Anda di halaman 1dari 11

1

BIOLOGI MOLEKULER
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Anestesiologi dan Reanimasi

I PENDAHULUAN

Fungsi utama dari kulit adalah sebagai pelindung tubuh terhadap lingkungan.

Kehilangan integritas kulit yang luas karena kecelakaan atau penyakit dapat

menyebabkan ketidakseimbangan atau bahkan kematian. Setiap tahun di Amerika

lebih dari 1,25 juta orang mengalami luka bakar dan 6,5 juta dengan luka kulit yang

kronis disebabkan tekanan, stasis vena, atau diabetes melitus .

Tujuan utama pengobatan luka adalah luka menutup secara cepat, fungsi, sakit

dan bekas luka yang minimal. Kemajuan di bidang sel dan biologi molekuler telah

berkembang pesat dan membuat kita paham tentang proses yang berhubungan dengan

perbaikan luka serta regenerasi jaringan, sehingga mengacu pada semakin baiknya

terapi luka.

Proses penyembuhan luka merupakan proses yang dinamis, interaktif dan

berhubungan dengan mediator soluble, sel darah, matrix ekstraseluler, serta sel

parenkhimal. Penyembuhan luka mempunyai tiga fase yaitu inflamasi, pembentukan

jaringan, dan perbaikan jaringan yang terjadi secara bersamaan.

II PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Jaringan dapat rusak karena trauma, inflamasi, proses kimia, serta luka bakar.

Proses selanjutnya adalah perbaikan luka yang prosesnya terorganisir dengan baik

tergantung dari fungsi interaksi antar sel ( fibroblast, sel endotel, sel immune ),

cytokine, protease, dan protein - protein dari matrix ekstraseluler. Setelah luka terjadi,
2

reaksi inflamasi dapat diamati dengan adanya sel-sel darah dan molekul plasma pada

daerah luka. Respon yang terjadi adalah rusaknya pembuluh, peningkatan suhu, dan

peningkatan permeabilitas kapiler. Proses penyembuhan dari luka terbagi dalam 3 fase

yaitu, fase inflamasi, fase pembentukan jaringan dan fase perbaikan dari jaringan itu

sendiri.

Perbaikan jaringan yang rusak membutuhkan pembagian sel dan pemindahan

sel, yang dimulai dengan aktifitas growth factor (wound hormone) yang dikeluarkan

oleh sel yang rusak.

Terdapat dua tipe pemulihan luka yaitu tipe regenerasi dan tipe fibrosis yang

tergantung dari kerusakan jaringan dan hebatnya luka yang terjadi. Proses regenerasi

adalah apabila jaringan yang rusak diganti oleh jaringan yang sama, sedangkan proses

fibrosis berhubungan dengan proliferasi dari jaringan ikat fibrosis yang disebut

jaringan luka atau scar.

2.1 Fase Inflamasi

Pada proses inflamasi yang terjadi dalam 24 jam, neutrofil muncul pada

pinggir luka , bergerak ke arah gumpalan fibrin . Epidermis pada daerah luka menebal

karena hasil dari aktifitas mitotik dari basal sel, dalam 24 – 48 jam spurs dari sel

epitelial bermigrasi dan berkembang sepanjang sisi bekas luka pada daerah dermis,

menimbun komponen sumsum tulang pada saat bergerak. Mereka bersatu pada garis

tengah dibawah permukaan jaringan yang telah kering atau sering disebut keropeng,

produksi terus berlangsung pada lapisan epithelial yang tipis.


3

Proses penyembuhan luka setelah 6 jam

Proses penyembuhan luka setelah 14 jam

Proses penyembuhan luka setelah 23 jam

Kerusakan jaringan mencetuskan reaksi inflamasi, awalnya pelepasan

histamine dan zat-zat inflamasi lainnya oleh sel jaringan yang luka, makrofag, mast

sel, dan lain-lain, kapiler berdilatasi dan menjadi permeable. Hal ini mengisolasi

daerah luka agar terhindar dari bakteri , toksin atau zat-zat berbahaya lainnya.

Respon perbaikan luka diawali pada saat luka tejadi, Luka operasi atau luka

trauma merusak struktur dari jaringan dan menyebabkan pedarahan. Pertama-tama

darah memenuhi luka dan terdapat kolagen dalam darah yang menyebabkan

degranulasi platelet dan aktifasi Hageman factor . Hal ini menyebabkan pergerakan

dari beberapa sistem biologi yang memperkuat satu sama lain termasuk komplement

kinin, tahap pembekuan , dan generasi plasmin. Hal ini menyebabkan saling

menguatkan antara signal luka yang asli dan tidak hanya terjadi pembekuan saja, tapi

bersatu dengan sisi-sisi luka, dan juga mengakumulasi mitogen dan chemoattractans

pada sisi luka.


4

Produksi dari kinin dan prostaglandin menyebabkan vasodilatasi dan

peningkatan permeabilitas pembuluh kecil di daerah luka., hasilnya adalah oedema

atau bengkak yang terjadi di sekitar daerah luka yang menyebabkan sakit dan

benjolan yang terjadi pada awal terjadinya luka. Dalam 6 jam sel immune mulai

muncul pada luka, PMN adalah sel leokosit darah pertama yang masuk di daerah

luka. Mereka pertama-tama muncul di luka setelah terjadinya luka dan kemudian

jumlah nya semakin bertambah secara bertahap, terbanyak pada 24-48 jam. Fungsi

utamanya adalah untuk memfagosit bakteri yang telah dikenal pada saat terjadi luka.

PMN tidak selalu harus ada pada luka untuk terjadinya penyembuhan luka yang

normal , dengan proses penyembuhan biasanya ketidakhadiran PMN menunjukan

bahwa tidak ada kontaminasi bakteri pada luka. Bila tidak ada infeksi, PMN hanya

hidup sebentar pada luka dan jumlah nya berkurang dengan cepat setelah 3 hari. .

Sel imun yang selanjutnya masuk pada daerah luka adalah makrofag. Sel ini

berada dari sirkulasi monosit dengan kombinasi dari migrasi dan khemotaksis.

Pertama muncul dalam 48-96 jam setelah terjadinya luka dan puncaknya pada hari ke

3 setelah luka. Makrofag ini mempunyai waktu hidup yang lebih lama dari PMN dan

berada pada luka sampai proses penyembuhan selesai. Kehadirannya diikuti oleh

Limfosit T, yang muncul dalam jumlah tertentu sekitar hari ke 5 setelah luka terjadi,

dengan jumlah terbanyak pada hari ke 7. Sebaliknya dari PMN keberadaan kedua

makrofag dan limfosit pada luka sangat penting dalam proses penyembuhan yang

normal.

Makrofag seperti halnya neutrofil memfagosit serta memakan organisme

patologis dan jaringan debris. Tambahannya makrofag mengeluarkan banyak

substansi biologi aktif. Substansi-substransi ini banyak memfasilitasi kebutuhan sel

inflamasi tambahan dan membantu makrofag dalam dekontaminasi dan debridemen


5

jaringan. Growth factor dan substansi-substansi lainnya juga dikeluarkan untuk

kepentingan inisiasi dan membantu pembentukan jaringan granulasi. Transmiter

interseluler ini dikenal sebagai cytokine.

2.2 Fase Pembentukan Jaringan

Hari ke 3, neutrofil telah diganti kedudukannya oleh makrofag. Jaringan

granulasi secara cepat menginvasi daerah luka. Serat kolagen sekarang muncul pada

sisi daerah luka, tapi awalnya kolagen tidak menyebrang daerah luka. Sel epithelial

terus berproliferasi, lapisan penutup daerah epithel menebal.

Hari ke 5, daerah luka dipenuhi oleh jaringan granulasi. Neovaskularisasi

sudah maximal. Fibril kolagen menjadi lebih banyak dan mulai menyebrangi daerah

luka. Epidermis menutupi dengan ketebalan normal, dan diferensiasi sel permukaan

menghasilkan struktur epidermal matang dengan permukaan yang berkeratin .

Dengan tidak adanya infeksi atau kontaminasi maka fase inflamasi

berlangsung lebih cepat, dan setelah luka benar-benar bersih dari material yang tidak

diinginkan maka dimulai proses proliferasi. Fase proliferasi dimulai dengan


6

pembentukan jaringan granulasi pada luka. Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi

berbagai elemen seluler termasuk fibroblast dan sel inflamasi, bersamaan dengan

kapiler-kapiler baru dalam kolagen matrik ekstraseluler, fibronektin, dan asam

hyaluronic. Fibroblast pertama muncul dalam jumlah tertentu pada hari ke 3 setelah

terjadinya luka dan mencapai puncaknya pada hari ke 7. Peningkatan jumlah

fibroblast pada daerah luka terjadi melalui kombinasi proliferasi dan migrasi .

Fibroblast terbentuk dari sel mesenkimal lokal, terutama yang berhubungan dengan

pembuluh darah adventitia. Terjadinya luka menyebabkan fibroblast terinduksi untuk

berproliferasi dan menarik diri ke dalam luka dengan kombinasi produksi cytokine

awal oleh platelet dan kadang oleh makrofag dan limfosit . Fibroblast sebagai elemen

sintesis yang utama pada proses perbaikan ini bertanggung jawab untuk memproduksi

struktur-struktur protein yang digunakan pada rekontruksi jaringan. Secara spesifik,

fibroblast menghasilkan kolagen dalam jumlah banyak.

2.3 Perbaikan Jaringan

Pada minggu ke 2, terjadi akumulasi kolagen yang terus-menerus dan

proliferasi dari fibroblast. Selain itu infiltrasi leukosit, edema, dan peningkatan

vaskularisasi menghilang. Pada saat ini berlangsung proses pembersihan dan di akhiri

dengan peningkatan akumulasi kolagen pada bekas luka, disertai dengan pengurangan

saluran vaskuler.
7

Pada akhir bulan pertama, bekas luka terdiri dari sel penghubung jaringan

tanpa infiltrat inflamasi, dan tertutup oleh epidermis yang utuh. Dermal tambahan

yang telah rusak pada garis insisi telah hilang. Kekuatan daerah luka agar dapat

meregang telah meningkat, tapi perlu beberapa bulan bagi daerah luka untuk kembali
8

ke kekuatan maximal. Walaupun kebanyakan lesi kulit sembuh secara efisien, hasil

akhirnya mungkin tidak berfungsi secara sempurna . Epidermal tambahan tidak

beregenerasi , dan tetap menjadi jaringan tebal sebagai kolagen yang gagal pada

dermis yang tidak luka.

2.4 Penyembuhan Luka yang Abnormal

Pada beberapa kasus tertentu, penyembuhan luka dapat berjalan lebih lama

dari yang seharusnya, contohnya kasus penyembuhan luka pada pasien yang

menderita ulkus diabetik. Pada pasien ulkus diabetik, karena adanya iskemik pada

pembuluh darah maka akan menghambat suplai oksigen dan nutrisi pada daerah luka.

Selain itu pada pasien diabetes terjadi gangguan fungsi granulosit dan kemotaktis. Hal

lainnya yang terjadi pada pasien dengan ulkus diabetikum adalah proses inflamasi

yang berkepanjangan, gangguan neovaskularisasi, penurunan sintesa kolagen,

peningkatan proses proteinase, dan gangguan fungsi makrofag.

Keloid dan hypertropi bekas luka merupakan gangguan dari proses penyembuhan

luka dimana terjadi akumulasi jaringan kolagen yang berlebihan pada daerah bekas

luka.
9

DAFTAR PUSTAKA

1. Cotran, Kumar.,Collins. Robbins. Pathologic Basic of Disease., sixth edition.


Saunders 1999.

2. Elaine Marieb .Human Anatomy and Physiology, fourth edition, Edison


Community College .California. 1998 ;pg 134-139 .

3. Vincent Falanga. Journal of Cotaneous Medicine and Surgery. Hamilton: Dec


1998. Vol 3 pg S1,5 pgs.

4. Royal College of Surgeons of Edinburg, Surgical Knowledge and Skills


Website
10
11

Anda mungkin juga menyukai