Nugroho
Abstract
This study focuses on the development of an expert system that contains the knowledge of an expert who
is believed to be the truth so as to help network officers to identify and address the disruption of Internet
network services quickly and accurately. The stages of the expert system developed are the identification
of internet network problems, the search for sources of knowledge, the acquisition of knowledge with 10
interruptions and 21 causes of interference from experts, knowledge representation, inference engine
development using j48 classification algorithms with the help of weka applications, and system
implementation. The system has been successfully created with an inference engine accuracy of 91.8%.
41
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho
Menurut Dewi (2003), secara garis Konsep dasar sistem pakar meliputi enam
besar, banyak manfaat yang dapat diambil hal berikut:
dengan adanya sistem pakar, antara lain:
1) Memungkinkan orang awam bisa 1) Kepakaran (Expertise)
mengerjakan pekerjaan para ahli. 2) Pakar (Expert)
2) Bisa melakukan proses secara 3) Pemindahan Kepakaran (Transferring
berulang dengan automatis. Expertise)
3) Menyimpan pengetahuan dengan 4) Inferensi (Inferencing)
keahlian para pakar. 5) Aturan-aturan (Rule)
4) Meningkatkan output dan 6) Kemampuan Menjelaskan
produktivitas. (Explanation Capability)
5) Meningkatkan kualitas.
6) Mampu mengambil dan melestarikan Ada dua bagian penting dari
keahlian para pakar (terutama yang sistem pakar, yaitu lingkungan
termasuk keahlian langka). pengembangan (development environment)
7) Mampu beroperasi dalam lingkungan dan lingkungan konsultasi (consultation
yang berbahaya. environment). Lingkungan pengembangan
8) Memiliki kemampuan untuk digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk
mengakses pengetahuan. membangun komponen-komponennya dan
9) Memiliki reliabilitas. memperkenalkan pengetahuan ke dalam
10) Meningkatkan kapabilitas sistem knowledge base (basis pengetahuan).
komputer. Lingkungan konsultasi digunakan oleh
11) Memiliki kemampuan untuk bekerja pengguna untuk berkonsultasi sehingga
dengan informasi yang tidak lengkap pengguna mendapatkan pengetahuan dan
dan mengandung ketidakpastian. nasihat dari sistem pakar layaknya
12) Sebagai media pelengkap dalam berkonsultasi dengan seorang pakar.
pelatihan. Gambar 1 menunjukkan komponen-
13) Meningkatkan kapabilitas dalan komponen yang dimaksud.
penyelesaian masalah.
14) Menghemat waktu dalam
pengambilan keputusan
Di samping memiliki beberapa
kelebihan, sistem pakar juga memiliki
kelemahan, antara lain sebagai berikut:
1) Biaya yang dibutuhkan untuk
membuat dan memeliharanya sangat
mahal.
2) Sulit dikembangkan, hal ini berkaitan
dengan ketersediaan pakar di
bidangnya. Gambar 1. Komponen-komponen yang penting
3) Sistem pakar ini tidak 100% bernilai dalam sistem pakar
benar. Keterangan:
1. Akuisisi Pengetahuan
Subsistem ini digunakan untuk
memasukan pengetahuan dari seorang
43
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho
47
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho
Implementasi Sistem
Berikut ini adalah hasil implementasi
sistem pakar yang dikembangkan berbasis
web dengan mengikuti kasus inferensi yang
menggunakan decision tree seperti pada
gambar 5 (contoh berdasarkan rule 3). Nama
dari sistem pakar ini adalah SIPALAJANG
dengan singkatan SIstem PAkar LAyanan
Gambar 4. Decision tree identifikasi gangguan
JAriNGan. Untuk halaman utamanya seperti
diskoneksi internet
pada Gambar 7 dibawah ini. Contoh
diagnosanya dapat dilihat pada Gambar 8, 9,
Adapun rule-rule yang diperoleh dapat 10, 11, dan Gambar 12.
dilihat pada Gambar 5.
1. Rule 1 : IF NOT A9 AND A1 THEN B9
2. Rule 2 : IF NOT A9 AND NOT A1 AND NOT A16 THEN B10
3. Rule 3 : IF NOT A9 AND NOT A1 AND A16 AND A17 THEN B7
4. Rule 4 : IF NOT A9 AND NOT A1 AND A16 AND NOT A17 THEN B6
5. Rule 5 : IF A9 AND NOT A16 THEN B8
6. Rule 6 : IF A9 AND A16 AND NOT A14 THEN B2
7. Rule 7 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND NOT A7 THEN
B6
8. Rule 8 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND A7 AND A1
THEN B5
9. Rule 9 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND A7 AND NOT
A1 AND A4 THEN B6
10. Rule 10 : IF A9 AND A16 AND A14 AND NOT A3 AND A7 AND NOT
A1 AND NOT A4 THEN B5
11. Rule 11 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND NOT A5 THEN B5
12. Rule 12 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND A2 AND Gambar 7. Halaman utama Sipalajang
A7
THEN B1
13. Rule 13 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND A2 AND
NOT A7 THEN B3 Pertanyaan 1 : Apakah ping IP publik
14. Rule 14 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND NOT A2 OK?
AND A1 THEN B4
15. Rule 15 : IF A9 AND A16 AND A14 AND A3 AND A5 AND NOT A2 Jawaban : Tidak (contoh
AND NOT A1 THEN B3 berdasarkan rule 3)
Gambar 5. Rule yang diperoleh dari test case
Pertanyaan 2 : Apakah Captive Portal
dapat dibuka?
Gambar 6 adalah contoh kasus inferensi Jawaban : Tidak (contoh
menggunakan decision tree berdasarkan berdasarkan rule 3)
rule yang ada (contoh berdasarkan rule 3):
48
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho
49
Jurnal Lasallian Vol. 14 No. 1 Februari 2017 Junaidy B. Sanger, Fitri Insani, Priyo P. Nugroho
50