Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P.

Nugroho

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI


PERMASALAHAN LAYANAN JARINGAN INTERNET

Junaidy B. Sanger1, Fitri Insani2, Priyo P. Nugroho3


Program Studi Teknik Informatika12
Universitas Katolik De La Salle Manado1
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau2
Institut Pertanian Bogor3
e-mail: jsanger@unikadelasalle.ac.id1, fitri.insani@uin-suska.ac.id2, priyobanget@gmail.com3

Abstract
This study focuses on the development of an expert system that contains the knowledge of an expert who
is believed to be the truth so as to help network officers to identify and address the disruption of Internet
network services quickly and accurately. The stages of the expert system developed are the identification
of internet network problems, the search for sources of knowledge, the acquisition of knowledge with 10
interruptions and 21 causes of interference from experts, knowledge representation, inference engine
development using j48 classification algorithms with the help of weka applications, and system
implementation. The system has been successfully created with an inference engine accuracy of 91.8%.

Keywords: Expert System, Internet Network Problems, J48, Weka

A. PENDAHULUAN pengaruh layanan internet bagi civitas


akademika IPB semakin mendorong IPB
Internet merupakan kebutuhan yang
untuk selalu dapat meningkatkan kualitas
memiliki peranan sangat penting saat ini
layanan internet baik dari segi infrastruktur
untuk digunakan oleh berbagai pihak. Salah
jaringan, manajemen data maupun
satunya adalah pihak yang bergerak di
pengembangan aplikasi.
dalam dunia pendidikan yaitu perguruan
Sebuah sistem jaringan yang
tinggi. Di Indonesia sendiri hampir semua
kompleks seperti yang terdapat di institusi
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
telah memanfaatkan internet untuk pendidikan akan melibatkan begitu banyak
komponen di dalamnya. Untuk mengatur
mendukung dan melancarkan sebagian
agar seluruh sistem berjalan dengan baik
besar aktifitas akademik maupun non-
diperlukan petugas jaringan yang mampu
akademiknya.
mengatasi permasalahan yang sering
Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah
muncul. Petugas jaringan sangat penting
salah satu perguruan tinggi di Indonesia
kedudukannya dalam hal pemeliharaan
yang telah memanfaatkan internet untuk
(maintenance) jaringan internet. Petugas-
mendukung segala aktifitasnya. Beberapa
petugas tersebut harus dapat memahami dan
pemanfaatan layanan internet untuk
menguasai karakteristik jaringan internet
aktifitas yang ada di IPB antara lain layanan
dan mampu memperbaiki segala kerusakan
untuk informasi penerimaan mahasiswa
yang terjadi.
baru, penentuan pengisian rencana studi,
Salah satu permasalahan yang sering
repository online, perpustakaan, sistem
kepegawaian, blog, payroll, dan dialami oleh pengguna layanan internet di
IPB adalah gangguan layanan jaringan
sebagainya. Besarnya pemanfaatan dan
internet seperti akses internet yang tiba- tiba

41
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

putus sama sekali (disconnect). Frekuensi elektronika/komputer dan departemen


gangguan layanan jaringan internet ini computer centre. Sistem ini merupakan
cukup sering, bahkan terjadi hampir setiap Rule based expert system dengan
minggu. Faktor penyebabnyapun sangat menggunakan representasi binary decision
beragam seperti masalah infrastruktur tree karena domain permasalahan
jaringan di setiap sub jaringan (fakultas, mengikuti struktur hierarki. Terdiri atas
departemen, dan pusat penelitian), masalah node keputusan dan node jawaban. Proses
server, firewall, proxy, maupun masalah inferensi dimulai dengan menetapkan lokasi
provider. inisial, yang biasanya adalah root node, dan
Permasalahan pada jaringan internet mengikuti transisi ya/tidak hingga sampai
IPB biasanya dapat segera diatasi oleh ke node jawaban. dibangun dengan
petugas jaringan yang berpengalaman menggunakan tools seperti Java Expert
sehingga penyebab dari gangguan tersebut System Shell (JESS) untuk integrasi basis
dapat segera diketahui. Akan tetapi, jumlah pengetahuan serta CLIPS sebagai mesin
petugas jaringan berpengalaman yang inferensinya. Hasilnya merupakan advice
sangat menguasai dan memahami (nasihat) berdasakan diagnosa dari
permasalahan internet IPB sangat terbatas permasalahan jaringan komunikasi.
jumlahnya. Penelitian lainnya juga, Lindqvist & Porras
Salah satu solusi dari permasalahan (1999), mengembangkan perangkat
diatas adalah dengan membangun sebuah pengembangan sistem pakar yang disebut
sistem pakar untuk mengidentifikasi dan Production-Based Expert System Toolset
mengatasi gangguan layanan jaringan (P-BEST) yaitu berupa intrusion detection
internet di Institut Pertanian Bogor (IPB) system components, yaitu untuk mendeteksi
dengan menggunakan metode Decision kesalahan penggunaan dan gangguan
Tree berbasis web. Diharapkan sistem ini jaringan komputer yang dapat
dapat membantu petugas jaringan dalam diintegrasikan dengan komponen lainnya.
menentukan penyebab terjadinya Penelitian ini juga merupakan rule based
diskoneksi internet. expert system yang menggunakan
Beberapa penelitian terkait yang production rule sebagai representasi dan
pernah dilakukan sebelumnya, Morales et forward chainning dalam proses
all, membangun sistem pakar berbasis web inferensinya.
yang bertujuan untuk membantu Penelitian ini berfokus pada
administrator jaringan dalam masalah- pembuatan dan pengembangan sebuah
masalah jaringan sehari-hari, yang di beri sistem pakar yang berisi pengetahuan dari
nama NeXPert. Sistem ini dibangun seorang pakar yang diyakini kebenarannya
berbasis web agar dapat digunakan oleh sehingga dapat membantu petugas jaringan
banyak orang secara bersama-sama untuk mengidentifikasi dan mengatasi
khususnya bagi administrator sistem yang gangguan layanan jaringan internet dengan
kurang berpengalaman. Elisitasi cepat dan tepat.
pengetahuan bersumber dari artikel,
buku serta wawancara dengan ahli jaringan B. TINJAUAN PUSTAKA
komputer, dimana ahli berasal dari Sistem Pakar
University of Puerto rico, departemen
42
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

Menurut Dewi (2003), secara garis Konsep dasar sistem pakar meliputi enam
besar, banyak manfaat yang dapat diambil hal berikut:
dengan adanya sistem pakar, antara lain:
1) Memungkinkan orang awam bisa 1) Kepakaran (Expertise)
mengerjakan pekerjaan para ahli. 2) Pakar (Expert)
2) Bisa melakukan proses secara 3) Pemindahan Kepakaran (Transferring
berulang dengan automatis. Expertise)
3) Menyimpan pengetahuan dengan 4) Inferensi (Inferencing)
keahlian para pakar. 5) Aturan-aturan (Rule)
4) Meningkatkan output dan 6) Kemampuan Menjelaskan
produktivitas. (Explanation Capability)
5) Meningkatkan kualitas.
6) Mampu mengambil dan melestarikan Ada dua bagian penting dari
keahlian para pakar (terutama yang sistem pakar, yaitu lingkungan
termasuk keahlian langka). pengembangan (development environment)
7) Mampu beroperasi dalam lingkungan dan lingkungan konsultasi (consultation
yang berbahaya. environment). Lingkungan pengembangan
8) Memiliki kemampuan untuk digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk
mengakses pengetahuan. membangun komponen-komponennya dan
9) Memiliki reliabilitas. memperkenalkan pengetahuan ke dalam
10) Meningkatkan kapabilitas sistem knowledge base (basis pengetahuan).
komputer. Lingkungan konsultasi digunakan oleh
11) Memiliki kemampuan untuk bekerja pengguna untuk berkonsultasi sehingga
dengan informasi yang tidak lengkap pengguna mendapatkan pengetahuan dan
dan mengandung ketidakpastian. nasihat dari sistem pakar layaknya
12) Sebagai media pelengkap dalam berkonsultasi dengan seorang pakar.
pelatihan. Gambar 1 menunjukkan komponen-
13) Meningkatkan kapabilitas dalan komponen yang dimaksud.
penyelesaian masalah.
14) Menghemat waktu dalam
pengambilan keputusan
Di samping memiliki beberapa
kelebihan, sistem pakar juga memiliki
kelemahan, antara lain sebagai berikut:
1) Biaya yang dibutuhkan untuk
membuat dan memeliharanya sangat
mahal.
2) Sulit dikembangkan, hal ini berkaitan
dengan ketersediaan pakar di
bidangnya. Gambar 1. Komponen-komponen yang penting
3) Sistem pakar ini tidak 100% bernilai dalam sistem pakar
benar. Keterangan:
1. Akuisisi Pengetahuan
Subsistem ini digunakan untuk
memasukan pengetahuan dari seorang
43
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

pakar dengan cara merekayasa Untuk merekam hasil sementara yang


pengetahuan agar bisa diproses oleh akan dijadikan sebagai keputusan dan
komputer dan menaruhnya ke dalam untuk menjelaskan sebuah masalah
basis pengetahuan dengan format yang sedang terjadi, sistem pakar
tertentu (dalam bentuk representasi membutuhkan blackboard, yaitu area
pengetahuan). Sumber-sumber pada memori yang berfungsi sebagai
pengetahuan bisa diperoleh dari basis data.
pakar, buku, dokumen multimedia, 5. Antarmuka Pengguna (User
basis data, laporan riset khusus, dan Interface)
informasi yang terdapat di web. Digunakan sebagai media komunikasi
2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) antara pengguna dan Sistem Pakar.
Basis pengetahuan mengandung Komunikasi ini paling bagus bila
pengetahuan yang diperlukan untuk disajikan dalam bahasa alami (natural
memahami, memformulasikan, dan language) dan dilengkapi dengan
menyelesaikan masalah. Basis grafik, menu, dan formulir elektronik.
pengetahuan terdiri dari dua elemen Pada bagian ini akan terjadi dialog
dasar, yaitu: antara Sistem Pakar dan pengguna.
a) Fakta, misalnya situasi, kondisi,
atau permasalahan yang ada. 6. Subsistem Penjelasan (Explanation
b) Rule (Aturan), untuk Subsystem/ Justifier)
mengarahkan penggunaan Berfungsi memberi penjelasan kepada
pengetahuan dalam pengguna, bagaimana suatu
memecahkan masalah. kesimpulan dapat diambil.
Kemampuan seperti ini sangat
3. Mesin Inferensi (Inference Engine) penting bagi pengguna untuk
Mesin inferensi adalah sebuah mengetahui proses pemindahan
program yang berfungsi untuk keahlian pakar maupun dalam
memandu proses penalaran terhadap pemecahan masalah
suatu kondisi berdasarkan pada basis
pengetahuan yang ada, memanipulasi 7. Subsistem Penjelasan (Explanation
dan mengarahkan kaidah, model, dan Subsystem/ Justifier)
fakta yang disimpan dalam basis Kemampuan memperbaiki
pengetahuan untuk mencapai solusi pengetahuan (knowledge refining
atau kesimpulan. Dalam prosesnya, system) dari seorang pakar diperlukan
mesin inferensi menggunakan strategi untuk menganalisis pengetahuan,
pengendalian, yaitu strategi yang belajar dari kesalahan masa lalu,
berfungsi sebagai panduan arah dalam kemudian memperbaiki
melakukan proses penalaran. Ada tiga pengetahuannya sehingga dapat
teknik pengendalian yang digunakan, dipakai pada masa mendatang.
yaitu forward chaining, backward Kemampuan evaluasi diri seperti itu
chaining, dan gabungan dari kedua diperlukan oleh program agar dapat
teknik tersebut. menganalisis alasan-alasan
kesuksesan dan kegagalannya dalam
4. Daerah Kerja (Blackboard) mengambil kesimpulan. Dengan cara
44
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

ini basis pengetahuan yang lebih baik Forward Chaining


dan penalaran yang lebih efektif akan Forward chaining merupakan fakta
dihasilkan. untuk mendapatkan kesimpulan
(conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano
8. Pengguna (User) dan Riley, 1994). Penalaran ini berdasarkan
Pada umumnya pengguna sistem fakta yang ada (data driven), metode ini
pakar bukanlah seorang pakar (non- adalah kebalikan dari metode backward
expert) yang membutuhkan solusi, chaining, dimana metode ini dijalankan
saran, atau pelatihan (training) dari dengan mengumpulkan fakta- fakta yang
berbagai permasalahan yang ada. ada untuk menarik kesimpulan. Dengan kata
lain, prosesnya dimulai dari facts (fakta-
Decision Tree fakta yang ada) melalui proses inference
Decision tree adalah suatu metode fact (penalaran fakta-fakta) menuju suatu
yang digunakan untuk mengubah data goal (suatu tujuan). Metode ini bisa juga
menjadi pohon keputusan dan atura-aturan disebut menggunakan aturan IF-THEN
keputusan (rule) . Pada desain proses akan dimana premise (IF) menuju conclusion
dijelaskan menggunakan decision tree (THEN) atau dapat juga dituliskan sebagai
yang berhubungan dengan tabel dan berikut THEN (conclusion).
sering digunakan dalam analisis sistem
(sistem non AI). Sebuah decision tree Jaringan Internet
dapat dianggap sebagai suatu semantic Internet (Inter-Networking) adalah
network hierarchy yang diikat oleh sebutan untuk sekumpulan jaringan
serangkaian aturan (rule). Tree ini mirip komputer yang menghubungkan situs
dengan pohon keputusan yang digunakan akademik, pemerintahan, komersial,
pada teori keputusan. Tree dibentuk organisasi, maupun perorangan. Internet
oleh simpul (node) yang menyediakan akses untuk layanan
mempresentasikan tujuan (goal) dan telekomunikasi dan sumber daya informasi
hubungan (link) yang dapat untuk jutaan pemakainya yang tersebar di
mempresentasikan keputusan (decision). seluruh dunia. Layanan internet meliputi
Akar (root) dari pohon berada disebelah kiri komunikasi langsung (email, chat),
dan daun (leaf) berada di sebelah kanan. diskusi (email, milis), sumber daya
Keuntungan utama dari decision tree yaitu informasi yang terdistribusi (World Wide
tree dapat menyederhanakan proses akuisi Web, Gopher), remote login dan lalu lintas
pengetahuan (Hamdani, 2010). file (Telnet, FTP), dan aneka layanan
lainnya.
Jaringan yang membentuk internet
bekerja berdasarkan suatu set protokol
Gambar 2. Proses Akuisisi data menggunakan
standar yang digunakan untuk
Decision Tree
menghubungkan jaringan komputer dan
mengalamati lalu lintas dalam jaringan.
Proses akuisisi data menggunakan Decision Protokol ini mengatur format data yang
Tree adalah sebagai berikut: diijinkan, penanganan kesalahan (error
1. Mengubah bentuk data menjadi model handling), lalu lintas pesan, dan standar
pohon (tree) komunikasi lainnya. Protokol standar pada
2. Mengubah model pohon menjadi rule internet dikenal sebagai TCP/IP
3. Menyederhanakan rule (pruning) (Transmission Control Protocol/Internet
45
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

Protocol). Protokol ini memiliki Lokasi Penelitian di Institut Pertanian


kemampuan untuk bekerja diatas segala Bogor. Alat dan Bahan yang digunakan
jenis komputer, tanpa terpengaruh oleh dalam pengembangan Sistem ini adalah
perbedaan perangkat keras maupun sistem sebagai berikut:
operasi yang digunakan. Sebuah sistem 1. Notebook dengan spesifikasi ASUS
komputer yang terhubung secara langsung UL80VT, Processor Core 2 duo 1.3
ke jaringan memiliki nama domain dan GHz, RAM 4GB DDR3
alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk
2. Sistem Operasi Microsoft Windows 8
numerik dengan format tertentu sebagai
pengenal. Internet juga memiliki gateway Pro (32-bit)
ke jaringan dan layanan yang berbasis 3. Bahasa pemrograman PHP, DBMS
protokol lainnya. MySQL, dan framework Code Igniter
(CI)
C. METODE 4. Aplikasi Inferensi Weka 3.6.9
Adapun langkah-langkah penelitian
yang dilakukan seperti pada Gambar 3.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi Masalah
Salah satu permasalahan yang sering
dialami oleh pengguna layanan internet di
IPB adalah gangguan layanan jaringan
internet seperti akses internet yang tiba- tiba
putus sama sekali (disconnect). Frekuensi
gangguan layanan jaringan internet ini
cukup sering, bahkan terjadi hampir setiap
minggu. Faktor penyebabnyapun sangat
beragam seperti masalah infrastruktur
jaringan di setiap sub jaringan (fakultas,
departemen, dan pusat penelitian), masalah
server, firewall, proxy, maupun masalah
provider. Permasalahan pada jaringan
internet IPB biasanya dapat segera diatasi
oleh petugas jaringan yang berpengalaman
sehingga penyebab dari gangguan tersebut
dapat segera diketahui. Akan tetapi, jumlah
petugas jaringan berpengalaman yang
sangat menguasai dan memahami
permasalahan internet IPB sangat terbatas
jumlahnya. Maka dari itu, untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan membangun sebuah sistem pakar
Gambar 3. Tahap pengembangan sistem pakar
untuk mengidentifikasi dan mengatasi
(Marimin, 2009)
46
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

gangguan layanan jaringan internet di 10. Antara jaringan client dengan


Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jaringan pusat terputus
menggunakan metode decision tree berbasis
web. Gejala-gejala penyebab gangguan
adalah sebagai berikut:
Mencari Sumber Pengetahuan 1. Captive Portal dapat dibuka
Sumber pengetahuan diperoleh dari 2. Login Captive Portal OK
pakar dan beberapa publikasi tentang 3. MySQL pada Load Balancer OK
penelitian yang terkait. Pakar yang dipilih 4. IP Load Balancer OK
adalah Bapak Hasan, administrator jaringan 5. Port Lighttpd pada Load Balancer
IPB yang sangat berpengalaman OK
dibidangnya selama sekitar sepuluh tahun. 6. Tracert ke Load Balancer terputus
Hasil dari sumber pengetahuan ini akan 7. Domain publik OK
dijadikan sumber akuisisi pengetahuan dari
8. Ping Server DNS Publik OK
sistem yang akan dibuat.
9. Ping IP Publik OK
Akuisisi Pengetahuan 10. Ping Domain Lokal OK
Akuisisi pengetahuan yang dilakukan 11. NSLOOKUP untuk Captive Portal
dalam sistem ini menggunakan metode menghasilkan IP yang benar
wawancara dengan pakar. Bentuk 12. Ping Server DNS Lokal OK
wawancara yang dilakukan adalah 13. Ping IP Proxy OK
kombinasi unstructured interview dan 14. Port Squid pada Server Proxy OK
structured interview. Unstructured 15. Ping Server LDAP OK
interview digunakan pada awal pertemuan 16. Koneksi jaringan pusat ke jaringan
dengan pakar untuk mengambil luar OK
pengetahuan secara umum. Setelah 17. Ping Gateway OK
pengetahuan secara umum diketahui, detail 18. Client mendapatkan alamat IP yang
pengetahuan diperoleh dengan structured benar
interview. Berdasarkan hasil wawancara, 19. Client melakukan setting IP secara
diperoleh beberapa gangguan dan manual
penyebab (gejala) terjadinya gangguan 20. Client menggunakan WLAN
diskoneksi internet. Gangguan- gangguan 21. Sinyal Access Point ditemukan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada masalah jaringan Representasi Pengetahuan
2. Masalah Proxy Berdasarkan hasil wawancara yang
3. Masalah DNS Publik telah dilakukan, terdapat beberapa gejala
4. Masalah LDAP gangguan jaringan untuk menyimpulkan
5. Masalah Load Balancer/Captive beberapa kemungkinan lokasi gangguan
Portal jaringan. Masing-masing penyebab (gejala)
6. Kesalahan pengaturan pada client gangguan pada koneksi internet diberi A1
7. Masalah Router/Switch hingga A21, sedangkan gangguan diberi
8. Masalah Firewall kode B1 hingga B10. Test Case juga
9. Masalah ISP/Provider dilakukan pada tahap ini.

47
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

Pengembangan Mesin Inferensi


Berdasarkan test case, kemudian
dilakukan pengolahan untuk mendapatkan
decision tree pada Gambar 4 menggunakan
algoritma klasifikasi J48 dengan bantuan
aplikasi WEKA. Diperoleh akurasi sebesar
91.8%.

Gambar 6. Contoh kasus decision tree identifikasi


gangguan diskoneksi internet

Implementasi Sistem
Berikut ini adalah hasil implementasi
sistem pakar yang dikembangkan berbasis
web dengan mengikuti kasus inferensi yang
menggunakan decision tree seperti pada
gambar 5 (contoh berdasarkan rule 3). Nama
dari sistem pakar ini adalah SIPALAJANG
dengan singkatan SIstem PAkar LAyanan
Gambar 4. Decision tree identifikasi gangguan
JAriNGan. Untuk halaman utamanya seperti
diskoneksi internet
pada Gambar 7 dibawah ini. Contoh
diagnosanya dapat dilihat pada Gambar 8, 9,
Adapun rule-rule yang diperoleh dapat 10, 11, dan Gambar 12.
dilihat pada Gambar 5.
1. Rule 1 : IF NOT A9 AND A1 THEN B9
2. Rule 2 : IF NOT A9 AND NOT A1 AND NOT A16 THEN B10
3. Rule 3 : IF NOT A9 AND NOT A1 AND A16 AND A17 THEN B7
4. Rule 4 : IF NOT A9 AND NOT A1 AND A16 AND NOT A17 THEN B6
5. Rule 5 : IF A9 AND NOT A16 THEN B8
6. Rule 6 : IF A9 AND A16 AND NOT A14 THEN B2
7. Rule 7 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND NOT A7 THEN
B6
8. Rule 8 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND A7 AND A1
THEN B5
9. Rule 9 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND A7 AND NOT
A1 AND A4 THEN B6
10. Rule 10 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND A7 AND NOT
A1 AND NOT A4 THEN B5
11. Rule 11 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND NOT A5 THEN B5
12. Rule 12 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND A2 AND Gambar 7. Halaman utama Sipalajang
A7
THEN B1
13. Rule 13 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND A2 AND
NOT A7 THEN B3 Pertanyaan 1 : Apakah ping IP publik
14. Rule 14 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND NOT A2 OK?
AND A1 THEN B4
15. Rule 15 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND NOT A2 Jawaban : Tidak (contoh
AND NOT A1 THEN B3 berdasarkan rule 3)
Gambar 5. Rule yang diperoleh dari test case
Pertanyaan 2 : Apakah Captive Portal
dapat dibuka?
Gambar 6 adalah contoh kasus inferensi Jawaban : Tidak (contoh
menggunakan decision tree berdasarkan berdasarkan rule 3)
rule yang ada (contoh berdasarkan rule 3):
48
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

Gambar 8. Sipalajang pertanyaan diagnosa 1 Gambar 11. Sipalajang pertanyaan diagnosa 4

Gambar 9. Sipalajang pertanyaan diagnosa 2 Gambar 12. Sipalajang hasil diagnosa

Pertanyaan 3 : Apakah koneksi jaringan E. KESIMPULAN DAN SARAN


pusat ke jaringan luar
OK? Dari hasil pembahasan, kesimpulan
Jawaban : Ya (contoh berdasarkan yang diperoleh dari penelitian ini adalah
rule 3) sistem pakar yang dibuat telah berhasil
menemukan penyebab gangguan koneksi
internet pada jaringan IPB. Akurasi yang
diperoleh untuk mendapatkan decision tree
sebesar 91.8% dengan algoritma klasifikasi
j48 menggunakan aplikasi Weka. Sistem
pakar yang dihasilkan dalam penelitian ini
tidaklah menyediakan solusi gangguan
secara otomatis. Petugas sendiri yang harus
menyelesaikan gangguan tersebut. Oleh
Gambar 10. Sipalajang pertanyaan diagnosa 3
karena itu, dalam penelitian selanjutnya
dapat dikembangkan sebuah sistem pakar
Pertanyaan 4 : Apakah ping gateway
OK? yang bekerja secara otomatis sehingga
Jawaban : Ya (contoh berdasarkan solusi dari gangguan dapat dilakukan
rule 3) sendiri oleh sistem pakar.

Hasilnya : Router/Switch F. DAFTAR PUSTAKA


bermasalah Cesar, C., Souza, C. 1998. An
expert system for Pro-active
computer network management.

49
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho

Dewi, K. 2003. Artificial Intelligence


Teknik dan Aplikasinya. Graha
Ilmu.
Giarratano J, Riley G. 1994. Expert
Systems: Principles and Programming
Second Edition. Boston: PWS
Publishing Company.

Hamdani, 2010. Sistem Pakar Untuk


Diagnosa Penyakit Mata Pada
Manusia. Jurnal Informatika
Mulawarman, 5(2).

Marimin. 2009. Teori dan Aplikasi Sistem


Pakar dalam Teknologi Manajerial.
Bogor: IPB Press.

Morales, A., Creus, A., Carvaja, PA.


www-based Expert System Advisor
for the Diagnostic of Network
Communication Problems.

Naser, A., Zaiter, A. 2008. An Expert


System For Diagnosing Eye Disease
Using Clips. Journal of Theoretical
and Applied Information Technology.

Setiawan, A. 2009. Sistem Pakar Untuk


Mendiagnosa Penyakit Telinga
Hidung Tenggorokan Pada Manusia.
Jurnal Telkomnika. 7(3).

Sutojo, T., Mulyanto, E., Suhartono, V.


2011. Kecerdasan Buatan.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.

50

Anda mungkin juga menyukai