Anda di halaman 1dari 8

DEEP GROUNDBED IMPRESSED CURRENT SYSTEM

OLEH : BARLIAN KAHURIPAN

Perbedaan antara impressed current dan sacrificial anode adalah pada


pemasangan anodenya. Pada system impressed current anode dikenal dengan
naa groundbed. Jenis groundbed berdasarkan instalasinya ada tiga yaitu
Horizontal groundbed, Vertikal shallow groundbed dan Deep groundbed.

Deep groundbed merupakan metode yang paling popular dan paling banyak
digunakan karena tidak membutuhkan area yang begitu luas. Dengan
perkembangan teknologi yang ada sekarang menjadikan instalasi Deep
groundbed menjadi mudah.

Terdapat 3 hal yang paling penting saat melakukan design deep groundbed
untuk mendapatkan performance yang maksimal yaitu :

1. Groundbed Resistance (Tahanan Groundbed)

Secara umum groundbed dirancang mempunyai tahanan sebesar 1 ohm atau


lebih rendah daripada itu. Beberapa factor yang mempengaruhi nilai resistance
sebuah groundbed adalah soil resistivity, panjang area aktif, Kualitas coke dan
konsumsi anoda. Groundbed resistance sering berubah dari waktu kewaktu.

2. Groundbed Current Output (Keluaran arus groundbed)

Keluaran arus groundbed merupakan fungsi dari DC power system sebagai


sumber voltage dan tahanan sirkuit (berdasarkan ohm law V = I x R) . Dengan
berjalannya waktu maka tahanan groundbed akan naik sehingga membuat
keluaran arus menurun. Disaat inilah Voltage output bisa diatur sesuai
kebutuhan.

3. Umur Desain

Groundbed mempunyai umur desain dan umur actual operasi. Umur desain
dihitung berdasarkan jumlah anoda yang digunakan serta laju konsumsi untuk
mendapatkan keluaran arus yang diinginkan. Umur actual operasi bisa melebihi
umur desain atau pada beberapa kasus kurang dari umur desain dikarenakan
kesalahan desain, kerusakan instrument saat instalasi dan pengoperasian
groundbed yang melebihi kemampuan desainnya.

Deep well groundbed mempunyai 2 zona, yaitu zona aktif dan zona pasif. Zona
aktif adalah zona yang dimulai dari bawah lubang hingga permukaan kolom
coke breeze. Zona pasif berada diatas zona aktif sampai dengan permukaan
tanah dengan jarak bervariasi tergantung kedalaman groundbed. Zona pasif ini
diperlukan untuk memastikan bahwa jarak groundbed sudah mencapai zona
remote atau terbebas dari efek gradient sehingga jangkauan proteksi bisa jauh.

Gambar 1. Zona Aktif dan zona pasif


Zona aktif adalah tempat anode berada. Ada beberapa pertimbangan praktis
dalam menentukan panjang zona aktif dimana akan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap resistance groundbed. Persamaan Dwight digunakan
untuk melakukan pendekatan terhadap resistance groundbed. Dalam
persamaan tersebut ada 2 faktor yang sangat berpengaruh yaitu panjang area
aktif dan soil resistivity, sedangkan diameter lubang tidak berpengaruh secara
signifikan.

RA = Resistance groundbed

L = panjang area aktif

r = jari jari lubang.

Persamaan Dwight mempunyai dua asumsi yang kurang tepat namun tetap
dapat digunakan sebagai pendekatan terbaik dalam melakukan desain.
Pertama adalah mengasumsikan bahwa groundbed terdiri dari satu anoda
panjang sepanjang area aktif, yang kedua adalah asumsi bahwa nilai soil
resistivity sepanjang area aktif adalah sama.

Terdapat 2 tipe dasar konfigurasi anoda dalam groundbed yang umum


digunakan, yaitu :

1. Discreet anode

Pada konfigurasi ini, beberapa anode dipasang pada area aktif dengan jarak
tertentu antar anoda untuk mencegah adanya efek interface antar anoda. Rata-
rata jaraknya adalah 10 feet ( 3 meter ). Kebutuhan anoda secara pasti
tergantung dari tipe anoda, ukuran anoda, output requirement, dan umur
desain. Sangat tidak umum jika terdapat 10 – 15 anode dalam satu lubang.
Gambar 2 . Discreet Anode Deep groundbed

2. Continuous Anode Assembly

Konfigurasi ini menggunakan anode jenis kabel atau kawat sebagai pengganti
beberapa discreet individual anode. Continous anode ini mempunyai dua kabel
dimasing-masing ujungnya. Selain itu pabrikan pembuat anode memberikan
kabel jumper setiap 10 feet ( 3 meter) menghubungkan antar wire anode untuk
mendapatkan efek parallel dan seri sehingga dapat menghasilkan redudansi
listrik dan menghilangkan IR drop sepanjang anode juga memastikan arus
terdistribusi dengan baik pada setiap elemen anode.

Gambar 3 . Continous Anode Deep groundbed


Gambar 4 . Continous Anode Deep groundbed with lowering rope

Gambar 5 . Pemasangan Continous Anode Deep groundbed


Posisi remote baik secara horizontal maupun vertical merupakan syarat
penting untuk mendapatkan jangkauan arus proteksi yang jauh. Posisi Remote
diukur dari jarak antara anode pertama dengan pipa. Jika groundbed dipasang
sebelum jarak remotenya maka pipa akan terkena efek anodic gradient yang
berasal dari arus yang keluar dari anode ke sekeliling, sehingga arus yang
menjangkau pipa langsung balik lagi ke anode dan tidak menjangkau pipa
terjauh.

Indocor mengajarkan rumus untuk mencari jarak remote sebagai berikut :

Gambar 6 Profil penurunan potensial proteksi dengan jarak remote

arc cosh ( E o / E x )
X  (km)

Dimana

Potensial pipa terhadap tanah sebelum diproteksi = -550 mV

EO = Potensial pipa dekat anoda (-550 mV s/d –1200 mV)

Ex = Potensial pipa pada jarak X (-550 mV s/d – 850 mV)


 =  r. G (konstanta atenuasi)

Ppipa
r (ohm/m)
 t (D  t)

Ppipa = Tahanan pipa baja (tabel) (ohm/m)

D = diameter luar pipa

t = tebal pipa

 .D
G

G = Konduktan pipa

 = spesifikasi konduktifitas coating (table) (ohm/m2)

D = Diameter luar pipa

Cara untuk mengukur jarak remote yang kita tentukan berdasarkan rumus
desain sudah tepat adalah dengan melakukan pengukuran sebagai berikut :

Gambar 7. Pengukuran memnentukan jarak remote dari groundbed existing


Kabel positif pada multimeter dihubungkan pada kabel header dari anode
groundbed, kabel negative dihubungkan dengan multimeter. Kemudian
dengan menggunakan kabel panjang bergerak menjauh dari groundbed. Setiap
5 langkah diukur nilai potensial dengan multimeter dan catat hasilnya. Jarak
dimana tidak terjadi perubahan potensial secara signifikan atau potensial sudah
mulai konstan maka itulah jarak remote. Jika jarak remote lebih kecil dari jarak
groundbed ke pipa berarti instalasi berdasarkan rumus perhitungan mencari
jarak remote sudah benar. Jika tidak maka perhitungan masih ada kesalahan
namun jika masih mengcover pipa terjauh tidak perlu dilakukan mitigasi.

Jarak remote harus ditentukan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan,
sebab jika terjadi kesalahan penentuan jarak remote. Sedangkan groundbed
sudah terinstal dan ternyata system tidak bisa menjangkau sampai pipa terjauh
sesuai desain maka untuk menambah kedalaman groundbed akan sangat sulit
bahkan cenderung tidak bisa dilakukan, karena harus menarik kembali anode
dan melakukan pengeboran ulang dengan backfill didalamnya.

Referensi :

1. Barlian Kahuripan, “modul 1 Corrosion Control”, PGN 2009


2. Peabody, “Control of Pipeline Corrosion”, NACE International, 2001
3. NACE, “CP 1 Cathodic Protection Tester Course Manual”, NACE
International, 2007
4. Matcor, “Deep Well Anode system Design”, Matcor technical
Bulletin, 2008
5. Matcor, “Durramo Deep Anode System” Matcor product
datasheet, 2014
6. Rogelio, “New Earth Potential Equations and Application”,
www,enengineering.com, 2009
7. Sulaiman, “Desain Arus Tanding”, Materi kursus Indocor, 2005

Anda mungkin juga menyukai