Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

Hukum Bisnis
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis Semester Genap Tahun Ajaran
2019/2020

Disusun Oleh :

Dhegatala Fernady 6031801142

Salvatore Mahadewa Suryokencono 6031801187

Universitas Katolik Parahyangan

Bandung

2019
PERJANJIAN YANG DILARANG

Bagian Pertama

Oligopoli

Pasal 4
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-
sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama melakukan penguasaan
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa, sebagaimana dimaksud ayat (1), apabila
2 (dua) atau 3 (tiga) pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75%
(tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Contoh Oligopoli
Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan pihaknya memanggil Telkomsel untuk meminta
klarifikasi dugaan operator itu melakukan tindakan monopoli. Ia berujar, Telkomsel menguasai
80 persen pasar di luar Pulau Jawa. "Dalam hal ini, Telkomsel diduga membeli SIM card milik
Indosat," ucapnya.

Sementara itu, pemanggilan Indosat berkaitan dengan penetapan harga telepon Rp 1 per detik
yang mengarah pada predatory pricing atau merusak harga. "Kami akan mengklarifikasi, apakah
tarif tersebut wajar," tuturnya.
Bagian Kedua

Penetapan Harga

Pasal 5
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk
menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau
pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi: a. suatu perjanjian
yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-
undang yang berlaku.

Pasal 6
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian yang mengakibatkan pembeli yang satu harus
membayar dengan harga yang berbeda dari harga yang harus dibayar oleh pembeli lain untuk
barang dan atau jasa yang sama.

UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 199910

Pasal 7
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan
harga di bawah harga pasar, yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Contoh Penetapan Harga


Dalam pricing strategy-nya, Sosro menerapkan Demand-Oriented Pricing Method atau metode
penetapan harga yang berorientasi pada permintaan, dimana Sosro tidak membebankan harga yang
terlalu tinggi untuk sebuah produk minuman pelepas dahaga, akan tetapi dengan harga yang
ekonomis. Dengan harga tersebut, volume permintaan konsumen akan besar, sehingga dengan
margin yang kecil dikalikan dengan banyaknya volume penjualan yang mereka terima, maka
keuntungan secara keseluruhan akan besar.

Pada level Dister, harga yang diberikan PT. Sinar Sosro (pabrik) untuk produk Teh Botol Sosro
adalah Rp 16.900/ krat. Di level subwholesaler, mereka mengambil dari Dister di kisaran Rp
17.300/ krat. Di level pengecer, dengan patokan harga dari agen Rp 18.000/ krat, mereka bisa
mengambil keuntungan mencapai 100% atau bahkan lebih, karena bisa menjual Rp 36.000/ krat
(Rp 1.500/ botol). Khusus pengecer, mereka pun bisa langsung mengambil ke pabrik atau KP,
dengan pricing yang sama, yaitu Rp 18.000/ krat

Pasal 8
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat persyaratan
bahwa penerima barang dan atau jasa tidak akan menjual atau memasok kembali barang dan atau
jasa yang diterimanya, dengan harga yang lebih rendah daripada harga yang telah diperjanjikan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Bagian Ketiga

Pembagian Wilayah

Pasal 9
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya yang bertujuan untuk
membagi wilayah pemasaran atau alokasi pasar terhadap barang dan atau jasa sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

Contoh Pembagian Wilayah


Misalnya adalah perusahaan A hanya diperbolehkan memproduksi dan memasarkan barangnya di
daerah X, dan perusahaan B hanya diperbolehkan memproduksi dan memasarkan barangnya di
daerah Y.

Bagian Keempat

Pemboikotan

Pasal 10
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya, yang dapat
menghalangi pelaku usaha lain untuk melakukan usaha yang sama, baik untuk tujuan pasar
dalam negeri maupun pasar luar negeri.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya, untuk
menolak menjual setiap barang dan atau jasa dari pelaku usaha lain sehingga perbuatan
tersebut: a. merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain; atau b.
membatasi pelaku usaha lain dalam menjual atau membeli setiap barang dan atau jasa dari
pasar bersangkutan.

11UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 1999


Contoh Pemboikotan
Tahun 2011, ekspor produk bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia mencapai US$ 5,8 miliar,
yang terdiri atas kertas US$ 4,2 miliar dan pulp US$ 1,6 miliar. Tahun 2012, ekspor komoditas
tersebut diperkirakan tumbuh 5-8% menjadi US$ 6,09-6,26 miliar. Sementara itu, Hidayat
menuturkan, pihaknya tengah mempelajari kasus pemboikotan produk kertas asal Indonesia oleh
perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Pemerintah sedang berunding dengan Walt Disney
mengenai tuduhan produk kertas dari Indonesia tidak ramah lingkungan.

Bagian Kelima

Kartel

Pasal 11
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya, yang bermaksud
untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau pemasaran suatu barang dan atau
jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.

Contoh Kartel
KPPU berhasil membongkar praktek kartel yang dilakukan enam perusahaan seluler selama 2004-
2008 yang menetapkan persekongkolan harga tarif SMS Rp 350/SMS, konsumen dirugikan
mencapai Rp 2,827 triliun. Keenam perusahaan operator seluler tersebut diantaranya PT
Excelcomindo Pratama Tbk (XL), PT Telkomsel, PT Telkom, PT Bakrie Telecom Tbk, PT
Mobile-8 Telecom Tbk dan PT Smart Telecom yang telah dihukum denda oleh KPPU. Namun
hingga sampai saat ini, kerugian konsumen yang mencapai Rp 2,827 triliun belum bisa ditemukan
cara pengembalian ganti kerugiannya.

Bagian Keenam

Trust

Pasal 12
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk melakukan kerja sama
dengan membentuk gabungan perusahaan atau perseroan yang lebih besar, dengan tetap menjaga
dan mempertahankan kelangsungan hidup masing-masing perusahaan atau perseroan anggotanya,
yang bertujuan untuk mengontrol produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa, sehingga
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

Contoh Trust
Dua pelaku usaha yang bersaingan (A dan B) menyatakan penggabungan perusahaan mereka, tapi
sebenarnya A dan B dikelola sebagai dua perusahaan tersendiri.

Bagian Ketujuh

Oligopsoni

Pasal 13
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk
secara bersama-sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan agar dapat
mengendalikan harga atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap secara bersama-sama menguasai pembelian atau
penerimaan pasokan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila 2 (dua) atau 3 (tiga)
pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima
persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 199912

Contoh Oligopsoni

KPPU : Dugaan Praktik Oligopsoni PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Masuk


Penyelidikan

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Pusat menyetujui dugaan praktik oligopsoni
pabrik kelapa sawit dilanjutkan ke proses penyelidikan.
"Usulan inisiatif KPPU Medan ke pusat untuk melakukan penyelidikan dugaan praktik
oligopsoni dimana penjual TBS (tandan buah segar) banyak, sebaliknya pembeli sedikit dengan
seluruh pabrik kelapa sawit menjadi terlapor sudah disetujui untuk dilanjutkan ke tingkat
penyelidikan," ujar Kepala Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Medan Abdul
Hakim Pasaribu di Medan, Rabu (2/9).
KPPU Medan memang merekomendasikan seluruh PKS baik yang memiliki dan tanpa
kebun di Sumut menjadi terlapor, karena diduga kuat melakukan oligopsoni.
Rekomendasi itu dilakukan setelah melihat terjadi ketidakwajaran selisih antara harga TBS
di tingkat petani dan pada PKS yang mengacu pada harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan
Sumut."Oligopsoni membuat petani sawit semakin kesulitan di tengah harga jual yang sedang
rendah akibat krisis global sehingga KPPU berharap praktik itu tidak terjadi lagi," kata Abdul
Hakim Pasaribu.
Harga TBS di tingkat petani dilaporkan sekitar Rp300 hingga Rp700 per kg untuk di daerah
yang jauh dari PKS. Tekanan harga bukan hanya karena faktor harga di luar negeri yang sedang
turun, tetapi juga diduga akibat banyaknya penjual sementara pembeli sedikit.
"Oligopsoni sangat merugikan, apalagi dari total luas lahan sawit di Sumut, terbanyak
merupakan milik petani," ungkap dia.
Sumber : neraca.co.id/4 september 2015

Bagian Kedelapan

Integrasi Vertikal

Pasal 14
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk
menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau
jasa tertentu yang mana setiap rangkaian produksi merupakan hasil pengolahan atau proses
lanjutan, baik dalam satu rangkaian langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat.

Contoh Integrasi Vertikal

Terbukti Melakukan Integrasi Vertikal, Garuda Dihukum Bayar Denda Rp 1


Miliar

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memutuskan PT Garuda Indonesia (Garuda)


membayar denda Rp1 miliar. Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia itu dianggap telah
melakukan integrasi vertikal dan perjanjian eksklusif sehubungan dengan kesepakatan dual acces
yang dibuat dengan PT Abacus Indonesia (Abacus).
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, Majelis Komisi menyimpulkan bahwa
perjanjian dual acces yang dibuat oleh Garuda dan Abacus pada 28 Agustus 2002, menyebabkan
persaingan usaha tidak sehat yang akan merugikan biro perjalanan swasta. Disitu disebutkan,
distribusi tiket penerbangan Garuda di Indonesia hanya dilakukan dengan dual accesmelalui
terminal Abacus.
Dual acces bertujuan agar Garuda dapat mengontrol biro perjalanan wisata di Indonesia
dalam melakukan reservasi dan booking tiket penerbangan. Alasan Garuda memberikan
memberikan konsesi dual acces, karena biaya transaksi internasional dengan menggunakan sistem
Abacus lebih murah.
Sumber : hukumonline.com/5 agustus 2003

Bagian Kesembilan

Perjanjian Tertutup

Pasal 15
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain yang memuat
persyaratan bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa hanya akan memasok atau
tidak memasok kembali barang dan atau jasa tersebut kepada pihak tertentu dan atau pada
tempat tertentu.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain yang memuat persyaratan
bahwa pihak yang menerima barang dan atau jasa tertentu harus bersedia membeli barang
dan atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok.
(3) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian mengenai harga atau potongan harga tertentu
atas barang dan atau jasa, yang memuat persyaratan bahwa pelaku usaha yang menerima
barang dan atau jasa dari pelaku usaha pemasok: a. harus bersedia membeli barang dan
atau jasa lain dari pelaku usaha pemasok; atau b. tidak akan membeli barang dan atau jasa
yang sama atau sejenis dari pelaku usaha lain yang menjadi pesaing dari pelaku usaha
pemasok.
Contoh Perjanjian Tertutup
Pengakuan adanya perjanjian tertutup diantara produsen semen dalam negeri dengan
produsen semen MNC. Perjanjian tertutup yang dimaksud adalah berupa permintaan hak ekslusif
para MNC di masing-masing perusahaan semen di Indonesia, sebagai distributor semen. Sehingga
MNC tersebut dapat menguasai jalur pemasaran semen hasil produksi Indonesia. Dengan
terungkapnya perjanjian tertutup tersebut, Samuel berharap agar KPPU segera
menindaklanjutinya. Yaitu dengan meningkatkan status laporan dari pengkajian menjadi
pemeriksaan pendahuluan.
Pasalnya jika telah masuk kepada pemeriksaan pendahuluan, KPPU bisa meminta
perjanjian tertutup tersebut -- paling tidak copy-nya -- sebagai barang bukti. Sebab KPPU memiliki
hak untuk itu, dan pihak yang diminta oleh KPPU harus memberikannya.
Sumber: hukumonline.com/2 November 2002

Bagian Kesepuluh

Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri

Pasal 16
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pihak lain di luar negeri yang memuat ketentuan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

13UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 1999


Contoh Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri
Kasus perjanjian antara Astro All Asia Network dan PT. Direct Vision dengan ESPN Start Sport
dalam hak-hak siar eksklusif Barcalys Premier League. Asto All Network dan EPN Star Sport
telah membuat perjanjian untuk penunjukan operator televisi di Indonesia yang mendapatkan hak
siar eksklusif Barcalys Premier League. Pihak Astro All network membuat perjanjian penjunjukan
langsung kepada PT. Direct Vision yang mendapatkan satu-satunya hak siar atas Barcalays
Premier League di Indonesia. Atas penunjukan langsung kepada satu-satunya pelaku usaha maka
akan mengganggu atau menghambat operator televisi di Indonesia lainnya untuk bersaing.
Sumber: mariotedja.blogospot.com / 22 April 2013

KEGIATAN YANG DILARANG

Bagian Pertama

Monopoli

Pasal 17
(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang
dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila: a. barang
dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya; atau b. mengakibatkan pelaku
usaha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan usaha barang dan atau jasa yang sama;
atau c. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima
puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Contoh Monopoli

Terbukti monopoli, KPPU denda produsen minuman sebuk


kemasan ini Rp11,4 miliar
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memutus perkara monopoli pasar PT Forisa
Nusapersada, perusahaan minuman serbuk dalam kemasan merek Pop Ice, dengan mendenda
senilai Rp 11,4 miliar.
“Perusahaan tersebut terbukti menghambat pelaku usaha pesaingnya untuk memasarkan
produknya di seluruh pasar di Indonesia,” ujar Ketua KPPU Syarkawi Rauf saat ditemui di Gedung
DPR, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Perkara dengan nomor 14/KPPU-L/2015 berawal dari laporan masyarakat kepada KPPU
yang menduga PT Forisa Nusaperseda telah melanggar Undang-undang (UU) nomor 5 Tahun
1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Berdasarkan laporan tersebut PT Forisa Nusapersada diduga melanggar UU tersebut
dengan mengeluarkan program “Pop Ice The Real Ice Blender.” Dalam program tersebut, PT
Forisa Nusapersada mewajibkan kios minuman dan toko di pasar untuk tidak menjual produk
minuman serbuk dalam kemasan lainnya seperti Milkjuss, S’Cafe, Camelo dan SooIce dengan
menjanjikan hadiah berupa satu renceng Pop Ice, kaos, dan blender.
Dalam program tersebut, pemilik kios minuman dan toko di pasar juga bisa menukarkan
satu renceng produk minuman serbuk dalam kemasan lainnya dan mendapatkan dua renceng
produk Pop Ice.
Bagian Kedua

Monopsoni

Pasal 18
(1) Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas
barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai penerimaan pasokan atau menjadi
pembeli tunggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu
jenis barang atau jasa tertentu.
UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 199914

Contoh Monopsoni
PT Agarindo akan menjadi pembeli tunggal untuk area budi daya rumput laut seluas 5.000 hektar
di sejumlah Kawasan pesisir. Daya beli itu sebanyak 1.500 ton/bulan atau senilai 1.9 M.
Sumber: korantempo.co

Bagian Ketiga

Penguasaan Pasar

Pasal 19
Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama
pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat berupa : a. menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk
melakukan kegiatan usaha yang sama pada pasar bersangkutan; atau b. menghalangi konsumen
atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku
usaha pesaingnya itu; atau c. membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada
pasar bersangkutan; atau d. melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

Pasal 20
Pelaku usaha dilarang melakukan pemasokan barang dan atau jasa dengan cara melakukan jual
rugi atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau
mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

Pasal 21
Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya
yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Contoh Penguasaan Pasar


Suatu daerah di kota x dilarang menggunakan transportasi ojek online oleh pangkalan ojek daerah
tersebut.
Bagian Keempat

Persekongkolan

Pasal 22
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan
pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

15UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 1999

Pasal 23
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkan informasi kegiatan
usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Pasal 24
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk menghambat produksi dan atau
pemasaran barang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya dengan maksud agar barang dan atau
jasa yang ditawarkan atau dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang baik dari jumlah,
kualitas, maupun ketepatan waktu yang dipersyaratkan.

Contoh Kasus
Setelah beberapa waktu lalu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakarta Pusat) menolak sebagian
permohonan keberatan yangdiajukan pelaku usaha terhadap Putusan Perkara No. 08/KPPU-I/2014
tentang pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999 dalam Industri Otomotif terkait Kartel Ban Kendaraan
Bermotor Roda Empat, kali ini kembali PN Jakarta Pusat memenangkan Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) dalam perkara keberatan atas Putusan Perkara No. 02/KPPU-L/2015
tentang pelanggaran Pasal 22 UU No. 5 tahun 1999 terkait dengan Pelelangan 4 (empat) Paket
Pekerjaan di Lingkungan Konstruksi SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Propinsi Kepulauan Riau,
ULP Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Kementerian Pekerjaan Umum dengan sistem
Full-Procurement Tahun Anggaran 2014.
Sumber: suara.com 10 Mei 2016

POSISI DOMINAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 25
(1) Pelaku usaha dilarang menggunakan posisi dominan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk: a. menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah
dan atau menghalangi konsumen memperoleh barang dan atau jasa yang bersaing, baik dari
segi harga maupun kualitas; atau b. membatasi pasar dan pengembangan teknologi; atau c.
menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar
bersangkutan.
(2) Pelaku usaha memiliki posisi dominan sebagaimana dimaksud ayat (1) apabila: a. satu
pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% (lima puluh persen) atau
lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu; atau b. dua atau tiga pelaku usaha
atau kelompok pelaku usaha menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 199916
Bagian Kedua

Jabatan Rangkap

Pasal 26
Seseorang yang menduduki jabatan sebagai direksi atau komisaris dari suatu perusahaan, pada
waktu yang bersamaan dilarang merangkap menjadi direksi atau komisaris pada perusahaan lain,
apabila perusahaan-perusahaan tersebut: a. berada dalam pasar bersangkutan yang sama; atau b.
memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha; atau c. secara bersama dapat
menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa tertentu, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Bagian Ketiga Pemilikan Saham.

Pasal 27
Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan sejenis yang
melakukan kegiatan usaha dalam bidang yang sama pada pasar bersangkutan yang sama, atau
mendirikan beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan usaha yang sama pada pasar
bersangkutan yang sama, apabila kepemilikan tersebut mengakibatkan: a. satu pelaku usaha atau
satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis
barang atau jasa tertentu; b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai
lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Contoh Kasus
Kasus dugaan korupsi M Nazaruddin adalah salah satu contoh dampak dari rangkap jabatan yang
dilakukan anggota DPR. Duduk sebagai petinggi perusahaan sekaligus anggota Badan Anggaran
DPR merupakan peluang besar bagi Nazaruddin untuk menyalahgunakan wewenangnya.
\\\"Larangan aturan rangkap jabatan harus tegas,\\\" kata mantan aktivis mahasiswa, Judilherry
Justam dalam acara diskusi di Jakarta, Rabu (14\/9\/2011).

Judil adalah pemohon uji materi pasal 208 ayat (2), Pasal 277 ayat (2), Pasal 327 ayat (2) dan
Pasal 378 ayat (2) UU Nomor 27\/2009 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD. Pasal itu menyoal
larangan rangkap jabatan anggota parlemen di beberapa bidang seperti lembaga pendidikan
swasta, akuntan publik, konsultan, advokat atau pengacara dan notaris.

Judil menilai larangan yang hanya berbentuk negative list seperti itu masih memberi peluang
rangkap jabatan lain. Dia mempertanyakan, justru pasal itu tidak memuat larangan di perusahaan
struktural swasta.

\\\"Padahal kita tahu Nazaruddin dengan perusahaannya yang banyak itu dan menjabat anggota
DPR telah berbuat seperti itu,\\\" ujar Judil.

Dia juga mencontohkan, potensi konflik kepentingan juga dapat muncul dari para anggota
Komisi Hukum DPR yang berlatar belakang advokat. Meski sudah tidak menjadi advokat, para
legislator itu masih mengoperasikan kantor hukum dengan namanya.

\\\"Mitra kerja anggota Komisi III itu Polri, Kejaksaan. Siapa yang menjamin anggot DPR tidak
menggunakan kekuasaannya, saat kantor hukumnya menangani suatu perkara,\\\" ujarnya.

Pengamat kebijakan publik, Rhenald Kasali mengatakan, semua prosedur harus dibangun untuk
mencegah konflik kepentingan. Sebabnya, manusia secara perilaku akan memperhitungkan cost
and benefit.

\\\"Berapa cost dia jadi anggota DPR, maka cenderung akan mencari benefit yang lebih besar,\\\"
ujarnya

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-1722365/kasus-nazaruddin-dampak-rangkap-jabatan-
anggota-dpr
Bagian Ketiga

Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan

Pasal 28
(1) Pelaku usaha dilarang melakukan penggabungan atau peleburan badan usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
(2) Pelaku usaha dilarang melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat.
17UNDANG-UNDANG NOMOR .5 TAHUN 1999
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan atau peleburan badan usaha yang dilarang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan ketentuan mengenai pengambilalihan saham
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 29
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi
jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan tersebut.
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Contoh Kasus
LPKR sebenarnya adalah salah satu perusahaan merger yang terbentuk oleh banyak perusahaan-
perusahaan lainnya yaitu : Aryaduta hotel, Siloam health care, kartika abadi sejahtera, LPLD atau
Lippo land development, metropolitan tatanugraha, sumber waluyo dan Anangadipta berkat mulia
yang bergabung dengan LPKR atau Lippo Karawaci Tbk, yang sekarang telah berkembang di
ruang lingkup real estat, perkantoran, pengusahaan gedung dan penggalian tanah.

Anda mungkin juga menyukai