DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
V. Rekomendasi ................................................................................................. 81
MUQADDIMAH
Allah Subuhana Wata’ala sesungguhnya telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang hak
dan sempurna untuk mengatur ummat manusia berperi kehidupan sesuai fitrahnya sebagai khalifah
Allah dimuka bumi dalam rangka menyembah kepadanya dan memakmurkan bumi. Allah swt telah
berkehendak bahwa sesungguhnya tatanan kehidupan yang sesuai fitrah manusia adalah islam,
yaitu sebuah konsep ajaran ilahi yang memerlukan secara totalitas antara aspek duniawi dan aspek
ukhrawi, individu dan masyarakat, serta iman, ilmu dan amal dalam rangka berjuang mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagai wujud implementasi yang dilakukan oleh manusia dalam mengemban misi
kekhalifahannya sebagaimana tujuan penciptaan manusia maka ummat islam berkewajiban untuk
berupaya keras dengan segala potensi yang dianugrahkanAllah SWT. kepadanya guna mewujudkan
tatanan masyarakat yang diridhoi Allah SWT.
Pelajar dan mahasiswa Massenrempulu sebagai bagian yang integral dengan seluruh
masyarakat massenrempulu secara khusus dan ummat islam secara umum yang menyadari akan hak
dan kewajibannya, dituntut peran serta dan tanggung jawabnya dalam mengemban dakwah islamiah
untuk menegakkan nilai-nilai akidah islam, nilai kemanusiaan yang berdasarkan pada fitrah
manusia itu sendiri. Pelajar dan mahasiswa massenrempulu bertanggung jawab dalam rangka
merapatkan ikatan Ukhuwah Islamiah, Ikhuwah Watoniah, Ukhuwah Bazariah serta berjuang keras
mewujudkan tatanan masyarakat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam musyawarah,
serta tegaknya nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kesejahteraan bagi ummat manusia dalam rangka
semata mengabdi kepada Allah SWT.
Pelajar dan mahsiawa massenrempulu sepenuhnya menyadari bahwa tujuan itu hanya dapat
dicapai dengan budaya dan taufiq Allah SWT, serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh
kebijaksanaan, maka dengan nama Allah atas segala rahmat dan keridhoannya kami pelajar dan
mahasiswa massenrempulu menghimpun diri dalam suatu organisasi yang digerakkan dengan
pedoman yang berbentuk anggaran dasar sebagai berikut:
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PELAJAR MAHASISWA MASSENREMPULU
(AD HPMM)
BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu disingkat HPMM
Pasal 2
Waktu
HPMM didirikan di Makassar pada tanggal 14 Oktober 1946 untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan.
Pasal 3
Tempat
HPMM berpusat di Makassar
BAB II
ASAS, TUJUAN, USAHA, DAN SIFAT
Pasal 4
Azas
HPMM berasaskan Islam
Pasal 5
Tujuan
Terbinanya Pelajar dan Mahasiswa Massenrempulu menjadi Insan yang Beriman, Bertaqwa,
Berilmu, Kreatif yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
dan makmur yang diridohi Allah SWT.
Pasal 6
Usaha
a. Membina pelajar dan mahasiswa Massenrempulu pada khusunya, dan masyarakat pada
umumnya untuk mencapai ahlakul karimah dalam mengembangkan potensi kreatif, keilmuan,
ekonomi dan sosial budaya.
b. Mempelopori pengenalan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kemaslahatan ummat manusia.
c. Mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Berperan aktif dalam dunia pendidikan, kebudayaan dan kepemudaan untuk menopang
pembangunan Massenrempulu secara khusus dan pembangunan nasional secara umum.
e. Usaha-usaha lain sesuai dengan asas organisasi yang dapat mempercepat tercapainya tujuan
organisasi
Pasal 7
Sifat
HPMM bersifat Independent
BAB III
STATUS, FUNGSI DAN PERAN
Pasal 8
S t a t us
HPMM adalah organisasi Pelajar dan Mahasiswa yang berasal dari Bumi Massenrempulu.
Pasal 9
Fungsi
HPMM berfungsi sebagai organisasi Perkaderan.
Pasal 10
Peran
HPMM berperan sebagai organisasi Perjuangan.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Keanggotaan
Anggota HPMM terdiri dari :
a. Anggota Muda
b. Anggota Biasa
c. Anggota Kehormatan
BAB V
STRUKTUR
Pasal 12
Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasai HPMM yaitu :
a. Pusat
b. Cabang
c. Komisariat
d. Koordinator Wilayah (Korwil)
Pasal 13
Struktur kekuasaan
Pasal 14
Struktur Pimpinan
Kepemimpinan Organisasi dipegang oleh :
a. Pengurus pusat di tingkat Pusat,
b. Pengurus Cabang di tingkat Cabang,
c. Pengurus Komisariat di tingkat Komisariat, dan
d. Pengurus Koordinator Wilayah di tingkat Koordinator wilayah
BAB VI
BADAN PENGAWAS DAN KONSULTASI
Pasal 15
Badan Pengawas
a. Untuk mengawasi pelaksanan ketentuan-ketentuan MUBES, maka dibentuk Majelis
Permusyawaratan HPMM
b. Majelis Permusyawaratan (MP) berkedudukan di tingkat pusat
c. Majelis Permusyawaratan (MP) beranggotakan utusan setiap jajaran dan ditetapkan pada saat
MUBES
Pasal 16
Badan Konsultasi
a. Untuk menjadi Badan Konsultasi ditingkat jajaran dibentuk Majelis Pertimbangan Organisasi
(MPO)
b. Majelis pertimbangan Organisasi (MPO) di pilih di Musyawarah setiap jajaran
BAB VII
LEMBAGA KEKARYAAN DAN PEMBANTU PIMPINAN
Pasal 17
Lembaga Kekaryaan
Lembaga Kekaryaan adalah lembaga otonom yang mengkhususkan diri dalam pengembangan
study, minat dan bakat.
Pasal 18
Pembantu Pimpinan
Badan Khusus adalah lembaga – lembaga semi otonom Untuk membantu pimpinan dalam
melaksanakan amanah kekuasan dalam konteks keorganisasian yang bersifat khusus
BAB VIII
KEHARTA BENDAAN
Pasal 19
Harta dan Benda
Keharta Bendaan adalah segala Harta dan Benda yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari
usaha–usaha organisasi.
Pasal 20
Sumber Keuangan
Sember keuangan Organisi bersal dari :
a. Sumbangan Anggota.
b. Usaha-usaha lainnya yang dianggap halal dan tidak mengikat.
c. Sumber dana lain yang bersifat halal dan tidak mengikat.
Pasal 21
Pengelola keharta bendaan
Harta benda yang tidak berbentuk uang namun dapat dinilai dengan uang merupakan harta benda
atau aset yang harus diatur dalam anggaran rumah tangga dan memisahkannya dari dana keuangan
organisasi.
BAB IX
IDENTITAS
Pasal 22
Lambang
Lambang HPMM dibingkai garis pinggir berwarna kuning pada bentuk perisai dan segi lima berwarna
hitam yang didalamnya terdapat bintang berwarna kuning, padi berwarna kuning dan kopi berwarna
hijau dan merah, lima cincin saling mengikat yang terdiri dari satu kuning tiga ungu dan satu hijau,
gunung berwarna hijau, keris dan kelewang berwarna hitam, pita warna hitam dasar putih, serta pena
dan buku, warna dasar lambang adalah ungu tua.
Pasal 23
LAGU
Pasal 24
Atribut HPMM
BAB X
PERUBAHAN AD/ART dan PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 25
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Perubahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat dilakukan di
Musyawarah Besar (MUBES) / Musyawarah Luar Biasa (MUBESLUB)
Pasal 26
Pembubaran Organisasi
Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan di Musyawarah Besar (MUBES), atas usulan 1
(satu) jajaran penuh dan didukung 70% dari seluruh jajaran penuh HPMM.
BAB XI
PENJELASAN ANGGARAN DASAR HPMM
Pasal 27
a Penjelasan pasal (4), pasal (5), dan Pasal (7) tentang asas, tujuan, dan sifat Organisasi akan
dijabarkan dalam sebuah tafsir asas, tujuan dan indenpendensi organisasi yang selanjutnya
menjadi muatan perkaderan HPMM.
b Penjelasan Pasal (6), tentang usaha organisasi dijabarkan dalam Garis Besar Haluan organisasi
(GBHO).
c Penjelasan Pasal (8), Pasal (9), dan Pasal (10) tentang status, fungsi, dan peran dijabarkan
dalam pedoman perkaderan HPMM.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 28
Aturan Peralihan
Hal-hal yang belum diatur didalam Anggaran Dasar (AD) ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga (ART) HPMM.
BAB I
BAGIAN I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Nama
Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu adalah perubahan nama dari Himpunan Pelajar
Massenrempulu.
BAGIAN II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota Muda
Pelajar dan mahasiswa Massenrempulu yang menuntut ilmu pada suatu lembaga atau institusi
pendidikan pada tingkat SLTA/sederajat dan institusi Perguruan Tinggi, setelah itu dinyatakan
anggota muda.
Pasal 3
Anggota Biasa
Anggota biasa adalah Pelajar dan mahasiswa Massenrempulu yang telah mengikuti kegiatan
Latihan Kader 1 (LK-1) yang dilaksanakan oleh setiap jajaran Himpunan Pelajar Mahasiswa
Massenrempulu (HPMM) dan dinyatakan lulus.
Pasal 4
Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah mereka yang dinilai telah berjasa terhadap HPMM dan ditetapkan oleh
Pengurus Pusat (PP-HPMM).
Pasal 5
Syarat Keanggotaan
BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 6
Masa Keanggotaan
a. Untuk pelajarSLTA/Sederajat dan untuk program Diploma, Strata satu (S1), Strata dua (S2)
masa keanggotaannya berakhir pada saat telah menyelesaikan studinya.
b. Anggota yang habis masa keanggotaannya pada saat menjadi pengurus dapat diperpanjang
masa keanggotaannya hingga periode kepengurusannya berakhir.
c. Anggota berakhir masa keanggotaanya apabila :
1. Masa keanggotaannya telah habis
2. Meninggal dunia
3. Atas permintaan sendiri
4. Diberhentikan dan atau dipecat
5. Anggota kehormatan tidak terikat pada poin-poin 1 sampai 4.
BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 7
Hak Anggota
a Anggota muda berhak mengikuti seluruh proses latihan kader 1 yang dilaksanakan oleh HPMM
b Anggota biasa berhak mengikuti keseluruhan kegiatan organisasi serta memiliki hak memilih
dan dipilih
c Anggota kehormatan dapat mengajukan saran dan usulan kepada pengurus baik diminta
maupun tidak diminta.
Pasal 8
Kewajiban Anggota
BAGIAN V
RANGKAP KEANGGOTAAN DAN JABATAN
Pasal 9
Rangkap Anggota
a Anggota HPMM dapat menjadi anggota organisasi lain sepanjang tidak menyalahi
kewajibannya sebagai anggota HPMM
b Anggota HPMM yang mempunyai kedudukan diorganisasi lain diluar HPMM harus
menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HPMM.
Pasal 10
Rangkap Jabatan
a. Anggota HPMM tidak diperkenangkan rangkap jabatan dalam hal ini ketua umum, sekertaris
umum dan bendahara umum baik di internal HPMM maupun eksternal HPMM
b. Anggota HPMM tidak diperkenankan rangkap presidium dalam kepengurusan jajaran HPMM.
BAGIAN VI
SANKSI, SKORSING DAN PEMECATAN
Pasal 11
SANKSI
Sanksi organisasi dapat dilakukan dengan
a Skorsing,
b Pemecatan
Pasal 12
Skorsing dan Pemecatan
Pasal 13
Tata Cara Sanksi, Skorsing dan atau Pemecatan
a. Skorsing dan atau pemecatan dapat diajukan oleh pengurus jajaran HPMM
b. Tata cara skorsing dan atau pemecatan terhadap anggota harus dilakukan dengan peringatan,
tertulis sebanyak 3 (tiga) kali.
c. Apabila peringatan tertulis sebanyak 3 kali tidak diindahkan secara beturut-turut,anggota
tersebut langsung dilakukan pemecatan
d. Penetapan skorsing dan atau pemecatan pada wilayah cabang, komisariat dan Korwil dan untuk
PP HPMM hanya dapat dilakukan oleh MP HPMM.
e. Dalam hal luar biasa MP HPMM dapat melakukan skorsing dan atau pemecatan secara
langsung.
Pasal 14
Pembelaan
a. Anggota yang dikenakan skorsing dan atau pemecatan dapat melakukan pembelaan dalam
forum MP yang ditunjuk untuk itu dan MP berkewajiban untuk melaksanakannya.
b. Skorsing dan atau pemecatan dilakukan oleh MP setelah yang bersangkutan melakukan
pembelaan dalam forum yang diadakan untuk itu
c. Bila yang bersangkutan dalam ayat (b) tidak menerima keputusan, maka dapat meminta dalam
Musyawarah Besar sebagai Pembelaan Akhir yang bersifat Final.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
A. STRUKTUR KEKUASAAN
BAGIAN I
MUSYAWARAH BESAR
Pasal 15
Status
Pasal 16
Kekuasaan dan Wewenang
Pasal 17
Tata Tertib
e. Apabila ayat (d) tidak terpenuhi maka pelaksanaan MUBES dapat diundur selama 12 jam
setelah penetapan peserta mubes dan setelah itu dinyatakan sah.
f. Persidangan dapat dinyatakan qorum apabila dihadiri 70% dari jumlah peserta penuh.
g. Apabila ayat (f) tidak terpenuhi, maka sidang dapat diundur selama 2x15 menit dan setelah itu
sidang dinyatakan quorum
h. Setelah laporan pertanggung jawaban Pengurus Pusat dinyatakan diterima, maka selanjutnya
Pengurus Pusat dinyatakan demisioner dan selanjutnya bertanggung jawab mengawal sampai
dilantiknya pengurus baru.
Pasal 18
Musyawarah Besar Luar Biasa
BAGIAN II
MUSYAWARAH CABANG
Pasal 19
Status
Pasal 20
Kekuasaan dan Wewenang
Pasal 21
Tata Tertib Musyawarah Cabang
BAGIAN III
MUSYAWARAH KOMISARIAT
Pasal 22
Status
a Musyawarah Komisariat merupakan forum tertinggi ditingkat Komisariat
b Musyawarah Komisariat dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun
c Dalam kondisi tertentu MUSKOM dapat menyimpang dari ketentuan pada pasal 22 ayat (b)
paling lama 1 bulan setelah masa kepengurusan berakhir
d Dalam keadaan luar biasa maka diadakan kepengurusan di ambil alih oleh pengurus pusat
dengan jalan membentuk karateker.
Pasal 23
Kekuasaan dan Wewenang
Pasal 24
Tata Tertib Musyawarah Komisariat
BAGIAN IV
MUSYAWARAH KOORDINATOR WILAYAH
Pasal 25
Status
Pasal 26
Kekuasaan dan Wewenang
Pasal 27
Tata Tertib Musyawarah Koordinator Wilayah
e. Peserta peninjau adalah anggota koordinator wilayah yang berstatus anggota muda dan
simpatisan
f. Peserta peninjau hanya memilik hak bicara
g. Pimpinan sidang Musyawarah Koordinator Wilayah dipilih dari peserta Musyawarah dalam
bentuk presidium sidang
h. Persidangan dapat dinyatakan quorum apabila dihadiri 50%+1 Peserta Musyawarah
Koordinator Wilayah (peserta penuh)
i. Apabila ayat (h) tidak terpenuhi, maka sidang dapat diundur selama 2x15 menit dan setelah itu
dinyatakan qorum
j. Setelah laporan pertanggung jawaban pengurus korwil diterima maka pengurus korwil
dinyatakan demisioner dan masih bertanggung jawab dalam setiap pelaksanaan kegiatan
sampai pada pelantikan.
B. STRUKTUR PIMPINAN
BAGIAN V
PENGURUS PUSAT
Pasal 28
Status
a. Personalia Pengurus Pusat minimal terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara
Umum dan ditambah bidang-bidang dan staf.
b. Yang dapat menjadi Pengurus Pusat HPMM adalah anggota biasa yang pernah menjadi
pengurus di jajaran HPMM, lembaga Kekaryaan dan badan khusus.
c. Apabila Ketua Umum tidak dapat menjalankan tugas, karena berhalangan tidak tetap dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan, maka dapat dipilih pejabat ketua umum sementara
dari ketua-ketua bidang oleh ketua umum
d. Apabila ketua umum tidak dapat menjalankan tugas karena berhalangan tetap dalam jangka
waktu paling lama 4 (empat) bulan, maka dapat diadakan pergantian ketua umum melalui
MUBESLUB.
Pasal 30
Tugas dan Kewajiban Pengurus Pusat
g. Mengesahkan dan melantik Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat dan Pengurus Koordinator
Wilayah, lembaga kekaryaan dan badan khusus HPMM
h. Menaikkan dan menurunkan STATUS JAJARAN serta membubarkan jajaran HPMM
berdasarkan hasil evaluasi dan perkembangan jajarannya.
i. Menyampaikan laporan dan atau keterangan kepada Majelis Permusyawaratan (MP) HPMM.
j. Memantau pelaksanaan seluruh kegiatan sejajaran HPMM
k. Dalam hal luar biasa ketua umum jajaran HPMM berhalangan tetap dalam kurun waktu 2 (dua)
bulan, maka pengurus pusat membentuk karateker pengurus jajaran HPMM untuk melanjutkan
periode kepengurusan yang tersisa.
l. Menyiapkan Draf-draf musyawarah, pleno, upgreading, LK 1, Pelantikan dan rapat kerja serta
menetapkan Steering Commite pada tingkat musyawarah, pleno, upgreading, LK 1, Pelantikan
dan rapat kerja jajaran HPMM.
BAGIAN VI
PENGURUS CABANG
Pasal 31
Status
a. Pengurus Cabang (PC) adalah Struktur Pimpinan HPMM yang berada pada wilayah
Administratif Kecamatan.
b. Dalam 1 (satu) wilayah administratif kecamatan yang lebih dari 1 (satu) cabang adalah cabang
yang terbentuk sebelumnya.
c. Masa jabatan pengurus cabang adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
Pasal 32
Personalia Pengurus Cabang
a. Personalia pengurus cabang minimal terdiri dari ketua umum, sekretaris umum, bendahara
umum, dan ditambah bidang-bidang dan staf.
b. Yang dapat menjadi pengurus cabang adalah anggota biasa yang berada diwilayah cabang
tersebut.
c. Apabila ketua umum berhalangan tidak tetap dalam waktu 1 (satu) bulan maka dapat dipilih
pejabat sementara oleh ketua umum.
d. Apabila ketua umum berhalangan tetap dalam kurun waktu 2 (dua) bulan maka dilakukan
karateker oleh pengurus pusat.
Pasal 33
Tugas dan Kewajiban
g. Menyampaikan laporan kondisi internalnya kepada pengurus pusat HPMM secara berkala.
h. Menyampaikan LPJ kepengurusan dalam musyawarah cabang.
Pasal 34
Pendirian cabang
a Cabang persiapan adalah cabang yang pertama kali dibentuk berdasarkan hasil pemekaran
kecamatan di Kabupaten Enrekang.
b Pengajuan pembentukan cabang persiapan diusulkan oleh 3 (tiga) orang inisiator dan didukung
oleh minimal 20 (dua puluh) orang anggota biasa dari jajaran tersebut.
c Setelah mendapat bimbingan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, dan telah melaksanakan
sekurang-kurangnya 1(satu) kali latihan kader dan disertai dengan laporan hasil kegiatan selain
latihan kader I, maka pengurus cabang persiapan dapat mengajukan permohonan kepada PP
HPMM untuk disahkan sebagai cabang penuh.
Pasal 35
Penurunan dan Pembubaran cabang
BAGIAN VII
PENGURUS KOMISARIAT
Pasal 36
Status
a Pengurus Komisariat (PK) adalah Struktur Pimpinan HPMM yang berada pada tingkat
perguruan tinggi negeri/swasta dalam wilayah Makassar dan Enrekang.
b Masa jabatan pengurus komisariat adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.
Pasal 37
Personalia Pengurus Komisariat
a Personalia pengurus Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari ketua umum, sekretaris umum,
bendahara umum dan ditambah bidang-bidang dan staf.
b Yang dapat menjadi pengurus Komisariat adalah anggota biasa yang berada pada perguruan
tinggi tersebut
c Apabila ketua umum berhalangan tidak tetap dalam waktu 1 (satu) bulan maka dapat dipilih
pejabat sementara oleh ketua umum.
d Apabila ketua umum berhalangan tetap dalam kurun waktu 2 (dua) bulan maka dilakukan
karateker oleh pengurus pusat HPMM.
Pasal 38
Tugas dan Kewajiban
Pasal 39
Pendirian Komisariat
a. Pengajuan pembentukan komisariat baru diusulkan oleh 3 (tiga) orang inisiator dan didukung
oleh minimal 20 (dua puluh) orang anggota biasa dari jajaran tersebut.
b. Setelah memenuhi syarat seperti pada poin (a) selanjutnya ditetapkan sebagai Komisariat
persiapan.
c. Pembentukan komisariat baru, bisa dilakukan melalui gabungan 2 (dua) atau lebih perguruan
tinggi yang ada di wilayah Makassar dan Enrekang.
d. Setelah mendapat bimbingan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, dan telah melaksanakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali Latihan Kader 1 (LK-1) HPMM serta telah memiliki anggota
40 orang (anggota biasa lulusan LK I yang berasal dari jajaran dimaksud) maka Komisariat
persiapan dapat mengajukan permohonan kepada PP HPMM untuk disahkan sebagai
Komisariat penuh
Pasal 40
Penurunan dan Pembubaran Komisariat
BAGIAN VIII
PENGURUS KOORDINATOR WILAYAH
Pasal 41
Status
a Pengurus Koordinator Wilayah adalah Struktur Pimpinan HPMM yang berada pada suatu
Provinsi selain Sul-Sel dan atau administrasi Kabupaten/Kotamadya, selain Makassar dan
Enrekang.
b Masa jabatan pengurus Koordinator Wilayah adalah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal
pelantikan.
Pasal 42
Personalia Pengurus Koordinator Wilayah
Pasal 43
Tugas dan Kewajiban Koordinator Wilayah
Pasal 44
Pendirian Koordinator Wilayah
a Anggota HPMM yang ingin mendirikan Koordinator Wilayah dapat mengajukan permohonan
ke pengurus pusat HPMM yang diusulkan 3 (tiga) inisiator, setelah didukung oleh minimal 20
orang anggota biasa.
b Setelah memenuhi syarat seperti pada poin (a) selanjutnya ditetapkan sebagai Koordinator
Wilayah persiapan.
a. Status Koordinator Wilayah penuh dapat di turunkan menjadi Koordinator Wilayah persiapan
apabila:
1. Tidak mampu melakukan latihan kader 1 (LK-1) minimal satu kali atau tidak memiliki
personalia pengurus dan tidak ada realisasi dari program kerja dalam masa kepengurusan
berjalan
2. Dalam satu periode kepengurusan tidak dapat melaksanakan musyawarah Koordinator
Wilayah selambat-lambatnya lima bulan dari masa kepengurusan berakhir
b. Apabila Koordinator Wilayah yang telah di turunkan statusnyaa dan tidak mampu menaikkan
statusnya dalam interval waktu 1 (satu) tahun, maka Koordinator Wilayah yang bersangkutan
dinyatakan dibubarkan.
C. BADAN PENGAWAS
BAGIAN IX
MAJELIS PERMUSYAWARATAN HPMM (MP-HPMM)
Pasal 46
Status, Keanggotaan dan Masa Jabatan
Pasal 47
Tugas dan wewenang MP HPMM
c Menyampaikan hasil pengawasannya kepada jajaran dan atau anggota yang diwakili di MP
HPMM.
d MP HPMM dapat memberikan sanksi berupa skorsing dan atau pemecatan terhadap anggota
setelah melalui sidang yang dilakukan untuk itu.
e Dalam kondisi tertentu bila terjadi penyimpangan terhadap pelaksanaan ketetapan-ketetapan
MUBES yang dilakukan oleh PP-HPMM, maka MP HPMM dapat mengusulkan digelarnya
Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB) dengan jalan membentuk Presidium.
f Pada masa akhir periode kepengurusan MP HPMM bertugas sebagai Badan Pekerja
Musyawarah Besar.
Pasal 48
Tata Kerja MP HPMM
a Pemilihan ketua dan sekretaris MP HPMM dilaksanakan dalam sidang perdana MP HPMM
setelah ditetapkan dan disahkan.
b Ketua MP HPMM selanjutnya menyusun komposisi keanggotannya yang telah terpilih dalam
bentuk komisi-komisi sesuai dengan kebutuhan.
c Anggota MP HPMM tidak dapat dipilih menjadi pengurus pusat, pengurus cabang, pengurus
komisariat dan pengurus koordinator wilayah.
d Tata kerja diselenggarakan oleh Ketua MP HPMM bersama anggota MP HPMM lainnya.
e Masing-masing komisi dipimpin oleh ketua yang dipilih dari dan oleh anggota-anggota MP.
Pasal 49
Persidangan MP HPMM
D. BADAN KONSULTASI
BAGIAN X
Majelis Pertimbangan Organisasi
(MPO)
Pasal 50
Status, Keangotaan dan Masa Jabatan
a Majelis Pertimbangan Organisasi HPMM adalah badan konsultasi di tingkat pengurus jajaran
HPMM
b Majelis Pertimbangan Organisasi Pengurus Jajaran ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah
di tingkat jajaran
c Jumlah anggota Majelis Pertimbangan Organisasi HPMM minimal terdiri dari 3 orang
d Personalia majelis pertimbangan organisasi HPMM terdiri dari koordinator dan anggota.
e Masa jabatan majelis pertimbangan organisasi HPMM sesuai dengan masa jabatan Pengurus
Jajaranya.
Pasal 51
Tugas dan wewenang MPO
a Memberikan kritik dan saran serta pertimbangan kepada pengurus jajaran demi kelancaran
kepengurusan baik diminta maupun tidak diminta
b Menyampaikan pandangan dalam musyawarah dan rapat pleno kepengurusan ditingkat jajaran
c Apabila poin B tidak terpenuhi maka MPO memberikan mandate untuk menyampaikan
pandangan umumnya.
E. LEMBAGA KEKARYAAN
BAGIAN XI
LEMBAGA KEKARYAAN
Pasal 52
Status Lembaga Kekaryaan
a Lembaga kekaryaan merupakan badan pembantu pada setiap jenjang pimpinan HPMM.
b Lembaga kekaryaan HPMM bersifat otonom.
c Lembaga kekaryaan dibentuk jika merupakan aspirasi kepentingan dan kebutuhan anggota
HPMM yang memiliki minat dan bakat yang sama.
d Memiliki spesifikasi bidang yang mengarah kepada peningkatan profesionalisme anggota
HPMM.
Pasal 53
Tugas dan Kewajiban
Pasal 54
Struktur
Pasal 55
Musyawarah Lembaga Kekaryaan
F. PEMBANTU PIMPINAN
BAGIAN XII
BADAN KHUSUS
Pasal 56
Status
Pasal 57
Tugas dan Kewajiban
a Badan khusus HPMM bertugas melaksanakan program kerja dan kewajiban-kewajiban khusus
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b Pengurus badan khusus HPMM bertanggung jawab kepada PP-HPMM.
c Memberikan laporan kepada PP-HPMM setiap sidang pleno PP-HPMM.
Pasal 58
Musyawarah Badan Khusus
a Musyawarah Badan Khusus merupakan rapat kerja untuk menjabarkan program kerja badan
khusus HPMM untuk satu periode kepengurusan.
b Musyawarah Badan Khusus berhak untuk mengajukan satu orang atau lebih sebagai calon ketua
kepada PP-HPMM untuk dipilih dan ditetapkan sebagai ketua badan khusus HPMM.
BAB IV
KEHARTA BENDAAN
Pasal 59
Keuangan
a Besarnya jumlah iuran diserahkan kepada pengurus pusat HPMM, pengurus cabang, pengurus
komisariat, pengurus koordinator wilayah
b Setiap pengeluaran keuangan harus melalui bendahara umum dengan persetujuan ketua umum.
c Dana HPMM di alokasikan ke:
1. Kebutuhan pengurus dalam melaksanakan tugas untuk HPMM
BAB V
IDENTITAS
Pasal 60
BAB VI
PERUBAHAN AD /ART
Pasal 61
Perubahan AD/ART
a Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan pada saat MUBES atau MUBESLUB.
b Rencana perubahan AD/ART disampaikan kepada Pengurus Pusat melalui Pengurus Cabang,
Pengurus Komisariat dan Pengurus Koordinator Wilayah
BAB VII
PEMBUBARAN
Pasal 62
Pembubaran
BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 63
Aturan Tambahan
a. Setiap anggota biasa HPMM berhak untuk mengetahui isi AD dan ART setelah ditetapkan dan
disahkan.
b. Setiap anggota biasa HPMM harus mengikuti, menaati AD dan ART serta aturan main HPMM
lainnya.
c. Setiap anggota biasa HPMM yang melanggar AD dan ART serta aturan main HPMM lainnya
akan dikenakan sanksi sebagaimana ditetapkan dalam aturan main organisasi.
d. Semua badan instansi dan lembaga-lembaga yang menggunakan nama atribut HPMM yang
diatur dan ditetapkan di MUBES harus terikat secara konstitusional kepada HPMM.
e. Jajaran dapat membuat aturan tarsendiri selama tidak bertentangan dengan konstitusi.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 64
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan diatur kemudian dalam aturan lain HPMM
A. DASAR PEMIKIRAN
Pelajar dan mahasiswa adalah bagian dari generasi muda Indonesia dan generasi islam, sadar
akan hak dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan agama sehingga bertekad untuk mendarma
baktikan segenap potensi yang dimiliki. Niat suci tersebut kemudian terlembagakan dalam sebuah
wadah perjuangan yang terorganisir dengan senantiasa mengedepankan semangat kekeluargaan
dalam pembangunan pribadi-pribadi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab dengan tetap
menjadikan Al-Qur’an dan As sunnah sebagai pedoman hidup.
Tujuan dasar organisasi sebagaimana yang tertuang dalam anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) HPMM diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan usaha-usaha
yang teratur, terencana dan berkesinambungan dalam sebuah sentuhan manajemen organisasi yang
professional.Implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam sebuah aktifitas kelembagaan
merupakan penentu utama bagi tercapainya tujuan organisasi. Oleh sebab itu kemampuan personal
pengurus organisasi dalam planning, organizing, Actuating dan Controlling sebagai sebuah
bangunan system merupakan keharusan yang harus tercipta dalam mengawal perjalanan roda
organisasi.
Perumusan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) secara makro ini dilakukan
sebagai upaya member solusi alternative terhadap berbagai persoalan yang sedang dihadapi. Dengan
demikian menjadi syarat mutlak bahwa proses rekayasa dalam rangka perumusan kebijakan umum
program harus dimulai dan disusun dengan senantiasa secara cermat, cerdas dan penuh kearipaln
melakukan inventarisasi terhadap berbagai indikasi baik makro maupun mikro yang mencerminkan
kondisi realitas yang sedang melingkupi organisasi sampai hari ini. Diharapkan bahwa rumusan
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi mampu menjadi haluan yang jelas secara garis besar dalam
memaksimalkan fungsi dan peran HPMM melalui realisasi Program Kerja pada seluruh level
struktur pimpinan HPMM secara terarah, terukur, terpadu, dan berkesinambungan.
Dengan mengacu pada dasar pemikiran inilah, disusun arah penyelenggaraan roda organisasi
dalam bentuk Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), yang memuat konsepsi
penyelenggaraan organisasi secara menyeluruh untuk membangun tatanan pencapaian tujuan
organisasi, serta mewujudkan kemajuan disegala bidang yang akan menempatkan organisasi pada
jenjang kedewasaan, kokoh dan kuat, serta profesionalisme.
B. PENGERTIAN
1. GBHO adalah pokok-pokok kebijakan segala bidang dalam rangka melakukan perubahan yang
mengarah kepada pembaharuan peningkatan dan penyempurnaan terhadap kultur perkaderan
dan perjuangan HPMM menuju pencapaian tujuan strategis yang ditetapkan oleh MUBES atau
MUBESLUB
2. GBHO merupakan haluan perkaderan dan perjuangan organisasi sebagai bentuk garis-garis
pernyataan kehendak seluruh peserta MUBES atau MUBESLUB
3. GBHO merupakan serangkaian program perkaderan dan perjuangan organisasi yang bersifat
holistik, terarah,terpadu dan berkesinambungan
4. GBHO merupakan serangkaian tangga yang harus dilalui dalam mencapai tujuan organisasi
C. LANDASAN
Penyusunan GBHO berlandaskan:
1. Landasan Konstitusional Anggaran Dasar
2. Landasan operasional: Anggaran Rumah Tangga HPMM, Silabus Pengkaderan HPMM dan
pedoman pengkaderan HPMM.
E. FUNGSI
1. Sebagai arahan dalam menjalankan visi dan misi organisasi
2. Sebagai arahan tentang pokok-pokok kebijakan dan program yang akan dijadikan pedoman bagi
organisasi dalam menjalankan roda organisasi.
F. MODAL DASAR
Modal dasar sebagai potensi yang dimiliki HPMM dalam memaksimalkan realisasi program
kerja adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang kelahiran HPMM dan sejarah perkembangan sebagai organisasi pelajar dan
mahasiswa yang menghimpun pelajar dan mahasiswa massenrempulu yang telah memberikan
konstribusi bagi proses perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI.
2. Menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan beserta seluruh lapisan masyarakat
massenrempulu berpartisifasi dalam upaya pengembangan dan peningkatan kualitas SDM di
bumi massenrempulu dengan senantiasa mengedepankan niali-nilai luhur budaya
massenrempulu.
3. Status dan kedudukan HPMM berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang
dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 (pasal 28).
4. Pilihan islam sebagai Asas yang dianut dalam organisasi ini merupakan totalitas konsep nilai
paripurna dan dijadikan sebagai sumber inspirasi, inovasi dan motivasi sekaligus menjadikan
tujuan akhir yang ingin dicapai dan diperjuangkan oleh seluruh anggota HPMM.
5. Potensi alumni HPMM yang tersebar diberbagai sektor masyarakat yang memiliki kesadaran
dan tanggung jawab dalam mendukung perjuangan HPMM untuk mencapai tujuan.
BAB I
POKOK POKOK KEBIJAKAN
yang bergerak sangat cepat tidak mengalami distrosi yang berpotensi melemahkan posisi
HPMM secara kelembagaan.
b. Menciptakan kultur organisasi sebagai pencerminan dan azas islam yang dianut dalam
organisasi.
c. Diperlukan sebuah model rekayasa struktur organisasi yang dapat mendorong seluruh
proses perkaderan organisasi lebih berpihak kepada perkaderan kepemimpinan organisasi.
d. Diperlukan sebuah manajemen organisasi yang berbasis pada riset dan akurasi informasi.
e. Mewujudkan tatanan organisasi yang kondusif dan produktif dalam upaya pengembangan
organisasi secara totalitas.
f. Meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan konstitusi serta pedoman-pedoman pokok
HPMM lainnya.
g. Mengefektifkan pelaksanaan laporan kegiatan
h. Menegakkan disiplin regenerasi kepengurusan tepat pada waktunya sesuai dengan
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga serta pedoman pokok HPMM lainnya.
i. Meningkatkan pedoman pengurus HPMM sesuai dengan tuntutan perkembangan internal
dan eksternal organisasi.
j. Menyusun sistem pada pola rekrutmen pengurus HPMM
k. Melakukan study manajemen organisasi
l. Mewujudkan data base organisasi yang terdiri dari dat anggota, training, aparat, kekayaan
organisasi dan alumni HPMM.
2. Bidang Kerohanian
a. Menciptakan kultur organisasi yang benuansa nilai-nilai keislaman, keilmuan dan
kekeluargaan.
b. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan serta kualitas keislaman yang bersumber dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah.
c. Melakukan pengkajian terhadap nilai-nilai keislaman.
3. Bidang Ekonomi
a. Melakukan pengkajian secara mendalam terhadap berbagai konsep pengembangan ekonomi
berbasis kerakyatan.
b. Mendorong tumbuh kembangnya usaha mikro, kecil dan menengah serta upaya-upaya
pengembangannya sebagai bagian dari dinamisasi ekonomi berbasis kerakyatan di kab.
Enrekang
9. Bidang Kesehatan
a. Melakukan pengkajian terhadap segala bentuk pelayanan oleh pemerintah daerah terhadap
kesehatan masyarakat sampai kepelosok-pelosok.
b. Mendesak pemerintah daerah untuk melakukan upaya solutif terhadap kekurangan
masyarakat dalam hal pengadaan sarana air bersih.
c. Mendesak pemerintah daerah untuk melakukan upaya solutif terhadap kekurangan
masyarakat dalam hal pasokan darah
BAB II
KAIDAH PELAKSANAAN
Program kerja yang secara umum yang dalam penjabaran pelakasanaanya harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi dilingkungan pada level pimpinan masing-masing. Oleh karena itu,
hendaknya penjabaran pelaksanaan program kerja HPMM dalam satu periode kepengurusan ini berarti,
bila hal ini dilaksanakn secara baik, maka dengan sendirinya landasan posituf bagi pelaksanaan
program kerja pada periode-periode selanjutnya. Sebagai konsekuensi
logis,maka penyesuaian-penyesuaian antisifatif yang tepat tehadap perubahan-perubahan yang terjadi
sangat dioerlukan sehingga pelaksanan program kerja pada dasarnya merupakan jawaban terhadap
tuntuta-tuntutan.
Untuk selanjutnya, agar rumusan program kerja ini lebih bersifat teknis dan operasional maka
dijabarkan lebih jauh dalam rapat kerja ataupun rapat koordinasi.Ditingkat Pengurus Pusat HPMM
disusun program kerja secara local dan regional dalam upaya partisifatif pembangunan pembangunan
daerah kab.Enrekang, ditingkat cabang disusun program kerja sesuai dengan wilayah kecamatan
masing-masing, ditingkat komisariat dan coordinator wilayah disusun program kerja yang lebih bersifat
akademik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penjabaran program kerja adalah :
a. Adanya konsistensi terhadap misi organisasi
b. Adanya kesinambungan persepsi dan program organisasi
c. Adanya pertimbangan situasi, kondisi, potensi dan masalah lingkunngan
d. Adanya pertimbangan inplikasi terhadap mekanisme organisasi dalam pelaksanaan program
kerja.
Majelis permusyawaratan organisasi dan badan khusus lainnya berkewajiban melaksanakan GBHO ini
sesuai dengan fungsi, tugas, dan wewnangnya berdasarkan AD/ART HPMM
BAB III
PENUTUP
Garis-garis besar haluan organisasi tahun 2013-2015 berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
dengan ditetapkannya kembali garis-garis besar haluan organisasi oleh musyawara besar (Mubes)
HPMM berikutnya.
Untuk semester pertama pelaksanaan garis –garis besar haluan organisasi tahun 2013-2015,
kepada pengurus pusat diberikan kesempatan untuk melakukan langkah-langkah persiapan,
penyesuaian guna menyusun program strategis satu periode kepengurusan yang singkron dengan
seluruh program disetiap jajaran HPMM yang produktif, sistematis, berkesinambungan, dan terukur
dalm upaya pencapaian tujuan hakiki organisasi.
Berhasilnya pelaksanaan penyelenggaraan roda organisasi untuk mencapai cita-cita dan tujuan
organisasi tergantung pada peran aktif seluruh komponen HPMM serta pada sikap mental, tekad, serta
ketaatan dan disiplin para pengurus organisasi.Sehubungan denganitu, seluruh kekuatan komponen
pengurus bersam dengan masyarakat HPMM menyusun program kerja menurut fungsi dan kemampuan
masing-masing dalam melaksanakan garis-garis besar haluan organisasi.
Dalam rangka melaksanakan tanggungjawab bersama dan demi kukuhnya persatuan dan
kestuan organisasi perlu dikembangkan peran aktif kader-kader organisasi untuk menyiapkan garis-
garis besar haluan organisasi yang akan datang.
Pada akhirnya sebuah keniscayaan akan memperkuat jati diri dan kepribadian pelajar mahasiswa
massenrempulu yang bertaqwa, berilmu, dan kreatif yang bernafaskan islam dan bertanggun jawab
atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan sebuah organisasi hanya dapat diwujudkan dengan usaha-usaha yang teratur, terencana dan
berkesinambungan dalam sebuah sentuhan manajemen organisasi yang profesional. Implementasi
fungsi-fungsi manajerial dalam sebuah aktifitas kelembagaan organisasi merupakan penentu utama
bagi terciptanya tujuan organisasi. Oleh sebab itu kemampuan personalia pengurus organisasi dalam
planning, organizing, actuating dan controlling sebagai sebuah bangunan sistem merupakan keharusan
yang harus tercipta dalam mengawal perjalanan roda organisasi.
Perencanaan organisasi sebagai tahapan awal yang harus dilakukan dalam perjalanan organisasi
hendaknya dirumuskan secara utuh dengan senantiasa memperhatikan seluruh sisi dan aspek
organisasi dengan segala peluang dan keterbatasan yang dimiliki oleh organisasi. Untuk itu
Perencanaan organisasi yang dirumuskan diatas seluruh bangunan asumsi sebagai sebuah hasil
pembacaan terhadap realitas yang melingkupi organisasi tersebut.
Sisi lain dari manajemen organisasi adalah organizing atau pengorganisasian seluruh elemen dalam
sebuah organisasi. Penciptaan beberapa elemen struktur dalam sebuah organisasi harus senantiasa
mempertimbangkan bagaimana, sehingga elemen-elemen struktur dalam organisasi tersebut dapat
mendukung terciptanya kultur dan mekanisme kerja organisasi yang efesien. Dalam rangka
menciptakan efektifitas kerja dari seluruh elemen struktur dalam sebuah sistem dan mekanisme kerja
antara elemen struktur organisasi tersebut secara profesional .
Demikian halnya dengan proses realisasi program kerja organisasi oleh seluruh elemen struktur dalam
organisasi tersebut hendaknya ditata dalam sebuah manajemen kerja dengan pembagian tugas,
tanggung jawab dan kewenangan secara jelas dan mencerminkan sebuah sistem kerja organisasi.
Dalam menjamin terlaksananya program secara efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan maka
proses kontrol dan evaluasi merupakan bagian yang penting sebagai kerangka sistem kerja organisasi
yang tak dapat dipisahkan dengan bagian lainnya.
BAB II
ARAH HUKUM
BAB III
POKOK-POKOK PDO
A. Pengertian
PDO adalah dasar-dasar aturan organisasi yang bersifat umum yang menyangkut struktur
organisasi, hubungan internal organisasi hubungan antara struktur mekanisme organisasi dan tata
kerja.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud PDO adalah agar usaha-usaha yang dilakukan organisasi menjadi terarah dan
memenuhi target sedangkan tujuan PDO:
1. Untuk menjadi tolak ukur dalam menumbuhkan keperjuangan HPMM sebagai kesadaran
kolektif dan melaksanakan tanggung jawab organisasi.
2. Sebagai pedoman dalam mengevaluasi organisasi terutama dalam mengembangkan aspek
manajerial.
C. Sasaran
1. Secara umum untuk seluruh kader HPMM
2. Secara khusus untuk fungsionaris HPMM
BAB IV
PENGELOLAAN MANAJEMEN ORGANISASI
B. Rapat Pleno
1. Rapat pleno merupakan forum pengambilan kebijakan tertinggi kepengurusan
2. Rapat pleno dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam satu periode kepengurusan untuk tingkat
pengurus pusat, minimal 1 (satu) kali untuk tingkat pengurus cabang, pengurus komisariat dan
pengurus koordinator wilayah dalam satu periode kepengurusan.
3. Rapat pleno untuk tingkat pengurus pusat dihadiri oleh fungsionaris PP HPMM, MP HPMM,
Ketua PK, Ketua PC dan Ketua PKW serta ketua badan Khusus dan Ketua lembaga kekaryaan.
4. Rapat pleno untuk tingkat pengurus cabang, dihadiri oleh fungsionaris PC, MPO, Ketua
pengurus Ranting, Ketua Badan Khusus tingkat pengurus Cabang dan Direktur Lembaga
kekaryaan di tingkat PC.
5. Rapat Pleno untuk tingkat pengurus komisariat, dihadiri oleh fungsionaris PK, MPO, Ketua
Badan Khusus tingkat pengurus komisariat dan Direktur Lembaga kekaryaan di tingkat PK.
6. Rapat Pleno untuk tingkat pengurus Koordinator wilayah, dihadiri oleh fungsionaris PKW,
MPO, Ketua Badan Khusus tingkat pengurus Koordinator wilayah dan Direktur Lembaga
kekaryaan di tingkat kordinator wilayah, KUK, KPT, SLTA/sederajat dan kordinator daerah
jika di bawah koordinasinya .
C. Rapat Presidium
1. Rapat presidium merupakan rapat yang dihadiri oleh anggota presidium pengurus yang
dilakukan dalam rangka pengambilan kebijakan organisasi sebagai penjabaran dari hasil-hasil
rapat pleno.
2. Rapat presidium ditingkat pengurus pusat dihadiri oleh ketua umum, ketua-ketua bidang,
sekretaris jendral, sekertaris-sekertaris bidang, bendahara umum beserta wakilnya, ketua badan
khusus dan direktur lembaga kekaryaan yang berada dibawah koordinasinya.
3. Rapat presidium ditingkat PC,PK, dan PKW dihadiri oleh ketua umum, ketua-ketua bidang,
sekretaris umum, sekertaris-sekertaris bidang, bendahara umum, badan pembantu pimpinan
yang berada dibawah koordinasinya.
4. Rapat presidium minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan untuk tingkat pengurus pusat dan sesuai
dengan kebutuhan untuk tingkat PC, PK, dan PKW.
5. Fungsi dan wewenang rapat presidium adalah mendengarkan dan membahas berbagai informasi
perkembangan organisasi dari berbagai aspek.
D. Rapat Harian
1. Rapat harian merupakan rapat ditingkat pengurus dalam rangka membahas hal-hal teknis
operasional dalam mendukung kelancaran jalannya roda organisasi.
2. Rapat harian dihadiri oleh seluruh fungsionaris pengurus untuk semua level pimpinan HPMM.
3. Rapat harian dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam 1 bulan ditingkat pengurus pusat dan
minimal 1 (satu) kali dalam 1 bulan ditingkat PC,PK, dan PKW.
4. Rapat harian dimaksudkan untuk mengambil dan memutuskan kebijakan atau program kerja
yang akan dilaksanakan, kemudian mengkaji serta mengevaluasi kebijakan program kerja
terlaksana.
5. Dalam keadaan tertentu pengurus dapat mengundang anggota.
E. Rapat Bidang
1. Rapat bidang merupakan rapat yang diadakan ditingkat pengurus dalam rangka membicarakan
agenda organisasi yang telah didelegasikan kepada masing-masing bidang yang ada dalam
kepengurusan.
2. Rapat bidang dihadiri oleh ketua bidang dan sekretaris bidang yang bersangkutan beserta
seluruh stafnya.
3. Rapat bidang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan bidang bersangkutan.
4. Rapat bidang bertujuan untuk :
a) Mengkaji kebijakan organisasi yang terkait dengan bidang kerja yang bersangkutan.
cabang harus disesuiakan dengan kultur pada masing-masing karakteristik cabang yang
bersangkutan. Secara spesifisik fokus garapan Pengurus Cabang meliputi, penguatan kapasitas
intelektual kader, pendampingan dan pemberdayaan masyarakat, pengawalan pemerintah lokal
masing-masing cabang, penelitian dan pengembangan aspek sosial, ekonomi rakyat dan budaya.
3. Pengurus Komisariat
Pengurus komisariat dalam menjalankan aktivitas organisasnya harus merujuk pada pola umum
kebijakan program kerja Pengurus Pusat sebagai penerjemahan secara operasional dari GBHO.
Proses Operasionalisai kebijakan umum PP HPMM dalam bentuk program kerja di tingkat
komisariat harus disesuaikan dengan kultur pada masing-masing karakteristik komisariat yang
bersangkutan. Secara spesifik fokus garapan pengurus komisariat meliputi penguatan kapasitas
intelektual kader, Pengembangan jaringan lembaga Kemahasiswaan, Pengkajian berbagai
metode pembangunan kedaerahan.
4. Pengurus Korwil
Pengurus Koordinator Wilayah dalam melaksanakan aktivitas harus merujuk pada pola umum
kebijakkan program kerja Pengurus Pusat sebagai penerjemahan secara operasional dari GBHO.
Proses operasional kebijakan umum PP HPMM dalam bentuk program kerja di tingkat
Koordinator Wilayah harus disesuaikan dengan kultur pada masing-masing karakteristik
wilayah yang bersangkutan. Secara spesifik fokus garapan pengurus koordinator wilayah
meliputi penguatan kapasitas intelektual kader, pengembangan jaringan lembaga
kemahasiswaan dan paguyuban kemassenrempuluan serta berpartisipasi dalam pembangunan
daerah di wilayahnya.
5. Tata Kerja Badan-Badan Organisasi
Tata kerja badan-badan HPMM merupakan penjabaran dan pengembangan dari amanah
kekuasaan Musyawarah Besar, Musyawarah Cabang, Musyawarah Komisariat dan Musyawarah
Korwil. Tata kerja Badan-badan HPMM direncanakan dan dilaksanakan dengan sebuah
pendekatan manajemen organisasi yang rapih dan sampai pada evaluasi setiap pelaksaan
kegiatan untuk kebutuhan perbaikan dan penyempurnaan jalannya roda organisasi.
6. Kepanitiaan
Dalam melaksanakan kerja-kerja kepengurusan dalam jangka pendek maka pengurus pada
setiap level struktur pimpinan termasuk pada level pimpinan pembantu HPMM dapat
membentuk kepanitiaan yang dapat meliputi panitia pengarah (steering committee) dan Panitia
teknis (Organizing committee).
7. Evaluasi Kinerja organisasi
Dalam rangka melakukan pengukuran terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan, maka
diperlukan indikator-indikator yang dapat diukur. Indikator-indikator tersebut merupakan
rujukan dalam melakukan evaluasi kinerja organisasi-organisasi, beberapa indikator yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pelaksanaan latihan kader
b. Keaktifan Pengurus
c. Keaktifan lembaga khusus dan Lembaga kekaryaan
d. Keaktifan panitia berkenaan dengan pelaksanaan program kerja organisasi
e. Realisasi program kerja, rekomendasi dan dinamisasi kelembagaan.
K. Keuangan
1. Semua pemasukan dan pengeluaran harus sepengetahuan Bendahara dengan persetujuan Ketua
Umum serta ditransparansikan ke semua level pimpinan HPMM melalui proses administrasi.
2. Pengambilan dana di Pemda dilakukan oleh Bendahara Umum atas sepengetahuan Ketua
Umum dan Pengurus disetiap jajaran.
3. Dalam hal dana diperoleh untuk HPMM dapat dibuat Proyeksi Pembagian dana kepada
jajaran HPMM.
4. Membuat Rekening Bank untuk HPMM.
5. Semua pengeluaran harus dengan nota. Khusus transaksi yang tidak punya nota, maka notanya
dibuat dan ditanda tangani oleh yang bertransaksi serta diketahui Bendahara Umum dan Ketua
Umum yang disahkan dengan stempel.
M. Teguran
1. Teguran hanya 1 (satu) kali dalam bentuk tertulis.
2. Teguran diberikan setelah peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dan selanjutnya dicabut
statusnya sebagai pengurus dan atau anggota HPMM yang disertai dengan penyitaan atribut.
BAB V
PENJELASAN BAGIAN POKOK PDO
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Dasar Organisasi ini disusun dengan maksud memberikan arahan dan srategi serta
sinergitas dalam menjalankan amanah-amanah organisasi dalam mencapai tujuannya.
A. PENDAHULUAN
Administrasi merupakan segenap proses penyelenggaraan setiap usaha kerja sama manusia dalam
mencapai tujuan tertentu. Untuk terselenggaranya administrasi dengan baik dan mencapai tujuan
maka diperlukan suatu proses yang tertib dan sistematis.
Administrasi kesekretariatan HPMM yang benar-benar berfungsi sebagai tempat dan pusat
kegiatan/aktivitas organisasi, untuk maksud dan tujuan tersebut maka dalam penyelenggaraan
aktivitas kesekretariatan benar-benar tercapai secara efektif.
B. KESEKRETARIATAN HPMM
Untuk menyelenggarakan administrasi yang efektif, diperlukan adanya suatu tempat yang
representatif sebagai pusat pengurusan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi. Hal
yang dimaksud adalah adanya sekretariat organisasi yang memadai sebagai sentral aktifitas
organisasi HPMM.
Usaha penyelenggaraan administrasi kesekretariatan bertujuan agar sekretariat HPMM benar-
benar dapat berfungsi sebagai sekretariat organisasi yaitu :
1. Tempat kerja yang efisien bagi pengurus dalam mengendalikan organisasi.
2. Sentral Komunikasi
3. Sentral kegiatan dan Penyelenggaraan administrasi.
Surat-surat HPMM yang termasuk surat resmi/dinas maka bentuk dan isisnya harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh organisasi.
b Pengarsipan
Arsip adalah kumpulan warkat atau surat-surat yang disimpan secara sistematis, karena
mempunyai suatu kemanfaatan apabila dibutuhkan dapat secara cepat dan tepat ditemukan
kembali.
Surat-surat organisasi pada prinsipnya harus disimpan disekretariat/kantor, sangat tidak
benar dan dilarang apabila penyimpanan surat-surat organisasi diluar arsip organisasi ataupun
person-person pengurus.
Ada beberapa sistem penyimpanan surat-surat antara lain:
1. Sistem abjad (Alphabatik filing)
2. Sistem perihal (Subjek filing)
3. Nomor (Nomerical filing)
4. Tanggal (Chronologikal filing)
5. Daerah (Geograhical filing)
6. Kode
Bagi HPMM surat-surat organisasi disimpan pada map-map atau tempat-tempat tertentu
dengan membedakan kode :
K.A Untuk surat keluar interen
......................................................................................... (1)
................................................................................... ...
(2)
…………………………. (3)
…………………………………………………………………………
…….............................. (10)
.............................................................................. (11)
................……………………. (12)
…………………………….. (13)
……………………………. (14)
Keterangan :
1. Kepala Surat : Kop, Logo HPMM, Alamat Sekretariat
2. Garis Pemisah kepala dan isi surat
3. Basmalah
4. Penomoran Surat
5. Tujuan Surat
6. Lampiran Surat
7. Perihal
8. Salam Pembuka
9. Isi Surat
10. Salam Penutup
11. Ungkapan Motto Massenrempulu
12. Tempat dan waktu pembuatan surat
13. Pejabat yang bertanda tangan (Ketua dan Sekretaris) dibubuhi stempel
D. ADMINISTRASI KEANGGOTAAN
Anggota HPMM merupakan sasaran kerja pembinaan dan pengkaderan organisasi,
sehingga perlu ada administrasi yang rapi tentang keanggotaan HPMM dalam rangka terciptanya
sarana kerjaaktifitas HPMM yang konkrit dan terarah.
Anggota biasa mempunyai hak dan kewajiban penuh dicatat dalam buku daftar anggota
yang permanen. Hal ini dilakukan oleh setiap ortom HPMM.
Contoh :
No Na Tempat/ Jajaran SLTA/sederaj NIS/ No. KTA Ket
ma tgl lahir HPMM at, Kls, Jur. NIM HPMM
PT, Fak.,
Jurusan
1
2
Setiap satu tahun sekali diadakan pendataan kembali anggota biasa HPMM yaitu dengan
penggantian kartu anggota lama kecuali bagi yang sudah alumni atau habis masa keanggotaannya
maka dengan sendirinya akan kehilangan nomor induk keanggotaannya.
Mars HPMM
Syair : H. Udin Palisuri
Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu
Tampil bersama menggalang persatuan
Menimba ilmu mengukir prestasi
Tengadah wajah kelangit Tanah Air
Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu
Anak Bangsa putra Pertiwi
Belajar dan berjuang penuh semangat
Mengabdi pasti bagimu Negeri
Reff:
Wajah kami menatap masa depan
Untuk tanah Massenrempulu tersayang
Tempat ayah bunda bersama keluarga
Menanti bakti karyamu terpatri
Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu
Tempat kami bersatu dalam tekad
Dengan bekal Iman dan Taqwa
Menggapai cita masa depan Bangsa
Mars ini menjadi lagu wajib dalam setiap kegiatan-kegiatan formal maupun nonformal HPMM.
2. LAMBANG/LOGO HPMM
Penjelasan Lambang/Logo HPMM :
a. Segi lima dasar hitam yang didalamnya terdapat bintang berwarna kuning bermakna bahwa
HPMM secara historis lahir atas pondasi keislaman yang sangat kuat.
b. Padi berwarna kuning dan kopi berwarna merah dan hijau melambangkan sifat sosial dan
kekeluargaan yang dimiliki HPMM.
c. Lima buah cincin yang saling mengikat dengan urut-urutan: tiga warna ungu, satu warna
kuning dan satu warna hijau, melambangkan lima daerah administratif Enrekang (Maiwa,
Enrekang, Alla’, Anggeraja dan Baraka) ketika HPMM terbentuk dengan kekerabatan dan
persatuan yang tinggi.
d. Gunung berwarna hijau yang melambangkan bahwa bumi Massenrempulu adalah hamparan
pegunungan yang asri nan subur.
e. Keris dan kelewang berwarna hitam, melambangkan pusaka budaya Massenrempulu To
Manurung
f. Pita warna hitam dasar putih, sebagai simbol kekonsistenan terhadap nilai-nilai kebenaran.
Tulisan HPMM tertera dalam pita
g. Pena dan buku melambangkan identitas HPMM sebagai insan Pelajar dan Mahasiswa.
h. Lambang/Logo berbentuk perisai dengan warna dasar Ungu tua, melambangkan kokohnya
persatuan dan sifat kegotongroyongan.
Warna dasar Lambang/Logo adalah warna Ungu tua
3. LENCANA HPMM
Adalah lambang HPMM yang berukuran kecil yang pemakiannya dibaju/jas HPMM pada
saat acara-acara resmi. Bentuk warna pola sama persis dengan logo HPMM
4. BENDERA HPMM
Bendera HPMM memiliki format sebagai berikut :
a. Bentuk : Persegi panjang dengan ukuran ( 3 : 2 )
b. Warna : Warna dasar HPMM adalah ungu tua
c. Tulisan : Ditengah-tengah logo HPMM yang diatas bagian logo tertulis Himpunan
Pelajar Mahasiswa Massenrempulu dan bagian bawah tertera nama jajaran yang bersangkutan.
Contoh : 150 cm
100cm
PENGURUS PUSAT
100 cm
6. JAS HPMM
Ukuran : Sesuai pemakai
Warna : Ungu tua
Tulisan : - Bagian kiri depan atas = Lambang/logo HPMM
- Bagian kanan depan atas = Nama Jajaran di HPMM
7. PDH HPMM
Ukuran : Sesuai pemakai
Model : Lengan Panjang
Warna dasar : Ungu tua dan hitam
Tulisan : - Bagian kiri depan atas = Lambang HPMM
- Bagian kanan depan atas = Nama dan jabatan di HPMM
- Bagian belakang ada tulisan HPMM dan nama jajaran
- lengan kanan lambang bendera merah putih
8. STEMPEL
a. Stempel Kepengurusan
Bentuk: Lingkaran (bulat) diameter 3cm sama semua jajaran HPMM, kecuali pada identitas
jajaran
Warna: Ungu tua
b. Stempel kepanitiaan
Bentuk : persegi panjang, dengan ukuran panjang 4 x 2 cm
PEMASUKAN:
1. Saldo tahun lalu Rp. XXX
2. Penerimaan yang bersumber dari PEMDA Rp. XXX
3. Penerimaan yang bersumber dari Donatur Rp. XXX
4. Saldo kegiatan :
Nama kegiatan Rp. XXX
Dst Rp. XXX +
Saldo kegiatan Rp. XXX
Total Pemasukan Rp. XXX
PENGELUARAN :
1. Biaya Kepanitiaan Rp. XXX
2. Biaya Administrasi dan Umum Rp. XXX
3. Biaya Peralatan dan Perlengkapan Rp. XXX
4. Biaya Transportasi Rp. XXX
5. Komunikasi Rp. XXX
6. Biaya Konsumsi Rp. XXX
7. Biaya Lain-lain Rp. XXX +
Total Pengeluaran Rp. XXX -
Saldo Akhir Rp. XXX
b. Sirkulasi Keuangan (Lampiran)
c. Bukti Transaksi (Lampiran)
(Laporan Rekapitulasi keuangan tidak boleh dipisahkan/dipotong)
SIRKULASI KEUANGAN
➢ Pemasukan dana HPMM
1. Saldo Kepengurusan Tahun Lalu
KODE REF.A.001
No Tanggal Jumlah
5. Dana Komunikasi
KODE REF.B.005
No Tanggal Uraian Jumlah
7. Biaya Lain-lain
KODE REF.B.007
No Tanggal Uraian Jumlah
Pengesahan rekapitulasi dan sirkulasi keuangan ditanda tangani bendahara umum dan atau
bendahara panitia
4. Apabila point 1 dan 2 terpenuhi, maka secara otomatis LPJ Kepengurusan pengurus diterima.
5. Apabila hanya 1 point dari 2 point di atas yang terpenuhi, maka LPJ Kepengurusan ditetapkan
dengan jalan Musyawarah Mufakat, dan apabila musyawarah mufakat tidak terpenuhi, maka
dilakukan voting untuk menentukan diterima dan ditolaknya LPJ Kepengurusan.
n.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pemilihan formatur PP HPMM secara langsung, bebas, jujur, adil, dan rahasia.
Pasal 2 Pemilihan formatur PP HPMM dilaksanakan dalam Musyawarah Besar HPMM yang
merupakan bagian dari agenda sidang pleno permusyawaratan dimaksud.
Pasal 3 Petunjuk pelaksanaan teknis penjaringan dan pemilihan formatur PP HPMM dibahas dan
ditetapkan dalam sidang pleno musyawarah besar HPMM yang dijadikan acuan pelaksanaan
pemilihan formatur PP HPMM.
Pasal 4 Calon formatur PP HPMM adalah anggota HPMM yang mendaftarkan dirinya sebagai calon
formatur PP HPMM yang telah memenuhi persyaratan yang selanjutnya disahkan sebagai
calon formatur PP HPMM.
Pasal 5 Formatur PP HPMM adalah yang memiliki suara terbanyak dalam pemilihan PP HPMM dan
selanjutnya disahkan dalam sidang pleno musyawarah besar HPMM sebagai Formatur PP
HPMM terpilih untuk periode selanjutnya.
Pasal 6 Pendaftaran calon formatur PP HPMM dilaksanakan stering committee yang dibantu oleh
lima orang dari Panitia Pelaksana Musyawarah Besar HPMM.
Pasal 7 Petunjuk pelaksanaan teknis Pemilihan formatur PP HPMM berdasarkan pasal 5, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, Anggaran Dasar HPMM, pasal 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 26, 27,
Anggran Rumah Tangga HPMM, Garis – Garis Besar Haluan Organisasi HPMM, dan aturan
lainnya yang berlaku.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 9 Tujuan Pemilihan formatur PP HPMM adalah memilih dan menetapkan formatur PP HPMM
secara demokratis dalam musyawarah besar HPMM.
BAB III
SYARAT CALON FORMATUR PP HPMM
h. Surat Keterangan tidak sedang menjabat sebagai presidium pada pengurus organisasi
kepemudaan diluar HPMM atau melampirkan surat pejabat (Pj) / Pejabat Sementara (Pjs)
dari kepengurusan organisasi kepemudaan diluar HPMM.
i. Surat Keterangan tidak sedang di skorsing / dipecat sebagai anggota HPMM dari pengurus
jajaran yang bersangkutan baik internal maupun eksternal HPMM.
j. Melampirkan visi dan misi calon formatur PP HPMM.
k. Pas Fhoto terbaru mengenakan jas HPMM ukuran 3 x 4 sebanyak 3 lembar ( berwarna )
l. Telah mengikuti Latihan Kader II HPMM dengan melampirkan sertifikat atau dibuktikan
dengan surat keterangan dari Pengurus Pusat.
m. Melampirkan rekomendasi calon formatur PP HPMM minimal 3 dari pengurus jajaran
HPMM dengan ketentuan satu jajaran penuh hanya merekomendasikan satu nama sebagai
calon formatur PP HPMM.
n. Mengikuti Debat Kandidat calon formatur PP HPMM, atau presentase visi dan misi
Pasal 11 Pelampiran surat keterangan sebagaimana pasal 10 poin e, g, h, i, l dan m harus ditanda
tangani oleh pengurus HPMM yang berwewenang dengan stempel asli.
BAB IV
TAHAPAN PEMILIHAN
BAB V
TATA CARA DAN KETENTUAN PELAKSANAAN TAHAPAN PEMILIHAN
h. Ruangan sidang atau pemilihan pada saat pemilihan hanya dihadiri oleh peserta
penuh,Steering Commite , panitia pembantu pemilihan dan saksi.
i. Pelaksanaan pemilihan di pandu oleh panitia pembantu pemilihan dan diawasi oleh stering
committee.
j. Peserta penuh dipanggil satu persatu untuk mengambil surat suara dan selanjutnya
melakukan pencontrengan berwarna merah di bilik suara, kemudian memasukkan surat
suara di bilik suara dan kembali ke tempat duduk masing – masing.
k. Peserta penuh yang diberikan surat suara memastikan diterima dalam keadaan tidak cacat
atau tidak tercontreng/robek/tulisan tidak jelas.
l. Kertas suara dibuat dalam satu kertas dengan namadan nomor urut calon formatur PP
HPMM.
m. Surat suara hasil pencontrengan dalam kotak suara dibuka dihadapan saksi dan peserta
untuk dihitung ulang kesesuaian dengan jumlah peserta, dan jika jumlahnya tidak sama
dengan jumlah peserta penuh maka dinyatakan batal dan pemilihan diulang kembali serta
dibuat dalam berita acara.
n. Setelah seluruh peserta penuh menyelesaikan pemilihan, maka dilakukan perhitungan suara
yang dicatat dalam berita acara perhitungandan dicatat secara manual di papan tulis yang
mudah terlihat oleh para saksi dan peserta penuh.
o. Calon formatur PP HPMM yang memperoleh suara lebih dari 50 persen dinyatakan sebagai
Formatur PP HPMM terpilih yang selanjutnya dibuatkan berita acara.
p. Jika terdapat perolehan suara tidak mencapai lebih dari 50 persen maka dilakukan
pemilihan putaran kedua untuk 2 orang peraih suara terbanyak.
q. Pemilihan putaran kedua tetap menggunakan nomor urut sebelumnya dengan surat suara
baru.
r. Cara pemilihan untuk putaran kedua tetap sama dengan pemilihan di putaran pertama.
s. Peraih suara terbanyak pada putaran kedua dinyatakan sebagai formatur terpilih PP HPMM,
dan dibuatkan dalam berita acara perhitungan suara.
t. Berita acara perhitungan suara diserahkan kepada Steering Commiteuntuk disahkan.
u. Formatur terpilih selanjutnya diberikan kesempatan menyampaikan sepatah kata selama 10
menit.
BAB VI
Pasal 18 Alat kelengkapan pemilihan terdiri dari Absensi peserta penuh, bilik suara, kotak suara, spidol
pencontrengan, suarat suara dan pengkondisian model ruangan pemilihan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Registrasi peserta penuh dibuat dalam absen peserta penuh yang disahkan oleh presidium
sidang sebelum diserahkan kepada panitia pembantu pemilihan.
b. Bilik suara dibuat dalam bentuk tertutup depan dan samping, menggunakan meja sebagai
landasan, dengan posisi disisi kiri ruangan depan meja pimpinan sidang, menghadap kesisi
kanan ruangan dan bagian belakang tidak tembus pandang, jumlah bilik suara sebanyak 3
buah diatur sejajar dengan jarak 1 meter dan meja jika diperlukan.
c. Spidol warna merah, model dan tipe seragam, satu buah per bilik suara ditambah cadangan
3 buah disimpan di atas meja panitia pembantu pemilihan.
d. Kotak suara dalam bentuk kotak yang besar tertutup dibuatkan lubang tempat memasukkan
surat suara hasil pencontrengan, pastikan diperlihatkan kotak suara dalam keadaan kosong,
ditempatkan ditengah tepat didepan meja presidium sidang.
e. Surat suara dibuat dalam kertas ukuran kwarto dengan cetakan nomor urut, foto dan nama
calon formatur PP HPMM dalam satu kolom tidak lebih dari ½ panjang kertas, jarak antar
kolom calon / kandidat adalah 2,5 cm termasuk dari batas atas, samping dan tengah, pada
bagian bawah yakni separuh kertas sisa dicantumkan kode surat suara pada bagian
sebelahnya di bagian kanan, menggunakan empat lipatan, jumlah surat suara disesuaikan
dengan jumlah peserta penuh ditambah 10 persen sebagai cadangan.
f. Surat suara untuk putaran kedua tanpa nama dengan dua kotak besar dan masing masing
kotak hanya dituliskan no urut calon yang berhak mengikuti putaran dua, jarak antar kotak
calon disesuaikan dan mengikuti pola suarat suara putaran pertama.
g. Steering Commi tetetap di meja untuk mengawasi jalannya pemilihan.
h. Panitia pembantu pemilihan, pada sisi kanan ruangan didepan meja Steering Commite dan
panitia berada di depan pintu.
i. Saksi - saksi ditempatkan di tengah, teapatnya pada bagian depan tempat duduk peserta
sidang.
j. Papan tulis perhitungan suara di belakang kotak suara, diletakkan setelah akan dilaksanakan
perhitungan suara.
k. Berita acara hasil perhitungan suara, dan berita acara lainnya yang diperlukan, ditanda
tangani oleh coordinator panitia pemilihan dan coordinator stering committee.
Pasal 19 Administrasi yang digunakan mulai dari tahapan persiapan sampai perhitungan suara
pemilihan yaitu:
a. F.1 = Berita acara pengangkatan 5 orang Panitia Pembantu Pemilihan diambil dari Panitia
pelaksana musyawarah besar HPMM, ditandatangani oleh Ketua Panitia Pelaksana dan
coordinator Stering committee musyawarah besar HPMM.
BAB VII
PANITIA PEMBANTU PEMILIHAN
Pasal 20 Panitia Pembantu Pemilihan dibentuk dari 5 orang personil panitia pelaksana musyawarah
besar HPMM, berdasarkan rapat bersama dengan stering committee musyawarah besar.
Pasal 21 Panitia Pembantu Pemilihan bertugas membantu stering committee dalam proses tahapan
pemilihan formatur PP HPMM.
Pasal 22 Personalia Panitia Pembantu Pemilihan terdiri dari koordinator merangkap anggota dan
selebihnyan adalah anggota.
Pasal 23 Seluruh anggota panitia pembantu pemilihan pada saat pendaftaran masing – masing bertugas
melayani pendaftaran calon formatur PP HPMM di sekertariat PP HPMM di ruangan yang
telah ditentukan.
Pasal 24 Koordinator panitia pembantu pemilihan wajib menandatangani berita acara atau administrasi
yang telah ditentukan, dan berkoordinasi dengan koordinator stering committee.
Pasal 25 pada pelaksanaan debat kandidat atau presentase visi dan misi menjadi bagian perlengkapan.
BAB VII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 27 Stering committee dapat meminta tambahan panitia pembantu kepada Panitia Pelaksana
diluar personalia Panitia Pembantu Pemilihan untuk kegiatan pencetakan kertas suara dan
administrasi lainnya dan melakukan pengamanan di pintu masuk ruangan persidangan /
pemilihan.
Pasal 28 Apabila salah satu saksi dari para calon formatur PP HPMM, tidak menandatangani berita
acara perhitungan suara maka tetap dinyatakan sah, dan diberikan catatan tidak ditandatangani
oleh saksi kemudian ditanda tangani oleh salah satu anggota panitia pembantu pemilihan.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 29 Petunjuk pelaksanaan teknis penjaringan dan pemilihan formatur PP HPMM merupakan
peraturan teknis HPMM menjadi bagian dari Pedoman Dasar Organisasi HPMM.
Pasal 30 Petunjuk Pelaksanaan Teknis ini dapat diberlakukan pada pemilihan formatur pengurus se
jajaran HPMM
Pasal 31 Petunjuk pelaksanaan teknis penjaringan dan pemilihan formatur PP HPMM mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkannya dan akan ditinjau jika terdapat kekeliruan di dalamnya.
Berdasarkan rapar bersama stering committee dan panitia pelaksana musyawarah besar HPMM,
ditetapkan personalia Panitia Pembantu Pemilihan calon formatur PP HPMM yang dipilih dari 5 orang
personalia panitia pelaksana musyswarag besar HPMM ke XXXII tahun 20..., dengan nama nama
sebagai berikut :
Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya dan disampaikan kepda
masing masing yang bersangkutan.
Mengetahui
Stering Committee Panitia Pelaksana
........................... ...........................
Musmuliadi Darwis
F.2 F.2
Nama Nama
F.3
Formulir Pendaftaran
Calon Formatur PP HPMM periode 2019-2021
Bismillahirrahmanirrahim,
Nama Asli :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Kontak Person :
Mengajukan diri sebagai calon formatur PP HPMM periode 2019-2021 dengan melampirkan
persyaratan administrasi yang telah ditentukan.
Hormat Saya
(……………………)
Administrasi yang berbentuk surat keterangan harus di stempel asli dan tanda tangan dari pengurus
yang berwewenang
…………………..
Diberikan Kepada :
Tanggal pendaftaran :
Petugas Pendaftaran :
Koordinator ………………………..
F.8
Berita acara
Bismillahirrahmanirrahim
Panitia Pembantu Pemilihan setelah menerima pendaftaran calon formatur PP HPMM dan seluruh
kelengkapan administrasi sebagai berikut :
Koordinator Koordinator
_______________________________
JUNAIDI, S.Pd
Bismillahirrahmanirrahim
Berdasarkan keikutsertaan calon formatur PP HPMM yang telah mengikuti debat kandidat atau
presentase visi dan misi yang dilaksanakan,
Pada tanggal :
Tempat :
Waktu :
Stering committee musyawarah besar HPMM XXXIV tahun 2019 setelah dilakukan pengundian nomor
urut secara bersama menetapkan nama- nama yang dinyatakan sebagai calon Formatur PP HPMM dan
berhak dipilih dalam sidang pemilihan Formatur PP HPMM dalam musyawarah besar XXXIV tahun
2019 HPMM
JUNAIDI, S.Pd
Pemilihan Formatur PP
HPMM periode xxxx –
xxxx.
Musyawarah Besar
HPMM ........
1 2 3 4
5 6 7 8
Musyawarah Besar
HPMM .......
1 2 3 4
5 6 7 8
Formatur PP HPMM
periode xxxx – xxxx.
Musyawarah Besar
HPMM .......
No Urut No Urut
Koordinator Koordinator
Bismillahirrahmanirrahim
Hasil Perhitungan Pemilihan pemilihan Formatur PP HPMM, Musyawarah Besar HPMM ...... tahun
20....
Bismillahirrahmanirrahim
Berdasarkan hasil perhitungan suara pemilihan formatur PP HPMM sebagaimana berita acara
nomor:04.SC-PP-Mubes ......../For/...../20..., ditemukan kesalahan dan atau ketimpangan yang tidak
dapat dipertanggung jawabkan dan dituangkan dalam berita acara ini :
Koordinator Koordinator
Bismillahirrahmanirrahim
Hasil Perhitungan Pemilihan pemilihan Formatur PP HPMM, Musyawarah Besar HPMM ........ tahun
20....
Berita acara
F.18
Penetapan calon formatur Pemilhan putaran kedua PP HPMM
Nomor : 07/SC-PP-Mubes ......./For/..../20....
Bismillahirrahmanirrahim
Berdasarkan hasil perhitungan suara putaran pertama dengan perolehan suara tidak mencapai lebih dari
50 persen maka yang berhak maju keputaran kedua adalah calon formatur yang yang memiliki suara
terbanyak pertama dan kedua.
Koordinator Koordinator
Bismillahirrahmanirrahim
Hasil Perhitungan Pemilihan pemilihan Formatur PP HPMM, Musyawarah Besar HPMM ...... tahun
20....
No
Nama Hasil Perhitungan Jumlah Peringkat
Urut
01
02
Batal
Total Jumlah
Hasil perhitungan suara ini diserahkan kepada presidium sidang musyawarah besar ....... tahun 20....
untuk disahkan.
(................................................)
(................................................)
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka mempertegas eksistensi organisasi HPMM sebagai satu-satunya lembaga
kemahasiswaan yang refresentatif untuk mewadahi seluruh pelajar dan mahasiswa massenrempulu,
maka hal yang paling strategis untuk dilakukan adalah dengan mempertegas peran dan fungsinya
sebagaimana yang diamanahkan dalam konstitusi HPMM. Berkenaan dengan itu, HPMM akan
senantiasa dituntut untuk melakukan pembenahan secara internal organisasi melalui upaya
pemantapan dan penanganan proses pengkaderan secara professional dalam rangka menciptakan
kader-kader HPMM yang memiliki komitmen dan integritas ke-HPMM-an yang mantap yang pada
.gilirannya kader-kader tersebut akan memiliki kesiapan baik secara mental maupun konsepsional
dalam rangka mendorong dan mewarnai proses dinamisasi kelembagaan HPMM kearah yang lebih
baik.
Pada saat yang bersamaan pula HPMM diperhadapkan pada sebuah keharusan organisatoris
sebagai sebuah organisasi yang pada pundaknya melakukan tanggung jawab sosial untuk turut
memainkan peran-peran strategis dalam menentukan masa depan massenrempulu kearah yang lebih
baik. Oleh sebab itu dalam momentum Musyawarah Besar XXXIV sebagai forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi menetapkan beberapa rekomendasi organisasi baik untuk lingkup
internal maupun eksternal organisasi sebagai salah satu bentuk penjabaran dari strong point
kebijakan organisasi yang harus segera direalisasikan dalam waktu dekat demi menjawab beberapa
kebutuhan mendasar organisasi dalam waktu dekat demi menjawab beberapa kebutuhan mendasar
organisasi secara khusus dan aspirasi masyarakat massenrempulu secara umum.
8. Mendesak kepada pengurus pusat HPMM terpilih untuk memperadakan sekretariat tiap-tiap
jajaran HPMM.
9. Mendesak kepada pengurus pusat HPMM terpilih untuk segera menfasilitasi terbentuknya
lembaga kekaryaan dan badan khusus HPMM sesuai dengan minat dan bakat masing-masing
anggota
10. Mengoptimalkan Website resmi HPMM.
11. Mendesak kepada PP HPMM periode 2019-2021 untuk pengurusan menerbitkan sertifikat
tanah asrama HPMM yang ada di Borong Raya.
12. Mendesak kepada pengurus pusat terpilih untuk menata ulang mekanisme pengelolaan dan
penghuni asrama HPMM
13. Mendesak kepada formatur terpilih untuk melakukan pelantikan selambat-lambatnya satu bulan
setelah musyawarah besar luar biasa
14. Mendesak kepada PP HPMM untuk menuntaskan hal-hal yang mencoreng nama baik HPMM
15. Mendesak kepada pengurus PP HPMM untuk membagikan KTA dan sertifikat lulusan LK-1
kepada seluruh jajaran HPMM terhitung mulai dari tahun 2014
16. Mendesak kepada pengurus pusat HPMM terpilih untuk segera melakukan lokakarya
perkaderan yang diikuti oleh seluruh keanggotaan HPMM dan mensosialisasikan silabus
perkaderan HPMM kepada seluruh jajaran HPMM.
17. Mendesak kepada PP HPMM untuk melanjuti pembangunan asrama seluruh korwil
18. Mendesak kepada PP HPMM yang terpilih untuk mengadakan TOF dan LK-2 minimal dua kali
selama periode kepengurusan
19. Pembentukan tim khusus untuk pengelolaan asrama dan aset HPMM
20. Mendesak kepada pengurus pusat untuk mengoptimalkan pengawalan kegiatan jajaran
21. Dilarang keras kepada seluruh pengurus PP HPMM untuk terlibat dalam rana partai politik dan
politik praktis.
22. Mendesak kepada PP HPMM periode 2019-2021 untuk sesegera mungkin membagikan
konstitusi kepada setiap jajaran dan disosialisasikan paling lambat 1 bulan setelah pelantikan.
23. Mendesak kepada PP HPMM periode 2019-2021 untuk sesegera mungkin membukukan dan
membagikan sialabus perkaderan kepada setiap jajaran dan untuk lulusan Lk 2 mendalami
minimal 3 materi sesuai silabus perkaderan.
24. Mendesak kepada ketua terpilih untuk sesegera mungkin merampungkan susunan struktur
personalia pengurus PP HPMM dengan mempertimbangkan usulan jajaran.
25. Mendesak PP HPMM untuk berperan aktif dalam pengawalan kasus pemerintah sampai tuntas
terkait kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat Indonesia secara umum dan
Enrekang secara khusus.
26. Mendesak PP HPMM untuk mengeluarkan sertifikat lulusan LK1 2014-2016
27. Mendesak PP HPMM untuk melakukan dialog pembangunan Kab. Enrekang minimat 1 kali
setahun.
28. Mendesak PP HPMM untuk menemukan 4 makam pendiri HPMM.
29. Mendesak PP HPMM untuk memindahkan sekretariat pusat ke asrama 2 di jalan Borong Raya
30. Mendesak PP HPMM untuk menenelusuri sejarah Masserempulu untuk diakui secara de facto.
31. Mendesak PP HPMM untuk mensosialisasikan rekomendasi musyawarah ke PEMDA.
i. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memperadakan wifi gratis disetiap
desa.
j. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mendistribusikan hasil olahan
pertaniaan ke badan usaha milik HPMM.
k. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mensejahterakan tenaga honorer
l. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk membangun sarana jaringan
komunikasi pada daerah-daerang yang blank spot
m. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk lebih mendukung pengembangan
teknologi yang diprakarsai oleh mahasiswa.
n. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk membukakan lapangan kerja yang
seluas-luasnya terhadap alumni HPMM.
e Mendesak kepada Pemerintah harus lebih berkomitmen dan lebih serius dalam menjalankan
peranya sesuai dengan aturan hukum dan menunjukkan perspektif keberpihakan terhadap
perlindungan, pemenuhan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
f Mendesak kepada kepolisian harus lebih serius melaksanakan upaya penegakan hukum
secara transparan, profesional serta mengedepankan aturan hukum yang berlaku yang sesuai
dengan cita-cita negara hukum dan HAM
d Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan
e Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk melakukan penambahan bidan-bidan di
setiap pustu-pustu
f Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengoptimalkan pencegahan stunting.
g Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengadakan ambulance di pustu.
h Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memberikan asupan gizi tambahan
untuk balita penanganan stunting.
i Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memberikan jaminan kesehatan yang
tepat sasaran.
j Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk bagaimana pemerataan administrasi
kependudukan (KTP,KK, dan akta kelahiran)
k Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mempercepat pengurusan pelayanan
administrasi kependudukan.
l Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk melakukan penekanan E-KTP ke peloso
desa minimal satu kali persemester atau 6 bulan.
m Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengoptimalkan pasokan darah.
n Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengadakan sunatan massal.
8. Bidang Keagamaan
a Mendesak pemerintah Kab.Enrekang untuk mengakomodir kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan keagamaan.
b Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mempertegas pelaksanaan UU
pornografi
c Mendesak pemerintah Kab.Enrekang untuk mengoptimalkan pengadaan sarana dan
prasarana tempat ibadah
d Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memperadakan guru mengaji di setiap
TPA.
e Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekangmelalui kementrian agama untuk
memperadakan nikah massal geratis minimal 1 kali selama 6 bulan
f Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengalurkan alquran di setiap TPA
g Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memberangkatkan umroh bagiguru
mengaji yang berprestasi.
h Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memperadakan 1 hafis 1 desa
i Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mensejahterakan tenaga guru mengaji.
9. Bidang Olahraga
a. Mendesak kepada PEMDA Kab.Enrekang untuk memperadakan fasilitas olahraga untuk
setiap desa
b. Mendesak kepada PEMDA Kab.Enrekang untuk mengadakan turnamen ditingkat kabupaten
c. Mendesak kepada PEMDA Kab.Enrekang untuk mengoptimalkan fungsi gedung olahraga
di Kab.Enrekang.
d. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengadakan liga sepak bola tingkat
kabupaten setiap tahunnya
e. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk menggratiskan Gedung olahraga (GOR)
f. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk melakukan seleksi atlet berdasarkan
kumpetensi
g. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk melakukan pembinaan terhadap atlet
olaraga secara berkelanjutan dan diberikan beasiswa
h. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memperadakan lapangan sepakbola
disetiap kecamatan berskala nasional
i. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mmemperadakan liga sepakbola
berdasarkan kelompok umur.
j. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memberikan bonus kepada atlet yng
berprestasi
k. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk mengikutkan GASMA di liga 3 PSSI
l. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk lebih memperhatikan atlet yang
berprestasi.
m. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang melalui PSSI kab. Enrekang untuk
mempasilitasi wasit disetiap turnamen sepakbola.
n. Mendesak kepada pemerintah Kab. Enrekang untuk memperbaiki sarana dan prasarana
olahraga diseluruh kab. Enrekang