Dosen pengampu
M.Ikwanudin,S.Pd.M.Pd
Disusun oleh
Fungsi Fluida Rem Fungsi minyak rem adalah sebagai pelumas pada komponen logam yang bergesekan
untuk menghentikan laju kendaraan agar logam tersebut tidak mudah aus, tahan panas, dan tidak
berubah bentuk pada suhu tinggi. Fungsi minyak rem yang lain adalah sebagai berikut: a. Untuk
mengurangi kecepatan sampai menghentikan kendaraan. b. Mengontrol kecepatan selama berkendara. c.
Untuk menahan kendaraan pada saat parkir dan berhenti pada jalan yang menurun atau menanjak. d.
Sebagai penyalur tenaga hidrolik tak lain karena memiliki sifat seperti fluida (cairan) dalam sistem
tertutup lainnya.
Cara kerja minyak rem Ketika proses pengereman, diperlukan tenaga hidrolik yang diaktifkan oleh
silinder master agar dapat menghentikan putaran roda. Cara ini dilakukan dengan menekan tromol atau
dapat juga dengan menjepit cakram. Tenaga hidraulik ini disalurkan kesemua sistem melalui minyak
rem. Minyak rem memiliki sifat seperti fluida dalam sistem tertutupnya. Kerja dari sistem rem, dari
master silinder ke piston mentransfer energi mekanis yang akan menghasilkan panas dari gesekan
minyak rem dengan permukaan salurannya.
Kandungan minyak rem Kandungan minyak rem yang sering digunakan biasanya adalah Polyalkylene
Glycol Ether. Minyak rem yang berbahan dasar Polyalkylene Glycol Ether lebih populer termasuk
dalam dunia racing. Bahan kimia sebagai bahan dasar minyak rem ini serupa dengan bahan anti beku
pada radiator coolant (ethylene glicol) dan bahkan bahan dasar ini termasuk bahan beracun dan perlu
seratus tahun bagi alam untuk menguraikannya. Polyalkylene Glycol Ether yang sering digunakan
adalah Tri-Ethylene Glycol. Senyawa ini merupakan bahan dasar dari minyak rem. Senyawa ini
merupakan senyawa organik, berbentuk cairan dan tidak berwarna dengan bau seperti ether. Memiliki
nama IUPAC 2 – Methoxyethanol atau lebih dikenal dengan nama Methyl Cellosolve. Senyawa ini
dibuat dari serangan nukleofilik metanol pada oksiran terprotonosi melalui proses transfer proton.
Senyawa ini bersifat beracun terhadap tulang dan otot. Bekerja dengan senyawa ini pada konsentrasi
yang sangat tinggi beresiko terhadap penyakit Granulocytopenia, Macrocytic anemia, Oligospermia dan
Azoospermia .
Secara umum, ada tiga macam model penyaluran sistem rem yaitu
Prinsip Rem Hidrolik - prinsip kerja sistem pengereman, bahwa sistem rem bekerja sebagai sistem
keselamatan aktif yang akan memperlambat laju kendaraan. Dalam proses kerjanya, sistem rem
dikendalikan oleh pengguna melalui pedal atau tuas rem. Untuk mentransfer tenaga pengereman dari
pedal menuju aktuator rem, diperlukan sistem penyalur rem yang kita kenal dengan sitem hidrolik dan
sistem mekanik. Seperti apa cara kerja rem hidrolik ?
Prinsip kerja rem hidrolik
Sesuai namanya rem hydraulic/hidrolik merupakan sistem penyalur rem yang menggunakan cairan
(Hydro). Cairan yang digunakan adalah sejenis fluida yang memiliki ketahanan tinggi. Sistem
pengereman hidrolik bekerja berdasarkan hukum pascal yang berbunyi
Tekanan yang diberikan pada zat cair didalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan
sama besar dan sama rata.
Hal menunjukan ketika pedal rem ditekan, tekanan itu akan diteruskan ke aktuator rem dengan besar
sesuai gaya penekanan pengguna terhadap pedal rem. Hal inilah yang menjadi dasar prinsip kerja rem
hidraulik.
Dalam menjalankan tugasnya, sistem hydraulic brakes didukung oleh beberapa komponen utama antara
lain;
1. Master silinder
Master silinder terletak setelah pedal rem, fungsinya untuk mengubah gerakan ayunan pedal rem
menjadi tekanan hidrolik. Master silinder pada sistem hidrolik ini berhubungan dengan komponen
reservoir. Fungsi reservoir adalah untuk menyimpan cadangan minyak rem atau fluida rem yang akan
digunakan pada sistem pengereman.
Didalam master silinder terdapat piston dan sedikitnya dua buah saluran. Piston berfungsi untuk
membangkitkan tekanan fluida. Sementara dua selang itu adalah selang reservoir dan selang utama.
Selang reservoir terhubung dengan reservoir dan otomatis akan tertutup saat pedal rem diinjak.
2. Brake Lines
Brake lines berupa selang-selang yang menghubungkan antar komponen pada sistem rem hidrolik.
Selang ini terbuat dari dua material, karet khusus dan logam. Bahan logam digunakan agar mampu
menyalurkan tekanan ke aktuator tanpa terjadi kerugian. Sementara bahan karet khusus digunakan agar
lebih fleksibel. Walau berbahan karet, tapi memiliki ketahanan yang kuat tekanan.
3. Silinder Roda
Silinder roda adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah kembali tekanan fluida menjadi
gerakan mekanis. Silinder roda sudah terletak didalam aktuator rem namun masih menjadi bagian dari
rangkaian sistem hidrolik rem.
4. Aktuator rem,
Aktuator adalah komponen yang berfungsi untuk mengeksekusi perintah atau sebuah fungsi yang
sebelumnya telah diaktifkan oleh pengguna kendaraan. Aktuator rem artinya komponen yang berfungsi
langsung melakukan sistem pengereman. Ada dua jenis aktuator rem, yaitu
Rem hidraulik berbeda dengan cara kerja rem mekanik yang masih menggunakan kawat. Sehingga
model pedal rem pada rem hidraulik juga berbeda.
Sistem kerja rem hidraulik dimulai ketika pengguna menginjak pedal rem. Tuas pada pedal rem
terhubung langsung dengan piston didalam master silinder, sehingga saat pedal rem ditekan tuas rem
akan mendorong piston pada master silinder. karena piston terdorong, menyebabkan ruang didepan
piston mengecil. Selain itu, dorongan itu juga menyebabkan saluran reservoir tertutup.
Karena fluida rem tidak memiliki sifat kompresi, maka fluida didepan piston akan terdorong keluar
menuju saluran utama. Melalui brake lines, kemudian tekanan tersebut akan diteruskan ke semua
aktuator pengereman dengan besar yang sama.
Saat tekanan fluida mencapai silinder roda, maka fluida atau minyak rem bertekanan tersebut akan
menggerakan piston pada silinder roda untuk menekan kampas rem. Saat inilah proses kerja rem terjadi.
Saat pedal di-realease maka return spring baik pada master silinder atau pada aktuator rem akan
mendorong piston ke posisi semula. Sehingga fluida didalam brake lines kembali mengisi ruang didepan
piston master silinder.
Tidak mengalami pemuaian karena tidak memakai kabel kawat melainkan menggunakan fluida
Daya pengereman dapat diteruskan lebih maksimal sehingga lebih pakem
Bunyi saat melakukan pengereman akan diminimalkan karena minim komponen yang
bergesekan
Sistem hidraulik rem akan terganggu saat terdapat udara didalam sistem, karena udara memiliki sifat
kompresi. Untuk itu pastikan kondisi minyak rem didalam reservoir cukup untuk meminimalkan
terjadinya masuk angin. Sekian tentang cara kerja rem hidrolik, semoga bermanfaat.
Pada rem tromol, kekuatan tena-ga pengereman (self energizing action / effect) diperoleh dari se-patu
rem yang diam menekan bagian dalam tromol yang ber-putar.
A. KOMPONEN
Komponen rem tromol terdiri dari : backing plate, silinder roda (wheel cylinder), sepatu rem dan kanvas
(brake shoe & lining), tromol rem (brake drum).
a. Backing Plate
Backing plate terbuat dari baja press, karena sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi daya
pengereman tertumpu pa-da backing plate
b. Silinder Roda
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila timbul tekanan
hidraulis pada master silinder maka akan menggerak-kan piston cup, piston akan menekan ke arah
sepatu rem, kemudian menekan tromol rem.
Apabila rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula karena kekuatan pegas pembalik sepatu
rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang terdapat pada sistem rem
Sepatu rem terbuat dari plat baja Kanvas rem dipasang dengan cara dikeling atau dilem
Kanvas terbuat dari campuran fiber metalic, brass, lead, plastic dan sebagainya
Kanvas harus mempunyai koefi-sien gesek yang tinggi dan harus dapat menahan panas dan aus
d. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) ter-buat dari besi tuang (gray cast iron)
Ketika kanvas menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang menimbulkan pa-nas yang
mencapai suhu 200 - 300 C
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian tas dari tromol
rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe
b. Tipe Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing me-miliki satu piston.
· Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya penge-reman baik
· Kerugian :
Saat kendaraan mundur ke-dua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik
Tipe ini mempunyai 2 silinder ro-da (wheel cylinder), yang ma-sing-masing memiliki 2 buah piston, dan
menghasilkan efek pengereman yang baik saat ken-daraan maju maupun mundur
d. Tipe Uni-Servo
Keuntungan :
Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya penge-reman baik
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempur-naan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder dengan 2
piston.
Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
C. CELAH SEPATU REM
· Celah sepatu rem terlalu besar akan menyebabkan kelambatan pada pe-ngereman.
· Celah sepatu rem terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan
kanvas
· Celah sepatu rem tidak sama akan menyebabkan kendaraan tertarik ke satu arah
Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme penyetel otomatis celah sepatu rem.
Penyetelan Otomatis Celah Sepatu Rem
Cara Kerja
Saat rem parkir bekerja, maka tuas tertarik ke kiri. Pada saat yang bersamaan, tuas penyetel berputar
searah jarum jam me-ngelilimgi pin tempat sepatu rem terpasang, memutarkan adjust-ing screw.
a. Celah Sepatu Rem Lebih Besar dari Standar
Saat tuas rem parkir ditarik, maka adjusting lever akan bergerak jauh melebihi jarak gigi berikut dari
adjusting screw. Saat tuas rem parkir dibe-baskan, adjusting lever akan turun dan memutar adjusting
screw sehingga menyetel celah.
Saat rem parkir ditarik, adjusting lever hanya bergerak sedikit (tidak melebihi gigi berikut pada
adjusting wheel). Celah sepatu rem tetap (tidak berubah).
Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram (disc rotor) yang terbuat dari besi tuang yang berputar
dengan roda, dan disc pad yang berfungsi untuk men-dorong dan menjepit cakram
Daya pengereman dihasilkan ka-rena gesekan antara disc pad dan disc rotor
Keuntungan :
· Radiasi panas baik
· Bila terkena air lebih cepat kering
· Konstruksi sederhana
· Mudah dalam perawatan serta penggantian pad
Kerugian :
· Self energizing effect kecil
· Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar
· Pad lebih cepat aus
A. KOMPONEN-KOMPONEN
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi
Tipe ventilasi digunakan untuk menjamin pendinginan yang baik untuk mencegah fading (koefisien
gesek berkurang).
TIPE SOLID TIPE VENTILASI TIPE SOLID DENGAN TROMOL
b. Pad Rem
Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad
Pada pad diberi celah untuk menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaan)
Pada beberapa pad terdapat anti-squel shim yang berfungsi untuk mence-gah bunyi saat pengereman,
dan pad wear indicator untuk menginformasi-kan keausan pad yang sudah tipis.
B. JENIS-JENIS CALIPER
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi disc.
· Cara Kerja
Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A)
dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B)
menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah pengereman
Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah yang lebih
besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme penyetelan celah otomatis yaitu piston seal type
adjusting mechanism
Cara Kerja
Faktor keselamatan dalam mengendarai mobil, menjadi salah satu kreteria utama saat ini, di kalangan
pembeli kendaraan kelas menengah dan keatas. Saat ini, setiap produsen mobil, berlomba dalam
menempatkan tekhnologi yang menunjang, dari sisi keselamatan penumpang dan pengemudi. Salah satu
tekhnologi yang di gunakan adalah, ABS (Anti-lock Braking System). Sistem ini sudah diterapkan di
teknologi keamanan Toyota Indonesia, dan salah satunya yang mendapatkan sistem ABS adalah Toyota
Rush. Lalu anda pasti bertanya, bagaimana cara kerja rem ABS? Jawaban akan cara kerja rem ABS,
akan saya tuliskan di halaman ini.
Pada saat melakukan pengereman mendadak, di kecepatan tinggi atau saat hujan yang membuat jalan
licin. Tentunya anda akan kesulitan dalam melakukan pengereman mendadak. Roda menjadi terkunci
dan mobil susah untuk dikendalikan. Sistem anti-lock braking inilah, yang akan membantu anda, dalam
melakukan pengereman mendadak, dan membantu anda dalam mengendalikan mobil jika anda
mengerem mendadak.
Sistem ini, sudah diterapkan sejak lama terutama untuk balapan. Tanpa sistem ini, pengemudi
professional, juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan mobil, jika melakukan pengereman
mendadak. Setiap pengemudi di jalan raya, pasti akan menghindari melakukan pengereman mendadak,
tetapi keadaan terkadang memaksa pengemudi untuk melakukan pengereman secara mendadak. Jika
mobil anda tidak dilengkapi dengan sistem ABS, maka kempat roda akan terkunci. Hal ini
mengakibatkan mobil tetap meluncur dan susah dikendalikan. Secara teori, sistem ini menghindari
penguncian terhadap kempat roda, dengan roda yang tidak terkunci, mobil lebih mudah dikendalikan.
Selain itu, semua bagian ban mobil akan melakukan pengereman, yang dapat menghidari ban panas.
Semua ini akan membuat jarak pengereman menjadi lebih pendek dan daya cengkram ban masih anda
dapatkan.
Lalu bagaimana cara kerja rem ABS? Sistem anti-lock braking memiliki empat komponen utama yang
saling terkait, satu sama lain. Keempat komponen ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, kompenen
tersebut antara lain:
1. Sensor Kecepatan
Sensor ini berfungsi untuk membaca kecepatan putaran roda, terdapat di setiap roda atapun di
diferensial (tergantung dari pabrik).
2. Katup Pengereman
Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan oleh komputer / kontroler ABS.
Secara umum, katup rem memiliki tiga posisi yang berbeda.
Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka penuh, sehingga tekanan minyak
rem secara penuh, langsung diteruskan ke rem.
Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi tekanan minyak rem, sehingga
tekanan tidak akan diteruskan ke rem walaupun pengemudi menekan rem.
Katup Posisi Tiga: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi sebagian dari tekanan minyak rem,
sehingga tekanan hanya setengah yang diteruskan ke rem, walaupun pengemudi menekan rem
secara penuh.
3. Pompa
Fungsi dari pompa ini adalah mengembalikan tekanan pada jalur pengereman yang dilepaskan oleh
katup ke rem.
4. Kontroler / Komputer
Fungsi dari alat ini adalah otak yang mengendalikan katup dan mengolah data dari sensor kecepatan.
Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan menyampaikan data kecepatan
tersebut ke pada kontroler. Untuk mobil berhenti secara normal di kecepatan 100 kilometer perjam, akan
diperlukan waktu selama 5 detik. Tentunya pada saat anda melakukan pengereman normal, tidak akan
terjadi penguncian roda kendaraan. Lain ceritanya jika anda melakukan pengereman mendadak, maka
roda akan terkunci. Waktu yang diperlukan untuk roda terkunci kurang lebih 1 detik.
Karena kontroler telah di program, untuk dapat menghentikan kendaraan secara maksimal, terkuncinya
roda saat pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda terkunci, kontroler akan mendapatkan data dari
sensor kecepatan dan akan memerintahkan katup menghalangi tekanan, dengan cara mengambil katup
posisi dua atau katup posisi 3, sesuai perintah dari kontroler. Setelah putaran roda terdeteksi oleh sensor
kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup untuk mengambil posisi satu, yang membuat tekanan
minyak rem kembali dan diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat, rata-rata
sistem ABS pada mobil sekarang, mampu melakukan 15 kali proses tersebut dalam 1 detik.
Rem Elektromagnetik
Sistem pengereman ini menggunakan gaya elektromagnetik untuk memperlambat suatu gerakan, yang
umumnya adalah gerakan poros. Sebuah piringan dengan bahan logam non-ferromagnetik terpasang
sebuah poros berputar. Piringan tersebut diapit oleh sisi stator berupa sistem lilitan elektromagnetik
yang dapat membangkitkan medan magnet dari aliran listrik. Arus listrik menimbulkan medan magnet
pada lilitan. Dan logam piringan yang memotong medan magnet tersebut akan menimbulkan arus
eddy pada piringan itu sendiri. Arus eddy ini akan menimbulkan medan magnet yang arahnya
berlawanan dengan medan magnet sebelumnya, sehingga menghambat gerakan putar dari poros
tersebut.