Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN RAPAT

Rapat :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Acara/Topik :
Pimpinan Rapat
Ketua :
Moderator :
Pencatat :
Undangan : Terlampir
KegiatanRapat
1. Pembukaan : Acara dibuka pada pukul 07.35 WIB dengan bacaan Basmallah
dan ucapan terima kasih kepada peserta yang hadir
2. Hasil Pembahasan : 1. Penyampaian materi tentang isolasi Airborne oleh Pak
2. Pasien rujukan dari RS lain yang dating ke IGD sudah
diketahui MDR, jangan langsung diturunkan dari ambulan
tetapi langsung keruang isolasi IGD melalui pintu sebelah
barat IGD
3. Belum ada SPO tentang ketentuan penunggu pasien di
ruang MDR dan ruang airborne disease
4. Pemindahan pasien dari ruang isolasi IGD ke ruang
MDR/airborne disease kalau terang/tidak hujan lewat jalan
depan IBS kalau hujan lewat jalur IGD ke TPPRI (lihat
alur), kalau Satpam membantu menerima/memindahkan
pasien dari ambulans ke brankard boleh memakai APD
yang ada di IGD
5. Sarana dan prasarana untuk ruangan bertekanan negative
dan positif belum sesuai, alat harus terpasang di dinding
dan bias terbaca dari luar
6. Kamar perawatan pasien untuk pintu-pintu yang rusak
,dilengkapi dengan bel panggil.
7. Tata ruang di ruang flu burung?
8. Ruangan yang ditetapkan kalau ada outbreak airborne
9. Apakah petugas perlu mandi setelah merawat pasien/kapan
harus mandi?
3. Keputusan : 1. Bahwa semua pasien dengan MDR/airborne disease yang
dating ke IGD tidak boleh diturunkan dan ditempatkan di
ruang IGD, tetapi langsung ke ruang isolasi IGD dengan
pasien masih di ambulans, lewat jalan samping barat IGD
(lihat denah/alur pasien)
2. Membuat SPO tentang ketentuan penunggu di ruang MDR
dan di Ruang Flu burung
3. Transport pasien MDR/airborne disease dari ruang isolasi
IGD ke ruang MDR/Flu burung tidak perlu memakai
ambulans ,kalau tidak hujan dan kondisi memungkinkan
lewat jalan depan IBS langsung keruang MDR/flu burung,
kalau hujan lewat alur transport pasien dari IGD ke ruang.
4. Segera diusahakan pengadaan alat tekanan negative dan
positif yang bias dipasang di dinding dan bisa dilihat dari
luar
5. Pintu-pintu yang rusak dan tidak bias menutup dengan
sempurna baik di ruang tekanan negative ataupun di ruang
tekanan positif (immunokompromise) akan segera
diperbaiki dan diupayakan ada bel panggil yang mudah
dijangkau pasien.
6. Satu kamar di ruang flu burung ataupun di ruang
immunokompromise tidak untuk satu pasien tetapi untuk
dua pasien dengan ketentuan ada tirai pemisah dan
penunggu tidak boleh di ruang pasien tetapi di ruang
anteroom
7. Kalau terjadi ledakan / outbreak pasien airborne ruang
rawat inap yang rencana akan dijadikan ruang isolasi yaitu
SR Atas atau ruang PTRM dan Ruang Alamanda (dengan
criteria ruangan harus sesuai dengan standar ruang isolasi,
ada ruang anteroom dll )
8. Petugas perlu mandi setelah merawat kasus tertentu dan
setelah selesai perawatan dalam satu shift jaga atau pada
saat petugas akan pulang dinas ( akan dicari referensi lagi )
4. TindakLanjut : 1. Sosialisasi kepada semua satpam tentang alur tersebut
karena yang memegang kunci gerbang samping IGD adalah
Satpam (PJ KasubagRumahTangga)
2. IPCN bersama dengan Bidang Perawatan, Ka IRNA 2 dan
Karuwat Bougenvil membuat SPO penunggu di ruang
MDR dan Ruang Flu burung
3. Sosialisasi kepada petugas IGD dan transporter IGD
penanggung jawab PJ IGD ( B Nur Komariyah, SKep Ns)
4. Kepala bidang Sarana Prasarana RS akan mengupayakan
sesegera mungkin pengadaan alat
5. Kepala Bagian Rumah Tangga untuk segera menindak
lanjuti perbaikan pintu yang rusak
6. Edukasi kepada penunggu pasien oleh petugas ruangan.
7. Mengkaji kelayakan ruangan SR Atas, PTRM dan
Alamanda untuk dijadikan ruangan isolasi apabila ada
kasus outbreak airborne.
8. Mencari referensi tentang ketentuan petugas di ruang
perawatan isolasi airborne disease/MDR

Purwokerto, 28 Agustus 2019


Notulis KetuaKomite PPI

Umi Wahyudiati, SKepNs Dr.dr.Pugud Samodro, SpPD FINASIM


NIP : 19700701 199403 2 007 NIP : 19670526 200312 1 001

Anda mungkin juga menyukai