Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu variable yang sangat menentukan mutu
pendidikan di sekolah. Kewajiban guru sebagaimana disebutkan dalam
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan penilaian
serta tindak lanjut.
Sejalan dengan uraian di atas maka agar kewajiban guru dapat diketahui
keterlaksanaannya, maka dalam implementasinya perlu dipantau oleh kepala
sekolah. Sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 20007
tentang Standar Proses, kegiatan pemantauan proses pembelajaran merupakan: (a)
kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran., (b) dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan,
pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi, dan (c) kegiatan yang
menjadi tanggung jawab kepala dan pengawas satuan pendidikan..
Laporan ini menyajikan hasil pemantauan proses pembelajaran yang
dilakukan kepala sekolah kepada guru yang meliputi pemantauan perencanaan
pembelajaran, proses kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Penulis berharap laporan pemantauan ini dapat memberikan konstribusi
kepada Pengawas Sekolah UPT Dinas Pendidikan Unit Kecamatan Buayan untuk
memberikan pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan terhadap para guru.

B. Fokus Masalah
Sesuai latar belakang di atas, maka fokus permasalahan pada laporan pemantauan
proses pembelajaran ini adalah :
1. Apakah perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sudah sesuai dengan
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses?
2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah mencerminkan
PAIKEM ?
3. Apakah penilaian yang dilakukan guru sudah sesuai dengan Standar Penilaian?
4. Apakah administrasi pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru sudah terpenuhi?

C. Tujuan Pemantauan Proses Pembelajaran


Adapun tujuan pemantauan proses pembelajaran adalah untuk mengetahui:
1. kemampuan guru dalam pembuatan perencanaan pembelajaran,

1
2. kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan
3. kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, dan
4. kemampuan guru dalam mengelola kelas.

D. Ruang Lingkup
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi maka, ruang lingkup pemantauan proses
pembelajaran meliputi :
1. Pemantauan Perencanaan Pembelajaran :
a. Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar dan dampak pengiring
b. Pemilihan materi ajar yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta
didik
c. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan sistematika materi dan
kesesuaian dengan alokasi waktu)
d. Pemilihan sumber pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan
kesesuaian dengan alokasi waktu)
e. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup
f. Penerapan Model PAIKEM dalam RPP
g. Pemilihan Media Pembelajaran
2. Pemantauan Pelaksanaan Proses Pembelajaran :
a. Kegiatan pra pembelajaran
b. Kegiatan membuka pembelajaran
c. Kegiatan inti pembelajaran
d. Kegiatan menutup pembelajaran
3. Pemantauan Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran :
a. Penyusunan kisi-kisi dan perangkat soal
b. Alisis hasil penilaian
c. Tindak lanjut
4. Pemantauan Pengelolaan Kelas
a. Administrasi pembelajaran
b. Administrasi Kelas
BAB II
KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Kerangka Berpikir
Siklus Kerangka berpikir pemantauan proses pembelajaran dan pemecahan
masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah sebagai
berikut .
Kegiatan pemantauan pembelajaran diawali dengan penyusunan program
kerja yang dilandasi oleh hasil evaluasi pengawasan pada tahun sebelumnya.
Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti

2
pemantauan yang meliputi pemantauan perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan administrasi pengelolaan kelas pada semua guru di sekolah.
Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil
pemantauan pada setiap guru. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan
hasil pemantauan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas kepala
sekolah sebagai penyelia dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan
di sekolah yang dipimpinnya.
Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pemantauan pembelajaran
adalah menetapkan tindak lanjut untuk pembinaan guru.

B. Pemecahan Masalah
Optimalisasi pencapaian satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh
proses yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif dan terjadwal .
Sekolah dan Dinas Pendidikan seyogyanya memiliki kemampuan dalam
membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran dengan
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang dimiliki serta
menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor
penghambat.
Perencanaan pemantauan direalisasikan dalam bentuk tindakan
pemantauan. Tindakan pemantauan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Cara, teknik, prosedur, dan instrumen yang digunkanakan mengacu kepada
program atau rencana yang dibuat. Dengan acuan itu setiap aktifitas pemanataun
akan dapat dikendalikan dan diukur. Produknya atau hasilnya adalah data atau
informasi dalam bentuk dokumen, rekaman, atau catatan. Jadi, pada dasarnya
memantau adalah melaksanakan program pemantauan untuk mengumpulkan
informasi atau data yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi ril proses
pembelajaran pada satuan pendidikan.
Hasil pemantauan awal merupakan dasar pealksanaan supervisi.Jika hasil
pemantauan menggambarkan kondisi yang kurang atau belum baik, maka supervisi
ditetapkan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Kalau hasil
pemantauan mendeskripsikan kondisi yang telah baik, supervisi ditetapkan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

3
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE

A. Pendekatan
1. Kooperatif
Yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan
bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif
Yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas di
mana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan
melengkapi .

B. Metode

4
Menurut Permendikbud Nomor RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses,
kegiatan pemantauan proses pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi kelompok
terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.:
1. Pengamatan/ Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Keunggulan metode ini adalah
banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih
akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya
hanya dengan observasi.
Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan
pengamatan dan mengingat.
Metode tersebut oleh kepala sekolah digunakan untuk melakukan pemantauan
di kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran .
2. Studi dokumen
Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis
(diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian
yang sistematis, padu dan utuh.
Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang
dilaporkan dalam penelitian melainkan hasil analisis terhadap dokumen-
dokumen tersebut.
Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP dan administrasi pengelolaan
kelas untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses dan standar
pengelolaan.
3. Wawancara
Metode ini digunakan untuk menggali data dari guru tentang kesiapannya
dalam pembelajaran serta untuk membuat kesepakatan waktu dan obyek
pemantauan.

Dari beberapa pendekatan dan metode di atas, pada intinya digunakan untuk saling
melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk
dijadikan dasar pembuatan pelaporan .

5
BAB IV
HASIL PEMANTAUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemantauan
Kegiatan pemantauan sebagaimana telah diuraikan dalam program
pemantauan meliputi: 1) pemantauan perencanaan pembelajaran 2) pemantauan
proses kegiatan pembelajaran 3) pemantauan penilaian pembelajaran, dan 4)
pemantauan administrasi pengelolaan kelas.
Adapun hasil kegiatan pemantauan tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai
Tgs.
No Nama Guru Perenc. Pelaks. Penil. Adm. Rata-
Kls
Pmbljr Pembljr Pmbljr Kls. rata
1 SURAT, A.Ma Pd. I 78 85,00 81,25 85,00 82,31
2 AGUNG SUBARKAH, S. Pd. II 76 80,00 81,25 73,75 77,75
3 SAPON, A. Ma Pd. III 82 80,83 81,25 83,75 81,96
TEGUH PAMUNGKAS, S. 86 79,17 83,33 80,00 82,13
4 IV
Pd.SD
5 MASIMAN, S. Pd. SD V 84 78,33 83,33 85,00 82,67
6 PUJI WARASIH, S. Pd. SD VI 83 80,83 83,33 83,75 82,73
7 ALIF MAISYAROH, S.Pd.I I-IV 72 78,33 79,17 73,21 75,68
8 NOVIANA SARASATI, S.Pd.I V-VI 78 79,17 79,17 75,00 77,83
9 EKO WAHYUDI, S.Pd III-VI 78 75,00 77,08 69,64 74,93
RATA-RATA 81,50 80,69 82,29 81,88 79,78

B. Pembahasan

6
Berdasarkan hasil pemantauan seperti tercantum pada tabel di atas dapat
disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, dari 9 orang guru yang
mendapat nilai antara 86 - 100 dengan kategori Sangat Baik 0 orang (0%),
yang mendapat nilai antara 71 - 85 dengan kategori Baik 9 orang (100%),
yang mendapat skor antara 56 - 70 dengan kategori Cukup 0 orang (0%), dan
yang mendapat nilai ≤ 55 dengan kategori kurang 0 orang (0%). Sedangkan
nilai rata-ratanya 83,83 dengan kategori Baik.
2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dari 9 orang guru yang
mendapat nilai antara 86 - 100 dengan kategori Sangat Baik 0 orang (0%),
yang mendapat nilai antara 71 - 85 dengan kategori Baik 9 orang (100%),
yang mendapat skor antara 56 - 70 dengan kategori Cukup 0 orang (100%),
dan yang mendapat nilai ≤ 55 dengan kategori kurang 0 orang (0%).
Sedangkan nilai rata-ratanya 82,92 dengan kategori Baik.
3. Kemampuan guru dalam penilaian pembelajaran, dari 9 orang guru yang
mendapat nilai antara 86 - 100 dengan kategori Sangat Baik 0 orang (0%),
yang mendapat nilai antara 71 - 85 dengan kategori Baik 9 orang (100%),
yang mendapat skor antara 56 - 70 dengan kategori Cukup 0 orang (0%), dan
yang mendapat nilai ≤ 55 dengan kategori kurang 0 orang (0%). Sedangkan
nilai rata-ratanya 84,38 dengan kategori Baik.
4. Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, dari 9 orang guru yang mendapat
nilai antara 86 - 100 dengan kategori Sangat Baik 0 orang (0%), yang
mendapat nilai antara 71 - 85 dengan kategori Baik 8 orang (88,9%), yang
mendapat skor antara 56 - 70 dengan kategori Cukup 1 orang (11,1%), dan
yang mendapat nilai ≤ 55 dengan kategori kurang 0 orang (0%). Sedangkan
nilai rata-ratanya 83,33 dengan kategori Baik.
5. Nilai rata-rata, dari 9 orang guru yang mendapat nilai antara 86 - 100 dengan
kategori Sangat Baik 0 orang (0%), yang mendapat nilai antara 71 - 85
dengan kategori Baik 9 orang (100%), yang mendapat skor antara 56 - 70
dengan kategori Cukup 0 orang (0%), dan yang mendapat nilai ≤ 55 dengan
kategori kurang 0 orang (0%). Sedangkan nilai rata-ratanya 79,78 dengan
kategori Baik.

7
C. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil supervisi di atas dapat dilakukan tindak lanjut sebagai berikut :
1. Bagi guru yang memperoleh nilai dengan kategori cukup ke bawah harus dibina
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
2. Bagi guru yang memperoleh nilai dengan kategori Baik juga perlu dibina untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Sedang Bagi guru yang sudah memperoleh nilai dengan kategori Amat Baik
diberi penghargaan, namun kepadanya masih terus dibina untuk
mempertahankan kualitas pembelajaran.

8
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa pemantauan
yang dilaksanakan secara tepat akan mempermudah kepala sekolah dalam
melaksanakan pembinaan/ supervisi kepada guru yang mengalami kesulitan.

B. REKOMENDASI
1. Untuk meningkatkan kinerja guru, pemangku kepentingan tingkat kabupaten perlu
membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan prasarana seperti yang
segera dipenuhi RKB, Ruang perpustakaan ,Ruang Laboratorium, Lap Top, LCD.
2. Sosialisasi Permendiknas no.41 th.2007 tentang standar proses terus dilakukan
selama penyusunan RPP belum mengacu ke sana.
3. Adanya pelatihan pemanfaatan komputer sebagai alat bantu / media
pembelajaran .Misal dengan aplikasi software : power point ,Ms word dan Exel
atau yang lain selama membantu guru dalam PBM.

Anda mungkin juga menyukai