Anda di halaman 1dari 81

Page 1 of 81

DAFTAR ISI
Pengantar ...................................................................................................... 3
PASAL. 5 PEMAIN - CEDERA .......................................................................................... 4
PASAL. 7 PELATIH-PELATIH: TUGAS DAN WEWENANG ................................................ 6
PASAL. 8 WAKTU PERMAINAN, ANGKA KETAT DAN PERIODE TAMBAHAN .......................... 7
PASAL. 9 PERMULAAN DAN AKHIR SUATU PERIODE .................................................... 7
PASAL. 10 STATUS BOLA ................................................................................................. 9
PASAL. 12 JUMPBALL DAN ALTERNATING POSSESSION ................................................. 9
PASAL. 14 KONTROL BOLA .............................................................................................. 13
PASAL. 15 PEMAIN DALAM GERAKAN MENEMBAK ....................................................... 13
PASAL. 16 BOLA MASUK: KAPAN TERJADI DAN NILAINYA .............................................. 14
PASAL. 17 LEMPARAN KE DALAM ................................................................................... 16
PASAL. 18/19 TIME-OUT / PERGANTIAN PEMAIN ................................................................ 22
PASAL. 23 PEMAIN BERADA DI LUAR LAPANGAN DAN BOLA BERADA DI LUAR LAPANGAN ................. 26
PASAL. 24 DRIBBLING .................................................................................................... 27
PASAL. 25 TRAVELLING .................................................................................................. 28
PASAL. 28 DELAPAN DETIK ............................................................................................. 29
PASAL. 29/50 DUA PULUH EMPAT (24) DETIK ..................................................................... 31
PASAL. 30 BOLA KEMBALI KE LAPANGAN BELAKANG .................................................... 43
PASAL. 31 GOALTENDING DAN INTERFERENCE .............................................................. 47
PASAL. 33 PERSINGGUNGAN: PRINSIP UMUM ............................................................... 52
PASAL. 35 DOUBLE FOUL ................................................................................................ 54
PASAL. 36 TECHNICAL FOUL ........................................................................................... 54
PASAL. 37 UNSPORTSMANLIKE FOUL ............................................................................ 63
PASAL. 38 DISQUALIFYING FOUL .................................................................................... 66
PASAL. 39 PERKELAHIAN ................................................................................................ 67
PASAL. 42 SITUASI KHUSUS ........................................................................................... 68
PASAL. 44 KEKELIRUAN YANG DIPERBAIKI ..................................................................... 71
PASAL. 46 CREW CHIEF: TUGAS DAN WEWENANG ........................................................ 75

DIAGRAM

Diagram 1 Bola yang berhasil masuk ................................................................. 15


Diagram 2 Bola menyentuh ring ........................................................................ 50
Diagram 3 Bola berada di dalam keranjang ....................................................... 51
Diagram 4 Posisi pemain di dalam / di luar daerah no-charge semi-circle ........ 53

Page 2 of 81
Pengantar
Interpretasi yang ada dalam dokumen ini adalah Interpretasi Resmi FIBA dari Peraturan
Resmi Bolabasket FIBA 2017 dan efektif mulai 1 Februari 2018. Interpretasi ini
menggantikan semua yang menerbitkan FIBA Official Interpretations sebelumnya.

Peraturan resmi Bolabasket disetujui oleh Pengurus Pusat FIBA dan ditinjau secara berkala
oleh Komisi Teknis FIBA.

Peraturan dibuat sejelas dan seluas mungkin, tetapi lebih mengarah ke prinsip daripada
situasi permainan. Bagaimanapun juga peraturan tidak dapat mencakup semua kasus-kasus
tertentu yang begitu banyak yang mungkin terjadi selama pertandingan bolabasket.

Tujuan dari dokumen ini adalah untuk merubah prinsip dan konsep dari buku peraturan
menjadi praktek dan situasi-situasi khusus di lapangan yang mungkin terjadi selama
pertandingan bolabasket.

Interpretasi dari situasi-situasi yang berbeda dapat merangsang pemiikiran-pemikiran wasit


dan akan melengkapi awal pelajaran detail tentang peraturan itu sendiri.

Peraturan Resmi Bolabasket FIBA harus tetap menjadi dokumen yang utama dalam
Bolabasket FIBA. Bagaimanapun juga, wasit harus memiliki kekuasaan dan wewenang penuh
dalam membuat keputusan pada setiap hal yang tidak dicakup secara khusus dalam buku
Peraturan Resmi Bolabasket FIBA atau dalam Interpretasi Resmi FIBA berikut ini.

Demi konsistensi dalam interpretasi ini, tim A adalah tim Offensive, tim B adalah tim
defensive. A1 - A5, B1 - B5 adalah para pemain; A6 - A12, B6 – B12 adalah pemain penganti.

Page 3 of 81
PASAL. 5 PEMAIN - CEDERA

5-1 Statement.
Jika pemain cedera atau terlihat cedera dan, kemudian, pelatih, asisten pelatih,
pemain pengganti atau anggota tim yang lain dari tim yang sama memasuki lapangan
pertandingan, pemain tersebut dianggap telah menerima perawatan, terlepas dia benar-
benar telah mendapat perawatan atau tidak.

5-2 Contoh:
A1 terlihat cedera ankle dan pertandingan dihentikan.
(a) Dokter tim A memasuki lapangan pertandingan dan merawat cedera A1.
(b) Dokter tim A masuk lapangan tetapi A1 telah sembuh.
(c) Pelatih tim A masuk ke lapangan untuk melihat/menjaga pemainnya yang cedera.
(d) Asisten pelatih tim A, pemain pengganti atau anggota tim benc yang lain dari tim A
masuk ke lapangan tetapi tidak merawat A1.

Interpretasi:
Dalam semua kasus, A1 dianggap telah menerima perawatan dan harus diganti.

5-3 Statement.
Tidak ada batasan waktu untuk pemindahan pemain yang cedera serius dari lapangan
pertandingan jika menurut dokter pemindahan dapat berbahaya buat pemain tersebut.

5-4 Contoh:
A1 cedera serius dan pertandingan dihentikan selama 15 menit karena menurut
pendapat dokter pemindahan dari lapangan dapat membahayakan pemain yang cedera
tersebut.

Interpretasi:
Pendapat dokter harus menghapuskan batas waktu untuk memindahkan pemain
yang cedera dari lapangan pertandingan. Setelah pergantian pemain, pertandingan akan
dilanjutkan tanpa hukuman apapun.

5-5 Statement.
Jika seorang pemain cedera atau mengalami pendarahan, atau terdapat luka yang
terbuka, dan tidak dapat segera melanjutkan pertandingan (kira-kira dalam lima belas 15
detik), dia harus diganti. Jika time-out diberikan kepada tim manapun dalam periode waktu
mati yang sama, dan pemain tersebut pulih selama time-out, dia boleh melanjutkan bermain
hanya jika signal pencatat angka untuk time-out telah berbunyi sebelum wasit memberikan
tanda pemain pengganti menjadi pemain.

Page 4 of 81
5-6 Contoh:
A1 cedera dan pertandingan dihentikan. A1 tidak bisa segera melanjutkan bermain.
Wasit meniup peluitnya membuat tanda pergantian pemain.
Pelatih A (atau Pelatih B) meminta time-out:

(a) Sebelum pemain pengganti A1 memasuki pertandingan.


(b) Setelah pemain pengganti A1 memasuki pertandingan.

Pada akhir waktu time-out, A1 sudah pulih dan meminta untuk tetap bermain.

Interpretasi:
(a) Time-out diberikan dan jika A1 pulih selama time-out, dia boleh melanjutkan
bermain.
(b) Time-out diberikan tetapi pengganti untuk A1 sudah memasuki lapangan
pertandingan. Maka A1 tidak dapat masuk kembali sampai setelah fase waktu
berjalan dari pertandingan.

5-7 Statement.
Pemain yang telah ditunjuk oleh pelatih mereka untuk memulai pertandingan atau
yang menerima perawatan diantara free-throw dapat digantikan jika terjadi cedera. Dalam
hal ini lawan juga berhak untuk mengganti yang sama jumlah pemainnya, jika mereka
menginginkannya.

5-8 Contoh:
A1 di-foul oleh B1 dan mendapatkan 2 free-throw. Setelah free-throw pertama
dilaksanakan, wasit menemukan pada A1 pendarahan dan dia digantikan oleh A6 yang akan
melakukan free-throw ke-2. Tim B juga meminta pergantian 2 pemain.

Interpretasi:
Tim B berhak untuk mengganti hanya 1 pemain.

5-9 Contoh:
A1 di-foul oleh B1 dan mendapatkan 2 free-throw. Setelah free-throw pertama
dilaksanakan, wasit menemukan pada B3 pendarahan dan dia digantikan oleh B6 dan Tim A
meminta pergantian 1 pemain.

Interpretasi:
Tim A berhak untuk mengganti hanya 1 pemain.

Page 5 of 81
PASAL. 7 PELATIH-PELATIH: TUGAS DAN WEWENANG

7-1 Statement.
Sekurangnya 40 menit sebelum pertandingan dijadwalkan dimulai, setiap pelatih
atau wakilnya harus memberikan kepada pencatat angka daftar nama dan nomor yang
sesuai dari anggota tim yang memenuhi syarat untuk bermain dalam pertandingan, begitu
juga nama kapten tim, pelatih dan asisten pelatih.

Pelatih secara personal bertanggung jawab bahwa nomor-nomor pada daftar sesuai dengan
nomor-nomor pada kaos para pemain. Setidaknya 10 menit sebelum pertandingan
dijadwalkan dimulai, pelatih harus menegaskan persetujuannya atas nama dan nomor yang
sesuai dari anggota tim dan nama pelatih, asisten pelatih dan kapten dengan
menandatangani score-sheet.

7-2 Contoh:
Pada waktunya tim A menyerahkan daftar tim kepada pencatat angka. Nomor dari 2
pemainnya tidak sama dengan nomor yang terdapat pada kaos mereka atau nama pemain
tidak ada di scoresheet. Hal ini diketahui:
(a) Sebelum pertandingan dimulai.
(b) Sesudah pertandingan dimulai.

Interpretasi:
(a) Nomor yang salah diperbaiki atau nama pemain ditambahkan pada scoresheet tanpa
hukuman apapun.
(b) Wasit menghentikan pertandingan pada saat yang tepat sehingga tidak merugikan
kedua tim. Nomor yang salah diperbaiki tanpa hukuman apapun. Namun, nama
pemain tidak dapat ditambahkan ke dalam score-sheet.

7-3 Statement.
Sekurangnya 10 menit sebelum pertandingan dijadwalkan untuk dimulai, setiap
pelatih menunjuk 5 pemain yang akan memulai pertandingan. Sebelum pertandingan
dimulai, pencatat angka harus memeriksa apabila ada kesalahan berhubungan dengan 5
pemain ini dan jika demikian, pencatat angka harus memberitahukan wasit yang terdekat
secepatnya. Jika kesalahan ini diketahui sebelum pertandingan dimulai, pemain starting-five
harus diperbaiki. Jika hal ini diketahui setelah pertandingan dimulai, hal ini harus diabaikan.

7-4 Contoh:
Ditemukan bahwa salah 1 dari pemain di dalam lapangan pertandingan bukan
merupakan pemain starting-five yang ditunjuk. Hal ini terjadi:
(a) Sebelum pertandingan dimulai.
(b) Sesudah pertandingan dimulai.

Interpretasi:
(a) Pemain tersebut harus digantikan oleh 1 pemain dari 5 pemain awal yang
seharusnya tanpa hukuman apapun.
(b) Kekeliruan diabaikan dan pertandingan berlanjut tanpa hukuman apapun.
Page 6 of 81
7-5 Contoh:
Pelatih meminta kepada petugas pencatat angka untuk memasukan huruf ‘x’ kecil ke
dalam score sheet untuk 5 pemainnya yang akan memulai pertandingan.

Interpretasi:
Itu adalah pelatih secara pribadi yang akan menunjukkan (menentukan) 5 pemain
yang akan memulai pertandingan dengan membuat huruf ‘x’ kecil di samping nomor pemain
di kolom ‘player in’ pada score sheet.

PASAL. 8 WAKTU PERMAINAN, ANGKA KETAT DAN PERIODE TAMBAHAN

8-1 Statement.
Pada saat interval (Jeda) waktu permainan dimulai:
• 20 menit sebelum pertandingan dijadwalkan untuk dimulai
• Ketika signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhir periode.
• Dalam hal review ulang IRS pada akhir sebuah periode atau periode tambahan
setelah Crew Chief mengkomunikasikan keputusan akhir.

8-2 Contoh:
A1 dalam gerakan menembak di-foul oleh B1 saat bersamaan signal jam
pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode dan diberikan 2x free-throw.

Interpretasi:
Free-throw harus dilakukan segera. Waktu jeda pada stopwatch akan dimulai untuk
menghitung jeda permainan setelah ke-2 free-throw selesai dilaksanakan.

PASAL. 9 PERMULAAN DAN AKHIR SUATU PERIODE

9-1 Statement.
Pertandingan tidak boleh dimulai kecuali setiap tim memiliki minimal 5 pemain yang
berhak bermain di dalam lapangan pertandingan dan siap untuk bermain. Jika kurang dari 5
pemain di dalam lapangan pada saat pertandingan akan dimulai, wasit harus peka terhadap
keadaan yang tidak terduga yang dapat menjelaskan keterlambatan itu. Apabila ada
penjelasan yang masuk diakal untuk keterlambatan, technical foul tidak akan dibebankan.
Namun demikian apabila tidak ada penjelasan seperti itu diberikan, technical foul dan/atau
forfeit (kehilangan) pertandingan mungkin dihasilkan setelah pemain-pemain yang berhak
datang kemudian.

9-2 Contoh:
Saat pertandingan dijadwalkan untuk dimulai, tim B memiliki kurang dari 5 pemain
yang siap bermain di dalam lapangan pertandingan.
(a) Perwakilan dari tim B dapat memberikan alasan yang masuk akal dan dapat diterima
atas keterlambatan pemain-pemain tim B.
(b) Perwakilan dari tim B tidak dapat memberikan alasan yang masuk akal dan dapat
diterima atas keterlambatan pemain-pemain tim B.
Page 7 of 81
Interpretasi:
Pertandingan harus ditunda maksimal 15 menit. Apabila pemain yang terlambat hadir di
lapangan pertandingan dan siap untuk bermain sebelum 15 menit waktu tunda selesai,
(a) Pertandingan harus dimulai dan tidak ada hukuman yang akan diberikan.
(b) Technical foul akan dibebankan terhadap pelatih B, tercatat sebagai “B”. Tim A akan
mendapatkan 1 free-throw dan pertandingan akan dimulai dengan jump ball.
Pada ke-2 kasus di atas apabila pemain yang terlambat tidak hadir di lapangan pertandingan
dan siap untuk bermain dalam waktu 15 menit, kemudian pertandingan akan menjadi forfeit
untuk tim A dan angka dicatat 20:0.
Pada semua kasus Crew-Chief harus membuat laporan di sisi belakang score-sheet kepada
badan organisasi kompetisi.
9-3 Contoh:
Pada permulaan babak ke-2, tim A tidak bisa memainkan 5 pemain yang berhak
bermain di lapangan karena cedera, diskualifikasi dan lain-lain.

Interpretasi:
Kewajiban untuk menghadirkan minimal 5 pemain hanya berlaku untuk awal
pertandingan. Tim A akan melanjutkan permainan dengan kurang 5 pemain.
9-4 Contoh:
Pada penghujung akhir pertandingan, A1 melakukan personal foul yang ke-5 dan
meninggalkan permainan. Tim A boleh melanjutkan permainan dengan hanya 4 pemain
karena mereka tidak memiliki pemain pengganti yang ada. Tim B sedang unggul 15 poin,
pelatih B ingin memperlihatkan permainan yang wajar “fair play” dengan mengeluarkan
satu pemainnya meminta untuk melanjutkan pertandingan dengan 4 pemain juga.

Interpretasi:
Permintaan dari pelatih B untuk bermain dengan kurang dari 5 pemain akan ditolak.
Selama tim memiliki cukup pemain yang tersedia, 5 pemain akan tetap bermain di lapangan.

9-5 Statement.
Pasal.9 mengklarifikasi keranjang dari suatu tim yang mana untuk dipertahankan dan
yang mana untuk diserang. Jika dengan kebingungan (tidak sengaja) suatu periode dimulai
dengan kedua tim menyerang/bertahan ke keranjang yang salah, situasi ini harus diperbaiki
sesegera mungkin pada saat ditemukan, tanpa merugikan tim manapun. Setiap angka yang
dihasilkan, waktu yang digunakan, foul yang dibebankan, dan lain-lain, sebelum
pertandingan dihentikan akan tetap berlaku.

9-6 Contoh:
Setelah pertandingan dimulai, wasit menemukan/mengetahui bahwa kedua tim
bermain dengan arah yang salah.

Interpretasi:
Pertandingan akan dihentikan sesegera mungkin dan tanpa merugikan tim manapun.
Tim akan bertukar keranjang. Pertandingan akan dimulai kembali dari posisi berlawanan
(prinsip cermin) tempat terdekat dimana pertandingan dihentikan.
Page 8 of 81
PASAL. 10 STATUS BOLA

10-1 Statement.
Bola tidak menjadi mati dan bola dihitung poin, ketika seorang pemain dalam usaha
menembak untuk mencetak angka dan mengakhiri tembakannya dengan gerakan lanjutan
sementara pemain dari tim yang bertahan melakukan foul terhadap lawan manapun setelah
gerakan lanjutan dari si-penembak telah dimulai. Pernyataan ini sama berlakunya jika setiap
pemain atau anggota tim bench dari tim bertahan melakukan technical foul.

10-2 Contoh:
A1 telah memulai gerakan menembak untuk mencetak angka ketika B2 melakukan
foul kepada A2. A1 mengakhiri tembakannya dengan gerakan lanjutan.

Interpretasi:
Jika bola berhasil masuk, maka akan dihitung.

10-3 Contoh:
A1 telah memulai gerakan menembak untuk mencetak angka ketika A2 melakukan
foul kepada B2. A1 mengakhiri tembakannya dengan gerakan lanjutan.

Interpretasi:
Bola menjadi mati ketika A2 melakukan foul. Jika bola berhasil masuk, maka tidak
akan dihitung.

PASAL. 12 JUMPBALL DAN ALTERNATING POSSESSION

12-1 Statement.
Tim yang tidak mendapatkan penguasaan atas bola hidup di dalam lapangan
pertandingan setelah jump-ball pada awal pertandingan akan diberikan bola untuk
lemparan ke dalam di tempat terdekat dimana situasi jump-ball berikutnya terjadi.

12-2 Contoh:
Crew-Chief melemparkan bola untuk jump-ball permulaan pertandingan. Segera
setelah bola ditepis secara sah oleh pelompat A1:

(a) Diputuskan terjadi held ball (bola pegang) antara A2 dan B2.
(b) Diputuskan terjadi double foul antara A2 dan B2.

Interpretasi:
Sampai dengan penguasaan bola hidup di lapangan pertandingan belum ditentukan,
wasit tidak dapat menggunakan (menentukan) arah panah alternating possession untuk
memberikan hak penguasaan bola. Crew-Chief harus melaksanakan jumpball lagi di
lingkaran tengah dan A2 dan B2 yang harus melompat. Meskipun waktu telah berjalan,
setelah bola ditepis secara sah dan sebelum situasi held ball / double foul waktu
pertandingan itu akan tetap dihitung.

Page 9 of 81
12-3 Contoh:
Crew-Chief melemparkan bola untuk jumpball permulaan pertandingan. Segera
setelah bola ditepis secara sah oleh pelompat A1. Bola:

(a) Langsung menuju out-of-bounds (keluar lapangan pertandingan).


(b) Terpegang oleh A1 sebelum disentuh/tersentuh oleh pemain bukan pelompat atau
lantai.

Interpretasi:
Dalam ke-2 kasus diatas, tim B diberikan lemparan ke dalam sebagai hasil dari
pelanggaran A1. Setelah lemparan ke dalam, tim yang tidak mendapatkan penguasaan bola
hidup di dalam lapangan pertandingan akan berhak atas alternating possession pertama di
titik terdekat dimana situasi jump-ball berikutnya terjadi.

12-4 Contoh:
Tim B berhak atas lemparan ke dalam hasil prosedur alternating possession. Wasit
dan/atau pencatat angka membuat kekeliruan dan bola secara salah diberikan kepada tim A
untuk lemparan ke dalam.

Interpretasi:
Sekali bola tersentuh atau disentuh secara sah oleh pemain di dalam lapangan
pertandingan, kekeliruan tidak dapat diperbaiki. Bagaimanapun juga, tim B tidak boleh
kehilangan kesempatan lemparan ke dalam alternating possession-nya karena kekeliruan
dan berhak atas lemparan kedalam alternating possession berikutnya.

12-5 Contoh:
Bersamaan dengan signal waktu pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode
ke-1, B1 melakukan unsportsmanlike-foul kepada A1.

Interpretasi:
A1 mendapatkan 2 free-throw dengan tidak ada “line up of players” (pemain yang
berbaris untuk rebound) dan tidak ada waktu pertandingan yang tersisa. Setelah 2 menit
waktu jeda berlalu, pertandingan akan dimulai kembali dengan lemparan ke dalam oleh tim
A di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja. Tim A tidak akan kehilangan haknya
atas lemparan ke dalam hasil alternating possession berikutnya pada situasi jumpball
berikutnya.

12-6 Contoh:
Tak lama setelah jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode ke-3, B1
melakukan unsportsmanlike foul terhadap A1. Tim A memiliki hak alternating possession
throw-in untuk memulai periode ke-4.

Interpretasi:
A1 akan mencoba melakukan 2x free throw sebelum memulai periode ke-4, dengan
tidak ada pemain lain yang berbaris untuk rebound. Periode ke-4 akan dimulai dengan
throw-in oleh tim A di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja. Tim A tidak akan
kehilangan haknya atas throw-in hasil alternating possession berikutnya pada situasi
jumpball berikutnya.
Page 10 of 81
12-7 Contoh:
A1 melompat dengan bola dan secara sah di-block oleh B1. Ke-2 pemain kemudian
kembali ke lapangan permainan dengan mereka berdua memiliki satu atau kedua tangan
terkuat pada bola.
Interpretasi:
Held ball (bola pegang) akan diputuskan.

12-8 Contoh:
A1 dan B1 berada di udara memiliki tangan terkuat mereka pada bola. Setelah
kembali ke lapangan permainan, A1 mendarat dengan 1 kaki menginjak garis batas.
Interpretasi:
Held ball (bola pegang) akan diputuskan.

12-9 Contoh:
A1 melompat dengan bola dari frontcourt-nya dan secara sah di-blok oleh B1. Ke-2
pemain kemudian kembali lapangan permainan dengan mereka berdua memiliki satu atau
kedua tangan terkuat pada bola. A1 mendarat dengan 1 kaki di backcourt-nya.
Interpretasi:
Held ball (bola pegang) akan diputuskan.

12-10 Statement.
Setiap kali ketika bola hidup menyangkut diantara ring dan papan pantul, kecuali
diantara free-throw dan kecuali penguasaaan bola merupakan bagian dari hukuman free-
throw, hal ini merupakan situasi jumpball yang menghasilkan lemparan ke dalam alternating
possession. Sebagaimana hal ini bukan merupakan hasil situasi rebound, hal ini tidak
dianggap kejadian yang sama dalam pertandingan sebagaimana ketika bola menyentuh dan
memantul dari ring. Oleh karena itu jika tim yang tadinya menguasai bola sebelum bola
menyangkut diantara ring dan papan pantul adalah tim yang berhak akan lemparan ke
dalam, maka tim tersebut hanya memiliki waktu yang tersisa pada shot clock sama seperti
setiap situasi jumpball lainnya.

12-11 Contoh:
Pada tembakan untuk mencetak angka oleh A1 bola menyangkut di antara ring dan
papan pantul. Tim A adalah yang berhak atas lemparan ke dalam karena prosedur
alternating possession.
Interpretasi:
Setelah lemparan ke dalam, tim A hanya memiliki sisa waktu serang (shot clock) yang
ada.

12-12 Contoh:
Saat bola berada di udara pada tembakan A1 untuk mencetak angka, signal shot
clock berbunyi lalu bola menyangkut di antara ring dan papan pantul. Tim A adalah yang
berhak atas lemparan ke dalam karena prosedur alternating possession.
Interpretasi:
Karena tim A tidak lagi memiliki sisa waktu serang, maka telah terjadi pelanggaran 24
detik. Tim B adalah yang berhak atas lemparan ke dalam. Tim A tidak akan kehilangan
haknya atas lemparan ke dalam hasil alternating possession berikutnya pada situasi
jumpball berikutnya.
Page 11 of 81
12-13 Contoh:
A1 menembak dari area 2 point dan di-foul oleh B2. Wasit memutuskan
unspormanlike-foul kepada B2. Selama free-throw terakhir:

(a) Bola menyangkut di antara ring dan papan pantul.


(b) A1 melangkah ke dalam garis free-throw ketika melepaskan bola.
(c) Bola gagal menuju ring (tidak menyentuh ring).

Interpretasi:
Free throw akan dianggap tidak berhasil dan bola akan diberikan kepada tim A untuk
lemparan ke dalam di perpanjangan garis tengah, di seberang petugas meja.

12-14 Statement.
Held ball (bola pegang) terjadi ketika satu atau lebih pemain dari tim yang
berlawanan memegang satu atau kedua tangan terkuat pada bola sehingga tidak ada
satupun yang dapat menguasai bola tanpa terjadi kekasaran.

12-15 Contoh:
A1 dengan bola di tangannya dalam gerakan lanjutan menuju ke ring untuk
mencetak angka. Pada saat bersamaan B1 menempatkan tangan terkuatnya pada bola dan
selanjutnya A1 membuat langkah tambahan yang dibolehkan pada aturan traveling.

Interpretasi:
Held ball (bola pegang) akan diputuskan.

12-16 Statement.
Violation yang dilakukan suatu tim selama throw-in alternating possession akan
menyebabkan tim tersebut kehilangan throw-in alternating possession-nya.

12-17 Contoh:
Pada saat throw-in akibat dari alternating possession:

a) Pelempar throw-in A1 melangkah ke dalam lapangan pertandingan ketika bola telah


berada di tangannya.
b) A2 mengambil bola dengan ke-2 tangannya dari tangan pelempar throw-in sebelum
bola dilemparkan melewati garis batas.
c) Pelempar throw-in A1 mengambil waktu lebih dari 5 detik untuk melepaskan bola.

Interpretasi:
Dalam semua kasus tim yang melakukan throw-in telah melakukan pelanggaran.
Bola akan diberikan kepada lawan untuk throw-in di tempat original throw-in dan arah
panah alternating possession akan segera dibalik.

Page 12 of 81
PASAL. 14 KONTROL BOLA

14-1 Statement.
Penguasaan tim dimulai ketika seorang pemain dari tim tersebut menguasai bola
hidup dengan memegang atau men-dribble bola itu.

14-2 Contoh:
Dalam pengamatan wasit, terlepas apakah jam permainan diberhentikan atau tidak,
seorang pemain dengan segaja menunda proses mengambil bola.

Interpretasi:
Bola menjadi hidup ketika wasit meletakkan bola di lantai tempat throw-in atau garis
free throw.

14-3 Contoh:
Tim A telah menguasai bola selama 15 detik. A1 mencoba mengoper kepada A2 dan
bola bergerak melewati di atas garis batas. B1 berusaha menyelamatkan bola agar tidak
keluar dari lapangan dan melompat dari lapangan permainan ke luar garis batas. Ketika B1
masih di udara, bola:

(a) Ditepis dengan 1 tangan oleh B1


(b) Tertangkap oleh B1 dengan ke-2 tangan atau bola menjadi tertahan pada 1
tangan

dan bola kembali ke dalam lapangan permainan yang kemudian ditangkap oleh A2.

Interpretasi:
(a) Tim A tetap menguasai bola. Waktu serang (shot clock) terus berlanjut.
(b) Tim B telah memperoleh penguasaan tim. Shot-clock untuk tim A akan diulang.

PASAL. 15 PEMAIN DALAM GERAKAN MENEMBAK

15-1 Statement.
Ketika seorang pemain dalam gerakan menembak dan setelah terjadinya foul dia
mengoper bola tersebut, pemain tersebut tidak dinyatakan dalam gerakan menembak.

15-2 Contoh:
Selama dalam gerakan menembaknya A1 dengan bola berada pada ke-2 tangannya
ketika di-foul oleh B1. Setelah terjadi foul A1 mengoper kepada A2.

Interpretasi:
A1 tidak lagi dinyatakan dalam gerakan menembak.

Page 13 of 81
PASAL. 16 BOLA MASUK: KAPAN TERJADI DAN NILAINYA

16-1 Statement.
Nilai memasukkan bola adalah digambarkan dari tempat daerah dimana terjadinya
tembakan dilepaskan. Bola masuk yang dilepaskan dari area 2-poin dihitung 2 poin, bola
masuk dilepaskan dari area 3-poin dihitung 3 poin. Bola masuk akan dihitung untuk tim yang
sedang menyerang keranjang lawannya sampai bola benar-benar masuk.

16-2 Contoh:
A1 melepaskan tembakan dari area 3-poin. Bola menuju ke atas titik tertinggi dan
secara sah disentuh oleh pemain manapun dari dalam area 2-poin tim A. Kemudian bola
berlanjut dan masuk ke dalam keranjang.

Interpretasi:
Tim A akan mendapatkan 3 poin hasil tembakan A1 dari area 3-poin.

16-3 Contoh:
A1 melepaskan tembakan dari area 2-poin. Bola menuju ke atas titik tertinggi dan
secara sah disentuh oleh B1 yang melompat dari area 3-poin tim A. Kemudian bola berlanjut
masuk ke dalam keranjang.

Interpretasi:
Tim A akan mendapatkan 2 poin hasil tembakan A1 dari area 2-poin.

16-4 Statement.
Jika bola masuk ke dalam keranjang, nilainya dapat ditentukan apakah bola:

(a) Telah masuk langsung ke dalam keranjang atau


(b) Dalam operan bola itu telah di/tersentuh oleh pemain manapun atau menyentuh
lantai sebelum masuk ke dalam keranjang.

16-5 Contoh:
A1 mengoper bola dari area 3-poin dan bola langsung masuk ke dalam keranjang.

Interpretasi:
Tim A akan mendapatkan 3 poin hasil operan yang dilepaskan A1 dari area 3-poin.

16-6 Contoh:
A1 mengoper bola dari area 3-poin dan bola di/tersentuh oleh pemain manapun
atau bola menyentuh lantai
(a) pada area 2-poin tim A
(b) pada area 3-poin tim A
sebelum bola itu masuk ke dalam keranjang.

Interpretasi:
Pada ke-2 kasus di atas tim A akan mendapatkan 2 poin hasil operan dari bola yang
tidak secara langsung masuk ke dalam keranjang.
Page 14 of 81
16-7 Statement.
Pada situasi throw-in atau pada situasi rebound setelah free-throw terakhir atau
satu-satunya, selalu ada periode waktu mulai dari saat pemain di dalam lapangan
menyentuh bola sampai pada saat pemain tersebut melepaskan bola untuk suatu
tembakan. Hal ini terutama penting untuk mendapatkan perhatian di dekat akhir suatu
periode. Harus ada minimal jumlah waktu yang tersedia untuk tembakan seperti itu
sebelum waktu habis. Jika 0:00.3 detik terlihat pada jam pertandingan, adalah tugas wasit(-
wasit) untuk memutuskan jika penembak melepaskan bola sebelum tanda jam pertandingan
berbunyi untuk mengakhiri suatu periode. Namun demikian jika 0:00.2 atau 0:00.1 detik
yang terlihat pada jam pertandingan, jenis mencetak angka yang sah oleh pemain yang
sedang berada di udara adalah hanya dengan menepis (tapping) atau langsung menge-dunk
(dunking) bola.

16-8 Contoh:
Tim A diberikan throw-in dengan waktu:
(a) 0:00.3
(b) 0:00.2 atau 0:00.1

Terlihat pada jam pertandingan.

Interpretasi:
Pada (a), jika percobaan tembakan untuk mencetak angka dilakukan dan tanda jam
pertandingan berbunyi untuk mengakhiri suatu periode selama percobaan tembakan,
adalah menjadi tugas wasit(-wasit) untuk memutuskan apakah bola telah dilepaskan
sebelum tanda jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri suatu periode.

Pada (b), angka dapat diberikan hanya jika bola saat di udara setelah throw-in ditepis
atau langsung di-dunk menuju keranjang.

16-9 Statement.
Bola masuk terjadi ketika bola hidup memasuki keranjang dari atas dan tetap berada
di dalamnya atau melewati keranjang tersebut. Ketika

(a) tim bertahan meminta time out kapanpun selama pertandingan setelah bola berhasil
masuk ke dalam keranjang,
(b) jam pertandingan menunjukkan menit 2:00 pada periode ke-4 atau periode
tambahan,
Jam pertandingan harus dihentikan ketika bola telah sepenuhnya melewati keranjang yang
digambarkan pada Gambar-1.

Gambar-1 Bola yang berhasil masuk

Page 15 of 81
16-10 Contoh:
Pada permulaan suatu periode, tim A bertahan di keranjangnya ketika B1 secara
salah men-dribble menuju ke keranjangnya sendiri dan mencetak angka.

Interpretasi:
2 angka akan diberikan kepada kapten tim A yang ada di dalam lapangan
pertandingan.

16-11 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. B1 menyentuh bola saat sebagian bola berada
di dalam keranjang tetapi belum sepenuhnya melewati keranjang.

Interpretasi:
Ini adalah interference violation.

PASAL. 17 LEMPARAN KE DALAM (Throw-in)

17-1 Statement.
Sebelum pelempar melepaskan bola pada suatu throw-in, kemungkinan pergerakan
dalam melakukan throw-in bisa menyebabkan tangan dari pemain tersebut melewati garis
batas yang memisahkan daerah “in-bounds” dengan “out-of-bounds”. Dalam situasi seperti
ini, menjadi tanggung jawab dari pemain bertahan untuk menghindari gangguan terhadap
throw-in dengan menyentuh bola saat masih di tangan pelempar.

17-2 Contoh:
A1 diberikan throw-in. Saat memegang bola, tangan A1 melewati garis batas
sehingga bola berada di atas daerah dalam lapangan (in-bounds). B1 merampas bola yang
masih berada di tangan A1 atau menepis bola dari tangan A1 tanpa menyebabkan
persinggungan fisik terhadap A1.

Interpretasi:
B1 telah melakukan gangguan throw-in, dengan demikian jadi menunda jalannya
pertandingan. Peringatan harus diberikan terhadap B1 dan disampaikan kepada pelatih B.
Peringatan ini berlaku untuk seluruh anggota pemain tim B untuk sisa pertandingan. Setiap
pengulangan tindakan yang seperti itu dapat menyebabkan technical-foul.

17-3 Statement.
Pada suatu throw-in, pelempar harus mengoper bola (bukan memberikan bola
tangan-ke-tangan) kepada teman se-timnya di dalam lapangan pertandingan.

17-4 Contoh:
Pada suatu throw-in oleh A1, A1 memberikan bola tangan-ke-tangan kepada A2 yang
berada di dalam lapangan pertandingan.
Interpretasi:
Pelanggaran throw-in telah dilakukan oleh A1. Bola harus meninggalkan tangan
pemain untuk throw-in agar dianggap sah. Bola diberikan kepada tim B untuk throw-in di
posisi throw-in semula (original throw-in).
Page 16 of 81
17-5 Statement.
Selama throw-in, pemain lain tidak boleh menempatkan anggota tubuhnya melewati
garis batas sebelum bola dilemparkan melewati garis batas.

17-6 Contoh:
Setelah pelanggaran out-of-bounds, A1 telah menerima bola dari wasit untuk throw-
in. Lalu A1

(a) meletakan bola di lantai setelah itu bola diambil oleh A2.
(b) memberikan bola tangan-ke-tangan kepada A2 di daerah out-of-bounds.

Interpretasi:
Pada ke-2 kasus di atas, ini merupakan pelanggaran oleh A2 karena A2 telah
bergerak menempatkan badannya melewati garis batas sebelum bola dilemparkan oleh A1
melewati garis batas.

17-7 Contoh:
Setelah tembakan yang berhasil atau free throw terakhir atau satu-satunya berhasil
oleh tim A, time out diberikan kepada tim B. Setelah time out, B1 menerima bola dari wasit
untuk throw-in di end-line (garis akhir). Lalu B1

(a) meletakan bola di lantai setelah itu bola diambil oleh B2.
(b) memberikan bola tangan-ke-tangan kepada B2 yang juga berada di belakang garis
akhir (end-line).

Interpretasi:
Sah. Satu-satunya batasan tim B untuk memberikan bola tangan-ke-tangan pada
throw-in adalah mereka harus mengoper bola ke dalam lapangan pertandingan dalam
waktu 5 detik.

17-8 Statement.
Jika time out diberikan kepada tim yang diberhak atas penguasaan bola di
backcourt-nya ketika jam pertandingan menunjukan menit 2:00 atau kurang pada
periode ke-4 atau setiap periode tambahan, throw-in harus dilaksanakan di “garis
lemparan ke dalam” (throw-in line) seberang petugas meja di lapangan depan tim
nya. Pemain yang melakukan throw-in harus mengoper bola kepada teman se-
timnya di frontcourt.

17-9 Contoh:
Pada menit akhir suatu pertandingan. A1 men-dribble bola di backcourt-nya ketika
pemain tim B menepis bola menuju out-of-bounds di perpanjangan garis free throw.

(a) Time-out diberikan kepada tim B.


(b) Time-out diberikan kepada tim A.
(c) Time-out diberikan pertama-tama kepada tim B dan sesaat setelahnya kepada tim A.

Page 17 of 81
Interpretasi:
Pada (a), pertandingan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di perpanjangan garis
free-throw di backcourt-nya.

Pada (b) dan (c), pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A dari
(throw-in line) seberang petugas meja di frontcourt tim A.

Pada semua kasus di atas tim A hanya memiliki berapa pun waktu yang tersisa pada shot
clock.

17-10 Contoh:
Dengan waktu tersisa 0:57 pada periode terakhir suatu pertandingan, A1 melakukan
percobaan 2 kali free-throw. Selama free-throw ke-2 A1 melangkah melewati garis free-
throw saat menembak dan dinyatakan pelanggaran. Tim B meminta time-out.

Interpretasi:
Setelah time-out pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim B dari
(throw-in line) seberang petugas mejadi frontcourt tim B, dan akan diberikan waktu serang
(shot clock) yang baru (24 detik).

17-11 Contoh:
Ketika jam pertandingan menunjukan 0:26 pada periode terakhir, A1 telah men-
dribble bola selama 6 detik di backcourt tim A, ketika

(a) B1 menepis bola ke luar lapangan pertandingan.


(b) B1 melakukan foul ke-3 untuk tim B di periode ini.

dan tim A diberikan time-out.

Interpretasi:
Setelah time-out, pertandingan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A dari (throw-
in line) seberang petugas meja di frontcourt tim A. Pada ke-2 kasus di atas, tim A memiliki
18 detik tersisa pada shot clock.

17-12 Contoh:
Saat jam pertandingan menunjukan 1:24 pada periode terakhir, A1 men-dribble bola
di frontcourt-nya ketika B1 menepis bola menuju backcourt tim A dimana pemain tim A
mulai men-dribble bola lagi. B2 sekarang menepis bola menuju out-of-bounds di backcourt
tim A, dengan
(a) 6 detik.
(b) 17 detik.

tersisa pada shot clock. Tim A diberikan time-out.

Interpretasi:
Setelah time-out, pertandingan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A dari (throw-
in line) seberang petugas meja di frontcourt tim A. Pada ke-2 kasus di atas, tim A hanya
memiliki berapa pun waktu yang tersisa pada shot clock.
Page 18 of 81
17-13 Contoh:
Saat jam pertandingan menunjukan 0:48 pada periode terakhir, A1 men-dribble bola
di frontcourt ketika B1 menepis bola menuju backcourt tim A dimana pemain yang lain dari
tim A mulai men-dribble bola lagi. B2 sekarang melakukan foul ke-3 untuk tim B pada
periode ini di backcourt tim A, dengan
(a) 6 detik
(b) 17 detik
tersisa pada shot clock. Tim A diberikan time-out. Setelah time-out, pertandingan
dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A dari (throw-in line) seberang petugas meja di
frontcourt tim A.

Interpretasi:
Saat pertandingan dilanjutkan, tim A memiliki
(a) 14 detik
(b) 17 detik

tersisa pada shot clock.

17-14 Contoh:
Tim A telah menguasai bola di backcourt-nya selama 5 detik ketika A6 dan B6 masuk
ke dalam lapangan pertandingan terlibat dalam situasi perkelahian, A6 dan B6 di-
disqualifikasi. Hukuman foul saling menghilangkan dan throw-in diberikan untuk tim A di
perpanjangan garis tengah seberang petugas meja. Sebelum throw-in dilaksanakan, pelatih
tim A diberikan time-out.

Interpretasi:
Setelah time-out, throw-in harus selalu dilaksanakan di perpanjangan garis tengah
seberang petugas meja dengan waktu yang tersisa pada shot clock, pada kasus ini shot clock
tersisa 19 detik.

17-15 Statement.
Ada situasi tambahan pada daftar di pasal 17.2.3 dimana throw-in harus dilakukan
dari perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.

17-16 Contoh:
(a) Pemain yang mengambil throw-in dari perpanjangan garis tengah seberang petugas
meja melakukan pelanggaran dan bola diberikan kepada lawan untuk throw-in di
posisi throw-in semula (original throw-in).
(b) Jika selama situasi perkelahian anggota dari ke-2 tim di-disqualifikasi, tidak ada lagi
hukuman foul yang tersisa untuk dilaksanakan, dan pada saat pertandingan
dihentikan salah satu tim sedang menguasai bola atau berhak atas bola. Pada kasus
ini throw-in hanya memiliki berapa pun waktu yang tersisa pada shot clock.

Interpretasi:
Dalam semua situasi di atas pelempar throw-in dapat mengoper bola baik ke
frontcourt maupun ke backcourt.

Page 19 of 81
17-17 Statement.
Pada sebuah throw-in, kejadian seperti ini mungkin terjadi:
(a) Bola dioper melewati atas keranjang dan bola disentuh oleh pemain dari tim
manapun dengan cara menjangkau melewati keranjang dari bawah.
(b) Bola menyangkut di antara ring dan papan pantul.
(c) Bola dengan sengaja dilemparkan ke arah ring dengan tujuan untuk me-reset shot
Clock.

17-18 Contoh:
Pelempar throw-in A1 mengoper bola melewati atas keranjang dan ketika itu bola
disentuh oleh pemain dari tim manapun dengan cara menjangkau melewati keranjang dari
bawah.

Interpretasi:
Ini merupakan pelanggaran. Pertandingan dilanjutkan dengan throw-in untuk lawan
di perpanjangan garis free-throw. Dalam hal pemain bertahan yang melakukan pelanggaran,
tidak ada angka yang dibuat oleh tim penyerang karena bola tidak berasal dari dalam
lapangan pertandingan.

17-19 Contoh:
Pelempar throw-in A1 mengoper bola menuju keranjang dan bola menyangkut di
antara ring dan papan pantul.

Interpretasi:
Hal ini merupakan situasi jump-ball. Pertandingan akan dilanjutkan dengan
menggunakan prosedur alternating possession. Jika tim A yang berhak atas throw-in, shot
clock tidak akan di-reset.

17-20 Contoh:
Dengan 5 detik tersisa pada shot clock selama throw-in A1 mengoper bola menuju
keranjang dan bola menyentuh ring.

Interpretasi:
Operator shot clock tidak akan me-reset jamnya, karena jam pertandingan belum
dimulai. Shot clock dan jam pertandingan akan dijalankan secara bersamaan saat pertama
kali bola di/tersentuh oleh pemain yang berada di dalam lapangan pertandingan.

17-21 Statement.
Setelah bola diberikan ke pegangan pelempar throw-in, pelempar tidak boleh
memantulkan bola sehingga bola menyentuh daerah in-bounds dan kemudian menyentuh
bola kembali sebelum bola menyentuh atau disentuh pemain lain di lapangan pertandingan.

17-22 Contoh:
A1 diberikan throw-in. A1 kemudian memantulkan bola sehingga bola menyentuh
(a) daerah in-bounds
(b) daerah out-of-bounds
dan kemudian menangkapnya kembali.
Page 20 of 81
Interpretasi:
(a) A1 telah melakukan pelanggaran throw-in. Sekali bola telah meninggalkan tangan
pelempar dan menyentuh daerah in-bound, pelempar tidak boleh menyentuh bola
sebelum bola menyentuh (atau disentuh) pemain lain di dalam lapangan.
(b) Tindakan ini sah dan hitungan 5 detik harus berlanjut.

17-23 Statement.
Pemain yang akan melakukan throw-in tidak boleh menyebabkan bola menyentuh
bagian luar lapangan, setelah dia melepaskan throw-in nya.

17-24 Contoh:
Pada saat A1 melakukan operan throw-in kepada A2 tetapi bola menyentuh bagian
luar lapangan tanpa disentuh oleh pemain manapun di dalam lapangan.

Interpretasi:
Pelanggaran oleh A1. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim B di
posisi awal tempat throw-in (original throw-in).

17-25 Contoh:
Pada saat A1 melakukan operan throw-in kepada A2. A2 menerima bola dengan
posisi salah satu kakinya menyentuh garis lapangan.

Interpretasi:
Pelanggaran oleh A2. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim B di
tempat terdekat terjadinya kejadian.

17-26 Contoh:
A1 diberikan throw-in di side-line dekat dengan garis tengah (centre-line)

(a) pada backcourt tim A, dia berhak mengoper bola ke berbagai tempat ke dalam
lapangan.
(b) pada frontcourt tim A, dia berhak mengoper bola hanya ke dalam daerah frontcourt-
nya.
(c) Pada permulaan periode ke-2, dari perpanjangan garis tengah, seberang petugas
meja, berhak mengoper bola ke berbagai tempat ke dalam lapangan.

Setelah bola dalam penguasaan, A1 melakukan 1 langkah normal ke samping, setelah itu
mengubah langkahnya ke bagian frontcourt atau backcourt.

Interpretasi:
Dari semua kasus di atas, A1 berhak menentukan operan bola ke daerah frontcourt
atau bagian daerah backcourt saat dia telah berada pada posisi awalnya.

17-27 Statemen.
Setelah free throw (beberapa free throw) dari hasil hukuman technical foul,
unsportsmanlike atau disqualifying foul, throw-in akan diberikan sebagai administrasi
selanjutnya di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.

Page 21 of 81
17-28 Contoh:
Sisa waktu 1:03 diperiode terakhir, technical foul diberikan kepada B1. Siapa pun
pemain tim A melakukan 1 kali free throw setelah itu time-out diberikan oleh tim A.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di perpanjangan garis
tengah, seberang petugas meja.

PASAL. 18/19 TIME-OUT / PERGANTIAN PEMAIN

18/19-1 Statement.
Time-out tidak dapat dikabulkan sebelum waktu bertanding untuk sebuah periode
telah dimulai atau setelah waktu bertanding untuk sebuah periode telah berakhir.

Pergantian pemain tidak dapat dikabulkan sebelum waktu bertanding untuk periode
pertama telah dimulai atau setelah waktu bertanding untuk pertandingan telah habis. Setiap
pergantian pemain dapat dikabulkan selama jeda pertandingan.

18/19-2 Contoh:
Setelah bola meninggalkan tangan crew-chief pada sebuah jump ball tetapi sebelum
bola ditepis secara sah, pelompat A2 melakukan pelanggaran dan bola diberikan kepada tim
B untuk throw-in. Pada saat ini pelatih (manapun) meminta time-out atau pergantian
pemain.

Interpretasi:
Walaupun kenyataannya bahwa pertandingan telah dimulai, time-out ataupun
pergantian pemain tidak dapat dikabulkan karena jam pertandingan belum dimulai.

18/19-3 Contoh:
Kira-kira pada waktu yang bersamaan ketika tanda jam pertandingan berbunyi untuk
mengakhiri suatu periode atau periode tambahan, B1 melakukan foul kepada A1 yang
diberikan 2 free throw. Tim (manapun) meminta:
(a) time-out.
(b) pergantian pemain.

Interpretasi:
(a) Time-out tidak dapat dikabulkan karena waktu bertanding suatu periode atau
periode tambahan telah berakhir.
(b) Pergantian pemain hanya dapat dikabulkan setelah percobaan free throw telah
selesai dan jeda pertandingan untuk periode berikutnya atau periode tambahan
telah dimulai.

18/19-4 Statement.
Jika signal shot clock berbunyi saat bola berada di udara selama tembakan untuk
mencetak angka, hal ini tidak merupakan pelanggaran dan jam pertandingan tidak berhenti.
Jika tembakan untuk mencetak angka berhasil, ini adalah dalam kondisi khusus, kesempatan
time-out atau pergantian pemain untuk kedua tim.

Page 22 of 81
18/19-5 Contoh:
Pada suatu tembakan untuk mencetak angka, bola berada di udara ketika signal shot
clock berbunyi. Bola berhasil masuk. Pada saat ini salah 1 tim atau ke-2 tim meminta:
(a) Time-out.
(b) Pergantian pemain.

Interpretasi:
(a) Ini adalah kesempatan time-out hanya untuk tim yang tidak mencetak angka.
Jika tim yang tidak mencetak angka telah diizinkan time-out, maka tim lawan juga
boleh diizinkan time-out dan ke-2 tim diperbolehkan juga melakukan pergantian
pemaian, jika mereka menghendaki.
(b) ini adalah kesempatan pergantian pemain hanya untuk tim yang tidak mencetak
angka dan hanya saat jam pertandingan menunjukan menit 2:00 atau kurang pada
periode ke-4 atau setiap periode tambahan.
Jika tim yang tidak mencetak angka diizinkan melakukan pergantian pemain, lawan
juga boleh diizinkan melakukan pergantian pemain dan ke-2 tim diperbolehkan juga
melakukan time-out, jika mereka menghendaki.

18/19-6 Statement.
Jika permintaan time-out atau pergantian pemain (untuk semua pemain, termasuk
penembak free throw) diminta setelah bola sudah dalam pegangan penembak free throw
untuk free throw pertama atau free throw satu-satunya, time-out atau pergantian pemain
boleh dikabulkan untuk ke-2 tim, jika:
(a) Free throw terakhir atau satu-satunya berhasil atau
(b) Free throw terakhir atau satu-satunya diikuti dengan throw-in di perpanjangan garis
tengah, seberang petugas meja, atau
(c) untuk setiap alasan yang sah sehingga bola tetap mati setelah free throw terakhir
atau satu-satunya.

18/19-7 Contoh:
A1 diberikan 2 free throw. Tim A atau tim B meminta time-out atau pergantian
pemain:
(a) Sebelum bola berada pada pegangan penembak free throw A1.
(b) Setelah percobaan free throw pertama dilakukan.
(c) Setelah free throw ke-2 berhasil tetapi sebelum bola berada pada pegangan pemain
yang akan melakukan throw-in.
(d) Setelah free throw ke-2 berhasil tetapi setelah bola berada pada pegangan pemain
yang akan melakukan throw-in.

Interpretasi:
(a) Time-out atau pergantian pemain dikabulkan segera, sebelum free throw pertama
dilakukan.
(b) Time-out atau pergantian pemain tidak akan diberikan setelah free throw pertama
dilakukan, bahkan jika berhasil.
(c) Time-out atau pergantian pemain dikabulkan segera sebelum throw-in.
(d) Time-out atau pergantian pemain tidak dikabulkan.

Page 23 of 81
18/19-8 Contoh:
A1 diberikan 2 free throw. Setelah percobaan free throw pertama, tim A atau tim B
meminta time-out atau pergantian pemain. Selama percobaan free throw terakhir:
(a) Bola memantul dari ring dan pertandingan berlanjut.
(b) Free throw berhasil.
(c) Bola tidak menyentuh ring atau tidak memasuki keranjang.
(d) A1 melangkah ke dalam (menginjak) garis free throw saat menembak dan
diputuskan pelanggaran.
(e) B1 melangkah ke dalam daerah bersyarat sebelum bola meninggalkan tangan A1.
Pelanggaran B1 diputuskan dan free throw nya A1 gagal.

Interpretasi:
(a) Time-out atau pergantian pemain tidak diizinkan.
(b),(c)dan(d) Time-out atau pergantian pemain dikabulkan segera.
(e) Percobaan free throw pengganti dilakukan oleh A1 dan, jika berhasil, time-
out atau pergantian pemain dikabulkan segera.

18/19-9 Statement.
Jika, mengikuti permintaan time-out, sebuah foul dilakukan oleh tim manapun, time-
out tidak akan dimulai sampai wasit menyelesaikan semua komunikasinya dengan petugas
meja sehubungan dengan foul itu. Dalam kasus foul yang ke-5 oleh seorang pemain,
komunikasi ini termasuk prosedur pergantian pemain yang diperlukan. Setelah selesai,
periode time-out harus dimulai ketika wasit meniup peluitnya dan memberi tanda time-out.

18/19-10 Contoh:
Pelatih tim A meminta time-out setelah itu B1 melakukan foul ke-5 nya.

Interpretasi:
Kesempatan time-out belum dimulai sampai semua komunikasi dengan petugas
meja sehubungan dengan foul itu selesai dan pemain pengganti B1 telah menjadi pemain.

18/19-11 Contoh:
Pelatih tim A meminta time-out setelah itu pemain (manapun) melakukan foul.

Interpretasi:
Ke-2 tim diizinkan menuju ke bangku cadangan mereka jika mereka mengetahui
bahwa time-out telah diminta, walaupun periode time-out itu belum dimulai secara resmi.

18/19-12 Statement.
Pasal 18 dan 19 menjelaskan kapan kesempatan pergantian pemain atau time out
dimulai dan berakhir. Pelatih (ke-2 tim) meminta time out atau pergantian pemain harus
mengetahui waktunya. Jika tidak pada waktunya time out atau pergantian pemain tidak
akan diberikan segera.

Page 24 of 81
18/19-13 Contoh:
Kesempatan time-out atau pergantian pemain baru saja berakhir ketika pelatih tim A
berlari ke petugas meja, secara keras meminta pergantian pemain atau time-out. Pencatat
angka bereaksi dan membunyikan signal secara salah. Wasit meniup peluitnya dan
menghentikan pertandingan.
Interpretasi:
Oleh karena wasit menghentikan pertandingan, bola menjadi mati dan jam
pertandingan berhenti, menjadikan seperti apa yang biasanya menjadi kesempatan
pergantian pemain atau time-out. Bagaimanapun, karena permintaan dibuat terlambat,
pergantian pemain atau time-out tidak akan dikabulkan. Pertandingan harus segera
dilanjutkan kembali.

18/19-14 Contoh:
Pelanggaran goal-tending atau interference terjadi (kapan saja) selama
pertandingan. Pemain pengganti dari tim manapun atau ke-2 tim sedang menunggu di-
scorers-table untuk memasuki pertandingan atau time-out telah diminta oleh tim mana
saja.
Interpretasi:
Pelanggaran menyebabkan jam pertandingan menjadi berhenti dan bola menjadi
mati. Pergantian pemain atau time-out harus diizinkan.

18/19-15 Statement.
Masing-masing time-out harus selama 1 menit. Ke-2 tim harus segera kembali ke
lapangan pertandingan setelah wasit meniup peluitnya dan memberi isyarat di dalam
lapangan pertandingan. Jika tim memperpanjang waktu time-out lebih dari 1 menit yang
diberikan, itu akan memperoleh keuntungan dengan memperpanjang waktu time-out dan
juga menyebabkan tertundanya pertandingan. Peringatan kepada tim tersebut harus
diberikan oleh wasit. Jika tim tersebut tidak mengindahkan peringatan, time-out tambahan
harus dibebankan terhadap tim yang bersalah. Jika tim tersebut tidak lagi memiliki sisa time-
out, mungkin diberikan technical-foul karena menunda pertandingan dapat dibebankan
terhadap pelatih, dicatat sebagai “B”. jika terdapat tim yang tidak kembali dengan segera ke
lapangan pertandingan setelah jeda di half time, time out akan dibebankan terhadap tim
yang bersalah.
18/19-16 Contoh:
Periode time-out telah habis dan wasit memberikan isyarat kepada tim A untuk
kembali ke dalam lapangan pertandingan. Pelatih tim A terus memberikan instruksi kepada
timnya yang tetap berada di daerah bangku cadangan. Wasit memberikan isyarat lagi
kepada tim A untuk memasuki lapangan pertandingan dan
(a) Akhirnya tim A masuk ke dalam lapangan pertandingan.
(b) Tim A tetap berada di daerah bangku cadangan.
Interpretasi:
(a) Setelah tim mulai kembali ke dalam lapangan pertandingan, wasit memberikan
peringatan kepada pelatih jika perilaku yang sama diulangi lagi, time-out tambahan
akan dibebankan kepada tim A.
(b) Tanpa peringatan, time-out tambahan akan dibebankan terhadap tim A. Jika tim A
tidak lagi memiliki time-out yang tersisa, technical-foul karena menunda
pertandingan akan dibebankan terhadap pelatih tim A, dicatat sebagai “B”.

Page 25 of 81
18/19-17 Contoh:
Setelah berakhir waktu jeda di half time, tim A masih tetap berada di ruang gantinya
dan menyebabkan tertundanya periode ke-3 untuk dimulai.

Interpretasi:
Setelah akhirnya tim A masuk ke dalam lapangan pertandingan, time out, tanpa
peringatan, akan dibebankan terhadap tim A.

18/19-18 Statement.
Jika tim belum diberikan time-out dibabak ke-2 hingga jam pertandingan
menunjukkan 2:00 pada periode ke-4, pencatat angka akan membuat 2 garis horizontal pada
score-sheet di kotak pertama untuk babak ke-2 timnya. Pada papan score akan terlihat time
out pertama telah diambil.

18/19-19 Contoh:
Dengan waktu 2:00 pada jam pertandingan diperiode ke-4, ke-2 tim tidak mengambil
time-out dibabak ke-2.

Interpretasi:
Pencatat angka akan membuat 2 garis horizontal pada score sheet di kotak pertama
dari ke-2 tim untuk babak ke-2. Pada papan score akan terlihat time-out ke-1 telah diambil.

18/19-20 Contoh:
Dengan waktu 2:09 pada jam pertandingan diperiode ke-4, pelatih tim A meminta
time out yang pertama kali dibabak ke-2 ketika pertandingan sedang berjalan. Saat waktu
tersisa 1:58 pada jam pertandingan, bola keluar lapangan dan jam pertandingan berhenti.
Permintaan time-out untuk tim A sekarang diberikan.

Interpretasi:
Pencatat angka akan membuat 2 garis horizontal pada score-sheet di kotak pertama
tim A sebagai permintaan time out nya telah diberikan pada 1:58 diperiode ke-4. Time-out
akan dicatat pada kotak ke-2 dan tim A hanya memiliki 1 kali time out yang tersisa. Pada
papan score akan terlihat time-out yang ke-2 telah diambil.

PASAL. 23 PEMAIN BERADA DI LUAR LAPANGAN DAN BOLA BERADA DI LUAR LAPANGAN

23-1 Statement.
Merupakan suatu pelanggaran ketika seorang pemaian meninggalkan (ke luar)
lapangan pertandingan melewati garis end-line untuk menghindari pelanggaran 3-second.

23-2 Contoh:
A1 berada di dalam daerah key-hole selama kurang dari 3 detik bergerak ke luar
lapangan melewati garis end-line agar tidak terkena pelanggaran 3 detik dan kemudian
masuk kembali ke daerah key-hole.

Interpretasi:
A1 telah melakukan pelanggaran 3 detik.
Page 26 of 81
PASAL. 24 DRIBBLING

24-1 Statement.
Jika seorang pemain dengan sengaja melemparkan bola ke papan pantul (tidak
berusaha menembak dengan masuk akal) hal ini dianggap sama dengan jika pemain
memantulkan bola ke lantai. Jika pemain kemudian menyentuh bola lagi sebelum bola
tersentuh (atau disentuh) oleh pemain lain, hal ini dianggap sebagai dribble.

24-2 Contoh:
A1 belum memulai dribble ketika A1 melempar bola ke papan pantul dan
menangkapnya lagi sebelum pemain lain menyentuh bola.

Interpretasi:
Setelah menangkap bola A1 boleh menembak atau mengoper tetapi tidak boleh
memulai dribble yang baru.

24-3 Contoh:
Setelah mengakhiri dribble baik dalam gerakan lanjutan ataupun berdiri diam, A1
melempar bola ke papan pantul dan menangkap atau menyentuh bola lagi sebelum bola
menyentuh pemain lain.

Interpretasi:
A1 telah melakukan pelanggaran double-dribble.

24-4 Contoh:
A1 men-dribble bola dan kemudian berhenti.

(a) A1 kehilangan keseimbangan dan tanpa menggerakkan kaki pivot-nya


menyentuhkan bola ke lantai sekali atau 2 kali ketika memegang bola dengan ke-2
tangannya.
(b) A1 melempar-lemparkan bola dari tangan 1 ke tangan yang lain tanpa menggerakkan
kaki pivot-nya.

Interpretasi:
Ke-2 situasi di atas diperbolehkan karena A1 tidak menggerakkan kaki pivot-nya.

24-5 Contoh:
A1 memulai dribble-nya dengan cara
(a) melemparkan bola melewati atas lawannya
(b) melemparkan bola beberapa meter darinya

Bola menyentuh lapangan pertandingan setelah itu A1 melanjutkan dribble-nya.

Interpretasi:
Ke-2 situasi di atas diperbolehkan karena bola telah menyentuh lapangan
pertandingan sebelum A1 menyentuh bola kembali pada dribble-nya.

Page 27 of 81
PASAL. 25 TRAVELLING

25-1 Statement.
Sah jika seorang pemain yang berbaring di lantai mendapatkan penguasaan bola. Sah
jika seorang pemain yang sedang memegang bola jatuh di atas lantai. Sah juga jika seorang
pemain setelah jatuh di atas lantai meluncur singkat dengan memegang bola. Namun jika
pemain tersebut kemudian berguling atau berusaha untuk berdiri saat masih memegang
bola, hal ini merupakan pelanggaran.

25-2 Contoh:
A1, ketika sedang memegang bola, kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas lantai.

Interpretasi:
Tindakan A1 yang dengan tidak sengaja jatuh di atas lantai adalah sah.

25-3 Contoh:
A1, ketika sedang berbaring di lantai, mendapatkan penguasaan bola. A1 kemudian
(a) mengoper bola kepada A2.
(b) memulai dribble saat masih berbaring di lantai.
(c) mencoba berdiri saat men-dribble bola.
(d) mencoba berdiri saat masih memegang bola.

Interpretasi:
Dalam (a), (b) dan (c), tindakan A1 adalah sah.
Dalam (d), pelanggaran travelling telah terjadi.

25-4 Contoh:
A1, ketika sedang memegang bola, jatuh ke lantai dan menyebabkan dia meluncur.

Interpretasi:
Tindakan meluncur yang tidak disengaja oleh A1 bukan merupakan pelanggaran.
Bagaimanapun, jika A1 kemudian berguling atau mencoba berdiri saat masih memegang
bola pelanggaran travelling terjadi.

25-5 Statement.
Jika seorang pemain di-foul saat dalam gerakan menembak setelah itu pemain
tersebut mencetak angka ketika diberikan pelanggaran travelling angka yang tercipta tidak
dihitung dan akan diberikan free throw.

25-6 Contoh:
A1 telah memulai gerakan menembak dengan penetrasi ke arah keranjang,
memegang bola dengan ke-2 tangan. Pada gerakan lanjutannya dia di-foul oleh B1 setelah
itu A1 terkena pelanggaran travelling dan bola berhasil masuk.

Interpretasi:
Angka yang tercipta tidak akan dihitung. A1 diberikan 2 atau 3 free throw.

Page 28 of 81
PASAL. 28 DELAPAN DETIK
28-1 Statement.
Shot-clock berhenti karena adanya situasi jump-ball di backcourt. Jika throw-in hasil
dari alternating possession diberikan pada tim yang tadinya menguasai bola, maka tim
tersebut hanya memiliki berapapun waktu yang tersisa pada periode 8 detik.

28-2 Contoh:
Tim A telah menguasai bola selama 5 detik di backcourt-nya ketika terjadi bola
pegang (tarik-menarik). Tim A yang berhak atas throw-in alternating possession berikutnya.

Interpretasi:
Tim A hanya memiliki 3 detik untuk membuat bola menuju frontcourt-nya.

28-3 Statement.
Selama dribble dari backcourt menuju frontcourt, bola masuk ke frontcourt-nya
ketika ke-2 kaki pen-dribble (orang yang men-dribble) dan bola adalah komplit (sepenuhnya)
menyentuh frontcourt.

28-4 Contoh:
A1 mengangkangi garis tengah. Dia menerima bola dari A2 yang berada di backcourt.
A1 kemudian mengoper bola kembali kepada A2 yang masih berada di backcourt-nya tim A.

Interpretasi:
Sah. Ke-2 kaki A1 tidak sepenuhnya menyentuh frontcourt dan karena itu dia berhak
mengoper bola menuju backcourt. Periode 8 detik harus berlanjut.

28-5 Contoh:
A1 men-dribble bola dari backcourt-nya dan mengakhiri dribble-nya dengan
memegang bola saat mengangkangi garis tengah. A1 kemudian mengoper bola kepada A2
yang juga mengangkangi garis tengah.

Interpretasi:
Sah. Ke-2 kaki A1 tidak sepenuhnya menyentuh frontcourt dan karena itu dia berhak
mengoper bola kepada A2 yang juga tidak berada di frontcourt. Periode 8 detik harus
berlanjut.

28-6 Contoh:
A1 men-dribble bola dari backcourt-nya dan 1 kakinya (bukan ke-2 kaki) sudah
berada di frontcourt. Setelah itu A1 mengoper bola kepada A2, yang mengangkangi garis
tengah. A2 kemudian memulai dribble di backcourt-nya.

Interpretasi:
Sah. Ke-2 kaki A1 tidak sepenuhnya menyentuh frontcourt-nya dan karena itu dia
berhak mengoper bola kepada A2 yang juga tidak berada di frontcourt-nya. Oleh karena itu
A2 berhak untuk men-dribble bola di backcourt. Periode 8 detik harus berlanjut.

Page 29 of 81
28-7 Contoh:
A1 men-dribble bola dari backcourt-nya dan menghentikan gerakan majunya tetapi
masih men-dribble bola ketika:
(a) mengangkangi garis tengah.
(b) ke-2 kaki berada di frontcourt tetapi bola di-dribble di backcourt.
(c) ke-2 kaki berada di frontcourt ketika bola di-dribble di backcourt, setelah itu A1
mengembalikan ke-2 kaki ke backcourt-nya.
(d) ke-2 kaki berada di backcourt tetapi bola di-dribble di frontcourt.

Interpretasi:
Pada semua kasus, pen-dribble A1 tetap berada di backcourt sampai ke-2 kaki dan
juga bola sepenuhnya menyentuh frontcourt. Periode 8 detik harus berlanjut.

28-8 Statement.
Setiap kali periode 8 detik berlanjut dengan berapapun sisa waktu dan tim yang
sama yang sebelumnya menguasai bola diberikan throw-in, baik di perpanjangan garis
tengah, seberang petugas meja ataupun di back-court, wasit yang memberikan bola ke
pemain yang akan melakukan throw-in akan memberikan informasi kepada si-pelempar
berapa waktu yang tersisa dari periode 8 detik.

28-9 Contoh:
A1 men-dribble bola selama 4 detik di backcourt-nya ketika perkelahian dimulai.
Pemain pengganti A7 dan B9 di-disqualifikasi karena masuk ke dalam lapangan. Ke-2
hukuman akan dibatalkan dan pertandingan dilanjutkan dengan throw-in oleh A2 di
perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja. A2 mengoper bola kepada A3 di
backcourt-nya.
Interpretasi:
Tim A memiliki 4 detik untuk membuat bola menuju ke frontcourt-nya.

28-10 Contoh:
Tim A telah mengontrol bola di backcourt-nya. Dengan 6 detik yang digunakan dari
periode 8 detik telah terjadi double-foul di
(a) backcourt
(b) frontcourt
Interpretasi:
(a) Pertandingan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di backcourt di tempat
terdekat dengan kejadian (double-foul) dengan 2 detik untuk membuat bola
menuju ke frontcourt-nya tim A.
(b) Pertandingan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di frontcourt di tempat
terdekat dengan kejadian (double-foul).

28-11 Contoh:
A1 men-dribble bola selama 4 detik di backcourt-nya ketika B1 menepis bola
sehingga keluar lapangan.
Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di backcourt dengan 4
detik untuk membuat bola menuju ke frontcourt-nya tim A.
Page 30 of 81
28-12 Statement.
Jika pertandingan dihentikan oleh wasit untuk setiap alasan yang sah yang tidak
berhubungan dengan tim manapun dan jika dalam penilaian wasit lawan dapat dirugikan,
periode 8 detik akan berlanjut dari saat pertandingan dihentikan.

28-13 Contoh:
Dengan waktu 0:25 pada periode ke-4 dan score tim A 72 – tim B 72, tim A
menguasai bola. A1 telah men-dribble bola selama 4 detik di backcourt-nya ketika
pertandingan dihentikan oleh wasit yang disebabkan oleh
(a) Jam pertandingan atau shot clock gagal dijalankan atau dimulai
(b) Botol dilemparkan ke dalam lapangan
(c) Kesalahan me-reset shot clock.

Interpretasi:
Pada semua situasi di atas pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim
A di backcourt-nya dengan tersisa 4 detik pada periode 8 detik. Tim B akan dirugikan jika
pertandingan dilanjutkan dengan periode 8 detik yang baru.

28-14 Statement.
Setelah terjadi pelanggaran 8 detik tempat throw-in ditentukan oleh lokasi di mana
terjadinya pelanggaran.

28-15 Contoh:
Periode 8 detik untuk tim A telah berakhir dan diputuskan pelanggaran ketika:
(a) Tim A sedang menguasai bola di backcourt-nya.
(b) Bola berada di udara dalam operan oleh A1 dari backcourt-nya menuju ke
frontcourt-nya.

Interpretasi:
Throw-in untuk tim B akan dilaksanakan di frontcourt-nya tempat terdekat di
(a) Lokasi bola di mana terjadinya pelanggaran, kecuali tepat di belakang papan pantul.
(b) Garis tengah lapangan.

PASAL. 29/50 DUA PULUH EMPAT (24) DETIK (Shot-Clock)

29/50-1 Statement.
Usaha tembakan dilakukan di dekat akhir periode shot-clock dan signal shot-clock
berbunyi ketika bola berada di udara. Jika bola tidak menyentuh ring, pelanggaran telah
terjadi kecuali lawan memperoleh penguasaan bola dengan segera dan bebas. Bola akan
diberikan kepada lawan untuk throw-in di tempat terdekat dimana pertandingan dihentikan
oleh wasit, kecuali tepat di belakang papan pantul.

29/50-2 Contoh:
Tembakan untuk mencetak angka oleh A1 sedang berada di udara ketika signal shot-
clock berbunyi. Bola menyentuh papan pantul dan kemudian bergulir di lantai, lalu bola
disentuh oleh B1 diikuti oleh A2 dan akhirnya dikuasai oleh B2.
Page 31 of 81
Interpretasi:
Ini adalah pelaggaran 24 detik karena bola tidak menyentuh ring dan kemudian tidak
ada penguasaan dengan segera dan bebas oleh lawan.

29/50-3 Contoh:
Selama tembakan untuk mencetak angka oleh A1 bola menyentuh papan pantul
tetapi tidak menyentuh ring. Bola kemudian disentuh pada saat rebound tetapi tidak
dikuasai oleh B1, setelah itu A2 mendapatkan penguasaan bola. Pada saat ini signal shot-
clock berbunyi.

Interpretasi:
Pelanggaran 24 detik telah terjadi. Shot-clock tetap berjalan termasuk ketika bola
dikuasai kembali oleh pemain tim A

29/50-4 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka pada akhir periode shot-clock. Bola secara sah
di-block oleh B1 dan kemudian signal shot-clock berbunyi. Setelah signal berbunyi B1
melakukan foul terhadap A1.

Interpretasi:
Pelanggaran 24 detik telah terjadi. Foul-nya B1 harus diabaikan kecuali technical,
unsportsmanlike atau disqualifying foul.

29/50-5 Contoh:
Tembakan untuk mencetak angka oleh A1 sedang berada di udara ketika signal shot-
clock berbunyi. Bola tidak menyentuh ring, setelah itu langsung diputuskan bola pegang
(tarik-menarik) antara A2 dan B2.

Interpretasi:
Pelanggaran 24 detik telah terjadi. Tim B tidak mendapatkan penguasaan bola secara
segera dan bebas.

29/50-6 Contoh:
A1 melepaskan tembakan untuk mencetak angka. Ketika bola sedang berada di
udara signal shot-clock berbunyi. Bola tidak menyentuh ring dan setelah itu bola disentuh
oleh B1 sehingga menyebabkan bola keluar lapangan.

Interpretasi:
Pelanggaran 24 detik telah terjadi. Tim B tidak mendapatkan penguasaan bola secara bebas.

29/50-7 Statement.
Jika signal shot-clock berbunyi dalam situasi dimana, menurut pertimbangan wasit,
lawan akan mendapatkan penguasaan bola dengan segera dan bebas, signal harus diabaikan
dan pertandingan berlanjut.

Page 32 of 81
29/50-8 Contoh:
Di dekat akhir dari periode shot-clock operan A1 gagal diambil oleh A2 (ke-2 pemain
berada di frontcourt-nya) dan bola bergulir ke backcourt-nya tim A. Sebelum B1
mendapatkan bola dengan jalur kosong menuju keranjang signal shot-clock berbunyi.

Interpretasi:
Jika B1 mendapatkan penguasaan bola dengan segera dan bebas signal harus
diabaikan dan pertandingan harus berlanjut.

29/50-9 Statement.
Jika suatu tim yang tadinya sedang menguasai bola diberikan throw-in alternating-
possession, tim tersebut hanya memiliki berapapun waktu yang tersisa pada shot-clock saat
situasi jump-ball terjadi.

29/50-10 Contoh:
Tim A sedang menguasai bola dengan 10 detik tersisa pada shot-clock ketika bola
pegang (tarik-menarik) terjadi. Throw-in alternating-possession diberikan kepada:
(a) Tim A
(b) Tim B

Interpretasi:
(a) Tim A hanya memiliki 10 detik tersisa pada shot-clock.
(b) Tim B akan memiliki periode shot-clock yang baru (24 detik).

29/50-11 Contoh:
Tim A sedang menguasai bola dengan 10 detik tersisa pada shot-clock ketika bola
keluar lapangan. Wasit (antara wasit) tidak dapat sepakat apakah A1 atau B1 yang terakhir
menyentuh bola sebelum bola keluar lapangan. Diputuskan situasi jump-ball dan throw-in
alternating-possession diberikan kepada:
(a) Tim A.
(b) Tim B.

Interpretasi:
(a) Tim A hanya memiliki 10 detik tersisa pada shot-clock.
(b) Tim B akan memiliki periode shot-clock yang baru (24 detik).

29/50-12 Statement.
Jika pertandingan dihentikan oleh wasit untuk sebuah foul atau pelanggaran (bukan
bola keluar lapangan) dilakukan oleh tim yang tidak menguasai bola dan kepemilikan bola
diberikan kepada tim yang sama yang sebelumnya menguasai bola di frontcourt, shot-clock
akan di-reset sebagai berikut:

• Jika 14 detik atau lebih waktu yang terlihat di layar shot-clock saat pertandingan
dihentikan, shot-clock tidak akan di-reset, tetapi harus dilanjutkan dari waktu saat
dihentikan.
• Jika 13 detik atau kurang waktu yang terlihat di layar shot-clock saat pertandingan
dihentikan, shot-clock harus di-reset ke 14 detik.

Page 33 of 81
29/50-13 Contoh:
B1 menyebabkan pelanggaran out-of-bounds di frontcourt tim A. Shot-clock
menunjukan 8 detik.

Interpretasi:
Tim A hanya memiliki 8 detik tersisa pada shot-clock.

29/50-14 Contoh:
A1 men-dribble bola di frontcourt-nya dan di-foul oleh B1. Ini adalah foul ke-2 dari
tim B pada periode ini. Shot-clock menunjukan 3 detik.

Interpretasi:
Tim A akan memiliki 14 detik tersisa pada shot-clock.

29/50-15 Contoh:
Dengan 4 detik tersisa pada shot-clock, tim A sedang menguasai bola di frontcourt
ketika
(a) A1
(b) B1

Cedera dan wasit menghentikan pertandingan.

Interpretasi:
Tim A memiliki
(a) 4 detik
(b) 14 detik
Tersisa pada shot-clock.

29/50-16 Contoh:
A1 melepaskan tembakan untuk mencetak angka. Ketika bola berada di udara
double-foul antara A2 dan B2 diputuskan dengan 6 detik tersisa pada shot-clock. Bola tidak
masuk ke dalam keranjang. Arah Panah alternating-possession menunjukan kepemilikan
berikutnya untuk tim A.

Interpretasi:
Tim A memiliki 6 detik tersisa pada shot-clock.

29/50-17 Contoh:
Dengan 5 detik tersisa pada shot-clock, A1 sedang men-dribble bola saat technical-
foul diputuskan terhadap B1 diikuti dengan technical-foul terhadap pelatih tim A.

Interpretasi:
Setelah pembatalan hukuman yang seimbang, pertandingan akan dilanjutkan dengan
throw-in untuk tim A dengan 5 detik tersisa pada shot-clock.

Page 34 of 81
29/50-18 Contoh:
Dengan
(a) 16 detik
(b) 12 detik

Tersisa pada shot-clock, A1 mengoper bola kepada A2 di frontcourt nya tim A ketika B1
berada di backcourt-nya dengan sengaja menendang bola dengan kakinya atau memukul
bola dengan kepalan tangannya.

Interpretasi:
Pelanggaran untuk tim B. Setelah throw-in di frontcourt, tim A memiliki
(a) 16 detik
(b) 14 detik
Tersisa pada shot-clock.

29/50-19 Contoh:
Selama throw-in oleh A1, B1 di backcourt-nya menempatkan tangannya melewati
garis batas dan ia mem-block operan A1 dengan
(a) 19 detik
(b) 11 detik

Tersisa pada shot-clock.

Interpretasi:
Pelanggaran dilakukan oleh B1. Setelah throw-in di frontcourt, tim A memiliki
(a) 19 detik
(b) 14 detik

Tersisa pada shot-clock.

29/50-20 Contoh:
A1 men-dribble bola di frontcourt-nya ketika B2 melakukan unsprotsmanlike-foul
terhadap A2 dengan 6 detik tersisa pada shot-clock.

Interpretasi:
Tanpa memperhatikan apakah free-throw berhasil atau gagal tim A akan diberikan
throw-in dari perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja. Tim A memiliki periode
shot clock yang baru (24 detik).

Interpretasi yang sama juga berlaku untuk technical-foul dan disqualifying-foul.

29/50-21 Statement.
Jika pertandingan dihentikan oleh wasit untuk setiap alasan yang sah yang tidak
berhubungan dengan tim manapun dan jika menurut pertimbangan wasit lawan dapat
dirugikan, shot-clock harus dilanjutkan dari saat pertandingan dihentikan.

Page 35 of 81
29/50-22 Contoh:
Dengan waktu menunjukan 0:25 pada periode terakhir suatu pertandingan dan
dengan angka A 72 - B 72, tim A mendapatkan penguasaan bola. A1 telah men-dribble bola
selama 20 detik ketika pertandingan dihentikan oleh wasit karena

(a) Jam pertandingan atau shot-clock gagal untuk berjalan atau untuk dimulai
(b) Ada sebuah botol dilempar ke dalam lapangan.
(c) Shot-clock di-reset secara keliru.

Interpretasi:
Pada semua kasus, pertandingan harus dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A dan
dengan 4 detik tersisa pada shot-clock. Tim B akan dalam posisi dirugikan jika pertandingan
dilanjutkan dengan periode shot-clock yang baru (24 detik).

29/50-23 Contoh:
Setelah tembakan untuk mencetak angka oleh A1 bola memantul dari ring dan
kemudian dikuasai oleh A2. 9 detik kemudian shot-clock berbunyi secara keliru. Wasit
menghentikan pertandingan.

Interpretasi:
Tim A yang menguasai bola akan dalam posisi dirugikan jika ini merupakan
pelanggaran 24 detik. Setelah berkonsultasi dengan pengawas pertandingan (jika ada) dan
operator shot-clock, wasit memulai kembali pertandingan dengan throw-in untuk tim A
dengan 5 detik tersisa pada shot-clock.

29/50-24 Contoh:
Dengan 4 detik tersisa pada shot-clock, A1 mencoba menembak untuk mencetak
angka. Bola tidak menyentuh ring tetapi operator shot-clock me-reset jam secara keliru. A2
mendapatkan rebound dan setelah beberapa saat, A3 mencetak angka. Pada saat ini wasit
baru sadar akan situasi kekeliruan.

Interpretasi:
Para wasit (setelah berkonsultasi dengan pengawas pertandingan, jika ada) harus
memastikan bahwa bola tidak menyentuh ring pada tembakan untuk mencetak angka oleh
A1. Mereka (wasit) kemudian harus memutuskan apakah bola meninggalkan tangan A3
sebelum shot-clock yang seharusnya berbunyi kalau tidak di-reset. Jika demikian angka
akan dihitung, namun jika tidak, pelanggaran 24 detik telah terjadi dan bola masuk oleh A3
tidak akan dihitung.

29/50-25 Statement.
Ketika throw-in hasil dari technical foul, unsportsmanlike-foul atau disqualifying-
foul throw-in nya harus selalu dilaksanakan di perpanjangan garis tengah, seberang
petugas meja dan shot clock akan di-reset menjadi 24 detik yang baru. Hal ini juga
diterapkan ketika jam pertandingan menunjukan menit 2:00 atau kurang pada periode ke-4
dan setiap periode tambahan tanpa memperhatikan apakah ada atau tidaknya time-out
yang diberikan kepada tim penyerang.

Page 36 of 81
29/50-26 Contoh:
Dengan waktu menunjukan 1:12 pada periode terakhir, A1 men-dribble bola di
frontcourt dengan 6 detik tersisa pada shot-clock, ketika
(a) B1 melakukan unsportsmanlike-foul
(b) Pelatih tim B diberikan technical-foul.
Time-out kini diberikan kepada pelatih manapun (pelatih A atau pelatih B).

Interpretasi:
Terlepas apakah free-throw berhasil atau gagal dan tanpa memperhatikan pelatih
mana yang meminta time-out, tim A akan diberikan throw-in di perpanjangan garis tengah,
seberang petugas meja. Tim A juga memiliki periode 24 detik yang baru.

29/50-27 Statement.
Ketika tembakan untuk mencetak angka sudah dilepaskan dan kemudian defensive-
foul diputuskan, shot-clock harus di-reset sebagai berikut:

• Jika 14 detik atau lebih terlihat pada layar shot-clock pada saat pertandingan
dihentikan, shot-clock tidak akan di-reset, tetapi akan dilanjutkan dari saat
dihentikan.
• Jika 13 detik atau kurang terlihat pada layar shot-clock pada saat pertandingan
dihentikan, shot-clock akan di-reset ke 14 detik.

29/50-28 Contoh:
Dengan tersisa 17 detik pada shot-clock, A1 melepaskan tembakan untuk mencetak
angka. Ketika bola berada di udara B2 melakukan foul kepada A2. Ini adalah foul yang ke-2
tim B pada periode ini. Kemudian bola:

(a) Masuk ke dalam keranjang.


(b) Mengenai ring tetapi tidak masuk keranjang.
(c) Tidak mengenai (menyentuh) ring.

Interpretasi:
Pada (a) Bola masuk A1 dihitung dan bola akan diberikan kepada tim A untuk throw-in
di tempat terdekat di mana foul terjadi, dengan 14 detik tersisa pada shot
clock.

(b) dan (c) Bola akan diberikan kepada tim A untuk throw-in di tempat terdekat di mana
foul terjadi, dengan 17 detik tersisa pada shot-clock.

29/50-29 Contoh:
Dengan 10 detik tersisa pada shot-clock, A1 melepaskan tembakan untuk mencetak
angka. Ketika bola berada di udara B2 melakukan foul kepada A2. Ini adalah foul yang ke-2
tim B pada periode ini. Kemudian bola:

(a) Masuk ke dalam keranjang.


(b) Mengenai ring tetapi tidak masuk keranjang.
(c) Tidak mengenai (menyentuh) ring.

Page 37 of 81
Interpretasi:
Pada (a) Bola masuk oleh A1 dihitung.

Pada ke-3 situasi di atas bola akan diberikan kepada tim A untuk throw-in di tempat
terdekat di mana foul terjadi, dengan 14 detik tersisa pada shot clock.

29/50-30 Contoh:
A1 melepaskan tembakan untuk mencetak angka. Ketika bola berada di udara signal
shot-clock berbunyi dan kemudian B2 melakukan foul kepada A2. Ini adalah foul yang ke-2
tim B pada periode ini. Kemudian bola:

(a) Masuk ke dalam keranjang.


(b) Mengenai ring tetapi tidak masuk keranjang.
(c) Tidak mengenai (menyentuh) ring.

Interpretasi:
Pada (a) Bola masuk oleh A1 dihitung.

Pada ke-3 situasi di atas tidak terjadi pelanggaran 24 detik dan bola akan diberikan kepada
tim A untuk throw-in di tempat terdekat di mana foul terjadi, dengan 14 detik tersisa pada
shot-clock.

29/50-31 Contoh:
Dengan 10 detik tersisa pada shot-clock, A1 melepaskan tembakan untuk mencetak
angka. Ketika bola berada di udara B2 melakukan foul kepada A2. Ini adalah foul ke-5 tim B
di periode ini. Bola:

(a) Masuk ke dalam keranjang.


(b) Mengenai ring tetapi tidak masuk keranjang.
(c) Tidak mengenai (menyentuh) ring.

Interpretasi:
Pada (a) Bola masuk oleh A1 dihitung.

Pada ke-3 situasi di atas A2 diberikan 2 free throw.

29/50-32 Contoh:
A1 melepaskan tembakan untuk mencetak angka. Ketika bola berada di udara signal
shot-clock berbunyi dan kemudian B2 melakukan foul kepada A2. Ini adalah foul ke-5 tim B
di periode ini. Bola:
(a) Masuk ke dalam keranjang.
(b) Mengenai ring tetapi tidak masuk keranjang.
(c) Tidak mengenai (menyentuh) ring.

Interpretasi:
Pada (a) Bola masuk oleh A1 dihitung.

Pada ke-3 situasi di atas, tidak terjadi pelanggaran 24 detik dan A2 diberikan 2 free throw.
Page 38 of 81
29/50-33 Statement.
Setelah bola menyentuh ring dari keranjang lawan untuk alasan apapun, shot-clock
akan di-reset ke 14 detik, jika tim yang dapat kembali menguasai bola adalah tim yang sama
yang sebelumnya menguasai bola ketika bola itu belum menyentuh ring.

29/50-34 Contoh:
Dalam sebuah operan oleh A1 kepada A2 bola menyentuh B2 setelah itu bola
menyentuh ring. A3 mendapatkan penguasaan bola.

Interpretasi:
Shot-clock akan di-reset ke 14 detik sesegera pada saat A3 dapat menguasai bola.

29/50-35 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka dengan

(a) 4 detik
(b) 20 detik
tersisa pada shot clock. Bola menyentuh ring, memantul dan A2 dapat menguasai bola.

Interpretasi
Pada ke-2 kasus di atas, shot-clock akan di-reset ke 14 detik tanpa memperhatikan
apapun apakah A2 dapat menguasai bola di froncourt atau di backcourt.

29/50-36 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola menyentuh ring. B1 menyentuh bola dan
kemudian A2 mendapatkan penguasaan bola.

Interpretasi:
Shot-clock akan di-reset ke 14 detik sesegera pada saat A2 mendapatkan
penguasaan bola.

29/50-37 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola menyentuh ring. B1 menyentuh bola
kemudian bola ke luar lapangan.

Interpretasi:
Throw-in untuk tim A di tempat terdekat terjadinya pelanggaran. Shot-clock akan di-
reset ke 14 detik tanpa memperhatikan apapun apakah throw-in diberikan di frontcourt
atau di backcourt.

29/50-38 Contoh:
Dengan waktu 4 detik pada shot-clock, A1 melempar bola ke arah ring mencoba
untuk me-reset shot-clock. Bola menyentuh ring. B1 menyentuh bola kemudian bola ke luar
lapangan di backcourt-nya tim A.

Interpretasi:
Throw-in untuk tim A di backcourt-nya. Shot-clock akan di-reset ke 14 detik.

Page 39 of 81
29/50-39 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola menyentuh ring. A2 menepis bola dan
kemudian A3 mendapatkan penguasaan bola.

Interpretasi:
Shot-clock akan di-reset ke 14 detik dengan segera pada saat A3 mendapatkan
penguasaan bola di manapun di lapangan pertandingan.

29/50-40 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola menyentuh ring dan pada saat situasi
rebound B2 melakukan foul terhadap A2. Ini adalah tim foul ke-3 untuk tim B pada periode
ini.

Interpretasi:
Throw-in untuk tim A di tempat terdekat kejadian (terjadinya foul). Shot-clock akan
di-reset ke 14 detik.

29/50-41 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola berhasil masuk dan sekarang B2
melakukan foul terhadap A2. Ini adalah tim foul ke-3 untuk tim B pada periode ini.

Interpretasi :
Bola yang masuk akan dihitung, throw-in untuk tim A di tempat terdekat kejadian
(terjadinya foul). Shot-clock akan di-reset ke 14 detik.

29/50-42 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola menyentuh ring dan saat situasi rebound
terjadi tarik-menarik bola antara A2 dan B2. Posisi arah panah (alternating possession)
menunjukkan untuk tim A.

Interpretasi:
Throw-in untuk tim A di tempat terdekat saat terjadinya tarik-menarik. Shot-clock
akan di-reset ke 14 detik.

29/50-43 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka. Bola menyangkut di antara ring dan papan.
Posisi arah panah (alternating possession) menunjukkan untuk tim A. Shot-clock
menunjukkan 8 detik.

Interpretasi:
Throw-in untuk tim A dari end-line di samping papan pantul. Shot-clock akan
dilanjutkan dengan 8 detik.

29/50-44 Contoh:
A1 berada di frontcourt-nya mengoper bola untuk sebuah alley-hoop kepada A2.
Bola itu gagal menyentuh atau ditangkap oleh A2 tetapi menyentuh ring, setelah itu A3
dapat menguasai bola.

Page 40 of 81
Interpretasi:
Shot-clock akan di-reset ke 14 detik dengan segera pada saat bola dapat dikuasai
oleh A3. Jika A3 menyentuh bola di backcourt-nya, ini adalah pelanggaran backcourt.

29/50-45 Contoh:
Setelah A1 mendapatkan defensive rebound, B1 menepis bola yang berada di
tangannya A1. Kemudian bola menyentuh/tersentuh ring dan ditangkap oleh B2.

Interpretasi:
Bola tidak dikuasai oleh tim yang sama, bola itu telah dikuasai sebelum bola
menyentuh ring (penguasaan tim A), tim B akan memiliki periode 24 detik yang baru.

29/50-46 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka dengan tersisa 6 detik pada shot-clock. Bola
menyentuh ring, memantul dan A2 dapat menguasai bola di backcourt-nya. Kemudian A2 di-
foul oleh B1. Ini adalah tim foul ke-3 tim B pada periode ini.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A dari backcourt-nya
dengan hitungan 24 detik yang baru.

29/50-47 Statement.
Kapan-pun tim mendapatkan posisi bola hidup di salah satu baik frontcourt ataupun
backcourt dan 14 detik atau kurang (di bawah 14 detik) tersisa pada jam pertandingan, shot
clock akan dimatikan.

29/50-48 Contoh:
Tim A diberikan posisi penguasaan bola yang baru dengan 12 detik tersisa pada jam
pertandingan.
Interpretasi:
Shot-clock akan dimatikan.

29/50-49 Contoh:
Dengan waktu tersisa 18 detik pada jam pertandingan dan 3 detik pada shot-clock,
pemain B1 di backcourt-nya dengan sengaja menendang bola.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di frontcourt-nya
dengan 18 detik pada jam pertandingan dan 14 detik pada shot-clock.

29/50-50 Contoh:
Dengan waktu tersisa 7 detik pada jam pertandingan dan 3 detik pada shot-clock,
pemain B1 di backcourt-nya dengan sengaja menendang bola.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di frontcourt-nya
dengan 7 detik pada jam pertandingan dan shot-clock akan dimatikan.

Page 41 of 81
29/50-51 Contoh:
Dengan waktu tersisa 23 detik pada jam pertandingan, tim A mendapatkan
penguasaan bola yang baru. Dengan 19 detik pada jam pertandingan A1 menembak untuk
mencetak angka. Bola menyentuh ring dan A2 mendapatkan rebound.

Interpretasi:
Shot-clock tidak akan dimulai ketika tim A yang semula mendapatkan penguasaan
bola yang baru. Bagaimanapun, shot-clock segera mungkin akan di-reset ke 14 detik ketika
A2 menguasai bola dimana masih ada lebih dari 14 detik pada jam pertandingan.

29/50-52 Contoh:
Dengan waktu tersisa 58 detik pada jam pertandingan diperiode ke-4, B1 melakukan
foul terhadap A1 di backcourt tim A. Tim A memiliki 19 detik tersisa pada shot-clock. Ini
adalah tim foul ke-3 untuk tim B pada periode ini. Tim A diberikan time out.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di (throw-in line),
seberang petugas meja di frontcourt tim A dengan 19 detik pada shot clock.

29/50-53 Contoh:
Dengan waktu tersisa 58 detik pada jam pertandingan diperiode ke-4, B1 melakukan
foul terhadap A1 di backcourt tim A. Tim A memiliki 19 detik tersisa pada shot-clock. Ini
adalah tim foul ke-3 untuk tim B pada periode ini. Tim B diberikan time out.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A dari backcourt-nya
dengan periode 24 detik baru pada shot-clock.

29/50-54 Contoh:
Dengan waktu tersisa 30 detik pada jam pertandingan diperiode ke-4, A1 men-
dribble bola di frontcourt-nya. B1 menepis bola menuju ke backcourt tim A dimana A2 yang
berada di backcourt-nya dapat menguasai bola. B2 melakukan foul kepada A2 pada saat
shot-clock tersisa 8 detik. Ini adalah tim foul ke-3 untuk tim B pada periode ini. Tim A
diberikan time-out.

Interpretasi:
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A di (throw-in line),
seberang petugas meja di frontcourt tim A dan dengan 14 detik pada shot clock.

29/50-55 Contoh:
Dengan waktu tersisa 25.2 detik pada jam pertandingan diperiode ke-2, tim A dapat
menguasai bola. Dengan tersisa waktu 1 detik pada shot-clock, A1 menembak untuk
mencetak angka. Ketika bola berada di udara signal shot-clock berbunyi. Bola tidak
menyentuh ring dan setelah berjalan 1.2 detik lagi signal jam pertandingan berbunyi untuk
mengakhiri periode.

Page 42 of 81
Interpretasi:
Ini bukan pelanggaran 24 detik. Wasit tidak akan memutuskan violation sementara
menunggu jika tim B dapat menguasai bola sepenuhnya. Periode telah berakhir.

29/50-56 Contoh:
Dengan waktu tersisa 25.2 detik pada jam pertandingan diperiode ke-2, tim A dapat
menguasai bola. Dengan tersisa waktu 1 detik pada shot-clock, A1 menembak untuk
mencetak angka. Ketika bola berada di udara signal shot-clock berbunyi. Bola tidak
menyentuh ring dan wasit memutuskan violation dengan jam pertandingan menunjukan 0.8
detik.

Interpretasi:
Pelanggaran 24 detik. Bola akan diberikan kepada tim B untuk throw-in dengan 0.8
detik tersisa pada jam pertandingan.

29/50-57 Contoh:
Dengan waktu tersisa 25.2 detik pada jam pertandingan diperiode ke-2, tim A dapat
menguasai bola. Dengan tersisa waktu 1.2 detik pada jam pertandingan dan dengan A1
telah memegang bola di tangannya (ke-2 tangannya), signal shot clock berbunyi. Wasit
memutuskan violation dengan jam pertandingan menunjukan 0.8 detik.

Interpretasi:
Pelanggaran 24 detik. Bola akan diberikan kepada tim B untuk throw-in dengan 1.2
detik tersisa pada jam pertandingan.

PASAL. 30 BOLA KEMBALI KE LAPANGAN BELAKANG

30-1 Statement.
Saat berada di udara, seorang pemain tetap pada status yang sama berdiri di lantai
seperti di mana dia terakhir kali menyentuh lantai sebelum melompat ke udara. Namun
bagaimanapun, ketika pemain di udara melompat dari frontcourt-nya dan mendapatkan
penguasaan bola saat dia masih berada di udara, dia adalah pemain pertama di timnya yang
mendapatkan penguasaan bola.
Jika dalam pergerakannya kemudian membuat dia kembali ke backcourt-nya, dia tidak
dapat menghindari untuk tidak kembali ke backcourt-nya juga dengan bola dalam
penguasaannya. Untuk itu jika pemain di udara mendapatkan penguasaan tim yang baru,
posisi pemain tersebut yang berhubungan dengan frontcourt / backcourt tidak akan
ditentukan sampai pemain tersebut kembali dengan ke-2 kaki di lantai.

30-2 Contoh:
A1 di backcourt-nya mencoba untuk fast-break dengan mengoper bola ke A2 di
frontcourt. B1 melompat dari frontcourt tim B, menangkap bola saat masih di udara dan
mendarat
(a) dengan ke-2 kaki di backcourt-nya.
(b) mengangkangi garis tengah.
(c) mengangkangi garis tengah dan kemudian men-dribble atau mengoper bola ke
backcourt-nya.

Page 43 of 81
Interpretasi:
Tidak ada violation yang terjadi. B1 mendapatkan penguasaan bola pertama untuk
tim B ketika berada di udara dan posisinya yang berhubungan dengan frontcourt / backcourt
tidak ditentukan sampai ke-2 kakinya kembali ke lantai. Dalam semua kasus, B1 sah berada
di backcourt-nya.

30-3 Contoh:
Pada jump-ball antara A1 dan B1 untuk memulai periode pertama, bola telah ditepis
secara sah ketika A2 melompat dari frontcourt-nya, menangkap bola saat masih di udara
dan mendarat
(a) dengan ke-2 kaki di backcourt-nya.
(b) mengangkangi garis tengah.
(c) mengangkangi garis tengah dan kemudian men-dribble atau mengoper bola ke
backcourt-nya.

Interpretasi:
Tidak ada violation yang terjadi. A2 mendapatkan penguasaan bola pertama untuk
tim A ketika berada di udara. Dalam semua kasus, A2 sah berada di backcourt-nya.

30-4 Contoh:
Pelempar throw-in A1 di frontcourt-nya mencoba mengoper kepada A2. A2
melompat dari frontcourt-nya, menangkap bola ketika berada di udara dan mendarat
(a) dengan ke-2 kaki di backcourt-nya.
(b) mengangkangi garis tengah.
(c) mengangkangi garis tengah dan kemudian men-dribble atau mengoper bola ke
backcourt-nya.

Interpretasi:
Violation oleh tim A. Ketika throw-in nya A1, tim A telah mendapatkan penguasaan
bola di frontcourt, sebelum A2 menangkap bola ketika berada di udara dan mendarat di
backcourt-nya. Dalam semua kasus, A2 telah mengembalikan bola ke backcourt secara tidak
sah.

30-5 Contoh:
A1 berdiri mengangkangi garis tengah untuk memulai periode ke-2 dan mengoper
bola kepada A2. A2 melompat dari frontcourt-nya, menangkap bola ketika berada di udara
dan mendarat
(a) dengan ke-2 kaki di backcourt-nya.
(b) mengangkangi garis tengah.
(c) mengangkangi garis tengah dan kemudian men-dribble atau mengoper bola ke
backcourt-nya.

Interpretasi:
Violation oleh tim A. Pelempar throw-in A1 telah mendapatkan penguasaan bola
untuk tim A. A2 melompat dari frontcourt-nya dan menangkap bola ketika berada di udara
telah mendapatkan penguasaan bola untuk tim A di frontcourt. Dalam semua kasus, dengan
mendaratnya A2 di backcourt-nya telah menyebabkan bola kembali ke backcourt-nya secara
tidak sah.
Page 44 of 81
30-6 Contoh :
Pelempar throw-in A1 di backcourt-nya mencoba mengoper kepada A2 di frontcourt-
nya. B1 melompat dari frontcourt-nya, menangkap bola saat berada di udara dan sebelum
dia mendarat di backcourt-nya dia mengoper bola kepada B2 di backcourt-nya.

Interpretasi:
Violation oleh tim B karena mengembalikan bola ke backcourt secara tidak sah.

30-7 Statement.
Bola hidup telah dikembalikan ke backcourt secara tidak sah ketika pemain tim A
yang telah komplit berada di frontcourt, menyebabkan bola menyentuh backcourt, setelah
itu pemain tim A yang pertama menyentuh bola baik di frontcourt maupun di backcourt.
Namun demikian adalah sah ketika pemain tim A berada di backcourt menyebabkan bola
menyentuh frontcourt, setelah itu pemain tim A yang pertama menyentuh bola, baik di
frontcourt maupun backcourt.

30-8 Contoh:
A1 berdiri komplit dengan ke-2 kaki di frontcourt dekat dengan garis tengah ketika
A1 mencoba mengoper bounce-pass kepada A2 yang juga berdiri dengan ke-2 kaki di
frontcourt dekat dengan garis tengah. Pada operan itu, bola menyentuh backcourt sebelum
menyentuh A2.

Interpretasi:
Violation oleh tim A karena telah mengembalikan bola ke backcourt secara tidak sah.

30-9 Contoh :
A1 dan A2 keduanya berdiri dengan ke-2 kaki di frontcourt-nya dekat dengan garis
tengah ketika A1 mencoba mengoper bounce-pass kepada A2. Pada operan itu, bola
menyentuh backcourt dan kemudian menyentuh frontcourt, setelah itu bola menyentuh A2.

Interpretasi:
Violation oleh tim A karena telah mengembalikan bola ke backcourt secara tidak sah.

30-10 Contoh :
A1 berdiri dengan ke-2 kaki di backcourt dekat dengan garis tengah ketika A1
mencoba mengoper bounce-pass kepada A2 yang juga berdiri dengan ke-2 kaki di backcourt
dekat dengan garis tengah. Pada operan itu, bola menyentuh frontcourt sebelum
menyentuh A2.

Interpretasi:
Sah. Tidak ada backcourt violation selama tidak ada pemain tim A dengan
memegang bola telah berada di frontcourt. Bagaimanapun, selama bola telah mencapai
(menyentuh) frontcourt periode 8 detik berhenti pada saat bola telah menyentuh
frontcourt. Periode 8 detik yang baru akan dimulai dengan segera setelah A2 menyentuh
bola.

Page 45 of 81
30-11 Contoh:
A1 di backcourt-nya mengoper bola ke frontcourt-nya. Bola menyentuh wasit yang
berdiri di lapangan pertandingan dengan ke-2 kaki mengangkangi garis tengah dan bola
berikutnya disentuh oleh A2 yang masih berada di backcourt-nya.

Interpretasi:
Sah. Tidak ada backcourt violation selama tidak ada pemain tim A dengan
memegang bola telah berada di frontcourt. Bagaimanapun, selama bola telah mencapai
(menyentuh) frontcourt periode 8 detik berhenti pada saat bola tersentuh wasit. Periode 8
detik yang baru akan dimulai dengan segera setelah A2 menyentuh bola.

30-12 Contoh:
Tim A menguasai bola di frontcourt-nya ketika secara bersamaan bola disentuh oleh
A1 dan B1 dan kemudian bola bergulir ke backcourt-nya tim A, dimana bola itu pertama kali
disentuh oleh A2.

Interpretasi:
Tim A telah menyebabkan bola kembali ke backcourt secara tidak sah.

30-13 Contoh:
A1 men-dribble bola dari backcourt-nya menuju ke frontcourt. Memiliki ke-2 kaki
berada di frontcourt-nya dia tetap men-dribble bola menyentuh backcourt-nya. Kemudian
bola menyentuh kakinya dan memantul (bergulir) menuju backcourt-nya dimana A2
memulai dribble.

Interpretasi:
Sah selama A1 belum sepenuhnya menguasai bola di frontcourt-nya.

30-14 Contoh:
A1 berada di backcourt-nya mengoper bola kepada A2 yang berada di frontcourt-
nya. A2 menyentuh bola setelah itu bola kembali kepada A1 yang masih tetap berada di
backcourt.

Interpretasi:
Sah selama A2 belum sepenuhnya menguasai bola di frontcourt-nya.

30-15 Contoh:
Pada throw-in A1 dari garis tengah setelah unsportsmanlike-foul, A1 mengoper bola
kepada A2. A2 melompat mengangkangi di atas garis tengah, menangkap bola dengan kaki
kirinya berada di frontcourt-nya dan dengan kaki kanan tetap berada di udara. Kemudian A2
meletakkan kaki kanannya menuju backcourt-nya.

Interpretasi:
Sah. Hanya setelah A2 menyentuh frontcourt dengan ke-2 kaki, A2 telah
menetapkan penguasaan tim berada di frontcourt-nya.

Page 46 of 81
30-16 Contoh:
Pada pelempar throw-in A1 berada di frontcourt-nya, mengoper bola kepada A2. A2
melompat mengangkangi di atas garis tengah, menangkap bola dengan kaki kirinya berada
di frontcourt-nya dan dengan kaki kanan tetap berada di udara. Kemudian A2 meletakkan
kaki kanannya menuju backcourt-nya.

Interpretasi:
A2 telah menyebabkan bola kembali ke backcourt-nya secara tidak sah, selama
pelempar throw-in A1 telah sepenuhnya menetapkan penguasaan tim berada di frontcourt-
nya tim A.

30-17 Contoh:
A1 men-dribble di frontcourt-nya dekat dengan garis tengah ketika B1 menepis bola
menuju backcourt-nya tim A. A1 dengan ke-2 kaki masih tetap berada di frontcourt-nya
melanjutkan untuk men-dribble bola yang memantul (menyentuh) di backcourt-nya.

Interpretasi:
Sah. Tim A bukan yang terakhir menyentuh bola di frontcourt-nya. A1 bahkan bisa
melanjutkan dribble sepenuhnya menuju backcourt-nya dengan periode 8 detik yang baru.

30-18 Contoh:
A1 berada di backcourt-nya mengoper bola kepada A2. A2 melompat dari frontcourt-
nya, menangkap bola ketika berada di udara dan mendarat
(a) dengan ke-2 kaki berada di backcourt-nya.
(b) menyentuh garis tengah.
(c) mengangkangi garis tengah dan kemudian mengoper atau men-dribble bola menuju
backcourt-nya.

Interpretasi:
Violation oleh tim A karena telah mengembalikan bola ke backcourt secara tidak sah.
A2 telah menetapkan penguasaan tim A di frontcourt ketika menangkap bola di udara.

PASAL. 31 GOALTENDING DAN INTERFERENCE

31-1 Statement.
Ketika bola berada di atas ring selama tembakan untuk mencetak angka atau
percobaan free throw, ini adalah interference jika pemain menjangkau melewati keranjang
dari bawah dan menyentuh bola.

31-2 Contoh:
Pada free throw terakhir atau satu-satunya A1,
(a) Sebelum bola menyentuh ring,
(b) Setelah bola menyentuh ring dan masih ada kemungkinan untuk masuk keranjang,

B1 menjangkau melewati keranjang dari bawah dan menyentuh bola.

Page 47 of 81
Interpretasi:
Violation B1 karena menyentuh bola secara tidak sah.
(a) A1 akan diberikan 1 angka dan technical foul harus diputuskan terhadap B1.
(b) A1 akan diberikan 1 angka tetapi tidak ada technical-foul diputuskan terhadap B1.

31-3 Statement.
Ketika bola berada di atas ring selama operan atau setelah bola menyentuh ring, ini
merupakan interference jika seorang pemain menjangkau melewati keranjang dari bawah
dan menyentuh bola.

31-4 Contoh:
Bola berada di atas ring karena hasil operan dari A1 ketika B1 menjangkau melewati
keranjang dari bawah dan menyentuh bola.

Interpretasi:
Interference violation oleh B1. Tim A harus mendapatkan 2 atau 3 angka.

31-5 Statement.
Mengikuti free throw terakhir atau satu-satunya dan setelah bola menyentuh ring,
percobaan free throw berubah statusnya menjadi tembakan 2 angka jika bola ditepis secara
sah oleh pemain manapun sebelum bola masuk ke dalam keranjang.

31-6 Contoh:
Setelah free throw terakhir atau satu-satunya A1, Bola telah menyentuh ring dan
memantul ke atas. B1 mencoba menepis bola keluar namun bola masuk ke keranjang.

Interpretasi:
Bola telah disentuh secara sah. Percobaan free throw telah berubah statusnya dan
kapten tim A yang berada di dalam lapangan harus diberikan 2 angka.

31-7 Statement.
Setelah bola menyentuh ring pada percobaan mencetak angka, free throw terakhir
atau satu-satunya atau setelah jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode dan
bola masih memiliki kesempatan untuk masuk ke keranjang, sebuah foul diputuskan. Ini
merupakan interference violation jika pemain manapun kemudian menyentuh bola.

31-8 Contoh:
Setelah free throw terakhir atau satu-satunya A1, bola telah menyentuh ring dan
memantul ke atas ketika dalam usaha rebound A2 di-foul oleh B2 (tim foul ke-3 tim B). Bola
masih memiliki kesempatan untuk masuk ke keranjang dan disentuh oleh
(a) A3
(b) B3
Interpretasi:
Ini adalah interference violation.
(a) Tidak ada poin yang akan diberikan. Ke-2 hukuman throw-in akan dibatalkan satu
sama lain. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in dari alternating

Page 48 of 81
possession di end-line dekat dimana foul telah terjadi, kecuali tepat di belakang
papan pantul.
(b) A1 akan diberikan 1 poin. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim A
di end-line dekat dengan di mana foul terjadi, kecuali di belakang papan pantul.

31-9 Contoh:
Free throw terakhir atau satu-satunya A1 telah menyentuh ring dan memantul ke
atas ketika dalam usaha rebound A2 di-foul oleh B2 (tim foul ke-5 tim B). Bola masih
memiliki kesempatan untuk masuk ke keranjang dan disentuh oleh
(a) A3
(b) B3
Interpretasi:
Ini adalah interference violation.
(a) Tidak ada poin yang akan diberikan. A2 akan diberikan 2 free throw, tidak ada posisi
rebound. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim B dari
perpanjangan garis free throw.
(b) A1 akan diberikan 1 poin. A2 akan diberikan 2 free throw. Pertandingan akan
dilanjutkan seperti biasa sebagaimana setelah free throw dilaksanakan.

31-10 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka, bola menyentuh ring dan memantul ke atas
dan masih memiliki kesempatan untuk masuk ke keranjang ketika signal jam pertandingan
berbunyi. Bola disentuh oleh
(a) A2
(b) B2
Interpretasi:
Ini adalah interference violation.
(a) Tidak ada poin yang akan diberikan.
(b) 2 atau 3 angka akan diberikan kepada A1.

31-11 Statement.
Jika, selama percobaan mencetak angka, seorang pemain menyentuh bola pada saat
melayang ke atas, semua batasan menyangkut pada goaltending dan interference harus
diterapkan.

31-12 Contoh:
A1 mencoba menembak untuk mencetak angka dan bola yang sedang melayang ke
atas disentuh oleh A2 atau B2. Dan saat melayang ke bawah menuju keranjang bola
disentuh oleh:
(a) A3.
(b) B3.
Interpretasi:
Sentuhan A2 atau B2 saat bola sedang melayang ke atas adalah sah dan tidak
merubah status tembakan untuk mencetak angka. Namun, sentuhan berikutnya terhadap
bola yang sedang melayang ke bawah oleh A3 atau B3 adalah violation.
(a) Bola diberikan kepada tim B untuk throw-in dari perpanjangan garis free throw.
(b) 2 atau 3 angka diberikan kepada A1.

Page 49 of 81
31-13 Statement.
Merupakan interference violation jika seorang pemain menyebabkan papan pantul
atau ring bergetar sedemikian rupa sehingga bola, menurut penilaian wasit, telah dicegah
masuk ke keranjang atau telah menyebabkan bola masuk keranjang.

31-14 Contoh:
A1 mencoba menembak untuk mencetak 3 angka di dekat akhir pertandingan. Saat
bola sedang berada di udara signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri
pertandingan. Setelah bunyi signal, B1 menyebabkan papan pantul atau ring bergetar dan
karena itu, dalam penilaian wasit, bola telah dicegah untuk masuk keranjang.

Interpretasi:
Walaupun setelah signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri pertandingan,
bola tetap hidup dan oleh karena itu interference violation telah terjadi. 3 angka diberikan
kepada A1.

31-15 Statement.
Interference dilakukan oleh pemain bertahan atau penyerang selama tembakan
untuk mencetak angka ketika seorang pemain menyentuh keranjang atau papan pantul saat
bola sedang bersentuhan dengan ring dan masih mempunyai kemungkinan untuk masuk ke
keranjang.

Diagram 2 Bola menyentuh ring

31-16 Contoh:
Setelah tembakan A1 untuk mencetak angka, bola telah memantul dari ring dan
kemudian mendarat lagi di ring. B1 menyentuh keranjang atau papan pantul ketika bola
masih bersentuhan dengan ring.

Interpretasi:
Violation oleh B1. Batasan interference diterapkan selama bola masih mempunyai
kemungkinan masuk ke keranjang.

31-17 Statement.
Kapanpun terjadi keputusan yang berbeda diantara wasit-wasit atau pelanggaran
peraturan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dan salah satu dari hukumannya
adalah membatalkan bola masuk, hukuman itu berlaku dan tidak ada poin yang akan
diberikan.

Page 50 of 81
31-18 Contoh:
Tembakan untuk mencetak angka dilakukan oleh A1 pada saat bola melayang
menuju ke bawah dan komplit berada di atas level ring secara bersamaan disentuh oleh A2
dan B2. Kemudian bola

(a) masuk ke keranjang.


(b) tidak masuk ke keranjang.

Interpretasi:
Pada ke-2 kasus di atas tidak ada poin yang akan diberikan. Ini adalah situasi jump
ball.

31-19 Statement.
Terjadi interference violation jika seorang pemain memegang keranjang (/ring) untuk
memainkan bola.

31-20 Contoh:
A1 mencoba menembak dari daerah 3 poin. Bola memantul dari keranjang (/ring)
saat

(a) A2 memegang keranjang (/ring) dan menepis bola ke dalam keranjang.


(b) B1 memegang keranjang (/ring) dan menepis bola ke luar keranjang.

Interpretasi:
Interference violation dilakukan oleh keduanya A2 dan B1.
(a) Tidak ada poin yang akan diberikan. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in
untuk tim B di perpanjangan garis free throw.
(b) A1 akan diberikan 3 poin.

31-21 Statement.
Terjadi interference violation jika pemain bertahan menyentuh bola ketika bola
sudah berada di dalam keranjang.

Diagram 3 Bola berada di dalam keranjang

Page 51 of 81
31-22 Contoh:
A1 mencoba menembak untuk mencetak angka. Ketika bola berputar di ring dan
sebagian kecil dari bola sudah berada di dalam keranjang dan di bawah level ring, B1
menyentuh bola.

Interpretasi:
Interference violation dilakukan oleh B1 selama bola berada di dalam keranjang dan
selama sebagian kecil dari bola sudah berada di dalam keranjang dan di bawah level ring.

PASAL. 33 PERSINGGUNGAN: PRINSIP UMUM

33.10 Daerah No-charge semi-circle

33-1 Statement.
Tujuan dari peraturan no-charge semi-circle bukan untuk menghargai pemain
bertahan yang telah mengambil posisi di bawah keranjangnya sendiri dengan tujuan
mendapatkan charging foul terhadap pemain penyerang yang sedang menguasai bola dan
menerobos (penetrasi) menuju keranjang.

Untuk menerapkan peraturan no-charge semi-circle:


(a) Pemain bertahan harus menempatkan 1 kaki atau ke-2 kakinya menyentuh dengan
daerah semi-circle (lihat diagram 4). Garis semi-circle adalah termasuk bagian dari
daerah semi-circle.
(b) Pemain penyerang harus menerobos (penetrasi) menuju keranjang melewati garis
semi-circle dan mencoba menembak untuk mencetak angka atau mengoper saat
berada di udara.

Peraturan no-charge semi-circle tidak akan diterapkan dan semua persinggungan harus
diputuskan menurut peraturan biasa, contohnya: prinsip silinder, prinsip charge / block:
(a) Untuk semua situasi permainan di luar daerah no-charge semi-circle, juga yang
berkembang dari daerah antara daerah semi-circle dan garis akhir (end-line).
(b) Untuk semua situasi rebound ketika, setelah tembakan untuk mencetak angka, bola
memantul dan situasi persinggungan terjadi.
(c) Untuk semua penggunaan tangan secara tidak sah, lengan, kaki atau badan baik oleh
pemain penyerang maupun bertahan.

33-2 Contoh:
A1 mencoba jump-shot yang dimulai dari luar daerah semi-circle dan menabrak B1
yang berada di dalam daerah semi-circle.

Interpretasi:
Tindakan sah A1 sebagaimana seperti peraturan no-charge semi-circle diterapkan.

33-3 Contoh:
A1 men-dribble sepanjang end-line dan, setelah mencapai daerah belakang papan
pantul, melompat secara diagonal atau ke belakang dan menabrak B1 yang dalam posisi
penjagaan yang sah di dalam daerah no-charge semi-circle.

Page 52 of 81
Interpretasi:
Charging-foul oleh A1. Peraturan no-charge semi-circle tidak diterapkan seperti
sebagaimana A1 memasuki daerah no-charge semi-circle dari lapangan pertandingan tepat
di belakang papan pantul dan di perpanjangan garis bayangan.

33-4 Contoh:
Tembakan A1 untuk mencetak angka menyentuh ring dan terjadi situasi rebound. A2
melompat ke udara, menangkap bola dan kemudian menabrak B1 yang berada dalam posisi
penjagaan yang sah di dalam daerah no-charge semi-circle.

Interpretasi:
Charging-foul oleh A2. Peraturan no-charge semi-circle tidak diterapkan.

33-5 Contoh:
A1 menerobos (penetrasi) menuju keranjang dan dalam gerakan menembak (act of
shoot). Dalam melengkapi tembakan untuk mencetak angka, A1 mengoper bola ke A2 yang
tepat mengikutinya. A1 kemudian menabrak B1 yang berada di dalam daerah no-charge
semi-circle. Pada waktu yang bersamaan A2, dengan bola di tangannya sedang bergerak
menuju keranjang untuk mencetak angka.

Interpretasi:
Charging-foul oleh A1. Peraturan no-charge semi-circle tidak berlaku sebagaimana
A1 secara tidak sah menggunakan badannya untuk memberikan jalan kepada A2 menuju
keranjang.

33-6 Contoh:
A1 menerobos (penetrasi) menuju keranjang dan dalam gerakan menembak (act of
shoot). Dalam melengkapi tembakan untuk mencetak angka, A1 mengoper bola ke A2 yang
berdiri di pojok lapangan pertandingan. A1 kemudian menabrak B1 yang berada di dalam
daerah no-charge semi-circle.

Interpretasi:
Gerakan A1 sah. Peraturan no-charge semi-circle diterapkan.

Diagram 4 Posisi pemain di dalam / di luar daerah no-charge semi-circle

Page 53 of 81
PASAL. 35 DOUBLE FOUL

35-1 Statement.
Kapanpun terjadi keputusan yang berbeda diantara wasit-wasit atau pelanggaran
peraturan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dan salah satu dari hukumannya
adalah membatalkan bola masuk, hukuman itu berlaku dan tidak ada poin yang akan
diberikan.

35-2 Contoh:
Ketika A1 dalam gerakan menembak, terjadi kontak fisik antara penembak A1 dan
B1. Bola masuk ke keranjang. Wasit Lead memutuskan offensive-foul terhadap A1 dan oleh
karena itu bola masuk tidak dihitung. Wasit Trail memutuskan defensive-foul terhadap B1
dan oleh karena itu bola masuk dihitung.

Interpretasi:
Wasit-wasit telah setuju untuk memutuskan double-foul dan bola masuk tidak akan
dihitung. Pertandingan harus dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di perpanjangan garis
free throw.
Tim A hanya memiliki berapapun waktu tersisa pada shot clock ketika double-foul terjadi.

35-3 Statement.
Semua kondisi / situasi berikut adalah diperlukan untuk 2 foul dianggap sebagai
double-foul :
(a) Ke-2 foul adalah foul-nya pemain-pemain.
(b) Ke-2 foul tersebut melibatkan kontak fisik.
(c) Ke-2 foul tersebut ada diantara ke-2 pemain yang berlawanan saling melakukan foul.
(d) Ke-2 foul tersebut dilakukan pada waktu yang hampir bersamaan.

35-4 Contoh:
(a) Pada saat memperebutkan posisi, A1 dan B1 saling mendorong.
(b) Pada saat rebound, A1 dan B1 saling mendorong.
(c) Pada saat menerima operan dari A2, A1 dan B1 saling mendorong.

Interpretasi:
Double-foul akan diputuskan pada ke 3 situasi di atas. Pada saat throw-in, tim A
hanya memiliki berapapun waktu tersisa pada shot clock ketika double-foul terjadi.

PASAL. 36 TECHNICAL FOUL

36-1 Statement.
Peringatan wasit diberikan kepada pemain untuk tindakan atau perilaku yang mana,
jika diulangi, dapat menyebabkan technical-foul. Peringatan tersebut juga harus
dikomunikasikan kepada pelatih dari tim tersebut dan berlaku untuk semua anggota tim
untuk tindakan serupa dan untuk sisa pertandingan. Peringatan wasit hanya bisa diberikan
ketika bola menjadi mati dan jam pertandingan berhenti.

Page 54 of 81
36-2 Contoh:
Anggota tim A diberi peringatan untuk:
(a) Mengganggu yang tidak diperbolehkan saat throw-in.
(b) Perilakunya.
(c) Tindakan-tindakan lain yang, jika diulangi, dapat menyebabkan technical-foul.

Interpretasi:
Peringatan juga harus dikomunikasikan kepada pelatih tim A dan berlaku untuk
semua anggota tim A, untuk tindakan serupa, untuk sisa pertandingan.

36-3 Statement.
Ketika seorang pemain dalam gerakan menembak, lawan tidak diperbolehkan untuk
membingungkan pemain tersebut dengan tindakan seperti menempatkan tangan (ke-2
tangan) dekat dengan mata penembak, berteriak keras, menghentakan kaki atau menepuk
tangan di dekat penembak. Melakukan hal-hal tadi dapat mengakibatkan technical-foul jika
penembak dirugikan dengan tindakan tadi, atau mungkin peringatan diberikan jika
penembak tidak dirugikan.

36-4 Contoh:
A1 dalam gerakan menembak untuk mencetak angka ketika B1 mencoba untuk
mengganggu A1 dengan berteriak keras atau menghentakan kaki kuat-kuat ke lantai.
Tembakan untuk mencetak angka:
(a) Berhasil.
(b) Tidak berhasil.

Interpretasi:
(a) B1 harus diberikan peringatan, yang harus juga dikomunikasikan kepada pelatih tim
B. Jika anggota tim B sebelumnya telah diberikan peringantan untuk perilaku yang
sama, B1 akan diberikan technical-foul.
(b) B1 harus dibebankan technical-foul.

36-5 Statement.
Jika wasit mengetahui terdapat lebih dari 5 pemain dari tim yang sama bermain di
dalam lapangan secara bersamaan, kesalahan harus sesegera mungkin diperbaiki tanpa
merugikan lawan. Dengan asumsi bahwa wasit dan petugas meja melakukan pekerjaan
mereka dengan benar, 1 pemain harus masuk kembali atau tetap berada di dalam lapangan
secara tidak sah. Oleh karena itu, wasit harus meminta 1 pemain untuk segera
meninggalkan lapangan pertandingan dan memberikan technical-foul terhadap pelatih tim
tersebut, dicatat (di score-sheet) sebagai “B”. Pelatih bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa pergantian pemain diterapkan dengan benar dan pemain pengganti tersebut segera
meninggalkan lapangan pertandingan setelah terjadi pergantian pemain.

36-6 Contoh:
Ketika pertandingan berjalan diketahui tim A memilki lebih dari 5 pemain di dalam
lapangan.
(a) Pada waktu diketahui, tim B (dengan 5 pemain) sedang menguasai bola.
(b) Pada waktu diketahui, tim A (dengan lebih dari 5 pemain) sedang menguasai bola.
Page 55 of 81
Interpretasi:
(a) Pertandingan harus segera dihentikan kecuali tim B ditempatkan pada posisi yang
dirugikan.
(b) Pertandingan harus segera dihentikan.

Dalam ke-2 kasus di atas, pemain yang telah masuk kembali atau tetap berada di dalam
lapangan pertandingan secara tidak sah harus dikeluarkan dari pertandingan dan technical-
foul harus diberikan kepada pelatih tim A, dicatat (di score-sheet) sebagai “B”.

36-7 Statement.
Setelah diketahui bahwa tim berpartisipasi dengan lebih dari 5 pemain, itu juga
diketahui angka yang tercipta telah dicatat atau foul yang telah dilakukan oleh pemain pada
tim tersebut ketika partisipasi yang tidak sah. Semua angka yang tercipta akan tetap
dihitung dan semua foul yang dilakukan oleh (atau terhadap) pemain tersebut akan
dianggap sebagai foul pemain.

36-8 Contoh:
Pada waktu jam pertandingan berjalan, tim A memiliki 6 pemain di dalam lapangan
permainan. Ini diketahui dan pertandingan berhenti setelah:
(a) A1 melakukan offensive-foul.
(b) A1 mencetak angka.
(c) B1 telah melakukan foul kepada A1 selama tembakan untuk mencetak angkanya
tidak berhasil.
(d) Pemain ke-6 telah meninggalkan lapangan permainan.

Interpretasi:
(a) Foul-nya A1 adalah foul pemain.
(b) Angkanya A1 yang tercipta akan dihitung.
(c) A1 akan diberikan 2x atau 3x free throw.
Pada (a), (b) dan (c) Pemain ke-6 nya tim A harus meninggalkan lapangan permainan dan
juga dalam semua situasi di atas sebuah technical-foul harus dibebankan kepada pelatih tim
A, dicatat (di score-sheet) sebagai “B”.
(d) Technical-foul harus dibebankan kepada pelatih tim A, dicatat (di score-sheet)
sebagai “B”.

36-9 Statement.
Setelah diberitahukan tidak lagi berhak berpartisipasi karena foul ke 5, pemain
tersebut masuk kembali dalam pertandingan. Partisipasi yang tidak sah akan segera
dikenakan sanksi setelah diketahui, tanpa menempatkan lawan pada posisi yang dirugikan.

36-10 Contoh:
Setelah melakukan foul ke-5, B1 diberitahukan tidak lagi berhak berpartisipasi.
Kemudian B1 masuk kembali sebagai pemain pengganti. Partisipasi tidak sah B1 ini diketahui
sebelum:

(a) Bola menjadi hidup untuk melanjutkan pertandingan.

Page 56 of 81
Atau setelah:

(b) Bola menjadi hidup kembali ketika bola dikuasai oleh tim A.
(c) Bola menjadi hidup kembali ketika bola dikuasai oleh tim B.
(d) Bola menjadi mati kembali mengikuti masuknya kembali B1 dalam pertandingan.

Interpretasi:
(a) B1 segera dikeluarkan dari pertandingan.
(b) Pertandingan segera dihentikan kecuali tim A dalam posisi yang dirugikan. B1
dikeluarkan dari pertandingan.
(c),(d) Pertandingan segera dihentikan. B1 dikeluarkan dari pertandingan.

Pada semua kasus, technical-foul akan dibebankan kepada pelatih tim B, dicatat (di score
sheet) sebagai “B”.

36-11 Statement.
Setelah diberitahukan tidak lagi berhak berpartisipasi karena foul ke-5, pemain
tersebut masuk kembali dalam pertandingan dan mencetak angka atau melakukan foul atau
di-foul oleh lawan sebelum partisipasi tidak sah diketahui. Semua poin yang tercipta akan
tetap dihitung dan foul yang dilakukan oleh pemain tersebut atau yang dilakukan oleh
lawannya akan dianggap sebagai foul pemain.

36-12 Contoh:
Setelah melakukan foul ke-5, B1 telah diberitahukan tidak lagi berhak untuk
berpartisipasi. B1 kemudian masuk kembali dalam pertandingan sebagai pemain pengganti.
Partisipasi tidak sah B1 diketahui setelah:

(a) B1 mencetak angka.


(b) B1 melakukan foul.
(c) B1 di-foul saat men-dribble oleh A1 (team-foul yang ke-5).

Interpretasi:
(a) Angka yang dicetak B1 dihitung.
(b) Foul-nya B1 adalah foul pemain dan akan dicatat pada score-sheet di sebelah tempat
setelah foul ke-5 nya.
(c) 2x free throw akan diberikan kepada pemain penggantinya B1.

Dalam semua kasus, technical-foul harus dibebankan kepada pelatih tim B, dicatat sebagai
“B”.

Page 57 of 81
36-13 Statement.
Setelah tidak diberitahukan tidak lagi berhak untuk berpartisipasi karena foul ke-5,
pemain tersebut tetap di dalam atau masuk kembali dalam pertandingan. Pemain tersebut
harus dikeluarkan dari pertandingan sesegera mungkin setelah kekeliruan diketahui tanpa
menempatkan lawan pada posisi yang dirugikan. Tidak ada hukuman yang akan diberikan
untuk partisipasi tidak sah pemain tersebut. Jika pemain tersebut mencetak angka,
melakukan foul atau di-foul oleh lawan, angka yang dicetak akan dihitung dan foul dianggap
sebagai foul pemain.

36-14 Contoh :
A6 meminta untuk menggantikan A1. Bola kemudian menjadi mati hasil dari foul
oleh A1 dan A6 memasuki pertandingan. Wasit tidak memberitahukan A1 bahwa foul-nya
adalah foul yang ke-5. A1 kemudian masuk kembali dalam pertandingan sebagai pemain
pengganti. Partisipasi tidak sah A1 diketahui setelah:

(a) Jam pertandingan telah dimulai ketika A1 sedang berpartipasi sebagai pemain.
(b) A1 telah mencetak angka.
(c) A1 melakukan foul terhadap B1.
(d) B1 melakukan foul terhadap A1 selama tembakan mencetak angka yang tidak
berhasil.

Interpretasi:
Tidak ada hukuman yang akan diberikan karena partisipasi tidak sah A1
(a) Pertandingan harus dihentikan tanpa menempatkan tim B pada posisi yang
dirugikan. A1 segera dikeluarkan dari pertandingan dan digantikan oleh pemain
pengganti.
(b) Angka yang dicetak A1 dihitung.
(c) Foul-nya A1 merupakan foul pemain dan dihukum dengan sesuai. Itu akan dicatat
pada score-sheet di sebelah tempat setelah foul ke-5 nya.
(d) 2x atau 3x free throw akan diberikan kepada pemain penggantinya A1.

36-15 Contoh:
10 menit sebelum permulaan pertandingan, technical-foul dibebankan kepada A1.
Sebelum pertandingan dimulai, pelatih tim B menunjuk B1 untuk melakukan 1x free throw,
namun B1 tidak termasuk dalam pemain starting-five tim B.

Interpretasi:
Salah 1 dari pemain yang ditunjuk sebagai starting-five tim B yang harus melakukan
percobaan free throw. Pergantian pemain tidak dapat diizinkan sebelum jam pertandingan
dimulai.

Page 58 of 81
36-16 Statement.
Kapanpun seorang pemain berpura-pura memalsukan foul, prosedur berikut harus
diterapkan :
• Tanpa mengganggu (menghentikan) pertandingan, wasit memberikan / menunjukan
signalnya dengan menaikan lengan bawah (rise-the-lower-arm signal) sebanyak 2x.
• Begitu pertandingan dihentikan, dilain waktu peringatan harus dikomunikasikan
kepada pemain dan pelatih tim tersebut. Ke 2 tim berhak mendapatkan 1x
peringatan.
• Dilain waktu pemain dari tim tersebut berpura-pura memalsukan foul lagi, technical-
foul harus diputuskan. Hal ini diterapkan juga jika pertandingan tidak dihentikan
untuk berkomunikasi dari peringatan sebelumnya.
• Dalam kasus yang berlebihan tanpa persinggungan apapun, technical-foul bisa
langsung diputuskan tanpa peringatan.

36-17 Contoh:
A1 men-dribble dengan dijaga oleh B1. A1 membuat gerakan mendadak dengan
kepalanya memberi kesan seolah-olah dia telah di-foul oleh B1. Pada permainan di situasi
yang sama (berikutnya), A1 melebihi jatuhnya di lantai memberi kesan seolah-olah dia telah
didorong oleh B1.

Interpretasi:
Wasit memberikan A1 peringatan karena gerakan kepala seolah-olah dia di-foul,
menunjukkan signalnya dengan menaikan lengan bawah (rise-the-lower-arm signal)
sebanyak 2x. A1 harus diberikan technical-foul karena terjatuh di lantai yang berlebihan
seolah-olah dia didorong sebagaimana ini merupakan kepalsuan foul yang ke 2 kalinya
bahkan tidak ada kesempatan berkomunikasi memberikan peringatan kepada A1 untuk
kepalsuan foul-nya yang pertama kali.

36-18 Contoh :
A1 men-dribble dengan dijaga oleh B1. A1 kemudian membuat gerakan mendadak
dengan kepalanya memberi kesan seolah-olah dia telah di-foul oleh B1. Pada permainan
disituasi yang sama (berikutnya), B2 terjatuh di lantai memberi kesan seolah-olah dia telah
didorong oleh A2.

Interpretasi:
Wasit memberikan A1 dan B2 peringatan untuk kepalsuan foul mereka,
menunjukkan signalnya dengan menaikan lengan bawah (rise-the-lower-arm signal)
sebanyak 2x. Selama penghentian pertandingan berikutnya peringatan harus
dikomunikasikan kepada A1, B2 dan ke 2 pelatih.

36-19 Statement.
Ketika pemain menjatuhkan diri untuk mendapatkan foul (falls down to fake a foul)
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak fair dengan mendapatkan foul
yang tidak adil terhadap lawan atau untuk menciptakan suasana tidak sprotif diantara
penonton terhadap wasit, perilaku seperti ini dianggap tidak sportif.

Page 59 of 81
36-20 Contoh :
A1 sedang menerobos (penetrasi) menuju keranjang ketika B1 jatuh ke belakang di
lantai tanpa ada persinggungan yang terjadi antara pemain-pemain ini atau setelah
persinggungannya A1 diabaikan yang diikuti dengan tindakan theatrical-nya B1. Peringatan
untuk tindakan seperti itu sudah dikomunikasikan sebelumnya kepada pemain tim B melalui
pelatih tim B.

Interpretasi:
Perilaku seperti ini jelas-jelas tidak sportif dan meracuni pertandingan yang berjalan
lancar. Technical-foul harus dibebankan kepada B1.

36-21 Statement.
Cedera serius dapat terjadi karena mengayunkan siku dengan berlebihan, terutama
pada saat rebound dan situasi penjagaan yang ketat. Jika tindakan seperti Ini menyebabkan
persinggungan maka personal-foul dapat dibebankan. Jika tidak menyebabkan
persinggungan, technical-foul dapat dibebankan.

36-22 Contoh:
A1 mendapatkan penguasaan bola pada saat rebound dan kembali ke lantai. Dengan
segera A1 dijaga ketat oleh B1. Tanpa menyebabkan persinggungan terhadap B1, A1
mengayunkan sikunya secara berlebihan berusaha untuk mengancam B1 atau untuk
mendapatkan ruang yang cukup untuk melakukan pivot, mengoper atau men-dribble.

Interpretasi:
Tindakannya A1 tidak sesuai dengan semangat dan tujuan dari peraturan. Technical-
foul dapat dibebankan terhadap A1.

36-23 Statement.
Seorang pemain akan didiskualifikasi ketika pemain tersebut melakukan 2x tachnical-
foul.

36-24 Contoh:
A1 telah melakukan technical-foul pertamanya selama babak ke-1 karena
bergantungan di ring. Technical-foul yang ke-2 diputuskan terhadap dirinya selama babak
ke-2 karena perilaku yang tidak sportif.

Interpretasi:
A1 secara otomatis akan didiskualifikasi dan harus pergi dan tetap berada di ruang
ganti timnya selama durasi pertandingan atau, jika dia memilih, dia akan meninggalkan
gedung. Technical-foul yang ke-2 ini hanya akan dikenakan sanksi dan tidak ada hukuman
tambahan untuk diskualifikasi yang harus dilakukan. Pencatat angka yang harus segera
memberitahu wasit ketika seorang pemain telah melakukan 2x technical-foul dan harus
didiskualifikasi.

Page 60 of 81
36-25 Statement.
Setelah melakukan foul yang ke-5 nya, seorang pemain akan menjadi pemain yang
sudah tidak berhak untuk bermain. Setelah foul ke-5 nya, beberapa technical foul selanjutnya
yang diputuskan terhadap dirinya akan dibebankan kepada pelatihnya dan dicatat di
scoresheet “B”. Ini juga berlaku jika salah satu dari lima foul-nya adalah technical atau
unsportsmanlike foul. Dia tidak akan di-disqualifikasi dan boleh tetap berada di area tim benc-
nya.

36-26 Contoh:
B1 telah melakukan technical foul selama periode ke-1. Pada periode ke-4 B1 telah
melakukan foul ke-5 nya. Berjalan menuju tim benc-nya B1 dibebankan dengan technical
foul.

Interpretasi:
Dengan foul ke-5 nya B1 telah menjadi pemain yang sudah tidak berhak untuk
bermain. Beberapa technical foul selanjutnya yang diputuskan terhadap dirinya akan
dibebankan kepada pelatihnya. B1 tidak akan di-disqualifikasi.

36-27 Contoh:
B1 telah melakukan unsportsmanlike foul selama periode ke-3. Pada periode ke-4 B1
telah melakukan foul ke-5 nya. Berjalan menuju tim benc-nya B1 dibebankan dengan
technical foul.

Interpretasi:
Dengan foul ke-5 nya B1 telah menjadi pemain yang sudah tidak berhak untuk
bermain. Beberapa technical foul selanjutnya yang diputuskan terhadap dirinya akan
dibebankan kepada pelatihnya. B1 tidak akan di-disqualifikasi.

36-28
36-25 Statement.
Seorang pemain akan di-disqualifikasi ketika dia dibebankan dengan 1x technical foul
dan 1x unsportsmanlike foul.

36-29 Contoh:
A1 telah melakukan technical foul selama babak ke-1 karena men-delay
pertandingan. Unsportsmanlike foul (C-2) diputuskan terhadap dirinya selama babak ke-2
karena melakukan hard foul kepada B1.

Interpretasi:
Secara otomatis A1 akan di-disqualifikasi dan dia akan pergi menuju dan tetap di
dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau, jika mau, dia akan meninggalkan
gedung. Hanya unsportsmanlike foul tersebut yang merupakan foul yang akan dihukum dan
tidak ada hukuman tambahan yang dilaksanakan atas diskualifikasi tersebut. Petugas
pencatat angka harus menginformasikan kepada wasit sesegera mungkin ketika seorang
pemain telah melakukan 1x technical foul dan 1x unsportsmanlike foul dan seharusnya di-
disqualifikasi.

Page 61 of 81
36-30 Contoh:
A1 telah melakukan unsportsmanlike foul (C-3) selama babak ke-1 karena
menghentikan pertandingan dengan melakukan persinggungan yang tidak perlu yang
disebabkan oleh pemain bertahan untuk menghentikan serangan tim penyerang dalam
transisi. Sebuah technical foul diputuskan terhadap dirinya selama babak ke-2 karena
melakukan faking.

Interpretasi:
Secara otomatis A1 akan di-disqualifikasi dan dia akan pergi menuju dan tetap di
dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau, jika mau, dia akan meninggalkan
gedung. Hanya technical foul tersebut yang merupakan foul yang akan dihukum dan tidak
ada hukuman tambahan yang dilaksanakan atas diskualifikasi tersebut. Petugas pencatat
angka harus menginformasikan kepada wasit sesegera mungkin ketika seorang pemain telah
melakukan 1x unsportsmanlike foul dan 1x technical foul dan secara otomatis harus di-
disqualifikasi.

36-31 Statement.
Seorang pemain yang merangkap sebagai pelatih akan di-disqualifikasi jika dia telah
dibebankan foul-foul sebagai berikut:

• 2x technical foul sebagai pemain


• 2x unsportsmanlike foul sebagai pemain
• 1x unsportsmanlike foul dan 1x technical foul sebagai pemain
• 1x technical foul sebagai pelatih, dicatat “C” dan 1x unsportsmanlike atau technical foul
sebagai pemain
• 1x technical foul sebagai pelatih, dicatat “B”, 1x technical foul sebagai pelatih, dicatat
“C” dan 1x unsportsmanlike atau technical foul sebagai pemain
• 2x technical foul sebagai pelatih, dicatat “B” dan 1x unsportsmanlike atau technical foul
sebagai pemain
• 2x technical foul sebagai pelatih, dicatat “C”
• 1x technical foul sebagai pelatih, dicatat “C” dan 2x technical foul sebagai pelatih,
dicatat “B”
• 3x technical foul sebagai pelatih, dicatat “B”.

36-32 Contoh:
A1 merangkap sebagai pemain dan pelatih telah melakukan technical foul selama
periode ke-1 karena melakukan faking sebagai pemain. Pada periode ke-4 dia (A1)
dibebankan dengan technical foul terhadap dirinya karena perilaku yang tidak sportif
sebagai pelatih, dicatat “C”.

Interpretasi:
A1 merangkap sebagai pemain dan pelatih secara otomatis akan di-disqualifikasi dan
dia akan pergi menuju dan tetap di dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau,
jika mau, dia akan meninggalkan gedung. Technical-foul yang ke-2 ini hanya akan dikenakan
sanksi dan tidak ada hukuman tambahan untuk diskualifikasi yang harus dilakukan.

Page 62 of 81
Pencatat angka yang harus segera memberitahu wasit ketika seorang pemain yang
merangkap sebagai pelatih telah melakukan 1x technical-foul sebagai pemain dan 1x
technical foul terhadap dirinya sebagai pelatih (“C”) dan harus didiskualifikasi.

36-33 Contoh:
A1 merangkap sebagai pemain dan pelatih telah melakukan unsportsmanlike foul
selama periode ke-2 kepada B1 sebagai pemain. Pada periode ke-3 dia dibebankan dengan
technical foul karena perilaku yang tidak sportif yang dilakukan oleh physiotherapist-nya,
dicatat “B” dan pada periode ke-4 dia dibebankan dengan technical foul karena perilaku
yang tidak sportif yang dilakukan oleh pemain pengganti A6, dicatat “B” sebagai pelatih.

Interpretasi:
A1 merangkap sebagai pemain dan pelatih secara otomatis akan di-disqualifikasi dan
dia akan pergi menuju dan tetap di dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau,
jika mau, dia akan meninggalkan gedung. Technical-foul yang ke-2 ini hanya akan dikenakan
sanksi dan tidak ada hukuman tambahan untuk diskualifikasi yang harus dilakukan. Pencatat
angka yang harus segera memberitahu wasit ketika seorang pemain yang merangkap
sebagai pelatih telah melakukan 1x unsportsmanlike-foul sebagai pemain dan dibebankan
2x technical foul sebagai pelatih yang dilakukan oleh anggota tim bench-nya (“B”) dan harus
didiskualifikasi.

36-34 Contoh:
A1 merangkap sebagai pemain dan pelatih telah melakukan technical foul selama
periode ke-2 untuk perilaku yang tidak sportif terhadap dirinya sebagai pelatih, dicatat “C”.
Pada periode ke-4 dia (A1) telah melakukan unsportsmanlike foul kepada B1 sebagai
pemain.

Interpretasi:
A1 merangkap sebagai pemain dan pelatih secara otomatis akan di-disqualifikasi dan
dia akan pergi menuju dan tetap di dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan
atau, jika mau, dia akan meninggalkan gedung. Unsportsmanlike foul adalah hanya foul yang
akan dikenakan sanksi dan tidak ada hukuman tambahan untuk diskualifikasi yang harus
dilakukan. Pencatat angka yang harus segera memberitahu wasit ketika seorang pemain
yang merangkap sebagai pelatih telah melakukan 1x technical-foul terhadap dirinya sebagai
pelatih (“C”) dan dibebankan 1x unsportsmanlike foul sebagai pemain dan secara otomatis
akan didisqualifikasi.

PASAL. 37 UNSPORTSMANLIKE FOUL


37-1 Statement.
Jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada periode ke-4 dan di
setiap periode tambahan, dan bola berada di luar lapangan untuk throw-in dan masih di
tangan wasit atau sudah di pegangan pemain yang akan melakukan throw-in. Jika pada saat
ini pemain bertahan di lapangan pertandingan menyebabkan persinggungan dengan
pemain dari tim yang menyerang di lapangan pertandingan dan diputuskan foul, itu adalah
unsportsmanlike-foul.

Page 63 of 81
37-2 Contoh:
Dengan waktu 0:53 untuk bermain pada periode terakhir dari petandingan, A1
memiliki bola di tangannya atau pada pegangannya untuk throw-in ketika B2 menyebabkan
persinggungan terhadap A2 di dalam lapangan pertandingan dan foul diputuskan terhadap
B2.

Interpretasi:
B2 jelas tidak berusaha memainkan bola dan telah mendapatkan keuntungan dengan
tidak membiarkan jam pertandingan berjalan. Unsportsmanlike-foul harus diputuskan tanpa
peringatan sebelumnya.

37-3 Contoh:
Dengan waktu 0:53 untuk bermain pada periode terakhir dari pertandingan, A1 yang
akan melakukan throw-in telah memiliki bola di tangannya atau bola sudah dalam
pegangannya ketika A2 menyebabkan persinggungan dengan B2 di dalam lapangan
pertandingan dan foul diputuskan terhadap A2.

Interpretasi:
A2 tidak mendapatkan keuntungan dengan melakukan foul. Personal-foul
diputuskan terhadap A2 kecuali persinggungan merupakan persinggungan keras yang harus
diputuskan sebagai unsportsmanlike-foul. Tim B diberikan bola untuk throw-in di tempat
terdekat dengan kejadian foul.

37-4 Statement.
Ketika jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang pada periode ke-4 dan di
setiap periode tambahan, dan setelah bola lepas dari tangan pemain yang melakukan throw-in,
pemain bertahan, dalam rangka untuk menghentikan atau tidak menjalankan jam
pertandingan, menyebabkan persinggungan dengan pemain penyerang (ke arah bola) yang
baru saja atau telah menerima bola di dalam lapangan pertandingan. Persinggungan seperti ini
harus segera diputuskan sebagai personal-foul (foul biasa) kecuali persinggungan tersebut
merupakan persinggungan keras yang harus diputuskan sebagai unsportsmanlike-foul (C-2)
atau disqualifying-foul. Prinsip advantage / disadvantage tidak diterapkan.

37- 5 Contoh:
Dengan waktu 1:02 untuk bermain pada periode terakhir dari pertandingan dan
dengan skor A 83 – B 80, bola telah meninggalkan tangan A1 yang melakukan throw-in,
ketika B2 menyebabkan persinggungan (ke arah bola) di dalam lapangan pertandingan
terhadap A2 yang baru saja menerima bola. Foul diputuskan terhadap B2.

Interpretasi:
Personal-foul (foul biasa) harus segera diputuskan terhadap B2 kecuali wasit menilai
kerasnya persinggungan B2, unsportsmanlike-foul atau disqualifying-foul akan diputuskan.

Page 64 of 81
37-6 Contoh:
Dengan waktu 1:02 untuk bermain pada periode terakhir dari pertandingan dan
dengan skor A 83– B 80, bola telah lepas dari tangan A1 yang melakukan throw-in, ketika A2
menyebabkan persinggungan (ke arah bola) di dalam lapangan pertandingan terhadap B2.
Foul diputuskan terhadap A2.

Interpretasi:
A2 tidak mendapatkan keuntungan dengan melakukan foul. Personal-foul (foul
biasa) harus segera dibebankan terhadap A2, kecuali persinggungan merupakan
persinggungan keras. Tim B diberikan bola untuk throw-in di tempat terdekat dengan
kejadian foul.

37-7 Contoh:
Dengan waktu 1:02 untuk bermain pada periode terakhir dari pertandingan dan
dengan skor A 83 – B 80, bola telah lepas dari tangan A1 yang melakukan throw-in, ketika B2
menyebabkan persinggungan terhadap A2 di daerah yang berbeda di dalam lapangan
pertandingan dimana throw-in di lakukan. Foul diputuskan terhadap B2.

Interpretasi:
B2 jelas tidak berusaha memainkan bola dan keuntungan didapatkan dengan tidak
membiarkan jam pertandingan berjalan kembali. Unsportsmanlike-foul (C-1) harus
diputuskan tanpa peringatan sebelumnya.

37-8 Statement.
37-8 Statement.
Persinggungan oleh
Persinggungan olehpemain
pemainbertahan
bertahandari
daribelakang
belakang atau
atau araharah samping
samping padapada lawan
lawan
dalam usaha
dalam usaha menghentikan
menghentikan fast
fastbreak
breakdan
dantidak
tidakada pemain
ada pemainbertahan lainnya
bertahan diantara
lainnya pemain
diantara
penyerang
pemain dan keranjang
penyerang lawan akanlawan
dan keranjang disebutakan
sebagai unsportsmanlike-foul
disebut (C-4) batasannya
sebagai unsportmanlike-foul
hanya sampai ketika pemain penyerang memulai gerakan menembaknya.
batasannya hanya sampai ketika pemain penyerang memulai gerakan menembaknya. Namun, tidak dalam
usaha yang
Namun, kapandibenarkan
saja selamamengarah ke bola
pertandingan ataukontak
setiap kapan keras
saja bisa
selama pertandingan
diputuskan setiap
sebagai
persinggungan keras bisa diputuskan sebagai unsportsmanlike-foul (C-2).
unsportmanlike-foul.

37-9 Contoh:
Ketika A1 mendrible bola ke keranjang lawan dalam keadaan fast break dan tidak
ada pemain bertahan diantara A1 dan keranjang lawan, B1 melakukan persinggungan yang
tidak sah terhadap A1 dari belakang dan foul diputuskan.

Intepretasi:
Kejadian ini akan diputuskan sebagai unsportsmanlike-foul (C-4).

37-10 Contoh:
Saat fast break berakhir A1 memulai dengan gerakan menembaknya dimana B1
melakukan persinggungan pada lengannya dari belakang
(a) Dalam usaha mem-block bola.
(b) Dengan persinggungan keras yang berlebihan.
Interpretasi:
Ini langsung diputuskan sebagai
(a) Normal foul (foul biasa).
(b) Unsportsmanlike-foul (C-2)
Page 65 of 81
PASAL. 38 DISQUALIFYING FOUL

38-1 Statement.
Dengan di-diskualifikasinya seseorang berarti tidak lagi disebut anggota tim atau
anggota tim cadangan. Oleh karena itu, dia tidak bisa lagi dikenakan sanksi tambahan untuk
perilaku yang tidak sportif.

38-2 Contoh:
A1 di-diskualifikasi untuk perilaku yang tidak sportif. Dia meninggalkan lapangan
pertandingan dan secara lisan menghina wasit.

Interpretasi:
A1 sudah di-diskualifikasi dan tidak bisa lagi dikenakan sanksi. Wasit atau pengawas
pertandingan, jika ada, akan mengirimkan laporan yang menggambarkan insiden itu ke
pihak penyelenggara kompetisi.

38-3 Statement.
Ketika seorang pemain di-diskualifikasi untuk tindakan yang tidak sportif aksi non-kontak
yang sangat berlebihan, hukumannya adalah sama sebagaimana terjadi persinggungan
diskualifikasi-foul.

38-4 Contoh:
Travelling violation diputuskan kepada A1. Frustrasi, dia menghina wasit secara lisan.
A1 dibebankan dengan diskualifikasi-foul.

Interpretasi:
Hukumannya adalah 2x free throw dan posisi bola untuk tim B.

38-5 Statement.
Ketika asisten pelatih, pemain pengganti, pemain yang tidak berhak lagi bermain atau
anggota delegasi yang mendampingi di-diskualifikasi dan pelatih yang dibebankan dengan
technical-foul, dicatat sebagai “B2”, hukumannya akan sama seperti setiap hukuman
disqualifying-foul lainnya.

38-6 Contoh:
A1 telah melakukan personal-foul yang merupakan foul ke 5 nya. Frustrasi, dia
menghina wasit secara lisan. A1 dibebankan dengan disqualifying-foul.

Interpretasi:
Disqualifying-foul nya A1 dibebankan kepada pelatih tim A dan dicatat sebagai “B2”.
Hukumannya 2x free throw dan posisi bola untuk tim B.

Page 66 of 81
38-7 Statement.
Disqualifying-foul adalah setiap tindakan yang tidak sportif yang sangat berlebihan
oleh seorang pemain, pelatih atau anggota tim cadangan. Itu bisa juga:
(a) Terhadap seseorang dari tim lawan, wasit, petugas meja dan pengawas pertandingan.
(b) Terhadap anggota timnya sendiri.
(c) Terhadap siapapun yang hadir di tempat (gedung) pertandingan termasuk penonton.
(d) Untuk tindakan fisik yang disengaja yang merusak peralatan pertandingan.

38-8 Contoh:
Terjadi tindakan-tindakan yang tidak sportif yang sangat berlebihan seperti berikut
ini:
(a) Pada periode ke-3 A1 di dalam lapangan pertandingan meninju teman se-timnya A2.
(b) A1 meninggalkan lapangan pertandingan dan meninju penonton.
(c) A6 di daerah tim bench-nya meninju teman se-timnya A7.
(d) A6 memukul meja petugas meja dan merusak shot-clock.

Interpretasi:
A1 pada (a) dan (b) dan A6 pada (c) dan (d) akan di-diskualifikasi dan dia akan pergi
menuju dan tetap di dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau, jika mau,
dia akan meninggalkan gedung. Hukumannya 2x free throw untuk tim B dilanjutkan dengan
throw-in di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.

PASAL. 39 PERKELAHIAN
39-1 Statement.
Tim diberikan throw-in karena tim tersebut telah menguasai bola pada saat perkelahian
terjadi atau mengarah akan terjadi. Tim tersebut hanya akan memiliki berapapun waktu shot
clock yang tersisa ketika pertandingan dilanjutkan.

39-2 Contoh:
Tim A telah menguasai bola selama 20 detik ketika sebuah situasi yang dapat
menyebabkan perkelahian terjadi. Wasit men-diskualifikasi anggota ke-2 tim karena
meninggalkan daerah bangku cadangan.

Interpretasi:
Tim A, yang sedang menguasai bola sebelum situasi perkelahian dimulai, akan
diberikan throw-in di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja dengan hanya
tersisa 4 detik pada shot clock.

39-3 Statement.
Ketika asisten pelatih, pemain pengganti, pemain yang tidak berhak lagi bermain atau
anggota delegasi yang mendampingi di-diskualifikasi pada situasi perkelahian dan pelatih yang
dibebankan dengan technical-foul, dicatat sebagai “B2”, hukumannya akan sama seperti setiap
hukuman disqualifying-foul lainnya.

Page 67 of 81
39-4 Contoh:
Pada situasi perkelahaian, A6 telah memasuki lapangan pertandingan dan oleh
karena itu telah di-diskualifikasi.

Interpretasi:
Foul dibebankan kepada pelatih tim A dan dicatat sebagai “B2”. Karena itu
disqualifying foul A6, hukumannya akan diberikan 2x free throw dan posisi bola untuk tim B.

39-5 Contoh:
A1 dan B1 memulai perkelahian di dalam lapangan. A6 dan B6 masuk ke dalam
lapangan tetapi tidak terlibat pada perkelahian. A7 juga memasuki lapangan pertandingan
dan memukul wajahnya B1.

Interpretasi:
A1 dan B1 akan di-diskualifikasi, dicatat sebagai “D2”. A6, A7 dan B6 akan di-
diskualifikasi karena telah masuk ke dalam lapangan pertandingan dan terlibat pada
perkelahian dan ke-2 pelatih tim A dan tim B akan dibebankan dengan technical foul dicatat
sebagai “B2”. Pada score sheet ruang kolom personal-foul yang tersisa dari A6, A7 dan B6
akan ditulis dengan “F”. Hukuman untuk disqualifying foul keduanya (A1 dan B1) dan untuk
technical foul keduanya (pelatih tim A dan tim B) satu sama lain akan saling membatalkan.

PASAL. 42 SITUASI KHUSUS


42-1 Statement.
Pada situasi khusus dengan sejumlah hukuman yang akan diberikan selama periode
waktu mati yang sama, wasit harus memberi perhatian khusus pada urutan dimana violation
atau foul terjadi dalam menentukan hukuman mana yang dilaksanakan dan mana yang
dihapuskan.

42-2 Contoh:
A1 mencoba jump-shot untuk mencetak angka. Ketika bola sedang di udara, signal
shot clock berbunyi. Setelah signal, saat A1 masih di udara, B1 melakukan unsportsmanlike-
foul terhadap A1 dan :
(a) Bola tidak mengenai ring.
(b) Bola hanya menyentuh ring tetapi tidak masuk ke keranjang.
(c) Bola masuk ke keranjang.

Interpretasi:
Pada semua kasus unsportsmanlike-foul nya B1 tidak dapat diabaikan.
(a) A1 telah di-unsportsmanlike foul oleh B1 ketika A1 dalam gerakan menembak. Shot
clock violation oleh tim A harus diabaikan sebagaimana hal itu terjadi setelah
unsportsmanlike-foul. 2x atau 3x free throw akan diberikan kepada A1, dilanjutkan
dengan throw-in untuk tim A di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.
(b) Tidak ada shot-clock violation yang terjadi. 2x atau 3x free throw akan diberikan
kepada A1, dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di perpanjangan garis tengah,
seberang petugas meja.

Page 68 of 81
(c) 2 atau 3 angka berhasil masuk dan 1x free throw tambahan diberikan kepada A1
dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di perpanjangan garis tengah, seberang
petugas meja.

42-3 Contoh:
A1 dalam gerakan menembak untuk mencetak angka di-foul oleh B2. Setelah itu,
selagi A1 masih dalam gerakan menembak, dia di-foul oleh B1.

Interpretasi:
Foul nya B1 akan diabaikan kecuali unsportsmanlike-foul atau disqualifying-foul.

42-4 Contoh:
B1 melakukan unsportsmanlike-foul terhadap A1. Setelah foul, technical-foul
dilakukan oleh pelatih tim A dan pelatih tim B.

Interpretasi:
Hanya hukuman yang sama dihapuskan sesuai urutan terjadinya. Oleh karena itu
hukuman technical-foul untuk ke 2 pelatih dihapuskan. Pertandingan akan dilanjutkan
dengan 2x free throw diberikan kepada A1 dan posisi bola untuk tim A.

42-5 Contoh:
B1 melakukan unsportsmanlike-foul terhadap A1 dan bola berhasil masuk. Kemudian
A1 melakukan technical-foul.

Interpretasi:
Tembakannya A1 yang berhasil dihitung masuk. Hukuman unsportsmanlike-foul dan
technical foul (1x free throw + posisi bola untuk kedua tim) dihapuskan dan pertandingan
akan dilanjutkan dengan throw-in dimana saja di garis end-line karena bola telah berhasil
masuk.

42-6 Contoh:
Untuk mendapatkan posisi yang bebas B1 mendorong A1, diputuskan personal-foul.
Ini merupakan tim foul ke-3 bagi tim B. Setelah itu (tidak pada waktu yang hampir
bersamaan) A1 menyikut B1 dengan sikunya, dan diputuskan unsportsmanlike-foul.

Interpretasi:
Ini bukan merupakan double-foul sebagaimana foul B1 dan A1 tidak terjadi pada
waktu yang hampir bersamaan. Pertandingan akan dilanjutkan dengan 2x free throw untuk
B1 dan posisi bola untuk tim B.

42-7 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 saat mendribble bola, Ini merupakan tim foul ke-3
bagi tim B. Setelah itu, A1 melempar bola mengenai badan B1 (tangan, kaki, torso dll).

Interpretasi:
A1 dibebankan dengan technical foul. Siapa pun pemain dari tim B diberikan 1x free
throw, dilanjutkan dengan throw-in untuk tim B di perpanjangan garis tengah, seberang
petugas meja.
Page 69 of 81
42-8 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 saat mendribble bola, Ini merupakan tim foul ke-5
bagi tim B. Setelah itu, A1 melempar bola dari jarak dekat langsung mengenai wajah B1
(kepala).

Interpretasi:
A1 dibebankan dengan disqualifying foul dan dia akan pergi menuju dan tetap di
dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau, jika mau, dia akan meninggalkan
gedung. Pemain pengganti untuk A1 akan diberikan 2x free throw, tidak ada posisi rebound.
Setelah itu, Siapa pun pemain dari tim B diberikan 2x free throw, dilanjutkan dengan throw-
in untuk tim B di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.

42-9 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 saat mendribble bola, Ini merupakan tim foul ke-3
bagi tim B. Setelah itu, A1 melempar bola dari jarak dekat langsung mengenai wajah B1
(kepala).

Interpretasi:
A1 dibebankan dengan disqualifying foul dan dia akan pergi menuju dan tetap di
dalam ruang ganti timnya selama masa pertandingan atau, jika mau, dia akan meninggalkan
gedung. Siapa pun pemain dari tim B diberikan 2x free throw, dilanjutkan dengan throw-in
untuk tim B di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.

42-10 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 saat mendribble bola, Ini merupakan tim foul ke-5
bagi tim B. Setelah itu, A1 melempar bola mengenai badan B1 (tangan, kaki, torso dll).

Interpretasi:
A1 dibebankan dengan technical foul. A1 diberikan 2x free throw, tidak ada posisi
rebound. Setelah itu, Siapa pun pemain dari tim B diberikan 1x free throw, dilanjutkan
dengan throw-in untuk tim B di perpanjangan garis tengah, seberang petugas meja.

42-11 Statement.
Jika double-foul atau foul dengan hukuman yang sama terjadi selama aktivitas free
throw, foul akan dibebankan tetapi tidak ada hukuman yang dilaksanakan.

42-12 Contoh:
A1 diberikan 2x free throw. Setelah free throw pertama:
(a) A2 dan B2 melakukan double-foul.
(b) A2 dan B2 melakukan technical-foul.

Interpretasi:
Foul akan dibebankan kepada A2 dan B2, setelah itu A1 akan mencoba free throw
ke-2. Pertandingan akan dilanjutkan seperti biasa sebagaimana setelah free throw terakhir
atau satu-satunya dilaksanakan.

Page 70 of 81
42-13 Contoh:
A1 diberikan 2x free throw. Ke 2 free throw nya berhasil. Sebelum bola menjadi hdup
setelah free throw terakhir:
(a) A2 dan B2 melakukan double-foul.
(b) A2 dan B2 melakukan technical-foul.
Interpretasi:
Foul akan dibebankan kepada A2 dan B2, setelah itu pertandingan akan dilanjutkan
dengan throw-in dari end-line sebagaimana setelah free throw terakhir atau satu-satunya
yang berhasil.

42-14 Statement.
Pada kasus double-foul dan setelah penghapusan dari hukuman yang sebanding
terhadap ke 2 tim, jika tidak ada lagi hukuman yang tersisa untuk dilaksanakan, pertandingan
akan dilanjutkan dengan throw-in oleh tim yang tadinya menguasai bola atau yang berhak atas
bola sebelum kejadian (pelanggaran) pertama.

Dalam kasus ini tidak ada tim yang menguasai bola atau berhak atas bola sebelum kejadian
(pelanggaran) pertama, hal ini merupakan situasi jump-ball. Pertandingan akan dilanjutkan
dengan throw-in akibat alternating-possession.

42-15 Contoh:
Selama jeda permainan diantara periode ke-1 dan ke-2, pemain A1 dan B1
melakukan disqualifying-foul atau pelatih tim A dan pelatih tim B melakukan technical-foul.
Arah panah alternating-possession diberikan kepada:
(a) Tim A.
(b) Tim B.
Interpretasi:
(a) Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di perpanjangan garis
tengah, seberang petugas meja. Pada saat bola menyentuh atau disentuh secara sah
oleh pemain di dalam lapangan, arah panah alternating-possession akan dibalik ke
arah tim B.
(b) Prosedur yang sama (diatas) diikuti, dimulai dengan throw-in diberikan kepada tim B.

PASAL. 44 KEKELIRUAN YANG DAPAT DIPERBAIKI


44-1 Statement.
Untuk bisa diperbaiki, kekeliruan harus dikenali oleh wasit, petugas meja atau
pengawas pertandingan, jika ada, sebelum bola menjadi hidup mengikuti bola mati pertama
setelah jam pertandingan dijalankan mengikuti kekeliruan. Itu adalah:
Kekeliruan terjadi saat bola mati Kekeliruan dapat diperbaiki
Bola hidup Kekeliruan dapat diperbaiki
Jam pertandingan dijalankan atau tetap berjalan Kekeliruan dapat diperbaiki
Bola mati Kekeliruan dapat diperbaiki
Bola hidup Kekeliruan tidak dapat lagi diperbaiki
Setelah perbaikan dari kekeliruan, pertandingan akan dimulai kembali dan bola diberikan
kepada tim yang berhak atas bola pada saat pertandingan dihentikan untuk memperbaiki
kekeliruan.

Page 71 of 81
44-2 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 dan ini adalah tim-foul ke-4 dari tim B. Wasit
melakukan kekeliruan dengan memberikan A1 2x free throw. Mengikuti free throw terakhir
yang berhasil, pertandingan berlanjut dan jam pertandingan dijalankan. B2 menerima bola,
men-dribble dan mencetak angka.
Kekelliruan diketahui:
(a) Sebelum
(b) Sesudah
Bola berada pada pegangan pemain tim A untuk throw-in di-endline.

Interpretasi:
Angka B2 dihitung.

Pada (a), Kekeliruan masih dapat diperbaiki. Setiap free throw yang berhasil akan dibatalkan
dan tim A diberikan bola untuk throw-in di-endline dimana pertandingan dihentikan untuk
memperbaiki kekeliruan.

Pada (b), kekeliruan tidak dapat lagi diperbaiki dan pertandingan berlanjut.

44-3 Contoh:
A1 di-foul oleh B1 dan diberikan 2x free throw. Setelah free throw ke-1 berhasil,
dengan salah B2 mengambil bola dan melempar (mengoper) bola dari end-line. Ketika B3
men-dribble di frontcourt-nya dan dengan 18 detik tersisa pada shot-clock, kesalahan yang
tidak memberikan eksekusi free throw ke-2 nya A1 diketahui.

Interpretasi:
Pertandingan akan dihentikan segera mungkin. A1 akan diberikan free throw ke-2
nya dengan tidak ada posisi rebound. Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in untuk
tim B di tempat dimana pertandingan dihentikan dan dengan 18 detik pada shot-clock.

44-4 Statement.
Jika kekeliruan merupakan pemain yang salah yang menembak free throw (beberapa
free throw), free throw (beberapa free throw) harus dibatalkan. Bola akan diberikan kepada
lawan untuk throw-in di perpanjangan garis free throw kecuali pertandingan sudah dijalankan
kembali, pada kasus ini bola diberikan untuk throw-in di tempat terdekat dimana pertandingan
dihentikan kecuali hukuman untuk pelanggaran berikutnya akan dilaksanakan. Jika wasit telah
menyadari (mengetahui), sebelum bola meninggalkan tangan dari penembak free throw untuk
free throw ke-1 atau satu-satunya, bahwa seorang pemain yang salah berniat melakukan
percobaan free throw (beberapa free throw), dia harus dengan segera diganti dengan
penembak free throw yang seharusnya tanpa hukuman apapun.

44-5 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 dan ini adalah tim-foul ke-6 dari tim B. A1 diberikan
2x free throw. Bukannya A1 malahan A2 yang melakukan 2x free throw. Kekeliruan
diketahui:
(a) Sebelum bola meninggalkan tangan A2 untuk free throw ke-1.
(b) Setelah bola meninggalkan tangan A2 untuk free throw ke-1.
(c) Setelah free throw ke-2 yang berhasil.
Page 72 of 81
Interpretasi:
Pada (a), kekeliruan segera diperbaiki dan A1 yang harus mencoba 2x free throw, tanpa
hukuman apapun untuk tim A.

Pada (b) dan (c), 2x free throw dibatalkan dan pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-
in untuk tim B dari perpanjangan garis free throw.

Prosedur yang sama harus berlaku jika foul B1 adalah unsportsmanlike. Pada kasus itu hak
akan penguasaan bola sebagai bagian dari hukuman dibatalkan dan pertandingan akan
dilanjutkan dengan throw-in untuk tim B dari perpanjangan garis tengah, seberang petugas
meja.

44-6 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 yang sedang dalam gerakan menembak, setelah itu
technical-foul dilakukan oleh pelatih tim B. Bukannya A1 yang melakukan percobaan 2x free
throw untuk foul-nya B1, malah A2 yang melakukan semua 3x free throw. Kekeliruan
diketahui sebelum bola meninggalkan tangan A3, yang melakukan throw-in hasil dari
technical-foul pelatih tim B.

Interpretasi:
2x free throw yang dilakukan A2 yang seharusnya A1 akan dibatalakan. Free throw
untuk hukuman technical-foul telah sah dilakukan oleh A2 dan oleh karena itu pertandingan
akan dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di perpanjangan garis tengah, seberang
petugas meja.

44-7 Statement.
Setelah kekeliruan diperbaiki, pertandingan harus dilanjutkan dari tempat
dihentikannya pertandingan untuk memperbaiki kekeliruan, kecuali perbaikan mencakup
pemberian free throw (beberapa free throw) yang seharusnya, dan:
(a) Jika tidak ada perpindahan penguasaan tim setelah kekeliruan terjadi, pertandingan
akan dilanjutkan sebagaimana setelah free throw (beberapa free throw) biasa.
(b) Jika tidak ada perpindahan penguasaan tim setelah kekeliruan terjadi dan tim yang
sama mencetak angka, kekeliruan diabaikan dan pertandingan akan dilanjutkan
sebagaimana setelah bola masuk seperti biasa.

44-8 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 dan ini adalah tim-foul ke-5 dari tim B. Secara keliru,
A1 diberikan throw-in bukannya 2x free throw. A2 men-dribble bola di lapangan
pertandingan ketika B2 menepis bola keluar lapangan. Pelatih tim A meminta time-out.
Selama time-out, wasit mengetahui kekeliruan atau diberitahukan kepada mereka (wasit)
bahwa A1 harusnya diberikan 2x free throw.

Interpretasi:
A1 diberikan 2x free throw dan pertandingan akan dilanjutkan sebagaimana setelah
free throw (beberapa free throw) biasanya.

Page 73 of 81
44-9 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 dan ini adalah tim foul ke-5 dari tim B. Secara keliru,
A1 diberikan throw-in bukannya 2x free throw. Setelah throw-in, A2 di-foul oleh B1 pada
saat tembakannya yang tidak berhasil dan diberikan 2x free throw. Pelatih tim A diberikan
time-out. Selama time-out, wasit mengetahui kekeliruan atau diberitahukan kepada mereka
(wasit) bahwa A1 harusnya diberikan 2x free throw.

Interpretasi:
A1 akan diberikan 2x free throw dengan tidak ada pemain mengisi daerah rebound.
Kemudian A2 akan melakukan percobaan 2x free throw dan pertandingan akan dilanjutkan
sebagaimana setelah free throw (beberapa free throw) biasa.

44-10 Contoh:
B1 melakukan foul terhadap A1 dan ini adalah tim-foul ke-5 dari tim B. Secara keliru,
A1 diberikan throw-in bukannya 2x free throw. Setelah throw-in, A2 mencetak angka.
Sebelum bola menjadi hidup, wasit mengetahui kekeliruan.

Interpretasi:
Kekeliruan diabaikan dan pertandingan akan dilanjutkan sebagaimana setelah bola
masuk seperti biasa.

Page 74 of 81
PASAL. 46 CREW CHIEF: TUGAS DAN WEWENANG
46-1 Statement.
Prosedur untuk penerapan peninjauan ulang IRS.
1. IRS akan tinjauan dilakukan oleh para wasit.
2. Jika ketetapan dan keputusan wasit berdasarkan pada ulasan IRS, keputusan awal
tersebut harus ditunjukkan oleh wasit di lapangan pertandingan.
3. Sebelum melihat IRS, wasit bisa mengumpulkan informasi sebanyak mungkin ke petugas
meja, dan dari pengawas, jika ada.
4. Crew Chief Membuat keputusan apakah IRS akan digunakan atau tidak. Jika tidak,
keputusan awal wasit akan dinyatakan benar.
5. Setelah meninjau peninjauan ulang IRS, keputusan awal wasit tersebut dapat diperbaiki
hanya jika peninjauan ulang IRS memberi bukti visual yang jelas dan meyakinkan bagi
wasit untuk koreksi tersebut.
6. Jika peninjauan ulang IRS akan digunakan, itu harus digunakan, paling lambat sebelum
dimulainya periode berikutnya atau sebelum crew chief telah menandatangani
scoresheet, kecuali dinyatakan lain.
7. Wasit harus menjaga ke 2 tim di lapangan pertandingan pada akhir periode ke-2 jika
peninjauan ulang IRS digunakan untuk memutuskan apakah sebelum berakhir periode
ke-2, waktu permainan, foul, bola keluar lapangan, violation penembak, pelanggaran
shot clock atau pelanggaran 8 detik telah terjadi atau apakah waktu bermain harus
ditambahkan pada jam pertandingan.
8. Wasit harus menjaga ke 2 tim di lapangan pertandingan kapan saja saat peninjauan ulang
IRS digunakan pada akhir quarter ke-4 dan pada setiap periode tambahan.
9. Pemeriksaan IRS dilakukan secepat mungkin. Wasit dapat memperpanjang durasi
tinjauan IRS jika masalah teknis timbul dengan IRS.
10. Jika IRS gagal untuk bekerja dan tidak ada peralatan cadangan disetujui tersedia, IRS
tidak dapat digunakan.
11. Selama peninjauan ulang IRS wasit harus memastikan bahwa tidak ada orang yang tidak
berhak memiliki akses ke monitor IRS.
12. Setelah peninjauan ulang IRS berakhir, keputusan akhir harus dilaporkan dengan jelas
oleh crew chief di depan petugas meja dan jika perlu, dikomunikasikan kepada pelatih ke
2 Tim.

46-2 Contoh:
A1 berhasil menembakan untuk mencetak angka ketika signal jam pertandingan
berbunyi untuk mengakhiri periode atau pertandingan. 2 atau 3 angka diberikan oleh wasit.
Wasit menjadi tidak yakin apakah tembakan A1 dilepaskan setelah akhir waktu
pertandingan.

Interpretasi:
Jika peninjauan ulang IRS memberikan bukti visual yang jelas dan meyakinkan bahwa
bola dilepaskan setelah akhir waktu pertandingan untuk periode atau pertandingan, bola
masuk dibatalkan. Jika peninjauan ulang IRS memastikan bahwa bola dilepaskan sebelum
akhir waktu pertandingan untuk periode atau pertandingan, crew chief akan menegaskan 2
atau 3 poin untuk tim A.

Page 75 of 81
46-3 Contoh:
Tim B memimpin dengan 2 poin. Signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri
periode atau pertandingan ketika A1 menembak untuk mencetak angka dan 2 poin
diberikan oleh wasit. Wasit menjadi tidak yakin apakah tembakan A1 seharusnya berlaku
untuk 3 poin.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan kapan saja untuk memutuskan apakah
tembakan yang berhasil dihitung untuk 2 atau 3 poin.

46-4 Contoh:
A1 menembak 3 poin yang berhasil dan pada saat yang hampir bersamaan, signal
jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode. Wasit menjadi tidak yakin apakah A1
telah menyentuh garis batas pada tembakannya.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan pada akhir periode,
apakah tembakan yang berhasil masuk dilepaskan sebelum signal jam pertandingan
berbunyi pada akhir periode. Jika demikian, hasil IRS dapat digunakan lebih jauh untuk
memutuskan apakah dan jika demikian berapa lama waktu yang akan ditampilkan pada jam
pertandingan jika out-of-bound violation yang dilakukan oleh penembak telah terjadi.

46-5 Contoh:
Dengan waktu 1:37 tersisa pada jam pertandingan di periode ke-4 signal shot-clock
berbunyi. Pada waktu yang bersamaan, A1 berhasil mencetak angka dan B1 di-foul di bawah
keranjang oleh A2. Wasit menjadi tidak yakin jika bola masih tetap berada di tangan A1
ketika shot-clock berakhir.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan apakah tembakan yang
berhasil masuk dilepaskan sebelum signal shot-clock berbunyi.

Jika peninjauan ulang IRS memberikan bukti visual bahwa bola telah lepas sebelum shot-
clock berakhir, bola yang berhasil masuk akan dihitung dan foul yang dilakukan A2 akan
dilaporkan.

Jika peninjauan ulang IRS memberikan bukti visual bahwa bola telah lepas setelah shot-clock
berakhir, bola yang berhasil masuk tidak akan dihitung dan foul yang dilakukan A2 akan
diabaikan.

46-6 Contoh:
Dengan waktu 1:37 tersisa pada jam pertandingan di periode ke-4 signal shot-clock
berbunyi. Pada waktu yang bersamaan, A1 berhasil mencetak angka dan A2 di-foul di bawah
keranjang oleh B1. Wasit menjadi tidak yakin jika bola masih tetap berada di tangan A1
ketika shot-clock berakhir.

Page 76 of 81
Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan apakah tembakan yang
berhasil masuk dilepaskan sebelum signal shot-clock berbunyi.

Jika peninjauan ulang IRS memberikan bukti visual bahwa bola telah lepas sebelum shot-
clock berakhir, bola yang berhasil masuk akan dihitung dan foul yang dilakukan B1 akan
dilaporkan.

Jika peninjauan ulang IRS memberikan bukti visual bahwa bola telah lepas setelah shot-clock
berakhir, bola yang berhasil masuk tidak akan dihitung dan foul yang dilakukan B1 akan
diabaikan.

46-7 Contoh:
A1 menembak yang berhasil masuk dan pada waktu yang hampir bersamaan signal
jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode. Wasit menjadi tidak yakin apakah
pelanggaran shot clock telah terjadi.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan apakah tembakan yang
berhasil dilepaskan sebelum signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode.
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan lebih jauh untuk memutuskan apakah dan jika
demikian berapa banyak waktu yang harus ditampilkan pada jam pertandingan jika terjadi
pelanggaran shot clock.

46-8 Contoh:
A1 menembak yang berhasil masuk dan pada waktu yang hampir bersamaan signal
jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode. Wasit menjadi tidak yakin apakah tim
A telah melanggar peraturan 8-detik.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan pada akhir periode,
apakah tembakan yang berhasil dilepaskan sebelum signal jam pertandingan berbunyi untuk
mengakhiri periode. Jika demikian tinjauan IRS dapat digunakan lebih jauh untuk
memutuskan apakah dan berapa banyak waktu yang akan ditampilkan pada jam
pertandingan jika terjadi pelanggaran 8 detik.

46-9 Contoh:
Tim B memimpin dengan 2 poin. Signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri
periode atau pertandingan ketika B1 melakukan personal-foul terhadap A1 yang sedang
dribble. Ini adalah foul pemain tim B yang ke-5.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan apakah foul telah terjadi
sebelum akhir waktu pertandingan. Jika demikian, 2x free throw akan diberikan kepada A1
dan jam pertandingan akan diatur ulang ke waktu pertandingan yang tersisa.

Page 77 of 81
46-10 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka dan di-foul oleh B1. Pada waktu yang hampir
bersamaan signal jam pertandingan berbunyi untuk mengakhiri periode. Tembakan yang
dilakukan tidak berhasil.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan apakah foul-nya B1 telah
terjadi sebelum signal jam pertandingan berbunyi.

Jika peninjauan ulang IRS menyatakan bahwa foul telah terjadi sebelum akhir periode, jam
pertandingan harus diatur ulang ke waktu pertandingan yang tersisa dan free throw harus
diberikan.

Jika peninjauan ulang IRS menyatakan bahwa foul tersebut telah terjadi setelah akhir
periode, foul-nya B1 harus diabaikan dan tidak ada free throw yang diberikan kepada A1
kecuali foul-nya B1 dinyatakan unsportsmanlike foul atau diskualifikasi dan mengikuti (ada)
periode berikutnya.

46-11 Contoh:
Dengan waktu 5:53 untuk bermain diperiode ke-1, bola menggelinding di lapangan
pertandingan hingga ke sideline ketika A1 dan B1 keduanya mencoba untuk mendapatkan
penguasaan bola. Bola keluar lapangan dan bola diberikan kepada tim A untuk throw-in.
Wasit menjadi tidak yakin akan pemain mana yang menyebabkan bola keluar lapangan.

Interpretasi:
Wasit tidak dapat menggunakan peninjauan ulang IRS saat ini. Untuk
mengidentifikasi pemain mana yang menyebabkan bola keluar lapangan, peninjauan ulang
IRS hanya dapat digunakan ketika jam pertandingan menunjukkan 2:00 menit atau kurang
pada periode ke-4 dan pada setiap periode tambahan.

46-12 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka, bola memasuki keranjang dan wasit
memberikan 3 angka. Wasit menjadi tidak yakin apakah tembakan itu dilepaskan dari
daerah 3 angka.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk memutuskan kapan saja selama
pertandingan, apakah tembakan yang berhasil dihitung untuk 2 atau 3 poin. Peninjauan
ulang IRS tentang situasi pertandingan yang diberikan harus diberlakukan pada kesempatan
pertama ketika jam pertandingan dihentikan dan bola mati. Sebagai tambahan:

1. ketika jam pertandingan menunjukan 2:00 menit atau kurang pada periode ke-4 dan
setiap periode tambahan, peninjauan ulang IRS dapat digunakan segera setelah bola
memasuki keranjang dan jam pertandingan dihentikan.

2. Permintaan time-out atau pergantian pemain dapat dibatalkan setelah peninjauan


ulang IRS selesai dan keputusan ulasan telah dikomunikasikan.

Page 78 of 81
46-13 Contoh:
A1 di-foul oleh B1 dan diberikan 2x free throw. Wasit tidak yakin pada penembak
free throw yang benar.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan setiap saat selama pertandingan untuk
mengidentifikasi penembak free throw yang sebenarnya sebelum bola berada di pegangan
penembak free throw untuk free throw ke-1. Namun, peninjauan ulang IRS masih bisa
digunakan setelah bola berada di pegangan penembak free throw tetapi jika peninjauan
ulang IRS menyatakan penembak free throw yang salah, kesalahan bisa diperbaiki untuk
mengizinkan pemain yang sebenarnya untuk melakukan tembakan. Pada usaha percobaan
free throw (beberapa free throw) , dan kepemilikan bola jika bagian dari hukuman harus
dibatalkan dan bola harus diberikan kepada lawan untuk throw-in diperpanjangan garis free
throw.

46-14 Contoh:
A1 dan B1 mulai memukul satu sama lain diikuti oleh lebih banyak pemain yang
terlibat dalam perkelahian. Setelah beberapa menit wasit telah memulihkan keadaan di
lapangan pertandingan.

Interpretasi:
Setelah memulihkan keadaan, wasit dapat menggunakan peninjauan ulang IRS untuk
mengidentifikasi pemain yang terlibat dan anggota tim bench yang memasuki lapangan
pertandingan saat perkelahian. Setelah mengumpulkan bukti yang jelas dan meyakinkan
tentang situasi perkelahian pada pertandingan, keputusan akhir harus secara jelas
dilaporkan oleh crew chief di depan petugas meja dan dikomunikasikan kepada ke 2 pelatih
tersebut.

46-15 Contoh:
Dengan waktu 1:45 untuk bermain diperiode tambahan, A1 di dekat sideline
mengoper bola ke A2. Dalam operannya B1 menepis bola hingga keluar lapangan. Wasit
menjadi tidak yakin apakah A1 saat mengoper sudah berada di luar lapangan.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS tidak dapat digunakan untuk memutuskan apakah pemain atau
bola telah berada di luar lapangan.

46-16 Contoh:
Dengan waktu 1:37 untuk bermain diperiode ke-4, bola keluar lapangan. Bola
diberikan kepada tim A untuk throw-in dan tim A meminta time out. Wasit menjadi tidak
yakin pemain mana yang telah menyebabkan bola keluar lapangan.

Interpretasi:
Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemain mana yang
menyebabkan bola keluar lapangan. Periode time out berdurasi 1 menit hanya akan dimulai
setelah peninjauan ulang IRS telah berakhir.

Page 79 of 81
46-17 Statement.
Sebelum pertandingan crew chief menyetujui IRS dan menginformasikan kepada ke 2
pelatih tentang tersedianya IRS. Hanya IRS yang disetujui oleh crew chief yang bisa digunakan
untuk ulasan replay.

46-18 Contoh:
A1 menembak untuk mencetak angka ketika signal jam pertandingan berbunyi untuk
mengakhiri pertandingan. Tembakan berhasil. Tidak ada IRS yang disetujui di lapangan
pertandingan namun manajer tim B menyatakan bahwa pertandingan tersebut direkam
oleh video tim dari posisi tinggi dan menyampaikan kepada wasit materi video untuk
tinjauan ulasan ulang.

Interpretasi:
Ulasan akan ditolak.

46-19 Statement.
Setelah kerusakan jam pertandingan atau shot clock terjadi, crew chief diberi
wewenang untuk menggunakan Instant Reply System (IRS) untuk menentukan berapa lama
waktu yang harus dikoreksi.

46-20 Contoh:
Dengan waktu tersisa 42.2 detik pada jam pertandingan diperiode ke-2, tim A men-
dribble bola menuju frontcourt-nya. Pada saat itu wasit menyadari bahwa jam pertandingan
dan shot clock dimatikan tanpa tampilan terlihat.

Interpretasi:
Pertandingan harus segera dihentikan. Peninjauan ulang IRS dapat digunakan untuk
menentukan berapa banyak waktu yang harus ditampilkan pada kedua jam tersebut.
Pertandingan akan dilanjutkan dengan throw-in untuk tim A di tempat terdekat ketika
pertandingan dihentikan.

Page 80 of 81
Page 81 of 81

Anda mungkin juga menyukai