Anda di halaman 1dari 38

Bab I

Pengertian dan Obyek Kosmografi


1.1 Pengertian Kosmografi
1.1.1 Secara Etimologi
Kosmografi berasal dari bahasa Yunani, “kosmos” berarti kabut dan
“graphien” berarti gambar, sehingga didapat pengertian kosmografi adalah uraian
tentang gejala-gejala umum dalam alam semesta terutama mengenai ilmu
bintang (Hasan Shadily, 1983:524). Sedangkan menurut Tim Pengembangan
Bahasa Indonesia (1976:463) mengartikan bahwa kosmografi adalah
pengetahuan tentang seluruh susunan alam; penggambaran secara umum
tentang jagad raya termasuk bumi.
Sementara itu dalam MA. Marbun (1984:40) menjelaskan bahwa kosmografi
adalah ilmu yang mempelajari asal kejadian bumi serta hubungannya dengan
sistem matahari serta hubungan sistem matahari dengan jagad raya.
Berikut kutipan singkat dari beberapa literatur.
a. Menurut Mulyono Tjokrodiryo (1983:112), kosmografi merupakan deskripsi
pemetaan jagad raya termasuk bumi.
b. Menurut Noah Webster (1962:334), kosmografi adalah ilmu pengetahuan yang
membahas struktur alam semesta secara keseluruhan dan dalam hubungannya
dengan bagian-bagian geologi, geografi, dan astronomi yang merupakan cabang
dari kosmografi.
c. Menurut Teuku Iskandar (1970:214), kosmografi merupakan deskripsi pemetaan
jagad raya termasuk bumi.
1.1.2 Menurut para Ahli
Kosmografi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan matematis
dalam alam semesta antara benda-benda langit, matahari, bulan, bintang,
bumi, dan sebagainya (Marsito, 1960:13) lain halnya dengan Jastrow dan
Thompson (1934:125) menyatakan bahwa kosmografi adalah ilmu yang
melukiskan dan menjelaskan tentang keadaan dan asal mula serta proses-
proses peristiwa alam semesta.
Berikut uraian singkat dari beberapa ahli.
a. Menurut Trud Hoyle (1957:13), kosmografi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari benda-benda angkasa khususnya yang berhubungan dengan sifat
benda-benda angkasa tersebut.
b. Menurut P. Simamora (1920:9), kosmografi adalah ilmu pengetahuan tentang letak
pergerakan dari sifat-sifat matahari, bulan, bintang, dan planet.
c. Menurut MSL. Toruan (1953:9), kosmografi adalah satu bagian dari ilmu bumi
pasti yang mempelajari segala seluk beluk yang bersangkutan dengan planet-
planet/benda langit.
Dari sekian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kosmografi
merupakan ilmu pengetahuan yang mendeskripsikan dan menguraikan
tentang alam semesta yang meliputi matahari, bumi, bulan, bintang, dan benda
langit lainnya. Selain itu kosmografi juga menjelaskan keadaan, asal mula, dan
proses / gejala peristiwa alam semesta.

1.2 Obyek Kosmografi


1.2.1 Obyek Material Kosmografi
Obyek material kosmografi merupakan obyek kajian yang dipelajari dalam
ilmu kosmografi. Obyek ini sangat kompleks yang di dalamnya menyangkut seluruh
benda-benda antariksa yang meliputi:
a. Letak benda-benda antariksa.
b. Bentuk benda-benda antariksa.
c. Materi penyusun / yang dikandungnya benda-benda antariksa.
d. Proses-proses yang dialami benda-benda antariksa.
e. Gejala-gejala atau fenomena yang menyangkut benda-benda antariksa.
f. Pergerakan dari benda-benda antariksa.
g. Sifat benda-benda antariksa.
h. Hukum alam yang berlaku.
Dapat disimpulkan bahwa obyek meterial kosmografi adalah apa pun yang
berkenaan dengan benda-benda antariksa.
1.2.2 Obyek Formal Kosmografi
Obyek formal kosmografi merupakan obyek pemikiran tentang pembelajaran
dalam kosmografi. Obyek formal kosmografi menggunakan pendekatan
stereografis terhadap alam semesta beserta bola langit dengan planet bumi
sebagai titik pengamatan.
Pendekatan stereografi diartikan bahwa gambaran dari seorang pengamat di
bumi tentang benda-benda antariksa yang berupa bayangan semu yang berbentuk 3
dimensi. Gambar 1.1 berikut merupakan gambaran tentang keadaan antariksa yang
dilihat dari bumi pada bulan Januari, sedangkan pada gambar 1.2 merupakan
gambaran 3 dimensi tentang tata surya kita, dan gambar 1.3 merupakan stereografis
dari jagad raya (galaksi bima sakti).
Bab II
PANDANGAN TENTANG JAGAD RAYA
2.1 Secara Egosentrisme
Pandangan tentang jagad raya secara egosentrisisme adalah faham yang
dipakai untuk melihat jagad raya dari segi “aku” (manusia di bumi) sebagai
pusatnya. Egosentrisme terdiri dari 3 kata, yaitu ego artinya aku, sentris artinya
pusat, dan isme artinya faham. Egosentrisme mengartikan bahwa jagad raya dilihat
dari filsafat dan kepercayaan serta mitos yang disesuaikan dengan ilmu
pengetahuan yang mereka punyai pada masa lalu. Contoh berikut diambil dari buku
Bumi (pustaka life):
a. Babilonia
Menggambarkan Bumi sebagai gunung berongga yang disanggah dan
dikelilingi oleh laut. Di dalam Bumi terdapat kerajaan orang mati yang gelap dan
penuh debu. Sebaliknya, di atas Bumi melengkunglah langit padat yang merupakan
lintasan Matahari, Bulan dan Bintang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.1.
b. Mesir
Menganggap bumi sebagai Dewa Keb yang berbaring serta tertutup
tetumbuhan, sedangkan langitnya sebagai dewi yang merunduk gemulai dan
disangga oleh dewa atmosfer. Dewa Matahari tampak dalam dua perahu dari setiap
hari berlayang mengarungi langit serta memasuki malam maut. Untuk memberi
gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat pada gambar 2.2.
c. Hindu
Gambaran Hindu tentang Bumi beraneka ragam; salah satu sukunya percaya
bahwa bumi disangga gajah. Bila beranjak, gajah itu menimbulkan gampa. Gajah
tersebut menunggangi penyu yang berdiri di atas ular kobra. Penyu adalah
penjelmaan Dewa Wisynu dan kobra lambang air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 2.3.
d. Abad Pertengahan
Abad pertengahan penampilan peta Bumi yang mirip cakram. Bentuk huruf
“T” yang membagi bumi menjadi 3 benua yang menggambarkan Laut Tengah,
Sungai Done, dan Laut Merah. Kota Yerussalem berada di pusat, sedangkan
menurut perkiraan mereka Taman Firdaus terletak di Benua Asia. Untuk memberi
gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat pada gambar 2.4.
Berikut data yang berkenaan dengan egosentrisme.
a. Susunan alam semesta : Aku—Bulan—Matahari—Langit.
b. Gerakan/rotasi benda langit : bersifat positif (+).
c. Gerakan/revolusi benda langit : ½ lingkaran.
d. Benda-benda kosmos : Bumi, Matahari, Bulan, dan Bintang
e. Pencetus/tokoh pendukung : Thales, Phytagoras, Aristarchus, Heracleides, dan
Erathotenes.
Secara rinci para pencetus dan tokoh pendukung dapat digambarkan
sebagai berikut.
No. Tokoh Pusat Benda Susunan Gerakan
Thales Bumi Bumi
1. Phytagoras Kapal, Bumi, Bulan, terapung
2. Aristarchus Pusat api Matahari, Bintang Mengikuti
3. Heracleides Matahari Bumi
4. Erathotenes Bumi
5. Bumi
berotasi
Mengikuti
Bumi
Sumber: Soetjipto TH, 1992/1993.
2.2 Secara Geosentrisme
Pandangan tentang jagad raya secara geosentrisisme adalah faham yang
dipakai untuk melihat jagad raya dari segi bumi sebagai pusatnya. Geosentrisme
terdiri dari 3 kata, yaitu geo artinya bumi, sentris artinya pusat, dan isme artinya
faham.
Berikut data yang berkenaan dengan geosentrisme.
a. Susunan alam semesta : Bumi—Venus—Merkurius—Matahari---Mars---
Yupiter---
Saturnus---Bintang.
b. Gerakan/rotasi benda langit : bersifat (+), yaitu dari timur ke barat (epicycle).
c. Gerakan/revolusi benda langit : arah rektograd, yaitu dari timur ke barat (cycle).
d. Benda-benda kosmos : Bumi, Matahari, Bulan, dan Bintang
e. Pencetus/tokoh pendukung : Cladius Ptolomeus, Aristoletes, Phytagoras, Thyco
Brahe, dan Pihak Gereja.
Secara rinci para pencetus dan tokoh pendukung dapat digambarkan
sebagai berikut.
No. Tokoh Pusat Benda Susunan Gerakan
1. Cladius Bumi (diam) Bm, Mth, Bm-Bln-Mer- Seperti susunan
Ptolomeus Bln, Bt, Vn-Mth- Mr-
2. Thyco Bumi, Planet Mer, Yup, & Yup-Sat-Bt Seperti susunan
Brahe dan Bintang Stn. Bm-Mth-Bln- + Matahari
mengelilingi Bm, Mth, Mer-Vn- dikelilingi Komet
Matahari Vn, & Mr-Yup-Sat
Komet
Sumber: Soetjipto TH, 1992/1993.
Susunan tata “bumi” menurut faham geosentris dapat tergambar di bawah
ini. (gambar 2.5)
2.3 Secara Heliosentrisme
Pandangan tentang jagad raya secara heliosentrisisme adalah faham yang
dipakai untuk melihat jagad raya dari segi matahari sebagai pusatnya.
Heliosentrisme terdiri dari 3 kata, yaitu helio artinya matahari, sentris artinya
pusat, dan isme artinya faham. Pandangan ini akhirnya menemukan paralax / posisi
bintang dan aberasi / pembiasan radiasi matahari.
Berikut data yang berkenaan dengan heliosentrisme.
a. Susunan alam semesta : Matahari—Merkurius—Venus—Bumi---Mars---
Yupiter---
Saturnus---Bintang.
b. Gerakan/rotasi benda langit : bersifat negatif (-), yaitu dari barat ke timur.
c. Gerakan/revolusi benda langit : arah rektograd, yaitu dari kiri ke kanan.
d. Benda-benda kosmos : Matahari, Planet, Satelit, Meteor, Komet, Bintang,
Uranus, Neptunus dan Pluto.
e. Pencetus/tokoh pendukung : Nicholas Copernicus, Graham Bruno, J. Kepler,
Issac Newton, W. Herschel, Kants Laplace,
Camberlin, J. Jeans.
Secara rinci para pencetus dan tokoh pendukung dapat digambarkan
sebagai berikut.
No. Tokoh Pusat Benda Susunan Gerakan
1. Nicholas Matahari Mth, Mer, Vn, Mth-Mer- Melingkar dgn. arah
C. Bm, Mr, Yup, Vn-Bm-Mr- rotasinya (-), dan
Stn, Satelit, Yup-Sat revolusi rektograd (kiri-
2. Matahari Komet, &Bt. kanan)
G. Bruno Mth, Planet, Tata Surya
Satelit, & Bt. (kini) Bumi berotasi dan
3. Matahari berevolusi (juga planet),
4. J. Kepler Matahari Idem atas bulan mengelilingi
5. I. Newton Matahari Idem atas Tata Surya bumi.
W. Herschel Idem atas + (kini) -
6. Matahari komet & Tata Surya -
7. K. Matahari meteor (kini) Berpindah-pindah
8. Laplace Matahari Idem atas Tata Surya
Camberlin Idem atas (kini) Kabut-planet-mth
J. Jeans Idem atas panas-dingin
Tata Surya -
(kini) -
Tata Surya
(kini)
Tata Surya
(kini)
Sumber: Soetjipto TH, 1992/1993.
Untuk susunan faham heliosentris dapat anda lihat pada gambar 1.2, dan
gambar 2.6 menunjukkan paralax / posisi bintang.

2.4 Secara Galaxisme


Pandangan tentang jagad raya secara galaxisme adalah faham yang dipakai
untuk melihat jagad raya dari segi bima sakti sebagai pusatnya. Galaxisme terdiri
dari 2 kata, yaitu galaxy artinya gugusan bintang (bima sakti), dan isme artinya
faham.
Dengan ditemukannya alat-alat yang canggih, manusia dapat menemukan
sistem bima sakti yaitu sistem lokal yang berbentuk elipsioda. Selain itu ditemukan
pula:
a. Matahari bergerak dengan kecepatan 20 km/detik menuju titik Apex (antara Rasi
Hercules dan Rasi Lyra), serta meninggalkan Antipex (pada arah Rasi Canis
Mayor). Gambaran mengenai titik Apex dan Antipex dapat dilihat pada gambar 2.7
dan 2.8.
b. Bima sakti/Milky Way mengelilingi pusatnya berkecepatan 450 km/detik.
c. Galaxi-galaxi lain, misalnya Andromeda, Crypton, Triangulum, dan lain-lain. Galaxy-
galaxy ini dapat anda lihat pada gambar 1.1.
d. Ukuran bima sakti: garis tengah 100.000 th cahaya, tebal 3.000 th cahaya di tepi
dan 15.000 th cahaya di tengahnya, & massa 100 milyar massa Matahari,
revolusinya 225 juta tahun (satu tahun kosmos). Seperti dapat anda lihat pada
gambar 1.3.
2.5 Teori Terjadinya Jagad Raya
2.5.1 Teori Keadaan Tetap (Steady-State Cosmology)
Teori ini paling simple pemikirannya, yaitu melihat kenampakan benda-benda
langit dari bumi dengan mata telanjang. Teori ini juga menyatakan bahwa jagad raya
itu tak berwal dan tak berakhir, lebih kurang sama, di mana-mana dan setiap saat.
Astronom-astronom yang mendukung teori ini adalah Fred Hoyle, Herman Bondi,
dan Thomas Gold.
Mereka juga berpendapat segala sesuatu di jagad raya ini kelihatannya tetap
sama meskipun galaxy-galaxy saling menjauh satu dengan yang lain. Hal ini diduga
karena materi alam semesta dapat berbentuk terus menerus dalam ruang kosong
dengan kecepatan seimbang untuk mengganti materi yang pindah.
Pendapat ini ditunjang oleh kenyataan bahwa jumlah galaxy sebanding
dengan galaxy lama. Jadi galaxy melakukan siklus yang meliputi:
a. tahap kelahiran galaxy,
b. tahap pertumbuhan galaxy,
c. tahap penuaan galaxy, dan
d. tahap kematian.
Sekarang bintang-bintang di dalamnya menjadi bajang atau batu (yang belum
diketahui gunanya) putih.
2.5.2 Teori Ledakan Dasyat (Big-Bang)
Teori ini berdasar asumsi adanya massa yang besat dan mempunyai berat
jenis yang juga besar. Karena reaksi inti maka terjadilah big bang yang berserakan
dan juga dipengaruhi waktu yang sekian lama sehingga membentuk seperti
sekarang. Galaxy-galaxy ini terus bergerak menjauhi pusatnya. Pendapat ini
dikemukakan oleh Hubble setelah menemukan galaxy yang menunjukkan geraknya
bergeser ke spektrum merah. Hal ini berarti semua galaksi bergerak dengan arah
positif (+) atau memancar memutar keluar dari titik dan kecepatan gerak radial
berbanding lurus dengan jarak galaksi. Jadi, jika “galaksi A” yang jaraknya dari kita
“n” kali jarak “galaksi B”, maka “galaksi A” bergerak “n” kali lebih cepat dari pada
“galaksi B”. Berikut visualisasi dari Big-Bang (gambar 2.9).
2.5.3 Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini menganggap bahwa ada siklus di jagad raya, yaitu siklus ekspansi
dan kontraksi atau pengkerutan. Masa siklus diperkirakan 60 milyar tahun. Siklus
ekspansi dapat membentuk galaksi dan bintang baru, karena siklus ini akibat dari
adanya reaksi inti hidrogen yang membentuk unsur-unsur lain yang kompleks.
Lain halnya masa kontraksi atau pengkerutan, galaksi dan bintang yang
telah terbentuk meredup, unsurnya menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa
panas yang sangat tinggi.

2.6 Teori Terbentuknya Galaksi


Menurut Fowler (1964) 12 milyar tahun yang lalu, hidrogen yang bermassa
besar secara perlahan mengadakan rotasi membulat. Karena gaya beratnya, ia
mengalami kontraksi atau pengkerutan sehingga bagian luar dari kabut banyak
yang tertinggal. Pada bagian yang berputar lambat dan berberat jenis besar
terbentuk embun lokal dengan bintang-bintang didalamnya. Gumpalan itu
mengalami kontraksi. Energi yag dikeluarkan semakin menurun.
Setelah berpuluh juta tahun maka gumpalan tadi mempunyai bentuk yang
relatif tetap seperti matahari. Kemudian Hubble mencari kebenaran bahwa evolusi
galaksi mulai dengan kabut yang berbentuk bola (E0) dari gas-gas yang belum
melahirkan bintang-bintang sampai memepat di kedua kutubnya berbentuk lensa
(E7). Oleh karena makin cepatnya berputar kemudian menjadi bentuk spiral biasa
dari jenis “SA” sampai dengan “SC” atau berkembang menjadi galaksi spiral batang
dari jenis “SBA” sampai dengan “SBC”.

2.7 Jenis Galaksi


2.7.1 Galaksi Spiral atau Bentuk Huruf “S“
Galaksi spiral atau bentuk huruf “S“ ini seperti pusaran api raksasa.
Jumlahnya 80% dari seluruh jumlah galaksi yang telah dikenal. Ciri-ciri galaksi ini
adalah:
(1) mempunyai inti yang berbentuk roda atau batang,
(2) mempunyai selubung bulat yang membungkus pusat yang terdiri dari bintang dan
gugus bintang, dan
(3) mempunyai lengan spiral yang mengelilingi pusat daerah katulistiwa.
2.7.2 Galaksi Elips atau Bentuk Huruf “E“
Galaksi elips atau bentuk huruf “E“ ini berjumlahnya 17% dari seluruh jumlah
galaksi yang telah dikenal. Galaksi ini ada yang berbentuk bulat dan ada pula
berbentuk lonjong sampai menyerupai lensa. Di pusat galaksi, cahaya lebih terang
darpada bagian tepinya. Di dalam galaxy terlihat ada bintang-bintang. Pada jenis ini
tak ada satu galaksi pun yang nampak tanpa teropong. Galaksi ini mempunyai
bagian-bagian yaitu:
(1) pusat roda yang merupakan pusat dari galaxy, dan
(2) selubung yang merupakan pembungkus pusat roda.
2.7.3 Galaksi Tak Beraturan atau Bentuk TB
Galaksi tak beraturan atau bentuk TB ini berjumlahnya 3% dari seluruh
jumlah galaksi yang telah dikenal. Galaksi ini nampak sebagai gumpalan atau
onggokan bintang yang semakin menebal dan sebagian semakin menipis. Batas tepi
galaxy ini kurang jelas. Contohnya galaksi Magelhean besar dan Magelhean kecil.
Dalam galaksi ini terdapat jenis-jenis bintang dan obyek langit lainnya.
Bab III
TATA SURYA
3.1 Pengertian Tata Surya
3.1.1 Secara Etimologi
Tata surya adalah matahari dan semua benda angkasa yang
mengitarinya termasuk planet (9 buah), satelit (34 buah), dan 1.500 asteroid
(Mulyono T, 1983:211). Sedangkan menurut Teuku Iskandar (1976:463)
mengartikan bahwa tata surya adalah kelompok benda di langit yang berpusat
pada benda yang bercahaya sendiri. Sementara itu dalam WJS. Poerwadarminta
(1976:1025) menjelaskan bahwa tata surya adalah setiap bintang dan semua
pengiringnya.
3.1.2 Menurut para Ahli
Tata surya merupakan suatu sistem yang dihuni oleh sebuah bintang
(matahari), 9 planet, 34 satelit, 50.000 asteroid, jutaan meteorid dan  100 milyar
komet, ditambah bintik debu, molekul gas serta atom lepas yang sangat banyak.
Lain halnya dengan Soetjipto TH (1992/1993:2) menyatakan bahwa tata surya
adalah suatu sistem susunan benda langit yang terdiri dari matahari sebagai
pusat, yang dikelilingi planet, satelit, asteroid, meteorid dan komet.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tata surya
merupakan suatu sistem benda langit yang mengelilingi sebuah pusat
(bintang).

3.2 Teori Terjadinya Tata Surya


3.2.1 Teori Pasang Surut Oleh James Jeans dan Jefreys
Menurut teori ini, dahulu ada bintang besar yang mendekati matahari,
sehingga terjadi pasang surut di permukaan matahari . Sebagian massa Matahari
tersebut tertarik pada bintang yang melintas tersebut dan membentuk tonjolan,
cerutu, dan akhirnya melepaskan diri dari matahari berbentuk gumpalan, berputar,
dan mendingin menjadi planet dan satelit. Kelemahan teori ini adalah tidak
terjawabnya berapa kali bintang tersebut lewat dan berapa jarak antara bintang itu
dengan matahari pada waktu berpapasan. Visualisasinya dapat dilihat pada gambar
3.1 dan 3.2.
3.2.2 Teori Bintang Kembar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala Matahari merupakan “bintang
kembar”. Seperti salah satu bintang pada rasa Ursa Mayor. Kemudian salah satu
dari bintang itu meledak. Pecahan-pecahannya berputar mengelilingi bintang yang
tidak meledak. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari sedang pecahan-
pecahannya mendingin menjadi planet serta satelit-satelitnya. Gambar 3.3
merupakan visualisasi dari teori “bintang kembar”.

3.2.3 Teori Kabut (Nebula) Kant-Laplace


Immanuel Kant, seorang ahli dari Jerman) pada tahun 1755 dan Pierre
Simon de Laplace kelahiran Perancis secara kebetulan secara kebetulan
berpendapat sama mengenai tata surya ini. Pada hal mereka tidak pernah bertemu.
Mereka berpendapat bahwa tata surya dahulu berasal dari kabut spiral yang
berputar cepat. Karena putarannya, sebagian dari massa kabut terlepas membentuk
beberapa gelang yang berpusat pada inti kabut.
Lambat laun membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan mengeras
menjadi planet berserta sateli-satelinya. Immanuel Kant mengemukakan terjadinya
kabut pilin. Ia mengemukakan bahwa di angkasa raya berisi berbagai macam gas.
Gumpalan gas-gas besar menarik gumpalan gas yang lebih kecil di sekelilingnya
menjadi kabut yang lebih besar. Akibat tabrakan antar gumpalan gas tadi
menyebabkan kabut panas dan berputar sebagai kabut pilin. Kelemahan teori ini tak
bisa menjawab:
(1) Mungkinkah kabut bisa mengeras sekeras bumi atau planet lain?
(2) Kalau sudah mengeras, seberapa besar kabut yang asli?
(3) Kalau planet-planet terjadi dari kabut mungkinkah rotasi seperti sekarang ini? Pada
gambar 3.4 mengungkap deskripsi dari teori Kant-Laplace.
3.2.4 Teori Planetisimal Chamberlain-Moulton
Chamberlain seorang ahli geolog USA dan Moulton seorang astronom USA
mengemukakan bahwa teori ini sama dengan Kant-Laplace, hanya bedanya, pada
teori ini pada kabut-kabut terdapat zat-zat yang kecil-kecil dan dingin dinamai
planetasimal. Planetasimal ini bergerak dengan lintasan bebas. Akibatnya terjadi
tabrakan dan saling tarik menarik satu sama lain. Akibatnya planetasimal yang lebih
besar menarik yang lebih kecil sehingga planetasimal itu bertambah besar.
Planetasimal yang terbesar terletak di pusat kabut pilin menjadi Matahari. Di
sekeliling Matahari terdapat inti-inti yang lebih kecil yang kemudian menjadi planet
dan satelit-satelitnya. Pada gambar 3.5 mengungkap deskripsi dari teori
Planetasimal.
3.2.5 Teori Kondensasi atau Proto Planet
CF. Von Wiszacker (1944) dan Gerald P. Kulper (1957) bersifat lebih
modern daripada teori-teori sebelumnya. Namun pada dasarnya teori ini bertolak
dari teori kabut Kant-Laplace. Teori ini mengemukakan bahwa sekitar matahari
terdapat gas hidrogen dan helium. Gas tersebut ada yang menghilang tetapi ada
juga yang mendingin membentuk gumpalan-gumpalan dan secara perlahan-lahan
membentuk gumpalaln-gumpalan yang padat. Gumpalan ini dinamakan Proto
Planet. Pada gambar 3.6 mengungkap deskripsi dari teori kondensasi.

3.3 Susunan Tata Surya


Tata surya terdiri dari matahari sebagi pusat susunan yang dikelilingi oleh
planet-planet berserta satelinya, komet, meteor, dan bolid / bola api (lihat gambar
3.7).

Berikut susunan tata surya.


Matahari
Inferior Planets Merkurius Inner Planets
Venus
Bumi
Mars
Asteroid (Planetoid)
Yupiter
Superior Planets Saturnus Outer Planets
Uranus
Neptunus
Pluto

Klasifikasi lain:
 Mayor Planets : Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus
 Terrestrial Planets : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, dan Pluto.

3.4 Planet
3.4.1 Pengertian Planet
Secara etimologi kata planet berasal dari Planetai (Yunani = pengembara)
(D. Bergamini, 1986:68), sehingga diartikan planet adalah benda pengembara
yang garak-geriknya tampak berkeliaran di antara bintang-bintang tetap.
Pendapat yang lain menjelaskan planet adalah benda angkasa yang beredar
mengelilinggi bintang secara tetap (Hasan Shadily,1983). Ada lagi yang
berpendapat, planet adalah benda langit yang tidak mempunyai cahaya sendiri,
hanya memantulkan cahaya sebagai pusat tata suryanya (Seotjipto TH.,
1992/1993:7).
3.4.2 Jenis-jenis Planet
3.4.2.1 Berdasar orbitnya
Berdasar orbitnya, planet terbagi menjadi:
a. Planet Dalam (Inner Planets), yaitu planet yang lintasan peredarannya terletak di
antara matahari dan asteroid yang meliputi Merkurius, Venus, Bumi, Mars, dan
Asteroid.
b. Planet Luar (Outer Planets), yaitu planet yang lintasan peredarannya terletak di luar
asteroid yang meliputi Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.

3.4.2.2 Berdasar Sifat Fisiknya


Berdasar sifat fisiknya, planet terbagi:
a. Planet Terrestrial, yaitu planet yang ukuran dan massanya sama dengan Bumi
Rapat massanya rata-rata 3,8-5,5 g/cm3. Planet terrestrial meliputi Merkurius,
Venus, dan Pluto.
b. Planet Jovian, yaitu planet yang ukuran dan massanya lebih besar darpada bumi
Massanya 13-320 kali massa bumi dan rapat massanya rata-rata 0,7-2,2 g/cm3
yang meliputi Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
3.4.2.3 Berdasar Massa dan Volumenya
Berdasarkan massa dan volumenya, planet:
a. Planet Kecil (cebol), yang meliputi Merkurius, Venus, Bumi, Mars dan Pluto.
b. Planet Raksasa, yang meliputi Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
3.4.3 Rotasi dan Revolusi Planet
Rotasi adalah perputaran planet-planet pada porosnya. Dalam satu kali
putaran disebut kala rotasi. Revolusi adalah perputaran planet-planet
mengelilingi Bumi. Dalam satu kali putaran disebut kala revolusi.
No. Tata Surya Kala Rotasi Kala Revolusi
1 Matahari 25,0 hari -
2 Merkurius 59,0 hari 88,0 hari
3 Venus 249,0 hari 224,7 hari
4 Bumi 23,9 jam 365,3 hari
5 Mars 24,6 jam 607,0 tahun
6 Yupiter 9,9 jam 11,9 tahun
7 Saturnus 10,4 jam 29,5 tahun
8 Uranus 10,8 jam 84,0 tahun
9 Neptunus 15,7 jam 164,8 tahun
10 Pluto 6,4 hari 284,4 tahun
Sumber: Soetjipto TH, 1992/1993.
3.4.4 Posisi Planet Dalam Orbit
3.4.4.1 Konjungsi
Konjungsi terjadi bila bumi, matahari, dan planet terletak pada bidang
meridian. Konjungsi terbagi menjadi:
(1) Konjungsi Atas: bila planet berada pada posisi luar dari matahari atau di belakang
matahari bila dilihat dari bumi,
(2) Konjungsi Bawah: bila planet berada di antara bumi dan matahari. Lihat gambar
berikut (gambar 3.8 dan 3.9).
3.4.4.2 Elongasi
Adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan antara
matahari, bumi, dan planet dalam pada sembarang waktu. Elongasi terbagi
menjadi:
(1) Elongasi maksimal (terbesar): bila garis yang menghubungkan planet dan bumi
tersebut merupakan garis singgung dari orbit planet yang bersangkutan,
(2) Elongasi Barat: bila letak planet di bagian barat (kiri Matahari) dan planet tersebut
tampak sebagai bintang pagi,
(3) Elongasi Timur: bila letak planet di bagian timur (kanan Matahari) dan planet
tersebut tampak sebagai bintang sore. Lihat gambar berikut (gambar 3.10, gambar
3.11, dan gambar 3.12).
3.4.4.3 Kuadrasi
Kuadrasi terjadi bila posisi planet dengan planet luar membentuk sudut
90 dengan arah letak matahari bila dilihat dari bumi. Kuadrasi terbagi menjadi:
(1) Kuadrasi Barat: bila letak planet luar di bagian barat (kiri Matahari) dan
membentuk 90,
(2) Kuadrasi Timur: bila letak planet luar di bagian timur (kanan Matahari) dan
membentuk 90. Lihat gambar berikut (gambar 3.13 dan 3.14).

3.4.4.4 Oposisi
Oposisi terjadi pada posisi planet bila letak berlawanan (oposisi) dengan
Matahari jika dilihat dari Bumi. Sedang kedudukan Matahari, Bumi, dan Planet
pada satu bidang meridian. Lihat gambar berikut (gambar 3.15).
3.5 Sifat Planet Tata Surya
Suhu planet di tata surya ditetapkan oleh para ahli 1,37 X 10 6 di bagi kuadrat
jarang radius planet tersebut, sedang atmosfir planet sangat dipengaruhi massa,
radius, dan suhu planet tersebut. Berikut nama planet yang mempunyai tingkat
kestabilan atmosfir: Yupiter, Saturnus, Uranus, Bumi, Venus, Pluto, Mars, Satelit
Yupiter, Merkurius, Bulan, dan Satelit Saturnus.
Gerak planet bersifat;
(1) Orbit planet bereksentrisitas / tingkat kemiringan dengan bidang ekliptika
membentuk sudut kecil,
(2) Orbit semua planet hampir terletak sebidang,
(3) Semua planet bergerak mengelilingi matahari dengan arah sama,
(4) Semua planet (kecuali Uranus) dan matahari mempunyai kemiringan dengan
equator terhadap bidang orbit yang kecil.
Sementara itu, gerak satelit bersifat:
(1) Orbit kebanyakan bereksentrisitas kecil,
(2) Bidang orbit hampir semua satelit sebidang dengan planetnya, dan
(3) Hampir semua satelit bergerak searah dengan gerak planet.
Sifat planet yang lain adalah periode sinodis dan periode sideris planet.
Periode sinodis adalah kala edar planet dari suatu fase terpanjang. Periode sinodis
adalah kala edar planet dari suatu fase terpendek. Lihat gambar berikut / gambar
3.16 (Dawamas, 1995).
3.6 Keluarga Tata Surya
Keluarga tata surya meliputi antara lain:
(1) Penampang lengan-lengan spiral (kerumunan bintang muda, kabut gas, dan kabut
debu).
(2) Halo yaitu bintang-bintang tua berbentuk bola serta timbunan-timbunan berupa
bola.
(3) Inti susunan yaitu suatu kerumunan bintang-bintang yang rapat. Lihat gambar
berikut (gambar 3.17, gambar 3.18, dan gambar 3.19)
3.7 Matahari dan Planet-planetnya
3.7.1 Matahari
3.7.1.1 Pengertian Matahari
Secara etimologi Mulyono T. (1983) menjelaskan matahari adalah sumber
panas utama bagi bumi yang merupakan tungku atom yang maha besar yang
memberikan energi kepada bumi dan planet lainnya. Sementara menurut T.
Iskandar (1970) menjelaskan matahari adalah bintang di cakrawala yang
memancarkan cahaya untuk menerangi dan memanasi bumi pada siang hari.
Kalau dilihat dari segi pandangan ahli, Nicholas T. Babronikof (1988)
mengungkap bahwa matahari adalah sebuah bintang istimewa, salah satu dari
beberapa ribu juta bintang di dalam galaksi Bimasakti, yang merupakan
sebuah benda panas yang tersusun dari berbagai gas yang bertekanan tinggi
yang berjarak sekitar 150 juta km dari bumi. Dari Soetjipto TH (1992/1993)
menjelaskan bahwa matahari adalah salah satu bintang di antara bintang
lainnya yang merupakan pusat tata surya dan mempunyai manfaat terhadap
kelangsungan kehidupan di bumi.
3.7.1.2 Teori Asal Energi Matahari
3.7.1.2.1 Teori Meteor Oleh JR. Meyer
Teori meteor ini menjelaskan bahwa energi matahari berasal dari batu-batu
meteor yang dengan kecepatan tinggi jatuh ke permukaan matahari.

3.7.1.2.2 Teori Kontarksi/Pengkerutan Oleh Helmholz


Teori ini menjelaskan bahwa energi matahari berasal dari pengkerutan gas di
matahari karena ada pemampatan. Pada waktu mengkerut maka energi
potensialnya dikeluarkan dalam bentuk panas dan radiasi matahari.
3.7.1.2.3 Teori Atom/Inti Oleh Bethe
Teori ini menjelaskan bahwa dalam keadaan panas dan tekanan tinggi, atom
pada inti matahari kehilangan elektronnya menjadi ion yang bermuatan listrik.
Sehingga antara satu sama lain saling bertabrakan yang membentuk reaksi inti yang
berakibat perubahan jenis dan penhancuran sebagian kecil dari zat untuk menjadi
energi yang berbentuk cahaya dan panas dari matahari (proses transmutasi).
Perubahan ini dapat pula disebut reaksi hidrogen yang mana atom hidrogen
berekasi menjadi helium dengan carbon sebagai katalisatornya.
3.7.1.2.4 Teori Reaksi Proton-proton Oleh Hail
Teori ini menjelaskan bahwa:
(1) 2 atom hidrogen saling bereaksi menjadi hidrogen dengan massa besar dan
mengeluarkan energi,
(2) 2 atom hidrogen dengan massa besar saling bereaksi membentuk helium dengan
massa besar dan mengeluarkan energi,
(3) 2 atom helium dengan massa besar saling bereaksi menjadi 2 atom hidrogen dan
helium dengan massa besar dan mengeluarkan energi.
3.7.1.3 Bagian-bagian Matahari
Secara fisik, matahari memancarkan ke bumi dengan satuan luminositas
(1,32 X 106 cm2/det). Suhu efektif matahari 5800K. Perbandingan dengan bumi:
(1) Jarak bumi-matahari = 11.700 X diameter bumi,
(2) Diameter matahari = 109 X diameter bumi,
(3) Massa jenis matahari (1,4 gr/cm3) = 0,25 X massa jenis bumi (5,5 gr/cm3),
(4) Volume matahari = 1.300.000 X volume bumi.
3.7.1.3.1 Inti Matahari
Bagian ini merupakan sumber dari energi yang dipancarkan matahari yang
bersuhu 20 juta K dan bertekanan jutaan atmosfir.
3.7.1.3.2 Fotosfera
Merupakan sistem lapisan paling dalam matahari dan sumber penyinaran.
Dalam teleskop sering terlihat warna yang agak gelap daripada sekitarnya
(umbra/noda matahari) dan tepinya biasanya sering berubah/tidak tetap (pen
umbra). Warna gelap disebabkan terhalangnya kepulan gas panas dari bagian
dalam. Umbra mempunyai diameter 800-80.000 km, dan munculnya biasanya
berpasangan. Pasangan di bagian timur disebut umbra “p” dan di barat umbra “f”.
Tiap 11 tahun matahari memperlihatkan fotosfera. Fotosfera bersuhu 4000-6000K
dan biasanya kelihatan butiran/granulasi seluas P. Kalimantan secara berpasangan
dalam waktu 1 menit.
Matahari berotasi pada sumbunya perlintang/rotasi zoner. Hal ini
dikarenakanmatahari adalah bola gas yang berpijar.
Lintang () Periode (hari) Lintang () Periode (hari)
0 24,65 40 27,48
20 25,19 60 30,93
30 25,85 75 33,15
35 26,63 90 34,00

3.7.1.3.3 Kromosfera
Merupakan lapisan atmosfir matahari di atas fotosfera. Lapisan ini bertebal
10.000 km, dan dapat dilihat pada saat gerhana matahari total, Dalam teleskop
sering terlihat warna yang agak gelap dan tepinya relatif tidak berubah tetap. Pada
gerhana matahari warna gelap, akan kelihatan bercahaya, sehingga sering disebut
lapisan pembalik. Pada bagian atas lapisan ini sering berubah kadang membentuk
prominanc (jilatan api) setinggi 200-300 km dan kemudian jatuh lagi ke matahari.
3.7.1.3.4 Korona
Merupakan selubung terluar matahari (gas renggang yang bertekanan 10-11
atm) yang bersuhu 2 juta K dan tebalnya ratusan ribu km sampai tak terbatas.
Korona terbagi:
(1) Korona L, bagian paling dalam spektrumnya merupakan garis emisi,
(2) Korona K, bagian tengah, spektrumnya kontinu tanpa garis absorbsi. Radiasinya
berasal dari penyebaran elektronnya.
(3) Korona F, bagian terluar, spektrumnya menyerupai spektrum fotosfera. Radiasinya
berasal dari radiasi matahari yang disebabkan oleh debu antar planet (flare/kilatan).
Berikut visualisasi dari bagian matahari (gambar 3.20).
3.7.1.4 Manfaat Matahari Bagi Kehidupan Bumi
Manfaat matahari bagi kehidupan Bumi antara lain:
a. sebagai pembantu dalam fotosintesa tumbuh-tumbuhan.
b. sebagai salah satu faktor pelapukan batuan.
c. sebagai salah satu faktor dalam pembentukan iklim.
d. sebagai salah satu faktor dalam siklus hidrologi.
e. sebagai pengganti BBM di negara maju.
f. sebagai pembantu dalam asimilasi carbon dioksida.
g. Infra merah sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari, misal Foto Udara, X-ray
h. Ultra violet membantu terbentuknya vitamin D dalam tubuh.
i. pemberi sinar terang dan sumber enargi pada peristiwa di atmosfir. Dan lain-lain.
3.7.2 Planet-planet di Tata Surya
3.7.2.1 Merkurius
Planet ini hanya terlihat sebagai bintang pagi/sore (max. Elongasinya 28 di
atas cakrawala). Bidang lintasannya memotong bidang lintasan ekliptika sebesar 7,
sedang lintasannya berputar dengan kecepatan 0,43 detik dalam setahun (gerak
perihelium). Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut (gambar 3.21).
Waktu revolusi 88 hari, rotasinya 59 hari. Garis tengah pada equator 4.880
km. Jarak rata-rata dari matahari 57,9 juta km (jarak terdekat 45,9 juta km dan
terjauh 69,7 juta km). Pada saat transit, merkurius terlihat sebagai titik hitam yang
mengapung pada permukaan matahari. Gravitasi di merkurius 1/3 gravitasi di bumi.
Merkurius tidak mengandung atmosfir. Temperaturnya antara -200C sampai 400C.
Perbedaan suhu yang sangat besar ini karena sangat lambatnya berotasi.
Dengan tingginya temperatur tersebut di planet ini tidak ada air. Kalau ada lautan
maka lautan timah. Albedo (perbandingan sinar matahari yang diterima dan yang
dipantulkan) = 0,07. Hal ini berarti bahwa sebagian besar sinar matahari diserap.
Merkurius tidak mempunyai satelit.
3.7.2.2 Venus
Planet ini hanya terlihat sebagai bintang pagi/sore.Karena lebih dekat dari
bumi maka terlihat bentuk-bentuk semunya. Eksentrisiteitnya 0,0068, revolusinya
225 hari. Elongasi paling besar 48. Albedo sebesar 0,59. Hal ini disebabkan
tebalnya selimut awan yang selalu menutupi venus. Awan tersebut mempunyai efek
rumah kaca. Suhu 430-700C. Rotasi Venus 243 hari dengan arah yang berlawanan
dengan rotasi bumi (rektograd). Jarak venus ke matahari rata-rata terjauh 109 juta
km. Lingkaran ekuator 12.104 km. Gravitasinya 0,88 gravitasi bumi.
3.7.2.3 Bumi
Jarak rata-rata ke matahari 149 juta km. Jarak terjauh sekitar 152,5 juta km.
Bumi kita mengelilingi matahari dalam waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, disebut
tahun sideris, tetapi dari titik musim semi kembali ke titik musim berikutnya
memerlukan waktu 365 hari 5 jam 48 menit. Periode ini dinamai tahun tropik.
Rotasinya satu kali berputar memerlukan waktu 23 jam 56 menit yang disebut
satu kali sideris yang sama dengan satu hari bintang, sedangkan satu hari yang kita
gunakan lamanya 24 jam. Berat jenis planet ini 5,25 tempertaurnya 10C. Massa
planet 1 (sebagai standar planet lain). Jumlah satelit hanya satu, yaitu bulan.
3.7.2.4 Mars
Mudah dikenal dengan warnanya yang merah, seimbang dengan bintang
Antares (bintang yang paling terang pada Rasi Scorpio). Dengan menggunakan
teropong kecil, planet ini sudah dapat dilihat seperti keping. Planet ini dapat
berkulminasi atas pada tengah malam yang berarti bahwa planet ini tidak selalu
mendekati matahari.
Mars mencapai tingkat yang paling terang dan paling besar jika pada oposisi
dengan matahari, yakni pada hari-hari Mars dan merembang di tengah malam. Lihat
gambar berikut ini (gambar 3.22).

Rotasinya 24 jam 37 menit 22,58 detik, revolusinya 687 (hampir 2 tahun),


garis tengahnya 4.200 mil (lebih dari ½ bumi). Mars mempunyai tekanan uudara
1/100 atmosfir. Suhu permukaannya sekitar 150-300K. Sedang pada kutub es -
70K. Es terdiri dari pembekuan CO2 yang pada musim dengan mencapai luas 10
km2. Apa yang disebut “Canali” oleh Schiaparelli (observer italia 1877) dengan
teropong besar ternyata bintik-bintik. Inklinasi bidang lintasannya terhadap ekliptika
membentuk sudut 151’. Albedonya 0,090 (photography) atau 0,154 visual. Mars
mempunyai 2 satelit yaitu phobos dengan ukuran 27 X 21 X 19 Km dan daimos
dengan ukuran 10 X 12 X 16 Km.
Jarak aphelium (terjauh dari matahari 249,1 juta km, sedang jarak terdekat
206,9 km sehingga rata-rata 227,9 km.
3.7.2.5 Asteroid/Planetoid
Telah lama orang menduga adanya planet diangka 28 dari deret Titius-Bode.
Pada tanggal 1 Januari 1801 Piazi menemukan planet yang amat kecil dengan
diameter 780 km yang diberi nama Ceres (Dewi kehidupan). Selanjutnya tahun 1802
olbers menemukan planetoida yang ke-dua yang diberi nama Pallas, tahun 1804
Yuno, tahun1807 vesta, tahun1845 planetoida ke lima ditemukan Heenke. Sekarang
ditemukan lebih dari 5.000 planetoida dan kira-kira 1700 dari jumlah tersebut
diketahui orbitnya.
Orbit asteroid terutama di anatara Mars dan Yupiter. Kebanyakan
eksentrisiteitnya besar, misalnya Adones e = 0,78 periheliumnya sampai orbit
merkurius, Hidalgo = 0,65 (mencapai orbit Mars), Incrarus e = 0,83 (periheliumnya
sangat dekat dengan matahari). Lihat gambar berikut ini (gambar 3.23).

3.7.2.6 Yupiter
Planet ini bercahaya kekuning-kuningan. Mudah dikenal sebab besar maupun
tempatnya menarik perhatian. Paling terang hampir setingkat dengan planet venus
pada maksimunya yaitu planet terletak pada oposisi terhadap matahari. Jalan
Yupiter hampir berhimpit dengan ekliptika dengan bentuk garis yang berkelak-kelok.
Lihat gambar berikut (3.24).
Permukaan Yupiter terbentuk dari gas. Sebagian materi Yupiter terdiri dari
helium dan hidrogen cair. Di dalamnya besi dan silika. Atmosfir Yupiter tebalnya
kurang lebih 1.000 km. Terdapat sabuk-sabuk awan yang sejajar dengan ekuator,
dengan noda merah yang berupa topan abadi.
Rotasinya 9 jam 50 menit. Kepepatan 1/15. Atmosfirnya mengandung CH 4
(metan) dan NH3 han H2. Jumlah satelit 14 buah. Empat buah di antaranya
berukuran besar yang diberi nama Europa, Ganymede, dan Callisto.
Voyager 1 tanggal 5 Maret 1979 menemukan cincin Yupiter. Partikel cincin
dari planet 57.000 km, lebarnya 6.500 km.
3.7.2.7 Saturnus
Planet ini besarnya hampir sama dengan Yupiter. Jika keadaan memungkan
terlihat keistimewaannya berupa cincin yang mengelilingi. Jalan semunya hampir
sama dengan Yupiter, yaitu berkelak-kelok. Revolusinya 30 tahun, maka dinamakan
syanaiscara (syanais = lambat). Kecepatan setahun 12. Diameter saturnus 120.000
km atau kurang lebih 9 X berat bumi, sehingga berat jenisnya 0,75, jarak rata-rata ke
matahari sekitar 1.426 tahun. Seperti Yupiter, saturnus terdiri dari gas hidrogen dan
helium. Sedikit molekul Amoniak, metan, dan etan. Susunan gelang pada saturnus
terdiri dari 3 bagian konsentris, yaitu: (1) cincin A (240.000 - 278.000 km), (2) cincin
B (178.000 - 234.000 km), (3) cincin C (144.000 - 178.000 km).
Antara cincin A dan B terdapat Casini Division yang keadaannya gelap. Di
bagian ini ternyata terdapat sejumlah cincin yang tipis. Penyelidikan terakhir
ditemukan cincin D di sebelah dalam cincin C, dan cincin E di sebelah luar cincin A,
serta cincin F terletak di sebelah luar cincin A pada jarak 3.000 km.
Saturnus memiliki 17 satelit yang berada diantaranya belum diberi nama, baru
sepuluh buah yang sudah diberi nama, yaitu Yanus, Mimas Enkladus, Tethys, Rhea,
Hyperion, Iapetus, dan Phoebe.
3.7.2.8 Uranus
Planet ini ditemukan oleh Sir William Herschel pada tahun 1781 dan
menamakannya Georgium Sidus (diambil dari nama raja Inggris watu itu: George
III). Nama Uranus diberikan Bode. Sebenarnya planet ini sudah ditemukan pada
tahun 1090, sebab kalau keadaan memmungkinkan, dengan mata telanjang terlihat
sebagai keping suram.
Jarak rata-rata ke matahari 2.896 juta km. Revolusinya 84 tahun. Diameter
planet 49.700 juta km. Rotasinya 10 jam 49 menit dengan sumbu rotasi hampir di
bidang orbit, sehingga seperti menggelinding dengan arah rektograd (dari timur ke
barat), begitu pula arah peredaran satelit ke-5 dalam mengelilingi planet induk.
Uranus mempunyai lapisan atmosfir yang terdiri dari metan (CH4), H2, dan Amoniak
beku.
Uranus mempunyai satelit yang bernama Miranda, Ariel, Umbriel, Titani, dan
Uberon, yang kesemuanya tertutup salju. Tahun 1977 ditemukan sebuah satelit lagi
yang diameternya 30 km. Uranus diduga memiliki cincin sebanyak 5 lapis.
3.7.2.9 Neptunus
Planet ini ditemukan dengan perhitungan matematik, pada tahun 1821 sudah
diduga orang bahwa diluar Uranus masih ada planet, berdasarkan penyimpangan-
penyimpangan kecil dari lintasan Uranus. Penyimpangan ini tentulah disebabkan
oleh pengaruh planet. Pada tahun 1844 penyimpangan itu sebesar 2 menit.
Dari penyimpangan tersebut, kemudian Yoseph Laverrier mengadakan
perhitungan di Paris, sedangkan John Couch Adam membuat perhitungan di Inggris.
Hasil perhitungan Laverrier dikirimkan kepada Galle, seorang asisten observer di
Berlin. Setelah menerima perhitungan tersebut, maka malamnya diketemukan planet
yang dimaksud dan hanya meleset 1 dari perhitungan Laverrier, planet temuan
tersebut kemudian diberi nama Neptunus.
Neptunus hampir sebesar Uranus tetapi karena jaraknya lebih jauh dari
matahari, maka kelihatan lebih lemah. Diameter Neptunus 49.500 km pada
ekuatornya (Uranus 51.800 km), jarak ke matahari 4.497 juta km. Revolusinya 164,8
tahun. Eksentrisiteitnya 0,0086, albedo 0,52. Panjang siang hari 8 jam. Jumlah
satelit 2 buah, Trilon dan Nerreid. Orbitnya rektograd.
3.7.2.10 Pluto
Planet ini ditemukan oleh W. Tombaugh tahun 1930, seorang astronom
Amerika. Planet ini disebut juga Trans Neptunus. Temperatur berkisar antara -130C
sampai -210C. Diameternya 6.000 km, jarak ke matahari 7,56 milyar km di
Aphelium dan 4,5 milyar km di perihelium. Revolusinya 248,4 tahun, rotasinya 6,4
hari. Jumlah satelit diperkirakan satu dan diberi nama Charon.
3.7.3 Komet (Bintang Berekor)
Jasad-jasad (benda-benda) antariksa ini pada permulaan terlihat sebagai
kabut kecil di antara bintang-bintang lain yang setiap hari semakin bertambah terang
cahayanya, dan kemudian terlihat sebagai bintang berekor (komet). Pernyataan itu
ditambah bahwa komet merupakan bagian tata surnya (Edmund Halley, 1656-1742).
Komet adalah bintang dengan rambut panjang mempunyai ekor (Nicholas B.,
1988), sedangkan menurut Soetjipto TH (1992/1993) adalah benda langit yang
sifatnya rapuh, mudah pecah mengelilingi matahari sesuai dengan hukum grafitasi
dan dapat dipengaruhi oleh planet tertentu.
Pemunculan komet dipersepsikan manusia, seperti di bawah ini:
a. Komet pertanda akan timbulnya bencana di bumi (bencana alam)
b. Komet pertanda akan timbulnya perubahan sosial politik di suatu negara.
c. Komet pertanda akan timbulnya wabah penyakit di bumi.
d. Komet yang ekornya menghadap ke bumi pertanda menimbulkan pengaruh
kehidupan di bumi.
Ada dua jenis komet;
(1) Komet periodik, yaitu komet yang munculnya secara berkala (lintasannya ellips),
(2) Komet Non-periodik, yaitu komet yang munculnya sewaktu-waktu (lintasannya
parabola).
Komet yang terkenal, yaitu
(1) Helley (76 tahun)
(2) Beila (6,6 tahun).
Sifat kimia dari komet meliputi air, amoniak, metan, Hidrogen, Nitrogen,
Oksigen, dan carbon. Sedang penghasil garis emisi flouresensi meliputi kanbon
radikal (C2), Cyanogen (CN), Hidroksil (OH), Nitrogen, Karbon monoksida (CO), dan
Nitrogen Hidrit (NH).
Struktur komet terdiri dari inti komet yang diselimuti lapisan koma yang
terkikis menipis karena tergesek atmosfir. Lihat gambar berikut (gambar 3.25).
3.7.4 Meteor (bintang beralih), Meteorit, dan Bolida
Pengertiannya di bawah ini.
a. Meteor adalah benda angkasa yang jumlahnya berjuta-juta yang merupakan sisa-
sisa komet Biela dan posisinya dalam ruang antar planet yang terus menerus
memasuki atmosfir bumi, membuat berbagai garis bercahaya dan menyala karena
bergesekan dengan udara.
b. Meteorit adalah sisa-sisa bola api atau bolida yang jatuh ke bumi dan mencapai
permukaan karena tidak habis terbakar di atmosfir.
c. Bolida adalah bola api yang meledak sewaktu bergerak dalam atmosfir bumi, sisa-
sisanya yang cukup besar biasanya jatuh ke bumi.
Jenis-jenis meteor:
a. berdasar susunannya meliputi:
(1) Meteor Sporadik (yaitu meteor yang terpisah yang mengelilingi matahari),
(2) Meteor Kelompok, (yaitu meteor yang berkelompok yang mengelilingi matahari).
b. berdasar kandungannyanya meliputi:
(1) Meteorit Baru / Serolit (yaitu meteorit yang mengandung Chondrites 86% dan
Achondrites 7%, Massa jenis 3,4 gr/cm3). Pernah jatuh di Kansas seberat 450 kg, di
Arkansas 337,5 kg,
(2) Meteorit besi / Siderit, (yaitu meteorit yang mengandung besi 85-95% dan sisanya
nikel, Massa jenis 7,8 gr/cm3). Pernah jatuh di Afsel seberat 50 ton, di New York
36,5 ton),
(3) Meteorit batu logam / Sidorolit, (yaitu meteorit yang mengandung besi 60% dan
sisanya batuan.
c. berdasar ukurannya meliputi:
(1) Meteorit kecil (bintang beralih),
(2) Meteorit besar, (bolida).
d. berdasar asal-usulnya meliputi:
(1) Meteorit keplanetan (yaitu meteor yang terdiri dari 50% benda kecil, orbitnya
heliosentris dan ellips, revolusi pendek dan bersifat sporadis),
(2) Meteorit kekometan (yaitu meteor yang terdiri dari 20% benda kecil berasal dari
komet, orbitnya heliosentris dan ellips, revolusi pendek sampai sedang (tahun
sampai abad) dan bila bumi memotong orbitnya, terjadi hujan meteorit),
(3) Meteorit parabola (yaitu meteor yang terdiri dari 30% benda kecil, bila bumi
memotong orbitnya, terjadi hujan meteorit).
Sifat fisik meteor:
a. Berkecepatan 72 km/detik.
b. berpijar dan memudar pada ketinggian 130-100 km dan 90-20 km.
c. sehari tercatat 29 juta meteor jatuh ke bumi
d. berberat 10.000-60.000 ton
Contoh meteorit yang jatuh:
a. Di Arizona (kawah berdiameter 1200 m, kedalaman 175 m dan berat meteor 60.000
ton).
b. Museum geologi Bandung
c. Siberia Tenggara (tanah 2 km persegi dan berat 100 tahun)
d. Tuguska, Siberia (hutan radius 65 km tanggal 30 Juni 1908)
e. Peg. Sinkothay, Afrika (tahun 1947 seberat 1000 ton)
3.7.5 Satelit
Pengertian satelit sebagai berikut:
a. Satelit adalah benda angkasa yang mengorbit sebuah planet dalam waktu yang
teratur dan bersama-sama dengan plenetnya mengelilingi bintang.
b. Satelit buatan adalah benda angkasa hasil rekayasa manusia untuk berbagai tujuan
dengan meniru sifat orbit alam.
Sifat kimia satelit (bulan) terdiri dari: C, O, Na, Mg, Al, Si, Ca, dan Fe.
Sedang sifat fisik al.:
a. jarak dengan bumi : 384.000 km
b. diameter : 3.476 km
c. volume : 1/50 bumi
d. Isi : 22 milyar km kubik
e. berat : 1/83 Bumi
f. grafitasi : 1/6 Bumi
g. jarak bayang-bayang : 370.000 km
h. Rotasi=revolusi : Sinodis = 29 hari 13 jam, Sideris = 27 hari 8 jam
i. kecepatan orbit : 41.000 km/jam
j. suhu : siang (120C), malam (-170C)
k. jumlah kawah : 30.000
l. Albedo : 0,07 (absorbsi 7%, refraksi 93%)
Gerakan-gerakan Bulan (satelit Bumi);
a. gerakan bulan pada porosnya / rotasi bulan
b. gerakan bulan mengorbit bumi / rovolusi bulan
c. gerakan bulan mengorbit matahari bersama dengan bumi / rotasi bulan
Akibat Gerakan Bulan:
a. hanya satu muka bulan yang menghadap ke matahari, hal ini akibat dari kala rotasi
dan kala revolusi bulan sama.
b. terjadinya gerhana matahari, bulan berada pada konjungsi atas gerhana bulan pada
waktu kedudukan bulan pada oposisi.
c. terjadinya fase-fase bulan yang terlihat dari bumi (Bulan mati, sabit muda, purnama,
sabit tua). Hal ini karena bulan mengorbit bumi.
d. terjadi seolah-olah bulan terbit dari sebelah barat (tanggal 1-15) dan timur (tanggal
16-30)
e. terjadi pasang surut laut akibat gravitasi bulan.
f. terjadi almanak Qomariah (1 tahun = 360-354 hari)
g. kecondongan sumbu bumi sebesar 23 ½  dari zenit dan 66 ½ dari horizon.
Manfaat satelit domestik bagi manusia:
a. sebagai alat penelitian ilmiah, misal satelit marinir, meteosat, hinotari.
b. sebagai sarana komunikasi, misal satelit palapa B1-B2, Nova, Gus.
c. sebagai sarana militer antar benua, misal kosmos.
d. sebagai sarana kendaraan antariksa, misal Columbia, Chalanger, Dischaver.
e. sebagai sarana navigasi pesawat terbang/laut, misal satelit Transit.
f. sebagai sarana penginderaan jarak jauh, peta, dan eksploraso sumberdaya alam.
Diposkan oleh rimairhuz di 07:52
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Reaksi:

Anda mungkin juga menyukai