Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nelayan
adalah perorangan atau badan hukum yang melakukan usaha perikanan yang
grossion.
6. Hasil tangkapan per unit usaha dan produktivitas pada level sedang sampai
sangat rendah.
7. Hasil tangkapan tidak dijual kepada pasar besar yang terorganisir dengan baik
keluarganya
social dengan standar hidup keluarga nelayan yang rendah sampai batas
minimal.
kondisi sosial ekonomi dibagi menjadi skala usaha (skala besar dan kecil) dan
berdasarkan alat tangkap beberapa kategori seperti ukuran perahu, jenis kapal dan
nelayan itu sendiri. Berdasarkan ukuran perahu nelayan, yaitu kecil, menegah, atau
besar, untuk kapal kecil hanya dapat digunakan mencari ikan disekitar teluk biasa
disebut perahu. Berdasarkan berbagai jenis kapal seperti Rod stretching, perahu
9
purse-seine, perahu trolling dan kapal paying. Pada tahun 2016 jumlah nelayan
yang ada di kota Ambon sebanyak 4234 orang. Dinas Kelautan dan Perikanan kota
Ambon, mengklasifikasi nelayan berdasarkan jenis alat tangkap yaitu pole & line,
purse seine, PS mini, pancing tonda, GN hanyut, GN dasar, redi, H line, payang,
jala, bub, panah, tanggu, bagan dan lain-lain.Cara mengambil sumber daya laut
(untuk menangkap hiu), drag nets, bagang dan masik ke dalam air
(menyelam).17,22,23
diving) merupakan cara tradisional yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan
atau hasil laut lainnya.1 Cara menyelam sambil tahan-napas sudah digunakan sejak
pengumpulan hasil laut, dan harta karun dari kapal tenggelam.2 Berdasarkan
nelayan di negara Korea Selatan dan Jepang sudah dimulai sejak 2000 tahun yang
10
silam dan masih dilakukan sampai sekarang ini. Mereka menyelam untuk mencari
untuk mencari ikan atau hasil laut tetapi dapat digunakan untuk penyelam rekreasi
dan juga kejuaraan dunia menyelam tahan-napas.28 Setiap hari, nelayan menyelam
antara 150 sampai 250 kali dengan kedalaman 5 sampai 20 meter (meters of
seawater: atau 66 ft) dan durasi rata-rata 1 sampai 2 menit setiap melakukan
penelitian Llardo (2018) suku Bajau dapat menyelam tahan-napas selama 13 menit,
utama paparan saat berada di bawah laut yaitu fisik, fisiologi dan psikologi. Paparan
laut, turbulen), dan perubahan suhu. Paparan fisiologi seperti perubahan kadar O2,
N2, dan CO2 dalam tubuh penyelam. Ketika bertambahnya tekanan hidrostatik
atmosfir (atm) dan juga ditambah tekanan 1 atm dari permukaan laut sehingga
tekanan darah arteri, vasokonstriksi perifer, sentralisasi volume darah dari perifer
terhadap CO2), adaptasi termal (menggigil akibat penurunan suhu air), perubahan
untuk organ-organ vital seperti hati dan otak, sementara perfusi miokard berkurang
sekitar 30%. Perubahan fisiologi yang terjadi bergantung pada kedalaman dan lama
penyelaman.6, 7
menyelam terus menerus dinding dada dan paru-paru mengalami kompresi akibat
meningkatnya tekanan hidrostatik air. Terdapat tiga tantangan utama atau masalah
dengan hipoksia, kedalaman air yang menyebabkan mechanical strain pada rongga
tubuh yang berisi udara akibat kompresi. Terakhir, paparan tekanan gas yang tinggi
yang berpotensi farmakologi atau efek racun.3,7 Hukum Dalton pada tekanan parsial
bunyinya “Dalam campuran gas, setiap gas mempunyai tekanan yang sebanding
dengan persentasi dari gas tersebut terhadap campuran gas”. Bila tekanan udara
campuran (tekanan parsial) dari oksigen, merupakan faktor penting bila menyelam
karena tubuh manusia langsung dipengaruhi oleh tekanan parsial dari gas lain yang
tekanan cukup besar. Oksigen merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak terkecap tetapi berfungsi dalam tubuh sebagai penghasil panas dan energi
dini. Selain itu terjadi bradikardia akibat rangsang vagus dengan pengurangan curah
diperkuat dengan adanya pendinginan daerah wajah dan/atau hipoksia. Pada subyek
yang peka atau responsive, apnea dapat meningkatkan tahapan perifer sampai 4 – 5
kali bersama bradikardia yang intens dan pengurangan curah jantung. Bradikardia
mungkin bagian dari respons reflex terhadap apnea, tetapi ada observasi bahwa
Gambar 2.2 Efek kedalaman terhadap tekanan partial nitrogen dan oksigen.39
bukan penyelam. Hal ini diduga peningkatan haemoglobin jangka Panjang pada
sebesar 24%.3
14
Gambar 2.3 Paparan yang terjadi ketika menyelam tahan-napas dan perendaman2
aktivitas otot respirasi secara volunter dengan penutupan glottis dan tekanan
intrathorakal stabil atau diatas tekanan lingkungan sekitar. Saat inspirasi involunter
terjadi ambang batas absolut dan aktivitas involunter seperti kontraksi diafragma.
Produksi karbon dioksida dalam alveoli meningkat memberi sinyal akan tuntutan
0,78 lebih besar pada penyelam dibandingkan bukan penyelam. Selain itu
2.1.5. Hiperventilasi
Rendahnya kadar CO2 dalam darah memungkinkan waktu yang dibutuhkan untuk
menjadi lebih lama. Dengan kata lain, waktu untuk mencapai ‘breaking point’ lebih
lama dan tahan napas dapat mencapai lebih dari 5 menit. Breaking point ialah saat
seseorang secara subyektif tidak dapat lagi menahan napas.2,15 Pada penyelam yang
menahan napas maka O2 dari darah digunakan untuk tujuan metabolisme termasuk
kadar CO2 yang lebih rendah sebelum menyelam karena hiperventilasi maka sinyal
untuk bernapas tertunda. Sementara itu kadar O2 darah berkurang karena digunakan
untuk metabolisme. Pada titik tertentu sewaktu menahan napas dibawah air O2
batas kadar CO2 dalam darah yang meningkat di atas normal. Penyelam dapat
tahan-napas dapat dilakukan dengan meremas bola karet, kondisi psikologi yang
latihan yang rutin, dan pengurangan CO2 dengan hiperventilasi volunter terjadi
sebentar dapat menyebabkan akumulasi nitrogen (N2) dalam darah dan jaringan,
pada para penyelam Ama dideteksi adanya infark serebral yang terlokalisir di
daerah watershed dari otak. Sebuah survei yang dilakukan di Pulau Mishima
kerusakannya terbatas pada otak pada penyelaman tahan-napas tidak jelas, namun
dekompresi serebral merupakan satu dari beberapa bentuk serius cedera yang
residual. Kelainan tersebut bisa terjadi baik pada penyelam yang menggunakan
suplai udara pampat atau penyelaman tahan-napas. Penelitian Koshi, 2014 dengan
otak yang simtomatik dan asimtomatik pada penyelam tahan-napas jangka panjang.
Hasil dari penelitian ini pada 12 penyelam Ama (usia rata-rata: 54,96 tahun),
menemukan empat riwayat kejadian DCI otak, dan lesi iskemik otak pada 11
gelar khusus yaitu Ama atau Hae-Nyo, yang berarti "sea person". Pada tahun 1990,
adalah laki-laki.2 Penyelam Ama baik perempuan atau laki-laki masuk ke dalam air
menggunakan teknik rapid diving, yaitu teknik tanpa menggunakan peralatan selam
atau suplai udara pampat. Ama menyelam untuk mencari rumput laut, kerang,
landak laut, lobster, teripang, tiram, gurita dan abalon. Para Ama dengan
ketahanan terhadap suhu air yang dingin, dan tekad mereka untuk sukses.27
perempuan yang biasanya memakai wet suit (baju selam). Cachido menyelam
dengan bebas dan tanpa bantuan dari kapal atau pelampung, sedangkan penyelam
Funado dibantu dengan bobot untuk selam turun (descent) dan sewaktu selam naik
secara keseluruhan adalah 100 – 120 menit dan umumnya melakukan 90-120 kali
berlangsung sekitar 60 detik, jauh lebih lama dan lebih dalam dibandingkan yang
Penyelam yang memanen hasil laut dapat menghabiskan waktu di bawah air
selama 5 jam dan masuk ke kedalaman sampai 100 meter, dan kemudian naik lagi
dimungkinkan oleh sejumlah faktor fisiologis. Sebagian besar telah diteliti, seperti
otak dan jantung serta otot yang bekerja sementara organ yang kurang vital
efektif ditemukan pada penyelam yang terlatih dan bahkan dapat terjadi
pengurangan denyut jantung sebesar 50%. Hal tersebut mirip dengan mamalia
semi-aquatik yang dapat menghemat oksigen dan memperpanjang durasi apnea atau
tahan-napas. Baru-baru ini ditemukan respon limpa saat menyelam pada manusia
seperti yang ditemukan pada anjing laut. Limpa mengeluarkan cadangan sel darah
penyelam tahan-napas Ama Korea Selatan ataupun Jepang memiliki kapasitas vital
15% lebih besar dibandingkan dengan perempuan Korea Selatan ataupun Jepang
2.2.1. Inspirasi
relaksasi, tidak ada udara yang mengalir, dan tekanan intra-alveolus setara dengan
Pada saat inspirasi, otot-otot pernapasan dirangsang oleh pusat pernapasan untuk
relaksasi berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke dalam rongga thoraks. Ketika
berkontraksi (stimulasi oleh saraf frenikus), diafragma turun dan volume rongga
penurunan tekanan gas, untuk mengisi rongga thoraks yang lebih besar. Sewaktu
paru mengembang tekanan inspirasi 160 mmHg dan tekanan intra-alveolus turun
menjadi 105 mmHg karena jumlah molekul udara yang sama kini menempati
volume paru yang lebih besar. Pada inspirasi biasa, tekanan intra-alveolus turun 1
mmHg menjadi 759 mmHg. Karena tekanan intra-alveolus sekarang lebih rendah
21
penurunan gradien tekanan dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus masuk ke
paru sampai tidak ada lagi gradien yaitu, sampai tekanan intra-alveolus setara
sewaktu inspirasi memastikan bahwa paru teregang untuk mengisi rongga thoraks
yang mengembang.30
otot interkostal eksternal secara lebih kuat dan dengan mengaktifkan otot inspirasi
otor-otot tambahan, mengangkat sternum dan dua iga pertama, memperbesar bagian
2.2.2. Ekspirasi
Pada akhir inspirasi, otot inspirasi relaksasi. Ketika otot interkostal eksternal
relaksasi, rongga toraks yang sebelumnya terangkat akan turun karena gravitasi.
tekanan intra-alveolus meningkat, karena jumlah molekul udara yang lebih banyak
yang semula terkandung di dalam volume paru yang besar pada akhir inspirasi kini
atas tekanan atmosfer menjadi 767 mmHg. Udara meninggalkan paru sehingga
tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran udara berhenti ketika tekanan intra-
alveolus menjadi sama dengan tekanan atmosfer dan gradien tekanan tidak ada lagi
2.2.3. Spirometri
mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah
volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume residu..
Spirometri paling sering digunakan untuk menilai fungsi paru. Spirometri dapat
sensitif, tidak invasif dan cukup dapat memberi sejumlah informasi penting.30, 31
2.2.3.1.Kontraindikasi Spirometri
absolut yaitu peningkatan tekanan intrakranial, space occupying lesion (SOL) pada
otak, dan ablasio retina. Kontraindikasi relatif seperti hemoptisis yang tidak
a. Total Lung Capacity (TLC) adalah volume udara maksimal yang dapat
ditampung oleh paru. TLC maksimal berasal dari vital capasity, dan residual
b. Vital Capasity (VC) adalah volume udara maksimal yang dapat dihembuskan
setelah inspirasi maksimal. Ada dua macam vital capasity berdasarkan cara
kekuatan maksimal. Pada orang normal tidak ada perbedaan antara FVC dan VC,
merupakan refleksi dari kemampuan elastisitas atau jaringan paru atau kekakuan
paru atau dinding thoraks mempunyai korelasi dengan penurunan VC. Pada
yang dikeluarkan dalam satu detik pertama. Lama ekspirasi pertama pada orang
normal berkisar antara 45 detik dan pada detik pertama orang normal dapat
mengeluarkan udara pernapasan sebesar 80% dari nilai VC. Fase detik pertama
25
yang baik adalah suatu usaha ekspirasi yang menunjukkan gangguan minimal pada
saat awal ekspirasi paksa, tidak ada batuk pada detik pertama ekshalasi paksa, dan
memenuhi 1 dari 3 kriteria valid end-of-test: peningkatan kurva linier yang halus
dari volumetime ke fase plateau dengan durasi sedikitnya 1 detik; jika pemeriksaan
forced expiratory time (FET) dari 15 detik; atau ketika pasien tidak mampu atau
Gangguan obstruktif pada paru, dimana terjadi penyempitan saluran napas dan
dinamik. Kelainan ini berupa penurunan rasio FEV1:FVC <70%. FEV1 akan selalu
berkurang pada OVD dan dapat dalam jumlah yang besar, sedangkan FVC dapat
tidak berkurang. Pada orang sehat dapat ditemukan penurunan rasio FEV 1:FVC,
paru dan akan mempengaruhi kerja pernapasan dalam mengatasi resistensi elastik.
penurunan pada volume statik. RVD menunjukkan reduksi patologik pada TLC
(<80%).
28
2.3. Adaptasi
pada musim panas (rata-rata suhu permukaan air di Pulau Cheju, Korea Selatan
pada Agustus 8°C) dan juga di musim dingin (rata-rata suhu air permukaan pada
Januari 8°C), dan penyelam Ama tidak memiliki perlengkapan pelindung seperti
pakaian selam sehingga tubuh mereka secara langsung kontak dengan air. Pada
penelitian Ferretti9 pada tahun 2003, kelompok bukan penyelam dan kelompok
penyelam Ama penyelam untuk memahami adaptasi bawah air. Kelompok bukan
bertahan di air pada suhu 30° C selama 3 jam sebelum mencapai ambang menggigil.
Ini adalah proses untuk menemukan ‘critical water temperature’ (CWT). Pada
29
penyelam Ama saat di air, bisa berada di bawah CWT normal 30° C tidak terlihat
menggigil dan memiliki sedikit lemak subkutan 2,2 mm. Batas CWT yang menurun
memberi bukti bahwa Ama menyesuaikan diri dengan suhu dingin pada air dari
adaptasi menyelam.4,9
darah yang lebih baik. Namun, pada tahun 1980 telah diperkenalkannya pakaian
selam neoprene ke Ama, mereka kehilangan adaptasi terhadap suhu dingin dan
toleransi CWT dalam dua tahun. Pada penyelam spons di Laut Aegea sudah
yang bernapas dengan paru-paru saat berada di air, yang digunakan tubuh untuk
mengurangi aliran darah ke organ dan otot, dan meningkatkan tekanan darah.2
penyimpangan ritme yang lebih tinggi dan prematur dan detak jantung mereka turun
kelompok kontrol yang menyelam didapat penurunan tekanan darah arteri oksigen
(PaO2) menjadi 60 mmHg, dan tekanan arteri karbon dioksida (PaCO2) setinggi 45
mmHg sedangkan pada penyelam dengan hanya dua minggu latihan diukur, PaO2
30
mereka turun menjadi 35mmHg dan PaCO2 meningkat hingga 50 mmHg pada
tekanan arteri. Ketika menyelam di kedalaman yang lebih rendah dan lebih dalam
(70 m) terbukti memiliki peningkatan tekanan darah arteri yang ekstrem, dan
perempuan Hae-Nyo Korea, dan penyelam Ama Jepang laki-laki dan perempuan
menunjukkan bahwa kapasitas vital meningkat secara signifikan lebih besar sekitar
dikaitkan dengan kapasitas inspirasi yang lebih besar, Tekanan inspirasi maksimal
pada penyelam perempuan Hae-Nyo Korea menunjukkan bahwa otot inspirasi yang
lebih kuat akan menghasilkan volume paru-paru yang lebih besar. Penelitian pada
dan TLC (Total Lung Capacity) yang lebih tinggi secara signifikan setelah dilatih
selama satu tahun.2 Penelitian Bachman34 1969, pada atlet sebelum dan sesudah 4
kapasitas inspirasi dan vital. Saat inspirasi otot berkontraksi dan dinding dada
memiliki TLC yang lebih tinggi dibandingkan control.2 Para nelayan penyelam
Volume Capacity) dan FEV1 (Force Expiratory Volume in One Second) tanpa
Akumulasi PCO2 dalam jumlah besar di dalam darah arteri dan jaringan
akan terus menerus tertimbun saat menyelam. Paparan hiperkapnia berulang, pada
penyelam tahan-napas (orang Hae-Kyo Korea dan Ama Jepang dan Penyelam
hiperkapnia. Didapatkan toleransi yang tinggi terhadap PCO2 dalam darah arteri
pada penyelam Cachido Jepang yang menyelam pada kedalaman sekitar 5 meter
akibat respon adrenergik dan respon stres yang berkurang. Tekanan O2 alveoli turun
pada penyelam. Terlihat bahwa oksidasi jaringan menurun pada penyelam selama
hipoksia.2
32
Nelayan
Tradisional
Tahan-napas
Paparan Terhadap Nelayan
Volume Paru
Pemeriksaan
Spirometri Tekanan Maksimal
Respirasi
Keterangan :
Nilai Fungsi Adaptasi terhadap
Paru peningkatan CO2 Hubungan :
1. FVC Mempengaruhi :
Adaptasi terhadap
2. FEV1
Hipoksia
3. VC
2.5. Hipotesis