Jember adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur. Jember memiliki banyak
sumber daya yang sudah difungsikan sebagai daya tarik wisata. Namun, masih
terdapat sumber daya yang bisa difungsikan sebagai area wisata yang juga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Jember. Jember memiliki visi untuk
mengembangkan agribisnis, wisata, serta aktifitas ekonomi berbasis potensi lokal
dalam pembangunan berkelanjutan. Salah satu lokasi yang berpotensial adalah
Kemuning Lor yang telah direncanakan oleh pemerintah sebagai tujuan wisata
berbasis pertanian. Hal ini dikarenakan Kemuning Lor memiliki lanskap pertanian
serta sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. Tujuan umum dari penelitian ini
adalah membuat perencanaan lanskap Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur sebagai kawasan wisata sekaligus sebagai sarana
pembelajaran mengenai pertanian. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi objek dan atraksi wisata yang potensial untuk dikembangkan
sebagai kawasan agrowisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan modifikasi dari Gold (1980) yang terdiri dari tahap persiapan,
inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap. Aspek yang dianalisis
meliputi aspek fisik, biologik, dan sosial-budaya. Hasil dari penelitian ini berupa
peta rencana lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur, beserta peta pendukung dan ilustrasi.
ABSTRACT
Jember is one of region in East Java. Jember has so many resources that have
been enabled for tourist atractions. But, still there are resources that can be used
as a tourist area which also can increase the economy of community in Jember.
Jember has a vision to develop agribusiness, tourism, and economic activities based
on local potential in sustainable development. One of that potential place is
Kemuning Lor that are planned by the local government as a tourist destination
based on agriculture. This is because Kemuning Lor has a rural landscape and
natural resources that can be developed. The general objective of this research is
to make landscape plan of Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-region, Jember
Region, East Java, as a tourism area and also as a learning place about agriculture.
The objective of this research is to identify the object and a potential tourist
atraction to be developed as an agrotourism area. The method that was used in this
research was a modification from Gold (1980) which consist of planning, inventory,
analysis, synthesis, and landscape planning. The results of this studyin the form of
a map of landscape planning of agrotourism in Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-
region, Jember Region, East Java, which include supporting map and illustrations.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
v
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang ini ialah perencanaan lanskap, dengan judul
“Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur”.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
1. Dr. Ir. Afra DN Makalew, MSc selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan penulis berupa saran, masukan, dan dukungan
selama penyusunan tugas akhir,
2. keluarga besar penulis bapak Drs. Marjuni (ayah), Ibu Satik Mudjiarti
(ibu), Franda Gholib Gitayana (Kakak), dan Shalim Tehupelasury yang
selalu memberikan doa terbaik dan dukungan selama pelaksanaan
penelitian dan penyusunan tugas akhir,
3. Camat Arjasa dan Kepala Desa Kemuning Lor beserta staff yang senantiasa
membantu penulis dalam memperoleh data selama penelitian,
4. Kepala Dinas beserta staff Bappekab, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan,
Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Pertanahan, Dinas Pariwisata, Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya, dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah atas kesediaannya untuk membantu penulis memperoleh data serta
saran dalam pengerjaan tugas akhir,
5. Prof Dr Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M.Agr. dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah,
M.Agr. yang telah memberi arahan dan masukan dalam penyusunan
naskah skripsi, dan
6. teman - teman Arsitektur Lanskap 48 yang telah memberikan motivasi serta
semangat untuk penulis dalam menyelesaikan pembuatan tugas akhir ini.
Penulis sangat menyadari bahwatugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat
konstruktif untuk perbaikan tulisan yang selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis dan sumber data dalam penelitian .................................................... 8
Tabel 2. Proses perencanaan lanskap ...................................................................... 9
Tabel 3. Klasifikasi kemiringan lahan .................................................................. 11
Tabel 4. Klasifikasi intensitas curah hujan ........................................................... 11
Tabel 5. Luas wilayah menurut Desa dan Klasifikasi ........................................... 15
Tabel 6. Curah hujan Kecamatan Arjasa............................................................... 21
Tabel 7. Curah hujan Kecamatan Arjasa............................................................... 21
Tabel 8. Curah hujan Kecamatan Arjasa............................................................... 21
Tabel 9. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin ................................. 25
Tabel 10. Jumlah penduduk menurut tingkatan pendidikan ................................. 26
Tabel 11. Jumlah penduduk menurut kondisi ekonomi ........................................ 27
Tabel 12. Klasifikasi kesesuaian berdasarkan penutupan lahan ........................... 31
Tabel 13. Klasifikasi kesesuaian berdasarkan kemiringan lahan .......................... 31
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi .............. 36
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 1) .................................... 37
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 2) ............................................................................................ 38
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 3) ............................................................................................ 39
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 4)............................................................................................ 40
Tabel 15. Komposisi ruang dengan fasilitas dan aktivitas .................................... 47
Tabel 16. Jenis vegetasi dan contoh ...................................................................... 49
Tabel 17. Daya dukung wisata .............................................................................. 52
Tabel 17. Daya dukung wisata (lanjutan 1) .......................................................... 53
Tabel 17. Daya dukung wisata (lanjutan 2) .......................................................... 54
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jember adalah wilayah kabupaten yang cukup padat penduduk dan memiliki
berbagai potensi sumberdaya alam. Untuk mengelola potensi yang ada dan dapat
meningkatkan kenyamanan penduduk, pemerintah membuat sebuah rancangan
yang tercantum dalam visi penataan ruang kabupaten. Visi dari penataan ruang di
Jember adalah terwujudnya keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui
pengembangan agribisnis, pariwisata dan kegiatan ekonomi produktif berbasis
potensi lokal dalam pembangunan berkelanjutan (RTRW Jember, 2013).
Selain mengelola tapak yang sudah ada, Jember juga mencanangkan
pengembangan daya tarik wisata baru di destinasi pariwisata yang belum
berkembang kepariwisataannya (RTRW Jember, 2013). Hal ini diupayakan agar
potensi yang sudah ada dapat lebih dikembangkan menjadi daya tarik wisata
sekaligus memberikan pendapatan bagi kabupaten. Salah satunya adalah dengan
rencana menjadikan Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa sebagai daerah tujuan
agrowisata baik bagi penduduk Jember maupun wisatawan luar daerah.
Desa Kemuning Lor merupakan daerah yang masih memiliki nuansa
pedesaan yang menyimpan banyak sekali kekayaan alam. Di desa ini juga sudah
terdapat objek wisata rembangan yang menyuguhkan wahana kolam renang serta
pemandangan lanskap Jember dari atas. Namun, Desa Kemuning Lor masih
menyimpan banyak potensi khususnya dalam bidang pertanian karena kondisi
wilayahnya yang subur. Selain itu, dari segi sosial dan ekonomi, mayoritas
penduduk Desa Kemuning Lor adalah bertani menggunakan lahan yang ada di
dalam Desa. Kondisi Desa Kemuning Lor sebagai wilayah pertanian ini dapat
menunjang perencanaan Desa Kemuning Lor sebagai kawasan agrowisata di
Jember yang nantinya dapat meningkatkan nilai serta pendapatan bagi penduduk
desa dan kabupaten.
Untuk dapat mengoptimalkan potensi kawasan tersebut, diperlukan adanya
penelitian terhadap aspek yang ada terkait dengan potensi yang dapat
dikembangkan serta permasalahan yang harus diatasi sebagai langkah awal
perencanaan. Hal ini diperlukan agar nantinya dapat terbentuk lokasi agrowisata
yang berkelanjutan di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember,
Jawa Timur.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah menata lanskap Desa Kemuning Lor,
Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sehingga dapat difungsikan
sebagai kawasan wisata sekaligus sebagai sarana pembelajaran mengenai pertanian.
Tujuan khusus dari studi ini adalah
1. mengidentifikasi kondisi fisik, biologik, sosial dan budaya, serta potensi yang
ada di Desa Kemuning Lor,
212
Manfaat Penelitian
Kerangka Pikir
Desa Kemuning Lor memiliki potensi dari segi letak kawasan yang berada di
dataran tinggi serta memiliki nuansa perdesaan. Menurut (Bappekab, 2014), Desa
Kemuning Lor direncanakan sebagai kawasan agrowisata yang akan dikelola oleh
pemerintah Kabupaten Jember. Namun, hal ini masih memerlukan analisis serta
perencanaan lebih lanjut terhadap tujuan kawasan untuk dijadikan sebagai lokasi
agrowisata.
Proses pembuatan tugas akhir ini dilakukan berdasarkan beberapa tahapan.
Tahap pertama adalah pemilihan lanskap Desa Kemuning Lor. Tahap kedua adalah
mengumpulkan data karakter tapak baik dari kondisi fisik, biologik, maupun sosial-
budaya. Tahap ketiga adalah melakukan analisis terhadap semua aspek yang ada,
baik berupa aspek fisik, biologik, sosial budaya, maupun potensi dan kendala tapak
untuk agrowisata dan daya dukung kawasan wisata. Tahap keempat adalah
pembuatan sintesis terhadap hasil analisis yang kemudian menghasilkan beberapa
data yakni, konsep ruang, konsep aktivitas, konsep fasilitas, konsep vegetasi, dan
kosep sirkulasi, yang juga menghasilkan peta block plan lanskap agrowisata. Tahap
berikutnya yakni membuat perencanaan dari aspek yang telah diteliti sebelumnya,
sehingga menghasilkan beberapa peta, yakni peta rencana ruang, rencana sirkulasi,
dan rencana vegetasi. Pada tahap akhir, dibuat hasil akhir dari penelitian ,yakni
berupa peta rencana lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan beberapa ilustrasi. Tahapan dalam
kerangka pikir yang dijadikan sebagai acuan dalam membuat hasil perencanaan ini,
dipaparkan dalam Gambar 1.
3
Karakter Tapak
Sintesis
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Lanskap
Menurut Gold (1980), perencanaan adalah suatu alat yang sistematis yang
digunakan untuk menentukan saat awal suatu keadaan dan cara terbaik untuk
pencapaian keadaan tersebut. Perencanaan lanskap dapat dilakukan melalui
beberapa pendekatan, antara lain
1. pendekatan sumber daya, yaitu penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas
rekreasi dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumber daya,
2. pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan
seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikankemungkinan yang
dapat dilakukan pada masa mendatang,
3. pendekatan ekonomi, yaitu penentuan tipe, jumlah, dan lokasi kemungkinan
aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi,
4. pendekatan perilaku, yaitu penentuan kemungkinan aktivitas berdasarkan
pertimbangan perilaku manusia.
Lynch (1981) mengungkapkan bahwa perencanaan tapak adalah seni
menciptakan lingkungan fisik luar yang menyokong tindakan manusia, yang dalam
proses perencanaannya dimulai dengan memahami orang-orang yang akan
menggunakan tapak tersebut dan kebijakan-kebijakan yang ada. Proses
perencanaan yang baik harus merupakan suatu proses yang dinamis, saling terkait,
dan saling menunjang. Untuk itu, diperlukan berbagai pendekatan dalam proses
perencanaan untuk menghasilkan hal tersebut. Proses perencanaan terdiri atas lima
tahap, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan (Gold,
1980).
Menurut Gold (1980), rekreasi adalah apa yang terjadi di dalam hubungannya
dengan kepuasan diri yang diperoleh melalui pengalaman. Rekreasi juga dapat
dikatakan sebagai segala kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyegarkan
sikap mentalnya. Menurut Douglass (1992), rekreasi adalah kegiatan yang
menyenangkan dan konstruktif serta menambah pengetahuan dan pengalaman
mental dari sumber daya alam dalam ruang dan waktu yang terluang. Menurut
Nurisjah dan Pramukanto (2009), rekreasi merupakan aktivitas penggunaan waktu
luang yang menyenangkan, yang dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar
ruangan.
Wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan
manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat
tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat
tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk
mencari nafkah tetap (Nurisjah dan Pramukanto, 2009).Menurut Adisasmita (2010)
pariwisata meliputi berbagai jenis karena beragamnya keperluan dan motif
perjalanan wisata, misalnya pariwisata pantai, pariwisata etnik, pariwisata agro,
pariwisata perkotaan, pariwisata social, dan pariwisata alternatif.
Agrowisata
METODOLOGI
X5, Photoshop CS5, SketchUp, Lumion untuk pengolahan data, serta Microsoft
Word 2010 untuk penyusunan hasil penelitian. Sedangkan cara memperoleh data
yang digunakan adalah berupa studi pustaka, survei, dan wawancara.
Metode Penelitian
No Tahapan Keterangan
Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan pemilihan lokasi, latar belakang, tujuan,
batasan studi, kegunaan hasil studi, rencana kerja, dan pengurusan administrasi
serta perizinan. Perizinan dilakukan di kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
di Kota Bogor serta di daerah penelitian. Selanjutnya perizinan diteruskan ke Dinas
terkait, kantor kecamatan, serta kantor Desa Kemuning Lor untuk memperoleh data
di tapak penelitian.
Inventarisasi
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pengumpulan data serta
informasi yang mempengaruhi tapak dan perencanaan agrowisata yang akan dibuat.
Data yang dikumpulkan pada tahap ini berupa data primer dan data sekunder.
Metode yang dilakukan dalam mendapatkan data primer adalah melalui survei
lapang, pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Untuk data sekunder,
didapatkan melalui studi literatur yang dapat diperoleh dari penelusuran sumber
informasi dari instansi terkait yang memiliki data yang sesuai dengan tujuan studi.
Wawancara untuk mendapatkan data pendukung proses perencanaan,
dilakukan melalui metode purposive sampling yang berasal dari instansi pemerintah
dan masyarakat Jember serta penduduk Kecamatan Arjasa. Wawancara tersebut
12
210
Analisis
Pada tahap ini dilakukan proses penyusunan karakter Desa Kemuning Lor
di Kecamatan Arjasa yang meliputi potensi, kendala, amenity, dan danger. Salah
satu metode yang dilakukan adalah dengan pengolahan data sosial dan budaya yang
didapatkan dengan studi pustaka, survei, serta metode purposive sampling baik
untuk mengetahui kondisi yang telah ada maupun preferensi dan harapan dari
pemerintah dan masyarakat. Metode purposive sampling ini dilakukan terhadap 30
responden dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengambilan data. Setelah
data terkumpul, data ini diolah dengan software Microsoft excell untuk selanjutnya
didapatkan persentase terhadap data sosial berupa kondisi, preferensi, serta harapan
pemerintah dan masyarakat terhadap lanskap Desa Kemuning Lor untuk dijadikan
sebagai kawasan agrowisata.
Selain itu, dilakukan pula analisis mengenai daya dukung kawasan untuk
kawasan wisata. Daya dukung ini diperlukan untuk mengetahui batas maksimal
pengunjung yang bisa diterima oleh kawasan untuk mencegah degradasi sumber
daya yang ada. Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003)
mengemukakan rumus penghitungan daya dukung kawasan adalah sebagai berikut:
DD = A/S
Keterangan:
DD : Daya dukung kawasan (orang)
A : Area yang digunakan wisatawan (m²)
S : Standar rata-rata individu (m2/orang)
T = DD x K
Keterangan :
T : Total hari kunjungan yang disarankan
DD : Daya dukung kawasang
K : Koefisian rotasi
K = N/R
Keterangan :
K : Koefisien rotasi
N : Jam kunjungan area yang diperkenankan
R : Rata-rata waktu kunjungan
11
Pada tahap ini, dilakukan pula analisis terhadap kemiringan lahan serta
iklim mikro kawasan penelitian. Analisis ini mengacu pada aturan berikut (Tabel 3
dan 4).
13,6-20,7 Rendah
20,7-27,7 Sedang
27,7-34,8 Tinggi
Sintesis
Perencanaan Lanskap
Batasan Penelitian
Bentuk hasil studi dari penelitian ini berupa rencana tertulis yang dilengkapi
dengan gambar. Rencana tertulis berupa penyajian tahapan penelitian serta rencana
lanskap kawasan agrowisata Desa Kemuning Lor dalam bentuk deskriptif. Gambar
yang disajikan sebagai hasil studi berupa landscape plan agrowisata Desa
Kemuning Lor.
13
Pada tahap ini, penulis memaparkan data yang didapatkan selama kegiatan
penelitian. Jenis data yang dipaparkan berupa data primer dan sekunder yang
diperoleh melalui survei lapang, pengamatan, dokumentasi, wawancara, dan studi
literatur melalui penelusuran sumber informasi dari instansi terkait. Selain
pemaparan data, pada tahap ini juga dipaparkan hasil analisis pada setiap aspek
yang didapatkan saat inventarisasi.
Berdasarkan literatur Kecamatan Arjasa dalam angka 2012 serta profil Desa
Kemuning Lor 2015, luas total wilayah desa yakni 1.089 ha dengan sawah 354 ha,
tegalan 190 ha, perkebunan 285,65 ha, bangunan dan halamannya 201,92 ha, dan
lainnya 57,43 ha. Luas wilayah menurut desa dan klasifikasi, dipaparkan dalam
Tabel 5.
Penutupan Lahan
19
20
Gambar 7. Peta Kemiringan Lahan Desa Kemuning Lor
21
Hidrologi
Di Desa Kemuning Lor, tidak terdapat danau dan waduk. Kebutuhan air di
Desa Kemuning dibantu dengan adanya Sungai Kemuning dan Sungai Darsono
yang melintasi desa yang berasal dari hulu bukit. Aliran sungai ini cukup besar
serta dapat juga digunakan sebagai salah satu daya tarik wisata
Para petani juga memanfaatkan air dari sungai ini untuk bercocok tanam.
Selain bertani dengan memanfaatkan air sungai, petani juga membuat sumur coakan
sendiri untuk mendapatkan air tanah yang digunakan menyirami tanaman
perkebunan.
Iklim
Kondisi iklim di Desa Kemuning Lor dapat dilihat dari data yang dihasilkan
oleh dua stasiun terdekat. Stasiun terdekat tersebut berada di Desa Kopang dan Dam
Arjasa. Dalam hasil tersebut, diperoleh rata-rata bahwa dari segi curah hujan, Desa
Kemuning Lor memiliki curah hujan rendah (Tabel 6).
Tabel 6. Curah hujan kecamatan arjasa
No. Stasiun Rata-rata
Pengukur
Curah hujan/tahun Hari Curah hujan/hari
(mm) hujan (mm)
(hari)
1. Kopang 120,08 20 14,05
2. Dam arjasa 123,08 22 13,26
Rata-rata 121,58 21 13.65
Sumber : BPS dan Bapeda 2013
Vegetasi
Vegetasi yang ada di dalam kawasan Desa Kemuning Lor yang dapat
menunjang kegiatan agrowisata adalah berupa vegetasi persawahan dan
perkebunan. Vegetasi sebagai komoditas utama serta unggulan dari kawasan ini
adalah berupa buah naga. Vegetasi perkebunan lain yang juga dapat ditonjolkan
adalah jagung, kacang tanah, ubi kayu, serta beragam jenis sayuran. Untuk vegetasi
persawahan, Desa Kemuning Lor dapat menawarkan objek dan atraksi wisata yang
berhubungan dengan padi.
Untuk vegetasi non-komoditas pertanian, Desa Kemuning Lor sendiri yang
memiliki nuansa perdesaan, memiliki berbagai macam tanaman dari penutup tanah,
semak, perdu, serta pohon yang dapat menambah kesejukan serta keindahan dalam
kawasan. Beberapa contoh tanaman yang ada di dalam kawasan adalah berupa
rumput Acalypha macrophylla, Arachis pintoi, tanaman bayam-bayaman, tanaman
tagetes patula, pohon mangga, kacang-kacangan, kapuk randu, trembesi, bamboo,
bunga mawar, bunga kamboja, palisota, dan palem. Namun, untuk fungsi
agrowisata, masih ditemui adanya kendala, yakni dengan belum adanya
perencanaan penanaman tanaman estetik di kanan dan kiri jalan untuk menambah
keindahan kawasan. Selain itu, masih terdapat tanaman liar yang dibiarkan begitu
saja dan terlihat langsung dari sisi jalan.
Visual
Desa Kemuning Lor yang tutupan lahannya didominasi oleh lahan pertanian
dan perkebunan, memiliki good view yang sangat nyaman dinikmati oleh mata.
Letak desa yang memiliki topografi beragam serta berupa bukit juga menjadi daya
tarik bagi pengunjung jika ingin bersantai sembari menikmati pemandangan
kabupaten Jember dari atas. Pemandangan bagus lain yang juga dapat dinikmati
adalah masih alaminya keadaan alam di Desa Kemuning, berupa sungai yang jernih
serta air terjun.
Namun dibalik nilai positifnya, Desa Kemuning Lor juga memiliki
bad view berupa rusaknya beberapa titik jalan serta adanya bangunan liar yang
sering disalahgunakan oleh muda-mudi.
23
23
24
yang belum ada dalam kawasan ini juga berupa kendaraan wisata yang dapat
mengantar pengunjung menikmati segala atraksi wisata yang ada di dalam kawasan.
Untuk menjadikan kawasan sebagai Desa Agrowisata, fasilitas pendukung
program wisata harus dilengkapi. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung merasa
nyaman dan dapat menikmati segala suguhan baik objek maupun atraksi wisata
yang ditawarkan.
Untuk utilitas, penerangan serta listrik pada kawasan menggunakan pasokan
atau layanan Perusahaan Listrik Negara. Kebutuhan air pada kawasan untuk
pertanian terpenuhi oleh aliran Sungai Kemuning yang melintasi desa dari hulu
sampai hilir. Sumber air lain yang digunakan oleh penduduk desa adalah dengan
membuat sumur untuk mengambil air tanah.
Aspek Sosial
Kondisi Sosial
Secara umum Desa Kemuning Lor mayoritas penduduknya merupakan
penduduk asli dan sisanya sebagian kecil merupakan penduduk pendatang. Dilihat
dari penyebaran suku bangsa penduduk Desa Kemuning Lor terdiri dari suku Jawa
dan Madura dan sebagian kecil suku yang lain.
Sesuai dengan sensus penduduk tahun 2000 dan pemutakhiran data
penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Desa Kemuning Lor sebesar 8.026 jiwa
yang terdiri dari 4.010 laki-laki, 4.016 perempuan, dengan 3023 kepala keluarga.
Jika diklasifikasikan menurut usia dapat digambarkan sebagai berikut (tabel 9).
Kondisi Ekonomi
Desa Kemuning Lor dikenal sebagai desa agraris, memiliki potensi alam yang
cukup prospektif bagi pengembangan perekonomian wilayah di tingkat desa. Sesuai
dengan potensi desa yang ada, perekonomian di Desa Kemuning Lor masih
mengandalkan pada sektor pertanian sebagai basis dan penggerak roda
perekonomian wilayah. Pertanian sebagai sektor unggulan sampai saat ini masih
memilki peran yang dominan dan strategis bagi pembangunan perekonomian
sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku produk olahan, peningkatan
pendapatan desa, serta penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan.
Sumber daya yang ada saat ini yang menjadi potensi ekonomi yang unggul
adalah di bidang pertanian dengan beberapa produk yang dihasilkan meliputi buah
naga, padi, tebu, jagung, kacang tanah, ketela pohon, mangga, rambutan, dan
durian.
Secara umum mata pencaharian penduduk Desa Kemuning Lor dapat
diklasifikasikan dalam beberapa bidang (Tabel 11).
27
Data Pengunjung
Pengunjung yang datang ke Desa Kemuning Lor berasal dari dalam
Kabupaten Jember dan luar Kabupaten Jember. Maksud dan tujuan pengunjung
cukup beragam, yakni mengunjungi keluarga, menikmati pemandangan, menikmati
wisata kuliner, belajar pertanian, serta berekreasi di wahana wisata hotel dan
pemandian Rembangan yang terletak di atas dan dikelola oleh Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Jember. Intensitas kedatangan pengunjung paling tinggi adalah
ketika memasuki bulan Ramadhan serta hari libur untuk berekreasi.
Persepsi dan preferensi dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara
terhadap beberapa responden yang dipilih menggunakan metode purposive
sampling.
Persepsi Pengunjung 27
Pada penelitian ini, dilakukan juga penyebaran kuisioner kepada beberapa
purposive sampling. Penyeberan kuisiner ini dilakukan untuk mendapatkan data
sekunder berupa persepsi serta preferensi pengunjung kawasan Desa Kemuning Lor
(Lampiran 2). Pada tahap ini, didapatkan hasil bahwa tidak semua responden
mengetahui nama Desa Kemuning Lor, dengan 73,3% mengetahui dan 26,7% tidak
tahu. Hal ini berbeda dengan pertanyaan mengenai pengetahuan korespondan
terhadap nama Rembangan yang merupakan salah satu objek wisata yang ada
disana yakni 100% tahu. Untuk pengalaman mengunjungi tapak, 100% sudah
pernah bepergian ke Desa Kemuning Lor dengan intensitas satu kali sebanyak
6,66%, dua kali sebanyak 9,99%, tiga kali sebanyak 3,33%, dan lebih dari tiga kali
sebanyak 80,02%. Pengunjung biasa berangkat ke Desa Kemuning Lor
beramai-ramai dengan persentase 83,25% dan lainnya sendiri atau berdua.
Kendaraan yang biasa digunakan saat berkunjung adalah mobil sebanyak 53,38%
dan motor 46,62%. Dari data tersebut ditemukan bahwa kawasan penelitian ini
sudah sangat dikenal, tetapi tidak dengan namanya sendiri. Hal ini juga tercermin
28
dari sumber informasi yang didapatkan oleh pengunjung, hanya melalui hubungan
pribadi yakni teman 70,03% dan sisanya adalah melalui keluarga serta diri sendiri.
Hal ini dirasa tidak cukup untuk publikasi sebuah kawasan yang direncanakan
sebagai kawasan agrowisata.
Pengunjung juga berpendapat mengenai kondisi kawasan.Kondisi jalan
menuju kawasan dinilai baik dengan nilai 86,67%. Keindahan dalam tapak dinilai
sangat indah dengan persentase 53,38% dan 46,62% lainnya menjawab indah. Dari
segi kenyamanan, pengunjung menjawab sangat nyaman dengan persentase
23,31% dan nyaman dengan persentase 76,69%. Dari segi keamanan, nilai yang
didapat adalah 6,66% untuk sangat aman, 83,35% untuk aman, dan 9,99% untuk
kurang aman. Dari segi pengalaman, 6,66% menjawab sangat banyak pengalaman
baru, 66,60% menjawab banyak pengalaman baru, dan 26,74% menjawab sedikit
pengalaman baru. Dari segi kebersihan, lokasi penelitian dinilai bersih dengan
persentase 80,02%. Dari data diatas terlihat bahwa pengunjung cukup menikmati
untuk berwisata ke Desa Kemuning Lor karena indah, nyaman, dan bersih. Hanya
saja, masih terdapat factor yang harus diperbaiki dari segi keamanan dan kebersihan
pada beberapa titik. Selain itu, masih ada pengunjung yang merasa kurang
pengalaman baru ketika berkunjung ke Desa Kemuning Lor.
Preferensi Pengunjung
Berdasarkan data kuisioner pada (Lampiran 2), diperoleh hasil bahwa
semua pengunjung menyetujui dan menginginkan kawasan Desa Kemuning Lor ini
dikembangkan menjadi desa agrowisata dengan penambahan objek wisata serta
perbaikan beberapa kekurangan yang masih ada di dalam tapak. Jenis wisata yang
ingin dikembangkan adalah outbond 21,95%, menikmati pemandangan 17,07%,
photo hunting 14,63%, berolah raga 9,76 %, berkebun 9,76%, berkemah 8,54%,
piknik 8,54%, bermain 7,32%, dan bertani 2,45%. Jenis wisata pertanian yang ingin
dikembangkan adalah peternakan 70,27%, persawahan 16,22%, dan lainnya
menjawab perkebunan serta persawahan. Aktivitas agrowisata yang diinginkan
oleh pengunjung adalah memetik hasil pertanian 43,39% dan mengikuti kegiatan
pertanian 33,3% sementara yang lainnya menjawab belanja hasil pertanian 16,65%.
Udara sejuk 56,61%, terdapatnya objek wisata yang unik serta berbeda dari
tempat lain di Jember 33,3%, dan banyak tempat untuk menikmati pemandangan
26,64% menjadi beberapa alasan yang membuat pengunjung nyaman berwisata di
dalam kawasan. Harapan pengunjung sebagai penunjuang kawasan Desa
Agrowisata nantinya adalah bentuk perencanaan lanskap yang sesuai dan menarik
30%, penambahan fasilitas 28%, terdapat gapura penanda kawsan 16%, terdapat
papan interpretasi 14%, dan pembagian area berdasarkan fungsi masing-masing
kegiatan wisata 12%.
Fasilitas yang diinginkan ada oleh pengunjung sebagai penujang kawasan
agrowisata dari segi keamanan adalah pagar pembatas kawasan agrowisata 40,82%,
adanya petugas keamanan 30,61%, serta penggunaan material yang aman 22,45%.
Fasilitas yang diinginkan ada oleh pengunjung sebagai penujang kawasan
agrowisata dari segi kebersihan adalah letak tempat sampah yang relatif terjangkau
47,83%, penggunaan jenis material yang memberikan kesan bersih 23,91%, dan
peraturan keras terhadap pelanggar kebersihan 28,26%.
29
juga sangat menarik bagi pengunjung yang ingin belajar mengenai cara bercocok
tanam tanaman buah naga. Atraksi yang dapat ditawarkan adalah berupa menanam
bibit buah naga, memanen, serta mengolah buah naga menjadi berbaga panganan
olahan. Komoditas pertanian lain yang juga dapat ditemui pada kawasan ini adalah
perkebunan jagung, tebu, kacang tanah, ubi kayu, dan sayuran. Hanya saja
kekurangan dari sebaran komoditas persawahan dan perkebunan ini ialah belum
adanya integrasi antarobjek sehingga diperlukan perencanaan yang sesuai untuk
menghubungkan kesemua objek sehingga menjadi atraksi wisata yang baik dan
menarik.
Analisis Spasial
Setelah pembobotan nilai, hasil dari analisis ini akan disajikan dalam bentuk
peta kesesuaian pada masing-masing kondisi saat ini yang dijadikan sebagai
variabel penelitian. Peta kesesuaian terhadap penutupan lahan disajikan pada
Gambar 12. Peta kesesuaian berdasarkan kemiringan lahan disajikan pada Gambar
13. Peta masing masing variabel ini yang di-overlay sehingga menghasilkan peta
komposit kesesuain lahan (Gambar 14).
Analisis Deskriptif
33
34
Gambar 14. Peta Komposit Kesesuaian Lahan
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
5 Kemiringan Kualitas visual yang baik. Ancaman tanah bergerak Membuat perencanaan Membuat perencanaan
dan longsor. sesuai potensi visual yang yang aman dengan tetap
ada. menyediakan area
konservasi.
35
36
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi (lanjutan 1)
11 Fasilitas dalam kawasan Terdapat tempat menginap dan 1. Gerbang dan Mengintegrasikan dengan Menambahkan fasilitas
kolam renang. signage desa yang lanskap agrowisata yang dan perbaikan terhadap
kurang terlihat. akan dibuat. fasilitas yang ada.
2. Fasilitas di dalam
kawasan yang
kurang memadai
jika akan dijadikan
sebagai desa
agrowisata.
37
38
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi (lanjutan 3)
39
40
Konsep dasar yang diterapkan dalam perencanaan lanskap ini adalah sebagai
suatu pengembangan terhadap potensi yang ada pada tapak dan solusi terhadap
kendala yang ada. Perencanaan ini ditujukan untuk mengakomodir serta
menintegrasikan segala potensi pertanian yang ada di tapak agar dapat dijadikan
sebagai destinasi wisata baru yang berbasis pertanian atau agrowisata. Konsep
perencanaan ini juga tidak terlepas dari nilai konservasi serta menjaga sumber daya
alam agar berkelanjutan. Konsep dasar akan dikembangkan menjadi konsep
pengembangan. Konsep pengembangan ini terbagi atas lima konsep yakni konsep
ruang, konsep aktivitas, konsep fasilitas, konsep vegetasi, dan konsep sirkulasi.
Konsep Ruang
Konsep ruang pada kawasan yang direncanakan adalah bertujuan untuk
membagi kawasan berdasarkan hasil sintesis yang didapat. Pemanfaatan ruang ini
akan terbagi atas beberapa fungsi, yang terdiri atas ruang penerimaan, ruang
pelayanan, ruang wisata, dan ruang konservasi (Gambar 15).
1. Ruang Penerimaan
Ruang penerimaan adalah area untuk menyambut kedatangan
pengunjung. Pemilihan ruang penerimaan didasarkan pada kemudahan
akses dari luar kawasan menuju ke dalam kawasan. Pada ruang
penerimaan, terdapat pintu masuk, signage kawasan, dan fasilitas yang
dapat memberikan pengunjung informasi awal mengenai kawasan.
2. Ruang Pelayanan
Ruang pelayanan adalah area yang berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada pengunjung agar nyaman saat berwisata. Ruang
pelayanan juga sekaligus menjadi pengantar pengunjung dari ruang
penerimaan menuju ruang wisata.
3. Ruang Wisata
Ruang wisata adalah area inti pada kawasan yang menyediakan
berbagai macam objek wisata bagi pengunjung. Pada objek wisata ini,
pengunjung juga bisa menemui atraksi wisata serta mendapatkan ilmu
dan pengalaman baru.
4. Ruang Konservasi
Ruang konservasi adalah area yang dipertahankan dan dibuat untuk
menjaga kelestarian dari kawasan wisata. Untuk area yang memiliki
ketinggian serta kemiringan yang beragam serta curam, ruang
konservasi ini harus ada untuk menjaga sumber daya yang ada. Ruang
konservasi ini lebih baik dipilih berada di sekeliling kawasan.
41
Konsep Aktivitas
Konsep aktivitas adalah konsep pengembangan dalam perencanaan suatu
kawasan untuk membagi ruang berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh
pengunjung. Hal ini juga akan berhubungan dengan fasilitas yang ada pada
kawasan. Pada kawasan ini, diterapkan tiga jenis aktivitas yakni aktif, semi aktif,
dan pasif.
Konsep Fasilitas
Konsep fasilitas pada suatu perencanaan adalah untuk meneruskan sintesis
yang didapatkan dari analisis fasilitas yang telah ada serta dibutuhkan sebagai daya
dukung untuk kawasan wisata. Fasilitas yang dikembangkan didasari pada daya
tarik wisata yang ada di dalam kawasan. Fasilitas yang direncanakan pada kawasan
ini berupa fasilitas wisata utama serta fasilitas wisata pendukung (Gambar 16).
41
Konsep Vegetasi
3. Vegetasi konservasi
Vegetasi konservasi adalah vegetasi yang sengaja dipertahankan
atau sengaja ditanam untuk melingdungi serta melestarikan sumber
daya yang ada. Apabila dilakukan penanaman, vegetasi yang dipilih
adalah vegetasi asli dari kawasan tersebut sehingga tidak akan terjadi
persilangan gen dari tanaman asli.
Konsep Sirkulasi
atas tiga jenis, yakni sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier
(Gambar 18).
1. Sirkulasi Primer
Sirkulasi primer adalah jalur utama yang merupakan akses utama
dari luar kawasan menuju dalam kawasan. Jalur ini dapat dilalui oleh
kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.
2. Sirkulasi Sekunder
Sirkulasi sekunder adalah jalur yang menghubungkan antara
sirkulasi primer dan area suatu objek wisata. Jalur ini dapat dilalui baik
oleh kendaraan pribadi maupun berjalan kaki.
3. Sirkulasi Tersier
Sirkulasi tersier adalah jenis sirkulasi yang menghubungkan antara jalur
sekunder dengan objek wisata yang ada di dalam tapak. Jalur ini hanya dapat
dilalui dengan berjalan kaki.
Pada penelitian ini, produk akhir yang dihasilkan adalah rencana lanskap
agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa
Timur. Rencana lanskap ini didapatkan melalui pengembangan dari konsep
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Rencana lanskap ini disajikan dalam
lima aspek, yakni rencana ruang, rencana aktivitas, rencana fasilitas, rencana
sirkulasi, dan rencana vegetasi. Pada peta perencanaan, juga akan disajikan
beberapa ilustrasi untuk menggambarkan detail ruang.
Rencana ruang pada perencanaan ini terbagi atas empat ruang, yakni ruang
penerimaan, ruang pelayanan, ruang wisata, dan ruang konservasi (Gambar 20).
Hal ini mengacu pada konsep ruang yang telah dibuat sebelumnya. Komposisi
pembagian ruang, aktifitas, dan fasilitas wisata dapat dilihat pada Tabel 15.
1. Ruang Penerimaan
Ruang penerimaan merupakan area untuk menyambut kedatangan
pengunjung. Pada area ini, terdapat signage dan pintu gerbang wisata.
Ruang penerimaan ini dibuat berdasarkan pemilihan letak yang paling
strategis dengan jalan utama yang biasa dilalui oleh kendaraann yakni dari
Kecamatan Patrang.
2. Ruang Pelayanan
Ruang pelayanan merupakan area untuk memberikan pelayanan
terhadap pengunjung baik sesaat setelah memasuki kawasan Desa
Agrowisata maupun setelah berwisata. Pada area ini, fasilitas yang
digunakan berupa kafetaria, tempat beli souvenir, papan informasi, dan
penginapan.
3. Ruang Wisata
Ruang wisata merupakan area inti dari suatu kawasan Desa Wisata. 45
Pada area ini, terdapat berbagai macam objek dan atraksi wisata yang dapat
dinikmati oleh pengunjung. Pada area ini, jenis aktifitas yang ada adalah
aktifitas semi aktif dan aktif dengan fasilitas belajar pertanian maupun
menikmati lanskap pertanian.
4. Ruang Konservasi
Ruang konservasi merupakan area penyangga dari suatu kawasan
Desa Wisata. Pada ruang konservasi, kondisi saat ini baik berupa tanah
maupun vegetasi akan dipertahankan atau diberi perlakuan tambahan agar
kawasan bisa terjaga kelestariannya.
46
Gambar 20. Peta Rencana Ruang
47
Rencana Sirkulasi
3. Sirkulasi Tersier
Sirkulasi tersier adalah jenis sirkulasi yang menghubungkan antara
jalur sekunder dengan objek wisata yang ada di dalam tapak. Jalur ini
hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki. Pemilihan bahan dan lebar
jalan disesuaikan dengan kondisi objek wisata yang ada.
Rencana Vegetasi
51
52
Rencana Lanskap
Pada bagian ini, disajikan produk akhir dari perencanan lanskap berupa peta
rencana lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten
Jember, Jawa Timur (Gambar 23). Peta rencana lanskap ini diperoleh dari berbagai
tahap sebelumnya, dimulai dari inventarisasi, analisis dan sintesis, pembuatan
konsep, dan perencanaan.
Pada peta perencanaan lanskap agrowisata ini, tidak keseluruhan luasan
desa direncanakan untuk dikembangkan sebagai area agrowisata. Hal ini ditentukan
dari potensi dan kebutuhan ruang untuk peruntukan wisata. Area yang disajikan
dalam peta terbagi dalam area non-pengembangan dan empat area untuk kebutuhan
wisata.
Area perencanaan untuk wisata adalah area konservasi, area penerimaan,
area pelayanan, dan area wisata. Area konservasi memiliki persentase yang paling
besar karena dikhususkan sebagai area untuk menjaga kelestarian dari lanskap desa
dengan mempertahankan dan menanam vegetasi asli kawasan. Area penerimaan
ditujukan sebagai pengenal suatu kawasan dan penyambut bagi pengunjung yang
akan berwisata. Area pelayanan merupakan area yang mendukung kegiatan wisata
utama yang berisikan fasilitas pendukung seperti tempat parkir, kafetaria, kios
cinderamata, tempat ibadah, penginapan dan fasilitas pendukung lainnya untuk
kenyamanan pengunjung. Area wisata adalah area yang berisikan objek serta
atraksi wisata pertanian yang ditawarkan kepada pengunjung. Di dalam terdapat
berbagai pilihan objek yakni area wisata buah naga sebagai komoditas utama, area
wisata persawahan, area wisata jagung, area wisata tebu, area wisata ketela pohon,
area wisata buah naga dan area wisata peternakan sapi. Area ini juga dilengkapi
dengan ilustrasi yang dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 23. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor
55
Gambar 24. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor (Perbesaran I)
56
Gambar 25. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor (Perbesaran II)
57
Gambar 26. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor (Perbesaran III)
58
59
59
Gambar 27. Ilustrasi kawasan agrowisata: (a) Gerbang masuk (b) Signage (c) View
dari area pelayanan atas (d) Area wisata buah naga (e) Area wisata jagung (f) Area
wisata peternakan (g) kafetaria (h) Area wisata tebu
60
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Wassalamualaikum wr.wb
PETUNJUK PENGISIAN
1.Silang (X ) jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan keadaan/keingi nan 63
anda.
2. Isilah titik-titik yang ada pada pertanyaan yang meminta anda untuk mengisinya.
Identitas Pengunjung
1. Nama :
2. Umur/jenis kelamin : ............/.........................
3. Pekerjaan :
a. Siswa SMP b. Siswa SMA c. Mahasiswa
d. Pegawai Pemerintah e. Pegawai Swasta f. dll ………..
64
10.3. Keamanan :
a.Sangat Aman
b.Aman
c.Kurang Aman
10.4. Pengalaman :
a.Sangat banyak pengalaman baru
b.Banyak pengalaman baru
c.Sedikit pengalaman baru
10.5. Kebersihan :
a.Sangat Bersih
b.Bersih
c.Kurang Bersih
11. Dari manakah Anda mengetahui informasi tentang kawasan ini?
a. Diri Sendiri d. Iklan
b. Teman e. Lainnya,...................................
c. Keluarga
12. Menurut Anda, jenis wisata apa yang cocok untuk dikembangkan di kawasan
ini? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Piknik f. Photo Hunting
b. Bermain g. Outbound
c. Menikmati Pemandangan h. Bertani
d. Berolahraga i. Berkebun
e. Berkemah j. Lainnya,.............................
13. Menurut Anda, jenis wisata pertanian (agrowisata) apa yang cocok untuk
dikembangkan di kawasan ini? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Perkebunan b. Persawahan
c. Peternakan d. Lainnya,....................................
14. Apa aktifitas agrowisata yang anda inginkan:
a. Memetik hasil pertanian c. Belanja hasil pertanian
b. Mengikuti kegiatan pertanian d. Lainnya,.............................
15. Menurut anda, apa yang dapat membuat anda merasa nyaman berwisata ke
kawasan ini?
a. Banyak tempat untuk menikmati pemandangan 65
b. Tempat yang bersih
c. Udara yang sejuk
d. Bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru
e. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain
f . Lainnya,.......................................
16. Menurut anda, manakah dibawah ini yang sesuai untuk menunjang kawasan
Desa Kemuning Lor sebagai kawasan agrowisata yang menarik ?(jawaban boleh
lebih dari satu)
a. Terdapat gapura dan penanda kawasan wisata yang unik dan menarik
b. Bentuk perencanaan lanskap yang sesuai dengan kondisi serta menarik
c. Pembagian area berdasarkan fungsi masing-masing kegiatan wisata
d. Penambahan fasilitas yang dapat membantu kegiatan wisata
e. Terdapat papan interpretasi untuk tiap titik yang dapat menambah pengetahuan
bagi pengunjung
66
17. Fasilitas apa yang menurut anda harus ada di kawasan ini sebagai pendukung
kawasan agrowisata dari segi keamanan ? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Pagar pembatas kawasan agrowisata b. Petugas keamanan
c. Penggunaan material yang aman d. Lainnya,........................
18. Fasilitas apa yang menurut anda harus ada di kawasan ini sebagai pendukung
kawasan agrowisata dari segi kebersihan ? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Penggunaan jenis material dan warna material yang memberikan kesan bersih
b. Letak tempat sampah yang relatif terjangkau
c. Terdapat peraturan yang keras terhadap orang yang membuang sampah di
sembarang tempat
d. Lainnya,..................................
19. Fasilitas apa yang menurut Anda dapat dikembangkan untuk meningkatkan
pengalaman dan pengetahuan di kawasan ini?
a. Terdapat arena bermain dan belajar pertanian
b. Terdapat papan informasi pada titik-titik utama
c. Menggunakan jenis tanaman yang bervariasi dan menarik
d. Lainnya,..................................
20. Fasilitas pelayanan apa yang Anda inginkan dibangun di kawasan ini?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Tempat parkir f. Kendaraan menuju kawasan
b. Tempat istirahat g. Cafetaria
c. Penginapan h. Kios cenderamata
d. Tempat ibadah i. Lainnya,.................................
e. Sarana pendidikan
67
No Variabel Jumlah %
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 15 50
b. Perempuan 15 50
Jumlah 30 100
2 Pekerjaan
a. Siswa SMP 6 20
b. Siswa SMA 6 20
c. Mahasiswa 6 20
d. Pegawai Pemerintah 6 20
e. Pegawai Swasta 6 20
f. Dan lain lain - -
Jumlah 30 100
3 Pengetahuan Keberadaan Desa Kemuning Lor
a. Ya (tahu) 22 73,3
b. Tidak (tidak tahu) 8 26,7
Jumlah 30 100
4 Pengetahuan Keberadaan Kawasan Wisata Rembangan
a. Ya (tahu) 30 100
b. Tidak (tidak tahu) - -
Jumlah 30 100
5 Jumlah Kunjungan ke Desa Kemuning Lor
a. 1 kali 2 6,66
b. 2 kali 3 9,99
c. 3 kali 1 3,33
d. Lebih dari 3 kali 24 80,02
Jumlah 30 100
6 Alasan Memilih Berekreasi ke Kawasan Desa
Kemuning Lor (boleh lebih dari satu)
a. Memiliki pemandangan alam yang indah 23 40,35
b. Kemudahan akses menuju kawasan 11 19,30 67
c. Nyaman untuk bercengkrama 17 29,82
d. Memiliki fasilitas yang lengkap 2 3,51
e. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam 2 3,51
pertanian
f. Lainnya 2 3,51
Jumlah 57 100
7 Aktivitas yang Biasa Dilakukan di Desa Kemuning Lor
(boleh lebih dari satu)
a. Berenang 15 23,44
b. Membeli buah 3 4,69
c. Foto-foto 17 26,56
d. Menikmati pemandangan 21 32,81
e. Wisata kuliner 8 12,50
Jumlah 64 100
68
RIWAYAT HIDUP