Anda di halaman 1dari 89

PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA

DI DESA KEMUNING LOR, KECAMATAN ARJASA,


KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

FRANSISKA RONA VIOLETTA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Lanskap


Agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember,
Jawa Timur, adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip baik dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2018

Fransiska Rona Violetta


A44110048
ABSTRAK
FRANSISKA RONA VIOLETTA. Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa
Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dibimbing
oleh AFRA DN MAKALEW.

Jember adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur. Jember memiliki banyak
sumber daya yang sudah difungsikan sebagai daya tarik wisata. Namun, masih
terdapat sumber daya yang bisa difungsikan sebagai area wisata yang juga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat Jember. Jember memiliki visi untuk
mengembangkan agribisnis, wisata, serta aktifitas ekonomi berbasis potensi lokal
dalam pembangunan berkelanjutan. Salah satu lokasi yang berpotensial adalah
Kemuning Lor yang telah direncanakan oleh pemerintah sebagai tujuan wisata
berbasis pertanian. Hal ini dikarenakan Kemuning Lor memiliki lanskap pertanian
serta sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan. Tujuan umum dari penelitian ini
adalah membuat perencanaan lanskap Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur sebagai kawasan wisata sekaligus sebagai sarana
pembelajaran mengenai pertanian. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi objek dan atraksi wisata yang potensial untuk dikembangkan
sebagai kawasan agrowisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan modifikasi dari Gold (1980) yang terdiri dari tahap persiapan,
inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap. Aspek yang dianalisis
meliputi aspek fisik, biologik, dan sosial-budaya. Hasil dari penelitian ini berupa
peta rencana lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur, beserta peta pendukung dan ilustrasi.

Kata kunci: Agrowisata, Desa Kemuning Lor, Perencanaan Lanskap

ABSTRACT

FRANSISKA RONA VIOLETTA. Landscape Planning of Agrotourism in


Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-region, Jember Region, East Java.Supervised
by AFRA DN MAKALEW.

Jember is one of region in East Java. Jember has so many resources that have
been enabled for tourist atractions. But, still there are resources that can be used
as a tourist area which also can increase the economy of community in Jember.
Jember has a vision to develop agribusiness, tourism, and economic activities based
on local potential in sustainable development. One of that potential place is
Kemuning Lor that are planned by the local government as a tourist destination
based on agriculture. This is because Kemuning Lor has a rural landscape and
natural resources that can be developed. The general objective of this research is
to make landscape plan of Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-region, Jember
Region, East Java, as a tourism area and also as a learning place about agriculture.
The objective of this research is to identify the object and a potential tourist
atraction to be developed as an agrotourism area. The method that was used in this
research was a modification from Gold (1980) which consist of planning, inventory,
analysis, synthesis, and landscape planning. The results of this studyin the form of
a map of landscape planning of agrotourism in Kemuning Lor Village, Arjasa Sub-
region, Jember Region, East Java, which include supporting map and illustrations.

Keyword : Agrotourism, Kemuning Lor Village, Landscape Planning


PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA
DI DESA KEMUNING LOR, KECAMATAN ARJASA,
KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
v
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018 VIOLETTA
FRANSISKA RONA
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang ini ialah perencanaan lanskap, dengan judul
“Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur”.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
1. Dr. Ir. Afra DN Makalew, MSc selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan penulis berupa saran, masukan, dan dukungan
selama penyusunan tugas akhir,
2. keluarga besar penulis bapak Drs. Marjuni (ayah), Ibu Satik Mudjiarti
(ibu), Franda Gholib Gitayana (Kakak), dan Shalim Tehupelasury yang
selalu memberikan doa terbaik dan dukungan selama pelaksanaan
penelitian dan penyusunan tugas akhir,
3. Camat Arjasa dan Kepala Desa Kemuning Lor beserta staff yang senantiasa
membantu penulis dalam memperoleh data selama penelitian,
4. Kepala Dinas beserta staff Bappekab, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan,
Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Pertanahan, Dinas Pariwisata, Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya, dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah atas kesediaannya untuk membantu penulis memperoleh data serta
saran dalam pengerjaan tugas akhir,
5. Prof Dr Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M.Agr. dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah,
M.Agr. yang telah memberi arahan dan masukan dalam penyusunan
naskah skripsi, dan
6. teman - teman Arsitektur Lanskap 48 yang telah memberikan motivasi serta
semangat untuk penulis dalam menyelesaikan pembuatan tugas akhir ini.
Penulis sangat menyadari bahwatugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya itu, penulis mengharapkan saran yang bersifat
konstruktif untuk perbaikan tulisan yang selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaaat.

Bogor, Agustus 2018

Fransiska Rona Violetta


iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii


DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 1
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 2
Kerangka Pikir ..................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Perencanaan Lanskap .......................................................................................... 3
Rekreasi dan Wisata ............................................................................................ 4
Agrowisata ........................................................................................................... 4
Perencanaan Kawasan Rekreasi dan Agrowisata ................................................ 5
METODOLOGI ...................................................................................................... 7
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 7
Alat dan bahan ..................................................................................................... 8
Metode Penelitian ................................................................................................ 8
Persiapan .......................................................................................................... 9
Inventarisasi ..................................................................................................... 9
Analisis .......................................................................................................... 10
Sintesis ........................................................................................................... 11
Perencanaan Lanskap ..................................................................................... 11
Batasan Penelitian .......................................................................................... 12
Bentuk Hasil Studi ......................................................................................... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 13
Data dan Analisis.............................................................................................. 13
Aspek Fisik dan Biologik ................................................................................. 13
Desa Kemuning Lor, Secara Administratif.................................................... 13
Aksesibilitas Desa Kemuning Lor ................................................................. 15
Penutupan Lahan............................................................................................ 17
Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan ............................................. 17
Hidrologi ........................................................................................................ 21
Iklim ............................................................................................................... 21
Vegetasi 22
Visual 22
Sirkulasi, Fasilitas, dan Utilitas 24
Aspek Sosial 25
Kondisi Sosial 25
Kondisi Ekonomi 26
Data Pengunjung 27
Persepsi Pengunjung 27
Preferensi Pengunjung 28
Objek dan Atraksi Wisata 29
Objek dan Atraksi Wisata Komoditas Persawahan Dan Perkebunan 29
iv

Objek dan Atraksi Wisata Komoditas Peternakan 30


Analisis dan Sintesis 30
Analisis Spasial 30
Analisis Deskriptif 35
Konsep Perencanaan Lanskap 40
Konsep Ruang 40
Konsep Aktivitas 41
Konsep Fasilitas 41
Konsep Vegetasi 42
Konsep Sirkulasi 42
Rencana Blok 43
Perencanaan Lanskap Agrowisata 45
Rencana Ruang, Aktivitas, dan Fasilitaas 45
Rencana Sirkulasi 47
Rencana Vegetasi 48
Daya Dukung Agrowisata 52
Rencana Lanskap 54
SIMPULAN DAN SARAN 60
Simpulan 60
Saran 60
v

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis dan sumber data dalam penelitian .................................................... 8
Tabel 2. Proses perencanaan lanskap ...................................................................... 9
Tabel 3. Klasifikasi kemiringan lahan .................................................................. 11
Tabel 4. Klasifikasi intensitas curah hujan ........................................................... 11
Tabel 5. Luas wilayah menurut Desa dan Klasifikasi ........................................... 15
Tabel 6. Curah hujan Kecamatan Arjasa............................................................... 21
Tabel 7. Curah hujan Kecamatan Arjasa............................................................... 21
Tabel 8. Curah hujan Kecamatan Arjasa............................................................... 21
Tabel 9. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin ................................. 25
Tabel 10. Jumlah penduduk menurut tingkatan pendidikan ................................. 26
Tabel 11. Jumlah penduduk menurut kondisi ekonomi ........................................ 27
Tabel 12. Klasifikasi kesesuaian berdasarkan penutupan lahan ........................... 31
Tabel 13. Klasifikasi kesesuaian berdasarkan kemiringan lahan .......................... 31
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi .............. 36
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 1) .................................... 37
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 2) ............................................................................................ 38
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 3) ............................................................................................ 39
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi
(lanjutan 4)............................................................................................ 40
Tabel 15. Komposisi ruang dengan fasilitas dan aktivitas .................................... 47
Tabel 16. Jenis vegetasi dan contoh ...................................................................... 49
Tabel 17. Daya dukung wisata .............................................................................. 52
Tabel 17. Daya dukung wisata (lanjutan 1) .......................................................... 53
Tabel 17. Daya dukung wisata (lanjutan 2) .......................................................... 54
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka pikir ....................................................................................... 3


Gambar 2. Peta lokasi penelitian ............................................................................. 7
Gambar 3. Peta batas Desa Kemuning Lor............................................................ 14
Gambar 4. Peta aksesibilitas Desa Kemuning Lor ................................................ 16
Gambar 5. Peta penutupan lahan Desa Kemuning Lor ......................................... 18
Gambar 6. Peta topografi Desa Kemuning Lor ..................................................... 19
Gambar 7. Peta kemiringan Lahan Desa Kemuning Lor....................................... 20
Gambar 8. Peta hidrologi Desa Kemuning Lor ..................................................... 23
Gambar 9. Jalan di dalam kawasan ....................................................................... 24
Gambar 10. Jalan di dalam kawasan yang kurang aman ....................................... 24
Gambar 11. Wahana Wisata Rembangan .............................................................. 29
Gambar 12. Peta kesesuaian penutupan lahan ....................................................... 32
Gambar 13. Peta kesesuain kemiringan lahan ....................................................... 33
Gambar 14. Peta komposit kesesuaian lahan......................................................... 34
Gambar 15. Diagram konsep ruang ....................................................................... 41
Gambar 16. Diagram konsep fasilitas.................................................................... 41
Gambar 17. Diagram konsep vegetasi ................................................................... 42
Gambar 18. Diagram konsep sirkulasi .................................................................. 43
Gambar 19. Block Plan lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor ........................ 44
Gambar 20. Peta rencana ruang ............................................................................. 46
Gambar 21. Peta rencana sirkulasi ........................................................................ 50
Gambar 22. Peta rencana vegetasi ......................................................................... 51
Gambar 23. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor ...................... 55
Gambar 24. Peta rencana lanskap agrowisata (Perbesaran I) ................................ 56
Gambar 25. Peta rencana lanskap agrowisata (Perbesaran II) ............................... 57
Gambar 26. Peta rencana lanskap agrowisata (Perbesaran III) ............................. 58
Gambar 27. Ilustrasi kawasan agrowisata ............................................................. 59
vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar kuisioner ...............................................................................63


Lampiran 2. Hasil kuisioner ...................................................................................67
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jember adalah wilayah kabupaten yang cukup padat penduduk dan memiliki
berbagai potensi sumberdaya alam. Untuk mengelola potensi yang ada dan dapat
meningkatkan kenyamanan penduduk, pemerintah membuat sebuah rancangan
yang tercantum dalam visi penataan ruang kabupaten. Visi dari penataan ruang di
Jember adalah terwujudnya keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui
pengembangan agribisnis, pariwisata dan kegiatan ekonomi produktif berbasis
potensi lokal dalam pembangunan berkelanjutan (RTRW Jember, 2013).
Selain mengelola tapak yang sudah ada, Jember juga mencanangkan
pengembangan daya tarik wisata baru di destinasi pariwisata yang belum
berkembang kepariwisataannya (RTRW Jember, 2013). Hal ini diupayakan agar
potensi yang sudah ada dapat lebih dikembangkan menjadi daya tarik wisata
sekaligus memberikan pendapatan bagi kabupaten. Salah satunya adalah dengan
rencana menjadikan Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa sebagai daerah tujuan
agrowisata baik bagi penduduk Jember maupun wisatawan luar daerah.
Desa Kemuning Lor merupakan daerah yang masih memiliki nuansa
pedesaan yang menyimpan banyak sekali kekayaan alam. Di desa ini juga sudah
terdapat objek wisata rembangan yang menyuguhkan wahana kolam renang serta
pemandangan lanskap Jember dari atas. Namun, Desa Kemuning Lor masih
menyimpan banyak potensi khususnya dalam bidang pertanian karena kondisi
wilayahnya yang subur. Selain itu, dari segi sosial dan ekonomi, mayoritas
penduduk Desa Kemuning Lor adalah bertani menggunakan lahan yang ada di
dalam Desa. Kondisi Desa Kemuning Lor sebagai wilayah pertanian ini dapat
menunjang perencanaan Desa Kemuning Lor sebagai kawasan agrowisata di
Jember yang nantinya dapat meningkatkan nilai serta pendapatan bagi penduduk
desa dan kabupaten.
Untuk dapat mengoptimalkan potensi kawasan tersebut, diperlukan adanya
penelitian terhadap aspek yang ada terkait dengan potensi yang dapat
dikembangkan serta permasalahan yang harus diatasi sebagai langkah awal
perencanaan. Hal ini diperlukan agar nantinya dapat terbentuk lokasi agrowisata
yang berkelanjutan di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember,
Jawa Timur.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah menata lanskap Desa Kemuning Lor,
Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur, sehingga dapat difungsikan
sebagai kawasan wisata sekaligus sebagai sarana pembelajaran mengenai pertanian.
Tujuan khusus dari studi ini adalah
1. mengidentifikasi kondisi fisik, biologik, sosial dan budaya, serta potensi yang
ada di Desa Kemuning Lor,
212

2. menganalisis potensi dan kendala tapak untuk dijadikan sebagai kawasan


agrowisata, dan
3. membuat perencanaan lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan
Arjasa, Kabupaten Jember.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat sebagai berikut:


1. menjadi alternatif penataan lanskap Desa Kemuning Lor sebagai kawasan
agrowisata, dan
2. menjadi bahan masukan dan pertimbangan pemerintah Kabupaten Jember
dalam merencanakan serta mengelola Desa Kemuning Lor sebagai kawasan
agrowisata.

Kerangka Pikir

Desa Kemuning Lor memiliki potensi dari segi letak kawasan yang berada di
dataran tinggi serta memiliki nuansa perdesaan. Menurut (Bappekab, 2014), Desa
Kemuning Lor direncanakan sebagai kawasan agrowisata yang akan dikelola oleh
pemerintah Kabupaten Jember. Namun, hal ini masih memerlukan analisis serta
perencanaan lebih lanjut terhadap tujuan kawasan untuk dijadikan sebagai lokasi
agrowisata.
Proses pembuatan tugas akhir ini dilakukan berdasarkan beberapa tahapan.
Tahap pertama adalah pemilihan lanskap Desa Kemuning Lor. Tahap kedua adalah
mengumpulkan data karakter tapak baik dari kondisi fisik, biologik, maupun sosial-
budaya. Tahap ketiga adalah melakukan analisis terhadap semua aspek yang ada,
baik berupa aspek fisik, biologik, sosial budaya, maupun potensi dan kendala tapak
untuk agrowisata dan daya dukung kawasan wisata. Tahap keempat adalah
pembuatan sintesis terhadap hasil analisis yang kemudian menghasilkan beberapa
data yakni, konsep ruang, konsep aktivitas, konsep fasilitas, konsep vegetasi, dan
kosep sirkulasi, yang juga menghasilkan peta block plan lanskap agrowisata. Tahap
berikutnya yakni membuat perencanaan dari aspek yang telah diteliti sebelumnya,
sehingga menghasilkan beberapa peta, yakni peta rencana ruang, rencana sirkulasi,
dan rencana vegetasi. Pada tahap akhir, dibuat hasil akhir dari penelitian ,yakni
berupa peta rencana lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan beberapa ilustrasi. Tahapan dalam
kerangka pikir yang dijadikan sebagai acuan dalam membuat hasil perencanaan ini,
dipaparkan dalam Gambar 1.
3

Lanskap Desa Kemuning Lor

Karakter Tapak

Kondisi Fisik Kondisi Biologik Kondisi Sosial-Budaya

Analisis Potensi dan Kendala Analisis Daya Dukung Tapak


Tapak untuk Agrowisata untuk Agrowisata

Sintesis

Konsep Konsep Konsep Konsep Konsep


Ruang Aktivitas Fasilitas Vegetasi Sirkulasi

Block Plan Lanskap Agrowisata

Rencana Rencana Rencana


Ruang Sirkulasi Vegetasi

Rencana Lanskap Agrowisata Desa Kemuning Lor

Gambar 1. Kerangka Pikir

TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Lanskap

Perencanaan lanskap adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan


menginterpretasikan data, memproyeksikan masa depan, mengidentifikasi masalah
dan memberi pendekatan yang beralasan untuk memecahkan masalah-masalah
tersebut (Knudson, 1980). Menurut Nurisjah dan Pramukanto (2009),perencanaan
merupakan proses pemikiran dari suatu ide ke arah suatu bentuk nyata. Perencanaan
merupakan urutan-urutan pekerjaan yang saling berhubungan dan berkaitan, yang
tersusun sedemikian rupa sehingga apabila terjadi perubahan pada suatu bagian,
akan mempengaruhi bagian lainnya (Simonds, 1983).
4212

Menurut Gold (1980), perencanaan adalah suatu alat yang sistematis yang
digunakan untuk menentukan saat awal suatu keadaan dan cara terbaik untuk
pencapaian keadaan tersebut. Perencanaan lanskap dapat dilakukan melalui
beberapa pendekatan, antara lain
1. pendekatan sumber daya, yaitu penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas
rekreasi dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumber daya,
2. pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan
seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikankemungkinan yang
dapat dilakukan pada masa mendatang,
3. pendekatan ekonomi, yaitu penentuan tipe, jumlah, dan lokasi kemungkinan
aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi,
4. pendekatan perilaku, yaitu penentuan kemungkinan aktivitas berdasarkan
pertimbangan perilaku manusia.
Lynch (1981) mengungkapkan bahwa perencanaan tapak adalah seni
menciptakan lingkungan fisik luar yang menyokong tindakan manusia, yang dalam
proses perencanaannya dimulai dengan memahami orang-orang yang akan
menggunakan tapak tersebut dan kebijakan-kebijakan yang ada. Proses
perencanaan yang baik harus merupakan suatu proses yang dinamis, saling terkait,
dan saling menunjang. Untuk itu, diperlukan berbagai pendekatan dalam proses
perencanaan untuk menghasilkan hal tersebut. Proses perencanaan terdiri atas lima
tahap, yaitu persiapan, pengumpulan data, analisis, sintesis, dan perencanaan (Gold,
1980).

Rekreasi dan Wisata

Menurut Gold (1980), rekreasi adalah apa yang terjadi di dalam hubungannya
dengan kepuasan diri yang diperoleh melalui pengalaman. Rekreasi juga dapat
dikatakan sebagai segala kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyegarkan
sikap mentalnya. Menurut Douglass (1992), rekreasi adalah kegiatan yang
menyenangkan dan konstruktif serta menambah pengetahuan dan pengalaman
mental dari sumber daya alam dalam ruang dan waktu yang terluang. Menurut
Nurisjah dan Pramukanto (2009), rekreasi merupakan aktivitas penggunaan waktu
luang yang menyenangkan, yang dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar
ruangan.
Wisata merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan pergerakan
manusia yang melakukan perjalanan dan persinggahan sementara dari tempat
tinggalnya ke satu atau beberapa tempat tujuan di luar dari lingkungan tempat
tinggalnya, yang didorong oleh berbagai keperluan dan tanpa bermaksud untuk
mencari nafkah tetap (Nurisjah dan Pramukanto, 2009).Menurut Adisasmita (2010)
pariwisata meliputi berbagai jenis karena beragamnya keperluan dan motif
perjalanan wisata, misalnya pariwisata pantai, pariwisata etnik, pariwisata agro,
pariwisata perkotaan, pariwisata social, dan pariwisata alternatif.

Agrowisata

Agrowisata merupakan suatu perjalanan untuk meresapi dan mempelajari


kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan yang bertujuan untuk
5

mengajak wisatawan ikut memikirkan sumber daya alam dan kelestariannya


(Adisasmita, 2010). Nurisjah (2001) menyatakan bahwa agrowisata merupakan
penggabungan antara aktivitas wisata dengan aktivitas pertanian. Berdasarkan Surat
Keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata No.KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan
No. 204/KPTS/HK/050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari obyek wisata
diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai
obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi,
dan hubungan usaha di bidang pertanian (Tirtawinata 1996).
Tirtawinata dan Fachruddin (1999) mengemukakan beberapa
manfaatagrowisata, yaitu
1. meningkatkan konservasi lingkungan melalui kelestarian lingkungan dan
keseimbangan ekosistem,
2. mempertahankan fungsi hidrologis untuk menahan cadangan air serta pelestarian
plasma nutfah tanaman budi daya,
3. meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam, melalui topografi, jenis flora
dan fauna, serta warna dan arsitektur bangunan yang tersusun dalam suatu
tataruang yang serasi dengan alam,
4. memberikan nilai rekreasi, melalui penyediaan fasilitas penunjang serta
aktivitas yang dapat menimbulkan kegembiraan di tengah alam,
5. meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, melalui
sarana penelitian, informasi tentang pembibitan, budi daya sampai
pemeliharaannya, dan
6. mendapatkan keuntungan ekonomi baik bagi daerah maupun masyarakat.

Perencanaan Kawasan Rekreasi dan Agrowisata

Menurut Gold (1980), perencanaan kawasan rekreasi merupakan proses


yang menghubungkan antara sumber daya rekreasi dan kebutuhan manusia untuk
berekreasi tanpa mengakibatkan kerusakan. Perencanaan rekreasi merupakan suatu
cara yang sistematis untuk mengantisipasi, menyediakan, mencegah, atau
mengawasi perubahan yang berhubungan dengan keinginan masyarakat dan
kesempatan waktu luang. Langkah pertama yang diambil dalam merencanakan
rekreasi adalah menentukan sumber daya yang akan diselidiki, yaitu data sumber
daya apa saja yang harus diambil (Simonds, 1983). Menurut Nurisjah dan
Pramukanto (2009), untuk meghasilkan suatu rencana areal rekreasi yang baik,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan dianalisis. Hal tersebut adalah
1. potensi dan kendala sumber daya yang tersedia,
2. potensi pengunjung,
3. kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumber daya dan
penggunaannya, dan
4. alternatif dan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan.
Perencanaan wisata dalam hal ini agrowisata yang baik dapat membuat
kehidupan masyarakat lebih baik, meningkatkan ekonomi, melindungi dan sensitif
terhadap lingkungan dan dapat diintegrasikan dengan komunitas yang
meminimalkan dampak negatifnya (Gunn, 1994). Menurut Tirtawinata dan
6212

Fachruddin (1999), terdapat beberapa prinsip yang diperlukan untuk merencanakan


agrowisata, yaitu
1. sesuai dengan rencana pengembangan wilayah tempat agrowisata itu,
2. dibuat secara lengkap, tetapi sesederhana mungkin,
3. mempertimbangkan tata lingkungan dan kondisi sosial masyarakat di
sekitarnya,
4. selaras dengan sumber daya alam, sumber tenaga kerja, sumber dana,
dan teknik-teknik yang ada, dan
5. perlu evaluasi sesuai dengan perkembangan yang ada.
Menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1999), dalam menyediakan fasilitas,
hendaknya dilakukan dua pendekatan. Pendekatan pertama dilakukan dengan
memanfaatkan semua obyek, yaitu prasarana, sarana, dan fasilitas lingkungan yang
masih berfungsi baik, dan melakukan perbaikan bila diperlukan. Langkah kedua
adalah dengan membangun prasarana, sarana, dan fasilitas yang masih dianggap
kurang. Sarana dan fasilitas yang diperlukan meliputi
1. jalan menuju lokasi,
2. pintu gerbang,
3. tempat parkir,
4. pusat informasi,
5. papan informasi,
6. sirkulasi dalam kawasan agrowisata,
7. shelter,
8. tempat beribadah (musala),
9. toilet, dan
10. tempat sampah.
Gold (1980) mengemukakan beberapa prinsip umum perencanaan,
khususnya perencanaan untuk kawasan rekreasi. Prinsip-psinsip tersebut adalah
sebagai berikut
1. aktivitas dan fasilitas rekreasi harus dapat digunakan oleh semua
orang,
2. rekreasi harus dikoordinasikan dengan kemungkinan-kemungkinan
rekreasi lain yang sama untuk menghindari duplikasi,
3. rekreasi harus berintergrasi dengan pelayanan umum lain seperti
kesehatan, pendidikan, dan transportasi,
4. fasilitas-fasilitas harus dapat beradaptasi dengan permintaan di masa
yang akan datang,
5. fasilitas dan program-programnya secara finansial harus dapat
dikerjakan,
6. masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan, perencanaan
lokal dan regional harus berintegrasi, perencanaan harus merupakan
proses yang berkelanjutan dan membutuhkan evaluasi, dan
7. fasilitas dibuat seefektif mungkin untuk menyediakan waktu yang
baik demi kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan penggunanya.
7

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa,


Kabupaten Jember, Jawa Timur. Secara administratif, wilayah Kabupaten Jember
berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di sebelah
utara, Kabupaten Lumajang di sebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di sebelah
timur, dan Samudera Indonesia di sebelah selatan. Penelitian ini telah dilaksanakan
dari Juni 2015 sampai September 2017. Tahapan yang dilakukan berupa persiapan,
pengumpulan data, analisis dan sintesis, penyusunan konsep, perencanaan, dan
sampai pada tahap perbaikan skripsi. Berikut ini adalah peta lokasi penelitian
(Gambar 2).

Peta orientasi Jawa Timur Peta orientasi Kabupaten Jember


(sumber: wikimedia.org) (sumber: kabarJember.com)

Peta Desa Kemuning Lor Peta Kecamatan Arjasa


(sumber: google map) (sumber: google map)

Gambar 2. Peta lokasi penelitian

Alat dan Bahan

Pada penelitian ini, digunakan kamera digital untuk mendapatkan gambaran


kondisi tapak, software Microsoft excell, ArcGis 10.3, AutoCAD 2010, Corel Draw
2812

X5, Photoshop CS5, SketchUp, Lumion untuk pengolahan data, serta Microsoft
Word 2010 untuk penyusunan hasil penelitian. Sedangkan cara memperoleh data
yang digunakan adalah berupa studi pustaka, survei, dan wawancara.

Tabel 1. Jenis dan sumber data dalam penelitian

No. Jenis data Variabel Cara Sumber


pengambilan
1 Data fisik Lokasi Studi pustaka Bappekab
Batasan Kecamatan
Luas Kantor Desa
2 Data biologik Tata guna lahan Studi pustaka Bappekab
Jenis tanah Survei Dinas Pertanian
Topografi dan Dinas Pengairan
kemiringan tapak Dinas Pariwisata
Hidrologi Dinas Pendapatan
Mikroklimat Daerah
Vegetasi existing Dinas Pertanahan
Dinas PU
BPBD
Kecamatan
Kantor Desa
Google Earth
Data BMKG
Data NOAA
Lapang
3 Data sosial Peraturan dan Studi pustaka RTRW
dan budaya kebijakan Survei Bappekab
Demografi Wawancara Masyarakat
penduduk
Preferensi dan
harapan

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti proses perencanaan yang


dikemukakan oleh Gold (1980) yang dimodifikasi. Garis besar proses perencanaan
yang dikemukakan oleh Gold adalah melalui tahap persiapan, inventarisasi,
analisis, sintesis, dan perencanaan (Tabel 2).
9

Tabel 2. Proses perencanaan lanskap

No Tahapan Keterangan

1 Persiapan Pengurusan perizinan


Persiapan alat penelitian
2 Inventarisasi Pengumpulan data :
a. karakter lanskap Desa Kemuning Lor
b. data aspek fisik
c. data aspek biologik
d. data sosial dan budaya
3 Analisis Analisis elemen :
a. potensi
b. kendala
c. amenity
d. danger
4 Sintesis Alternatif pengembangan :
a. konsep ruang
b. konsep aktivitas
c. konsep fasilitas
d. konsep vegetasi
e. konsep sirkulasi
Penyusunan block plan
5 Perencanaan Rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor

Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan pemilihan lokasi, latar belakang, tujuan,
batasan studi, kegunaan hasil studi, rencana kerja, dan pengurusan administrasi
serta perizinan. Perizinan dilakukan di kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
di Kota Bogor serta di daerah penelitian. Selanjutnya perizinan diteruskan ke Dinas
terkait, kantor kecamatan, serta kantor Desa Kemuning Lor untuk memperoleh data
di tapak penelitian.

Inventarisasi
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pengumpulan data serta
informasi yang mempengaruhi tapak dan perencanaan agrowisata yang akan dibuat.
Data yang dikumpulkan pada tahap ini berupa data primer dan data sekunder.
Metode yang dilakukan dalam mendapatkan data primer adalah melalui survei
lapang, pengamatan, dokumentasi, dan wawancara. Untuk data sekunder,
didapatkan melalui studi literatur yang dapat diperoleh dari penelusuran sumber
informasi dari instansi terkait yang memiliki data yang sesuai dengan tujuan studi.
Wawancara untuk mendapatkan data pendukung proses perencanaan,
dilakukan melalui metode purposive sampling yang berasal dari instansi pemerintah
dan masyarakat Jember serta penduduk Kecamatan Arjasa. Wawancara tersebut
12
210

diharapkan dapat menghasilkan data pendukung terkait gambaran umum tapak,


harapan terhadap tapak, dan rencana ke depan terhadap tapak tersebut.
Pada tahap inventarisasi, didapatkan data mengenai kondisi umum tapak
dari aspek fisik, aspek biologik, dan sosial budaya dari lingkungan sekitar. Data
tersebut kemudian dipilah dan disesuaikan dengan tujuan studi. Selanjutnya dari
data yang sudah dipilah, dilakukan proses perencanaan ke tahap selanjutnya.

Analisis

Pada tahap ini dilakukan proses penyusunan karakter Desa Kemuning Lor
di Kecamatan Arjasa yang meliputi potensi, kendala, amenity, dan danger. Salah
satu metode yang dilakukan adalah dengan pengolahan data sosial dan budaya yang
didapatkan dengan studi pustaka, survei, serta metode purposive sampling baik
untuk mengetahui kondisi yang telah ada maupun preferensi dan harapan dari
pemerintah dan masyarakat. Metode purposive sampling ini dilakukan terhadap 30
responden dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengambilan data. Setelah
data terkumpul, data ini diolah dengan software Microsoft excell untuk selanjutnya
didapatkan persentase terhadap data sosial berupa kondisi, preferensi, serta harapan
pemerintah dan masyarakat terhadap lanskap Desa Kemuning Lor untuk dijadikan
sebagai kawasan agrowisata.
Selain itu, dilakukan pula analisis mengenai daya dukung kawasan untuk
kawasan wisata. Daya dukung ini diperlukan untuk mengetahui batas maksimal
pengunjung yang bisa diterima oleh kawasan untuk mencegah degradasi sumber
daya yang ada. Boulon dalam Nurisjah, Pramukanto, dan Wibowo (2003)
mengemukakan rumus penghitungan daya dukung kawasan adalah sebagai berikut:

DD = A/S
Keterangan:
DD : Daya dukung kawasan (orang)
A : Area yang digunakan wisatawan (m²)
S : Standar rata-rata individu (m2/orang)

T = DD x K
Keterangan :
T : Total hari kunjungan yang disarankan
DD : Daya dukung kawasang
K : Koefisian rotasi

K = N/R
Keterangan :
K : Koefisien rotasi
N : Jam kunjungan area yang diperkenankan
R : Rata-rata waktu kunjungan
11

Pada tahap ini, dilakukan pula analisis terhadap kemiringan lahan serta
iklim mikro kawasan penelitian. Analisis ini mengacu pada aturan berikut (Tabel 3
dan 4).

Tabel 3. Klasifikasi kemiringan lahan


Kemiringan lahan (%) Sifat
0-8 Datar
8-15 Landai
15-25 Agak Curam
25-45 Curam
>45 Sangat Curam
Sumber : S.K. Menteri Pertanian dalam Dalifi, 2016

Tabel 4. Klasifikasi intensitas curah hujan


Intensitas curah hujan Sifat
(mm/hari)
0-13,6 Sangat rendah

13,6-20,7 Rendah

20,7-27,7 Sedang

27,7-34,8 Tinggi

>34,8 Sangat tinggi

Sumber : S.K. Menteri Pertanian dalam Dalifi, 2016

Selain itu, untuk kenyamanan pengguna tapak, dilakukan perhitungan THI


(Temperature Humidity Index). Humidity Index (THI), merupakan perhitungan
tentang tingkat kenyamanan manusia pada suatu suhu dan kelembaban tertentu.
Kisaran suhu dikategorikan nyaman bagi manusia untuk beraktivitas adalah 27°C -
28°C, dengan kelembaban udara berkisar 40-75 % (Laurie 1994). Apabila nilai THI
(Temperature Humidity Index) <27, berarti iklim tersebut nyaman untuk daerah
tropis (Fandeli, 2009). Rumus perhitungan THI yang digunakan adalah

THI = 0,8 T + ((Rh.T)/500)


Keterangan :
T = suhu rata-rata
Rh = kelembaban relatif (%).
212
12

Sintesis

Pada tahap sintesis, dilakukan pengembangan potensi dan pemecahan


masalah dari kondisi yang ada pada tapak dilihat dari peta analisis. Proses sintesis
menghasilkan ide berupa konsep pengembangan yakni konsep ruang, konsep
aktivitas, konsep fasilitas, konsep vegetasi, dan konsep sirkulasi. Konsep tersebut
selanjutnya diolah untuk menghasilkan block plan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan lanskap agrowisata Desa
Kemuning Lor.

Perencanaan Lanskap

Tahap perencanaan merupakan tahap terakhir dalam penelitian ini. Pada


tahap perencanaan, dilakukan pengembangan serta realisasi dari block plan hasil
sintesis pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan pula realisasi dari hasil
wawancara terhadap narasumber yang telah dipilih. Kedua aspek tersebut kemudian
dipadankan dan dijawab dengan penyajian grafis atau visual. Proses ini selanjutnya
menghasilkan rencana lanskap agrowisata berupa landscape plan agrowisata Desa
Kemuning Lor.

Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada aspek penyusunan rencana penataan lanskap


agrowisata Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa
Timur, berdasarkan potensi yang ada dalam tapak.

Bentuk Hasil Studi

Bentuk hasil studi dari penelitian ini berupa rencana tertulis yang dilengkapi
dengan gambar. Rencana tertulis berupa penyajian tahapan penelitian serta rencana
lanskap kawasan agrowisata Desa Kemuning Lor dalam bentuk deskriptif. Gambar
yang disajikan sebagai hasil studi berupa landscape plan agrowisata Desa
Kemuning Lor.
13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dan Analisis

Pada tahap ini, penulis memaparkan data yang didapatkan selama kegiatan
penelitian. Jenis data yang dipaparkan berupa data primer dan sekunder yang
diperoleh melalui survei lapang, pengamatan, dokumentasi, wawancara, dan studi
literatur melalui penelusuran sumber informasi dari instansi terkait. Selain
pemaparan data, pada tahap ini juga dipaparkan hasil analisis pada setiap aspek
yang didapatkan saat inventarisasi.

Aspek Fisik dan Biologik


Desa Kemuning Lor secara Administratif
Desa Kemuning Lor merupakan kawasan yang berada di Kecamatan Arjasa.
Kemuning Lor memiliki sumberdaya bidang pertanian yang sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai lokasi wisata. Berdasarkan literatur Kecamatan Arjasa
Dalam Angka Tahun 2012, Desa Kemuning Lor terletak pada 8o4’58”- 8o7’53” LS
dan 113o40’8”- 113o46’4” BT dan luas wilayah sebesar 10,89 km2 serta jarak dari
kantor desa ke kantor kecamatan yakni 7,0 km. Secara administratif, Desa
Kemuning Lor berbatasan dengan beberapa desa sebagai berikut (Gambar 3):

a. Desa Panduman (Kecamatan Jelbuk) di sebelah utara


b. Desa Darsono (Kecamatan Arjasa) di sebelah timur
c. Desa Baratan (Kecamatan Patrang) di sebelah selatan
d. Desa Bintoro (Kecamatan Patrang) di sebelah barat

Berdasarkan profil Desa Kemuning Lor 2015, Kemuning Lor merupakan


gabungan dari empat dusun. Dusun tersebut adalah Dusun Krajan, Dusun Kopang
Kebun, Dusun Darungan, dan juga Dusun Rayap. Secara administratif, berikut ini
adalah perangkat Desa Kemuning Lor, :

1. Kepala Desa : H. Budi Haryanto


2. Sekretaris Desa : Umar Effendy
3. Kaur Pemerintahan : Abdul Wafi
4. Kaur Ekbang. : Abdul Asis
5. Kaur Keunganan : Lilik Wijiaswati
6. Kaur Umum : Tatik Ratnasari
7. Kaur Kesra : Mawardi Irawan
8. Kaur Pamong Tani : Sahardi
9. Kasun Krajan : Miski
10. Kasun Kopang Kebun : Asmad
11. Kasun Darungan : Sukarmo
12. Kasun Rayap : Ali Mudin
14
Gambar 3. Peta Batas Desa Kemuning Lor
15

Berdasarkan literatur Kecamatan Arjasa dalam angka 2012 serta profil Desa
Kemuning Lor 2015, luas total wilayah desa yakni 1.089 ha dengan sawah 354 ha,
tegalan 190 ha, perkebunan 285,65 ha, bangunan dan halamannya 201,92 ha, dan
lainnya 57,43 ha. Luas wilayah menurut desa dan klasifikasi, dipaparkan dalam
Tabel 5.

Tabel 5. Luas wilayah menurut desa dan klasifikasi


No Desa Kemuning Lor
Klasifikasi Luas (ha)
1 Sawah 354
2 Tegalan 190
3 Tambak/kolam -
4 Perkebunan 285,65
5 Bangunan dan halaman 201,92
6 Lainnya 57,43
Total 1,089
Sumber : Arjasa Dalam Angka 2012

Aksesibilitas Desa Kemuning Lor


Desa Kemuning Lor yang berjarak sekitar 9,4 km dari pusat kota, dapat
ditempuh dengan berbagai jenis transportasi pribadi baik berupa motor maupun
mobil. Waktu yang dibutuhkan menuju lokasi adalah ± 31 menit menggunakan
mobil, ± 20 menit menggunakan motor, atau ± 126 menit dengan berjalan kaki.
Akses menuju desa dari pusat kota dapat ditempuh melewati Kecamatan
Patrang. Jalur ini merupakan akses yang biasa digunakan wisatawan dari dan
menuju Desa Kemuning Lor. Selain akses utama tersebut, jalur lain yang dapat
ditempuh adalah melalui Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, hanya saja jalan ini
termasuk lebih jauh jika dimulai dari pusat kota Jember karena kendaraan harus
memutar (Gambar 4).
Untuk kendaraan umum, sampai saat ini belum tersedia kendaraan yang
beroperasi ke lokasi kecuali hasil swadaya masyarakat sendiri berupa ojek yang
bisa ditemui di tempat pemberhentian angkutan umum terdekat dari Desa
Kemuning Lor. Hal ini juga berlaku untuk melalui setiap jalan yang ada di kawasan
Desa. Oleh karena itu, setiap pengunjung yang menikmati keindahan Desa
Kemuning Lor mayoritas memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Kondisi jalan menuju pintu masuk Desa Kemuning Lor serta di dalam
kawasan sudah cukup bagus dengan penggunaan material aspal yang mudah dilalui
kendaraan. Bagusnya akses masuk kawasan ini dapat menjadi nilai positif dalam
pengembangan kawasan sebagai desa agrowisata.
16
Gambar 4. Peta Aksesibilitas Desa Kemuning Lor
17

Penutupan Lahan

Desa Kemuning Lor memiliki mayoritas penduduk yang bermata


pencaharian sebagai petani. Hal ini juga tercermin dari penutupan lahan yang ada
di Desa Kemuning Lor, yakni 354,00 ha berupa sawah, 190,00 ha berupa tegalan,
285,65 berupa perkebunan, 201,92 ha berupa bangunan, dan 57,43 ha berupa semak
belukar dan alang-alang (Gambar 5). Persentse penutupan lahan terbesar adalah
pada bidang pertanian yang berupa sawah dan perkebunan baik berupa tebu,
singkong, padi, jagung, buah naga, maupun komoditas pertanian lainnya.
Komposisi penutupan lahan di Desa Kemuning Lor ini sangat sesuai untuk
mendukung perencanaan kawasan sebagai desa agrowisata yang memiliki berbagai
jenis lahan pertanian. Pada masing-masing area penutupan lahan, dapat diberi
perlakuan tertentu atau perencanaan terhadap aktivitas dan fasilitas wisata. Tutupan
lahan ini juga telah sesuai dengan tata guna lahan yang ditetapkan oleh Bapeda
dalam RTRW Kabupaten Jember, yakni Desa Kemuning Lor sebagai kawasan
perkebunan dan direncanakan sebagai destinasi agrowisata.

Ketinggian, Topografi, dan Kemiringan Lahan


Desa Kemuning Lor merupakan desa yang berada pada daerah perbukitan
dengan ketinggian kontur yang beragam. Kontur di Desa Kemuning Lor yakni
125,00 mdpl sebagai titik terendah dan 637,50 mdpl sebagai titik tertinggi.
Perbedaan kontur yang cukup signifikan ini juga turut memberikan dampak positif
dan negative dalam proses perencanaan kawasan sebagai area agrowisata. Nilai
positif yang bias didapatkan sebagai kawasan agrowisata ialah karena tapak yang
berkontur dapat memberikan nilai keindahan dalam segi view serta pengalaman
pengunjung dalam berwisata. Kondisi tapak yang berada pada perbukitan juga turut
menyumbang dalam terciptanya Desa Kemuning Lor yang sejuk dan nyaman yang
juga didukung iklim mikro yang terdapat pada area perbukitan.
Selain potensi tersebut, kondisi tapak yang berkontur juga memiliki
beberapa kendala, yakni akses menuju kawasan yang naik turun sehingga
membutuhkan fasilitas keamanan dan perbedaan ketinggian yang membutuhkan
penerapan jalur sirkulasi yang tepat, aman, dan nyaman bagi pengguna tapak baik
menuju objek wisata maupun saat berwisata. Berikut ini adalah peta topografi Desa
Kemuning Lor (Gambar 6).
Dengan kondisi topografi yang beragam, kemiringan tapak pun beragam
dari datar sampai sangat curam. Variasi kemiringan yakni dari 0% sampai 55%. Hal
ini mengakibatkan adanya tapak yang sesuai untuk agrowisata karena kualitas
visual yang baik maupun kurang sesuai untuk kegiatan agrowisata karena memiliki
ancaman tanah bergerak ataupun longsor. Maka diperlukan pula penanganan
terhadap kondisi kemiringan lahan di Desa Kemuning Lor untuk tetap memberikan
kenyamanan dan keamanan bagi pengguna tapak baik penduduk, pengelola,
maupun wisatawan. Berikut adalah peta kemiringan Desa Kemuning Lor (Gambar
7).
18
Gambar 5. Peta Penutupan Lahan Desa Kemuning Lor
Gambar 6. Peta Topografi Desa Kemuning Lor

19
20
Gambar 7. Peta Kemiringan Lahan Desa Kemuning Lor
21

Hidrologi

Di Desa Kemuning Lor, tidak terdapat danau dan waduk. Kebutuhan air di
Desa Kemuning dibantu dengan adanya Sungai Kemuning dan Sungai Darsono
yang melintasi desa yang berasal dari hulu bukit. Aliran sungai ini cukup besar
serta dapat juga digunakan sebagai salah satu daya tarik wisata
Para petani juga memanfaatkan air dari sungai ini untuk bercocok tanam.
Selain bertani dengan memanfaatkan air sungai, petani juga membuat sumur coakan
sendiri untuk mendapatkan air tanah yang digunakan menyirami tanaman
perkebunan.

Iklim
Kondisi iklim di Desa Kemuning Lor dapat dilihat dari data yang dihasilkan
oleh dua stasiun terdekat. Stasiun terdekat tersebut berada di Desa Kopang dan Dam
Arjasa. Dalam hasil tersebut, diperoleh rata-rata bahwa dari segi curah hujan, Desa
Kemuning Lor memiliki curah hujan rendah (Tabel 6).
Tabel 6. Curah hujan kecamatan arjasa
No. Stasiun Rata-rata
Pengukur
Curah hujan/tahun Hari Curah hujan/hari
(mm) hujan (mm)
(hari)
1. Kopang 120,08 20 14,05
2. Dam arjasa 123,08 22 13,26
Rata-rata 121,58 21 13.65
Sumber : BPS dan Bapeda 2013

Kenyamanan pengunjung saat berwisata dalam tapak, dianalisis melalui


data suhu dan kelembaban dari Kabupaten Jember (Tabel 7), menggunakan
pengukuran nilai Thermal Humidity Index (THI) (Tabel 8) dan didaptkan nilai THI
kawasan berada pada nilai < 27 yang dikategorikan nyaman bagi pengguna tapak.
Tabel 7. Data suhu dan kelembaban Kabupaten Jember
No. Bulan Parameter 21
Suhu udara Suhu udara Suhu udara Kelembaban
maksimum (o) rata-rata (o) minimum (o) udara (%)
1. Januari 31,4 27,1 23,8 77,3
2. Februari 31,5 27,2 24,0 77,5
3. Maret 31,6 27,3 24,0 76,5
4. April 31,6 27,6 24,3 76,7
5. Mei 31,0 27,4 24,4 76,9
6. Juni 29,9 26,6 23,7 77,1
7. Juli 29,2 25,9 23,1 76,0
8. Agustus 29,2 25,9 23,1 75,6
9. September 30,2 26,4 23,3 73,2
10. Oktober 31,7 27,6 24,2 72,6
11. November 32,4 28,2 24,7 72,7
12. Desember 32,1 27,6 24,3 76,2
Sumber : NOAA (the National Oceanic and Atmospheric Administration) 2016
22

Tabel 7. Nilai Thermal Humidity Index (THI) Kabupaten Jember


Bulan T (0C) RH (%) THI
Januari 27,1 77,3 25,87
Februari 27,2 77,5 25,98
Maret 27,3 76,5 26,02
April 27,6 76,7 26,31
Mei 27,4 76,9 26,13
Juni 26,6 77,1 25,38
Juli 25,9 76,0 24,66
Agustus 25,9 75,6 24,64
September 26,4 73,2 24,98
Oktober 27,6 72,6 26,09
November 28,2 72,7 26,66
Desember 27,6 76,2 26,29
Rata-rata 27,07 75,69 25,75

Vegetasi
Vegetasi yang ada di dalam kawasan Desa Kemuning Lor yang dapat
menunjang kegiatan agrowisata adalah berupa vegetasi persawahan dan
perkebunan. Vegetasi sebagai komoditas utama serta unggulan dari kawasan ini
adalah berupa buah naga. Vegetasi perkebunan lain yang juga dapat ditonjolkan
adalah jagung, kacang tanah, ubi kayu, serta beragam jenis sayuran. Untuk vegetasi
persawahan, Desa Kemuning Lor dapat menawarkan objek dan atraksi wisata yang
berhubungan dengan padi.
Untuk vegetasi non-komoditas pertanian, Desa Kemuning Lor sendiri yang
memiliki nuansa perdesaan, memiliki berbagai macam tanaman dari penutup tanah,
semak, perdu, serta pohon yang dapat menambah kesejukan serta keindahan dalam
kawasan. Beberapa contoh tanaman yang ada di dalam kawasan adalah berupa
rumput Acalypha macrophylla, Arachis pintoi, tanaman bayam-bayaman, tanaman
tagetes patula, pohon mangga, kacang-kacangan, kapuk randu, trembesi, bamboo,
bunga mawar, bunga kamboja, palisota, dan palem. Namun, untuk fungsi
agrowisata, masih ditemui adanya kendala, yakni dengan belum adanya
perencanaan penanaman tanaman estetik di kanan dan kiri jalan untuk menambah
keindahan kawasan. Selain itu, masih terdapat tanaman liar yang dibiarkan begitu
saja dan terlihat langsung dari sisi jalan.
Visual
Desa Kemuning Lor yang tutupan lahannya didominasi oleh lahan pertanian
dan perkebunan, memiliki good view yang sangat nyaman dinikmati oleh mata.
Letak desa yang memiliki topografi beragam serta berupa bukit juga menjadi daya
tarik bagi pengunjung jika ingin bersantai sembari menikmati pemandangan
kabupaten Jember dari atas. Pemandangan bagus lain yang juga dapat dinikmati
adalah masih alaminya keadaan alam di Desa Kemuning, berupa sungai yang jernih
serta air terjun.
Namun dibalik nilai positifnya, Desa Kemuning Lor juga memiliki
bad view berupa rusaknya beberapa titik jalan serta adanya bangunan liar yang
sering disalahgunakan oleh muda-mudi.
23

Gambar 8. Peta Hidrologi Desa Kemuning Lor

23
24

Sirkulasi, Fasilitas, dan Utilitas

Sirkulasi di dalam kawasan sudah cukup baik dengan penggunaan material


aspal yang mempermudah jalannya kendaraan untuk memasuki kawasan wisata
(Gambar 9). Kendaraan pribadi yang bisa melewati kawasan ini adalah motor dan
mobil. Hanya saja masih terdapat beberapa titik yang memerlukan buffering untuk
mencegah terjadinya longsor dan menambah keamanan serta kenyamanan
pengunjung (Gambar 10).

Gambar 9. Jalan di dalam kawasan


(sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 10. Jalan di dalam kawasan yang kurang aman


(sumber : dokumentasi pribadi)

Fasilitas umum yang menjadi pendukung wisata pada tapak kurang


memadai. Fasilitas yang dimaksud berupa signage masuk Desa yang kurang
terlihat, kafetaria yang belum terintegrasi, masih adanya tempat makan illegal yang
disalahgunakan untuk kegiatan menyimpang dan sangat menganggu pengunjung
yang ingin berwisata, serta belum adanya tempat parkir luas di sepanjang jalan
dalam kawasan jika kawasan ini akan dijadikan sebagai Desa Agrowisata. Fasilitas
25

yang belum ada dalam kawasan ini juga berupa kendaraan wisata yang dapat
mengantar pengunjung menikmati segala atraksi wisata yang ada di dalam kawasan.
Untuk menjadikan kawasan sebagai Desa Agrowisata, fasilitas pendukung
program wisata harus dilengkapi. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung merasa
nyaman dan dapat menikmati segala suguhan baik objek maupun atraksi wisata
yang ditawarkan.
Untuk utilitas, penerangan serta listrik pada kawasan menggunakan pasokan
atau layanan Perusahaan Listrik Negara. Kebutuhan air pada kawasan untuk
pertanian terpenuhi oleh aliran Sungai Kemuning yang melintasi desa dari hulu
sampai hilir. Sumber air lain yang digunakan oleh penduduk desa adalah dengan
membuat sumur untuk mengambil air tanah.

Aspek Sosial

Kondisi Sosial
Secara umum Desa Kemuning Lor mayoritas penduduknya merupakan
penduduk asli dan sisanya sebagian kecil merupakan penduduk pendatang. Dilihat
dari penyebaran suku bangsa penduduk Desa Kemuning Lor terdiri dari suku Jawa
dan Madura dan sebagian kecil suku yang lain.
Sesuai dengan sensus penduduk tahun 2000 dan pemutakhiran data
penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Desa Kemuning Lor sebesar 8.026 jiwa
yang terdiri dari 4.010 laki-laki, 4.016 perempuan, dengan 3023 kepala keluarga.
Jika diklasifikasikan menurut usia dapat digambarkan sebagai berikut (tabel 9).

Tabel 9. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin


Laki – laki (L) Perempuan (P)
Kelompok umur L+P
(jiwa) (jiwa)
00 – 04 181 188 369
05 – 09 200 212 412
10 – 14 224 219 443
15 – 19 237 253 490
20 – 24 220 221 441 25
25 – 29 234 233 467
30 – 34 294 298 592
35 – 39 291 291 582
40 – 44 324 327 651
45 – 49 318 324 642
50 – 54 264 279 543
55 – 59 280 304 548
60 – 64 272 296 568
65 – 69 268 294 562
70 – 74 233 272 505
75+ 253 257 510
Sumber : Profil Desa Kemuning Lor 2015
26

Dari segi pendidikan, penduduk Desa Kemuning Lor mengenyam tingkat


pendidikan yang beragam yakni sebagai berikut (Tabel 10).

Tabel 10. Jumlah penduduk menurut tingkatan pendidikan


No. Pendidikan yang ditamatkan Jumlah penduduk

1. Penduduk Usia Sekolah 964


2. Tidak Tamat SD 3.853
3. SD atau yang sederajat 2.986
4. SLTP atau yang sederajat 142
5. SMU atau yang sederajat 89
6. Diploma -
7. Sarjana ( S1 ) 19
8. Pasca Sarjana -
Jumlah 8.026

Kondisi Ekonomi

Desa Kemuning Lor dikenal sebagai desa agraris, memiliki potensi alam yang
cukup prospektif bagi pengembangan perekonomian wilayah di tingkat desa. Sesuai
dengan potensi desa yang ada, perekonomian di Desa Kemuning Lor masih
mengandalkan pada sektor pertanian sebagai basis dan penggerak roda
perekonomian wilayah. Pertanian sebagai sektor unggulan sampai saat ini masih
memilki peran yang dominan dan strategis bagi pembangunan perekonomian
sebagai penyedia bahan pangan, bahan baku produk olahan, peningkatan
pendapatan desa, serta penyerapan tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan.
Sumber daya yang ada saat ini yang menjadi potensi ekonomi yang unggul
adalah di bidang pertanian dengan beberapa produk yang dihasilkan meliputi buah
naga, padi, tebu, jagung, kacang tanah, ketela pohon, mangga, rambutan, dan
durian.
Secara umum mata pencaharian penduduk Desa Kemuning Lor dapat
diklasifikasikan dalam beberapa bidang (Tabel 11).
27

Tabel 11. Jumlah penduduk menurut kondisi ekonomi


Jumlah penduduk
No. Uraian
(jiwa)
1. Pertanian 1256
2. Industri Pengolahan 2
3. Konstruksi / Bangunan 669
4. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa 36
5. Transportasi dan Pergudangan 269
6. Perbengkelan 156
7. Lain – lain 668
Jumlah 3056
Sumber : Profil Desa Kemuning Lor 2015

Data Pengunjung
Pengunjung yang datang ke Desa Kemuning Lor berasal dari dalam
Kabupaten Jember dan luar Kabupaten Jember. Maksud dan tujuan pengunjung
cukup beragam, yakni mengunjungi keluarga, menikmati pemandangan, menikmati
wisata kuliner, belajar pertanian, serta berekreasi di wahana wisata hotel dan
pemandian Rembangan yang terletak di atas dan dikelola oleh Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Jember. Intensitas kedatangan pengunjung paling tinggi adalah
ketika memasuki bulan Ramadhan serta hari libur untuk berekreasi.
Persepsi dan preferensi dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara
terhadap beberapa responden yang dipilih menggunakan metode purposive
sampling.

Persepsi Pengunjung 27
Pada penelitian ini, dilakukan juga penyebaran kuisioner kepada beberapa
purposive sampling. Penyeberan kuisiner ini dilakukan untuk mendapatkan data
sekunder berupa persepsi serta preferensi pengunjung kawasan Desa Kemuning Lor
(Lampiran 2). Pada tahap ini, didapatkan hasil bahwa tidak semua responden
mengetahui nama Desa Kemuning Lor, dengan 73,3% mengetahui dan 26,7% tidak
tahu. Hal ini berbeda dengan pertanyaan mengenai pengetahuan korespondan
terhadap nama Rembangan yang merupakan salah satu objek wisata yang ada
disana yakni 100% tahu. Untuk pengalaman mengunjungi tapak, 100% sudah
pernah bepergian ke Desa Kemuning Lor dengan intensitas satu kali sebanyak
6,66%, dua kali sebanyak 9,99%, tiga kali sebanyak 3,33%, dan lebih dari tiga kali
sebanyak 80,02%. Pengunjung biasa berangkat ke Desa Kemuning Lor
beramai-ramai dengan persentase 83,25% dan lainnya sendiri atau berdua.
Kendaraan yang biasa digunakan saat berkunjung adalah mobil sebanyak 53,38%
dan motor 46,62%. Dari data tersebut ditemukan bahwa kawasan penelitian ini
sudah sangat dikenal, tetapi tidak dengan namanya sendiri. Hal ini juga tercermin
28

dari sumber informasi yang didapatkan oleh pengunjung, hanya melalui hubungan
pribadi yakni teman 70,03% dan sisanya adalah melalui keluarga serta diri sendiri.
Hal ini dirasa tidak cukup untuk publikasi sebuah kawasan yang direncanakan
sebagai kawasan agrowisata.
Pengunjung juga berpendapat mengenai kondisi kawasan.Kondisi jalan
menuju kawasan dinilai baik dengan nilai 86,67%. Keindahan dalam tapak dinilai
sangat indah dengan persentase 53,38% dan 46,62% lainnya menjawab indah. Dari
segi kenyamanan, pengunjung menjawab sangat nyaman dengan persentase
23,31% dan nyaman dengan persentase 76,69%. Dari segi keamanan, nilai yang
didapat adalah 6,66% untuk sangat aman, 83,35% untuk aman, dan 9,99% untuk
kurang aman. Dari segi pengalaman, 6,66% menjawab sangat banyak pengalaman
baru, 66,60% menjawab banyak pengalaman baru, dan 26,74% menjawab sedikit
pengalaman baru. Dari segi kebersihan, lokasi penelitian dinilai bersih dengan
persentase 80,02%. Dari data diatas terlihat bahwa pengunjung cukup menikmati
untuk berwisata ke Desa Kemuning Lor karena indah, nyaman, dan bersih. Hanya
saja, masih terdapat factor yang harus diperbaiki dari segi keamanan dan kebersihan
pada beberapa titik. Selain itu, masih ada pengunjung yang merasa kurang
pengalaman baru ketika berkunjung ke Desa Kemuning Lor.

Preferensi Pengunjung
Berdasarkan data kuisioner pada (Lampiran 2), diperoleh hasil bahwa
semua pengunjung menyetujui dan menginginkan kawasan Desa Kemuning Lor ini
dikembangkan menjadi desa agrowisata dengan penambahan objek wisata serta
perbaikan beberapa kekurangan yang masih ada di dalam tapak. Jenis wisata yang
ingin dikembangkan adalah outbond 21,95%, menikmati pemandangan 17,07%,
photo hunting 14,63%, berolah raga 9,76 %, berkebun 9,76%, berkemah 8,54%,
piknik 8,54%, bermain 7,32%, dan bertani 2,45%. Jenis wisata pertanian yang ingin
dikembangkan adalah peternakan 70,27%, persawahan 16,22%, dan lainnya
menjawab perkebunan serta persawahan. Aktivitas agrowisata yang diinginkan
oleh pengunjung adalah memetik hasil pertanian 43,39% dan mengikuti kegiatan
pertanian 33,3% sementara yang lainnya menjawab belanja hasil pertanian 16,65%.
Udara sejuk 56,61%, terdapatnya objek wisata yang unik serta berbeda dari
tempat lain di Jember 33,3%, dan banyak tempat untuk menikmati pemandangan
26,64% menjadi beberapa alasan yang membuat pengunjung nyaman berwisata di
dalam kawasan. Harapan pengunjung sebagai penunjuang kawasan Desa
Agrowisata nantinya adalah bentuk perencanaan lanskap yang sesuai dan menarik
30%, penambahan fasilitas 28%, terdapat gapura penanda kawsan 16%, terdapat
papan interpretasi 14%, dan pembagian area berdasarkan fungsi masing-masing
kegiatan wisata 12%.
Fasilitas yang diinginkan ada oleh pengunjung sebagai penujang kawasan
agrowisata dari segi keamanan adalah pagar pembatas kawasan agrowisata 40,82%,
adanya petugas keamanan 30,61%, serta penggunaan material yang aman 22,45%.
Fasilitas yang diinginkan ada oleh pengunjung sebagai penujang kawasan
agrowisata dari segi kebersihan adalah letak tempat sampah yang relatif terjangkau
47,83%, penggunaan jenis material yang memberikan kesan bersih 23,91%, dan
peraturan keras terhadap pelanggar kebersihan 28,26%.
29

Fasilitas yang diinginkan pengunjung untuk dapat meningkatkan


pengalaman dan pengetahuan adalah terdapat arena bermain dan belajar pertanian
53,38%, dan lainnya menjawab papan interpretasi, serta penggunaan jenis tanaman
yang bervariasi juga menarik. Failitas pelayanan yang diinginkan oleh pengunjung
adalah kios cenderamata 23,08%, kendaraan menuju kawasan 21,54%, tempat
ibadah 15,38%, dan lainnya menjawab sarana pendidikan 10,77%, kafetariab
9,23%, tempat parker 6,15%, tempat istirahat 6,15%, penginapan 6,15%.
Hasil dari preferensi di atas akan dijadikan acuan mengenai hal apa saja
yang perlu dikembangkan serta kendala apa saja yang perlu diberikan solusi.

Objek dan Atraksi Wisata


Didukung oleh letak kawasan yang berada di perbukitan, Desa Kemuning
Lor sering didatangi oleh pengunjung baik untuk berekreasi, berfoto, maupun
sekedar menikmati suguhan kuliner dari warung di sepanjang jalan desa. Selain itu,
di desa ini sudah terdapat wahana wisata Rembangan yang menyediakan fasilitias
kolam renang dan penginapan dengan suguhan pemandangan Jember dari atas
ketinggian. Berikut ini adalah beberapa foto dari Rembangan (Gambar 11).

Gambar 11. Wahana Wisata Rembangan 29


(sumber : jembertourism.com dan dokumentasi pribadi)

Objek dan Atraksi Wisata Komoditas Persawahan dan Perkebunan


Kondisi Desa Kemuning Lor yang memiliki luas paling tinggi pada
klasifikasi pertanian baik berupa pertanian basah maupun pertanian kering ini telah
menunjukkan bahwa tapak memiliki potensi untuk dijadikan sebagai kawasan
wisata berbasis pertanian. Untuk pertanian dalam bentuk persawahan, masyarakat
Desa Kemuning Lor menggunakan dua jenis pengairan, yakni teknis dan nonteknis.
Dari total keseluruhan lahan pertanian seluas 354 ha, lahan yang menggunakan
jenis pengairan teknis sebanyak 254 ha dan yang menggunakan pengairan
nonteknis sebanyak 100 ha. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata
yang dapat dipelajari oleh pengunjung.
Untuk komoditas unggulan dalam perkebunan, Desa Kemuning Lor
merupakan sentra penghasil buah naga di kawasan Jember dan sekitarnya. Hal ini
30

juga sangat menarik bagi pengunjung yang ingin belajar mengenai cara bercocok
tanam tanaman buah naga. Atraksi yang dapat ditawarkan adalah berupa menanam
bibit buah naga, memanen, serta mengolah buah naga menjadi berbaga panganan
olahan. Komoditas pertanian lain yang juga dapat ditemui pada kawasan ini adalah
perkebunan jagung, tebu, kacang tanah, ubi kayu, dan sayuran. Hanya saja
kekurangan dari sebaran komoditas persawahan dan perkebunan ini ialah belum
adanya integrasi antarobjek sehingga diperlukan perencanaan yang sesuai untuk
menghubungkan kesemua objek sehingga menjadi atraksi wisata yang baik dan
menarik.

Objek dan Atraksi Wisata Komoditas Peternakan


Di Desa Kemuning Lor terdapat sebuah peternakan yang di Jember terkenal
sebagai sentra penghasil susu sapi serta susu kambing yang segar. Objek ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu objek wisata. Atraksi wisata yang dapat ditawarkan
kepada pengunjung adalah dengan bermain bersama hewan peternakan, melihat
proses memberi makan serta memerah susu, proses pengemasan susu, dan membuat
olahan serta menyantap susu segar di lokasi. Hanya saja kawasan ini juga masih
belum memiliki tempat yang terintegrasi dengan objek lain. Objek yang ada hanya
murni untuk beternak dan memerah susu. Belum ada lokasi untuk melakukan segala
kegiatan untuk mendukung kegiatan agrowisata nantinya.

Analisis dan Sintesis

Analisis Spasial

Analisis spasial pada bagian ini dikhususkan terhadap penilaian kesesuaian


suatu objek atau kawasan terhadap fungsi wisata yang akan direncanakan. Hal ini
diperlukan agar mempermudah proses perencanaan dalam memilih kawasan yang
sesuai untuk kegiatan wisata. Hal ini juga diperlukan untuk menentukan area mana
saja yang tidak boleh digunakan dan hanya diperuntukkan sebagai area konservasi
untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Proses penilaian kesesuaian ini menggunakan pengembangan dari
klasifikasi S.K. Menteri Pertanian No.: 837/Kpts/Um/11/1980 untuk kawasan
konservasi lahan hutan. Aspek yang dinilai adalah kemiringan lahan dan penutupan
lahan yang merupakan aspek penting dalam perencanaan lanskap agrowisata.
Pada analisis ini, dilakukan penelitian dan pemberian nilai terhadap hasil
inventarisasi tapak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dari S.K. Menteri
Pertanian yang disajikan dalam dua tabel, yakni klasifikasi kesesuaian berdasarkan
penutupan lahan (Tabel 12), dan klasifikasi kesesuaian berdasarkan kemiringan
lahan (Tabel 13).
31

Tabel 12. Klasifikasi kesesuaian berdasarkan penutupan lahan.


Klasifikasi Penutupan Lahan
Sesuai Kebun, sawah, ladang
Cukup Sesuai Hutan, Semak
Tidak Sesuai Pemukiman warga, hutan lindung
sumber : S.K. Menteri Pertanian dalam Asyhari, 2016

Tabel 13. Klasifikasi kesesuaian berdasarkan kemiringan lahan


Klasifikasi Kemiringan Lahan
Sesuai 0% - 15% (landai)
Cukup Sesuai 15% - 25% (agak landai)
Tidak Sesuai >25% (curam)
Sumber : S.K. Menteri Pertanian dalam Asyhari, 2016

Setelah pembobotan nilai, hasil dari analisis ini akan disajikan dalam bentuk
peta kesesuaian pada masing-masing kondisi saat ini yang dijadikan sebagai
variabel penelitian. Peta kesesuaian terhadap penutupan lahan disajikan pada
Gambar 12. Peta kesesuaian berdasarkan kemiringan lahan disajikan pada Gambar
13. Peta masing masing variabel ini yang di-overlay sehingga menghasilkan peta
komposit kesesuain lahan (Gambar 14).

Analisis Deskriptif

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, dapat ditarik


kesimpulan bahwa Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember,
sangat potensial untuk dijadikan sebagai desa agrowisata. Hal ini didukung dengan
adanya satu objek yang sudah dipergunakan untuk wisata, kondisi kawasan yang
sejuk, banyaknya komoditas pertanian, serta banyaknya pengunjung yang datang
ke Desa Kemuning Lor untuk berekreasi menikmati keindahan alam
Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan menuangkan data ke dalam
tulisan, yakni berupa tabel. Hal yang dianalisis adalah mengenai potensi dan
kendala pada tiap aspek dalam tapak, yang kemudian ditentukan sintesis berupa
pengembangan dan solusi (Tabel 14). 31
32
Gambar 12. Peta Kesesuaian Penutupan Lahan
33

Gambar 13. Peta Kesesuaian Kemiringan Lahan

33
34
Gambar 14. Peta Komposit Kesesuaian Lahan
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi

No. Aspek Analisis Sintesis


Potensi Kendala Pengembangan Solusi
1 Lokasi Sangat nyaman dan sejuk Belum ada perencanaan Meningkatkan kualitas Membuat perencanaan
dengan posisinya yang berada agrowisata yang kawasan. agrowisata.
di dataran tinggi terintegasi.
2 Aksesibilitas menuju 1. Strategis karena tidak jauh Belum ada kendaraan 1. Meningkatkan kualitas Disediakan kendaraan
kawasan dari pusat kota. umum menuju kawasan. jalan menuju kawssan wisata menuju kawasan.
2. Kondisi Jalan yang baik Desa Kemuning Lor.
menuju kawasan 2. Penggunaan
maintenance dengan
baik.
3 Penutupan lahan Mayoritas tutupan lahan Adanya lahan yang kurang Mengembangkan sebagai Mengelola lahan
berupa komoditas pertanian. terurus dan merusak nilai objek maupun atraksi sehingga menjadi lebih
estetik atau visual sebagai wisata. berguna dan menambah
desa wisata. nilai estetik kawasan.
4 Topografi 1. Memiliki krtinggian Jalan dalam kawasan yang 1. Mengembangkan
beragam karena berada naik turun serta kurangnya kawasan dengan tetap
pada daerah perbukitan factor keamanan. menjaga nilai positif
yang sejuk. yang sudah ada.
2. Ketinggian kawasan 2. Membuat perencanaan
menyebabkan kawasan yang mengarahkan
memiliki kualitas visual pengunjung untuk
yang baik. menikmati kualitas
visual yang ada.

5 Kemiringan Kualitas visual yang baik. Ancaman tanah bergerak Membuat perencanaan Membuat perencanaan
dan longsor. sesuai potensi visual yang yang aman dengan tetap
ada. menyediakan area
konservasi.

35
36
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi (lanjutan 1)

No. Aspek Analisis Sintesis


Potensi Kendala Pengembangan Solusi
6 Hidrologi 1. Terdapat dua aliran sungai 1. Mempertahankan
yakni sungai kemuning kualitas air.
dan sungai darsono. 2. Mendayagunakan
2. Kualitas air sangat baik sebagai salah satu
karena jernih,segar,dan objek dan atraksi
tidak terkontaminasi wisata.
polutan karena berasal
dari hulu bukit.
7 Vegetasi Banyak vegetasi pertanian. 1. Belum ada perencanaan Mendayagunakan sebagai 1. Membuat
tanaman estetik di nilai tambah kawasan perencanaan
kanan kiri jalan untuk sebagai Desa Agrowisata vegetasi estetik
menambah keindahan di sepanjang
kawasan. jalan.
2. Tanaman liar yang 2. Memberikan
dibiarkan sehingga perhatian dan
merusak nilai estetik perawatan serta
kawasan wisata. penambahan
vegetasi estetik
agar terlihat
lebih indah dan
pengunjung
dapat berwisata
dengan lebih
nyaman
8 Iklim Curah hujan rendah Mengembangkan jenis
agrowisata outdoor yang
menarik.
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi (lanjutan 2)

No. Aspek Analisis Sintesis


Potensi Kendala Pengembangan Solusi
9 Visual 1. Good view dengan 1.Bad view ke arah Membuat perencanaan 1. Membuat
menikmati bangunan liar yang fasilitas kawasan yang Buffering ke
pemandangan Jember disalahgunakan. mengakomodir pengunjung arah Bad view.
dari atas 2. Bad view ke jalan yang agar dapat menikmati 2. Memperbaiki
2. Good view menikmati rusak. Good view yang ada fasilitas dan
pemandangan utilitas yang
hamparan lanskap kurang baik.
yang indah terbentuk
dari tutupan lahan dan
penggunaan lahan
kawasan.
10 Sirkulasi dalam kawasan Penggunaan material yang Terdapat beberapa titik Melakukan perawatan yang Memperbaiki jalan rusak
sudah baik dan memudahkan jalan yang rusak dan baik. dan penguatan konstruksi
akses dalam kawasan. rawan longsor. serta menambah
keamanan.

11 Fasilitas dalam kawasan Terdapat tempat menginap dan 1. Gerbang dan Mengintegrasikan dengan Menambahkan fasilitas
kolam renang. signage desa yang lanskap agrowisata yang dan perbaikan terhadap
kurang terlihat. akan dibuat. fasilitas yang ada.
2. Fasilitas di dalam
kawasan yang
kurang memadai
jika akan dijadikan
sebagai desa
agrowisata.

37
38
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi (lanjutan 3)

No. Aspek Analisis Sintesis


Potensi Kendala Pengembangan Solusi
12 Utilitas 1. Pasokan listrik ke kawasan Melakukan maintenance
sangat baik terpenuhi oleh dengan baik
PLN.
2. Kebutuhan air yang cukup
disediakan oleh aliran air
serta air tanah dalam
kawasan.
13 Sosial Ekonomi Mayoritas masyarakat bekerja Merancang program
masyarakat sebagai petani. agrowisata dengan
mengikut sertakan
masyarakat, sehingga
program wisata juga akan
meningkatkan kondisi
ekonomi desa.
14 Data Pengunjung 1. Banyak pengunjung dari Banyak pengunjung yang 1. Mempromosikan Memperbaiki gerbang
dalam maupun luar kota. mengetahui Desa kawasan agar lebih masuk Desa dan
2. Intensitas tertinggi Kemuning Lor tidak banyak menggencarkan kembali
kedatangan pengunjung dengan namanya sendiri, pengunjung yang info mengenai kawasan.
adalah pada bulan akan tetapi sebagai Desa mengetahui
Ramadhan. Rembangan yang mana kawasan Desa
Rembangan adalah nama Kemuning Lor.
salah satu objek wisata 2. Membuat program
berupa penginapan dan dan fasilitas wisata
kolam renang yang ada di yang menarik di
Kemuning Lor. bulan Ramadhan.
Tabel 14. Analisis potensi dan kendala serta pengembangan dan solusi (lanjutan 4)

No. Aspek Analisis Sintesis


Potensi Kendala Pengembangan Solusi
15 Persepsi dan preferensi Mayoritas pengunjung menilai 1. Masih ada titik yang Merencanakan 1. Menambah nilai
kawasan indah, nyaman, kurang aman dan perencanaan kawasan keamanan serta
aman, dan bersih. pengalaman baru yang sebagai Desa Agrowisata pembuatan objek
perlu ditambahkan. yang tetap wisata yang dapat
2. Kurangnya fasilitas. mempertahankan cirri menambah
khasnya sebagai kawasan pengalaman baru
yang baik. bagi pengunjung.
2. Menambah fasilitas
yang dibutuhkan
untuk menunjang
Desa Kemuning Lor
sebagai desa
agrowisata.
16 Objek dan Atraksi wisata Terdapat satu objek wisata Belum terintegrasi dengan Menggunakan sebagai Mengintegrasikan
milik pemerintah kabupaten area di bawahnya. salah satu objek wisata melalui perencanaan
yang sudah sangat melekat dalam program desa yang baik.
sebagai salah satu wisata di agrowisata.
Kemuning Lor.
17 Objek dan atraksi wisata Terdapat banyak komoditas Setiap objek belum Menggunakan sebagai Mengintegrasikan
komoditas persawahan dan persawahan dan perkebunan terintegrasi. objek dan atraksi wisata melalui perencanaan
perkebunan milik daerah maupun warga. dalam program agrowisata. yang baik.
18 Objek dan atraksi wisata Terdapat sentra peternakan Belum terintegrasi dengan Menggunakan sebagai Mengintegrasikan
komoditas peternakan dan penghasil susu di Jember. area di sekitarnya sebagai objek dan atraksi wisata melalui perencanaan
kesatuan desa agrowisata. dalam program agrowisata. yang baik.

39
40

Konsep Perencanaan Lanskap

Konsep dasar yang diterapkan dalam perencanaan lanskap ini adalah sebagai
suatu pengembangan terhadap potensi yang ada pada tapak dan solusi terhadap
kendala yang ada. Perencanaan ini ditujukan untuk mengakomodir serta
menintegrasikan segala potensi pertanian yang ada di tapak agar dapat dijadikan
sebagai destinasi wisata baru yang berbasis pertanian atau agrowisata. Konsep
perencanaan ini juga tidak terlepas dari nilai konservasi serta menjaga sumber daya
alam agar berkelanjutan. Konsep dasar akan dikembangkan menjadi konsep
pengembangan. Konsep pengembangan ini terbagi atas lima konsep yakni konsep
ruang, konsep aktivitas, konsep fasilitas, konsep vegetasi, dan konsep sirkulasi.

Konsep Ruang
Konsep ruang pada kawasan yang direncanakan adalah bertujuan untuk
membagi kawasan berdasarkan hasil sintesis yang didapat. Pemanfaatan ruang ini
akan terbagi atas beberapa fungsi, yang terdiri atas ruang penerimaan, ruang
pelayanan, ruang wisata, dan ruang konservasi (Gambar 15).
1. Ruang Penerimaan
Ruang penerimaan adalah area untuk menyambut kedatangan
pengunjung. Pemilihan ruang penerimaan didasarkan pada kemudahan
akses dari luar kawasan menuju ke dalam kawasan. Pada ruang
penerimaan, terdapat pintu masuk, signage kawasan, dan fasilitas yang
dapat memberikan pengunjung informasi awal mengenai kawasan.
2. Ruang Pelayanan
Ruang pelayanan adalah area yang berfungsi untuk memberikan
pelayanan kepada pengunjung agar nyaman saat berwisata. Ruang
pelayanan juga sekaligus menjadi pengantar pengunjung dari ruang
penerimaan menuju ruang wisata.
3. Ruang Wisata
Ruang wisata adalah area inti pada kawasan yang menyediakan
berbagai macam objek wisata bagi pengunjung. Pada objek wisata ini,
pengunjung juga bisa menemui atraksi wisata serta mendapatkan ilmu
dan pengalaman baru.
4. Ruang Konservasi
Ruang konservasi adalah area yang dipertahankan dan dibuat untuk
menjaga kelestarian dari kawasan wisata. Untuk area yang memiliki
ketinggian serta kemiringan yang beragam serta curam, ruang
konservasi ini harus ada untuk menjaga sumber daya yang ada. Ruang
konservasi ini lebih baik dipilih berada di sekeliling kawasan.
41

: Ruang konservasi : Ruang pelayanan


: Ruang penerimaan : Ruang wisata

Gambar 15. Diagram konsep ruang

Konsep Aktivitas
Konsep aktivitas adalah konsep pengembangan dalam perencanaan suatu
kawasan untuk membagi ruang berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh
pengunjung. Hal ini juga akan berhubungan dengan fasilitas yang ada pada
kawasan. Pada kawasan ini, diterapkan tiga jenis aktivitas yakni aktif, semi aktif,
dan pasif.

Konsep Fasilitas
Konsep fasilitas pada suatu perencanaan adalah untuk meneruskan sintesis
yang didapatkan dari analisis fasilitas yang telah ada serta dibutuhkan sebagai daya
dukung untuk kawasan wisata. Fasilitas yang dikembangkan didasari pada daya
tarik wisata yang ada di dalam kawasan. Fasilitas yang direncanakan pada kawasan
ini berupa fasilitas wisata utama serta fasilitas wisata pendukung (Gambar 16).

41

: Ruang konservasi : Fasilitas wisata pendukung


: Fasilitas wisata utama

Gambar 16. Diagram konsep fasilitas


42

Konsep Vegetasi

Konsep vegetasi pada suatu perencanaan adalah untuk menyesuaikan


penggunaan tanaman terhadap ruang serta kebutuhan untuk program wisata. Pada
perencanaan ini, konsep vegetasi akan terbagi atas tiga jenis vegetasi, yakni
vegetasi budi daya, vegetasi estetik, dan vegetasi konservasi (Gambar 17).
1. Vegetasi budi daya
Vegetasi budidaya adalah vegetasi yang ditanam untuk diperoleh
hasilnya. Vegetasi inilah yang biasa disebut juga sebagai komoditas
pertanian di Desa Kemuning Lor. Selain sebagai komoditas pertanian,
vegetasi ini juga yang akan ditonjolkan sebagai salah satu objek wisata.
2. Vegetasi estetik
Vegetasi estetik adalah vegetasi yang digunakan untuk menambah
nilai keindahan dari suatu kawasan. Vegetasi ini dapat menjadi
peneduh, pengarah, border antarruang serta pemanis kawasan. Vegetasi
estetik ini didominasi oleh tanaman pohon, semak, serta ground cover.

3. Vegetasi konservasi
Vegetasi konservasi adalah vegetasi yang sengaja dipertahankan
atau sengaja ditanam untuk melingdungi serta melestarikan sumber
daya yang ada. Apabila dilakukan penanaman, vegetasi yang dipilih
adalah vegetasi asli dari kawasan tersebut sehingga tidak akan terjadi
persilangan gen dari tanaman asli.

: Vegetasi konservasi : Vegetasi estetik


: Vegetasi budi daya

Gambar 17. Diagram konsep vegetasi

Konsep Sirkulasi

Konsep sirkulasi pada suatu perencanaan dibuat untuk memfasilitasi para


pengguna ataupun pengunjung agar dapat mengakses keseluruhan ruang, fasilitas,
dan objek serta atraksi wisata yang ada di dalam kawasan. Konsep sirkulasi terbagi
43

atas tiga jenis, yakni sirkulasi primer, sirkulasi sekunder, dan sirkulasi tersier
(Gambar 18).
1. Sirkulasi Primer
Sirkulasi primer adalah jalur utama yang merupakan akses utama
dari luar kawasan menuju dalam kawasan. Jalur ini dapat dilalui oleh
kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.
2. Sirkulasi Sekunder
Sirkulasi sekunder adalah jalur yang menghubungkan antara
sirkulasi primer dan area suatu objek wisata. Jalur ini dapat dilalui baik
oleh kendaraan pribadi maupun berjalan kaki.
3. Sirkulasi Tersier
Sirkulasi tersier adalah jenis sirkulasi yang menghubungkan antara jalur
sekunder dengan objek wisata yang ada di dalam tapak. Jalur ini hanya dapat
dilalui dengan berjalan kaki.

: Ruang konservasi : Sirkulasi primer


: Ruang penerimaan : Sirkulasi sekunder
: Ruang pelayanan : Sirkulasi tersier
: Ruang wisata
Gambar 18. Diagram konsep sirkulasi
43
Rencana blok
Pada bagian ini, dihasilkan penggambaran pembagian ruang secara spasial
dalam bentuk peta Block Plan. Peta ini dibuat berdasarkan penerapan konsep
pengembangan yang tergambar di diagram konsep dan juga mengacu pada peta
komposit kesesuaian lahan. Pada peta ini, Desa Kemuning Lor terbagi atas
permukiman warga serta zona pengembangan agrowisata dan zona
nonpengembangan. Zona pengembangan agrowisata ialah zona yang difokuskan
untuk kegiatan wisata. Dalam hal ini, zona sesuai wisata pada peta kesesuaian, tidak
dipilih seluruhnya karen difokuskan terhadap area yang sangat potensial dan dekat
dengan akses utama Desa Kemuning Lor. Hal ini selain untuk menjaga konservasi
desa, juga untuk mempertahankan sebagian area agar murni sebagai kawasan
pertanian, namun tetap dapat mendukung program wisata dengan menyuguhkan
view pertanian yang baik. Berikut ini adalah peta rencana blok kawasan agrowisata
Desa Kemuning Lor(Gambar 19).
44
Gambar 19. Block Plan Agrowisata Desa Kemuning Lor
45

Perencanaan Lanskap Agrowisata

Pada penelitian ini, produk akhir yang dihasilkan adalah rencana lanskap
agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa
Timur. Rencana lanskap ini didapatkan melalui pengembangan dari konsep
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Rencana lanskap ini disajikan dalam
lima aspek, yakni rencana ruang, rencana aktivitas, rencana fasilitas, rencana
sirkulasi, dan rencana vegetasi. Pada peta perencanaan, juga akan disajikan
beberapa ilustrasi untuk menggambarkan detail ruang.

Rencana Ruang, Aktifitas, dan Fasilitas

Rencana ruang pada perencanaan ini terbagi atas empat ruang, yakni ruang
penerimaan, ruang pelayanan, ruang wisata, dan ruang konservasi (Gambar 20).
Hal ini mengacu pada konsep ruang yang telah dibuat sebelumnya. Komposisi
pembagian ruang, aktifitas, dan fasilitas wisata dapat dilihat pada Tabel 15.

1. Ruang Penerimaan
Ruang penerimaan merupakan area untuk menyambut kedatangan
pengunjung. Pada area ini, terdapat signage dan pintu gerbang wisata.
Ruang penerimaan ini dibuat berdasarkan pemilihan letak yang paling
strategis dengan jalan utama yang biasa dilalui oleh kendaraann yakni dari
Kecamatan Patrang.
2. Ruang Pelayanan
Ruang pelayanan merupakan area untuk memberikan pelayanan
terhadap pengunjung baik sesaat setelah memasuki kawasan Desa
Agrowisata maupun setelah berwisata. Pada area ini, fasilitas yang
digunakan berupa kafetaria, tempat beli souvenir, papan informasi, dan
penginapan.
3. Ruang Wisata
Ruang wisata merupakan area inti dari suatu kawasan Desa Wisata. 45
Pada area ini, terdapat berbagai macam objek dan atraksi wisata yang dapat
dinikmati oleh pengunjung. Pada area ini, jenis aktifitas yang ada adalah
aktifitas semi aktif dan aktif dengan fasilitas belajar pertanian maupun
menikmati lanskap pertanian.
4. Ruang Konservasi
Ruang konservasi merupakan area penyangga dari suatu kawasan
Desa Wisata. Pada ruang konservasi, kondisi saat ini baik berupa tanah
maupun vegetasi akan dipertahankan atau diberi perlakuan tambahan agar
kawasan bisa terjaga kelestariannya.
46
Gambar 20. Peta Rencana Ruang
47

Tabel 15. Komposisi ruang dengan fasilitas dan aktivitas


Ruang Aktivitas Fasilitas
Penerimaan Memasuki kawasan Signage, pintu gerbang
wisata, mengakses kawasan, papan informasi,
informasi, dan halte khusus kendaraan
mendapatkan wisata.
transportasi khusus
wisata.
Pelayanan Makan, membeli Tempat parkir, kafetaria,
souvenir, membaca toko souvenir, papan
informasi, menginap, interpretasi, penginapan,
berenang, beribadah. tempat ibadah.
Wisata Melihat produksi Objek dan atraksi wisata,
pertanian, mengikuti gedung edukasi.
dan belajar tentang
pertanian, menikmati
objek dan atraksi
wisata
Konservasi - Tanaman konservasi

Rencana Sirkulasi

Rencana aksesibilitas yang dikembangkan pada perencanaan ini merupakan


akses yang bisa menghubungkan area di luar Desa Kemuning Lor dengan objek
yang ada di dalam Desa. Jalur yang direncanakan, semuanya adalah jalur darat.
Akses ini dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi berupa mobil, motor, dan juga
dengan kendaraan wisata di dalam kawasan. Sirkulasi yang dibuat pada
perencanaan ini terbagi atas tiga jenis sirkulasi yakni sirkulasi primer, sirkulasi
sekunder, dan sirkulasi tersier (Gambar 21) .
1. Sirkulasi Primer
Sirkulasi primer adalah jalur utama yang merupakan akses utama
dari luar kawasan menuju dalam kawasan Desa Kemuning Lor. Jalur ini
juga berfungsi sebagai pengantar pengunjung dari ruang penerimaan,
ruang pelayanan, dan ruang wisata. Kondisi jalan pada jalur primer ini
selebar enam meter dan berbahan aspal. Pada perencanaan ini, jalur
eksisting tetap dipertahankan dengan beberapa pengembangan, yakni
dari segi keamanan dan keindahan berupa penambahan vegetasi, lampu
jalan, dan border.
2. Sirkulasi Sekunder
Sirkulasi sekunder adalah jalur yang menghubungkan antara
sirkulasi primer dengan area suatu objek wisata. Jalur ini dapat dilalui
baik oleh kendaraan pribadi maupun berjalan. Kondisi jalan pada jalur
sekunder selebar tiga meter dengan bahan aspal. Pada jalur ini, ditanami
vegetasi estetik untuk menambah nilai keindahan sebagai daya tarik
wisata sekaligus pembeda dengan jalur primer.
48

3. Sirkulasi Tersier
Sirkulasi tersier adalah jenis sirkulasi yang menghubungkan antara
jalur sekunder dengan objek wisata yang ada di dalam tapak. Jalur ini
hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki. Pemilihan bahan dan lebar
jalan disesuaikan dengan kondisi objek wisata yang ada.

Rencana Vegetasi

Rencana vegetasi merupakan pengembangan dari konsep vegetasi. Pada


perencanaan ini, vegetasi yang digunakan terbagi atas tiga jenis, yakni vegetasi budi
daya, vegetasi estetik, dan vegetasi konservasi (Gambar 22). Beberapa jenis
vegetasi, dipaparkan pada Tabel 16.
1. Vegetasi budi daya
Vegetasi budi daya adalah vegetasi yang ditanam untuk diperoleh
hasilnya. Vegetasi ini adalah komoditas pertanian yang sudah ditanam
dan menjadi ciri khas dari Desa Kemuning Lor.
Dalam perencanaan lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor,
vegetasi budidaya yang akan ditonjolkan sebagai objek sekaligus
atraksi wisata bagi pengunjung yakni jagung (Zea mays), tanaman tebu
(Saccharun officinarum), tanaman ketela pohon (Manihot esculenta),
tanaman padi (Oriza sativa) dan tanaman buah naga (Hylocereus sp.)
sebagai daya tarik utama agrowisata.
2. Vegetasi estetik
Vegetasi estetik adalah vegetasi yang digunakan untuk menambah
nilai keindahan dari suatu kawasan. Penggunaan vegetasi estetik dalam
lanskap agrowisata ini terdiri dari beberapa peruntukan yakni sebagai
peneduh, pengarah, border, serta estetika.
1. Vegetasi peneduh
Vegetasi peneduh digunakan untuk membantu membuat iklim
mikro di kawasan menjadi sejuk dan nyaman. Vegetasi peneduh
yang digunakan di dominasi oleh pohon yang kuat dan bertajuk
lebar.
2. Vegetasi pengarah
Vegetasi pengarah digunakan untuk membantu pengunjung
dalam menuju suatu lokasi yang diinginkan. Dalam hal wisata,
vegetasi pengarah digunakan agar pegunjung dapat merasa nyaman
saat menuju ke objek wisata yang tersedia. Vegetasi pengarah ini
didominasi oleh pohon, dan semak.
3. Vegetasi border
Vegetasi border adalah vegetasi yang digunakan untuk
membatasi antar ruang. Vegetasi ini dapat membuat pembagian
ruang semakin jelas dan pengguna akan semakin nyaman.
Penggunannya didominasi oleh tanaman pohon, semak, dan juga
ground cover.
4. Vegetasi estetika
Vegetasi estetika adalah vegetasi yang dikhususkan untuk
memperindah suatu lokasi. Dalam lanskap agrowisata, vegetasi
jenis ini akan banyak digunakan dalam area pelayanan dan juga
49

di area penerimaan. Penggunaannya di dominasi oleh tanaman


semakdan ground cover yang memilika tajuk, daun, serta
berbunga indah.
3. Vegetasi konservasi
Vegetasi konservasi adalah vegetasi yang sengaja dipertahankan
maupun sengaja ditanam untuk melindungi serta melestarikan sumber
daya yang ada. Vegetasi yang ada merupakan vegetasi asli kawasan
untuk mempertahankan ekosistem yang sudah terbangun di lokasi.

Tabel 16. Jenis vegetasi dan contoh


Vegetasi
No. Jenis vegetasi
Nama latin Nama lokal
1. Vegetasi budi daya 1. Zea mays 1. Jagung
2. Saccharun officinarum 2. Tebu
3. Manihot esculenta 3. Singkong
4. Oriza sativa 4. Padi
5. Hylocereus sp. 5. Buah Naga
2. Vegetasi estetik 1.Agathis dammara 1. Damar
2.Cinnamomun burmanii 2. Kayu manis
3. Delonix regia 3. Flamboyan
4. Polyalthia longifolia 4. Glodogan tiang
5. Polyalthia fragrans 5. Glodogan bulat
6.Agathis dammara 6. Damar
7. Cananga ordorata 7. Kenanga
8. Wodyetia bifurcate 8. Palem ekor tupai
9. Veitchia merilii 9. Palem putri
10.Cyrtostachis lakka 10. Palem merah
11.Axonopus compressus 11. Rumput gajah
12.Carrex morrowii 12. Kucai
13.Celosia sp. 13. Jengger ayam
14.Chlorophytum sp. 14. Lili paris
15.Palisota barteri 15. Palisota
16. Tagetes patula 16. Tai kotok 49
17.Rhoeo discolor 17. Adam hawa
18.Adenium sp 18. Kamboja
19.Hymenocallis 19. Amarilis
20.Ixora sp. 20. Soka
21.Heliconia sp 21. Pisang-pisangan
22.Cordyline sp. 22. Hanjuan
23.Acalypha macrophylla 23. Teh-tehan
3. Vegetasi konservasi 1. Cocos nucifera 1. Kelapa
2. Pithecellobium dulce 2. Asam
3. Bamboosa sp. 3. Bambu
4. Adenanthera spp. 4. Saga
5. Terminalia cattapa 5. Ketapang
6. Swietenia mahogany 6. Mahoni
7. Acacia auriculiformis 7. Akasia
8. Manilkara kauki 8. Sawo kecik
50
Gambar 21. Peta Rencana Sirkulasi
Gambar 22. Peta Rencana Vegetasi

51
52

Daya Dukung Agrowisata

Daya dukung dalam perencanaan agrowisata dibuat untuk mengetahui


seberapa besar kemampuan kawasan untuk menerima pengunjung setiap harinya.
Hal ini juga ditujukan agar kawasan wisata dapat terfungsikan dengan baik dan
tetap terjaga kelestariannya. Perhitungan daya dukung wisata ini didasarkan pada
jumlah luasan yang tersedia pada masing- masing objek dengan jumlah kebutuhan
ruang bagi setiap orang serta rata-rata waktu yang dibutuhkan individu untuk
berwisata. Rincian daya dukung wisata dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Daya dukung wisata


Satuan Total Standar Koe- DD total
Ruang Sub-Ruang Fasilitas Σ Luas Luas m2 DD fisien orang
m2 m2 rotasi /hari
Penerimaan Area pintu 2 30 60 _ _ _ _
gerbang
wisata
Area papan 10 3 30 _ _ _ _
informasi
Total 90
Pelayanan Pelayanan Musala 1 400 400 2 200 4 800
org
Toko 5 16 80 2 40 3 120
Souvenir org
Kafetaria 1 120 120 3 40 4 160
org
Parkir motor 1 270 270 1.8 150 _ _
mtr
Parkir mobil 1 360 360 16 20 _ _
mbl
Parkir Bus 1 92 92 23 4 _ _
bus
Pelayanan Toko 5 16 80 2 40 3 120
Agrowisata Souvenir org
Tebu Kafetaria 1 120 120 3 40 4 1
org 60
Parkir motor 1 180 180 1.8 100 _ _
mtr
Parkir mobil 1 160 160 16 10 _ _
mbl
Pelayanan Toko 5 16 80 2 40 3 120
Agrowisata Souvenir org
Singkong Kafetaria 1 120 120 3 40 4 160
org
Parkir motor 1 90 90 1.8 50 _ _
mtr
Parkir mobil 1 160 160 16 10 _ _
mbl
Pelayanan Parkir Motor 1 90 90 1.8 50 _ _
Agrowisata mtr
Padi
Parkir Mobil 1 160 160 16 10 _ _
mbl
Pelayanan Musala 1 200 200 2 100 4 400
Agrowisata org
Jagung Toko 5 16 80 2 40 3 120
Souvenir org
Kafetaria 1 120 120 3 40 4 160
org
53

Tabel 17. Daya dukung wisata ( lanjutan 1)


Satuan Total Standar Koe- DD total
Ruang Sub-Ruang Fasilitas Σ Luas Luas m2 DD fisien orang
m2 m2 rotasi /hari
Pelayanan Parkir motor 1 90 90 1.8 50 mtr _ _
Agrowisata
Jagung
Parkir mobil 1 160 160 16 10 mbl _ _
Pelayanan Toko 5 16 80 2 40 org 3 120
Agrowisata Souvenir
Peternakan
Kafetaria 1 120 120 3 40 org 4 160
Parkir motor 1 90 90 1.8 50 mtr _ _
Parkir mobil 1 160 160 16 10 mbl _ _
Pelayanan Toko 5 16 80 2 40 org 3 120
Agrowisata Souvenir
Buah Naga
Kafetaria 1 120 120 3 40 org 4 160
Parkir motor 1 360 360 1.8 200 mtr _ _
Parkir mobil 1 480 480 16 30 mbl _ _
Musala 1 100 100 2 50 org 4 200
Total 5412 1230 org
4 bus
100 mbl
650 mtr
Wisata Agrowisata Area Fasilitas 1 750 750 15 50 org 2 100
Tebu belajar
tanaman dan
penanaman
Saung / 1 100 100 2 50 org 2 100
Gedung
Workshop
Wisata Agrowisata Area Fasilitas 1 160 600 15 40 org 2 80
Singkong belajar
tanaman dan
penanaman
Saung / 1 80 80 2 40 org 2 80
Gedung
Workshop
Agrowisata Area Fasilitas 1 900 900 15 60 org 2 120
Padi belajar
tanaman dan
penanaman 53
Saung / 1 120 120 2 60 org 2 120
Gedung
Workshop
Agrowisata Area Fasilitas 1 600 600 15 40 org 2 80
Jagung belajar
tanaman dan
penanaman
Saung / 1 80 80 2 40 org 2 80
Gedung
Workshop
Agrowisata Area belajar 1 160 160 4 40 org 2 80
Peternakan peternakan
Saung / 1 80 80 2 40 org 2 80
Gedung
Workshop
Agrowisata Area Fasilitas 1 1500 1500 15 100 org 2 200
Buah Naga belajar
tanaman dan
penanaman
54

Tabel 17 . Daya dukung wisata ( lanjutan 2)


Satuan Total Standar Koe- DD total
Ruang Sub-Ruang Fasilitas Σ Luas Luas m2 DD fisien orang
m2 m2 rotasi /hari
Wisata Agrowisata Penginapan 1 1600 1600 4 400 org
_ _
Buah Naga
Camping 1 800 800 20 40 org
_ _
Ground
Saung / 4 50 200 2 100 org 2 200
Gedung
Workshop
Total 7570 660 org
Total Keseluruhan 13072 1890 org

Dari perhitungan daya dukung ini, didapatkan bahwa ruang yang


direncanakan untuk dikembangkan sebagai fasilitas agrowisata adalah sebesar
13072 m2 dari keseluruhan luas tapak yang didalamnya terbagi atas ruang
penerimaan 0,70%, ruang pelayanan 41,41%, dan ruang wisata 51,79%. Untuk daya
dukung kawasan parkir yakni 4 bus, 100 mobil, dan 650 motor yang tersebar dalam
tujuh area pelayanan. Total daya dukung kawasan dalam menerima kunjungan
yakni sebanyak 1890 pengunjung.

Rencana Lanskap

Pada bagian ini, disajikan produk akhir dari perencanan lanskap berupa peta
rencana lanskap agrowisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten
Jember, Jawa Timur (Gambar 23). Peta rencana lanskap ini diperoleh dari berbagai
tahap sebelumnya, dimulai dari inventarisasi, analisis dan sintesis, pembuatan
konsep, dan perencanaan.
Pada peta perencanaan lanskap agrowisata ini, tidak keseluruhan luasan
desa direncanakan untuk dikembangkan sebagai area agrowisata. Hal ini ditentukan
dari potensi dan kebutuhan ruang untuk peruntukan wisata. Area yang disajikan
dalam peta terbagi dalam area non-pengembangan dan empat area untuk kebutuhan
wisata.
Area perencanaan untuk wisata adalah area konservasi, area penerimaan,
area pelayanan, dan area wisata. Area konservasi memiliki persentase yang paling
besar karena dikhususkan sebagai area untuk menjaga kelestarian dari lanskap desa
dengan mempertahankan dan menanam vegetasi asli kawasan. Area penerimaan
ditujukan sebagai pengenal suatu kawasan dan penyambut bagi pengunjung yang
akan berwisata. Area pelayanan merupakan area yang mendukung kegiatan wisata
utama yang berisikan fasilitas pendukung seperti tempat parkir, kafetaria, kios
cinderamata, tempat ibadah, penginapan dan fasilitas pendukung lainnya untuk
kenyamanan pengunjung. Area wisata adalah area yang berisikan objek serta
atraksi wisata pertanian yang ditawarkan kepada pengunjung. Di dalam terdapat
berbagai pilihan objek yakni area wisata buah naga sebagai komoditas utama, area
wisata persawahan, area wisata jagung, area wisata tebu, area wisata ketela pohon,
area wisata buah naga dan area wisata peternakan sapi. Area ini juga dilengkapi
dengan ilustrasi yang dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 23. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor

55
Gambar 24. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor (Perbesaran I)

56
Gambar 25. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor (Perbesaran II)

57
Gambar 26. Peta rencana lanskap agrowisata Desa Kemuning Lor (Perbesaran III)

58
59

59

Gambar 27. Ilustrasi kawasan agrowisata: (a) Gerbang masuk (b) Signage (c) View
dari area pelayanan atas (d) Area wisata buah naga (e) Area wisata jagung (f) Area
wisata peternakan (g) kafetaria (h) Area wisata tebu
60

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur,


merupakan kawasan perdesaan yang sangat potensial untuk dijadikan sebagai desa
agrowisata. Hal ini juga didukung dengan RTRW Jember yang merencanakan Desa
Kemuning Lor sebagai destinasi wisata berupa agrowisata yang masih terus
dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa kebutuhan dalam
perencanaan ini ialah menambahkan beberapa objek wisata serta pembuatan zonasi
yang dapat meningkatkan nilai keamanan serta kenyamanan pengunjung di saat
berwisata. Kendala lain yang ditemui pada lokasi adalah Desa Kemuning Lor
sendiri, meskipun belum sepenuhnya dijadikan sebagai Desa Agrowisata,
sebenarnya sudah banyak dikenal dan didatangi oleh pengunjung baik dari dalam
Kabupaten Jember maupun luar Kabupaten Jember, hanya saja yang mayoritas
orang kenal adalah nama salah satu objek wisata berupa hotel dan Pemandian
Rembangan yang memang berada di Desa Kemuning Lor.
Konsep perencanaan ini adalah untuk menjadikan kawasan sebagai tempat
wisata pertanian dengan objek pertanian utamanya adalah perkebunan buah naga,
jagung, tebu, ketela pohon, padi, serta peternakan sapi. Wisata yang dibuat juga
ditujukan untuk menambah pengalaman serta pengetahuan baru bagi pengunjung
tentang pertanian. Ruang yang direncanakan untuk dikembangkan sebagai fasilitas
agrowisata adalah sebesar 13072 m2 dari keseluruhan luas tapak yang di dalamnya
terbagi atas ruang penerimaan 0,70%, ruang pelayanan 41,41%, dan ruang wisata
51,79%. Total daya dukung kawasan dalam menerima kunjungan yakni sebanyak
1890 pengunjung.

Saran

Perencanaan lanskap agrowisata ini perlu ditindaklanjuti oleh pihak desa


dan dinas terkait yang nantinya akan bekerjasama dengan semua stakeholder.
Namun, hal pertama yang perlu dilakukan adalah adanya sosialisasi kepada
masyarakat tentang nama Desa Kemuning Lor serta objek wisata yang ada di
dalamnya.
61

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita R. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta (ID) :


Graha Ilmu.
Asyihari A. 2016. Perencanaan Lanskap Agrowisata Desa Gunung Sari
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor.[Skripsi]. Bogor (ID) : Departemen
Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB. (tidak dipublikasikan)
Bappekab, BPS. 2012. Kecamatan Arjasa dalam angka. Jember (ID) : Statistic and
development planning agency of Jember regency
Bappekab, BPS. 2013. Data and Statistic of Jember. Jember (ID) : Statistic and
development planning agency of Jember regency
Bappekab Kabupaten Jember. 2013. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Jember Tahun. Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Bappekab, BPS. 2014. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Arjasa Tahun
2013. Jember (ID) : Statistic and development planning agency of Jember
regency
Champion Traveler. 2018. The Best Time to Visit Jember, Indonesia for Weather,
Safety, and Tourism. [terhubung berkala] https://championtraveler.com
/dates/best-time-to-visit-jember-id/ (15 Agustus 2018)
Dalifi D. 2015. Perencanaan Lanskap Wisata Pendukung Agrowisata Perkebunan
Teh Rancabali Kabupaten Bandung Jawa Barat.[Skripsi]. Bogor (ID) :
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB. (tidak
dipublikasikan)
Douglass RW. 1992. Forest Recreation. New York (US) : Pergamon Press.
Fandelli C, Muhammad. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap.
Yogyakarta (ID): Gadjah mada University Press.
Gunn, C. A. 1994. Tourism Planning; Basics, Concept, Cases. Taylor and Francis.
Washington. 460 p.Knudson J.D. 1980. Outdoor Recreation. New York (US) :
Mc.Millan Pub. Co. Inc.
Haryandhes, P.A.2013. Perencanaan Lanskap Agrowisata Pertanian Terpadu Di
Kampung Karangsari, Desa Sindangasih, Kecamatan Karang Tengah,
Cianjur. [Skripsi]. Bogor (ID) : Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas
Pertanian, IPB. (tidak dipublikasikan) 61
Knudson J.D. 1980. Outdoor Recreation. New York (US) : Mc.Millan Pub. Co. Inc.
Nurisjah S. 2001. Pengembangan kawasan wisata agro (agrotourism). Buletin
Taman dan Lanskap Indonesia 2001. Bogor (ID).
Nurisjah S, Q. Pramukanto dan S. Wibowo. 2003. Daya Dukung dalam
Perencanaan Tapak. Bahan Praktikum Analisis dan Perencanaan Tapak.
Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, IPB. Bogor (ID).
Nurisjah S & Pramukanto. 2009. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap.
Departemen Arsitektur Lanskap. IPB. Bogor (ID). (tidak dipublikasikan).
Pemerintah Desa Kemuning Lor. 2015. Laporan Penyelenggaran Pemerintahan
Desa ( LPPD ) Kemuning Lor Tahun 2015. Jember (ID).
Simonds JO. 1983. Landscape Architecture. New York : Mc. Graw Hill Book Co.
Tirtawinata MR dan I. Fachruddin. 1999. Daya Tarik Pengelolaan Agrowisata.
Bogor (ID) : Penebar Swadaya.
62

Tirtawinata Moh. Reza, F. Lisdiana. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan


Agrowisata. Jakarta (ID) : Penebar Swadaya.
Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York : Mc. Graw Hill Book
Co.
Yuningsih D.2012. Perencanaan Lanskap Kawasan Agrowisata Sentra Produksi
Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten . [Skripsi]. Bogor (ID) : Departemen
Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB. (tidak dipublikasikan)
63

Lampiran 1 Lembar Kuisioner


KUISIONER PENELITIAN
“PERENCANAAN LANSKAP AGROWISATA
DI DESA KEMUNING LOR KECAMATAN ARJASA
KABUPATEN JEMBER JAWA TIMUR”
Oleh: Fransiska Rona Violetta
(Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor)
Assalamualaikum wr. wb.

Saya adalah mahasiswa semester akhir pada Departemen Arsitektur


Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Saat ini saya sedang
menyusun skripsi dengan judul “Perencanaan Lanskap Agrowisata di Desa
Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember Jawa Timur” sebagai syarat memperoleh gelar sarjana S1 di Institut
Pertanian Bogor.
Dalam rangka melengkapi data penelitian saya, maka saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuisioner ini dalam rangka memperoleh
informasi lebih lanjut mengenai lanskap yang ada di Desa Kemuning Lor. Selain
itu, kuisioner ini juga akan digunakan untuk mengetahui preferensi masyarakat
mengenai perecanaan lanskap Desa Kemuning Lor sebagai kawasan agrowisata.
Saya berharap agar kuesioner ini diisi dengan sebenar-benarnya agar data
yang diperoleh dapat menghasilkan produk penelitian yang baik. Identitas dan data
pribadi Bapak/Ibu/Saudara digunakan hanya untuk kepentingan penelitian
sehingga saya menjamin kerahasisannya. Atas perhatian Bapak/Ibu/Saudara saya
ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Fransiska Rona Violetta

PETUNJUK PENGISIAN
1.Silang (X ) jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan keadaan/keingi nan 63
anda.
2. Isilah titik-titik yang ada pada pertanyaan yang meminta anda untuk mengisinya.

Identitas Pengunjung
1. Nama :
2. Umur/jenis kelamin : ............/.........................
3. Pekerjaan :
a. Siswa SMP b. Siswa SMA c. Mahasiswa
d. Pegawai Pemerintah e. Pegawai Swasta f. dll ………..
64

1. Apakah anda mengetahui keberadaan Desa Kemuning Lor?


a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda mengetahui kawasan wisata Rembangan?
a. Ya b. Tidak
Catatan : Desa Kemuning Lor merupakan salah satu desa yang berada di
Kabupaten Jember. Di dalam kawasan desa ini, terdapat wahana wisata berupa
hotel dan kolam pemandian Rembangan.
Pertanyaan berikutnya adalah mengenai Desa Kemuning Lor.
3. Sudah berapa kali Anda berkunjung ke kawasan ini?
a. 1 kali c. 3 kali
b. 2 kali d. Lebih dari 3 kali
4. Mengapa Anda memilih berekreasi pada kawasan ini? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Memiliki pemandangan alam yang indah
b. Kemudahan akses menuju kawasan
c. Nyaman untuk bercengkrama dengan orang lain (teman ataupun keluarga)
d. Memiliki fasilitas yang lengkap
e. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pertanian
f. Lainnya.....................................................
5. Aktivitas apa saja yang biasa Anda lakukan di kawasan ini?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Berenang d. Menikmati pemandangan
b. Membeli buah e. Wisata kuliner
c. Foto-foto
6. Bagaimanakah anda biasa berangkat ke kawasan ini ?
a. Sendiri
b. Berdua
c. Beramai-ramai
7. Ketika berkunjung ke kawasan ini, Anda menggunakan kendaraan apa?
a. Motor b. Bus
b. Mobil d. Lainnya,.................
8. Menurut Anda, bagaimana kondisi jalan menuju kawasan ini?
a. Sangat Baik
b. Baik.
c. Buruk
9. Menurut Anda, bagaimana kondisi jalan di dalam kawasan ini?
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Buruk
10. Bagaimana pendapat Anda mengenai kawasan ini?
10.1. Keindahan :
a.Sangat Indah
b.Indah
c.Kurang Indah
10.2. Kenyamanan :
a.Sangat Nyaman
b.Nyaman
c.Kurang Nyaman
65

10.3. Keamanan :
a.Sangat Aman
b.Aman
c.Kurang Aman
10.4. Pengalaman :
a.Sangat banyak pengalaman baru
b.Banyak pengalaman baru
c.Sedikit pengalaman baru
10.5. Kebersihan :
a.Sangat Bersih
b.Bersih
c.Kurang Bersih
11. Dari manakah Anda mengetahui informasi tentang kawasan ini?
a. Diri Sendiri d. Iklan
b. Teman e. Lainnya,...................................
c. Keluarga
12. Menurut Anda, jenis wisata apa yang cocok untuk dikembangkan di kawasan
ini? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Piknik f. Photo Hunting
b. Bermain g. Outbound
c. Menikmati Pemandangan h. Bertani
d. Berolahraga i. Berkebun
e. Berkemah j. Lainnya,.............................
13. Menurut Anda, jenis wisata pertanian (agrowisata) apa yang cocok untuk
dikembangkan di kawasan ini? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Perkebunan b. Persawahan
c. Peternakan d. Lainnya,....................................
14. Apa aktifitas agrowisata yang anda inginkan:
a. Memetik hasil pertanian c. Belanja hasil pertanian
b. Mengikuti kegiatan pertanian d. Lainnya,.............................
15. Menurut anda, apa yang dapat membuat anda merasa nyaman berwisata ke
kawasan ini?
a. Banyak tempat untuk menikmati pemandangan 65
b. Tempat yang bersih
c. Udara yang sejuk
d. Bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru
e. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain
f . Lainnya,.......................................
16. Menurut anda, manakah dibawah ini yang sesuai untuk menunjang kawasan
Desa Kemuning Lor sebagai kawasan agrowisata yang menarik ?(jawaban boleh
lebih dari satu)
a. Terdapat gapura dan penanda kawasan wisata yang unik dan menarik
b. Bentuk perencanaan lanskap yang sesuai dengan kondisi serta menarik
c. Pembagian area berdasarkan fungsi masing-masing kegiatan wisata
d. Penambahan fasilitas yang dapat membantu kegiatan wisata
e. Terdapat papan interpretasi untuk tiap titik yang dapat menambah pengetahuan
bagi pengunjung
66

17. Fasilitas apa yang menurut anda harus ada di kawasan ini sebagai pendukung
kawasan agrowisata dari segi keamanan ? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Pagar pembatas kawasan agrowisata b. Petugas keamanan
c. Penggunaan material yang aman d. Lainnya,........................
18. Fasilitas apa yang menurut anda harus ada di kawasan ini sebagai pendukung
kawasan agrowisata dari segi kebersihan ? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Penggunaan jenis material dan warna material yang memberikan kesan bersih
b. Letak tempat sampah yang relatif terjangkau
c. Terdapat peraturan yang keras terhadap orang yang membuang sampah di
sembarang tempat
d. Lainnya,..................................
19. Fasilitas apa yang menurut Anda dapat dikembangkan untuk meningkatkan
pengalaman dan pengetahuan di kawasan ini?
a. Terdapat arena bermain dan belajar pertanian
b. Terdapat papan informasi pada titik-titik utama
c. Menggunakan jenis tanaman yang bervariasi dan menarik
d. Lainnya,..................................
20. Fasilitas pelayanan apa yang Anda inginkan dibangun di kawasan ini?
(jawaban boleh lebih dari satu)
a. Tempat parkir f. Kendaraan menuju kawasan
b. Tempat istirahat g. Cafetaria
c. Penginapan h. Kios cenderamata
d. Tempat ibadah i. Lainnya,.................................
e. Sarana pendidikan
67

Lampiran 2 Hasil Kuisioner

No Variabel Jumlah %
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 15 50
b. Perempuan 15 50
Jumlah 30 100
2 Pekerjaan
a. Siswa SMP 6 20
b. Siswa SMA 6 20
c. Mahasiswa 6 20
d. Pegawai Pemerintah 6 20
e. Pegawai Swasta 6 20
f. Dan lain lain - -
Jumlah 30 100
3 Pengetahuan Keberadaan Desa Kemuning Lor
a. Ya (tahu) 22 73,3
b. Tidak (tidak tahu) 8 26,7
Jumlah 30 100
4 Pengetahuan Keberadaan Kawasan Wisata Rembangan
a. Ya (tahu) 30 100
b. Tidak (tidak tahu) - -
Jumlah 30 100
5 Jumlah Kunjungan ke Desa Kemuning Lor
a. 1 kali 2 6,66
b. 2 kali 3 9,99
c. 3 kali 1 3,33
d. Lebih dari 3 kali 24 80,02
Jumlah 30 100
6 Alasan Memilih Berekreasi ke Kawasan Desa
Kemuning Lor (boleh lebih dari satu)
a. Memiliki pemandangan alam yang indah 23 40,35
b. Kemudahan akses menuju kawasan 11 19,30 67
c. Nyaman untuk bercengkrama 17 29,82
d. Memiliki fasilitas yang lengkap 2 3,51
e. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam 2 3,51
pertanian
f. Lainnya 2 3,51
Jumlah 57 100
7 Aktivitas yang Biasa Dilakukan di Desa Kemuning Lor
(boleh lebih dari satu)
a. Berenang 15 23,44
b. Membeli buah 3 4,69
c. Foto-foto 17 26,56
d. Menikmati pemandangan 21 32,81
e. Wisata kuliner 8 12,50
Jumlah 64 100
68

8 Kebiasaan Saat Berangkat ke Desa Kemuning Lor


a. Sendiri 1 3,33
b. Berdua 4 13,33
c. Beramai-ramai 25 83,25
Jumlah 30 100
9 Kendaraan yang Biasa Digunakan Saat Berkunjung
a. Motor 14 46,62
b. Mobil 16 53,38
c. Bus - -
d. Lainnya - -
Jumlah 30 100
10 Kondisi Jalan Menuju Kawasan
a. Sangat baik 4 13,33
b. Baik 26 86,67
c. Buruk - -
Jumlah 30 100
11 Kondisi Jalan Di Dalam Kawasan
a. Sangat baik 2 6,66
b. Baik 28 93,34
c. Buruk - -
Jumlah 30 100
12 Pendapat Mengenai Kawasan
12.1 Keindahan
a. Sangat indah 16 53,38
b. Indah 14 46,62
c. Kurang indah - -
Jumlah 30 100
12.2 Kenyamanan
a. Sangat nyaman 7 23,31
b. Nyaman 23 76,69
c. Kurang nyaman - -
Jumlah 30 100
12.3 Keamanan
a. Sangat aman 2 6,66
b. Aman 25 83,35
c. Kurang aman 3 9,99
Jumlah 30 100
12.4 Pengalaman
a. Sangat banyak pengalaman baru 2 6,66
b. Banyak pengalaman baru 20 66,60
c. Sedikit pengalaman baru 8 26,74
Jumlah 30 100
12.5 Kebersihan
a. Sangat bersih 2 6,66
b. Bersih 24 80,02
c. Kurang bersih 4 13,32
Jumlah 30 100
69

13 Sumber Informasi Tentang Kawasan


a. Diri sendiri 4 13,32
b. Teman 21 70,03
c. Keluarga 5 16,65
d. Iklan - -
e. Lainnya - -
Jumlah 30 100
14 Jenis Wisata yang Sesuai Untuk Dikembangkan (boleh
lebih dari satu)
a. Piknik 7 8,54
b. Bermain 6 7,32
c. Menikmati pemandangan 14 17,07
d. Berolahraga 8 9,76
e. Berkemah 7 8,54
f. Photo Hunting 12 14,63
g. Outbond 18 21,95
h. Bertani 2 2,45
i. Berkebun 8 9,76
j. Lainnya - -
Jumlah 82 100
15 Jenis Wisata Pertanian yang Sesuai untuk
Dikembangkan (boleh lebih dari satu)
a. Peternakan 26 70,27
b. Perkebunan 3 8,11
c. Persawahan 6 16,22
d. Lainnya 2 5,40
Jumlah 37 100
16 Aktivitas Agrowisata yang Diinginkan
a. Memetik hasil pertanian 13 43,39
b. Mengikuti kegiatan pertanian 10 33,3
c. Belanja hasil pertanian 5 16,65
d. Lainnya 2 6,66
Jumlah 30 100 69
17 Yang Membuat Koresponden Merasa Nyaman
Berwisata Di Kawasan
a. Banyak tempat untuk menikmati pemandangan 8 26,64
b. Tempat yang bersih 4 13,32
c. Udara yang sejuk 17 56,61
d. Bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman -
baru
e. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan 1 33,3
lokasi wisata alam lain
f. Lainnya - -
Jumlah 30 100
18 Yang Menunjang Kawasan Desa Kemuning Lor
Sebagai Kawasan Agrowisata yang Menarik (boleh
lebih dari satu)
70

a. Terdapat gapura dan penanda kawasan wisata 8 16


yang unik dan menarik
b. Bentuk perencanaan lanskap yang sesuai dengan 15 30
kondisi serta menarik
c. Pembagian area berdasarkan fungsi masing- 6 12
masing kegiatan wisata
d. Penambahan fasilitas yang dapat membantu 14 28
kegiatan wisata
e. Terdapat papan interpretasi untuki tiap titik yang 7 14
dapat menambah pengetahuan bagi pengunjung
Jumlah 50 100
19 Fasilitas yang Harus Ada sebagai Pendukung Kawasan
Agrowisata dari Segi Keamanan (boleh lebih dari satu)
a. Pagar pembatas kawasan agrowisata 20 40,82
b. Petugas keamanan 15 30,61
c. Penggunan material yang aman 11 22,45
d. Lainnya 3 6,12
Jumlah 49 100
20 Fasilitas yang Harus Ada sebagai Pendukung Kawasan
Agrowisata dari Segi Kebersihan (boleh lebih dari satu)
a. Penggunaan jenis material dan warna material 11 23,91
yang memberikan kesan bersih
b. Letak tempat sampah yang relatif terjangkau 22 47,83
c. Terdapat peraturan yang keras terhadap orang 13 28,26
yang membuang sampah di sembarang tempat
d. Lainnya - -
Jumlah 46 100
21 Fasilitas yang Dapat Dikembangkan untuk
Meningkatkan Pengalaman dan Pengetahuan
a. Terdapat arena bermain dan belajar pertanian 16 53,38
b. Terdapat papan informasi pada titik-titik utama 7 23,31
c. Menggunakan jenis tanaman yang bervariasi dan 7 23,31
menarik
d. Lainnya - -
Jumlah 30 100
22 Fasilitas Pelayanan yang Diinginkan untuk Dibangun di
Kawasan Agrowisata (boleh lebih dari satu)
a. Tempat parkir 4 6,15
b. Tempat istirahat 4 6,15
c. Penginapan 4 6,15
d. Tempat ibadah 10 15,38
e. Sarana pendidikan 7 10,77
f. Kendaraan menuju kawasan 14 21,54
g. Kafetaria 6 9,23
h. Kios cenderamata 15 23,08
i. Lainnya 1 1,54
Jumlah 65 100
71

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jember, Jawa Timur, pada tanggal 15 Juni 1994.


Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Drs. Marjuni dan
Ibu Satik Mudjiarti. Penulis memulai pendidikan di TK Katolik Siswa Rini II pada
tahun 1999 sampai 2000. Penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri Sempusari
I pada tahun 2000 sampai 2006. Pada saat SD, penulis aktif mengikuti olimpiade
seni, pramuka, dan MIPA tingkat sekolah dan kabupaten di Jember. Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Jember pada tahun 2006
sampai 2009 dan aktif dalam kegiatan OSIS, Pramuka, dan Paskibraka serta aktif
mengikuti perlombaan bahasa inggris tingkat kabupaten. Pada tahun 2006, penulis
diterima di SMA Negeri 1 Jember dengan program akselerasi atau CIBI (Cerdas
Istimewa Berbakat Istimewa) sehingga penulis dapat menempuh pendidikan SMA
selama dua tahun dan lulus pada tahun 2011. Pada saat SMA, penulis juga aktif
dalam kegiatan seni dan mewakili sekolah dalam olimpiade teater serta pernah
menjadi salah satu penulis juga pembaca puisi dalam pekan antologi puisi Jember.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dengan
diterima melalui jalur undangan di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 di
Departemen Arsitektur Lanskap.
Selama masa perkuliahan, penulis mulai aktif di organisasi Gugus Disiplin
Asrama sebagai bendahara serta tergabung dalam Komunitas Seni Budaya
Masyarakat Roempoet. Pada tingkat pertama, penulis juga aktif mengikuti kegiatan
seperti Leadership Training dan menjadi trainer Mega Outbond Asrama serta
mengikuti perlombaan Musikalisasi Puisi KOPMA IPB dan keluar sebagai juara
pertama. Setelah selesai tingkat pertama, penulis pernah menjadi salah satu anggota
Komisi Kedisiplinan pada acara MPKMB 49 dan setelahnya menjadi ketua Komisi
Kedisiplinan MPD 49. Pada tahun 2013, penulis menjadi bendahara bidang olah
raga dan seni BEM A. Penulis juga aktif dalam bidang seni dan menjadi juara
pertama monolog Action 2014 serta aktif sebagai juri perlombaan puisi dan drama
di beberapa fakultas, kampus, serta lomba puisi tingkat nasional. Selain kegiatan di
dalam kampus, penulis juga mengikuti kegiatan seni di luar kampus dan tergabung
dalam komunitas penulis serta berwirausaha juga membantu mengerjakan project
lanskap sejak 2014. 71

Anda mungkin juga menyukai