ × a × b√2g × h (19) adapun volume sudden shut off adalah
Dengan : sebagai berikut:
Q = Debit (m3/dt)  Volume shut off (V)
K = Faktor aliran tenggelam V = 3 menit x Q (26)
 = Koefisien debit
e. Saluran Hantar (Waterway)
a = Tinggi bukaan pintu (m)
Saluran pembawa (waterway) berfungsi
b = Lebar pintu (m)
sebagai saluran pembawa debit dari kantong
g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
lumpur menuju surge tank, persamaan-
h = Kedalaman air didepan pintu (m)
persamaan yang digunakan untuk menghitung
c. Saluran Transisi aliran di saluran pembawa adalah sebagai
Saluran transisi ini berfungsi untuk berikut :
menyalurkan air yang telah memasuki intake Q = V×A (27)
untuk dialirkan ke bangunan selanjutnya. 1
Elevasi muka air pada saluran ini dijaga supaya V = ×R2/3×S1/2 (28)
n
tidak mengurangi elevasi pada saluran
Dengan :
berikutnya terlalu banyak.
Q = Debit (m3/dt)
d. Kantong Lumpur (Sandtrap)
V = Kecepatan rata – rata (m/dt)
Kantong lumpur (Sandtrap) memiliki
R = Jari – jari hidrolik (m)
fungsi untuk memhalangi laju sedimen menuju
S = Kemiringan dasar saluran
waterway dan turbin, dan mengendapkan serta
n = Koefisien kekasaran
membuang sedimen kembali ke sungai dengan
sistem penggelontoran sedimen satau Diameter dan tebal minimum waterway
pengurasan. Pada PLTM ini juga sandtrap ditentukan berdasarkan persamaan yang juga
berfungsi sebagai kolam pengatur aliran untuk dilakukan untuk penstock karena keduanya
mengurangi perubahan muka air pada saluran menggunakan pipa bertekanan.
f. Surge Tank yang umum pada saluran persegi, sama seperti
persamaan – persamaan yang digunakan saluran transisi.
untuk menghitung bagian-bagian pada surge i. Kehilangan Tinggi Aliran (Head Loss)
tank adalah sebagai berikut : Kehilangan tinggi tekan aliran merupakan
 Penampang surge tank (Ach) turunnya besar energi akibat gesekan,
Vad Lad x Aad
Ach = 1,25   (29) kontraksi, perubahan diameter dan belokan
2g (Hd - hww) x (hww) yang terjadi selama proses pengaliran dari
 Internal dieameter surge tank (Dch) intake menuju tailrace.
4Ach
Dch =√ (30) Tinggi Jatuh Efektif (Effective Head)
π
tinggi jatuh efektif dapt diperoleh dari
g. Pipa Pesat (Penstock) selisih antara tinggi jatuh kotor (Hgross) dengan
Perhitungan diameter dan tebal pipa total kehilangan tinggi ( HL).
penstock adalah berdasarkan persamaan Heff = Hgross − (∑ HL ) (40)
berikut : Dengan :
 Warnick’s formula (1984) Heff = Tinggi jatuh efektif (m)
0,72 × P0,43 Hgross = Tinggi jatuh kotor (m)
D =( ) (31)
Hr0,63 HL = Total kehilangan tinggi (m)
 Bier (1945)
P 0,466 Turbin dan Generator
D = 0,176  ( ) (32)
Hr a. Kecepatan Putar Turbin
 Sarkaria’s formula (1979) pesamaan empiris untuk mengetahui nilai
P0,35 kecepatan spesifik turbin (NQE’) dan kecepatan
D = 0,176  (33)
Hr0,65 putar pada turbin francis adalah sebagai berikut
 Moffat’s formula (1990) (ESHA, 2004:169) :
0,52×P0,43 1,924
D =( ) (34) NQE’ = (41)
Hr 0,60 H0,512
 USBR (1986) (g×Heff )
0,75

1,517×Q 0,5
n = NQE’  (42)
D =( 0,25 ) (35) Q0,5
Hr Dengan :
 Flashbusch (1987) NQE’= Kecepatan spesifik turbin
1,12×Q0,5 n = Kecepatan putar turbin (t/s)
D =( ) (36)
Hr0,12 g = Percepatan gravitasi (m/dt2)
Heff = Tinggi jatuh efektif (m)
Dengan :
Q = Debit pada turbin (m3/dt)
P = Daya yang dihasilkan (kW)
Hr = Tinggi jatuh efektif (m) b. Kecepatan Putar Turbin
Q = Debit rencana (m3/dt) Untuk menghitung kecepatan sinkron
Adapun perhitungan ketebalan pipa generator digunakan persamaan berikut:
penstock adalah sebagai berikut: 120 × f
p = (43)
 Persamaan USBR (1984) N'
D+500 Dengan :
D = (37) p = Jumlah kutub (pole)
400
 Persamaan Pacific G. & E.Co. f = Frekuensi pada generator (Hz)
D N’ = Kecepatan putar turbin
t = (38)
288
 Persamaan ASME Daya dan Energi
t = 2,5D + 1,2 (39) a. Daya
Dengan : daya atau tenaga yang dibangkitkan oleh
t = Tebal pipa pesat (m) suatu Pembangkit Listrik Tenga Minihidro
D = Diameter pipa pesat (m) dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
h. Saluran Pembuang Akhir (Tailrace) berikut:
Pada tailrace digunakan saluran persegi P = 9,81  Q  t  g  Heff (44)
untuk penampangnya digunakan persamaan Dengan :
P = Daya (kW) sebesar 103,41 Km2.
ηt = Efisiensi turbin
ηg = Efisiensi generator
Q = Debit pembangkit (m3/dt)
Heff = Tinggi jatuh efektif (m)
b. Energi
Persamaannya adalah sebagai berikut :
E = P  24  n (45)
Dengan :
P = Daya (kW)
n = Jumlah hari
Analisa Kelayakan Ekonomi
Analisa ekonomi dilakukan untuk
Gambar 5. Lokasi Pekerjaan PLTM
mengetahui layak atau tidaknya suatu proyek
dari aspek ekonomi. Adapun indikator yang
digunakan adalah sebagai berikut: Data yang Diperlukan
1. BCR (Benefit Cost Ratio) yang dimana Dalam studi ini diperlukan data-data yang
nilainya harus > 1 untuk dikatakan layak. mendukung untuk memudahkan dalam
PV dari manfaat menganalisa permasalahan yang ada, maka
BCR = (46) diperlukan beberapa data sebagai berikut:
PV dari biaya
1. Data curah hujan
Dengan : 2. Data klimatologi
PV = Present Value 3. Data topografi
BCR = Benefit Cost Ratio
2. NPV (Net Present Value) yang dimana
Langkah – Langkah Studi
nilainya harus > 0 (positif) untuk
Tahap perencanaan PLTMH di Desa
dikatakan layak.
Sanankerto Kecamatan Turen Kabupaten
NPV = PV Benefit - PV Cost (47)
Malang sebagai berikut:
Dengan : 1. Melakukan Analisa Hidrologi
PV = Present Value a. Melakukan Uji Homogenitas Data
NPV = Net Present Value Metode yang dilakukan dalam
3. IRR (Internal Rate of Return) yang pengujian data adalah Metode RAPS
merupakan nilai suku bunga untuk (Rescaled Adjusted Partial Sum),
mencapai nilai B/C = 1 untuk mengetahui tingkat homogenitas
4. Payback Periode yang merupakan jangka data yang digunakan dalam
waktu pengembalian semua biaya yang perencanaan PLTM, karena data yang
telah dikeluarkan. digunakan tidak seluruhnya pada
I tingkat akurasi dan ketelitian yang
PP = (48)
Ab baik.
Dengan : b. Melakukan Uji Abnormalitas Data
I = Besarnya biaya investasi Metode yang digunakan dalam
Ab = Benefit yang diperoleh setiap tahun pengujian keabnormalitasan data
PP = Payback Periode adalah inlier – Outlier, yang dimana
tujuan dari pengujian ini adalah untuk
METODOLOGI memastikan apakah bisa atau tidaknya
Deskripsi Daerah Studi data yang sudah didapat untuk
Lokasi studi perencanaan PLTM Batu digunakan dalam perencanaan PLTM.
Balai berada pada aliran sungai Bengkenang c. Analisa Frekuensi menggunakan Log
yang terletak di Desa Sukarami, Kecamatan Pearson III dan Gumbel
Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, d. Menguji kesesuaian distribusi
Provinsi Bengkulu. Secara geografis menggunakan metode Smirnov-
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada Kolmogorov dan Chi Square.
4°10’ - 4°32’ LS dan 102°48’ - 103°16’ BT. e. Menghitung hujan jam-jaman.
Serta sungai Bengkenang mengalir pada Sub f. Menghitung debit banjir rancangan
DAS Batu Balai dengan luas DAS yaitu menggunakan HSS Nakayasu dan
HSS GAMA I. perhitungan FDC adalah sebagai berikut:
g. Menghitung debit andalan
menggunakan F.J. Mock dan FDC
(Flow Duration Curve).
2. Merencanakan dimensi bangunan yang
meliputi bendung (weir), bangunan
pengambilan (intake), saluran transisi,
kantong lumpur (sandtrap), surge
tank, dan saluran pembuang akhir
(tailrace).
3. Merencanakan diameter saluran pembawa Gambar 7. Kurva Durasi Aliran
(waterway) dan pipa pesat (penstock). Berdasarkan pertimbangan capacity factor
4. Menghitung kehilangan tinggi. dan energy cost , maka debit desain yang
5. Menentukan tinggi jatuh efektif. digunakan yaitu debit dengan keandalan Q45%
6. Menentukan jenis turbin yang digunakan. dengan debit sebesar 6,234 m3/dt.
7. Menghitung optimasi energi, capacity
factor. Analisa Hidrolika dan Dimensi Bangunan
8. Menghitung Analisa Kelayakan Ekonomi a. Bendung (Weir)
Bendung yang digunakan yaitu bendung
HASIL DAN PEMBAHASAN tetap yang menggunakan mercu bulat. Adapun
Debit Banjir Rancangan dimensinya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan analisa yang dilakukan, Debit desain Q100th = 343,50 m3/dt
banjir yang digunakan menggunakan metode Lebar bendung = 30,00 m
HSS Nakayasu karena paling sesuai dengan Tinggi bendung = 4,00 m
ketinggian muka air banjir rencana di lokasi
Tinggi dinding bendung = 8,00 m
studi. Adapun hasil perhitungan debit banjir
rancangan metode HSS Nakayasu Adalah Elevasi lantai bendung = + 407,00 m
sebagai berikut: Bangunan peredam energi yang digunakan
Q2th = 194,647 m3/dt yaitu tipe bak tenggelam karena pada lokasi
Q5th = 247,433 m3/dt studi sungai terdiri dari material batuan
Q10th = 276,144 m3/dt bongkah/boulder sehingga meminimalisir
Q50th = 326,318 m3/dt terjadinya kerusakan.
Q100th = 343,504 m3/dt Jari-jari kolam olak = 4,00 m

Debit Andalan
Berdasarkan analisa yang dilakukan
menggunakan metode F.J. Mock untuk
membangkitkan data hujan menjadi data debit
didapatkan grafik perbandingan hujan dengan
data debit 10 harian.

Gambar 8. Bendung dan Kolam Olak


b. Bangunan Pengambilan (Intake)
Dasar intake yang di rencanakan lebih tinggi
1,5 m dari lantai bendung (+408,50 m).
Gambar 6. Grafik Debit Rerata 10 Harian Debit desain (1,2 × Qp) = 7,481 m3/dt
Pada studi ini dihitung besar dari debit Lebar Intake = 3,50 m
andalan dengan tingkat keandalan antara 30%- Jumlah pintu = 2 buah @ 1,25 m
60% (Colorado Small Hydropower, 2015:22) Tinggi pintu = 2,75 m
untuk kebutuhan PLTM Batu Balai. Serta hasil Tinggi bukaan = 2,20 m
Volume sandtrap = 1416,250 m3

Gambar 11. Potongan memanjang sandtrap


e. Saluran Hantar (Waterway)
Perhitungan diameter waterway:
Tabel 2. Tabel Analisa Diameter Waterway
Persamaan D (m) V (m/dt)
Gambar 9. Pintu Intake JICA 1,798 2,457
c. Saluran Transisi ESHA 1 3,156 0,797
Saluran transisi ini pada PLTM Batu Balai ESHA 2 1,782 2,500
menggunakan saluran persegi dengan dimensi Direncanakan 1,80 2,54
sebagai berikut: Untuk jenis pipa waterway digunakan pipa
Debit desain (1,2 × Qp) = 7,481 m3/dt berjenis GRP (Glass Fiber Reiforced Plastic)
Lebar saluran = 3,50 m (intake) oleh karena itu tebal pipa berdasarkan
Tinggi muka air = 1,282 m (trial error) spesifikasi yang diberikan oleh produsen pipa.
Koefisien manning (n) = 0,017 (batu pasang) Tabel 3. Tabel perhitungan Tebal Pipa GRP
Slope saluran = 0,0012 Nominal Pipe Coupling Coupling
Panjang saluran (L) = 47 m Diameter Outer Internal Width
Diameter Diameter
DN (mm) OD (mm) Di (mm) L (mm)
1100 1127,3 1129,8 260
1500 1535,6 1538,1 275

Gambar 10. Saluran Transisi 1600 1637,6 1640,1 275


d. Kantong Lumpur (Sandtrap) 1800 1841,7 1844,2 275
Kantong lumpur (Sandtrap) direncanakan 2000 2045,8 2048,8 275
trapesium pada tampungan material, dan Ketebalan waterway = (OD – DN) / 2
persegi pada bagian atas dengan detail: = 20,85 mm
Debit desain (1,2 × Qp) = 7,481 m3/dt Panjang waterway = 604,449 m
Volume sedimen 7 hari = 452,459 m3 f. Surge Tank
Lebar atas = 5,00 m Diameter surge tank PLTM Batu Balai
Kedalaman air = 3,74 m adalah sebagai berikut:
Lebar bawah = 3,50 m Penampang surge tank = 12,467 m2
Kecepatan bilas = 1,2 m/dt Diameter internal = 7,94 m  8,00 m
Tinggi pembilasan = 1,76 m Tinggi surge tank = 6,44 m  6,50 m
Slope pembilasan = 0,000416 Tinggi Jagaan = 2,00 m
Tinggi jagaan = 0,50 m
Total tinggi = 6,00 m
Panjang sandtrap = 51,50 m
Cek Nilai L/B > 8 = 51,50 / 5
= 10,30
Perencanaan Sandtrap pada PLTM Batu
Balai ini berfungsi juga untuk menenangkan air
sementara sebelum memasuki waterway.
Berdasarkan persamaan tinggi minimum
didapat tinggi minimum 5,00 m dari dasar
waterway. Gambar 12. Potongan Surge Tank
Tinggi total sandtrap = Hsafety + Hma + f g. Pipa Pesat (Penstock)
= 0,5 + 5,0 + 0,5 Total panjang penstock yaitu 621,805 m
= 6,00 serta perhitungan diameter dan tebal pipa
Volume sudden shut off = 1122,170 m3 penstock berdasarkan persamaan berikut :
Tabel 4. Tabel Analisa Diameter Penstock Tinggi Jatuh Efektif (Effective Head)
Persamaan D (m) V (m/dt) Heff = Hgross − (∑ HL )
Warnick 1,905 2,189 Heff = 46,8257 – 3,9489
Bier 1,141 6,102
= 42,877 m
Sarkaria 1,742 2,616
Moffat 1,540 3,349
USBR 1,480 3,625 Turbin dan Generator
Falschbusch 1,626 3,006 Pemilihan jenis turbin dengan grafik :
Rerata 1,572
Direncanakan 1,60 3,10
Adapun diameter percabangan yaitu :
Debit pembangkitan = 0,5  Qp
= 3,117 m3/dt
Kecepatan pipa = 3,102 m/dt
Luas penampang = Qp / V
= 1,005 m2
Diameter penstock percabangan
4A
 =√
𝜋
= 1,131 m  1,10 m
Dengan cara yang sama dengan Tabel 3 dapat
dihitung tebal pipa penstock:
Gambar 13. Penentuan Jenis Turbin
tebal penstock utama = (OD – DN) / 2
Kecepatan Turbin dan Generator dapat
= 18,80 mm
dihitung sebagai berikut:
tebal penstock cabang = (OD – DN) / 2
Frekuensi generator = 50 Hz
= 13,65 mm
Kecepatan sinkron generator
h. Saluran Pembuang Akhir (Tailrace)
p = 6,00
Air yang telah keluar melalui draft tube
Kecepatan putar terkoreksi
turbin maka akan dibuang melalui saluran 120 × f
tailrace kembali ke sungai Bengkenang. N' =
p
Debit desain (1  Qp) = 6,234 m3/dt
= 1000 rpm
Lebar saluran = 6,00 m
Kecepatan spesifik
Tinggi muka air = 1,00 m
Panjang saluran = 218,00 m N' Q0,5
NQE' = 
Slope = 0,0005 60 ( g  H )0,75
i. Kehilangan Tinggi Aliran (Head Loss) = 0,317
Kehilangan tinggi tekan aliran pada
PLTM Batu Balai yaitu 3,9489 m dengan Daya dan Energi
rincian sebagai berikut: Untuk daya pada PLTM Batu Balai
Tabel 5. Head Loss menggunakan persamaan berikut:
= 9,81  t  g  Qp  Heff
No. Lokasi Headloss Nilai Headloss Satuan
1 Trashrack intak e 0,0054 m P
2 Pintu intak e 0,0585 m = 9,810,920,936,23442,877
3 Gesekan saluran transisi 0,0542 m
4 Belokan saluran transisi 0,0035 m
= 2246,54 kW
5 Kantong lumpur 0,0491 m = 2,20 MW
6 Headpond 0,0019 m
7 Trashrack headpond 0,0017 m
Artinya karena menggunakan 2 buah
8 Inlet waterway 0,1531 m turbin maka besar daya litrik sebesar (2  1,1
9 Perubahan diameter waterway 0,0485 m
10 Gesekan pipa waterway 0,853 m
MW), adapun energi yang diproduksi
11 Belokan waterway 0,0107 m merupakan energi tahunan dengan nilai 12,18
12 Inlet penstock 0,2453 m
13 Gesekan pipa penstock 1,6447 m
GWh dengan nilai faktor kapasitas sebesar
14 Belokan 1 penstock 0,0049 m 63,19%
15 Belokan 2 penstock 0,0098 m
16 Belokan 3 penstock 0,0294 m
17 Perubahan diameter penstock 0,1128 m Analisa Kelayakan Ekonomi
18
19
Percabangan penstock
Valve akhir penstock
0,3139
0,2943
m
m
Usia guna bangunan diestimasi selama 20
20 Tailrace 0,1048 m tahun, dimana biaya pada proyek ini 30%
Total Headloss  HL 3,9489 m berasal dari biaya investasi dan 70% sisanya
menggunakan pinjaman. Perhitungan indikator 1. Karena debit yang digunakan hanya
ekonomi menggunakan persamaan 46 – 48 berasal dari data hujan yang
dengan hasil sebagai berikut: dibangkitkan, maka perlu adanya
Biaya Modal = Rp 27.892.389.783,16 pengamatan debit pada lokasi studi.
Pinjaman = Rp 65.082.242.827,38 Untuk menambah akurasi data debit.
O&P = Rp 829.911.347,93 tahunan 2. Pembangunan PLTM ini tentu
Benefit (i : 6,5%)= Rp 204.743.351.693,96 melibatkan kegiatan ekonomi yang
B/C = 1,599 sangat kompleks dan meluas, sehingga
NPV = Rp 76.725.259.450,03 diharapkan potensi tersebut dapat
IRR = 11,53% dimanfaatkan seluas-luasnya oleh
Payback = 5.69 tahun masyarakat sekitar. Terutama pada
= 5 tahun 8 bulan 12 hari masyarakat sekitar lokasi studi PLTM
Batu Balai.
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Diharapkan PLTM Batu Balai ini
Kesimpulan mempertimbangkan nilai
Berdasarkan hasil analisa yang telah pembangunan yang berkelanjutan
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (sustainable development), dengan
1. Debit rancangan yang digunakan yaitu upaya melibatkan semua elemen
debit dengan kala ulang 100 tahun (Q100th) disekitar lokasi dalam menjaga DAS
yaitu sebesar 343,504 m3/dt. Dan debit Batu Balai supaya sistem PLTM terus
andalan yang digunakan pada berjalan dengan baik bahkan melebihi
perencanaan PLTM Batu alai sebesar usia guna yang direncanakan.
6,234 m3/dt dengan keandalan 45% (Q40).
2. Pada perencanaan PLTM Batu Balai
bangunan pendukung yang DAFTAR PUSTAKA
diperhitungkan yaitu bendung, intake, Department Of Energy. (2001). Small
saluran transisi, sandtrap, surge tank, Hydropower Systems. United States :
tailrace. National Renewable Energy Laboratory
Diameter pada waterway yaitu sebesar Japan International Corporation Agency. (t.th).
1,80 m dengan tebal 20,85 mm sedangkan Manual Pembangunan PLTMH. (t.t) :
pada penstock utama sebesar 1,60 m (t.p)
degan tebal 18,00 mm ; serta penstock Limantara, L.M. (2010). Hidrologi Praktis.
percabangan sebesar 1,10 m dengan tebal Bandung : Lubuk Agung
13,65 mm. Penche, Celso. (2004). Guidebook on How to
3. Turbin yang digunakan adalah turbin Develop a Small Hydro Site . Belgia :
Francis Horizontal dengan daya yang ESHA (European Small Hydropower
dihasilkan sebesar (2  1,1 MW). Association)
Berdasarkan optimasi didapat energi Kumar, A.& Schei, T. (2011). Hydropower, In
tahunan sebesar 12,18 GWh dengan faktor IPCC Special Report on Renewable
kapasitas sebesar 63,19%. Energy Resources and Climate Change
4. Parameter yang digunakan pada analisa Mitigation. United Kingdom :
ekonomi yaitu BCR, NPV, IRR, dan Cambridge University Press
Payback Periode secara teoritis Superlit Pipeline Industries. (Tanpa Tahun).
keempatnya memenuhi syarat. Glass Fiber Reinforced Polyester (GRP)
Pipelines Technical Information. Turki :
Saran Superlit Pipelines Industries
Agar perencanaan PLTM Batu Balai atau The Colorado Energy Office. (2015). The
PLTM lainnya dapat optimal dan lebih efisien, Small Hydropower Handbook. Colorado
sebaiknya memperhatikan hal-hal dibawah: : Colorado Energy Office

Anda mungkin juga menyukai