Anda di halaman 1dari 24

GRAND DESIGN KADERISASI

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK PERMINYAKAN


“PATRA”
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KATA PENGANTAR
Kaderisasi sejatinya adalah pendidikan. Adalah suatu rangkaian pembelajaran yang
bentukannya berupa pewarisan nilai dan norma. Dalam rangka regenerasi, agar keberlanjutan
suatu organisasi dapat terus terjaga, kaderisasi dibutuhkan. Keberlanjutan suatu organisasi
terlihat oleh kader - kader yang sudah terinternalisasi oleh nilai - nilai yang dibawa oleh
organisasi tersebut.
Bukan berarti kaderisasi adalah bentukan yang kaku, akan tetapi bukan juga berarti
bahwa kaderisasi adalah hal yang bisa terus diubah sesuai keinginan oknum - oknum yang
ingin membawa perubahan atau nilai negatif ke suatu organisasi.
Grand Design Kaderisasi ini ada untuk menjadi koridor pembentukan kaderisasi
kedepannya. Menjadi acuan yang jelas akan nilai - nilai yang ingin dicapai untuk
keberlanjutan organisasi HMTM “PATRA” ITB. Menjadi “kitab” ataupun buku sakti untuk
kaderisasi di HMTM “PATRA” ITB agar kedepannya tidak ada lagi kerancuan nilai dan
kegelisahan akibat berubahnya nilai - nilai utama dalam HMTM “PATRA” ITB di setiap
kepengurusan.
Besar harapan bahwa pemenuhan nilai - nilai kedalam kader terjaga keberjalanan dan
keberlanjutannya dengan adanya Grand Design Kaderisasi ini, untuk PATRA yang lebih
BESAR dan PATRA yang lebih KUAT.

Bandung, 18 April 2015

Tim Grand Design Kaderisasi


BP HMTM “PATRA” ITB 2015/2016

ii
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Defenisi.................................................................................................................... 2
1.3. Landasan .................................................................................................................. 2
1.4. Tujuan ...................................................................................................................... 2
II. Penjenjangan
2.1. Fasa Pengenalan ...................................................................................................... 4
2.2. Fasa Pembelajaran ................................................................................................... 4
2.3. Fasa Pengabdian ...................................................................................................... 4
2.4. Fasa Penjaga Nilai ................................................................................................... 5
III. Nilai dan Indikator
3.1. Nilai wajib ............................................................................................................... 6
3.2. Nilai proses .............................................................................................................. 8
3.3. Nilai akhir ................................................................................................................ 9
3.4. Indikator Fasa ........................................................................................................11
IV. Alur Kaderisasi ................................................................................................................ 13
V. Penutup.............................................................................................................................. 14
Lampiran ................................................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Insitut Teknologi Bandung (ITB) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang
mengutamakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), kita wajib untuk
menjalankan tridarma perguruan tinggi.
Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung
merupakan salah satu wahana dan sarana pendidikan di Insitut Teknologi Bandung bagi
pembinaan dan pengembangan kemampuan mahasiswa untuk membentuk manusia yang
menjadi unsur penggerak kemajuan dalam berbagai proses perubahan di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, sosial dan seni. (Sumber : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi
Bandung).
Mahasiswa adalah sebuah subjek dengan sifat terpelajar dan usaha untuk terus lebih terpelajar.
Seorang insan pendidikan yang berkeyakinan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu
menghasilkan pemikiran terukur dan berkelanjutan. Sebuah nilai yang diwujudkan dalam
sikap yang konsisten, taat asas, dan loyalitas, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Sebuah proses dalam organisasi kemahasiswaan yang akhirnya menghasilkan generasi
berkarakter sebagai alumninya. (Sumber: Rancangan Umum Kaderisasi Keluarga Mahasiswa
Institut Teknologi Bandung 2010).
Grand Design Kaderisasi (GDK) dari Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA”
Insitut Teknologi Bandung lahir karena salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pendidikan. Salah satu tujuan dari himpunan adalah membentuk watak dan karakter yang
bermanfaat bagi Indonesia. Kaderisasi merupakan salah satu cara untuk membentuk watak
dan karakter serta sebagai proses pendidikan.
Grand Design Kaderisasi (GDK) dibuat sebagai pedoman kaderisasi Himpunan Mahasiswa
Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung dan mengarahkan kaderisasi
sesuai dengan kebutuhan dari anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA”
Insitut Teknologi Bandung.

1
1.2. Definisi
Grand Desain Kaderisasi (GDK) adalah pedoman atau koridor utama proses
kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung
yang bersumber dari segala proses analisis kebutuhan sistem pendidikan dan industri yang
berdasar pada tantangan masa depan agar terbentuk sebuah proses kaderisasi mahasiswa yang
berorientasi pada penegmbangan diri sebagai solusi dari tantangan zaman di masa yang akan
datang. Selain itu, nilai-nilai Grand Design Kaderisasi bisa diaplikasikan baik dari kaderisasi
himpunan dan/atau interaksi dengan masyarakat serta mengarahkan kaderisasi sesuai dengan
kebutuhan.

1.3. Landasan
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945
2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan
3. Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
4. Undang-Undang Dikti tahun 2012 tentang mahasiswa dan kemahasiswaan
5. Statuta ITB tentang visi, misi, dan tujuan ITB
6. SK Senat ITB no. 23 tahun 2002 tentang visi, misi, dan tujuan program studi teknik
perminyakan
7. Arsip student outcome petroleum engineer versi ABET 2013
8. Konsepsi KM ITB
9. AD/ART KM ITB
10. RUK KM ITB
11. AD/ART HMTM PATRA ITB

1.4. Tujuan
1. Menjadikan Grand Desain Kaderisasi (GDK) sebagai pedoman atau koridor utama proses
kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung.
2. Memastikan adanya proses kaderisasi lanjutan bagi seluruh anggota Himpunan Mahasiswa
Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung dengan standarisasi nilai yang
telah digariskan.
3. Memastikan terbentuknya suatu sistem penjaminan ketercapaian nilai bagi seluruh anggota
Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut Teknologi Bandung dalam
setiap jenjang yang dilalui.

2
4. Menjadikan Grand Desain Kaderisasi (GDK) sebagai salah satu komponen penting dalam
proses pemenuhan tujuan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Institut
Teknologi Bandung, yaitu

“HMTM “PATRA” ITB bertujuan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di Institut


Teknologi Bandung dengan cara:
1. Mengusahakan terciptanya suasana kondusif antar anggota HMTM “PATRA” ITB untuk
berlatih menjadi pemimpin, penggerak, dan pengabdi di segala bidang kehidupan bangsa.
2. Memperjuangkan aspirasi anggota HMTM “PATRA” ITB serta memupuk rasa
persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota HMTM “PATRA” ITB.
3. Menumbuhkembangkan kesadaran anggota HMTM “PATRA” ITB menjadi manusia susila
yang jujur, bertanggung jawab, dan bangga terhadap almamaternya.
4. Menumbuhkembangkan kemantapan penghayatan anggota HMTM “PATRA” ITB
terhadap profesi di bidang teknik perminyakan. “
AD/ART HMTM PATRA ITB Pasal 6

3
BAB II
PENJENJANGAN

2.1. Fasa pengenalan


Fasa pengenalan merupakan fasa di mana terdapat anggota Himpunan Mahasiswa
Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung yang baru mengenal kebudayaan
dan keadaan PATRA. Fasa ini pada umumnya diperuntukan untuk mahasiswa yang akan
menjadi anggota PATRA dan baru menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Teknik
Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung. Masa fasa pengenalan dimulai dari
sebelum menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut
Teknologi Bandung hingga periodisasi pertama.

2.2. Fasa Pembelajaran


Fasa pembelajaran merupakan fasa di mana anggota Himpunan Mahasiswa Teknik
Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung baru melalui fasa pengenalan dan sudah
mulai mengenal kebudayaan dan keadaan di PATRA. Setelah mengenal anggota Himpunan
Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung mulai mempelajari
bagaimana Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung
berjalan dan mengetahui maksud & tujuannya. Masa fasa pembelajaran dimulai dari
periodisasi pertama hingga periodisasi kedua.

2.3. Fasa Pengabdian


Fasa pengabdian merupakan fasa di mana anggota Himpunan Mahasiswa Teknik
Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung sudah melewati fasa pengenalan dan
pembelajaran. Di fasa ini, anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA”
Insitut Teknologi Bandung siap mengaplikasikan apa yang telah dipelajari sebelumnya di
Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung Masa fasa
pengabdian dimulai dari periodisasi kedua hingga periodisasi ketiga.

4
2.4. Fasa Penjaga Nilai
Fasa penjaga nilai merupakan fasa di mana anggota Himpunan Mahasiswa Teknik
Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung sudah melewati tiga fasa sebelumnya.
Pada fasa ini, anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut
Teknologi Bandung wajib untuk menjaga dan mengawasi keberjalanan Himpunan
Mahasiswa Teknik Perminyakan “PATRA” Insitut Teknologi Bandung dengan kondisi yang
sesuai. Masa fase penjaga nilai dimulai dari periodisasi ketiga hingga lulus.

5
BAB III
NILAI DAN INDIKATOR
Setelah melalui proses ekstraksi nilai dari berbagai literatur yang telah dicantumkan
diatas, didapatkan beberapa nilai. Nilai ini disegmentasikan sebagai :

3.1. Nilai wajib


Merupakan nilai yang tidak bisa dieskalasi dalam bentuk pemfasaan akan tetapi nilai ini
berupa nilai - nilai umum yang diharapkan dimiliki oleh kader selama keberjalanannya dalam
proses berhimpun.
1. Jujur
jujur /ju·jur / a 1 lurus hati; tidak berbohong (msl dng berkata apa adanya); 2 tidak curang (msl dl
1

permainan, dng mengikuti aturan yg berlaku):mereka itulah orang-orang yg -- dan disegani; 3 tulus;
ikhlas;
2. Bertanggung jawab
bertanggung jawab /ber·tang·gung ja·wab/ v 1 berkewajiban menanggung; memikul tanggung jawab:
pemimpin redaksi ~ atas isi majalahnya; 2menanggung segala sesuatunya (kpd): kabinet ~ kpd
Presiden; dia laki-laki yg tidak ~;
3. Mandiri
mandiri /man·di·ri/ a dl keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pd orang lain: sejak kecil ia
sudah biasa -- sehingga bebas dr ketergantungan pd orang lain;
4. Aspiratif
aspirasi /as·pi·ra·si / n 1 harapan dan tujuan untuk keberhasilan pd masa yg akan datang: Garis-Garis
1

Besar Haluan Negara pd hakikatnya adalah -- bangsa; 2 ilham yg timbul dl mencipta;

5. Demokratis
demokratis /de·mo·kra·tis/ /démokratis/ a bersifat demokrasi; berciri demokrasi: sebagian warga desa
tidak puas dng tata cara pemilihan kepala desa yg tidak --

6. Objektif
objektif /ob·jek·tif / /objéktif/ a mengenai keadaan yg sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
1

pandangan pribadi

7. Bermoral
bermoral /ber·mo·ral/ v 1 mempunyai pertimbangan baik buruk; berakhlak baik: mana ada penjahat yg
-; 2 sesuai dng moral (adat sopan santun dsb): ia melakukan perbuatan yg tidak -

6
8. Kebenaran ilmiah
kebenaran /ke·be·nar·an/ n 1 keadaan (hal dsb) yg cocok dng keadaan (hal) yg sesungguhnya: kita harus
berani mempertahankan -; ia masih menyangsikan - berita itu; 2 sesuatu yg sungguh-sungguh (benar-
benar) ada: kita harus menyakini - yg diajarkan oleh agama; 3 kelurusan hati; kejujuran:tidak seorang
pun menyangsikan - hatinya; 4 kl izin; persetujuan; perkenan: dng - yg dipertuan, kami masuk istana; 5
Jk kebetulan: nah, - dia datang sekarang, kita dapat bertanya langsung kepadanya

ilmiah /il·mi·ah/ a bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan:
penerbitan majalah -- berkembang dng pesat;
-- populer bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat
awam (tt artikel, gaya penulisan karya ilmiah)

9. Kompeten
kompeten /kom·pe·ten/ /kompetén/ a 1 cakap (mengetahui); 2 berkuasa (memutuskan, menentukan)
sesuatu; berwewenang

10. Semangat mengembangkan diri


semangat /se·ma·ngat/ n 1 roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati
(menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan): seorang dukun di desanya dapat
memanggil --; 2 seluruh kehidupan batin manusia: -- budak dan -- pengemis harus kita berantas
sampai ke akar-akarnya; 3 isi dan maksud yg tersirat dl suatu kalimat (perbuatan, perjanjian, dsb):
bertentangan dng -- perjanjian; 4 kekuatan (kegembiraan, gairah) batin: -- rakyat semakin berkobar
setelah mendengar pidato itu; 5 perasaan hati: terpengaruh oleh -- kedaerahan; 6 nafsu (kemauan,
gairah) untuk bekerja, berjuang, dsb: hendaknya diusahakan supaya -- bekerja para pegawai negeri
jangan luntur; jatuh -- , hilang keberanian; cabar hati; kecut hati; keras -- , giat; bergairah; bertenaga;
kuat -- , bertuah; kurang -- (lemah -- ), tidak bergairah;mempertinggi -- anjing, pb memperbaiki nama
orang jahat (tentu sia-sia)

mengembangkan /me·ngem·bang·kan/ v 1 membuka lebar-lebar; membentangkan: ~ payung; 2


menjadikan besar (luas, merata, dsb): kerajaan itu ~ kekuasaannya; 3 menjadikan maju (baik,
sempurna, dsb): ~ kesenian rakyat;~ hati ki menggembirakan; menyenangkan; ~sayap ki memajukan
dan meluaskan usaha dagang dsb;

7
3.2. Nilai proses
Merupakan nilai yang dapat dieskalasikan dan dapat dilihat indikatornya di setiap fasa.
1. Penghayatan Keprofesian
Sikap memahami secara kognitif, memaknai secara afektif juga psimotorik
akan keilmuan dan aplikasi keilmuan Teknik Perminyakan ITB.
(Kognitif berarti ranah yang mencakup kegiatan mental/otak; afektif berarti ranah
yang berkaitan dengan sikap dan nilai juga mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi; dan psikomotorik berarti ranah yang berkaitan dengan
ketrampilan/skill atau kemampuan bertindak).

2. Kritis, Kreatif, dan Solutif


Kritis adalah sebuah sifat tidak mudah percaya, selalu berusaha menemukan
kekeliruan dan tajam dalam penganalisisan. Sebagai insan akademis yang menjunjung
tinggi kebenaran ilmiah maka pola pikir ini merupakan sebuah kebutuhan yang tidak
dapat ditawar.
Kreatif dalam KBBI berarti daya cipta, atau memiliki daya pikir untuk
mengadakan suatu hal yang baru. Pola pikir ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa
Teknik Perminyakan agar dapat melihat hal-hal disekitarnya dari sudut pandang
berbeda dan menciptakan solusi yang orisinil dari pemikirannya.
Mahasiswa Teknik Perminyakan ITB yang kritis dan kreatif saja masih belum
cukup dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Tidak dapat dipungkiri, ada
banyak sekali orang yang kritis dan kreatif dalam menjatuhkan namun tidak dapat
membangun apa yang dikritisinya. Nilai solutif ini pun menjadi jawaban untuk
membentuk mahasiswa teknik perminyakan yang mampu memberikan solusi secara
membangun. Setiap pemikiran dan gagasan yang disampaikan hendaknya dapat
membangun orang lain bukan sekedar menjatuhkan, tapi juga memberikan jawaban
bagi permasalahan yang ada. Dengan pola pikir konstruktif diharapkan juga para
mahasiswa teknik perminyakan dapat menghargai ide dari orang lain dan menciptakan
solusi yang tidak melanggar nilai kebenaran ilmiah dalam membentuk sebuah solusi.

8
3. Kooperatif
Arti kata kooperatif dalam KBBI adalah bersifat kerja sama atau bersedia
membantu. Nilai ini merupakan salah satu nilai penting yang harus dimiliki oleh
seorang mahasiswa Teknik Perminyakan ITB, karena pada keberjalanan aktualisasi
keprofesian dan keilmuan yang akan dialami oleh setiap mahasiswa Teknik
Perminyakan ITB tidak akan lepas dari proses kerja sama baik dengan sesama bidang
keilmuan ataupun lintas keilmuan. Proses menjadi kooperatif pun merupakan suatu
proses pembelajaran yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai baik dalam suatu
kelompok sosial termasuk di dalam himpunan teknik perminyakan ITB karena dengan
nilai kooperatif setiap individu akan saling memiliki ketergantungan positif dalam
setiap proses yang dijalani secara bersama. Selain itu akan muncul pula rasa
tanggungjawab perseorangan dikarenakan tujuan yang dipikul merupakan tujuan
bersama sehingga setiap individu merasa memiliki nilai di dalam kelompok sosial
yang ditempati dalam hal ini himpunan mahasiswa teknik perminyakan itb.

4. Wawasan Kebangsaan
Pengetahuan mengenai hal - hal yang berkaitan dengan bangsa Indonesia.
Pengetahuan ini bisa terkait bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, dan lain - lain.

5. Kepedulian
Sifat mengerti, memahami, dan mau bergerak ke arah yang lebih baik perihal
yang terjadi di sekitarnya.

3.3. Nilai akhir


Merupakan nilai yang diharapkan dapat terbentuk pada fasa akhir (penjaga nilai). Nilai -
nilai ini adalah akumulasi dari nilai - nilai pada fasa sebelumnya dan merupakan kejaran
akhir sehingga massa HMTM “PATRA” ITB nantinya siap turun ke masyarakat dan
menjalankan perannya.

1. Pemimpin, penggerak, pengabdi


Sejatinya pemimpin adalah orang yang memiliki kecakapan dan kelebihan sehingga
mampu memengaruhi orang lain untuk memenuhi suatu tujuan. Tujuan disini untuk mencapai
kemandirian energi bangsa melalui pendidikan, industri, dan kemasyarakatan. Pemimpin ini
harusnya visioner, dihargai anggota, memiliki pendirian yang teguh akan kebenaran, paham

9
apa yang dijalankan, dapat menjadi role model, memiliki inisiatif dan bisa mengambil
keputusan secara bijaksana.
Penggerak disini adalah orang yang mampu membuat suatu perubahan menuju perbaikan.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan terhadap diri sendiri, masyarakat, kebijakan, dan
sistem sosial.
Sedangkan pengabdi disini adalah orang yang mendedikasikan secara ikhlas dirinya
(khususnya dalam konteks keilmuan teknik perminyakan) untuk kebaikan bersama.

2. Bangga terhadap almamater


Bangga disini adalah perasaan memiliki karena ada dorongan berupa keunggulan yang
ada pada almamater yaitu Teknik Perminyakan ITB dan HMTM “PATRA” ITB. Bangga
terhadap almamater ini adalah perasan memiliki terhadap Teknik Perminyakan ITB dan
HMTM “PATRA” ITB yang tumbuh sehingga menghasilkan kesadaran untuk
mengaplikasikan apa yang telah didapat selama berada di almamater tersebut.

3. Etika profesional
Berupa ahli dalam bidang yang ditekuni. Hal ini adalah filsafat moral yaitu bentukan
sikap yaitu tahu mana yang baik/benar dan yang tidak baik/tidak benar. Secara defenitif hal
ini adalah sikap seseorang yang mampu membedakan yang baik dan benar berdasarkan
kebenaran ilmiah dalam bidang keprofesian Teknik Perminyakan.

4. Humanis
Nilai humanis ini adalah pemaknaan segala sesuatu berdasarkan kepentingan masyarakat
sekitar berdasarkan perikemanusiaan untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik.

5. Unggul
Keadaan seseorang yang telah menjadi pribadi dan karakter yang paling baik.

10
3.4. Indikator Fasa
Indikator - indikator pencapaian nilai dalam setiap fasa dapat dilihat pada tabel dibawah :
NILAI FASA 1 FASA 2 FASA 3
1) Mahasiswa TM ITB 1) Mahasiswa TM ITB 1) Mahasiswa TM ITB
memahami keilmuan di memahami keilmuan di memahami keilmuan di
semester 3 TM ITB. semester 4 dan 5 TM ITB. semester 6 dan 7 TM ITB.

2) Mahasiswa TM ITB 2) Mahasiswa TM ITB 2) Mahasiswa TM ITB


memaknai aplikasi memaknai aplikasi memaknai aplikasi
keilmuan di semester 3 keilmuan di semester 4 keilmuan di semester 6
Penghayatan
TM ITB. dan 5 TM ITB. dan 7 TM ITB.
Keprofesian

3) Mahasiswa TM ITB 3) Mahasiswa TM ITB 3) Mahasiswa TM ITB


mengetahui isu - isu mengetahui isu - isu mengetahui isu - isu
keenergian secara umum. keenergian secara khusus keenergian secara
(meninjau dari bidang komprehensif dari
politik ekonomi sosial dan berbagai sudut pandang.
budaya).
Mahasiswa TM ITB Mahasiswa TM ITB dapat
Kritis mengetahui metode mengaplikasikan metode
analisis permasalahan. analisis permasalahan.
Mahasiswa TM ITB dapat Mahasiswa TM ITB dapat
menganalisis keadaan menganalisis keadaan di
Kreatif
sosial di lingkungan himpunan dan sekitar.
sekitar.
Inovatif
Mahasiswa TM ITB dapat Mahasiswa TM ITB dapat
memberi solusi yang menciptakan solusi bagi
membangun bagi permasalahan energi
Solutif permasalahan sosial di secara komprehensif,
sekitarnya dan solusi ruang lingkup himpunan,
umum untuk permasalahan dan lingkungan sosial
dunia perminyakan. yang lebih besar.
Kooperatif Mahasiswa TM ITB Mahasiswa TM ITB Mahasiswa TM ITB

11
paham akan perannya dan paham akan perannya dan paham akan perannya dan
peran orang lain, sadar peran orang lain, sadar peran orang lain, sadar
tanggungjawab akan tanggungjawab akan tanggungjawab akan
tujuan bersama dalam tujuan bersama dalam tujuan bersama dalam
ruang lingkup angkatan. ruang lingkup angkatan himpunan.
dalam berkegiatan di
himpunan.
Mahasiswa TM ITB Mahasiswa TM ITB
mengetahui realita bangsa mengetahui realita bangsa
saat ini dalam aspek saat ini dalam aspek
Wawasan
politik ekonomi sosial politik ekonomi sosial -
Kebangsaan
budaya dan keenergian di budaya dan keenergian
lingkungan sekitar. dalam ruang lingkup
nasional.
Mahasiswa TM ITB mau Mahasiswa TM ITB mau Mahasiswa TM ITB mau
mengerti, memahami, dan mengerti, memahami, dan mengerti, memahami, dan
bergerak dalam bergerak dalam kegiatan - bergerak dalam himpunan
Kepedulian
angkatannya. kegiatan himpunan. dan masyarakat.

12
BAB IV
ALUR KADERISASI

Alur kaderisasi dalam HMTM “PATRA” ITB adalah diawali dengan Kaderisasi
Wilayah FTTM ITB sebagai bentukan pengenalan terhadap fakultas dan keempat himpunan
di FTTM, lalu dilanjutkan dengan Diklat Terpusat untuk pembelajaran sebagai pengkader dan
pemenuhan RUK Tingkat 1. Setelah itu dimulai Masa Penerimaan Anggota Baru sebagai fasa
awal (pengenalan) masuk himpunan, dilanjutkan Magang untuk mengetahui deskripsi
kegiatan di himpunan dalam bentukan divisi di Badan Kelengkapan. Selanjutnya adanya
Latihan Kepemimpinan dan Organisasi (LKO) untuk pengetahuan dan pembelajaran terkait
kepemimpinan dan organisasi, dilanjutkan dengan menjadi pengkader MPAB, dan ditutup
dengan Latihan Kepemimpinan Lanjutan sebagai persiapan untuk menjadi Badan Pengurus
yang notabene sudah memasuki fasa pengabdian (fasa ketiga).

Latihan Latihan
Kaderisasi Diklat Terpusat
MPAB (peserta) Magang Kepemimpinan MPAB (panitia) Kepemimpinan
Wilayah OSKM
dan Organisasi Lanjutan

13
BAB V
PENUTUP

Grand Design Kaderisasi ini masih memiliki kekurangan dikarenakan kajian yang
dilakukan kurang berkelanjutan. Ada masa - masa dimana kajian terhenti dan disambungkan
lagi pada jangka waktu yang cukup lama. Kajian Grand Design Kaderisasi ini dalam
penyusunannya disesuaikan dengan kondisi HMTM “PATRA” ITB saat ini.
Batasan dalam Grand Design Kaderisasi ini adalah bahwasanya Grand Design
Kaderisasi ini harus mengalami revisi minimal 5 (lima) tahun sekali untuk menjaga kualitas
dan relevansinya dalam kemahasiswaan di Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan
“PATRA” ITB.
Semoga Grand Design Kaderisasi ini, seperti yang telah disebutkan diatas, dapat
menjadi koridor yang jelas untuk kaderisasi HMTM “PATRA” ITB kedepannya. Koridor ini
diharapkan dapat memudahkan mahasiswa di HMTM “PATRA” ITB saat nantinya akan
merancang sistem kaderisasi untuk kader - kader HMTM “PATRA” ITB dan dapat menjadi
sistem nilai yang utuh dan komprehensif. Segala ketentuan yang belum tertulis dalam Grand
Design Kaderisasi ditetapkan oleh BPA dalam penentuannya.

Grand Design Kaderisasi HMTM “PATRA” ITB disahkan melalui Badan Perwakilan
Angkatan dengan surat ketetapan …

14
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Cuplikan arsip legal formal

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945


“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

2. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 31 tentang pendidikan

1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.


2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undangundang.

15
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari aggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan


“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang beriman dan
bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

4. Undang-Undang Dikti tahun 2012 tentang mahasiswa dan kemahasiswaan

“Pendidikan Tinggi berfungsi:


a. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
b. mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya
saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;
c. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora.”
“Pendidikan Tinggi bertujuan:
a. berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
b. dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi untuk
memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;

16
c. dihasilkannya Ilmu pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan
dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan
paradaban dan kesejahteraan umat manusia;
d. terwujudnya Pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang
bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.”

“(1) Mahasiswa dapat membentuk organisasi kemahasiswaan.


(2) Organisasi kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk:
a. mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi
Mahasiswa;
b. mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta
rasa kebangsaan;
c. memenuhi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa; dan
d. mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.
(3) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan organisasi
intra perguruan tinggi.
(4) Perguruan Tinggi menyediakan sarana dan prasarana serta dana untuk mendukung
kegiatan organisasi kemahasiswaan.
(5) Ketentuan lain mengenai organisasi kemahasiswaan diatur dalam statuta perguruan tinggi.

5. Statuta ITB tentang visi, misi, dan tujuan ITB

“Tujuan ITB adalah memajukan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,


teknologi, seni, ilmu sosial, dan ilmu humaniora untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan
Tridharma.”
“Visi ITB menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia
serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan
dunia.
Misi ITB menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu
sosial, dan ilmu humaniora serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk
menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik. “

17
6. SK Senat ITB no. 23 tahun 2002 tentang visi, misi, dan tujuan program studi teknik
perminyakan

“Tujuan dilaksanakannya Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan adalah


menyelenggarakan program pendidikan sarjana untuk mendidik mahasiswa agar memiliki
pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan, mandiri, sungguh-sungguh dalam menjunjung
etika berprofesi dan etika bermasyarakat, serta kompeten untuk membuat dirinya bermanfaat
di lapangan kerja dan di masyarakat. Dalam konteks Program Studi Sarjana Teknik
Perminyakan, kompetensi yang
dimaksud adalah kualifikasi sarjana Teknik Perminyakan sedangkan lapangan kerja yang
dimaksud adalah industri migas hulu, khususnya dalam aktivitas eksploitasi sumberdaya
migas.”
“Visi Program Studi Perminyakan ITB untuk tahap strata satu adalah menjadi program studi
sarjana tenik perminyakan yang unggul, handal dan bermartabat di dunia.
Misi Program Studi Perminyakan ITB adalah menyelenggarakan program studi untuk
menghasilkan sarjana teknik perminyakan yang kompeten, unggul dan bermartabat serta
tanggap terhadap tantangan lokal dan perkembangan global. perkembangan ilmu dan
teknologi perminyakan sangat luas dan karena ilmu teknik perminyakan merupakan ilmu
yang bersifat interdisiplin maka kepakaran / keahlian sumber daya manusia staf dosen masing
masing sangat spesifik dalam aspek pendalaman keilmuannya.”

7. Arsip student outcome petroleum engineer versi ABET 2013

”At the time of graduation the student will have the following outcome:
1. An ability to apply knowledge of mathematics, science, and engineering
2. An ability to design and conduct experiments, as well as to analyze and interpret data
3. An ability to design a system, component, or process to meet desired needs with realistic
constraints
4. An ability to function on multidisciplinary teams
5. An ability to identify, formulate, and solve engineering problems
6. An understanding of professional and ethical responsibility
7. An ability to communicate effectively
8. The broad education necessary to understand the impact of engineering solutions in a
global, economic, environmental, and societal context

18
9. A recognition of the need for and an ability to engage in life-long learning
10. A knowledge of contemporary issues
11. An ability to use the techniques, skills, and modern engineering tools necessary for
engineering practice”

8. Konsepsi KM ITB
“Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang:
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya.
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan.
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam masyarakat.
(Muhammad Hatta)
Ungkapan pemikiran Hatta di atas dapat disederhanakan dengan kata-kata bahwa tugas
perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis. Insan akademis yang dimaksud adalah
insan yang memiliki dua peran. Pertama, peran untuk selalu mengembangkan diri sehingga
menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kedua, peran
yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti watak ilmu itu sendiri. Watak ilmu
adalah selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah. Dengan selalu mengikuti watak ilmu
ini maka insan akademis mengemban peran untuk selalu mengkritisi kondisi kehidupan
masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan
yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah. Dengan pemaparan ini maka secara teknis,
keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi ditujukan untuk membantu atau memberi
alat pada mahasiswa untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Selain itu
pendidikan juga ditujukan untuk membantu mahasiswa menentukan visinya tentang tatanan
masyarakat masa depan yang baik menurut kaidah ilmiah.
Dengan tujuan untuk membentuk insan akademis ini maka seluruh proses yang berlangsung
di perguruan tinggi adalah proses pendidikan dalam rangka membentuk karakter. Sikap guru
besar yang bertanggung jawab dan kepakarannya dalam lingkungan ilmu adalah sumbangan
yang besar dalam pembentukan karakter ini, tetapi itu saja belumlah cukup. Mahasiswa
sendiri juga harus ikut serta mendidik dirinya sendiri (learning by themselves) dengan tetap
berpedoman pada nilai kebenaran ilmiah. Mereka harus senantiasa melakukan kritik dan
koreksi atas dirinya sendiri. Apabila itu semua dilakukan dengan segala kesadaran, maka rasa
tanggung jawab sebagai insan akademis akan tertanam. Dalam alam yang merdeka ini
mahasiswa menemui suasana yang baik untuk membentuk karakter akademiknya, yaitu

19
kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kemanusiaan. Alam merdeka seperti inilah yang menjadi
karakteristik perguruan tinggi.
Proses dan upaya mendidik diri sendiri ini tidak akan berjalan efektif apabila dilakukan
sendiri-sendiri dan tidak sistematis. Oleh karena itu mahasiswa butuh alat untuk
mengorganisasikan dan mensistemkan upaya-upaya untuk mendidik diri-sendiri. Alat itu adalah organisasi
kemahasiswaan. Oleh karena itu organisasi kemahasiswaan muncul karena adanya kebutuhan dari mahasiswa
sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upaya-upayanya dalam mendidik diri-sendiri. “

9. AD/ART KM ITB
“Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi yang berada di Institut Teknologi Bandung
yang menghimpun mahasiswa Institut Teknologi Bandung sesuai dengan jurusannya di
Institut Teknologi Bandung.”

10. RUK KM ITB


“Sebagai lulusan sebuah institusi pendidikan tinggi yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa,
seorang alumni mahasiswa ITB diharapkan mencapai kondisi:

Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi.


Bermoral, memiliki wawasan kebangsaan, humanis, demokratis, dan mampu
berpegang pada kebenaran ilmiah.
Sebagai seorang yang harus mampu memahami esensi hidupnya, alumni Pendidikan Tinggi
dituntut untuk memiliki moral yang baik sehingga benar-benar akan memanfaatkan ilmu
yang dimilikinya untuk kemajuan kehidupan berbangsa. Kematangan emosi dan empati yang
dimiliki akan menuntun pencarian kebenaran ilmiah yang objektif dan tidak egois.

Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program studi tertentu.


Cakap dan utuh dalam program studi yang telah diambil, sehingga kritis dan mampu
memberikan koreksi atau mengajukan praktek/aktivitas yang sesuai dengan nilai
pendidikan.
Sebagai seorang yang telah melalu proses pendidikan Program Studi tertentu, kecakapan
keilmuan merupakan modal yang harus mampu dimanfaatkan dengan bijak. Seorang Sarjana
harus menguasai keilmuan tertentu sebagai konsekuensi pilihan yang telah diambil.

20
Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa
Menjadi terpelajar, insan pendidikan, intelektual, dan cendikiawan dalam sebuah
masyarakat. Kritis, objektif, dan multi-disiplin. Mampu menerjemahkan realitas
berdasarkan paradigma yang benar.

Tanggungjawab yang dimiliki seorang sarjana menuntut kemampuan untuk menerjemahkan


realitas dengan kritis dan objektif. Memahami potensi kehidupan dalam tatanan hidup
bernegara.

Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan ditengah realitas bangsa.


Dewasa, mandiri, dan mampu menempatkan diri. Mampu hidup, memberikan
sumbangsih, dan bijak dalam menentukan pilihan-pilihan.
Penerjemahan realitas bangsa yang objektif dan kesadaran sebagai alumni Pendidikan
Tinggi menuntut kemampuan penempatan diri untuk kontribusi yang optimal.

Sadar akan peran pendidikan Indonesia


Insan pendidikan yang peduli dan memahami tentang berbagai kegiatan pendidikan
yang sedang berlangsung.
Kesadaran bahwa Pendidikan merupakan sebuah proses yang tidak boleh berhenti,
mengharuskan seorang alumni Pendidikan Tinggi menaruh perhatian terhadap esensi dan
praktek pendidikan yang terjadi di lingkungannya maupun yang sedang dialaminya.”

11. AD/ART HMTM PATRA ITB


“HMTM “PATRA” ITB bertujuan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di Institut
Teknologi Bandung dengan cara:
1. Mengusahakan terciptanya suasana kondusif antar anggota HMTM “PATRA” ITB untuk
berlatih menjadi pemimpin, penggerak, dan pengabdi di segala bidang kehidupan bangsa.
2. Memperjuangkan aspirasi anggota HMTM “PATRA” ITB serta memupuk rasa
persaudaraan dan kekeluargaan antar anggota HMTM “PATRA” ITB.
3. Menumbuhkembangkan kesadaran anggota HMTM “PATRA” ITB menjadi manusia susila
yang jujur, bertanggung jawab, dan bangga terhadap almamaternya.
4. Menumbuhkembangkan kemantapan penghayatan anggota HMTM “PATRA” ITB
terhadap profesi di bidang teknik perminyakan. “

21

Anda mungkin juga menyukai