Anda di halaman 1dari 40

PRESENTASI KASUS

FISTULA PREAURIKULAR
TERINFEKSI
Joshua Garin Dwicahyo Listianto Linggo
Moses Rizky Haryanto
Identitas

Nama : Bp. B

Usia : 29 Tahun (24 December 1989)

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Alamat : Bitung Jaya

Agama : Islam

No. Rekam medis : RSUS 00-85-04-XX


ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada
tanggal 14 Maret 2018 pukul 10.30 di ruang poliklinik lantai 2
Rumah Sakit Siloam Lippo Village.

KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan bengkak di depan telinga kanan
sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● Pasien datang dengan keluhan bengkak di depan telinga kanan
sejak 3 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
bengkak mulai dari bagian atas kuping, lalu kebagian depan
kuping.

● 3-4 hari pertama, pasien merasakan sangat kesakitan dengan


skala 8/10, panas dan sempat demam, namun tidak diukur dan
bengkaknya berbentuk seperti “biji kemangi”.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● 3 hari SMRS, pasien merasa bahwa bengkak di depan telinga
kanan sempat keluar cairan bening putih, namun tidak terdapat
adanya darah dan pasien berobat ke Rumah Sakit Hermina dan
diberi obat radang dan antibiotik, namun pasien lupa nama obat
yang diberikan.Setelah itu pasien dirujuk ke Rumah Sakit
Siloam Lippo Village.

● Pasien mengatakan bahwa dirinya mengalami keluhan serupa


pertama kali sekitar + 12 tahun yang lalu, saat pasien masih
SMK, dimana awalnya bengkak timbul seperti bisul dan bertambah
besar dan pecah yang mengeluarkan cairan. Keluhan tersebut
kemudian terus hilang timbul.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● Pasien mengaku bahwa lubang di kedua telinganya sudah ada
sejak lahir.

● Demam (-), Pilek (-), Nyeri (-), Penurunan Pendengaran (-)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


● Pasien mengaku bahwa benjolan tersebut pernah dialaminya
sekitar + 12 tahun yang lalu saat pasien masih SMK.

● Riwayat Operasi (-), Diabetes (-), Darah Tinggi (-),


Kolesterol (-), Riwayat Alergi Obat atau Makanan (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
● Ibu dari pasien juga memiliki lubang pada kedua telinganya,
namun tidak pernah mengalami keluhan serupa.

● Riwayat diabetes (-), hipertensi (-), asma dan alergi (-)

RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI DAN KEBIASAAN


● Pasien memiliki asuransi berupa BPJS kelas 1.

● Saat ini pasien sudah bekerja.

● Riwayat merokok sekitar 1 bungkus perhari dan tidak


mengkonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
● Keadaan umum: tampak sakit ringan
● Tingkat kesadaran: compos mentis
● GCS: E4M6V5
KANAN KIRI
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit keseluruhan ● Pigmentasi kulit seragam
● Tidak ada sianosis/kebiruan
● Tidak ada ikteris/jaundice/kekuningan
● Tidak ada kemerahan
● Tidak ada edema
● Elastisitas dan turgor normal

Kepala dan wajah Rambut ● Rambut tersebar secara merata


● Rambut berwarna hitam, kuat, tidak mudah rontok
Kulit kepala ● Tidak terdapat bekas luka Mata ● Mata normal
● Tidak ada massa ● Konjungtiva tidak pucat
● Tidak ada deformitas ● Tidak ada sclera ikteris
● Tidak ada sianosis/kebiruan ● Tidak ada ptosis (drooping eyelids)
● Tidak ada ikteris/ jaundice/ kekuningan ● Tidak ada bekas luka
● Tidak ada kemerahan ● Pupil bulat, sama besar dan bentuk
● Tidak ada edema (isokor), diameter 3mm/3mm
● Refleks pupil langsung dan tidak
langsung normal (+/+)
● Jarak antar mata simetris
● Pergerakan bola mata normal
Fungsi ● Pergerakan kepala normal
● Tidak ada keterbatasan lapang
● Tidak ada keterbatasan gerak (range of
pandang
motion)
● Tidak ada strabismus
Thorax

Jantung Inspeksi ● Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi ● Iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicular sinistra

Perkusi ● Batas jantung normal, tidak ada pembesaran

Auskultasi ● Suara jantung normal


○ S1 S2 normal
○ Tidak ada murmur
○ Tidak ada gallop
Paru-paru Inspeksi ● Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit
● Kembang paru simetris, tidak ada yang tertinggal
● Tidak ada barrel chest
● Tidak ada pectus excavatum maupun pectus carinatum
● Tidak ada lesi / massa / ruam / bekas luka
● Tidak ada retraksi intercostal
● Tidak ada retraksi supraclavicular
● Tidak ada penggunaan otot pernapasan abdomen

Palpasi ● Taktil vremitus tidak dapat dilakukan

Perkusi ● Perkusi paru normal, sonor dan simetris di kedua lapang paru
● Batas paru hepar normal

Auskultasi ● Tidak ada wheezing


● Tidak ada rhonchi
Abdomen Inspeksi ● Tidak ada abnormalitas pigmentasi kulit
● Tidak ada distensi abdomen
● Tidak ada ruam / bekas luka / massa abnormal
● Tidak ada striae
● Tidak ada caput medusa

Auskultasi ● Bising usus normal (12x/min)


● Tidak ada bruit aorta abdominalis maupun bruit arteri renalis
● Tidak ada clicking sound maupun metallic sound

Perkusi ● Perkusi normal, timpani di seluruh bagian abdomen

Palpasi ● Palpasi normal


● Tidak terdapat nyeri tekan
● Tidak ada hepatomegali
● Tidak ada splenomegali
● Ballotement test (-/-)
● Pemeriksaan nyeri ketok CVA negatif pada kedua sisi (-/-)
Ekstremitas atas dan Look ● Tidak terdapat abnormalitas pigmentasi kulit
bawah ● Ekstremitas simetris secara orientasi anatomis
● Jari-jari tidak ada tanda deformitas
● Tidak sianosis/kebiruan
● Tidak ikteris/jaundice/kekuningan
● Kuku normal, tidak ada clubbing finger

Feel ● Ekstremitas hangat


● Capillary Refill Time normal (2 detik)
● Tidak terdapat krepitasi ataupun nyeri tekan

Move ● Gerak aktif maupun pasif tidak terdapat


abnormalitas
PEMERIKSAAN THT
PEMERIKSAAN THT
PEMERIKSAAN THT
RESUME
● Pasien laki - laki, umur tahun 29 tahun datang dengan keluhan utama telinga kanan bengkak sejak 3 minggu
SMRS. Bengkak berawal dari atas kuping, lalu kebagian ke depan kuping.
● 3-4 hari pertama, pasien merasa kesakitan dengan skala nyeri adalah 8/10, panas dan sempat demam, namun tidak
diukur dan bengkak sebesar biji kemangi.
● 3 hari SMRS, bengkak tersebut sempat mengeluarkan cairan bening tanpa darah dan pasien sempat berobat ke RS
Hermina dan diberi obat radang dan antibiotik, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Siloam.
● Pasien pertama kali mengalami keluhan serupa 12 tahun yang lalu dan terus hilang timbul sampai sekarang.
● Pasien memiliki riwayat merokok 1 bungkus per hari.
● Pasien mengaku bahwa lubang di kedua telinganya sudah ada sejak lahir. Ibu dari pasien juga memiliki lubang
pada kedua telinganya namun tidak memiliki keluhan yang serupa.
● Pada pemeriksaan fisik, hasil yang signifikan ditemukan adanya fistula pada kedua telinga dan hiperemis dan
edema pada telinga kanan.
DIAGNOSIS KERJA
Fistula Preaurikular Terinfeksi

DIAGNOSIS BANDING
● Furunkulosis
● Epidermal inclusion cyst
TATALAKSANA
● Metronidazole 50 mg tab 3 kali sehari selama 5 hari
● Methylpredinisolone 4 mg tab 3 kali sehari selama 5-7 hari

PROGNOSIS
● Ad Vitam : Bonam
● Ad Functionam: Bonam
● Ad Sanationam: Dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka

Fistula Preaurikular
Anatomi Telinga Luar
● Telinga luar terdiri dari seluruh aurikel di luar, meatus
akustikus internus, sampai dengan membran timpani.
● Aurikel (daun telinga) terdiri dari tulang rawan yang
dilapisi oleh kulit, dan dilekati juga oleh otot-otot dan
ligamen ekstrinsik
Anatomi Telinga Luar
● Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan otot - otot ini
menghubungkan daun telinga dengan tulang tengkorang dan kulit kepala.

○ M. Aurikularis Anterior

○ M. Aurikularis Superior

○ M. Aurikularis Posterior

● Otot Intrinsik terdapat 6, yang menghubungkan bagian - bagian daun telinga:

○ M. Heliksis Mayor

○ M. Heliksis Minor

○ M. Tragikus

○ M. Antitragus

○ M. Oblique Aurikularis

○ M. Tranversus Aurikularis
Anatomi Telinga Luar
Anatomi Telinga Luar
● Liang telinga luar, merupakan struktur yang membentuk huruf
“S” yang panjangnya kira - kira 2,5 cm,
○ rangka tulang rawan pada ⅓ bagian luar
○ ⅔ bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
● Pada ⅓ bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak
kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut.
○ Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga.
● Pada ⅔ bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
● Membran Timpani berbentuk bundar dan cekung dan terlihat
oblik.
○ Bagian atas disebut pars flaksida (Membran Shrapnell)
○ bagian bawahnya adalah pars tensa (Membran Propria)
Vaskularisasi dan Limfatik dari Telinga Luar
Vaskularisasi telinga luar terdiri dari:
● Cabang arteri temporalis superfisial
● Arteri occipitalis
● arteri aurikular posterior yang berasal dari arteri
karotis eksterna.
● Arteri aurikular anterior yang berasal dari arteri
temporalis superfisial memperdarahi bagian luar liang
telinga dan bagian anterior telinga.

Vena telinga bagian anterior, posterior dan dalam bermuara:


● ke vena jugularis eksterna atau vena mastoid
● namun terkadang bermuara juga ke vena temporalis
superfisial.
Vaskularisasi dan Limfatik dari Telinga Luar
● Sistem limfatik dari telinga luar terdiri dari
pembuluh-pembuluh limfe yang berada dari:
○ papilla dermis di sekeliling folikel rambut dan kelenjar
sebasea.
● Pembuluh limfe tersebut mengalir ke dalam kelenjar getah
bening preaurikular dan postaurikular.
○ Dari situ, aliran getah bening dapat pergi ke kelenjar
parotid, nodul-nodul mastoid, atau nodul-nodul servikal.
Persarafan Telinga Luar
Persarafan sensorik dari telinga luar terdiri dari saraf kranial dan juga saraf kutaneus.
● Permukaan anterolateral permukaan telinga, dinding superior dan anterior dari liang telinga, dan segmen anterior dari
membran timpani dipersarafi oleh nervus aurikulotemporalis yang adalah cabang dari CN.V bagian
mandibularis.
● Bagian konka, dinding posterior dan inferior dari liang telinga, dan segmen posterior dan inferior dari membran
timpani dipersarafi oleh cabang aurikularis dari CN.VII, CN.IX, dan CN.X.
● Batang saraf utama berjalan sejajar dengan permukaan kulit dan mempersarafi kelenjar-kelenjar apokrin, ekrin, serta
folikel rambut.
Embriologi
Pada minggu ke 6 dari gestasi, telinga mulai membentuk. Telinga luar dibentuk oleh celah brankial pertama ektoderm. Meatus akustikus
internus dibentuk oleh first pharyngeal groove bagian dorsal. Pada bulan ke 7, lapis epitel di lantai meatus akan berproliferasi menjadi
gendang telinga definitif. Aurikula terbentuk oleh lapisan mesenkim diujung dari dorsal first and secondary pharyngeal arch yang mengelilingi
first pharyngeal groove dan akan membentuk 6 auricular hillock pada masing-masing sisi meatus akustikus eksternus. Auricular hillocks ini lalu
akan bersatu untuk membentuk aurikula definitif. Hillock 1, 2, dan 3 akan membentuk tragus, helical crus, dan helix. Hillock 4 dan 5 akan
membentuk antihelix. Hillock 6 membentuk antitragus.
DEFINISI FISTULA PREAURIKULAR
● Fistula preaurikular adalah invaginasi dari epitel kulit pada bagian preaurikular dekat
dengan ascending limb of helix.
● Kondisi ini bersifat kongenital dan dapat terjadi secara acak atau secara autosomal
dominan.

EPIDEMIOLOGI
● Insidensi tertinggi pada ras Asia dan Afrika (4-10%)
● 1% dari seluruh bayi terlahir dengan fistula preaurikular
● Pria = Wanita, kelainan lokus pada kromosom 8q11.1 - q13.3
● Berhubungan dengan sindrom brachio-oto-renal yang diturunkan
secara autosomal dominan melalui mutasi gen EYA 1 dan SIX 1.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Terdapat beberapa teori mengenai pembentukan Fistula Preaurikular:
1. Kegagalan penggabungan dua dari enam hillocks yang muncul dari
arkus brankial pertama dan kedua
2. Penutupan yang tidak sempurna dari bagian dorsal kantong faringeal
pertama
3. Terbentuknya dari lipatan ektodermis yang terisolasi saat
pembentukan aurikula.

Fistula preaurikular sering menjadi lokasi infeksi. Bakteri yang umumnya


sering menyebabkan infeksi ini adalah Staphylococcus aureus (31%),
Streptococcus viridans (15%), Peptococcus species (15%), dan Proteus
spesies (8%).
MANIFESTASI KLINIS
Tipe Fistula Preaurikular:
1. Tipe klasik pada fistula preaurikular terdapat kantong yang ada di
depan kanalis auditorius eksterna
2. Tipe varian terdapat kantong yang ada di posterior aurikula.

Fistula Preaurikular Terinfeksi:


● Peradangan: Bengkak, kemerahan, sekret, nyeri, gatal
● Demam
● Sakit kepala
● Jaringan parut
DIAGNOSIS
Fistula Preaurikular:
● Anamnesis: Adanya lubang di depan atau belakang telinga sejak lahir
● Pemeriksaan Fisik: Ditemukan fistula di depan atau di belakang
aurikula
● Pemeriksaan Penunjang: Fistulografi (menyuntikkan cairan kontras
melalui muara fistula → di check), MRI, atau CT-scan
● Gambaran Histopatologi: struktur tubular sederhana atau pola
arborise, hiperkeratosis dan parakeratosis, sel-sel inflamasi
Fistula Preaurikular Terinfeksi:
● Anamnesis: Tanda-tanda peradangan di dekat fistula preaurikular
● Pemeriksaan Fisik: Edema, hiperemi, nyeri tekan, sekret pada lokasi
● Kultur bakteri
TATALAKSANA
Fistula Preaurikular yang asimptomatik:
● Selama tidak ada keluhan, fistula tidak perlu diberikan terapi apapun

Fistula Preaurikular Terinfeksi:


● Fase akut: Antibiotik (gentamisin, ofloksasin, cerufoxime dan
amoksisilin-klavulanat) + Kompres hangat
● Abses: Insisi + Drainase
● Infeksi berulang atau persisten walau telah diobati secara
medikamentosa: Wide excision → memiliki tingkat rekurensi paling
rendah
KOMPLIKASI
Fistula Preaurikular:
● Infeksi saluran fistula

Fistula Preaurikular Terinfeksi: Infeksi dari liang fistula dapat


menyebar kepada struktur-struktur lainnya seperti
● Pinna
● Sendi temporomandibular
● Meatus akustikus eksternus
ANALISIS KASUS
Fistula Preaurikular Terinfeksi:
● Bengkak pada bagian depan telinga kanan, skala nyeri mencapai 8/10,
hiperemis, mengeluarkan sekret.
● Lokasi dibawah fistula preaurikular
● Adanya rasa nyeri, demam, bengkak, dan mengeluarkan sekret dapat
mengarahkan adanya infeksi.
● Lubang di depan kedua telinga pasien sudah ada sejak lahir dan ibu
pasien juga memiliki lubang yang sama pada kedua telinganya
ANALISIS KASUS

Tatalaksana:
1. Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi kuman karena infeksi sudah
berulang
2. Apabila terbentuk abses, dilakukan insisi dan drainase.
3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan fistulograf untuk
menentukan lokasi dan panjang dari fistula
4. Operasi dapat dipertimbangkan karena pasien sudah berulang kali
mengalami infeksi sejak remaja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Morton DA, Foreman KB, Albertine KH. The big picture gross anatomy. McGraw-Hill’s AccessMedicine. 2011.
2. Sp.THT EASPD, Nurbaiti iskandar PDST. Buku Ajar Ilmu Kesehatan - Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 7th ed.
3. Heetun M. Gray’s Anatomy for Students. BMJ. 2018;
4. Khonsary S. THIEME Atlas of Anatomy, Head and Neuroanatomy. Surg Neurol Int. 2016;
5. Lalwani AK. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology — Head & Neck Surgery. McGrawH-ill. 2012.
6. Yudhanto D. Penatalaksanaan sinus preaurikular kongenital. 2013;6(1):1–7.
7. Glenn C Isaacson, MD F. Congenital anomalies of the ear - UpToDate [Internet]. April 2, 2018. 2019 [cited 2019 Mar 22]. Available from:
https://www.uptodate.com/contents/congenital-anomalies-of-the-ear?search=preauricular&source=search_result&selectedTitle=2~60&usage_type=defa
ult&display_rank=2
8. Kumar Chowdary KVS, Sateesh Chandra N, Karthik Madesh R. Preauricular sinus: a novel approach. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg [Internet].
2013 Jul [cited 2019 Mar 22];65(3):234–6. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24427573
9. Gupta R, Agrawal A, Poorey V. Preauricular sinus: a clinicopathological study. Int J Res Med Sci. 2015;3(11):3274–7.
10. Tan T, Constantinides H, Mitchell TE. The preauricular sinus: A review of its aetiology, clinical presentation and management. Int J Pediatr
Otorhinolaryngol. 2005;69(11):1469–74.
11. Scheinfeld NS, Silverberg NB, Weinberg JM, Nozad V. The Preauricular Sinus: A Review of its Clinical Presentation, Treatment, and Associations.
Pediatr Dermatol [Internet]. 2004 May [cited 2019 Mar 22];21(3):191–6. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15165194
DAFTAR PUSTAKA
12. Noah S Scheinfeld, JD, MD F. Preauricular Sinuses: Background, Pathophysiology, Epidemiology [Internet]. Jan 25, 2016. 2016 [cited
2019 Mar 22]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1118768-overview
13. Adegbiji WA, Alabi BS, Olajuyin OA, Nwawolo CC. Presentation of preauricular sinus and preauricular sinus abscess in southwest
Nigeria. Int J Biomed Sci [Internet]. 2013 Dec [cited 2019 Mar 22];9(4):260–3. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24711764
14. Dr. Hj. Abla Ghonie S tht-k. Terapi Operatif Fistula Preaurikula Kongenital. 2008;(Pxtg 3):13–5.
15. Mardhiah A. Fistula preaurikular kongenital. Maj Kedokt Nusant [Internet]. 2005;38(4):328–32. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15598/1/mkn-des2005- (10).pdf
16. Cox NH. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Br J Dermatol. 2004;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai