713df STATISTIKA
713df STATISTIKA
Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut perlu disajikan atau ditampilkan
sedemikian hingga data tersebut mudah dibaca, dilihat, dan dianalisis. Ada beberapa
cara untuk menyajikan sekelompok data yaitu dengan tabel atau bisa juga dengan
diagram (gambar) seperti diagram batang (bar), diagram garis, maupun diagram
lingkaran.
Contoh 1.1:
Dari 500 orang siswa SMP X terdapat 100 orang bergolongan darah A, 150 orang
bergolongan darah B, 160 orang bergolongan darah AB, dan 90 orang bergolongan
darah O. Data ini dapat disajikan dalam tabel seperti tampak pada Tabel 1.1.
TABEL 1.1
Selain dengan tabel, data tersebut dapat juga disajikan dalam bentuk diagram ,
yaitu diagram batang (bar) seperti tampak pada gambar berikut.
1
Dalam hal ini, batang (bar) paling kiri menyatakan golongan darah jenis A, batang
berikutnya, secara berurutan menyatakan golongan darah jenis B, AB, dan O. Tinggi
batang menyatakan frekuensi atau banyaknya siswa yang bergolongan darah yang
direpresentasikan oleh batang tersebut. Lebar batang dalam hal ini tidak ada
maknanya.Begitu juga jarak antara batang yang satu dengan batang yang lainnya tidak
ada maknanya.Jarak antara batang yang satu dengan yang lainnya tidak harus sama;
tetapi biasanya dibuat sama supaya tampak lebih menarik dan mudah ‘dibaca’. Batang
yang satu dan yang lain tidak boleh tumpang-tindih (overlap).
Selain menggunakan diagram batang, data tersebut dapat juga disajikan dalam
bentuk diagram garis seperti terlihat pada gambar berikut. Dalam hal ini pasangan-
pasangan (A,100), (B,150), (AB,160), dan (O,90) masing-masing direpresentasikan
dengan sebuah titik. Kemudian setiap dua titik “berdekatan” dihubungkan dengan ruas
garis. Selanjutnya gambar yang diperoleh dinamakan diagram garis.
Selain dengan dua cara di atas, data tersebut dapat juga disajikan dalam bentuk
gambar berupa lingkaran, yang selanjutnya dinamakan diagram lingkaran. Dalam hal
ini daerah lingkaran dipartisi (dibagi) menjadi empat daerah juring, dan setiap daerah
juring merepresentasikan jenis golongan darah. Perhatikan bahwa total frekuensi
adalah 500 dan besar sudut pusat lingkaran adalah 360 derajat. Karena frekuensi anak
bergolongan darah A adalah 100, maka besar sudut daerah juring pada pusat lingkaran
2
darah B diperoleh = 108. Begitu juga, untuk golongan darah AB diperoleh
Diagram lingkaran data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Agar lebih menarik,
daerah juring bisa diwarnai atau diarsir.
TUGAS 1 .
1. Dari hasil pengumpulan data berdasar jenis pekerjaan atau profesi dari 100.000
penduduk di Kecamatan Waru diperoleh data sebagai berikut. 15.000 orang PNS,
5.000 orang pengusaha, 40.000 orang karyawan pabrik, 1000 orang TNI, 30.000
orang petani, dan sisanya tidak bekerja. Coba anda sajikan data tersebut dalam
tabel, diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran.
2. Kumpulkanlah data tentang banyaknya siswa yang diterima dan juga banyaknya
siswa yang lulus di sekolah tempat Bapak / Ibu mengajar selama lima tahun terakhir.
Kemudian sajikan data yang diperoleh dalam tabel, diagram batang, diagram garis,
dan diagram lingkaran.
3. Jelaskan informasi apa saja yang saudara peroleh dari diagram garis berikut.
3
4. Jelaskan informasi apa saja yang saudara peroleh dari diagram batang berikut.
2. Distribusi Frekuensi
Dalam sekelompok data seringkali dijumpai ada data – data tertentu muncul
dengan frekuensi yang sangat besar, sehingga untuk mempermudah membaca,
memahami dan menganalisis data, maka data-data tersebut dapat disajikan dalam
bentuk tabel yang disebut dengan tabel frekuensi.Seperti terlihat pada contoh berikut
ini.
CONTOH 2.1.
Diberikan data – data berikut : 2, 3, 6, 2, 4, 6, 4, 5, 8, 8, 5, 8, 4, 6, 2.
Perhatikan bahwa data 2 muncul sebanyak 3 kali,dalam hal ini dikatakan data 2
mempunyai frekuensi 3. Begitu juga data 3, 4, 5, 6, 8 masing – masing muncul dengan
frekuensi 1, 3, 2, 3 dan 3. Dengan demikian data tersebut dapat disajikan dalam tabel
frekuensi berikut.
4
Data Frekuensi
2 3
3 1
4 3
5 2
6 3
8 3
Kadangkala data yang diberikan mempunyai jangkauan (range) yang luas dan sangat
beragam, sehingga jika disajikan dalam tabel frekuensi maka akan sangat tidak efisien
karena memerlukan tempat (baris) yang sangat banyak. Dengan alasan itulah, untuk
mempermudah membaca, memahami dan menganalisis data, maka data-data tersebut
dikelompokkan ke dalam kelas- kelas yang selanjutnya disebut kelas interval. Lebar
kelas interval dipilih sedemikian hingga banyaknya kelas interval tidak terlalu besar,
dengan demikian data dapat disajikan dalam beberapa baris saja .Seperti terlihat pada
contoh berikut ini.
CONTOH 2.2.
Data berikut menunjukkan panjang dari 40 daun tembakau yang diukur dalam satuan
mm terdekat.
138, 164, 150, 132, 144, 125, 149, 157, 146, 158,
140, 147, 136, 148, 152, 144, 168, 126, 138, 176,
163, 119, 154, 165, 146, 173, 142, 147, 135, 153,
140, 135, 161, 145, 135, 142, 150, 156, 145, 128
Perhatikanlah bahwa data terbesar adalah 176 dan data terkecil adalah 119 sehingga
rentangan / jangkauan / range dari data adalah 176 – 119 = 57.
Jika ada 5 kelas interval yang digunakan maka setiap kelas interval mempunyai
panjang 57/5 yaitu sekitar 11, jika 20 kelas interval yang digunakan maka panjang tiap
kelas interval 57/20 yaitu sekitar 3.
Jika yang diinginkan panjang kelas intervalnya 5, maka banyaknya kelas interval ada
sebanyak 57/5 yaitu sekitar 12 kelas interval (pembulatan ke atas); sedangkan jika yang
diinginkan panjang kelas intervalnya 20, maka banyaknya kelas interval ada sebanyak
57
/20 yaitu sekitar 3 kelas interval.
Dalam hal ini akan dipilih kelas interval dengan panjang 5.Jika kita menghendaki titik –
titik tengah interval bernilai 120, 125, 130, 135, dstnya maka akan diperoleh kelas –
kelas interval seperti berikut 118 – 122, 123 - 127, 128 – 132, 133 - 137dstnya. Pada
kelas interval 118 – 122, nilai 118 disebut limit bawah dari kelas tersebut dan 122
disebut limit atas dari kelas interval tersebut. Perhatikan kelas interval 118 – 122, 123 -
127, 128 – 132, nilai tengah dari 122 dan 123 yaitu 122,5 disebut batas atas dari
kelas interval 118 – 122 dan batas bawah dari kelas interval 123 – 127. Demikian pula
nilai tengah dari 127 dan 128 yaitu 127,5 disebut batas atas dari 123- 127 dan batas
bawah dari kelas 128 – 132. Dengan kelas – kelas ini akan diperoleh batas – batas
kelas secara berturut – turut sebagai berikut: 117,5 ; 122,5 ; 127,5 ; 132,5 ; 137,5
dstnya. Untuk menentukan frekuensi dari setiap kelas interval biasanya digunakan
bantuan turus / ” tally”. Misalnya pada kelas interval 118 – 122 ada sebanyak 1 data
yang terletak pada kelas itu, yaitu 119, sedangkan pada kelas interval 123 – 127 ada
sebanyak 2 data yang terletak pada kelas tersebut yaitu 125, 126, dstnya. Sehingga
5
data daun tembakau di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel frekuensi seperti berikut
ini.
Tabel 2.1
Panjang dari 40 helai daun tembakau
Poligon :
- Setiap pasang data (xi , fi) dimana xi menyatakan titik tengah kelas interval ke-i
dan fi menyatakan frekuensi kelas interval ke-i, direpresentasikan dengan sebuah
titik
- Setiap dua titik yang berdekatan dihubungkan dengan ruas garis sehingga akan
diperoleh diagram garis yang disebut dengan poligon.
Sehingga Histogram dan Poligon dari tabel frekuensi di atas (panjang daun tembakau)
tampak seperti pada gambar berikut
6
Distribusi Frekuensi Komulatif dan Ogive
Frekuensi komulatif dari suatu kelas interval adalah total semua
frekuensi dari semua kelas yang batas atasnya kurang dari atau sama dengan
batas kelas atas dari kelas interval tersebut. Misalnya dari contoh Tabel frekuensi
2.1 diperoleh frekuensi kumulatif dan interval kelas 128-132 adalah 1+2+2 = 5, ini
berarti bahwa terdapat 5 daun tembakau yang panjangnya kurang dari 132,5
mm. Suatu tabel yang disajikan dalam bentuk frekuensi komulatif dinamakan
tabel frekuensi komulatif disingkat distribusi komulatif. Tabel distribusi komulatif
dari panjang daun tembakau dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. 3
Tabel Frekuensi Komulatif Panjang Daun Tembakau
Panjang daun (dalam mm) Frekuensi (banyaknya daun)
7
Kurang dari 117,5 0
Kurang dari 122,5 1
Kurang dari 127,5 3
Kurang dari 132,5 5
Kurang dari 137,5 9
Kurang dari 142,5 15
Kurang dari 147,5 23
Kurang dari 152,5 28
Kurang dari 157,5 32
Kurang dari 162,5 34
Kurang dari 167,6 37
Kurang dari 172,5 38
Kurang dari 177,5 40
Pasangan data (a,b) dengan a menyatakan batas atas kelas interval dan b
menyatakan frekuensi komulatif dari kelas tersebut, dapat dipresentasikan dengan
sebuah titik, selanjutnya titik - titik yang berdekatan dihubungkan dengan ruas
garis maka akan diperoleh diagram garis dari distribusi frekuensi komulatif yang
disebut ogive. Ogive dari distribusi komulatif di atas dapat dilihat pada gambar
berikut.
TUGAS 2:
Dari 400 buah bola lampu merk ”MATT” yang diuji masa pakainya didapat data
tentang masa pakainya, dimana data tersebut setelah dituangkan dalam tabel
frekuensi diperoleh tabel berikut. Berdasarkan data pada tabel di atas,
tentukan :
a. Batas atas interval kelas ke lima
b. Batas bawah dari kelas ke delapan
c. Titik tengah kelas dari interval kelas ke tujuh
d. Boundari kelas dari interval kelas terakhir.
8
e. Panjang interval kelas
f. Frekuensi dari interval kelas ke empat.
g. Frekuensi relatif dari interval kelas ke enam
k. Histogram dan Poligon dari data tersebut
l. Distributif frekuensi kumulatif
m. Grafik Ogivenya
Tabel Frekuensi
Masa pakai , dalam hari, bola lampu merah ”MATT”
Masa pakai (hari) Banyak bola lampu
300 - 399 14
400 - 499 46
500 - 599 58
600 - 699 76
700 - 799 68
800 - 899 62
900 - 999 48
1000 - 1099 22
1100 - 1199 6
Total 400
2. Diketahui diameter dari 60 bola besi untuk roda sepeda dalam milimeter yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan adalah seperti berikut ini.
7,38 7,29 7,43 7,40 7,36 7,41 7,35 7,31 7,26 7,37
7,28 7,37 7,36 7,35 7,24 7,33 7,42 7,36 7,39 7,35
7,45 7,36 7,42 7,40 7,28 7,38 7,25 7,33 7,34 7,32
7,33 7,30 7,32 7,30 7,39 7,34 7,38 7,39 7,27 7.35
7,35 7,32 7,35 7,27 7,34 7,32 7,36 7,41 7,36 7,44
7,32 7,37 7,31 7,46 7,35 7,35 7,29 7,34 7,30 7,40
Dengan menggunakan data di atas tentukan berikut ini.
a. Tabel frekuensi
b. Histogram
c. Poligon frekuensi
d. Distribusi frekuensi kumulatif
e. Ogive.
9
3.1. Data Tunggal
MEAN
Misalkan dari sebuah sampel berukuran n diperoleh data sebagai berikut : x1, x2, x3, … ,
. (1)
Misalnya dari sebelas orang pemain sepak bola diperoleh data tentang tinggi badan
(dalam cm) mereka sebagai berikut :
170, 167, 165, 167, 170, 168, 169, 182, 180, 165, 170
Misalkan dari n buah data x yang dikumpulkan dari sebuah samplel, hanya
terdapat k n buah data yang berbeda. Misalkan data-data x yang berbeda tersebut
adalah x1, x2, … , xk.
Jika untuk setiap i, 1 i k, data xi muncul dengan frekuensi fi, maka
dan
(2)
Sebagai contoh, dari data tentang tinggi badan pemain sepak bola diatas terlihat
bahwa data 165, 167, 168, 169, 170, 180, 182, secara berturut-turut muncul dengan
frekuensi 2, 2, 1, 1, 3, 1, 1, sehingga diperoleh mean,
MEDIAN
Median sekelompok data adalah data yang letaknya paling tengah setelah data
tersebut diurutkan. Jika banyaknya data genap, maka ada dua data yang paling tengah,
sehingga dalam hal ini mediannya adalah mean dua data yang paling tengah tersebut.
Misalnya dari contoh diatas setelah data diurutkan diperoleh :
165, 165, 167, 167, 168, 169, 170, 170, 170, 180, 182.
10
Dari data di atas, tampak bahwa data yang paling tengah adalah 169. Jadi median
tinggi badan pemain sepak bola tersebut adalah 169 cm.
Akan tetapi, jika kita perhatikan delapan pemain terpendek saja, setelah diurutkan ,
diperoleh data sebagai berikut:
165, 165, 167, 167, 168, 169, 170, 170
Dalam hal ini terdapat dua data yang letaknya paling tengah yaitu 167 dan 168,
sehingga median tinggi badan dari delapan pemain sepak bola terpendek adalah
cm.
MODUS
Misalkan diberikan sekelompok data dengan syarat semua data tidak muncul
dengan frekuensi yang sama. Maka modus (mode) dari sekelompok data tersebut
adalah data yang paling sering muncul. Misalkan dari data tentang tinggi badan pemain
sepak bola yang disebutkan diatas, diperoleh modus adalah 170, karena data ini
muncul dengan frekuensi terbesar yaitu 3 kali dan data yang lain muncul dengan
frekuensi kurang dari tiga.
Modus sekelompok data tidak harus tunggal. Sebagai contoh, data berikut mempunyai
dua modus (bimodus) yaitu 5 dan 6, masing-masing muncul dengan frekuensi empat.
4, 5, 6, 3, 5, 4, 5, 6, 7, 8, 5, 6, 7, 6
CONTOH 3.1: Diberikan tabel frekuensi berat badan 100 orang sperti berikut ini :
Selanjutnya, jika A adalah nilai dugaan dari mean x ( A sembarang bilangan) yang
sering disebut dengan rata – rata sementara dan simpangan titik tengah interval ke-i
dari A dinyatakan dengan di, maka di= xi – A. Jika semua kelas interval mempunyai
11
panjang yang sama, katakan c, maka di= xi – A = c ui dengan ui adalah bilangan bulat.
Dalam hal ini mean x dapat dihitung dengan formula berikut.
(3)
12
Perhatikan bahwa
MEDIAN
Untuk menghitung median dari data yang disajikan dalam tabel frekuensi dapat
digunakan formula berikut ini.
+ , (4)
dimana
L1 = batas bawah kelas dari kelas median (kelas yang memuat median)
N = banyaknya data (frekuensi total)
( f )1 = jumlah frekuensi dari kelas-kelas di bawah kelas median
f median = frekuensi dari keals median
c = ukuran dari interval kelas median
CONTOH 3.3:
Misalkan diberikan data frekuensi dari panjang daun seperti berikut ini:
Ukuran panjang (mm) frekuensi
118 – 126 3
127 – 135 5
136 – 144 9
145 – 153 12
13
154 – 162 5
163 – 171 4
172 – 180 2
Dari tabel diatas, diketahui bahwa frekuensi total dari data adalah 40 sehingga kelas
median adalah kelas yang memuat data ke 20. Jumlah frekuensi dari 3 kelas awal
adalah 3 + 5 + 9 = 17, sedangkan jumlah frekuensi dari 4 kelas awal adalah 3 + 5 + 9 +
12 =29, oleh karena itu kelas mediannya adalah kelas keempat yaitu kelas 145 – 153.
L1 = batas bawah kelas dari kelas median = 144,5
N = banyaknya data (frekuensi total) = 40
( f )1 = jumlah frekuensi dari kelas-kelas di bawah kelas median = 3 + 5 + 9 = 17
f median = frekuensi dari keals median = 12
c = ukuran dari interval kelas median = 9 .
Sehingga,
+ = 144,5 +
MODUS
Untuk menghitung modus dari data yang disajikan dalam tabel frekuensi dapat
digunakan formula berikut ini.
= selisih antara frekuensi dari kelas modus dan frekuensi dari kelas tepat
sesudah kelas modus
c = ukuran dari interval kelas median
CONTOH 3.4
Dari contoh data frekuensi panjang daun pada contoh 3.3 diperoleh
L1 = batas bawah kelas dari kelas modus = 144,5
= selisih antara frekuensi dari kelas modus dan frekuensi dari kelas
tepat sebelum kelas modus = 12 – 9 = 3
= selisih antara frekuensi dari kelas modus dan frekuensi dari kelas tepat
sesudah kelas modus = 12 – 5 = 7
c = ukuran dari interval kelas median = 9
14
sehingga
+ = 144,5 +
TUGAS 3:
1. Tentukan mean , modus, median dari data tunggal berikut ini :
a. 20, 24, 30, 26, 30 b. 4, 6, 6, 8, 8, 10
2. Diberikan data nilai ulangan Matematika dari 120 siswa disajikan dalam table frekuensi berikut:
Nilai ulangan Mat frekuensi
30 – 39 2
40 - 49 2
50 - 59 10
60 – 69 22
70 – 79 43
80 - 89 31
90 - 100 10
Tentukan mean, modus dan median nilai ulangan tersebut
Misalkan dari n buah data x yang dikumpulkan dari sebuah sample, hanya terdapat
k n buah data yang berbeda. Misalkan data-data x yang berbeda tersebut adalah x 1,
x2, … , xk.
Jika untuk setiap i, 1 i k, data xi muncul dengan frekuensi fi, maka
SIMPANGAN BAKU
Misalkan dari sebuah sampel berukuran n diperoleh data x sebagai berikut x 1, x2, x3, …
, xn.
Simpangan baku x, disimbolkan dengan sx , didefinisikan sebagai berikut
Misalkan dari n buah data x yang dikumpulkan dari sebuah samplel, hanya
terdapat k n buah data yang berbeda. Misalkan data-data x yang berbeda tersebut
adalah x1, x2, … , xk.
Jika untuk setiap i, 1 i k, data xi muncul dengan frekuensi fi, maka
CONTOH 4.3:
TUGAS 4
1. Tentukan varians dan simpangan baku dari data – data berikut .
a. 4, 5, 8, 5, 6, 3, 8
b. 2, 2, 2, 3, 4, ,4 5, 5, 5
2. Tentukan varians dan simpangan baku dari data yang diberikan dengan tabel
frekuensinya berikut ini:
data frekuensi
25 5
30 10
32 15
40 8
REFERENSI
16
1. Spiegel, R. M., Statistics. Schaum’s Outline Series, McGraw Hill, Singapore, 1981
2. Walpole, R.E. Elementary Statistical Concepts. Second Edition, Mac Millan
Publishing Co.,Inc. New York, USA, 1983
17