Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PRAKARYA

“KERAJINAN DARI BAHAN ALAM”

Oleh:
NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA
KELAS : VII D

SMP YKPP DUMAI

T.A 2015/2016
I. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
alam ini menghasilkan banyak bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai
produk kerajinan. Kerajinan Indonesia telah dikenal luas di mancanegara
dengan bentuk yang sangat beragam, kreatif, inovatif, dan selalu berkembang
mengikuti kebutuhan dan perkembangan teknologi. Oleh sebab itu, Indonesia
dikenal sebagai negara eksportir kerajinan yang dibuat oleh tangan/handmade.
Selain kekayaan alam, manusia juga dianugerahkan kelebihan oleh Tuhan
Yang Maha Esa di antaranya ia mampu mencipta dan berkreasi. Kemampuan
ini pun harus disyukuri dan selalu diapresiasi. Salah satunya menginspirasi
keunikan dan keindahan karya kerajinan Indonesia. Sebagai makhluk sosial,
tentunya kita wajib menghargai seluruh karya ciptaan manusia. Kekayaan
budaya Indonesia merupakan modal munculnya keberagaman produk
kerajinan Indonesia. Bahan alam sebagai salah satu bahan dasar kerajinan
banyak tersebar di bumi Indonesia. Bahan alam tersebut dimanfaatkan
sebagai produk kerajinan yang memiliki kekhasan dari setiap daerah. Sejak
dulu masyarakat Indonesia telah menggunakan produk kerajinan sebagai alat
untuk kebutuhan hidup sehari-hari sebagai kebutuhan rumah tangga. Kini
kerajinan berfungsi sebagai hiasan, baik interior, maupun eksterior.

II. PEMBAHASAN
A. Produk Kerajinan dari Bahan Alam
Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda
dengan wilayah lainnya. Setiap daerah memiliki jenis kerajinan lokal yang
menjadi unggulan daerah. Hal ini karena sumber daya alam setiap daerah
berbeda. Misalnya, Plered (Jawa Barat), sumber daya alam yang banyak
tersedia tanah liat, kerajinan yang berkembang adalah kerajinan keramik. Palu
(Sulawesi Tengah), sumber daya alamnya banyak menghasilkan tanaman kayu
hitam, kerajinan yang berkembang berupa bentuk kerajinan kayu hitam.
Kapuas (Kalimantan Tengah), sumber daya alamnya banyak menghasilkan
rotan dan getah nyatu sehingga kerajinan yang berkembang adalah anyaman
rotan dan getah nyatu.
1. Mengenal Kerajinan Bahan Alam
a. Tanah Liat
Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat biasa dikenal orang dengan
kerajinan keramik. Asal kata keramik adalah keramos (bahasa Yunani) yang
artinya benda pecah belah yang terbentuk dari tanah liat dan telah mengalami
proses pembakaran. Dalam pembuatan keramik, tanah liat memiliki sifat
plastis sehingga mudah dibentuk. Setelah itu, dapat dibakar dalam tingkat
pembakaran suhu 600oC sampai 1.300oC sesuai jenis tanah liatnya sehingga
tanah liat menjadi keras, padat, dan kedap air.
Indonesia memiliki kerajinan keramik dari berbagai daerah yang berciri khas.
Setiap daerah mempunyai keunikan dari bentuk, teknik hingga ragam hias
yang ditampilkan. Kekayaan hayati di Indonesia telah menginspirasi keindahan
dan keunikan bentuk kerajinan keramik menjadi keramik Indonesia yang kental
akan corak budaya yang membedakannya dengan keramik China, Jepang atau
Eropa.

Gambar 1. Produk Kerajinan Keramik

Bahan Pembuatan Keramik


Tanah Liat

Gambar 2. Aneka tanah liat berbagai warna


Alat Pembuatan Keramik

Gambar 3. Peralatan pembuatan keramik

Teknik dalam Pembuatan Kerajinan Keramik


1) Teknik Pijit Tekan
Teknik pijit tekan (pinch) adalah teknik pembentukan badan keramik secara
manual. Caranya tanah liat dipijit tekan dari bentuk bola menjadi bentuk yang
diinginkan dengan menggunakan jari-jari tangan.

Gambar 4. Proses teknik Pinch

2) Teknik Pilin
Teknik pilin (coil) adalah teknik pembentukan badan keramik secara manual
caranya tanah liat digulung hingga terbentuk pilinan tanah

Gambar 5. Proses teknik Coil


3) Teknik Lempengan
Teknik lempengan (slab) adalah teknik pembentukan
badan keramik secara manual dengan membentuk
lempengan menggunakan rol. Lempengan digunakan
untuk membuat karya keramik yang berbentuk
persegi atau silinder.
Bentuk Silinder

Gambar 6. Proses teknik Slab bentuk silinder

Bentuk Persegi

Gambar 7. Proses teknik Slab bentuk silinder

4) Teknik Cetak
Teknik pembentukan dengan acuan alat cetak dapat digunakan untuk
memproduksi produk kerajinan keramik dalam jumlah yang banyak, dan waktu
relatif singkat dengan bentuk dan ukuran yang sama pula. Teknik cetak
meliputi: cetak kering dengan teknik press (tekan) dan cetak basah dengan
teknik cor.

Gambar 7. Proses
cetak kering dengan
teknik press/tekan
Gambar 8. Proses cetak basah dengan teknik cor

5) Teknik Putar
Teknik pembentukan badan keramik dengan menggunakan alat putar kaki
(kickwheel) dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris.

Gambar 9. Proses teknik putar

Hasil karya tanah liat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika


sudah kering, karya dapat dibakar menggunakan tungku keramik, dengan
bahan bakar yang bervariasi seperti gas, kayu, minyak tanah atau listrik.
Keramik yang dibentuk sudah dapat diberi dekorasi pada saat setengah kering
atau saat sudah mengalami pembakaran pertama (bisque). Dekorasi bertujuan
agar keramik tampak lebih indah dan kuat. Keramik dari tanah liat bakaran
tinggi, dapat dihias dengan pewarna glasir. Glasir adalah lapisan keras yang
berkilap pada lapisan produk keramik. Jika menggunakan pewarna glasur,
keramik harus dibakar secara khusus, yaitu dibakar dua kali, pertama
pembakaran bisquit hingga 900oC, lalu diglasir dan dibakar kembali hingga
suhu 1.200o-1.300oC.
B. Serat Alam
Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan yang
beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, dan tempat lampu.
Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat dengan
cara menganyam. Namun, ada juga yang menggunakan teknik tempel atau
jahit. Adapun proses persiapan pembuatan bahan baku yang digunakan
biasanya dengan cara dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari
langsung. Namun, untuk menghindari jamur, bahan serat alam harus direndam
dahulu dalam waktu tertentu dengan larutan natrium benzoat atau zat lain
yang dapat mengawetkan serat alam.
Bahan serat alam

(a) pelepah pisang (b) pandan

(c) eceng gondok


Gambar 10. Bahan serat alam
Pembuatan kerajinan dari serat alam
Bahan baku serat yang biasa digunakan yaitu eceng gondok, agel dan
pandan. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh para pengrajin yaitu serat
pandan dan eceng gondok, sementara serat agel masih sulit didapat dan
belum begitu banyak diketahui. Salah satu contoh serat mentah menjadi
bahan baku kerajinan anyaman setengah jadi yaitu serat pandan.

Gambar 11. Proses bahan baku mentah

Keterangan :
A - Bahan baku serat yang sudah dipanen dipilih yang terbaik
B & C - Dipotong menjadi beberapa serat kecil memanjang
D - Serat yang sudah dibagi kecil-kecil di jalin menjadi satu
E - Direndam
F - Dijemur
G - Dikeringkan
H, I, & J - Kemudian dianyam/dikepang yang kemudian disatukan
menjadi semacam tali
Kerajinan Anyaman Setengah Jadi
Menurut laman educate syndicate.blog.com (2009), Anyaman
merupakan seni yang mempengaruhi kehidupan dan kebudayaan masyarakat
Melayu. Menganyam adalah proses menjaringkan atau menyilangkan bahan-
bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat
dan boleh digunakan. Bahan tumbuh-tumbuhan yang boleh dianyam adalah
lidi, rotan, akar, bilah, pandan, bengkuang dan beberapa bahan tumbuhan lain
yang dikeringkan. Menganyam adalah salah satu seni tradisi tertua di dunia.
Konon kegiatan itu ditiru manusia dari cara burung menjalin ranting-ranting
menjadi bentuk yang kuat. Berikut adalah contoh gambar motif anyaman:

Gambar 12. Bahan baku serat anyam dan tali (pintal)

Gambar 13. Jenis anyaman lurik

C. Ragam Hias
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola
yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat
berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau
pahatan pada kayu/batu. Ragam hias dapat distilisasi (stilir) sehingga
bentuknya bervariasi.
Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit budaya pada era
tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau
arkeolog.
Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenunan,
anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. Ragam hias ini muncul
dalam bentuk-bentuk dasar yang sama namun dengan variasi yang khas untuk
setiap daerah. Dalam karya kerajinan atau seni Nusantara tradisional, sering
kali terdapat makna spiritual yang dituangkan dalam stilisasi ragam hias.
Terdapat ragam hias asli Nusantara, yang biasanya merupakan stilisasi
dari bentuk alam atau makhluk hidup (termasuk manusia), dan ada pula ragam
hias adaptasi pengaruh budaya luar, seperti dari Tiongkok, India, Persia.
1. Ragam Hias pada Bahan Kayu
Penerapan ragam hias pada bahan kayu sudah banyak dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia, salah satunya daerah Riau. Pemanfaatan kayu
sebagai benda seni sudah sejak lama ada. Kayu biasanya diolah terlebih dahulu
menjadi benda-benda seni tertentu kemudian diberi sentuhan ragam hias.
Ragam hias yang digunakan biasanya diambil dari unsur flora, fauna,
geometris, dan bentuk-bentuk figuratif.
2. Ragam Hias kerajinan kayu daerah Riau
Peran ragam hias sebagai identitas budaya, memiliki nilai implisit (simbolik)
yang ada hubungannya dengan pandangan hidup dari masyarakat. Nilai
tersebut mengacu pada sifat-sifat asal dari setiap benda atau makluk yang
dijadikan motif yang dipadukan dengan nilai-nilai luhur dalam agama Islam.
Oleh karena itu penempatan ragam hias harus berpedoman pada nilai simbolik
ragam hias dan kegunaan produk, dengan demikian dalam penerapannya
harus mengikuti pattern (pola) yang ada, terutama hubungan antara makna
simbolik ragam hias tradisional dengan produk kerajinan yang dibuat. Karena
penempatan ragam hias yang tidak sesuai dengan produk yang akan diberi
dekorasi, akan mengurangi nilai secara inplisit pada produk itu sendiri. Contoh,
produk tepak sirih sebagai hasil produk budaya masyarakat Melayu Riau yang
digunakan untuk tempat daun sirih, gambir, pinang dan gunting untuk
dipersembahkan kepada tamu pada rangkaian upacara adat tradisi dalam
penyambutan tamu, akan berubah maknanya secara implisit jika pada produk
tersebut ditempakan ragam hias naga berjuang.
Tabel 1. Makna simbolik ragam hias pada produk kerajinan kayu daerah Riau
III. PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Karya kerajinan dari bahan alam sangat banyak jenisnya dan sangat
mudah dibuat dan mudah ditemukan, asalkan ada kemauan dan
mempunyai nilai seni bagi si pencipta kerajinan.
2. Bahan - bahan dalam pengerjaan karya kerajinan dari bahan alam sangat
mudah ditemukan karena itu merupakan bahan - bahan yang sering
dijumpai di kehidupan sehari hari.
3. Motif ragam hias pada kerajinan bahan kayu berperan sebagai identitas
budaya, memiliki nilai implisit (simbolik) yang ada hubungannya dengan
pandangan hidup dari masyarakat.

B. Saran
Untuk tetap melestarikan kerajinan dari bahan alam dan berusaha lebih
kreatif lagi dalam membuat kerajinan.
DAFTAR PUSTAKA

Contoh Laporan dan Cara Membuat Laporan Lengkap - Espilen Blog.htm

Contoh-laporan-kerajinan-tanahliat.blogspot.com

http://dadangjsn.blogspot.com/2014/08/materi-pelajaran-prakarya-smp-mts-
kelas.html

http://www.fsrd.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2007/11/PERAN%20RAGAM%20HI
AS%20TRADISIONAL%20MELAYU%20RIAU%20PADA.pdf

https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chromeinstant&ion=1&espv=2&ie=
UTF-8#q=makna+ragam+hias+kayu+melayu+riau

Anda mungkin juga menyukai