Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Hubungan antara Lokasi Penyimpanan Material Metfotmin HCL


terhadap Lead time Proses Penimbangan Produk Metformin
500MG di PT.Hexpharm Jaya Cikarang

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja


Praktek Pada Program Sarjana Strata Satu(S1)

Disusun Oleh :
NAMA : ANDRI TRI HARYANO
NIM : 41615320007
Program Studi : Teknik Industri

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2019
i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Andri tri haryano

N.I.M : 41613520007

Jurusan : Teknik Industri

Fakultas : Teknik

Judul Kerja Praktek : Hubungan antara Lokasi Penyimpanan Material


Metfotmin HCL terhadap Leadtime Proses
Penimbangan Produk Metformin 500MG di
PT.Hexpharm Jaya Cikarang
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Laporan Kerja Praktek
yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya.
Apabila ternyata dikemudian hari penulisan Laporan Kerja Praktek ini merupakan
hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkannya sekaligus bersedia menerma sanksi berdasarkan
aturan di Universitas Mercu Buana.

Demikian, surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan

Penulis,

Materai 6000

(Andri Tri Haryano)

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

Hubungan antara Lokasi Penyimpanan Material Metfotmin HCL


terhadap Leadtime Proses Penimbangan Produk Metformin
500MG di PT.Hexpharm Jaya Cikarang

Disusun Oleh :
NAMA : ANDRI TRI HARYANO
NIM : 41615320007
Program Studi : Teknik Industri

Dosen Pembimbing

(Andary Asvaroza Munita,S.T.,M.T)

Koordinator Kerja Praktek/Sekretaris Program Studi

(Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT)

iii
iv
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan kerja praktek dengan judul Hubungan antara Lokasi
Penyimpanan Material Metfotmin HCL terhadap Leadtime Proses
Penimbangan Produk Metformin 500MG di PT.Hexpharm Jaya Cikarang.
Penulisan Laporan Kerja Praktek ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Industri Universitas Mercu Buana
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Laporan Kerja Praktek ini
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT sebagai Koordinator Kerja Praktek
Universitas Mercu Buana (UMB)
2. Ibu Andary Asvaroza Munita,S.T.,M.T selaku dosen pembimbing pertama
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan arahan
dalam langkah – langkah penyusunan laporan kerja praktek, saran serta
dorongan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga tersusun laporan
kerja praktek ini.
3. Bapak Yosafat Rubbyanto W yang sudah menginzankan saya untuk
melakukan tugas praktek di PT. Hexpharm Jaya Cikarang.
4. Kepada Bapak Endang Rahmat & Bisri Sudirman yang telah banyak
membantu penulis dalam upaya memperoleh data yang diperlukan, sehingga
saya dapat melaksanakan kerja praktek dengan lancar.
5. Kepada ibu Florentina Silviana Devi selaku spv saya, yang sudah membantu
saya untuk mengcek data yang saya ambil sudah benar atau belum.
6. Kedua orang tua serta keluarga saya tercinta yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil dan juga tak hentinya memberikan kasih
v
sayang, semangat, motivasi, doa beserta nasihat kepada peneliti sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu,
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan
praktek ini.
Akhir kata saya berharap semoga Allah SWT senantiasa selalu
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik dari segi moril maupun materil kepada saya dalam
penyelesaian laporan kerja praktek ini. Saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun bagi pembaca. Semoga laporan kerja praktek ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya dan pengembangan ilmu pengetahuan

Jakarta, 28 Juni 2019

Penulis,

(Andri Tri Haryano)

vi
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………….. i
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………….. . ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………….. . iii
LEMBAR KETERANGAN PERUSAHAAN ………………………. .. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii
DAFTAR BAGAN ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Metode Kerja Praktek .............................................................. 3
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksana .................................................. 4
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN ................................................... 5
A. Sejarah Perusahaan .................................................................. 5
B. Profil Perusahaan ...................................................................... 7
C. Fasilitas Perusahaan ……………………………………….. ... 7
D. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... 11
E. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan …………………………. ... 12
F. Kebijakan Mutu ……………………………………………. .. 12
G. Total Productive Management dan Lean Production System .. 17
H. KetenagaKerjaan …………………………………………….. 18
I. Pembagian Jam Kerja………………………………………… 20
J. Sistem Pengupahan ………………………………………… .. 21
K. Fasilitas Yang Diterima Karyawan …………………………. . 21
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 24
A. Sistem Penyimpanan ................................................................ 24
B. Lead time ................................................................................. 27

vii
C. Alur Proses Penimbangan Produk PT. Hexpharm Jaya ........... 28
BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................................ 29
A. Lingkup Pekerjaan ................................................................... 29
B. Tanggug Jawab……………………………………………… . 30
C. Metodologi Pelaksanaan dan Pekerjaan ……………………... 30
D. Tata Letak Penyimpanan Material ………………………….. 32
E. Hasil Pekerjaan ……………………………………………… 32
F. Menghitung Hasil Kerja …………………………………… ... 32
BAV PENUTUP ..................................................................................... 34
A. Kesimpulan ............................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 35


LAMPIRAN ………………………………………………………… ... 36

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1……………………………………………………………. 5

Gambar 2.2 ……………………………………………………………. 5

Gambar 2.3 ……………………………………………………………. 6

Gambar 2.4 ……………………………………………………………. 6

Gambar 2.5 ……………………………………………………………. 7

Gambar 2.6 ……………………………………………………………. 8

Gambar 2.7 ……………………………………………………………. 8

Gambar 2.8 ……………………………………………………………. 9

Gambar 2.9 ……………………………………………………………. 9

Gambar 2.10 ………………..…………………………………………. 10

Gambar 3.1 ………………..…………………………….………….…. 28

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 ………………………………………………………………. 11

Bagan 2.2 ………………………………………………………………. 11

Bagan 4.1 ………………………………………………………………. 45

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 …………………………………………………………. 7

Tabel 4.1 …………………………………………………………. 33

Tabel 4.2……………………….…………………………………. 33

xi
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kerja praktek adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis


dan sinkron antara program pendidikan di universitas dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara
langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Kerja
praktek dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan untuk
mahasiswa/i sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan dibangku kuliah
bisa didapat didunia kerja atau di kerja praktek.

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini yang dinilai sangat


pesat, maka perusahaan-perusahaan pun terus meningkatkan kualitas baik
dalam sumber daya manusianya ataupun teknologinya. Sumber Daya
Manusia sendiri berperan penting dalam suatu perusahaan. Sehingga
perusahaan-perusahaan pun saling bersaing meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia.

Sumber Daya Manusia tersebut meliputi tenaga kerja. Dalam hal ini
tenaga kerja harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan
pekerjaannya yang sesuai dengan bidang yang digelutinya untuk dapat
mendukung tercapainya tujuan suatu perusahaan dan peningkatan taraf
hidup yang lebih baik. Salah satu faktor yang mendukung kualitas tenaga
kerja adalah dunia pendidikan. Misalnya saja Universitas, Universitas
merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan mencetak tenaga-
tenaga profesional yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun industri.

Namun pada Universitas tersebut pada kenyataannya masih kurang


adaptif atau kaku terhadap kegiatan kegiatan dalam dunia kerja nyata,
karena di Universitas, seseorang hanya memperoleh teori saja, sedangkan
teori yang diperolehbelum tentu sama dengan praktik kerja di lapangan,

1
2

dan keterbatasan waktu dan ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan


yang diperoleh masih terbatas. Sehingga dengan adanya kegiatan kerja
praktek ini, diharapkan mahasiswa mampu memperoleh pengalaman dan
menerapkan teori yang sudah didapatkan di Universitas secara langsung
pada perusahaan-perusahaan.

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana


(JTI UMB) mewajibkan semua mahasiswa untuk melaksanakan kerja
praktek sesuai dengan Kurikulum di JTI UMB. Maksud dilaksanakannya
kerja praktek yang diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan. Selain
sebagai salah satu syarat mata kuliah kerja praktek, kerja praktek juga
sebagai kegiatan mahasiswa/i untuk mencari pengalaman kerja sebelum
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya serta menumbuhkan,
meningkatkan, dan mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon
sarjana Teknik Industri.

Dengan adanya kerja praktek ini mahasiswa dapat mengaplikasikan dan


membandingkan ilmu yang diajarkan di bangku kuliah dengan
pengalaman kerja atau kenyataan yang ada lapangan yang mencakup
kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan, dan
pemecahan masalah. Sehingga dengan adanya kerja paraktek dapat
meningkatkan mutu dan relevensi pendidikan universitas yang dapat
diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem antara dunia pendidikan
dengan dunia kerja. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi
profesi mahasiswa teknik industri. Paradigma yang harus ditanamkan
adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang
dipilihnya. Bekerja, dalam hali ini mencakup kegiatan perencanaa,
perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Karenanya
dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:

a. Mengenali ruang lingkup perusahaan


b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
3

c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan,


supervisor atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku system
e. Menyusun laporan akhir dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek
Secara khusus, dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu
disadari bahwa yang dikaji adalah kesatuan elemen sistem yang terdiri
atas Manusia, Mesin, Material, Metode, Uang, Energi, Lingkungan
dan Informasi. Artinya, dalam melaksanakan aktivitas yang menjadi
tanggung jawabnya, Sarjana Teknik Industri harus selalu memandang
aktivitasnya dalam kerangka sistem yang melingkupi aktivitas
itu.Tujuan Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja
Praktek adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja,
dan atasan dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam
berproduksi dan menjalankan bisnisnya.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek
yang ada di perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1.2 Metode Kerja Praktek

Metode pengumpulan data yang penulis lakukan meliputi langkah-langkah


sebagai berikut :

A. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang


menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang
diperoleh dengan cara:
4

1 Pengamatan Langsung (Observation)


Yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung seperti
melakukan pencatatan secara langsung di lokasi untuk memperoleh data
yang diperlukan.

2. Wawancara (Interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaanpertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas. Pihak-pihak yang berkaitan disini yaitu petugas
atau pejabat serta karyawan yang bersangkutan untuk memperoleh
pemahaman mengenai kegiatan instansi.
3. Dokumentasi
Bukti-bukti dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek
penelitian yang diperlukan penulis untuk dijadikan bahan dalam
pembuatan laporan
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 1 April 2019 sampai
dengan 28 Juni 2019 dan bertempat di PT. Hexpharm Jaya Laboratories, Jalan
Angsana Raya Blok A3, Sukaresmi, Cikarang Selatan, Sukaresmi, Cikarang
Sel., Bekasi, Jawa Barat 17530. Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.
Hexpharm Jaya Laboratories ini, penulis ditempatkan pada departemen
Logistik RM (Raw Material) dengan pengawasan Supervisor Ibu Florentina
Silviana Devi. Selama Pelaksanaan kerja praktek di PT Hexpharm Jaya
Laboratories kegiatan kerja dibimbing oleh Bapak Bisri Sudirman.
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Hexpharm Jaya Laboratories, yang


lebih dikenal dengan sebutan HJ, berdiri
sejak tahun 1971, dan pada waktu itu HJ
sendiri belum menjadi salah satu anak
perusahaan dari PT. Kalbe Farma Tbk.

Gambar 2.1 PT.Hexpharm Jaya


Tahun 1971
Pada tanggal 26 Oktober 1988 PT.
Hexpharm Jaya ini berdiri resmi sebagai
sebuah perusahaan farmasi. Pada tanggal 15
November 1993, PT. Hexpharm Jaya
menjadi anak perusahaan dibawah PT.
Dankos Lab.Tbk, sehingga HJ masuk
Gambar 2.2 PT. Hexpharm Jaya
Tahun 1988 kedalam keluarga besar Kalbe Grup. Pada
tahun 1999, Tim Ethical Bintang Toedjoe
bergabung dengan PT.Hexpharm Jaya. Pada tahun 2001, PT. Hexpharm Jaya secara
khusus bergerak dalam bidang pengembangan, produksi dan pemasaran obat
generik.

Tahun 2006 PT. Dankos Labs Tbk bergabung dengan PT. Kalbe Farma Tbk,
sehingga PT. Hexpharm Jaya menjadi anak perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk.,
bersamaan dengan PT.Dankos Farma dan PT. Finusol Prima.

5
6

Gambar 2.3 PT. Hexpharm Jaya Tahun 2012

Pada tahun 2012, PT. Hexpharm Jaya meresmikan pabrik barunya yang berlokasi
di Cikarang dengan teknologi yang lebih mutakhir dan telah memenuhi standard
CPOB.

Gambar 2.4 Proses Pengemasan Produk Berstandar CPOB

Tahun 2015, PT. Hexpharm Jaya menambah fasilitas produksi ke lantai 2 yang
mendapatkan sertifikat CPOB di bulan desember 2016 dan mulai beroperasi di
tahun 2017.
7

2.1.2 Profil Perusahaan


Tabel 2.1 Profil Perusahaan PT. Hexpharm Jaya
Nama Perusahaan PT. Hexpharm Jaya
Jalan Angsana Raya Blok A3, Sukaresmi, Cikarang Selatan,
Lokasi Pabrik
Sukaresmi, Cikarang Sel., Bekasi, Jawa Barat 17530.
PT Hexpharm Jaya Laboratories KEM Tower Lt.12 Jl Landas Pacu
Lokasi Kantor Utama Barat - Blok B 10 Kav 2 Kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta
Pusat – 10610
Tahun Berdiri 1971
Kategori Bisnis Industri Farmasi
Telepon Kantor Utama 021 - 657 04 129
Faks. Kantor Utama 021 - 657 04 100

2.1.3 Fasilitas Utama Perusahaan

Gambar 2.5 Operator Logistik


Kegiatan produksi PT Hexpharm Jaya Laboratories (HJ) dilakukan di
Jl. Angsana Raya Blok A3 No.1 Delta Silicon 1 Kawasan Industri,
Lippo Cikarang Bekasi - Jawa Barat, di mana seluruh fasilitas yang
digunakan untuk kegiatan produksi tersebut telah disesuaikan dengan
standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang berlaku.
Dalam menjalankan kegiatan produksi PT.Hexpharm Jaya Laboratories
selalu berusaha meningkatkan kualitas untuk menghasilkan produk-
produk kesehatan yang aman dan berkualitas sesuai dengan standar
CPOB. Komitmen HJ terhadap mutu produk tercermin pada produk-
produk kesehatan yang dihasilkannya.
PT Hexpharm Jaya Laboratories juga membina hubungan dengan
perusahaan farmasi lain dalam pembuatan obat dari perusahaan farmasi
lain.
8

2.1.3.1 Produksi

Gambar 2.6 Operator Produksi

Proses produksi melalui beberapa tahap, yaitu : Super Mixer


Granulator & Fluid Bed Dryer, Tableting Machine, Coating
Machine, Stripping Maching, dan Blistering Machine.
2.1.3.2 Teknisi

Gambar 2.7 Water Treatment Plant

Fasilitas Water Treatment Plant dilengkapi dengan sistem


Reverse Osmosis untuk mematikan air yang digunakan sebagai
bahan baku produksi selalui memenuhi syarat. Sistem Tata
Udara dikendalikan dengan Air Handling Unit.
9

2.1.3.3 Kontrol Kualitas

Gambar 2.8 Laboratorium

Fasilitas laboratorium dilengkapi dengan instrument terbaru


dan didesain sesuasi dengan sistem Good Laboratory Practice
(GLP) untuk pemeriksaan bahan baku, bahan kemas, produk
antara dan produk jadi.
2.1.3.4 Logistik

Gambar 2.9 Pemeriksaan Kesesuaian Material


oleh Operator

Dilengkapi dengan sistem komputerisasi tervalidasi di gudang


penyimpanan untuk mencegah kesalahan pengambilan barang
dan selisih stok.
10

2.1.3.5 Keselamatan

Gambar 2.10 Proses Produksi

Sistem Management K3, sudah bersertifikat OHSAS


18001:2015 dan ISO 14001:2015 yang memiliki komitmen
untuk selalu menjaga keselamatan, Kesehatan Kerja
Karyawan dan Lingkungan.
2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara
komponen bagian-bagian dan posisi dalam suatu perusahaan dalam
menjalankan kegiatan kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi
yang ada pada PT.Hexpharm Jaya termasuk dalam struktur organisasi
divisional.
11

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT.Hexpharm Jaya

Manager
Logistik

Spv Spv
Penerimaan Penimbangan

Leader Leader
Penerimaan Penimbangan

Admin Non Operator Operator


Admin Rutin
rutin Penimbangan Penimbangan

Admin Operator Operator Admin


Dokumen Forklift Penimbangan Penimbangan

Operator Operator Operator Operator


Penerimaan RM-PPM Supply Supply

Bagan 2.2 Struktur Organisasi PT. Hexpharm Jaya Dept. Logistik RM


12

2.1.5 Visi, Misi dan Moto Perusahaan


2.1.5.1 Visi
Menjadi perusahaan terdepan yang berkelanjutan pada segmen
pengobatan terjangkau melalui ketangkasan, inovasi, dan
keunggulan operasional.
2.1.5.2 Misi
Membangun masyarakat yang lebih sehat melalui produk-
produk kesehatan yang ekonomis dan berkualitas
2.1.5.3 Moto
Komitmen total untuk kesehatan Anda
2.1.6 Kebijakan Mutu
2.1.6.1 CPOB(Cara Pembuatan Obat yang Baik)
CPOB adalah suatu pedoman yang menyangkut seluruh aspek
produksi dan pengendalian mutu, bertujuan untuk menjamin
bahwa produk obat dibuat senantiasa memenuhi persyaratan
mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Peraturan tentang wajib menerapkan CPOB bagi industri
farmasi didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.43/Menkes/SK/VII/1989 tentang Cara Pembuatan Obat
yang Baik. Langkah tersebut diikuti dengan keluarnya Surat
Keputusan Direktorat Jenderal POM No.05411/A/SK/XII/1989
mengenai Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan
Obat yang Baik, yang direvisi pada tahun 1990. Pada tahun 2001
Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) menerbitkan
revisi CPOB yang dikenal juga dengan CPOB terkini. Pedoman
CPOB yang diterbitkan pada tahun 1988 dan 2001 meliputi 10
aspek, yaitu ketentuan umum, personalia, bangunan dan
fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan
13

mutu, inspeksi diri, penanganan keluhan terhadap obat,


penarikan kembali obat, dan obat kembalian serta dokumentasi.
Pada tahun 2006 diterbitkan lagi versi yang diperbaharui yaitu
c-GMP (current Good Manufacturing Practice) atau yang
dikenal dengan istilah CPOB yang dinamis. Dibandingkan
dengan edisi sebelumnya (CPOB edisi 2001), pedoman CPOB
edisi 2006 mengandung perbaikan sesuai persyaratan CPOB
terkini antara lain “Kualifikasi dan Validasi”, Pembuatan dan
Analisis Obat berdasarkan Kontrak” dan “Pembuatan Produk
Steril”. Disamping itu juga terdapat penambahan beberapa bab
yaitu “Manajemen mutu”, ‘Pembuatan Produk Darah, “Sistem
Komputerisasi” dan “Pembuatan Produk Investigasi untuk Uji
Klinis”. CPOB terkini (CPOB : 2006) atau c-GMP merupakan
salah satu upaya pemerintah (Badan POM) untuk menjamin
khasiat, keamanan, dan mutu obat produksi industri farmasi
Indonesia agar sesuai dengan standar internasional, sehingga
produk obat dalam negeri mampu bersaing baik untuk pasar
domestik maupun untuk pasar ekspor. Disamping itu, penerapan
c-GMP juga mendorong industri farmasi agar lebih efisien dan
fokus dalam pelaksanaan produksi obat, termasuk pemilihan
fasilitas produksi yang paling memungkinkan untuk
dikembangkan.
Konsep CPOB yang bersifat dinamis yang memerlukan
penyesuaian dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan
teknologi di bidang farmasi. Aspek-aspek yang merupakan
cakupan CPOB tahun 2006 meliputi 12 aspek yang dibicarakan,
yaitu :
a) Manajemen Mutu
b) Personalia
c) Bangunan dan Sarana Penunjang
d) Peralatan
14

e) Sanitasi dan Higiene


f) Produksi
g) Pengawasan Mutu
h) Inspeksi Diri dan Audit Mutu
i) Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali
Produk dan Produk Kembalian
j) Dokumentasi
2.1.6.2 ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001
a. ISO 9001
ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem
manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah
mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang
independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi
persyaratan internasional dalam hal sistem manajemen mutu
produk/jasa yang dihasilkannya.
Generic Generic berarti standar yang sama dapat diterapkan
pada berbagai organisasi, besar atau pun kecil, apapun
product dan layanannya, dalam sembarang aktivitas suatu
sektor, dan apakah itu adalah perusahaan business, layanan
publik atau departemen pemerintahan
Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi
lakukan untuk mengelola proses, atau aktivitas, sehingga
produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya
sendiri, seperti:
1) Memenuhi persyaratan kualitas pelanggan,
2) Sesuai dengan peraturan, atau
3) Tujuan perusahaan atau organisasi.
4) Sasaran Mutu.
15

b. ISO 14001
ISO 14001 adalah sebuah spesifikasi internasional untuk
sistem manajemen lingkungan (SML) yang membantu
perusahaan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan
mengatur risiko-risiko lingkungan sebagai bagian dari
praktek bisnis. Sistem Manajemen Mutu ISO 14001 dapat
diterapkan di seluruh organisasi tanpa memandang besaran
dan lokasi geografis. Jika suatu perusahaan berupaya untuk
menerapkan ISO 14001 maka perusahaan tersebut telah
memiliki komitmen untuk memperbaiki kinerja
lingkungannya secara terus menerus.
ISO 14001 dikembangkan dari konsep Total Quality
Management (TQM) yang berprinsip pada aktivitas PDCA
(Plan – Do – Check – Action), sehingga elemen-elemen
utama Energy Management System (EMS) ini juga akan
mengikuti prinsip PDCA. Adapun prinsip dasar EMS ini
meliputi:
1) Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
Kebijakan lingkungan harus terdokumentasi dan
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan tersedia
bagi masyarakat, dan mencakup komitmen terhadap
perbaikan berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan
patuh pada peraturan serta menjadi kerangka kerja bagi
penetapan tujuan dan sasaran,
2) Perencanaan
Mencakup identifikasi aspek lingkungan dari kegiatan
organisasi, identifikasi dan akses terhadap persyaratan
peraturan, adanya tujuan dan sasaran yang terdokumentasi
dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya program
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang direncanakan
16

(termasuk siapa yang bertanggung jawab dan kerangka


waktu),
3) Penerapan dan operasi
Mencakup definisi, dokumentasi tertulis sistem
manajemen lingkungan, dokumentasi tertulis prosedur
pengendalian dokumen, dokumentasi tertulis prosedur
pengendalian operasi, dokumentasi tertulis prosedur
tindakan darurat, dan dokumentasi tertulis yang menjamin
terjalinnya komunikasi internal dan eksternal yang baik,

4) Pemeriksaan dan tindakan koreksi


Mencakup prosedur yang secara teratur memantau dan
mengukur karakteristik kunci dari kegiatan dan operasi,
prosedur untuk menangani situasi ketidaksesuaian,
prosedur pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur audit
kenerja sistem manajemen lingkungan,
5) Tinjauan manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan
keseluruhan untuk memastikan kesesuaian, kecukupan,
efektifitas sistem manajemen lingkungan terhadap
perubahan yang terjadi,
6) Penyempurnaan secara terus-menerus

c. OHSAS 18001
OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di
berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk
mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
17

dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan


organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan
mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan
citra perusahaan.
OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik
industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan
kerja atau semacamnya.
2.1.6.3 Total Productive Management (TPM) & Lean Production
System
a. Total Productive Management (TPM)
TPM di defenisikan sebagai upaya berbasis tim lingkup
perusahaan untuk membangun kualitas dan produktivitas dalam
sistem produksi dan meningkatkan Overall Equipment
Effectiveness (OEE). Seiichi Nakajima, Vice President of The
Japan Institute of Plant Maintenance mendefinisikan TPM
sebagai suatu pendekatan yang inovatif dalam maintenance
dengan cara mengoptimasi tingkat efektifitas peralatan,
mengurangi/menghilangkan breakdown dan melakukan
autonomous operator maintenance.
b. Lean Production System
Sistem Produksi Lean Manufacturing – Lean Manufacturing
adalah suatu upaya untuk menghilangkan pemborosan (waste)
dalam produksi, meningkatkan nilai tambah pada suatu produk
serta memberikan nilai kepada kepada pelanggan yang
dilakukan secara terus menerus (continuously Improvement)
oleh suatu Industri manufaktur (pabrik).
Tujuan dasar dari suatu bisnis industri manufaktur tentunya
adalah mencapai laba dalam jangka panjang agar keberadaan
atau eksistensi perusahaan tersebut tetap dapat berlangsung.
Untuk mencapai Laba yang sifatnya jangka panjang, perusahaan
18

tersebut perlu melakukan beberapa hal dibawah ini yang dikenal


juga dengan konsep QCDS :
a) Memproduksi produk yang berkualitas tinggi secara
konsisten dan terunggul di kelasnya (Quality).
b) Memastikan biaya produksinya dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya (Cost).
c) Pengiriman yang tepat waktu (Delivery).
d) Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya
(Service).
e) Peningkatan yang berkesinambungan
f) Kepuasan pelanggan
g) Pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan, serta penggunaan sumber daya
alam secara efisien
h) Melindungi lingkungan dari kerusakan melalui penggunaan
sumber daya dan teknologi yang ramah terhadap
lingkungan
i) Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan peraturan
lain yang terkait kefarmasian, keselamatan, kesehatan kerja
dan lingkungan

2.1.6.4 Ketenagakerjaan
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang
sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah
organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga
merupakan kunci yang menentukan perkembangan
perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang
dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk
mencapai tujuan organisasi itu Tanpa adanya manusia,
19

proses bisnis suatu perusahaan tidak akan mungkin


berjalan. Manusia yang memiliki potensi dan kemampuan
sesuai dengan kebutuhan sangat dibutuhkan sebagai sumber
daya perusahaan.
PT. Hexpharm Jaya menggunakan sistem kontrak untuk
para operator. Setelah 2 kali masa kontrak, maka seorang
operator dapat diangkat menjadi pegawai tetap perusahaan
berdasarkan rekomendasi chief unit produksi. Setelah
diterima sebagai pegawai akan melalui 3 bulan masa
percobaan, jika dinilai kinerja baik maka akan diangkat
menjadi pegawai tetap.
b. Prosedur Rekruitmen
Rekrutmen merupakan upaya pencarian sejumlah calon
karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu
sehingga pihak perusahaan dapat menyeleksi orang-orang
yang tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
Berikut ini adalah urutan atau prosedur rekruitmen tenaga
kerja PT. Hexpharm Jaya:
1) Unit yang membutuhkan sumber daya manusia
membuat Personal Request yang diajukan oleh chief unit
kepada manajer produksi. Personal Request berisi 3 hal,
yaitu jabatan yang dibutuhkan; keterangan apakah
jabatan tersebut merupakan pengganti, penambahan,
atau jabatan baru; dan kualifikasi dari sumber daya
manusia yang dibutuhkan.
2) Setelah disetujui oleh manajer produksi, maka
diserahkan pada pihak Human Resource Department.
3) Kandidat yang lolos persyaratan administrasi
pendaftaran akan mengikuti psikotest
4) Setelah lolos psikotest maka kandidat menjalani
interview yang dihadiri oleh pihak HRD maupun user.
20

5) Setelah lolos interview maka kandidat yang lolos


menjalani medical check-up (tes kesehatan umum,
rongent paru-paru, cek darah & hepatitis, TBC, dan
lainnya)
6) Setelah lolos medical check-up maka tahap selanjutnya
adalah diskusi mengenai kontrak kerja.
7) Setelah kedua pihak (perusahaan dan pendaftar)
menyetujui kontrak maka pendaftar resmi diterima
sebagai pegawai PT. Hexpharm Jaya.
8) Setelah melakukan kontrak, pendaftar di training selama
3 hari untuk non produksi (Logistik, QC, Engineering,
Staff) dan 5 hari untuk produksi (Dept. Produksi) di
Kalbe Learning Center (KLC)
9) Setelah dilakukan training di KLC pendaftar akan
mendapatkan training yang dibutuhkan bagi operator
sesuai dengan bidang pekerjaan dari pihak perusahaan
(PT. Hexpharm Jaya) selama bekerja di PT. Hexpharm
Jaya.
2.1.6.5 Pembagian Jam Kerja
Jenis jam kerja pada PT. Hexpharm Jaya dibagi menjadi 3, yaitu
untuk operator, manajemen, dan security.
a. Operator
Operator bekerja selama 5 hari per minggu, hari Senin
sampai Jumat. Di mana dalam 1 hari terbagi lagi menjadi 2
shift, dengan 8 jam kerja per shift.
Shift 1 : 07:00 – 16:00 (istirahat pukul 12:00 – 12:30)
Shift 1 : 07:00 – 15:00(istirahat pukul 11:00 – 13:00) untuk
hari jumat
Shift 2 : 22:00 – 07:00 (istirahat pukul 00:30 – 00:45 &
04:30 – 05:00 )
21

b. Untuk tenaga kerja di jajaran manajemen bekerja selama 5


hari per minggu, hari Senin sampai Jumat. Di mana dalam
1 hari jam operasional pukul 07:00 – 16:00 (istirahat pukul
12:00 – 12:30) dan untuk hari jumat 07:00 – 15:00(istirahat
pukul 11:00 – 13:00)
c. Untuk tenaga kerja security memiliki jam kerja yang sama
dengan operator produksi, hanya saja setiap hari terdapat
tenaga security yang menjaga pabrik dengan sistem rolling.
Jadi 1 orang security bekerja 2 hari shift 1, 2 hari
2.1.6.6 Sistem Pengupaham
Sistem pengupahan PT. Hexpharm Jaya dilakukan di setiap H-
3 akhir bulan. Pengupahan dibayarkan melalui rekening ATM
dari masing-masing karyawan. Standar pengupahan diberikan
berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik
Indonesia. Dalam upah juga memperhitungkan upah lembur
(per jam).

2.1.6.7 Fasilitas yang Diterima Karyawan


Setiap perusahaan membutuhkan karyawan sebagai tenaga yang
menjalankan setiap aktivitas yang ada dalam organisasi
perusahaan. Karyawan merupakan aset terpenting yang
memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesuksesan sebuah
perusahaan. Tanpa mesin canggih, perusahaan dapat terus
beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa karyawan,
perusahaan tidak akan dapat berjalan sama sekali. Sehingga PT.
Hexpharm Jaya memiliki beberapa fasilitas yang ditujukan
untuk para karyawannya sehingga para karyawan merasa aman
dan nyaman untuk bekerja di PT. Hexpharm Jaya. Dan berikut
adalah fasilitas-fasilitas yang diberikan kepada karyawan di PT.
Hexpharm Jaya:
22

a. Tunjangan Hari Raya (THR)


Menurut PerMen No.04/Men/1994 tentang pemberian
tunjangan hari raya. Dan diberikan selambat-lambatnya 7
hari sebelum hari raya. Perusahaan memberikan tunjangan
hari raya ini menjelang hari raya Idul Fitri pada setiap tahun
sekali oleh perusahaan kepada seluruh karyawannya. Untuk
karyawan yang bekerja kurang dari 1 tahun maka berlaku
proporsional.
b. Jaminan Sosial
PT. Hexpharm Jaya memberikan jaminan kesehatan dan
jaminan ketenagakerjaan kepada seluruh karyawan. Jaminan
ketenagakerjaan diambil dari gaji pokok karyawan dengan
ketentuan 3.7% untuk jaminan hari tua, 2% untuk jaminan
pension, dan sisanya dibantu oleh perusahaan. Untuk
jaminan kesehatan diambil 2% dari gaji pokok dan 3%
diambil dari uang perusahaan.
c. Poliklinik
Poliklinik ini merupakan fasilitas yang diberikan kepada para
karyawan, jika karyawan ingin memeriksa kesehatan
maupun untuk pertolongan pertama akibat kecelakaan.
Tenaga poliklinik hanya tersedia setiap hari Selasa & Kamis
dalam 1 minggu.
d. Kantin
PT. Hexpharm Jaya memiliki kantin untuk para
karyawannya, letak kantin ini di lantai 2, kantin ini
digunakan sebagai tempat makan untuk para karyawan saat
jam istirahat.
e. Tempat Ibadah
Di PT. Hexpharm Jaya memiliki musholla bagi umat muslim
yang akan melaksanaan ibadah sholat. Musholla terletak di
dekat kantin. Tetapi untuk melaksanakan ibadah Shalat
23

Jumat bagi umat muslim laki-laki, dilaksanakan di masjid


luar di daerah Kawasan industry
f. Toilet
Toilet tersebar dengan jumlah yang merata pada semua unit
disetiap bangunan pabrik. Toilet difasilitasi dengan kloset
jongkok & kloset duduk, kran (sumber air), dan sabun.
g. Transportasi
Kebanyakan karyawan di PT. Hexpharm Jaya menggunakan
alat transportasi pribadi (kendaraan). Hal ini disebabkan
karena pihak perusahaan tidak menyediakan jemputan untuk
para karyawan. Oleh karena itu perusahaan menyediakan
tempat parkir roda dua yang luas dibagian samping pabrik,
dan tempat parkir roda empat yang disediakan dibagian
depan office.
h. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri digunakan oleh operator untuk menjaga
keamanan serta kebersihan selama dalam proses produksi.
Alat Pelindung Diri yang digunakan berbeda-beda sesuai
proses produksi di setiap unit produksi.
BAB III

Tinjauan Pustaka
3.1 Sistem Penyimpanan
Salah satu fungsi utama gudang adalah sebagai tempat penyimpanan barang
sementara sebelum barang tersebut digunakan. Secara umum, material
dimasukkan ke dalam area penyimpanan setelah proses stuffing selesai.

Dalam sistem pergudangan yang manual, catatan penerimaan barang


dikumpulkan di area penerimaan dan didistribusikan ke berbagai area yang
membutuhkan dokumen tersebut. Sedangkan sistem pergudangan yang sudah
terkomputerisasi menggunakan label barcode yang digunakan untuk melacak
produk.

Barang diidentifikasi dan ditempatkan di container atau pallet yang sesuai.


Barang yang baru datang harus ditempatkan di bawah atau di sisi stock yang
sudah ada.

3.1.1 Metode Penyimpanan


Ada beberapa metode penyimpanan barang yang dapat dilakukan :

a. Random Location System. Sistem ini merupakan yang paling populer


dan ekonomis. Barang yang datang ke gudang ditempatkan secara
random di setiap area yang kosong.
b. Fixed Location System. Setiap item barang mempunyai tempat
penyimpanan yang sudah tetap dan tempat tersebut tidak bisa
digunakan untuk item lain. Staf pergudangan cenderung memilih
sistem ini karena sangat mudah mengingat lokasi kargo.
c. Fixed Area Working on a Random System. Sistem ini merupakan
kombinasi keuntungan dari dua metode sebelumnya, dimana
kumpulan setiap item seperti ball bearing, abrasive, dan suku cadang
dapat digabung di tempat yang sama. Setelah barang-barang tersebut
dipisahkan dan area tetap untuk penyimpanan barang sudah dipilih,
lokasi yang tepat dikendalikan oleh Random Location System.

3.1.2 Kriteria Pemilihan Sistem Penyimpanan


Menurut Singapore Logistics Association (2014) ada beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan untuk memilih sistem penyimpanan :
a. Load
b. Throughput Rate
c. Storage Level

24
25

d. Column Spacing
e. Picking Criterion

3.1.3 Proses Pemilihan dan Tipe Sistem Penyimpanan


Sistem penyimpanan dapat dipilih menggunakan beberapa kriteria yang
sudah disebutkan sebelumnya. Metode first cut menggunakan frekuensi
pemilihan dan densitas penyimpanan.
a. High Pick and High Storage
b. High Pick and Low Storage
c. Low Pick and High Storage
d. Low Pick and Low Storage
Sistem penyimpanan barang di Gudang Farmasi dikelompokkan sesuai
dengan jenis persediaan, sifat fisika dan kimia, diurutkan sesuai dengan
abjad, kemudian diletakkan berdasarkan FIFO (First In First Out), dan
FEFO (First Expired First Out).
Ruang penyimpanan terbagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Suhu kamar (>25oC), seperti sediaan padat atau oral dan alkes.
2. Suhu sejuk (15o – 25oC), pada ruangan AC seperti beberapa
sediaan injeksi, tetes mata, tetes telinga, salep mata
3. Suhu dingin (2o – 8oC), pada almari pendingin seperti obat
sitotoksik, sediaan suppositoria, insulin dan serum.
4. Tempat penyimpanan khusus;
a. Kelompok narkotika dan psikotropika.
b. Kelompok infus, desinfektan, cairan hemodialisa, alat
kedokteran dan alat perawatan.
c. Kelompok bahan berbahaya mudah terbakar (B3 mudah
terbakar).
d. Kelompok bahan baku.
e. Kelompok bahan radiologi seperti film rontgen disimpan pada
tempat yang gelap/terlindung dari sinar matahari.
3.1.4 Konfigurasi Sistem Penyimpanan
Beberapa konfigurasi sistem penyimpanan adalah sebagai berikut:
a. Selective Racking. Lokasi setiap pallet dapat diakses melalui lorong.
Ketika setiap pallet diambil, hanya satu pallet yang dipindahkan dari
lokasi tersebut. Jenis konfigurasi ini merupakan racking system yang
biasa digunakan di pergudangan. Tinggi rak dapat beranekaragam
sesuai dengan kebutuhan.
b. Double-deep Racking. Dua baris single deep rack dapat digunakan
bersama untuk menahan dua pallet. Forklift, stacker, dan reach truck
digunakan untuk mengambil dua pallet.
c. Drive-in Racking. Drive in racking membuat pallet dapat disimpan
secara vertikal di rak penyimpanan.
26

d. Mobile Racking. Jenis ini membantu meningkatkan densitas


penyimpanan. Rak dapat digerakkan menggunakan perangkat
mekanik.
e. Automated Storage and Retrieval System (ASRS). Komponen-
komponen utama dari Automated Storage and Retrieval System
adalah stacker crane, storage rack, dan software.
f. Very Narrow Aisle (VNA). Sistem ini berfungsi mengurangi lebar
lorong dan ketinggian rak dapat mencapai 14 meter.
g. Staf gudang memerlukan dokumentasi untuk melacak barang yang
diletakkan di rak.
h. Carousel. Jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu
vertical dan horizontal. Vertical carousel adalah tempat
penyimpanan otomatis dan mesin pengambilan yang menggunakan
rantai serta rel yang memutar tempat penyimpanan secara vertical.
Jenis vertical ini sangat berguna untuk item yang kecil. Sedangkan
horizontal carousel merupakan penyimpanan otomatis yang
digunakan untuk pemilihan yang efisien dan tempat penyimpanan
yang memiliki kepadatan tinggi.

3.1.5 Alat-alat Logistik untuk Material Handling


Berikut perangkat material handling yang harus terdapat di dalam
Gudang:
a. Container
Container merupakan tempat untuk meletakkan berbagai barang-
barang agar dapat mudah diangkut dan dipindahkan ke tempat
tertentu. Kelebihan dari container adalah memiliki material yang
cukup kuat dan tahan di semua cuaca sehingga barang yang
tersimpan di dalamnya tidak mengalami kerusakan yang berarti.
b. Forklift
Untuk memindahkan barang dengan ukuran yang lebih kecil namun
memiliki bobot yang lumayan berat, forklift kerap digunakan dalam
aktivitas pergudangan. Termasuk ke dalam kategori transportasi
untuk di logistik, forklift sangat berguna untuk memindahkan barang
seperti peti kemas, onderdil mobil atau kardus-kardus air mineral
dengan ringkas dan efisien. Jangkauan jarak yang dapat ditempuh
oleh forklift lumayan jauh dan sangat memudahkan dalam
memindahkan barang-barang tersebut.
c. Hand Lift/Hand Truck
Alat ini mempunyai kegunaan serupa dengan forklift namun yang
membedakan ialah jika forklift menggunakan tenaga mesin yang
dioperasikan oleh manusia, hand lift/hand truck sepenuhnya
27

dioperasikan menggunakan pengarahan dari operatornya yang


bersifat manual.
d. Crane
Beberapa gudang memiliki sistem crane tersendiri agar
memudahkan pengangkatan dan pemindahan berbagai macam
barang-barang berat yang tidak mampu diangkut oleh perangkat
gudang lainnya. Biasanya crane digunakan juga untuk
memperlancar proyek konstruksi.

3.2 Lead Time


Lead Time adalah waktu tunggu dimulai saat permintaan dibuat dan berakhir
saat pengiriman. Lead time akan dimulai saat pekerjaan mulai atas permintaan
dan berakhir saat item siap dikirim. Dalam pengertian singkatnya Lead Time
merupakan apa yang pelanggan lihat.
Arti Lead time adalah waktu rata-rata untuk mengalirnya satu unit produk di
sepanjang proses mulai awal sampai akhir termasuk waktu menunggu atau
waiting time antara sub-sub proses.
Manufacturing lead time adalah periode waktu antara pemesanan pelanggan
dan waktu pesanan itu selesai dikerjakan. Lead time yang pendek menjadi
sebuah keunggulan kompetitif, karena banyak pelanggan ingin pengiriman
produk mereka sesegera mungkin. Lead time terdiri dari waktu tunggu dan
waktu throughput, dan biasanya lead time diukur dalam hitungan hari.
3.2.1 Throughput Time
Waktu throughput adalah ukuran waktu yang dibutuhkan untuk material,
bagian atau sub-assembly untuk melewati proses manufaktur setelah
perintah rilis ke lantai produksi. Waktu throughput atau waktu manufaktur
terdiri dari proses, waktu pemeriksaan, memindahkan waktu antrian.
Secara singkat throughput didefinisikan sebagai banyaknya produk atau
orang yang terlayani dalam waktu tertentu (misalnya 10orang/menit).

3.2.2 Efsiensi Manufaktur


Sebuah perusahaan manufaktur dapat mengurangi waktu throughput dengan
meminimalkan waktu yang digunakan untuk memeriksa, bergerak dan
kegiatan antrian. Sebagai hasil dari meminimalkan kegiatan tersebut,
manufacturing lead time juga berkurang dan kinerja pengiriman meningkat.
Tujuan implementasi metodologi seperti Lean dan Six Sigma diantaranya
adalah mengurangi lead time dan meningkatkan throughput dengan
meningkatkan efisiensi.
Efisiensi manufaktur dapat dihitung dengan membagi waktu proses dengan
total waktu tunggu, waktu pemeriksaan, memindahkan waktu dan waktu
28

antrian. Persentase yang dihasilkan adalah bagian dari waktu produksi yang
terdiri dari waktu-non-nilai tambah, yang merupakan waktu yang digunakan
untuk kegiatan selain menghasilkan produk akhir.

3.3 Alur Proses Penimbangan Produk PT. Hexpharm Jaya

Potong MI
Reservasi
(Material material
Issue)

Proses
Penimbangan Penyiapan
Material

Gambar 3.1 Alur Proses Penimbangan


Pada gambar alur diatas dapat jelaskan bahwa perhitungan lead time proses
penimbangan produk terhitung dari awal pemotongan MI(Material Issu)
hingga selesai proses penimbangan.
BAB IV

Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.1 Lingkup Pekerjaan


Pelaksanaan kerja praktek di PT. Hexpharm Jaya di Departemen Logistik RM
di bawah pengawasan Ibu Florentina Silviana Devi selaku Supervisor Logistik,
serta Bapak Endang Rahmat leader penimbangan. Penulis membantu
mengumpulkan data mengenai inventory penyimpanan bahan baku Metformin
HCL.
Penulis dalam pelaksanaan kerja praktek dibantu oleh:
a. Bapak Endang Rahmat, selaku leader penimbangan, yang membantu
memberi arahan dan informasi selama pengambilan data.
b. Bapak Bisri Sudirman selaku leader penerimaan material, yang membantu
memberi arahan dan informasi selama pengambilan data.
c. Ibu Florentina Silviana selaku manager Purchasing, yang membantu
memberikan informasi dan data yang dibutuhkan.
d. Tanggung Jawab dan Wewenang Dalam Pekerjaan.
Penulis ditempatkan di bagian Logistik RM(Penimbangan) pada PT.
Hexpharm Jaya. Dalam departemen tersebut penulis memiliki tanggung jawab
untuk melakukan pengamatan dan pengukuran mengenai inventory
penyimpanan bahan baku Metformin HCL PT. Hexpharm Jaya. Pengukuran
penyimpanan bahan baku Metformin HCL dilakukan dikarenakan perusahaan
menemukan masalah bahwa kinerja dari proses penimbangan material
metformin banyak mengalamin kendala pada saat proses penyiapan bahan baku
yang tersimpan pada rak penyimpanan. Oleh karena itu perusahaan
mengininkan dilakukannnya pengukuran mengenai inventory penyimpanan
bahan baku Metformin HCL agar mengetahui masalah yang ada pada
perusahaan. Wewenang yang diberikan kepada penulis antara lain :
a) Penulis diizinkan untuk mengamati secara langsung kegiatan atau aktivitas
yang terjadi

29
30

b) Penulis dizinkan untuk berkomunikasi atau bertanya kepada pembimbing


apabila ada hal yang tidak dipahami dari proses yang terjadi.
c) Penulis diizinkan mengambil data yang diperlukan untuk kelengkapan
laporan dengan persetujuan dari pembimbing atau manager .

Selain weweanng yang diberikan penulis juga diberi tanggung jawab untuk
melaporkan hasil pengukuran mengenai inventory penyimpanan bahan baku
Metformin HCL kepada manager Logistik pada akhir kerja praktek. Selain itu
juga penulis diberi tanggung jawab untuk melaporkan kegiatan atau pekerjaan
yang kurang selama melakukan penelitian sehingga bisa dilakukan perbaikan
secara cepat.

4.2 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan kegiatan kerja praktek dilakukan dengan metode sebagai berikut.
a. Observasi
Penulis melakukan pengamatan ke seluruh sistem produksi, pembelian
barang, proses pengiriman dan juga proses bisnis perusahaan. Serta
dilakukannya
b. Pengambilan data
Setelah melakukan observasi penulis melakukan pengambilan data yang
dibutuhkan yaitu data pengiriman, data waktu produksi, data penjadwalan
produksi, data suppluer assessment dan juga data manajemen mutu.
c. Pengolahan data
Setelah data yang dibutuhkan lengkap penulis melakukan pengolahan data
dengan bantuan Ms. Excel
d. Analisis data
Penulis melakukan rekapitulasi dan analisis data dari Ms. Excel dimana data
yang digunakan dikategorikan dalam proses perencanaan, pembelian bahan
baku, produksi, pengiriman barang, dan pengembalian barang. Setelah
melakukan analisis dilakukannya ditentukan proses mana saja yang
memiliki kinerja buruk dan perlu diperbaiki
e. Konsultasi dengan pihak perusahaan
31

Setelah hasil analisis selesai penulis melakukan konsultasi dengan pihak


perusahaan mengenai hasil yang didapat dan juga memberi masukan untuk
proses perbaikan dimana proses mana saja yang perlu menjadi perhatian
oleh perusahaan untuk diperbaik

Bagan 4.1 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Kerja Praktek

Start

Obsevasi dan pengamatan sistem

1. Pro
1. Proses Penyiapan Produk
2. Proses supply material ses
Pen
yia
Pengambilan data pan
Mat
\\ Waktu Penyiapan Produk eria
1.
l
2. Waktu tunggu supply material
2. Wa
ktu
tun
Pengolahan data ggu
dengan bantuan Ms. sup
Excel ply
mat
eria
l
Analisis Data

Konsultasi Pihak
Perusahaan

Selesai
32

4.3 Hasil Pekerjaan


Hasil pekerjaan yang diperoleh penulis selama melaksanakan kerja praktek
adalah mengatur tata letak penyimpanan material metformin HCL dan nilai
kinerja aktual perusahaan meliputi data kesesuaian penyiapan produk dari awal
potong produk, kesesuaian waktu supply material, kesesuaian waktu timbang
produk.
4.4 Tata Letak Penyimpanan Material
Penulis membuat penataan khusus untuk penyimpanan material metformin
HCL yang sebelumnya dapat disimpan pada ketinggian/level 7 maksimal
diubah menjadi ketinggian/level 4 maksimal pada saat proses penyimpanan
Level

Kolom
Gambar 4.1 Ilustrasi Rak Penyimpanan

4.5 Menghitung hasil kerja


Perhitungan hasil kerja dilakukan oleh penulis untuk membandingkan waktu
penimbangan produk metformin sebelum adanya kerja praktek dan sesudah
adanya hasil kerja praktek. Untuk membandingkan waktu penimbangan
produk metformin, penulis mengambil rata-rata waktu timbang dari 3 bulan
sebelum kerja praktek dan 3 bulan selama kerja praktek. Waktu timbang itu
sendiri terhitung dari mulai dari pemotongan produk dengan sistem sampai
dengan selesai penimbangan produk sebagai batasan waktu penentuan yang
akan diambil sebagai data perhitungan hasil kerja praktek.
33

Table dibawah ini merupakan hasil perhitungan rata-rata waktu timbang dari
produk metformin dari bulan Februari-Juni :

Tabel 4.1Penurunan Leadtime produk metformin


Januari Februari Maret April Mei Juni

Average Leadtime timbang 140


176 168 157 150 149
produk metformin

Tabel 4.2 Grafik penurunan leadtime produk metformin

Grafik penurunan leadtime produk metformin


200
176
180 168
157
160 150 149
140
140
120
100
80
60
40
20
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

Dari table dan grafik dapat dilihat bahwa adanya penurunan waktu timbang
produk metformin dari sebelum adanya kerja praktek hingga 3 bulan kerja
praktek. Data data waktu timbang tersebut diambil dari laporan bulanan admin
penimbanganan yang merekap untuk dilaporkan kepada supervisor
penimbangan.
Perhitungan untuk diambil menjadi waktu timbang terhitung dari potong
MI(Material Issue) hingga selesai timbang produk tersebut.
BAB V
Kesimpulan

Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. wewenang yang diberikan penulis juga diberi tanggung jawab untuk
melaporkan hasil pengukuran mengenai inventory penyimpanan bahan
baku Metformin HCL kepada manager Logistik pada akhir kerja praktek.
2. Pengukuran penyimpanan bahan baku Metformin HCL dilakukan
dikarenakan perusahaan menemukan masalah bahwa kinerja dari proses
penimbangan material metformin banyak mengalamin kendala pada saat
proses penyiapan bahan baku yang tersimpan pada rak penyimpanan
3. produk metformin sebelum adanya kerja praktek dan sesudah adanya
hasil kerja praktek.
4. adanya penurunan waktu timbang produk metformin dari sebelum
adanya kerja praktek hingga 3 bulan kerja praktek

34
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hexpharmjaya.com/our-history

Singapore Logistics Association, 2014. Warehouse Practices. Singapore: Straits


Times Press Pte Ltd
LAMPIRAN
Kartu Assistensi

Anda mungkin juga menyukai