Anda di halaman 1dari 22

COBEK INDAH

KHAS PURWAKARTA

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Kelompok Amir Hamzah XI IPA 5

SMA NEGERI 2 PURWAKARTA


Jl. Raya Sadang No.17 Tlp. (0264) 201072 Purwakarta 41118
Website : www.sman2pwk.sch.id Email : sma2_pwk@telkom.net.id
CISEUREUH PURWAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis Ilmiah : Cobek Indah Khas Purwakarta


2. Peserta
a. Ketua Kelompok
Nama : Muzakki Ramadhan
NIS :
b. Jumlah Anggota :5
3. Guru Pembimbing
a. Nama : Dra Iis Aisyah
b. NIP :19600620198803 2 003

Purwakarta, 04 Februari 2019

Menyetujui,

Guru Pembimbing, Ketua Kelompok

Dra. Iis Aisyah Muzakki Ramadhan


NIP. 19600620198803 2 003 NIS.

Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMA NEGERI 2 PURWAKARTA

Dra. Hj. Encah Komariah, MM


NIP. 196001299 198303 2 006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Cobek Indah Khas Purwakarta” dengan lancar.

Adapun maksud penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi Tugas
Bahasa Indonesia. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada semua pihak yang
telah membantu, membimbing, dan mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Iis Aisyah ,selaku Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada kami untuk menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Pak Warsid, selaku Narasumber yang telah memberikan informasi kepada
kami tentang Sejarah, Tujuan, Alat dan Bahan, Proses pembuatan serta
proses pemasaran Cobek.
3. Orang Tua yang telah member dukungan serta do’a dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan lancar.

Kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karenai tu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifa tkonstruktif demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kami berharap semoga gagasan pada Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat agar dapat mengetahui kegunaan serta manfaat lebih Tanah Liat.

Purwakarta, 28 Februari 2019

Kelompok Amir Hamzah


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian..........................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian...................................................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis...................................................................................................................6
2.3 Ciri-Ciri.....................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................................8
3.2 Sumber Data.........................................................................................................8
3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................8
3.4 Teknik Analisis Data................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................................9
4.2 Pembahasan.............................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Gerabah merupakan salah satu kerajinan tangan yang terkenal di Kabupaten
Purwakarta. Salah satu pengerajinan gerabah yang ada di daerah Purwakarta
kota yaitu terdapat di Gg. Keramik. Salah satu pemilik home industry kerajinan
pencetakan gerabah yaitu Bapak Warsid. Kerajinan pencetakan gerabah yang
dihasilkan adalah Cobek berbagai macam ukuran. Dalam proses pencetakan
gerabah masih dilakukan secara sederhana dan manual. Pada proses pencetakan
Cobek proses yaitu, proses persiapan bahan baku, proses pembentukan, proses
pengeringan, proses penghalusan, proses penjemuran, proses pembakaran, dan
proses finishing.
Gerabah digunakan sebagai alat rumah tangga dan sebagai bagian mas
kawin pada upacara pernikahan.agar gerabah yang dibuat menarik,maka
pembuatmemberikan motif hias pada gerabah. Gerabah yang digunakan untuk
kepentinganrumah tangga biasanya bermotif sederhana atau polos, sedangkan
gerabah untuk yang lain memerlukan motif yang lebih baik,sebagai contoh
motif hias untuk gerabah pernikahan ditentukan oleh martabatnya maka hiasan
pada gerabahnya pun semakin banyak dan sulit.
Gerabah merupakan bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat
kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah
dan keramik. Ada pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-
benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus dan
mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-
lain.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Gerabah sebagai Ciri Khas Purwakarta.
2. Memperkenalkan Pariwisata Purwakarta.
3. Pelestarian budaya daerah.
4. Perkembangan Usaha kecil menengah.
5. Peningkatan Ekonomi Masyarakat.
6. Pemanfaatan Sumber Daya Alam.
7. Prospek Ketenagakerjaan.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Karena cakupan budaya cukup luas maka kami hanya melakukan
Observasi sampai proses embuatan hingga proses pemasaran.
2. Perkembangan kegunaan dari Gerabah itu sendiri sampai saat ini.
1.4 Perumusan Masalah
1. Nama Bapak?
2. Berapa usia Bapak?
3. Sejak kapan Bapak memulai usaha ini?
4. Mengapa Bapak memilih usaha tersebut?
5. Apakah Bapak pernah mencoba usaha lain terlebih dahulu?
6. Visi dan misi Bapak dalam menjalani usaha ini?
7. Peluang usaha ini apakah sudah Bapak lihat dan bayangkan
kedepannya?
8. Sedangkan persaingan dunia usaha pembuatan keramik sudah banyak
diluar sana, bagaimana pendapat Bapak?
9. Menurut Bapak produk yang tepat sasaran kepada konsumen itu
penting/tidak?
10. Dalam hal ini apakah Bapak mengikuti arus keinginan konsumen yang
berubah-ubah?
11. Bagaimana Bapak mengatur kepuasan konsumen?
12. Selain produk cobek ini apakah ada produk yang lain yang Bapak buat?
13. Apakah Bapak tertarik untuk membuat produk lain?
14. Untuk pengelolaan apakah Bapak mengelola sendiri/ada pekerja
lainnya?
15. Berapa modal yang Bapak keluarkan saat pertama kali memulai usaha
ini?
16. Berapa lama waktu yang diperlukan saat membuat produk ini?
17. Dalam proses pembuatan cobek apakah Bapak dibantu oleh pegawai?
18. Apakah Bapak memasang target dalam usaha ini?
19. Apakah Bapak mempunyai cabang produksi? Jika tidak, apakah Bapak
tertarik untuk membuat cabang?
20. Bagaimana cara Bapak menghadapi persaingan diluar sana?
21. Apa saja alat yang digunakan saat membuat cobek?
22. Bagaimana cara membuatnya? Apakah ada cara khusus untuk
membuatnya?
23. Apakah bahan baku produksi pernah mengalami kenaikan harga/langka?
Bagaimana respon Bapak jika itu terjadi dalam usaha Bapak?
24. Untuk penetapan harga bagaimana? Apa mengikuti harga konsumen
atau mengikuti bahan baku produksi?
25. Pasar apa yang Bapak bidik?
26. Promosi apa saja yang Bapak lakukan untuk usaha ini?
27. Dan untuk mengembangkan produk, apa saja yang pernah dilakukan?
Mungkin mencoba dengan teknik baru atau dengan bahan baru?
28. Strategi apa saja yang Bapak lakukan agar menarik konsumen?
29. Apakah ada keluhan atau masalah dalam proses memasarkan produk
ini?
30. Berapakah penghasilan usaha produk cobek perbulan yang Bapak
terima?
1.5 Tujuan Pembahasan

1. Mendapatkan informasi tentang eksistensi cobek

2. Membagikan pengetahuan tentang pembuatan cobek

3. Mengetahui sejarah pembuatan cobek dari tanah liat

4. Memahami variasi bentuk, fungsi, dan peran sosial kultural seni

kerajinan cobek bagi kehidupan perajin


5. Mengeksplorasikan dan menjelaskan dampak kelangsungan dan

perubahan seni kerajinan tanah liat bagi komunitas pendukungnya


6. Untuk mengetahui peran produk cobek ini di tengah-tengah

masyarakat modern
7. Untuk mengetahui keadaan produk cobek di zaman modern ini

8. Untuk mengetahui cara pembuatan produk cobek

9. Memberitahu fungsi produk cobek bagi kehidupan

10. Untuk mengetahui teknik pembuatan cobek dari tanah liat

1.6 Manfaat Pembahasan

1. Mengetahui sejauh mana keberadaan kerajinan cobek dan


hubungannya dengan kehidupan sosial masyarakat dan perajin.
2. Sarana untuk melestarikan dan mengembangkan nilai budaya
bangsa.
3. Meningkatkan sumber daya manusia melalui media kerajinan tangan.
4. Masyarakat dan para konsumen dapat digunakan sebagai informasi
dan rujukan dalam mengenal produk-produk tradisional yang ramah
lingkungan.
5. Membantu masyarakat dalam membuat atau menumbuk bumbu
masakan.
6. Melestarikan budaya tradisional dari leluhur zaman dahulu.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Cobek

A. Definisi Etimologis

Dalam Bahasa Inggris, cobek disebut mortar. Cobek dikenal


dalam nama di Indonesia. Dalam Bahasa Sunda, Cobek lebih
dikenal dengan sebutan cowet. Dalam Bahasa Jawa disebut dengan
layah.

B. Definisi Operasional

Cobek adalah alat yang telah digunakan sejak zaman purbakala


atau lebih tepatnya pada zaman batu (paleolithikum) untuk
menumbuk, menggiling, dan mencampur bahan-bahan tertentu
(misalnya bumbu dapur, rempah-rempah, jamu atau obat-obatan).

Cobek adalah alat yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
adalah wadah (cobek) berbentuk bulat pipih agak cekung untuk
meletakkan bahan-bahan yang akan dihaluskan. Bagian yang kedua
adalah alat untuk menghaluskannya biasa disebut ulegkan atau
ulegan atau munthu dalam Bahasa Jawa cobek juga disebut dengan
layah. Ukuran Cobek beraneka ragam mulai dari yang kecil sampai
yang sangat besar.

Istilah cobek merujuk kepada sejenis mangkuk yang terbuat dari


bahan yang keras seperti tanah liat, kayu, dan batu. Dari ketiga
bahan tersebut, yang paling digemari oleh masyarakat adalah yang
terbuat dari batu. Sebab, menurut pengalaman masyarakat, bahan
batu ini lebih kuat dan awet. Berbeda dengan cobek yang terbuat
dari bahan tanah liat dan kayu, akan mudah retak dan tidak tahan
lama. Sehingga dalam kurun waktu singkat, cobek tidak akan enak
digunakan kembali.
2. 2 Jenis-jenis Cobek

A. Cobek Batu

Cobek batu biasanya terbuat dari jenis batu kali atau batu andesit,
karena jenis cobek dari batu ini lebih kuat atau tidak mudah rontok
sehingga bahan-bahan yang dihaluskan tidak akan tercampur dengan
serpihan batu dari cobek, atau tidak ngeres (Jawa). Kelebihan cobek
batu ini yaitu lebih mudah dibandingkan dengan jenis cobek lainnya
dan lebih tahan lama. Cobek asal gunung merapi terkenal sebagai
cobek yang bagus.

B. Cobek Kayu

Cobek kayu sebenarnya masih baik digunakan tetapi kurang


cepat halus karena permukaannya yang terlalu licin. Jenis-jeni cobek
kayu yang baik menggunakan kayu dari pohon salam atau kayu
nangk, sedangkan cobek dari kayu jeruk adalah kayu yang baik,
selain keras atau kuat, aromanya juga dapat membantu bumbu yang
dihaluskan menjadi lebih sedap.

C. Cobek Tanah Liat

Cobek jenis tanah liat. Alat untuk menghaluskannya biasanya


terbuat dari kayu. Karena tidak disarankan menghaluskan bumbu
dengan kekuatan yang seharusnya tidak boleh dalam menggunakan
cobek yang terbuat dari tanah liat karena jenis cobek ini rentan sekali
pecah. Jika terpaksa bahan yang keras harus dihaluskan dengan jenis
cobek batu karena lebih kuat dan awet.
2.3 Ciri-ciri Cobek

A. Cobek Batu

 Karena terbuat dari batu, alat pengahalus tradisional ini biasaanya


berat
 Bermacam-macam jenis batu yang dapat dipakai, yaitu batu kali,
batu gunung, maupun batu candi
 Ukurannya bervariasi, tetapi biasanya berdiameter sekitar 17-60 cm.

B. Cobek Kayu

 Karena terbuat dari kayu, jelas lebih ringan dari pada cobek yang
terbuat dari batu.
 Ukuran diameternya mulai dari 12 cm
 Dan biasanya terbuat dari jenis kayu jati, sonokeling, dan palem.
D. Cobek Tanah Liat
 Karena terbuat dari tanah liat, akan lebih ringan dari pada cobek
yang terbuat dari batu. Tetapi mudah pecah, jika jatuh dan
menumbuknya terlalu keras
 Ukurannya berdiameter 14 cm
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang
dimaksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan
data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan
data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami
juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami
gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang
benar dan tepat.

3.2 Sumber Data

Sumber data kami adalah Pak Warsid yaitu seorang Pengusaha di bidang
Gerabah ini yang bertempat di Gg. Keramik, Mulyamekar, Purwakarta.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian


ini adalah dengan wawancara. Dengan wawancara kami dapat menyimpulkan,
melalui jumlah pertanyaan dan jawaban yang berbeda. Dan setiap dari
pertanyaan itu akan saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat
disimpulkan.
3.4 Teknik Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan
pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang
diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah
data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap
pertanyaan. . Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami
menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan
landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya
tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

4.1 Hasil Observasi


4.2 Pembahasan
A. Sejarah
Keramik sebagai bentuk kerajinan sudah nampak pada jaman
kolonial Belanda, mulai tahun 1795 yang pada saat itu di
sekitar Citalang ada lio-lio (tempat pembuatan genteng dan batu
bata). Sejak itulah rumah-rumah rakyat yang semula beratap
ijuk, sirap, daun kelapa atau alang-alang di sekitar Plered dan
di Kabupaten Karawang mulai diganti dengan atap genteng bahkan
di sekitar Anjun (Panjunan) sudah dimulai pembuatan
gerabah/tembikar. Mulai tahun 1935, produk gerabah yang
diglasir di Plered menjadi industri rumah tangga. Pada tahun
tersebut, terdapat perusahaan Belanda yang membuka pabrik
glasir bernama Hendrik De Boa di Warung Kondang, Plered.
Pada jaman kolonial Jepang, kerajinan keramik mengalami
kemunduran akibat penduduknya harus bekerja sebagai romusha,
utamanya di sekitar kaki Gunung Cupu dan Ciganea. Sedangkan
pabrik De Boa dikuasai dan diganti namanya menjadi Toki Kojo.
Kendati demikian perusahaan tersebut tetap berjalan.
Pada masa kemerdekaan, produksi gerabah dan keramik di Plered
nyaris terhenti sama sekali karena keterlibatan penduduk dalam
gerakan perjuangan. Setelah penyerahan kedaulatan tanggal 29
Desember 1949, keadaan di Plered berangsur baik, sehingga
produksi gerabah dan keramik mulai bangkit kembali ditandai
dengan Bung Hatta membuka resmi Induk Keramik yang gedungnya
dekat Gonggo pada 1950. Pada masa itu mesin-mesin didatangkan
dari Jerman lantas mencapai masa kejayaannya karena
produktivitasnya relatif tinggi. Di samping itu Induk Keramik
berjasa dalam membimbing industri rumah tangga hingga
berkembang pesat.
Saat ini seiring dengan perkembangan jaman dan pergeseran
paradigma, tengah terjadi pembenahan dalam penerapan rekayasa
desain, teknologi dan manajemen yang dilakukan secara
koordinatif antara Kelompok Kerja Klaster Industri Kerajinan
Keramik Plered yang berada di bawah binaan Direktorat Jenderal
Industri Kecil dan Menengah, Departemen Perindustrian bekerja
sama dengan UPTD Litbang Keramik Plered sebagai instansi di
bawah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal
Kabupaten Purwakarta didukung secara akademis oleh Tim HI-LINK
yang merupakan satgas kemitraan perguruan tinggi bagi
masyarakat pengrajin dari FSRD-Institut Teknologi Bandung.
Kondisi terkini adalah tercatat sekitar 264 unit usaha yang
mempekerjakan sekitar 3000 orang dengan nilai produksi berkisar
8,5 milyar rupiah. Produksinya diekspor ke berbagai negara di
antaranya : Jepang, Taiwan, Korea, Australia, New Zealand,
Belanda, Kanada, Saudia Arabia, Amerika Serikat dan Amerika
Latin, Inggris, Spanyol, Italia dan berbagai negara mancanegara
lainnya.
B. Pengertian
Cobek adalah alat yang telah digunakan sejak zaman purbakala atau
lebih tepatnya pada zaman batu (paleolithikum) untuk menumbuk,
menggiling, dan mencampur bahan-bahan tertentu (misalnya bumbu dapur,
rempah-rempah, jamu atau obat-obatan).
Cobek adalah alat yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah
wadah (cobek) berbentuk bulat pipih agak cekung untuk meletakkan bahan-
bahan yang akan dihaluskan. Bagian yang kedua adalah alat untuk
menghaluskannya biasa disebut ulegkan atau ulegan atau munthu dalam
Bahasa Jawa cobek juga disebut dengan layah. Ukuran Cobek beraneka
ragam mulai dari yang kecil sampai yang sangat besar.
Istilah cobek merujuk kepada sejenis mangkuk yang terbuat dari bahan
yang keras seperti tanah liat, kayu, dan batu. Dari ketiga bahan tersebut,
yang paling digemari oleh masyarakat adalah yang terbuat dari batu. Sebab,
menurut pengalaman masyarakat, bahan batu ini lebih kuat dan awet.
C. Alat dan Bahan
1. Perbot sebagai alat putar pembuatan Cobek.
2. Serpihan kaca digunakan sebagai alat pemulusan.
3. Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil
keramik yang masih basah dari perbot.
4. Batu sebagai alat tumbuk bagian dalam Cobek.
5. Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah
kering atau keramik berglasir
D. Proses Pembuatan
1. Ambilah tanah liat secukupnya.
2. Kemudian, bentuklah cobek sesuai yang diinginkan
3. Apabila sudah terbentuk kemudian jemur cobek sampai setengah
kering.
4. Lalu, yang sudah setengah kering ditumbuk menggunakan batu yang
telah dicelumkan ke dalam air pada bagian dalam cobek agar rata.
5. Kemudian, haluskan bagian tepi cobek menggunakan serpihan kaca.
6. Simpan kembali cobek agar kering.
7. Masukan ke dalam tungku pembakaran sebagai proses finishing.
8. Cobek siap dipasarkan.
E. Proses Pemasaran
Dalam proses pemasaran Pak Warsid menggunakan beberapa cara,
yang pertama beliau menjualkan cobek hasil buatan nya langsung
kepada pembeli, beliau pernah berjualan sampai ke daerah Cikarang,
Cianjur, Bandung, dll. Kedua Pak Warsid menyuplai cobek ke pasar-
pasar, dengan kata lain Pak Warsid tinggal menyiapkan barang produksi
nya untuk dijual kepada orang lain melalui perantara. Cara ini cukup
efektif mengingat usia Pak Warsid yang saat sudah dikatakan tidak
muda. Yang ketiga para pembeli datang langsung ke rumah Pak Warsid
yang merupakan tempat pembuatan Cobek ini, para pembeli bisa
membayar langsung di tempat pembelian dan cara ini sangat
memudahkan Pak Warsid.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada bab terakhir ini kami akan menyimpulkan hasil wawancara kami.
Berdasarkan data-data yang ada, jadi kesimpulan dari hasil wawancara kami
yang berjudul “Cobek Indah KhasPurwakarta” adalah cobek yang dibuat oleh
Pak Warsid telah berlangsung selama kurang lebih 68 tahun. Usaha pembuatan
cobek merupakan mata pencaharian utama bagi Pak Warsid, dan usaha cobek
ini dibuat karena kemauan dari pak Warsid sendiri.
Cara pembuatan mengandalkan tehnik putar dan pijat, tetapi ada
beberapa barang yang dipakai untuk merapikan bagian sisi dan bagian tengah
cobek. Saat ini proses pembuatan cobek Pak Warsid tidak banyak mengalami
kemajuan, karena tidak adanya karyawan yang dipekerjakan yang disebabkan
mahalnya upah kerja yang harus dibayar.
Manajemen pemasaran yang di jalankan oleh Pak Warsid sangat
bergantung pada calon pembeli yang datang ke lokasi. Penjualan dapat pula
melalui pasar-pasar di Purwakarta, ada juga yang dijual kepedagang.
5.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
masih banyak yang perlu di perbaiki. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik dan saran dari para pembaca makalah ini yang sifat nyamembangun,
demi perbaikan di masa yang aka ndatang. Walaupun demikian kami sudah
berusaha merampungkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Kami
mengucapkanterimakasihbanyakkepadasemuapihak yang turut serta
mendorong dan membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat. Semoga kerjakeras kami senantiasa mendapatkan ridha, dan
pahala dari Allah SWT. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi Kegiatan Observasi :

Anda mungkin juga menyukai