DISUSUN OLEH:
Abioso Wicaksono (01073170003)
PEMBIMBING :
dr. Werlinson Tobing Sp.M
BAB I
Pendahuluan
Corpus alienum atau benda asing dalam istilah medis merupakan salah satu
penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva.
Trauma mata adalah cidera mata yang dapat mengakibatkan kelainan mata.
Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata tergantung dari
besarnya corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan
jenis bendanya sendiri. Bila ini berada pada segmen anterior dari bola mata, hal ini
tidak sebahaya jika dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen
posterior.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi :
Benda asing pada konjunktiva adalah golongan spesifik dari benda asing pada
mata. Benda asing pada mata sendiri dapat dibagi menjadi:
Benda asing ekstraokuler: Palpebra, sklera, konjunktiva dan kornea
Benda asing intraokuler: Segmen anterior, iris, lensa, vitreous, retina dan intraorbital
Yang biasanya terdapat pada benda asing ekstraokuler berupa debu, pasir,
partikel besi, bulu mata, kayu dan sayap dari serangga
2.2 Epidemiologi :
2.3 Etiologi :
Mekanik, meliputi :
2
Terkena tonjokan tangan
o Pasir
o Tanah
Plasits
3
Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat
Fototobia
Konjungtiva mata terdiri dari lapisan epitel yang terdiri dari epitel skuamosa
bertingkat dan bertingkat. Ini non-keratin dengan sel piala diselingi. Ada juga terdapat
dalam pembuluh darah lapisan epitel ini, jaringan fibrosa, saluran limfatik, melanosit,
limfosit sel T dan B, sel Langerhans, dan kelenjar lakrimal tambahan. Lapisan yang
lebih dalam, substantia propria atau submukosa konjungtiva, terdiri dari limfoid
superfisial dan jaringan fibrosa. Substansi propria adalah lapisan jaringan yang hanya
ada di konjungtiva, tetapi tidak di jaringan mata lainnya. Sejumlah limfosit, sel mast,
sel plasma, dan neutrofil hadir dalam lapisan jaringan ikat ini. Akhirnya, lapisan fibrosa
yang paling dalam berisi saraf dan pembuluh darah yang menyediakan persarafan dan
4
suplai darah ke konjungtiva. Juga terletak di dalam lapisan yang dalam ini adalah
kelenjar Krause.
Epitel konjungtiva memiliki ketebalan 3 hingga 5 lapisan sel. Sel-sel basal epitel
berbentuk kuboid dan menjadi lebih rata saat mendekati permukaan.
5
Gambar 2: Anatomi dari konjunktiva
http://www.centralsydneyeye.com.au/eye-anatomy/
2.5 Patofisiologi :
Mechanical effect
Ketika benda asing tertanam pada kornea, terjadi rasa nyeri yang tajam dan serta
membakar, diikuti dengan pengeluaran refleks air mata dan kebutaan sesaat, lalu
keras yang menyebabkan benda asingnya dapat menanam dengan aman ke kedalaman
kornea, sedangkan jika dibiarkan sendiri, benda asing mungkin telah keluar dengan
aman karena sudah dicuci ke dalam cul-de-sac konjungtiva. Gejala-gejala ini menonjol
terutama di bagian atas dan tengah kornea. Jika benda asing itu sentral, penurunan
penglihatan bisa terjadi; tidak hanya disebabkan oleh lakrimasi tetapi juga dengan
Jika bahan asing bersifat inert secara kimiawi (batu bara, gelas dll.), Itu adalah
biasanya tergabung dalam jaringan kornea di mana, itu tertanam secara permanen. Jika
6
iritasi dan memicu reaksi kimia dalam jaringan (besi, tembaga dll.), Infiltrasi inflamasi
biasanya muncul sebagai cincin abu-abu. Situs ini ditandai oleh opacity permanen,
kelopak atas, terutama yang terletak di lipatan subtarsal, terus menerus mengikis kornea
selama berkedip.
Dalam sklera impaksi benda asing jarang terjadi. Mereka biasanya ditemukan
memadai.
Benda non-organik
Contoh : emas, perak, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi.
Benda organik
Contoh : batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata.
2.6 Diagonsis :
1. Anamnesis:
Pada anamnesis gejala-gejala yang paling sering ditemui pada pasien dengan
benda asing pada konjunktiva adalah Foreign Body Sensation atau merasa ada yang
mengganjal pada matanya, lalu diikuti oleh pengeluaran air mata yang berlebihan
7
Apakah pasien mengetahui benda apa yang masuk ke matanya, untuk
membedakan apakah benda yang masuk ke mata pasien berupa organic atau
non-organik
mengetahui apakah dapat terjadi trauma pada bola mata yang bersifat
o Aktivitas apa yang sedang dikerjakan saat benda asingnya masuk dan
2. Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik dimulai dari penilaian dari visus pasien, dikarenakan jika visus
pasien menurun dapat mengarah ke sebuah trauma bola mata yang penetrating sehingga
tatalaksananya beda dengan pasien yang tidak mengalami trauma tersebut. Saat
Dilanjutkan dengan pemeriksaan dengan slit lamp, dalam pemeriksaan ini dapat
ditemukan:
Menilai apakah terjadi robekan pada iris, defek transiluminasi, defek opsitas
Jika tidak ada bukti adanya perforasi, dilanjutkan dengan eversi kelopak yang
dapat menggukan speckulum Desmarres dan inspeksi pada fornix jika terdapat
8
Dapat dilakukan dilatasi pada mata dengan obat sikloplegik seperti Tropicamide
1% (Mydriacil, Tropicacyl) sebanyak 1-2 tetes untuk memeriksa segmen posterior jika
3. Pemeriksaan Penunjang:
2.7 Tatalaksana :
9
Gambar 4, Posisi pasein saat dilakukan
tindakan
10
DAFTAR PUSTAKA:
1. Shumway CL, Wade M. Anatomy, Head and Neck, Eye Conjunctiva. [Updated 2018
Oct 27]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2018 Jan-
. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519502/
2. Luqman M, Bahoo A, Jamil AZ. Types of Ocular Surface Foreign Bodies and Their
Correlation with Location in the Eye. 2018;(January).
3. Loporchio D, Mukkamala L, Gorukanti K, Zarbin M, Langer P, Bhagat N. Intraocular
foreign bodies: A review. Surv Ophthalmol [Internet]. 2016;61(5):582–96. Available
from: http://dx.doi.org/10.1016/j.survophthal.2016.03.005
4. Edition S. EMERGENCY An Illustrated Guide FOR URGENT REFERRAL
PLEASE CALL THE OPHTHALMOLOGIST ON.
5. Surgery E, Article O. Foreign body traumas of the eye managed in an emergency
department of a single-institution Bir merkezin acil servisinde tedavi edilen gözün
yabancı cisim travmaları. 2012;18(1):75–9.
6. Subba Reddy, P & Nirmala, K & Radhika, S & Ravi, S & Paul, Christina. (2016).
Incidence of Ocular Surface Foreign Body and its Correlation with Specific
Occupation and Preventive Measures. GJRA - GLOBAL JOURNAL FOR
RESEARCH ANALYSIS. 5. 56-8.
7. Nainiwal PSK, Sharma R, Mbbs AK, Mbbs NM, Mbbs PJ, Mbbs A, et al.
Management of Retained Intraocular Foreign Body : Our Experience. 2017;16(7):9–
13.
8. Vicente M, Sobrinho DA, Carla A, Aguiar B De. Epidemiological profile of eye
diseases in an emergency center complex in Campinas , Brazil. 2016;15(1):10–1.
9. Babineau MR, Sanchez LD. Ophthalmologic Procedures in the Emergency
Department. 2008;26:17–34.
10. Farooq MK, Heegaard S. Foreign body reaction in the conjunctiva and ocular surface
caused by synthetic and organ- ic fibers. 2016;
11. Pandey A. Ocularπ Foreign Bodies: A Review. Journal of Clinical & Experimental
Ophthalmology. 2017;08(02).
11