Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLOGI

SEJARAH HUBUNGAN MARGA SITOMPUL


DAN POMPARANNYA

Oleh: Francis Lydia Irene Sitompul


Kelas / No. Urut: XI IPS 2 / 16

SMA ST. THOMAS 1 MEDAN


2015
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................1

Kata Pengantar .......................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan

1.1 Topik Pembahasan ...................................................................................................3

1.2 Tujuan pembahasan ..................................................................................................3

Bab II Pembahasan ...............................................................................................................

2.1 Penjelasan tentang Marga Sitompul...........................................................................5

2.2 Hubungan Sitompul dan Tampubolon .......................................................................8

2.3 Hubungan Sitompul dan Silalahi ...............................................................................9

2.4 Hubungan Sitompul dan Silaen .................................................................................9

Bab III Penutup ......................................................................................................................10


Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena rahmatnya, saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan usaha yang maksimal dan tepat waktu. Sebelumnya, saya
juga ingin berterima kasih kepada Bapak Guru, teman –teman, keluarga, serta orang – orang
yang sudha mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata Sempurna, dan masih banyak sekali
kekurangan – kekurangan dalam makalah ini baik dalam materi maupun pengetikan kata.
Karena itu, saya mohon Bapak Guru agar memaklumi dan dapat menerima makalah ini
walaupun tidak sempurna.

Atas perhatian dan bantuan dari Bapak Guru, saya ucapkan terima kasih.

Penyusun Makalah

Francis Lydia S
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Topik Pembahasan


Sistem kekerabatan dalam suku batak tidak selalu berhubungan dengan hubungan darah.
Hubungan kekerabatan dalam suku batak dapat juga diperoleh dari perjanjian – perjanjian
yang telah disepakati oleh antar marga.
Contohnya adalah seperti topik bahasan yang akan saya bahas yaitu, Hubungan
kekerabatan antara Sitompul – Tampubolon, Sitompul – Silalahi, dan Sitompul – Silaen.
Kekerabatan antara ke – 4 marga ini tidak melalui hubungan darah, melainkan perjanjian.
Namun, sebelum adanya perjanjian, pastinya ada suatu kejadian yang membuat ke – 4 marga
ini saling mengikat kekerabatan masing – masing dengan sebuah perjanjian.

1.2 Tujuan Perumusan Masalah


1. Untuk mengetahui sistem kekeluargaan antara Sitompul dan Tampubolon
2. Untuk mengetahui sistem kekeluargaan antara Sitompul dan Silalahi
3. Untuk mengetahui sistem kekeluargaan antara Sitompul dan Silaen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENJELASAN MARGA SITOMPUL DAN TRADISINYA

SILSILAH KETURUNAN SITOMPUL

Raja Sobu, si Raja Sobu yang hidup pada abad XV atau sekitar tahun 1455 adalah
keturunan ke V dari si Raja Batak, ayahnya bernama Tuan Sorbadibanua yang memiliki dua
orang istri yang pertama bernama Nai Anting Malela dan memiliki anak lima orang dan
istrinya yang ke dua bernama si Boru Basopaet ( Putri Mojopahit) PUTRI Raja Majapahit
adek kandung dari Raden Widjaya dan memiliki anak tiga orang.Si Raja Sobu memiliki dua
orang anak putra yang bernama Raja Tinandang atau lebih dikenal dengan bernama Toga
Sitompul dan si Raja Hasibuan.

Raja Toga Sitompul sedang santai duduk di atas pohon sambil menikmati indahnya
kawasan gunung dan Tao Toba. Dalam hatinya dia berdoa dan meminta kepada Ompu
Mulajadi Nabolon agar ditunjukkan seorang putri atau gadis untuk dijadikan istri agar
hidupnya tidak kesepian. Ketika sadar dari alam angan-angannya, dia melihat ke bawah (dari
atas pohon) muncul sebuah bunga yang sangat cantik dan mengeluarkan cahaya putih.
Dalam bahasa batak : Bunga na bontar i na binereng nai marsinondang mansai uli. Dia
pun turun dari atas pohon hendak memetik bunga nan cantik jelita itu. Ketika dia hendak
memetik bunga itu, ternyata bunga tersebut adalah seorang gadis cantik yang tidak ada
tandingannya. Mereka pun saling berkenalan dan terjadilah hubungan cinta. Gadis tersebut
akhirnya menjadi istrinya dan namanya disebut Bunga Marsondang. Terakhir diketahui
Bunga Marsondang adalah Boru Siregar.

Dari hasil pernikahan Raja Toga Tompul dengan Bunga Marsondang dikaruniai satu
orang anak yaitu Hobolbatu. Bunga Marsondang sangat sayang terhadap anaknya Hobolbatu.
Semua ilmu yang dimiliki Bunga Marsondang diturunkan kepada anaknya. Dan setelah besar
Hobolbatu pun dikawinkan.

Istri Hobolbatu ada dua orang yaitu yang pertama Boru Sinaga dan istri kedua Boru
Situmorang. Dari istri pertama Boru Sinaga lahir dua orang anak yaitu Sabar Dilaut
(Lumbantoruan) dan Handang Dilaut (Lumbandolok).

Dari istri kedua Boru Situmorang lahir tiga anak. Anak pertama adalah Sabuk Nabegu
(Siringkiron). Anak kedua lahir seorang anak perempuan namanya Mariana. (Dikenal sebagai
Boru Tompul Sopurpuron) dan anak ketiga adalah Lintong Ditao (Sibange-bange).

Dari Gurgur, Ompu Hobolbatu dan keturunannya (pomparan) pindah ke arah Rura
Silindung bersamaan dengan marga lain seperti Naipospos dan Sihombing. Mereka berjalan
kaki menelusuri lereng bukit barisan menuju Rura Silindung. Pertama kali mereka singgah di
Hutabarat. Bukti sejarah menunjukkan bahwa di Hutabarat Tarutung terdapat sebuah
perkampungan bernama Huta Sitompul dan sekarang ini masih terdapat disana sebuah rumah
marga Sitompul. Dari Hutabarat sebagian pomporan sitompul pindah ke Lumban Siagian dan
terakhir di Simalailai yang sekarang dikenal Desa Sitompul. Ketika mereka sampai di
Tarutung Rura Silindung yang berkusa waktu itu adalah Guru Mangaloksa dan keturunnnya.
Keturunan marga sitompul tinggal di Tarutung tepatnya Desa Sitompul (sekarang). Sabar
Dilaut membangun rumah di daerah bagian bawah (disebut Lumban Toruan) dan Handang
Dilaut membangun rumah di bagian atas (Lumban Dolok) dan Lintong Ditao membangun
rumah di daerah Bange-bange (makanya disebut Sibange-bange) dan Sabuk Nabegu tinggal
di bibir gua dan dia selalu dikunjungi oleh abang dan adeknya. Makanya disebut daerah
Sitingkiron dan menjadi Siringkiron.
Sejak itulah Sabar Dilaut selalu dipanggil Sitompul Lumban Toruan, Hangdang Dilaut
dipanggil Sitompul Lumban Dolok, Sabuk Nabegu dipanggil Sitompul Siringkiron dan
Lintong Ditao dipanggil Sitompul Sibange-bange. Keluarga Sitompul ini berdomisili di
daerah Tarutung dan Pahae.

Sedangkan Hasibuan yang merupakan saudara dari Sitompul ini juga memiliki 4 silsilah,
yaitu, Hasibuan, Panggabean, Hutapea/Tobing, dan Hutabarat.

Selain itu, Sitompul juga bersaudara dengan Tampubolon, Silalahi dan Silaen tetapi tidak
melalui hubungan darah, melainkan melalui perjanjian.

Setiap perjanjian/ padan yang dilakukan oleh orang batak selalu dikaitkan dengan Tuhan.
Karena itu, jika salah satu pihak melanggar/tidak melakukan dengan benar perjanjian
tersebut, makan dia akan terkena hukuman/tulah yang dapat merugikan dan merusak
keturunannya kelak. Dan apabila suatu hubungan ingin diputuskan, maka harus melalui doa –
doa ataupun yang disebut dengan pesta gondang.

Orang – orang zaman dahulu juga selalu mengandalkan Datu, yaitu orang – orang yang
bisa berhubungan dengan dunia Supranatural dan dianggap utusan Tuhan, untuk melakukan
hal –hal yang berhubungan dengan pengobatan, makanan, dan kegiatan sehari – hari
masyarakat.
2.2. SEJARAH HUBUNGAN SITOMPUL – TAMPUBOLON

Daerah yang didiami oleh Sitompul di dekat Balige dan Porsea, merupakan daerah hutan
yang belum pernah dirambah oleh manusia. Saat itu, istri marga Sitompul sedang
mengandung anaknya yang pertama. Kebetulan sekali, Sitompul sedang memiliki niat untuk
berburu ke hutan. Dia pun bertanya pada istrinya apakah dia diizinkan untuk berburu ke
hutan. Sang istri pun mengizinkan sang suami untuk pergi berburu ke hutan. Sitompul pun
pergilah ke hutan dan berburu.

Namun, siapa yang tahu bagaimana nasib Sitompul? Tak ada yang menyangka Sitompul
meninggal dalam pemburuannya. Dia meninggal oleh seekor babi hutan yang ganas, dengan
gigi dan taring yang tajam dan menerkamnya sampai dia meninggal.

Hal tersebut pun sampai ke telinga sang istri Sitompul. Sang istri yang saat itu sedang
hamil pun membuat pengumuman untuk siapapun yang berhasil membunuh babi hutan yang
membunuh suaminya itu akan diberi hadiah yang diinginkan.

Ketika itu, seorang marga Tampubolon Barimbing melintas dari perkampungan tersebut.
Dia memiliki ilmu yang sangat tinggi. Dia tertarik dengan pengumuman tersebut dan dia pun
membunuh babi hutan yang telah membunuh Sitompul. Dia pun memberitahukan hal
tersebut pada istri dari Sitompul.

Sang istri dan para petua – petua disitu pun bertanya apa yang diinginkan oleh marga
Tampubolon tersebut. Tetapi, si Tampubolon tidak menginginkan hadiah apapun. Dia hanya
ingin memperistri istri dari Sitompul. Akan tetapi, saat itu sang istri sedang hamil anak dari
Sitompul. Tetapi, si Tampubolon Barimbing ini tidak memiliki msalah dengan anak yang
sedang dikandung oleh istri Sitompul dan tetap memperistrinya.

Pada akhirnya, dengan perjanjian, anak tersebut tetaplah menjadi anak Sitompul. Akan
tetapi, karena Tampubolon yang membesarkan anak Sitompul, maka anak Sitompul juga
merupakan anak dari Tampubolon. Karena hal tersebut, maka Tampubolon – Sitompul
dikatakan Saboltok atau satu perut.
2.3. SEJARAH HUBUNGAN SITOMPUL – SILALAHI

Sitompul dan Silalahi adalah saudara. Namun, tidak berhubungan darah. Karena seperti
yang kita ketahui, Sitompul hanya memiliki satu saudara yang berhubungan darah, yaitu,
Hasibuan. Sitompul dan Tampubolon juga bersaudara karena perjanjian.

Lalu bagaimana Sitompul dan Silalahi bisa berhubungan? Hubungan Sitompul – Silalahi
adalah melalui Tampubolon. Tampubolon bersaudara dengan Silalahi. Karena Sitompul dan
Tampubolon sudah bersaudara, maka dengan otomatis, Sitompul dan Silalahi pun harus
bersaudara.

Akan tetapi, ada perbedaan antara hubungan Sitompul dengan Tampubolon dengan
Sitompul dengan Silalahi. Jika dengan Tampubolon, Sitompul Saboltok, maka dengan
Silalahi, Sitompul Marpadan. Dan persaudaraan ini juga diikat dengan perjanjian yang telah
disepakati.

2.4. SEJARAH HUBUNGAN SITOMPUL – SILAEN

Sama seperti hubungan Sitompul – Silalahi, hubungan Sitompul dengan Silaen juga tidak
melalui hubungan darah. Namun, hubungan Sitompul – Silaen ada karena kesepakatan antara
disepakati dengan perjanjian. Silaen juga merupakan saudara dari Tampubolon. Karena itu,
Sitompul dengan Silaen juga marpadan.
BAB III
PENUTUP

Sitompul mempunyai saudara yang merupakan Hasibuan, Tampubolon, Silalahi, dan


Silaen. Walaupun tidak melalui hubungan darah, tetap saja mereka bersaudara, dan hal
tersebut masih di jalankan hingga saat ini.

Selain itu, tradisi yang telah berjalan tidak ditulis, melainkan disepakati dan
dilaksanakan. Ini merupakan bukti bahwa orang – orang pada zaman dahulu mengerti apa itu
hukum untuk mengatur toleransi dan mengatur kesepakatan dan tidak merugikan orang lain.
Dan dalam hal ini juga terdapat kekuatan bagi masyarakat untuk saling membantu dan saling
menghormati satu sama lain.

Hal ini juga merupakan suatu pelajaran bagi kita, masyarakat dunia saat ini untuk tetap
saling membantu dan saling menghormati satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai