Abstract
Teknologi pengolah air asin menjadi air tawar ada bermacam-macam jenisnya.
Saat ini untuk mengolah air asin dikenal dengan cara destilasi, pertukaran ion,
elektrodialisis, dan osmosa balik. Masing-masing teknologi mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Pemanfaatan teknologi pengolahan air asin harus disesuaikan dengan
konsidi air baku, biaya yang tersedia, kapasitas dan kualitas yang diinginkan oleh
pemakai air. Di antara berbagai macam teknologi tersebut yang banyak dipakai adalah
teknologi destilasi dan osmosa balik. Teknologi destilasi umumnya banyak dipakai
ditempat yang mempunyai energi terbuang (pembakaran gas minyak pada kilang
minyak), sehingga dapat menghemat biaya operasi dan skala produksinya besar (>500
m3/hari). Sedangkan teknologi osmosa balik banyak dipakai dalam skala yang lebih kecil.
Keunggulan teknologi membran osmosa balik adalah kecepatannya dalam
memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah
penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri dan kerak kapur atau fosfat yang
umum terdapat dalam air asin atau laut. Untuk mengatasi kelemahannya pada unit
pengolah air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit anti pengerakkan dan anti
penyumbatan oleh bakteri. Sistem membran reverse yang dipakai dapat berupa
membran dan mampu menurunkan kadar garam hingga 95-98%. Air hasil olahan sudah
bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum.
Disamping alat desalinasi itu sendiri, Korosi (karat) sudah tentu akan
perlengkapan lainnya yang umum pada merusak peralatan dan perpipaan, yang
proses desalinasi adalah sistem intake air dapat mengakibatkan sistem pengolahan
laut termasuk pompa intake, saringan kasar tidak dapat beroperasi, yang kemudian
dan saringan halus, perpipaan air laut, akan meghabiskan biaya dan waktu yang
perpipaan air hasil proses (air tawar) dan tidak sedikit pada saat perbaikan. Produksi
tangki penampungan, peralatan energi air akan terhenti pada periode itu. Oleh
(listrik) dan sistem distribusi dan lain karena itu pemilihan bahan merupakan hal
sebagainya. yang sangat penting. Proses desalinasi
telah bertahun-tahun dan telah dihasilkan
Beberapa jenis teknologi proses beberapa perbaikan.
desalinasi air laut dapat dilihat pada
Gambar 1. Pemilihan proses yang akan Proses distilasi dibagi dalam 3 sistem
digunakan harus disesuaikan dengan lokasi utama yakni : multi stage flash distillation,
pengolahan, kualitas air laut, penggunaan multiple effect distillation dan vapor
air hasil pengolahan dan lain sebagainya compression distillation. Penjelasan singkat
berdasarkan studi kelayakan. setiap proses tersebut akan diuraikan
dibawah ini.
Mengingat semakin bertambahnya PROSES DESALINASI
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 17
mengambil panas penguapan dari sisa air
air laut, sehingga mengakibatkan
penurunan temperatur sisa air laut.
phenomena ini disebut flash evaporation.
Gambar 2 : Kurva tekanan uap air laut Air laut dialirkan dengan pompa
dengan konsentrasi garam 3,5 % dan panas kedalam bagian kondensor melalui tabung
penguapan. penukar panas dan hal ini menyebabkan
terjadi pemanasan air laut oleh uap air yang
Pada proses distilasi, air laut terjadi dalam setiap flash chamber.
digunakan sebagai bahan baku air tawar Kemudian air laut selanjutnya dipanaskan
dan sebagai air pendingin dalam hal ini dalam pemanas garam dan kemudian
jumlah air laut yang diperlukan sebesar 8 dialirkan ke dalam flash chamber tahap
sampai 10 kali dari air tawar yang pertama.
dihasilkan. Steam dari boiler atau sumber
lainnya dapat digunakan sebagai media Setiap tahap (stage) dipertahankan
pemanas dan suatu rancangan akan dengan kondisi vakum tertentu dengan
memerlukan jumlah steam pemanas 1/6 sistem vent ejector, dan beda tekanan
sampai 1/8 dari air yang dihasilkan. antara tahap-tahap dipertahankan dengan
Perbandingan jumlah produksi air tawar sistem vent orifices yang terdapat pada vent
terhadap jumlah panas steam yang penyambung pipa yang menyambungkan
diperlukan disebut Performance Ratio atau antara tahap-tahap.
Gained Output Ratio (GOR). Rancangan
biasanya memakai performance ratio 6
sampai 8.
Uap air yang terjadi dalam flash Jenis MSF yang lain yakni MSF
chamber pada setiap tahap mengalir dengan sistem “Brine Recycle”, yang mana
melalui pemisah kabut, dan mengeluarkan sistem operasinya lebih komplek tetapi
panas laten ke dalam tabung penukar biaya operasinya lebih rendah. Pada
panas sementara air laut mengalir melalui instalasi MSF sistem “Brine Recycle”
bagian dalam dan kemudian uap (sistem sirkulasi air garam), yang diagram
berkondensasi. Air yang terkondensasi prosesnya seperti tertera pada Gambar 4,
dikumpulkan dalam dalam suatu napan sebagian dari air garam yang dibuang
(tray). (reject brine) pada bagian (tahap) yang
paling dingin disirkulasikan atau didaur
Air yang terkondensasi biasanya ulang ke ruang penguapan tahap
disebut destilat atau air produk, yang antara(intermediate stage). Sirkulasi brine
dihasilkan dari pemanasan air laut secara tersebut dimasukkan pada ruang
bertahap yakni dari tahap bertemperatur penguapan pada tahap (stage) yang dipilih
panas ke tahap bertemperatur rendah dan sedemikian rupa sehinga air baku air laut
dipisahkan dari tahap terakhir dengan yang digunakan untuk mendinginkan uap air
pompa produk. yang terbentuk pada ruang penguapan
pada tahap berikutnya tidak akan mencapai
Sejumlah tertentu penghilang kerak suhu dimana proses pengolahan harus
disuntikkan ke dalam air laut sebelum menggunakan senyawa anti kerak (anti
masuk ke dalam tabung penukar panas scale). Dengan cara demikian maka hanya
(tidak tergambar pada gambar 3). sebagian kecil air laut yang digunakan
sebagai umpan air baku (make up water)
yang memerlukan pengolahan dengan
2.1.1.B Keunggulan MSF mengunakan senyawa anti kerak untuk
mencegah terjadinya pengendapan kerak
• Tidak ada batasan ukuran yang tetap yakni hanya ada bagian yang suhunya lebih
untuk setiap unit plant. Ukuran unit tinggi pada instalasi.
MSF dapat mencapai 100.000 Ton/hari.
• Modul-modul MSF dapat dirakit di pabrik Untuk menghindari terjadinya
perakitan dengan berat dapat mencapai penumpukan konsentrasi garam yang tinggi
1.600 Ton, dapat diangkut ke lokasi pada MSF “brine recycle”, yang dapat
dalam satu blok tunggal. membahayakan peralatan dengan
• Dapat digabungkan dengan instalasi terbentuknya endapan garam sulfat yang
pembangkit tenaga(steam atau gas keras, maka sebagian dari brine (air garam)
turbine) untuk menghemat tenaga listrik yang disirkulasikan harus dibuang. Air baku
atau menghemat biaya air. air laut yang digunakan sebagai air umpan
• Rancang bangun alat dapat dioptimisaisi biasanya dua kali dari jumlah produk air
untuk mendapatkan harga produksi air olahannya, tetapi jumlah tersebut hanya 25
yang paling murah. % dari jumlah air baku apabila diolah
dengan MSF “One Through”. Dengan
2.1.1.C Jenis Instalasi MSF demikian proses desalinasi air laut dengan
MSF “brine recycle” dapat menghemat
Jenis instalasi seperti yang tertera biaya bahan kimia yang mana hal ini
pada gambar 3 adalah merupakan sietem merupakan salah satu keungulan dari MSF
MSF yang dirancang sekali lewat (Once dengan sistem sirkulasi brine. Salah satu
Through Design), dimana seluruh air laut contoh instalasi desalinasi air laut dengan
yang akan diuapkan dialirkan ke seluruh proses MSF kapasitas 1000 m3 per hari
instalasi sekali lewat tanpa sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 5.
(recycle). Hal ini memang memudahkan
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 19
Proses kondensasi/evaporasi
berulang-ulang sejak dari effect pertama
hingga effect keempat dan air tawar dan air
laut pekat yang diproduksi akhirnya
mengalir ke dalam ruang lain yang
mengandung effect penolakan panas R1
dan R2. Dalam hal ini pengulangan
evaporasi sesuai dengan nomer effect
yang memproduksi air tawar dengan
efisiensi panas tinggi.
Gambar 4 : Diagram alir MSF “Brine Sistem pengolahan desalinasi Reheat
Recycle”. (RH) adalah kombinasi dari multi effect
evaporator dan thermo-compressor.
Thermo-compressor adalah jet ejector
steam dan disebut ejector utama dalam
proses. Ejector utama menyedot uap
bertemperatur rendah dari effect keempat,
kemudian memadatkannya dan
mengalirkan campuran steam dan uap yang
lebih panas ke effect pertama.
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 21
air tawar akan berbalik yakni dari dari air pengolahan air dengan sistem osmosis
asin ke air tawar melalui membran semi balik (RO) dapat dilihat seperti pada
permeable, sedangkan garamnya tetap Gambar 9.
tertinggal di dalam larutan garammya
sehingga menjadai lebih pekat. Proses Oleh karena air baku yakni air laut,
tersebut dinamakan osmosis balik (reverse terutama yang dekat dengan pantai masih
osmosis). Prinsip dasar proses osmosis dan mengandung partikel padatan tersuspensi,
proses osmosis balik tersebut ditunjukkan mineral, plankton dan lainnya, maka air
seperti pada Gambar 8. baku tersebut perlu dilakukan pengolahan
pendhuluan sebelum diproses di dalam unit
2.2.2 Proses Desalinasi dengan RO RO. Unit pengolahan pendahuluan tersebut
terdiri dari beberapa peralatan utama yakni
Di dalam proses desalinasi air laut pompa air baku, bak koagulasi-flokulasi,
dengan sistem osmosis balik (RO), tidak tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir,
memungkinkan untuk memisahkan seluruh filter mangan zeolit, dan filter untuk
garam dari air lautnya, karena akan penghilangan warna (color removal), dan
membutuhkan tekanan yang sangat tinggi filter cartridge ukuran 0,5 µm. Sedangkan
sekali. Oleh karena itu pada kenyataanya, unit RO terdiri dari pompa tekanan tinggi
untuk mengasilkan air tawar maka air asin dan membran RO, serta pompa dosing
atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi untuk anti scalant, dan anti biofouling dan
ke dalam sutu modul membrane osmosis sterilisator ultra violet (UV).
balik yang mempunyai dua buah outlet
yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan Air baku (air laut) dipompa ke bak
dan outlet untuk air garam yang telah koagulasi-flokulasi untuk mengendapakan
dipekatkan (reject water). zat padat tersuspenssi, selanjutnya di
alirkan ke rapaid sand filter, selanjutnya
ditampung di dalam bak peampung. Dari
bak penampung air laut dipompa ke
pressure filter sambil diinjeksi dengan
larutan kalium permanganat agar zat besi
atau mangan yang larut dalam air baku
dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa
oksida besi atau mangan yang tak larut
dalam air. Selain itu dijinjeksikan larutan
anti scalant, anti biofouling yang dapat
berfungsi untuk mencegah pengkerakan
serta membunuh mikroorganisme yang
Gambar 8: Prinsip Dasar Proses Osmosis dapat menyebabkan biofouling di dalam
Balik (REVERSE OSMOSIS) membrane RO.
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 23
kapasitas kecil, konsumsi energi yang Berdasarkan data May 1994, instalasi
khusus ialah kira-kira 8-9 kwh/T untuk air desalinasi yang telah dibangun dapat dilihat
aut yang mempunyai 35.000 ppm TDS dan pada Tabel 1.
kira-kira 9 -11 kwh/T untuk air laut yang
mempunyai 42,000 ppm TDS. Konsumsi Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
energi sedikit lebih kecil untuk kapasitas teknologi desalinasi yang banyak digunakan
besar atau untuk persen recovery yang saat ini adalah proses distilasi dan proses
lebih kecil. osmosis balik.
Keunggulan lain yang menarik pada Tael 1 :Jenis proses dan kapsitas instalasi
proses Osmosis Balik antara lain yakni desalinasi air laut
pengoperasiannya dilakukan pada suhu
kamar, tanpa instalasi penambah uap,
mudah untuk memperbesar kapasitas, Jenis Proses Kapasitas Prosentase
serta pengoperasian alat mudah. (M3/day) (%)
Distilasi 11.084.908 59,2
(MSF+ME+VC)
III. APLIKASI TEKNOLOGI RO 6.109.244 32,7
DESALINASI Elektrodialisa 1.070.005 5,7
DI DUNIA Lain-lain 446.110 2,4
TOTAL 18.710.267 100
International Desalination Assosiation
(IDA) secara berkala menerbitkan
“Worldwide Desalting Plants Inventory
3.1 PERBANDINGAN BEBERPA JENIS
Reports” yang berisi daftar seluruh Instalasi
PROSES DESALINASI
desalinasi yang telah dibangun atau sedang
Perbandingan antara beberapa jenis
dibangun diseluruh dunia berdasarkan
sumber-sumber dari para pemasok alat teknologi desalinasi atau pemurnian air asin
atau sumber lain.
secara garis besar ditunjukkan pada Tabel
2.
IV. CONTOH APLIKASI TEKNOLOGI secara efektif dan efisien. Air asin yang akan
OSMOSIS BALIK (RO) UNTUK diolah oleh membran harus jernih, oleh karena
KAWASAN PESISISR DAN PULAU itu pada kasus-kasus dimana air tidak jernih
TERPENCIL atau keruh perlu dilakukan pengolahan awal
atau pretreatmen karena pretreatmen yang
4.1 Aplikasi Teknologi Reverse Osmosis terpasang terbatas kemampuannya.
(RO) Untuk Pengolahan Air Payau
Menjadi Air Minum Kapasitas 10.000 Dari hasil survei dilapangan air yang
Liter per Hari akan diolah adalah air sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Secara
4.1.1 Lokasi Kegiatan fisik air baku yang akan diolah berwarna
kuning kecoklatan dengan konsentrasi zat
Lokasi kegiatan studi di desa Sungai
padatan terlarut (TDS) berkisar antara 3000 –
Lumpur, Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI,
10.000 mg/l.
propinsi Sumatra Selatan. Peta lokasi dapat
dilihat pada Gambar 15.
4.2.2 Proses Pengolahan Air Rawa Payau
Menjadi Air Siap Minum
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 25
menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh diinginkan, sebagai contoh alat pengolah air
bakteri) di dalam membran Osmosa Balik. sistem osmosa balik kapasitas 10 m3/hari
Dari tangki reaktor, air dm yang telah adalah 5000 watt.
teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS)
yang berupa partikel halus, plankton dan
lainnya dapat disaring. Air yang keluar dari
saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter
Mangan Zeolit (manganese greensand filter).
Dengan adanya filter Mangan Zeolit ini, zat
besi atau mangan yang belum teroksidasi di
dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai
konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi dan Mangan
ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena
zat-zat tesebut dapat menimbulkan kerak
(scale) di dalam membran RO.
Spesifikasi :
Volume : 50 liter
Ukuran : Ø 50 cm x 40 cm
Material : Fiberglass Reinforced
Plastic (FRP)
Jumlah : 1 unit
4. Static Mixer
Penampang bak clarifier
Spesifikasi :
kapasitas : 110 liter/menit
Dimensi : Ø 6 “ x 100 cm
Bahan : Fiberglass Reinforced Plastic
(FRP)
Spesifikasi :
Tipe : Profil Tank
Volume : 5000 liter
Jumlah : 1 unit
Gambar 17 : Pompa clarifier, pompa dosing
PAC, Tangki PAC dan Static
Mixer
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 27
9. Tangki KmnO4
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 29
14. Filter Cartridge untuk RO Jumlah : 3 unit
14. Dosing Pump bahan Kimia RO Unit Osmosa balik merupakan jantung
dari sistem pengolahan air secara
Dalam sistem pengolahan air payau keseluruhan. Unit ini terdiri dari selaput
dengan sistem osmosa balik ini, sebelum membran yang digulung secara spiral dengan
masuk ke unit RO dibutuhkan 3 (tiga) buah pelindung kerangka luar (vessel) yang tahan
pompa dosing, masing-masing untuk terhadap tekanan tinggi. Kapasitas tiap unit
menginjeksikan larutan anti scalant, larutan bermacam-macam tergantung disain yang
anti fouling dan larutan untuk kontrol pH. diinginkan. Daya tahan membran ini sangat
Pompa dosing memerlukan energi listrik yang tergantung pada proses pengolahan awal. Jika
rendah, yaitu maksimum sebesar 30 Watt. pengolahan awalnya baik, maka membran ini
Kapasitas dapat divariasikan dari 0,39 sampai dapat tahan lama.
dengan 12,0 liter per jam dan jumlah stroke
maksimum 100 untuk setiap menit. Berat Spesifikasi :
pompa masing-masing sekitar 2,6 kg. Tekanan Model : CF 10T
5 - 7 Bar. Kapasitas : 10 m3 / hari
Raw Water : Air Payau
Spesifikasi : Total Dissolved Solid : < 12 000 ppm
Type : Chemtech 100/030 Tekanan air masuk : Minimum 1 bar
(Setara) Tekanan Operasi : 20 - 24 bars
Pressure : 7 bars Temperatur Operasi : Maximum 40 0C
kapasitas : 4.7 lt / hour Toleransi Kadar besi : Maximum 0.01 ppm
Pump Head : SAN Toleransi Kadar mangan : Maximum 0.01 ppm
Diaphragm : Hypailon Toleransi kadar khlorida : Maximum 0.01 ppm
17. Bak Penampung Air Produk Gambar 26 : Pompa produk dan cartridge
filter
Untuk menanpung air olahan sebelum untuk produk.
didistribusikan melaluin kran pengisian.
19. Sterilisator Ultra Violet
Spesifikasi :
Volume : 500 Liter Proses sterilisasi dalam sistem
Material : Stainles steel pengolahan air ini menggunakan lampu Ultra
Gate Valve : ¾” Violet. Lampu ini dapat membunuh semua
Number : 4 Unit bakteri dalam air minum. Ukuran dan dimensi
alat ini sama dengan Filter cartridge. Energi
yang dibutuhkan maksimum sebesar 30 Watt.
Lampu ini dipasang sebagai tambahan,
terutama jika unit dipergunakan untuk air tawar
dan tidak melalui membran osmosa balik.
Spesifikasi :
Kapasitas : 10 ton/day
Power : 30 watt
Jumlah : 1 unit
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 31
Gambar 27 : UV sterilizer
20. Generator
Output : 10 KVA
Voltage : 220 V/380 V
Phase : 3 Phase
Jumlah : 1 Unit
Gambar 29 : Panel kontrol untuk RO System.
21. Kabel
Gambar 30 : Bangunan Pelindung
Type : Standard (10 A. Min) SNI
Jumlah : 1 set
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 33 : Air baku dan air hasil olahan.
1. Arie, H, Dharmawan dan Komariah, 1988, Studi
Pengkajian Teknologi Reverse osmosis Sistem X
Flow RO-01, Direktorat Pengkajian Sistem, Deputi
Bidang Analisis Sistem, BPPT, Jakarta.
2. Arie, H, Nusa, I.D., Nugro, R., dan Haryoto, I.,
1996, Studi Penerapan Teknologi Pengolahan Air
Payau Kapasitas 10 m3/hari, Direktorat Pengkajian
Sistem Industri Jasa, Deputi Bidang Analisis
Sistem, BPPT, Jakarta.
3. Asaoka Tadatomo, “ Yousui Haisui Shori Gijutsu “,
Tokyo, 1973.
4. Benefiled, L.D., Judkins, J.F., and Weand, B.L.,
"Process Chemistry For Water And Waste
Treatment", Prentice-Hall, Inc., Englewood, 1982.
5. Bunce, N.J. , 1993, Intruduction to Environmental
Chemistry, Wuerz Publishing Ltd, Winnipeg,
Gambar 34 : Pengisian air dalam botol galon. Canada.
6. Fair, G.M., Geyer, J.C., AND Okun, D.A., "
Element Of Water Supply And Waste Water
V. PENUTUP Disposal ", Second Edition, John Wiley And Sons,
New York, 1971.
Demikianlah sedikit gambaran 7. Hamer, M. J., " Water And Waste water Technology
mengenai unit pengolah air asin dengan ", Second Edition, John Wiley And Sons, New York,
sistem osmosa balik. Sistem ini baik dan 1986.
sangat efisien, tetapi membutuhkan konsumsi 8. Nusa, I.S., Arie, H., Nugro, R., dan Haryoto, I.,
energi yang cukup besar sehingga biaya 1996, Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Unit
pengoperasiannya juga mahal, oleh karena itu Pengolah Air Sistem Reverse Osmosis Kapasitas
pemanfaatannya hingga saat ini lebih banyak 500 m3/hari Untuk perusahaan minyak lepas
untuk industri. Kualitas air hasil olahan unit pantai, P.T. Paramita Binasarana, Jakarta.
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 33
9. Peavy, H.S., Rowe, D.R, AND Tchobanoglous, 11. Tatsumi Iwao, " Water Work Engineering (JOSUI
S.G., "Environmental Engineering ", Mc Graw-Hill KOGAKU) ", Japanese Edition, Tokyo, 1971.
Book Company, Singapore, 1986. 12. Viessman W,JR., “Water Supply And Pollution
10. Sasakura, 1995, Desalination Technology and Its Control “, fourth edition, Harper and Ror Publisher,
Aplication, P.T. Sasakura Indonesia, Jakarta New york, 1985.
Gambar 9 :Diagram proses pengolahan air asin menjadi air tawar dengan proses osmosis balik (Reverse Osmosis)
J.Tek.Ling. P3TL-BPPT.4(2):15-34 35