Anda di halaman 1dari 15

Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...

Herda Yulpraptiwi

Peran Creating Shared Value (CSV) PT.Nestle Indonesia


dalam Memfasilitasi Usaha Ternak Sapi Perah
(Studi Kasus di Desa Pudak Wetan, Kecamatan Pudak, Ponorogo,
Jawa Timur)

The Role Of Creating Shared Value (CSV) PT.Nestle Indonesia


In Facilitating Dairy Cattle Livestock
(Case Study in Pudak Village, Pudak Subdistrict, Ponorogo,
East Java)

Herda Yulpraptiwi*, Unang Yunasaf **, Syahirul Alim **


Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2017


**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
e-mail : herdayulpraptiwi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2017 hingga Mei 2017 dan
dilaksanakan di Desa Pudak Wetan, Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui
perencanaan Creating Shared Value (CSV) yang dijalankan perusahaan 2) Mengetahui
pelaksanaan kegiatan CSV dan bentuk fasilitas yang diberikan, 3) Mengetahui manfaat CSV
dalam memfasilitasi usaha ternak sapi perah. Metode yang digunakan adalah metode studi
kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam
kepada 15 orang informan yang terdiri dari peternak sapi perah mitra Nestle, pihak Nestle,
pihak UD, ketua kelompok peternak sapi perah Mulya Abadi dan tokoh masyarakat setempat
secara purposive juga melalui data sekunder berupa laporan Creating Shared Value PT.Nestle
Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa CSV berperan dalam upaya pengembangan
usaha peternak sapi perah serta memiliki manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi
peternak dan perusahaan. Hal ini ditunjukan dengan data : 1) Perencanaan CSV yang di
jalankan PT.Nestle Indonesia sudah sesuai dengan tahapan perencanaan umumnya yang
mencangkup survey, perumusan program, pengkomunikasian program, pelaksanaan program
dan evaluasi 2) Pelaksanaan program CSV dilakukan sesuai dengan perencanaan CSV dan
bentuk fasilitas yang diberikan yaitu bantuan subsidi sarana prasarana diantaranya
membangun pos penampungan susu (Cooling Unit), subsidi mobil tangki, subsidi berupa
peralatan peternakan yaitu chopper, milkcan, biogas, serta berbagai pelatihan dan penyuluhan
untuk pihak UD dan peternak 3) Manfaat ekonomi dirasakan langsung oleh peternak mitra
Nestle dan perusahaan, manfaat sosial berupa hubungan relasi perusahaan dengan peternak
dan stakeholders serta manfaat lingkungan berupa terciptanya lingkungan ekologis yang
terjaga kebersihannya dan terhindar dari penyakit.

Kata Kunci : peran, creating shared value , tanggung jawab sosial perusahaan, pengembangan usaha ternak.

ABSTRACT

This research was conducted from April 2017 to May 2017 in Pudak Wetan village,
Ponorogo. This research aims to 1) To find out the planning of Creating Shared Value (CSV)
run by Nestle Indonesia company 2) To find out the implementation of CSV and facilities
provided, 3) To find out the benefits of CSV in facilitating dairy cattle livestock. This
research uses a case study method using a qualitative descriptive approach. Data were
obtained through in-depth interviews to 15 informant interviews consisting of dairy farmers
partner Nestle, PT.Nestle Indonesia, UD Triwiyono, breeders’ communities Mulya Abadi,
local authorities, and public figure purposively and also through secondary data such as

1
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

creating shared value report of PT.Nestlé Indonesia. The results show that CSV have a role in
efforts to develop dairy farmers and have economic, social and environmental benefits for
farmers and companies, as shown by the data : 1) CSV planning that runs by PT.Nestle
Indonesia is in accordance with general planning stages such as survey, formularize programs,
communication programs, implementation programs and evaluation 2) Implementation of
CSV program is done by according to CSV planning and implementation of CSV programs
done by facilitated farmers subsidies to help build infrastucture such as build cooling unit,
tank car subsidy, the subsidy for farm equipment that is chopper, milkcan, biogas, various
training and counseling for UD and dairy farmers 3) The economic benefit can be directly
felt by the dairy farmers who is partner Nestle and the Nestle company, the social benefit can
be like the relationship between company and the dairy farmers and stakeholders, and the
environmental benefit can be such creating ecologically environment outside the company are
kept clean and protected from disease.

Keywords : Roles, Creating Shared Value (CSV), Coorporate Social Responsbility (CSR), Dairy Cattle
Development.

PENDAHULUAN

Pengembangan usaha peternakan sapi perah tidak hanya merupakan tanggung jawab
peternak, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terlibat
didalamnya seperti pemerintah, swasta juga dari masyarakat. Salah satu pihak swasta yang
ikut terlibat dalam pengembangan usaha peternakan sapi perah yaitu perusahaan yang ada di
dalam negeri.
Setiap perusahaan secara moral dituntut untuk bertanggung jawab atas hak dan
kepentingan pihak-pihak terkait seperti konsumen, buruh, investor, kreditor, pemasok,
penyalur, pemerintah termasuk masyarakat setempat serta kepentingan stakeholders seperti
supplier sebagai mitra termasuk salah satunya PT. Nestle Indonesia sebagai perusahaan yang
bergerak dibidang industri indonesia. Salah satu bentuk komitmen PT.Nestle Indonesia untuk
membangun dunia usaha peternakan sapi perah adalah dengan melaksanakan program
Creating Shared Value (CSV).
Program Creating Shared Value (CSV) merupakan suatu tanggung jawab sosial
perusahaan (Coorporate Social Responsbility) yang dapat diartikan sebagai timbal balik
perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil
keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang dilakukan melalui kegiatan
nyata. Kegiatan nyata tersebut dilakukan oleh perusahaan baik dalam bentuk donasi maupun
kegiatan yang dapat menunjang pengembangan usaha peternakan sapi perah. Kegiatan
tersebut diantaranya dilakukan melalui program-program seperti menyediakan pinjaman
bunga rendah untuk pengadaan alat peternakan, memfasilitasi peternak sapi perah dalam
menambah ternak sapi perah, memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada peternak sapi
perah.

2
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

Salah satu peternakan yang terus berkembang dalam pembangunannya adalah


peternakan sapi perah di Desa Pudak Wetan yang merupakan salah satu desa yang
bekerjasama sebagai mitra PT.Nestle Indonesia. Rata-rata peternak di Desa Pudak Wetan
menghasilkan 17 liter/ekor/hari yang setiap pagi dan sore mereka kumpulkan di tempat
penampungan susu yang selanjutnya dibawa ke pabrik susu Nestle di Pasuruan Jawa Timur.
Agar terciptanya kerjasama yang baik, sudah semestinya perusahaan memberikan
peranan CSR dalam memfasilitasi usaha ternak sapi perah, agar mitranya dengan peternak
sapi perah sebagai supplier terus berlanjut serta memperoleh keuntungan dan manfaat bagi
kedua belah pihak yaitu dengan upaya meningkatkan pengembangan usaha peternak sapi
perah di Desa Pudak Wetan melalui fasilitas yang diberikan.

OBJEK DAN METODE


1. Objek
Objek yang digunakan dalam penelitian adalah peran Creating Shared Value (CSV)
PT.Nestle Indonesia dalam memfasilitasi usaha ternak sapi perah. Subjek penelitian adalah
perusahaan PT. Nestle Indonesia dan peternak sapi perah sebagai mitra Nestle dimana
berperan sebagai sasaran serta aparatur setempat yang terlibat dalam pelaksanaan usaha
peternakan sapi perah.
2. Metode
Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena dilakukan
tanpa hipotesa yang dirumuskan dengan tujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci
mengenai fenomena sosial tertentu dalam hal ini mengenai peranan tanggung jawab sosial
(CSV) yang dilakukan PT. Nestle Indonesia dalam memfasilitasi peternak sapi perah serta
pengungkapan dari peternak sapi perah selaku stakeholder dan pihak PT. Nestle Indonesia.
Pada penelitian deskriptif, data yang dianalisis tidak untuk menolak dan menerima hipotesis
melainkan hasil analisis itu berupa deskriptif dari gejala-gejala yang diamati
(Ayuningtyas,2012). Interpretasi data dilakukan melalui pemahan mendalam
(verstehen),yaitu memahami dan mengungkap makna, perasaan dan pemikiran dari subyek
penelitian baik secara tekstual maupun kontekstual (reduksi data), kemudian dilanjutkan
penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan (Miles dkk, 2007)

3
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Perencanaan Creating Shared Value PT. Nestle dalam Memfasilitasi Usaha Ternak
Sapi Perah
Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil
yang diinginkan dan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan
organisasinya. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan sumber daya dan
pembentukan suatu sistem komunikasi yang memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil
akhir serta perbandingan hasil-hasil tersebut sesuai dengan rencana yang di buat.
(Rahendrawan, 2006)

Tabel 1. Perencanaan Creating Shared Value PT. Nestle dalam Memfasilitasi Usaha Ternak
Sapi Perah
Indikator yang diamati Keterangan
1. Perencanaan kerjasama Nestle 1. Perencanaan yang dilakukan sebelum Nestle
dengan peternak di Desa Pudak bekerjasama dengan peternak melalui UD yaitu
Wetan tim agronomi dari Nestle akan melakukan
survey ke lapangan dengan syarat susu dapat
diproduksi baik dalam konteks kuantitas dan
kualitas, dan mata rantai pasokan (dari sapi
hingga ke pabrik susu) dapat ditingkatkan
kualitasnya.
2. Mekanisme perencanaan 2.a. Pengumpulan fakta dilakukan Nestle
Creating Shared Value dalam sebelum dilakukan kerjasama antara peternak
memfasilitasi peternak dalam hal melalui UD. Nestle melihat kebutuhan peternak
pembangunan pedesaan. sapi perah dalam hal peningkatan kualitas susu.
a. Pengumpulan fakta b.1) Pada tahun 1985 perumusan program
b. Perumusan pemrograman CSV dalam kaitannya terhadap pemberian
1) Awal mula perumusan fasilitas peternak dan pembangunan pedesaan
2) Kiat perumusan Nestle diwujudkan dengan dibentuknya
3) Anggaran Departemen Agri Service yang memberikan
4) Target pendampingan teknis kepada semua pemasok
c. Aksi dan komunikasi susu baik peternak maupun koperasi dan UD.
d. Perencanaan evaluasi Kini berganti nama menjadi departemen Milk
Prosecurement and Dairy Development
(MPDD). Pemrograman dilakukan oleh divisi
internal MPDD dengan persetujuan dari direksi
pusat.
b.2) Kiat penyusunan program yaitu dengan
melakukan survey ke lapangan dan melihat
kebutuhan peternak sapi perah.
b.3) Anggaran untuk program CSV
pembangunan pedesaan akan didapatkan setelah
membuat rencana anggaran dana perdivisi/ tiap
departemen ke bagian direksi dan keuangan
dengan persetujuan para pemegang saham.
b.4) Target program CSV pembangunan
pedesaan adalah agar terciptanya manfaat
bersama, yaitu menguntungkan bagi Nestle serta
peternak sebagai pemasok susu sehingga
dihasilkan susu dengan kualitas yang baik sesuai
dengan standar Nestle.
c. Pengkomunikasian program ke peternak

4
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

dilakukan Nestle oleh tim pengadaan susu yang


prosesnya dibantu oleh koperasi, UD dan
kelompok peternak mitra Nestle.
d. Nestle memiliki perencanaan evaluasi setiap
tahunnya. Evaluasi tersebut disesuaikan dengan
kondisi dilapangan.

Berdasarkan Tabel 1 dijelaskan bahwa, sebelum menjalankan kerjasama dengan peternak


melalui koperasi susu atau Usaha Dagang (UD) dalam bentuk kemitraan, Nestle dalam
perencanaannya akan terlebih dahulu melakukan kegiatan pengumpulan fakta melalui survey
dan analisa lapangan. Survey dilakukan oleh tim agronomi terkait dengan kondisi sumber
daya di lapangan dan yang menjadi syarat utama Nestle yaitu adanya susu dari mata rantai
pasokan dari sapi hingga ke pabrik susu dapat ditingkatkan kualitasnya. Kebutuhan-
kebutuhan pokok dan faktor pendukung peternak sapi perah yang mempengaruhi kualitas
susu juga tidak luput dari perhatian Nestle. Jika standar yang ditetapkan Nestle sudah sesuai
dengan kondisi di lapangan maka disepakati perjanjian kerjasama Nestle dengan peternak
melalui koperasi susu atau UD, begitu pun dalam perencanaan pengadaan suatu program di
Desa Pudak Wetan, Nestle akan mengadakan survey terlebih dahulu ke lapangan yang dibantu
oleh perwakilan dari UD Triwiyono. Berikut alur perencanaan CSV PT.Nestle Indonesia :

Survey (pengumpulan Merumuskan program Program


fakta) di lapangan sesuai kondisi dilapangan terbentuk

Program di Keputusan pengambilan Program di


sepakati program didiskusikan oleh komunikasikan ke
peternak peternak melalui UD

Pelaksanaan program Evaluasi Program


Ilustrasi 1. Alur Perencanaan Program CSV

Perencanaan program dilakukan sesuai dengan pendapat Cutlip dkk (2006: 284-390), yang
menyatakan bahwa terdapat empat langkah manajemen untuk merencakan program CSR
yaitu: (1) Pengumpulan Fakta; (2) Perencanaan dan Pemrograman; (3) Aksi dan Komunikasi;
(4) Evaluasi.
Kegiatan pemrograman sudah tersusun dari perusahaan sebelum kerjasama kemitraan
dilakukan dan akan terus diperbaharui oleh internal perusahaan sesuai dengan kebutuhan
mitranya. Pihak UD ataupun peternak tidak terlibat secara langsung dalam perencanaan
pembuatan program akan tetapi dalam menentukan program, yang akan diambil atau diajukan
peternak ikut terlibat didalamnya. Kiat departemen MPDD dalam menyusun programnya

5
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

yaitu dengan melihat dan menganalisa perkembangan dari seluruh mitranya dalam hal
peningkatan kualitas susu, dimana dilakukan survey dan pembinaan yang dilakukan setiap
tahunnya dengan memprioritaskan bantuan program tidak hanya untuk peningkatan kualitas
susu akan tetapi juga ke pemeliharaan sapi perah hingga ke pengolahan limbah.
Anggaran untuk program CSV akan didapatkan setelah membuat rencana anggaran dana
perdivisi dan tiap departemen, setelah rencana anggaran tersebut selesai dibuat, pihak CSV
mengajukan ke bagian direksi dan keuangan untuk dibahas dalam rencana kerja dan anggaran
dana perusahaan dan para pemegang saham perusahaan yang berada di PT. Nestle Indonesia
pusat. Setelah jumlah anggaran telah disetujui, maka dana akan cair dan dibagikan ke tiap-tiap
departemen sesuai dengan perencanaan.
Target yang ditetapkan Nestle melalui CSV yaitu terciptanya pembangunan pedesaan dan
pengembangan masyarakat, dimana tercipta peningkatan kualitas bahan baku susu yang saling
menguntungkan kedua belah pihak dengan selalu berupaya membantu peternak susu untuk
mencapai standar yang lebih baik dalam pertanian serta membantu penerapan praktik-praktik
pertanian yang berkesinambungan sehingga tercipta manfaat bersama dalam jangka panjang
dan masyarakat menjadi lebih mandiri, berdaya secara ekonomi. Hal ini sesuai dengan
komponen dasar CSR berdasarkan konsep tripple bottom line yaitu profit, yang artinya
perusahaan harus memastikan bahwa perusahaan tetap mampu memenuhi permintaan dengan
kualitas tinggi dan biaya murah sebagai sebuah perusahaan internasional yang kompetitif.
Dengan kata lain perusahaan tidak boleh hanya memiliki keuntungan bagi organisasinya saja
tetapi harus dapat memberikan kemajuan ekonomi bagi stakeholders dan shareholder.
(Elkington, 1997)
Program yang sudah tersusun sesuai perencanaan akan dikomunikasikan ke peternak
mitra Nestle secara langsung atau melalui koperasi susu, melalui usaha dagang, dan melalui
kelompok ternak di wilayah mitra Nestle. Nestle melakukan kegiatan monitoring evaluasi
berupa audit ke lapangan. Ada dua audit yang dilakukan Nestle, diantaranya :
1) Audit Bulanan
Audit ini biasanya dilakukan setiap bulan ke tiap-tiap pos penampungan susu atau ke
tempat pendingin (cooling), aspek yang dinilai yaitu kualitas susunya (TPC, bj),
kebersihan tempat penampungan dimana harus sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan oleh Nestle.
2) Audit Pertahun/Tahunan
Audit ini dilakukan secara menyeluruh mulai dari tiap pos penampungan hingga
langsung ke peternakan mitra Nestle, audit ini dilakukan beberapa kali pertahunnya,

6
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

tidak pasti intensitasnya. Aspek yang dinilai yaitu kualitas susu, kebersihan kandang
dan peralatan kandang, waktu dan cara pemerahan.

2. Pelaksanaan dan Bentuk Fasilitas yang diberikan Nestle dalam Kegiatan Creating
Shared Value (CSV)
Pelaksanaan CSV bukan hanya bantuan atau sumbangan pada suatu waktu tetapi turut
mengembangkan peternak sapi perah yang menjadi pemasok Nestle. Pelaksanaan ini
dilakukan dengan bantuan dan penerapan standar yang ketat sehingga CSV diharapkan akan
menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, terutama bagi peternak dan
Nestle. Bantuan program yang diberikan Nestle merupakan bantuan teknis dan finansial.

Tabel 2. Pelaksanaan dan Bentuk Fasilitas yang diberikan Nestle dalam Kegiatan CSV di
Desa Pudak
Indikator yang diamati Keterangan
1. Tingkat kesesuaian pelaksanaan Pelaksanaan CSV Nestle secara umum
program dengan perencanaan dilakukan dengan memperhatikan unsur
CSV perusahaan. keberlanjutan yang memperhatikan aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan.
Pelaksanaan bisa saja berubah seiring
adanya penyesuaian, seperti bertambahnya
kebutuhan peternak atau ada perubahan
standar Nestle maka pelaksanaan program
CSV dalam memfasilitasi peternak juga
akan berubah dan disesuaikan.
2. Mekanisme Nestle memfasilitasi Secara umum mekanisme pelaksanaan
CSV di Desa Pudak Wetan program yang dilakukan Nestle itu sama
yaitu dari pihak koperasi susu atau dari UD
mengajukan kepada tim peningkatan
kualitas susu Nestle, setelah mengajukan
ada tim dari Nestle yang melakukan survey
dan pihak dari Nestle yang menentukan
layak atau tidak, setelah ada kesepakatan
maka pemberian fasilitas dilaksanakan.
Nestle memberikan fasilitas berupa
pembelian barang yang disubsidi sehingga
meringankan biaya peternak.
3. Bentuk-bentuk fasilitas dari CSV a. - Bentuk sarana yang diberikan yaitu
di Desa Pudak Wetan peminjaman bunga rendah cooling unit
a. Bentuk sarana dan mobil tangki susu untuk UD.
b. Bentuk peralatan dan - Nestle menawarkan harga susu
teknologi dengan harga yang tinggi
c. Bentuk pelatihan dan perliternya yaitu Rp 5490,00/liter
penyuluhan sampai Rp 5700,00/liter sesuai
dengan kualitas susu peternak.
b. Peralatan diantaranya:
- Chopper
Chopper harga Rp 3.500.000,00/unit untuk
yang kecil disubsidi Rp 1.000.000,00 dan
chopper besar harga Rp.6.500.000,00/unit
disubsidi Rp 1.500.000,00 .
- Milkcan
7
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

Harga Rp 650.000,00/unit disubsidi


Rp.150.000,00
- Biogas
Nestle bermitra dengan HIVOS (Humanist
Institute for Development Cooperation)
untuk melaksanakan program biogas
rumah "BIRU".
Biaya Rp 6.500.000,00/unit dengan subsidi
Rp 2.500.000,00.
c. Pelatihan dan Penyuluhan diantaranya :
- Sosialisasi penanaman rumput
Taiwan Grass tahun 2010.
- Pelatihan kepada pegawai koperasi
dan UD
- Pelatihan kepada pegawai koperasi
dan UD tentang cara membangun,
merawat unit biogas dan melakukan
pemantauan serta pemeriksaan
kualitas biogas yang dilaksanakan
pada tahun 2010.
- Penyuluhan pada awal bekerjasama
sering dilakukan tentang tatalaksana
pemeliharaan sapi perah hingga ke
cara pemerahan. Biasanya diadakan
2-3 bulan sekali tergantung
kebutuhan peternak.

Berdasarkan Tabel 2 dijelaskan bahwa pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan


CSV perusahaan. Pelaksanaan CSV Nestle secara umum dilakukan dengan memperhatikan
unsur keberlanjutan yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Elkington (2006) yang menegaskan bahwa suatu perusahaan yang
ingin menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development) harus
memperhatikan “Triple P” yaitu Profit, Planet, and People. Bila dikaitkan antara 3 BL dengan
“Triple P” dapat disimpulkan bahwa “Profit” sebagai wujud aspek ekonomi, “Planet” sebagai
wujud aspek lingkungan dan “People” sebagai aspek sosial.
Mekanisme pelaksanaan program dari Nestle dimulai dari pengkomunikasian program ke
pihak UD Triwiyono. Administrasi UD Triwiyono akan menginformasikan program tersebut
saat pembagian upah kepada para peternak dibantu oleh ketua kelompok ternak sapi perah
Mulya Abadi. Peternak yang berminat akan didata oleh admin UD Triwiyono dengan
mencantumkan nama, alamat serta populasi sapi yang selanjutnya akan diajukan ke Nestle.
Tim dari Nestle akan melakukan survey kembali yaitu melihat kelayakan peternak untuk
mendapatkan program yang hasilnya ditentukan dari persyaratan standar operasional Nestle.
Pelaksanaan CSV PT.Nestle Indonesia dilakukan dengan pemberian program fasilitas yang
melibatkan administrasi Usaha Dagang Triwiyono serta ketua kelompok ternak sapi perah

8
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

Mulya Abadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahendrawan (2006) yang menyatakan bahwa
pelaksanaan CSR dilakukan dengan melibatkan program-program CSR dan para stakeholder
yang keterlibatannya ditentukan berdasarkan kondisi, prioritas dan anggaran perusahaan.
Pada awal mula bekerjasama, Nestle memberikan pinjaman bunga rendah kepada UD
Triwiyono untuk membangun pos penampungan susu yang di dalamnya terdapat tiga Cooling
Unit masing-masing berkapasitas 8000 liter agar kualitas susu dari peternak dapat terjaga
kualitasnya serta memberikan pinjaman bunga rendah untuk pengadaan mobil tangki susu.
Untuk peternak, Nestle memberikan bantuan berupa subsidi peralatan ternak yang
pembayarannya dapat dilakukan dengan kredit bulanan diantaranya:
1) Chopper
Besar subsidi yang diberikan yaitu Rp 1.000.000,00/unit chopper kecil dan Rp
1.500.000,00/unit chopper besar. Program ini dilakukan dengan dua tahap yaitu pada
tahun 2014-2016 dan diikuti oleh 64 peternak.
2) Milkcan
Besar subsidi yang diberikan yaitu Rp 150.000,00/unit. Program ini baru dimulai pada
bulan Mei 2017.
3) Biogas “BIRU”

Untuk melaksanakan program ini Nestle bermitra dengan HIVOS (Humanist Institute
for Development Cooperation) sebuah organisasi pembangunan asal Belanda sejak
tahun 2010. Setiap unit biogas bernilai Rp 6.500.000,00/unit. HIVOS dengan dana
dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda memberikan subsidi tunai Rp 2.000.000,00
untuk setiap unit biogas yang selesai dibuat sehingga Nestlé memberikan rata-rata Rp
4.500.000,00 sebagai pinjaman tanpa bunga untuk setiap unit biogas.
Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan Nestle secara umum yaitu memfokuskan
pada manajemen pemeliharaan dan cara pemerahan yang ditujukan untuk memastikan
produksi susu berkualitas tinggi dan pada saat yang bersamaan memelihara kesehatan ternak
mereka serta kebersihan kandang termasuk dalam tiga aspek yang harus diperhatikan selain
pakan yang cukup, dan menjaga bibit sapi. Penyuluhan yang dilakukan oleh Nestle dimulai
dari tahun 2010 hingga sekarang dan dilaksanakan di tiap pos atau di tiap kelompok ternak.
Pelatihan untuk peternak dilakukan pada tahun 2010 yaitu penanaman rumput Taiwan
(Pennisetum purpureum cv. Taiwan), selanjutnya pelatihan kegiatan operasional untuk
pegawai Usaha Dagang pada tahun 2009 dan pelatihan kepada pegawai UD tentang cara

9
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

membangun, merawat unit biogas dan melakukan pemantauan serta pemeriksaan kualitas
biogas yang dilaksanakan pada tahun 2010.
3. Manfaat Creating Shared Value (CSV) PT.Nestle Indonesia dalam Memfasilitasi
Usaha Ternak Sapi Perah.
CSV didefinisikan sebagai “Kebijakan dan praktik operasi yang meningkatkan daya saing
perusahaan sekaligus memajukan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat dimana perusahaan
beroperasi”. Lewat CSV perusahaan dapat membuktikan bahwa perusahaan bermanfaat
secara ekonomi, sosial dan lingkungan untuk masyarakat luas, dan membantu memecahkan
masalah yang mereka hadapi. Perusahaan nantinya akan mendapatkan kepercayaan dari
pemangku kepentingan dan masyarakat. Apabila mendapatkan kepercayaan, maka secara
tidak langsung perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam segi ekonomi, sosial dan
lingkungan selama perusahaan itu beroperasi.

Tabel 3. Manfaat Creating Shared Value (CSV) PT.Nestle Indonesia dalam Memfasilitasi
Usaha Ternak Sapi Perah.
Manfaat Peternak PT.Nestle Indonesia

Ekonomi 1. Peningkatan kualitas hidup 1. Menambah pasokan susu segar


peternak berkualitas
2. Meningkatkan pendapatan 2. Produksi produk susu perusahaan
peternak meningkat
3. Membantu dalam upaya 3. Menjaga stabilitas ekonomi
peningkatan produksi susu perusahaan
peternak
4. Menyediakan kemudahan
dalam pemasaran susu

Sosial 1. Membangun relasi dengan 1. Membangun relasi yang baik


Nestle dengan para stakeholders:
2. Terciptanya hubungan yang - Peternak mitra Nestle
baik antara sesama peternak - Pihak Usaha Dagang (UD)
- HIVOS Belanda
- Aparatur setempat dan tokoh
masyarakat
2. meraih penghargaan tahunan
Sustainable Business Awards
(SBA) selama tiga tahun berturut-
turut
Lingkungan 1. Bantuan subsidi pengolahan 1. Pencegahan pencemaran
limbah kotoran ternak lingkungan
menjadi biogas rumah 2. lingkungan mitra Nestle menjadi
(BIRU) lebih terawat dan terjaga dari
2. Pelestarian desa Pudak limbah kotoran ternak sapi perah.
Wetan dengan penanaman
rumput Taiwan grass yang
dapat dijadikan pakan sapi
perah.

10
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

1) Manfaat Creating Shared Value (CSV) dalam Aspek Ekonomi


Berikut ini adalah hasil dari berjalannya program CSV yang memberikan manfaat
ekonomi baik untuk usaha ternak sapi perah dan juga bagi PT. Nestle Indonesia.
a. Manfaat ekonomi bagi peternak sapi perah
Manfaat secara ekonomi, secara langsung dirasakan oleh peternak mitra Nestle karena
para peternak menjual seluruh hasil produksi susunya melalui Nestle dengan harga yang
cukup tinggi yaitu Rp 5490,00/liter sampai Rp 5700,00/liter sesuai dengan kualitas susu
peternak sehingga mempermudah peternak dalam memasarkan produk susu segar
mereka, terlebih lagi Nestle memberikan bonus tambahan apabila susu yang dijual
peternak kualitasnya sangat baik. Hal ini memungkinkan peternak untuk dapat
meningkatkan pendapatan mereka dan mendorong para peternak untuk berlomba dalam
meningkatkan kualitas susu sapi perah yang mereka miliki. Pendapatan peternak yang
meningkat akan mempermudah peternak dalam menambah populasi ternak sapi mereka
sehingga kualitas hidup peternak meningkat. Program lain seperti pengadaan chopper,
milkcan, biogas juga meningkatkan penggunaan teknologi peternak dan meringankan
biaya yang dikeluarkan peternak lewat subsidi dari Nestle.
b. Manfaat ekonomi bagi PT.Nestle Indonesia
Manfaat yang didapatkan PT. Nestle Indonesia secara ekonomi dengan lengkapnya
fasilitas yang dimiliki oleh koperasi-koperasi atau UD mitra Nestle serta bertambahnya
pengetahuan peternak terhadap pemeliharaan sapi perah, maka perusahaan dapat
menambah pasokan susu segar yang berkualitas sesuai dengan pedoman pembelian bahan
baku pertanian yang bertanggung jawab, sehingga meningkatkan jumlah produksi produk
susu perusahaan.

2) Manfaat Creating Shared Value (CSV) dalam Aspek Sosial


Berikut ini adalah hasil dari berjalannya program CSV yang memberikan manfaat sosial
baik untuk usaha ternak sapi perah dan juga bagi PT. Nestle Indonesia.
a. Manfaat sosial bagi peternak sapi perah
Secara sosial yang dirasakan oleh peternak yaitu membangun hubungan baik dengan
pihak Usaha Dagang (UD) dan PT.Nestle Indonesia. Dengan adanya pelatihan dan
penyuluhan para peternak yang bermitra pun jadi belajar bagaimana cara beternak
bersama-sama sehingga tercipta komunikasi yang saling menguntungkan antara para

11
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

peternak maupun dengan pihak UD dan Nestle. Hubungan baik yang diterima peternak
dari Nestle juga terjaga dengan baik, seperti pada saat perayaan ulang tahun PT.Nestle
Indonesia yang ke-150 , Nestle mengundang perwakilan peternak hadir dalam perayaan
di Pabrik Nestle Kejayan, Pasuruan tepatnya di KSU “SAE” Pujon.
b. Manfaat sosial bagi PT.Nestle Indonesia

Secara sosial dengan adanya peran CSV dalam memfasilitasi usaha ternak sapi perah
sudah dipastikan bahwa perusahaan membangun relasi yaitu bermitra dengan para
stakeholders diantaranya peternak sapi perah di Desa Pudak Wetan dan UD Triwiyono
dalam mengembangkan usahanya dalam mencapai manfaat bersama. Perusahaan juga
dapat mempunyai kemampuan untuk mempertahankan tingkat profitabilitas, dalam
jangka panjang, memperoleh pandangan positif dari masyarakat dan memperoleh
kesempatan pengembangan bisnis usaha baru.

3) Manfaat Creating Shared Value (CSV) dalam Aspek Lingkungan


Berikut ini adalah hasil dari berjalannya program CSV yang memberikan manfaat
lingkungan baik untuk usaha ternak sapi perah dan juga bagi PT. Nestle Indonesia.
a. Manfaat lingkungan bagi peternak sapi perah

Manfaat dari aspek lingkungan yang dirasakan peternak yaitu adanya pelatihan dan
pemberian bibit Taiwan grass di Desa Pudak Wetan memudahkan peternak dalam
mencukupi kebutuhan pakan ternak mereka, selain itu adanya penanaman Taiwan grass
membantu melestarikan lingkungan. Adanya program biogas “BIRU” dapat (1)
meningkatkan akses ke energi yang terjangkau melalui penggunaan biogas, dan; (2)
mengurangi dampak kesehatan dan lingkungan yang negatif akibat dari kegiatan
budidaya sapi perah contohnya yaitu mengindari penumpukan kotoran sapi perah yang di
dalamnya terkandung gas metana yang berdampak bagi kesehatan dan lingkungan.
b. Manfaat lingkungan bagi PT.Nestle Indonesia
Manfaat lingkungan tidak langsung dirasakan bagi PT.Nestle Indonesia akan tetapi,
program yang Nestle jalankan yaitu biogas rumah ‘BIRU’ selain memberi manfaat bagi
peternak juga memberikan dampak positif bagi Nestle yang mengadakan program
tersebut dengan bantuan HIVOS manfaatnya yaitu lingkungan mitra Nestle menjadi lebih
terawat dan terjaga dari limbah kotoran ternak sapi perah khususnya kandang sehingga
sapi perah dapat terjaga kebersihannya dan lebih terhindar dari penyakit.

12
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

KESIMPULAN
1) Perencanaan CSV yang di jalankan PT.Nestle Indonesia sesuai dengan tahapan
perencanaan CSR pada umumnya yang mencangkup survey, perumusan program,
pengkomunikasian program, pelaksanaan program dan evaluasi.
2) Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai perencanaan dengan melibatkan pihak
Usaha Dagang (UD) dan Kelompok ternak sapi perah di Desa Pudak Wetan melalui
pemberian fasilitas berupa pinjaman bunga rendah, subsidi peralatan, pelatihan dan
penyuluhan.
3) Manfaat utama pelaksanaan CSV yaitu dihasilkan susu dengan kualitas baik,
pendapatan peternak bertambah, terjalin relasi yang baik antara PT.Nestle Indonesia
dengan stakeholders, serta memelihara lingkungan dari limbah ternak menjadi biogas
yang bernilai ekonomis.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang diberikan, mencangkup :
1) PT.Nestle Indonesia diharapkan dapat meminimalkan standar persyaratan peternak dalam
mengikuti program agar meringankan beban peternak serta program bagi pengembangan
pedesaan khususnya program bagi peternak sapi perah di Desa Pudak Wetan harus selalu
ditingkatkan dan disesuaikan dengan kebutuhan peternak mitra sehingga peternak lebih
bisa merasakan manfaat yang lebih banyak dari peran CSV PT.Nestle Indonesia.
2) Peternak mitra Nestle harus dapat memanfaatkan bantuan dan kesempatan seperti subsidi,
pinjaman bunga rendah, pelatihan dan penyuluhan yang diberikan PT. Nestle Indonesia
dengan baik agar memudahkan pengembangan usaha ternak sapi perah di Desa Pudak
Wetan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada dosen pembimbing utama Dr. Ir. Unang
Yunasaf M, Si., dan kepada dosen pembimbing anggota Syahirul Alim, S.Pt., M.Si., yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, saran, serta bimbingan dalam
langkah penulisan dan penyelesaian penyusunan artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adriyani, Y. H. Suhartini, Aunorohman, Prayitno dan A. Priyono.1980. Pengantar Ilmu
Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

13
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

Anggraini, Fr Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan
(Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Symposium National Accounting IX. Padang.
Ayuningtyas, Dewi. 2008. Analisis Bentuk-Bentuk Corporate Social Responsibility Serta
Pengungkapannya Pada Perusahaan-Perusahaan. Skripsi. Universitas Brawijaya,
Malang.
Bamualim, A. M., Kusmartono, dan Kuswandi. 2009. Aspek Nutrisi Sapi Perah. Profil
Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. LIPI Press, Jakarta.
Basuki, Sulistyo. 2010. Metode Penelitian. Penaku, Jakarta.
Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pemikiran dalam Sosiologi. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Bakely, J., Bade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Cutlip, Scott M. Allen H, Center. Broom. 2006. Effective Public Relation. Edisi
Kesembilan. Terjemahan. Kencana, Jakarta.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. 2015. Data Statistik Pupolasi Ternak.
http://disnak.jatimprov.go.id. (diakses tanggal 31 Januari 2017, pukul 04.00 wib).
Elkington, John. 1997. Cannibals with Forks : The Tripple Bottom Line of 21 st Centaury
Business. Oxford. UK : Capstone.
Kusmaningsih, Susilowati, Dan Diwiyanto, K. 2008. Prospek dan Pengembangan
Usaha Sapi Perah di Jawa Tengah Menyongsong MDG’s 2015. Prosiding Semiloka
Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Bebas-2020, Hlm: 404-412. Puslitbang
Peternakan, Bogor. (diakses tanggal 31 Januari 2017, pukul 15.10 wib).
Lingathurai, S, Vellathurai, P, Vendan, S. E, and Anand, A. A. P. 2009. A comparative study
on the microbiological and chemical composition of cow milk from different
locations in Madurai, Tamil Nadu. Indian Journal of Science and Technology.
Vol.2 No 2 (Feb. 2009):51-54. ISSN: 0974- 6846, India. (diakses tanggal 12
September 2017, pukul 20.15 wib).
Miles, Mattew B dan Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber
tentang Metode-metode Baru. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Moleong, L.J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mosher, A.T., 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasaguna, Jakarta.
Mubyanto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Pustaka LP3ES Indonesia anggota
IKAPI, Jakarta.
Rahendrawan. 2006. Coorporate Social Responsbility : A Merecharity Cost For Company:
Economics Business Accounting Review. Edisi III/September-Desember 2006.
Rustamadji, B. 2004. Dairy Science l. Laboratory of Dairy Animal.Faculty of Animal
Science Gadjah Mada University, Yogyakarta.

14
Peran CSV dalam Memfasilitasi Usaha Ternak …….……………………...Herda Yulpraptiwi

Said, Zaimdan Hamid Abidin. 2004, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek
Kedermawanan Sosial di Indonesia. Piramedia, Jakarta.
Santosa, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan I. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sarbin, TR & Allen, VL, 1968, Peran teori. Dalam Lindzey G. & E. Aronson(Eds.),
Handbook of psikologi sosial (2nd Ed.) ( Vol.1, hal 488, 567), Reading,
MA:Addison-Wesley.
Siregar, S. B. 2001. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Subandriyo dan Adiarto. 2009. Sejarah Perkembangan Peternakan Sapi Perah. LIPI Press,
Jakarta.
Sudono, A., R.R. Fina dan B. Setyawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Suharto, Edi. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan ApaManfaatnya Bagi
Perusahaan. (Tersedia dalam World Wide Web http://www.policy.hu/suharto/Naskah
%20PDF/CSRIntipesanJkt.pdf)
Soehadji, 2009. Sejarah Perkembangan Industri Persusuan. Direktorat Jendal Industri
Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 2002. Teori Peranan. Bumi Aksara, Jakarta.
Soekardono. 1983. Hukum Dagang Indonesia Bagian Pertama, Dian Rakyat, Jakarta.
Tan dan Willie. 2002. Practical Research Methods. Singapore: Prentice Hall.
Waddock, Sandra A and Samuel B. Graves. 1997. The Corporate Social Performance
Financial Performance Link. Strategic Management Journal, 18(4). (Apr..,1997):
303-319

15

Anda mungkin juga menyukai