Sop - Perpajakan
Sop - Perpajakan
Ketentuan Umum
Teknik pengujian /
PPh Pasal 21 PPh 23/26/4(2)
equalisasi pajak
•PTKP harus sesuai •Memotong PPh 23 atas •Equalisasi Arus Barang
dengan status karyawan transaksi pembayaran •Equalisasi Arus Uang
di awal tahun. atas jasa & sewa. •Equalisasi Arus Hutang
•Melakukan rekonsiliasi •Memotong PPh 26 atas •Equalisasi Arus Piutang
SPT Masa dengan Ledger. transaksi pembayaran
•Menghitung ulang PPh 21 kepada WP
berdasarkan SSP. berkewarganegaraan
•Membuat bukti potong asing.
PPh 21 ( Form 1721 A1) •memotong PPh 4(2) atas
dan diberikan kepada transaksi pembayaran
karyawan yang sewa gedung .
mempunyai NPWP. •Melakukan rekonsiliasi
dengan GL.
•Membuat SPT dan Bukti
Potong .
Keterangan :
2. Bag. pajak harus memastikan Penjadwalan penyelesaian kewajiban dan SPT sesuai
jadwal yang ditentukan oleh regulasi pajak Indonesia,
Memberikan informasi yang lengkap kepada otoritas pajak, Penggunaan secara
maksimal fasilitas dan manfaat pajak sesuai undang-undang dan regulasi pajak, juga
batasan hukum pajak yang relevan.
3. Bag. pajak akan mereview rekonsiliasi yang dibuat dan mengambil tindakan berdasarkan
rekonsiliasi tersebut jika dibutuhkan. Mengadakan rapat pajak bulanan untuk membahas
regulasi pajak Indonesia terkini.
4. Bag. pajak bertanggungjawab untuk menangani semua permintaan dari audit pajak dan
mengkomunikasikan hasil audit kepada Direktur sebelum mengadakan konferensi
penutup audit pajak dengan auditor pajak.
Memuat slip pajak bulanan (SSP) and surat pemberitahuan pajak bulanan (SPT),
dan segera mengarsipkan SPT tersebut kepada kantor pajak yang terkait.
Membuat surat-surat pemberitahuan pajak dengan mengimplementasikan e-SPT
yang diperlukan.
1. Perusahaan harus membuat faktur pajak dan membebankan PPN kepada pelanggan
untuk semua transaksi yang terkena PPN dan melaporkannya kepada otoritas pajak.
5. Faktur Pajak Masukan diakui dan dicatat ke dalam ledger, jika barang sudah dikirim
atau pembayaran dari pelanggan sudah diterima, yang mana lebih dulu terjadi.
6. PPN Keluaran diakui dan Faktur Pajak dibuat pada saat barang diterima atau
pembayaran dilakukan (down payment), yang mana yang terjadi lebih dulu.
7. Setiap bulan, tim bertanggungjawab mengadakan rekonsiliasi antara SPT Masa PPN
dengan General Ledger.
9. Menghitung hutang PPN bersih atau kelebihan pembayaran setiap bulan dan
membayar hutang PPN tepat waktu.
2. Pajak penghasilan tahunan perusahaan dan pajak bulanan perusahaan dihitung dan
SPT perusahaan dibuat sesuai dengan undang-undang pajak penghasilan.
3. Hutang pajak perusahaan final (PPh 29) dihitung dengan mempertimbangkan pajak
tahunan perusahaan dan pajak perusahaan yang dibayar di muka. Hutang PPh 29
harus dibayarkan tepat waktu sebelum menyerahkan SPT PPh Badan
5. Pajak perusahaan yang dibayar di muka terdiri dari: PPh 25, Pajak penghasilan yang
dipotong oleh pelanggan atas jasa yang diberikan (PPh 23), Pajak penghasilan yang
dipotong dari transaksi import (PPh 22).
6. Bag. pajak harus membuat daftar pajak yang dibayar di muka dan direkonsiliasikan
dengan ledger saat membuat SPT perusahaan.
1. Penghasilan pribadi tidak kena pajak untuk perhitungan pajak penghasilan karyawan
harus sesuai dengan status karyawan pada awal tahun. Jika terjadi perubahan status
karyawan (belum menikah, menikah tanpa anak, menikah dengan satu anak, menikah
dengan dua anak atau menikah dengan tiga anak) pada pertengahan tahun, maka
perhitungan pendapatan pribadi tidak kena pajak tetap didasarkan atas status
karyawan pada awal tahun.
2. Setiap bulan, Bag. Pajak bertanggungjawab melakukan rekonsiliasi antara SPT Masa
PPh 21 dengan general ledger. Jika ditemukan perbedaan, maka harus dilakukan
investigasi, ditindak-lanjuti dan dikoreksi.
3. Setiap tahun, Bag. Pajak bertanggungjawab menghitung ulang PPh 21 untuk tahun
yang didasarkan SSP. Bag. Pajak juga bertanggungjawab untuk melakukan
rekonsiliasi antara biaya karyawan dalam general ledger dengan total biaya karyawan
dan PPh 21 terhutang dalam SSP untuk satu tahun.
1. PPh 23 adalah pajak yang terkait dengan penghasilan dari jasa , sewa ( kecuali sewa
gedung) dan suku bunga.
2. PPh 26 adalah pajak yang terkait dengan penghasilan yang diteirma oleh WP
berkewarga negaraan asing.
3. PPh 4(2) adalah pajak yang terkait dengan penghasilan dari sewa gedung , suku
bunga.
4. PPh atas pembagian deviden harus dilakukan saat deviden tsb. Dibayarkan.
5. Setiap bulan, Bag. Pajak wajib membuat rekonsiliasi antara biaya-biaya yang terkena
witholding tax dengan General ledger. Jika ditemukan perbeddaan , maka harus
dilakukan investigasi, ditindak lanjuti dan dikoreksi sebelum pembayaran pajak dan
pembuatatn SPT Masa wItholding tax.
6. Membuat SPT dan bukti Potong untuk didistribusikan ke supplier yang terkait.
o Arus barang.
Rumusnya adalah persediaan awal ditambah pembelian dikurangi persediaan
akhir lalu dicocokkan dengan buku penjualan.
o Arus uang.
Rumusnya adalah saldo awal kas/bank + penerimaan – pengeluaran = saldo akhir
atau saldo akhir + pengeluaran – saldo awal = penerimaan.
o Arus utang-piutang.
Untuk utang akan diuji kaitannya dengan pembelian kredit.
Rumusnya adalah saldo akhir utang + pelunasan utang – saldo awal utang
= pembelian kredit.