Anda di halaman 1dari 38

SISTEM REM

A. Prinsip dan fungsi rem


Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak Kelemahan
ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak hingga
berhenti.Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk
menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem merubah energi kinetis kembali menjadi energi
panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya
sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking
effect)diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Dengan
diketahuinya prinsip kerja dari rem diatas dapat diketahui bahwa Fungsi remadalah untuk
memperlabat dan menghentikan laju kendaraan dan menjaga kendaraan agar tetap diam
pada saat kendaraan tidak melaju
B. Macam-macam bentuk rem
1. Rem Tromol

Rem tromol dengan sistem penggerak mekanik

Komponen rem tromol

kanvas rem

anchor pen

cam

per pembalik

tromol/ drum

cara kerja rem tromol mekanik:


1. sebelum rem bekerja.

Pada saat tuas rem belum di tarik / di injak maka rem belum bekerja. Di antara tromol dan
kanvas rem masih ada celah dan tidak bersinggungan. Per pengembali kanvas masih belum
meregang.
2. setengah pengereman

Apabila tuas rem ditarik setengah maka akan mulai terjadi pergerakan pada komponen rem.
Cam akan bergerak memutar dan kanvas akan bergerak keluar sehingga akan mulai
bergesekan dengan drum/ tromol. Terjadilah gesekan kecil dan rem bekerja sedikit.
3. rem bekerja penuh

Pada saat rem tuas rem di tarik penuh maka akan terjadi gesekan yang kuat antara tromol
dan kanvas rem. Cam memutar maksimal dan penekanan pada kanvas rem dengan tromol
kuat sehingga dengan adanya gaya gesekan yang kuat akan mampu menghentikan putaran
tromol. Per pengembali juga meregang maksimal.
4. Pelepasan rem

Saat pelepasan rem adalah dimana tuas dilepas dan kembali pada posisi semula. Per
pengembali kanvas bekerja untuk mengembalikan kedudukan kanvas seperti pada saat
belum bekerja. Gesekan antara kanvas dan tromol tidak ada.

Rem Tromol dengan system penggerak hidrolik

Rem Hidrolik Rem hidrolik merupakan suatu rangkaian yang sangat rumit dimana terdiri dari
berbagai komponen alat yang memeiliki fungsi kerja berbeda-beda. Setiap komponen
memiliki peranan dalam hal pengeraman. Berikut adalah komponen rem hidrolik pada mobil:

Master silinder Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi
tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem atau menekan pada
rem (pada model rem piringan).

Piston Metupakan komponen pengerak dari system kerja rem hidrolik. Piston rem
ada 2 jenis yatu piston pedal dan piston cakram. Piston pedal adalah piston yang
terhubung dengan pedal penginjak rem, sedangkan piston cakram adalah piston
yang terhubung dengan kanvas rem, dimana kanvas ini akan menghentikan
perputaran roda dengan cara mencengkram cakram.

Boster Rem Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi
melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem
disebut rem servo (servo brake). Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan
master silinder, tetapi ada juga yang dipasang terpisah.

Cara kerja boster rem Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik
membuka sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar Adanya
perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston mengaklbatkan torak terdorong
ke dapan

Katup Pengimbang Katup pengereman atau yang lebih dikenal dengan nama katup
proporsional adalah alat yang berfungsi sebagai pembagi tenaga pengereman.
Komponen ini berfungsi misalnya saat mobil yang mengerem mendadak, yang
mengakibatkan sebagian besar beban kendaraan tertumpu pada ban depan. Alat ini
bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang,
dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil daripada daya
pengereman roda depan.

Tromol Adalah bagian yang ikut berputar bersama roda. Bagian inilah yang akan
menjadi media untuk menghentikan perputaran roda.

Cara Kerja Rem Hidrolik Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan
berupa minyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu piston pedal
dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang memegang peranan penting dimana konsep

dan sterukturnya telah didesain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hukum pascal,
dengan tujuan menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang
tidak terlalu dalam. Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dimaksud adalah dengan
mendesain agar pipa pada pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung dengen
piston cakram. Saat pedal rem diinjak pedal yang terhubung dengan booster rem akan
mendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan
mendapatkan tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan ke segala arah di
permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa yang terhubung dengan piston cakram.Karena
luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedal. maka gaya yang tadinya
digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskan ke piston cakram yang terhubung
dengan kanvas rem dengan jauh lebih besar sehingga gaya untuk mencengkram cakram
akan lebih besar pula. Cakram yang besinggungan dengan kanvas rem akan menghasilkan
gaya gesek, dan gaya gesek adalah gaya yang bernilai negative maka dari itu cakram yang
ikut berputar bersama roda semakin lama perputarannya akan semakin pelan, dan inilah
yang disebut dengan proses pengereman. Selain itu karena diameter dari cakram yang lebih
lebar juga ikut membantu proses pengereman. Hal itulah yang menyebabkan system kerja
rem cakram hidrolik lebih efektif daripada rem konvensional (rem tromol).

Gambar : Cara kerja rem hidrolik

Rem tromol dengan sistem penggerak udara/pneumatik

Full Air Brake adalah sebuah sistem rem yang menggunakan udara bertekanan untuk
menghasilkan gaya pengereman. Udara bertekanan itu di hasilkan oleh kompresor yang
berputar mengikuti putaran mesin yang kemudian ( udara ) akan di kumpulkan di dalam
tangki udara.

Komponen-komponen :
Sitem ini memiliki beberapa komponen untuk mendukung kerja dari suatu komponen lainya.
1. Air tank Berfungsi untuk menampung udara sementara yang di suplay dari
kompresor udara yg sebelumnya udara tersebut sudah di saring terlebih dahulu
oleh filter udara dan Air Dryer agar udara yg masuk kedalam tangki bener bener
bersihh tidak terdapat kotoran atau air yang masuk ke system saluran
2. Air kompresor Adalah komponen untuk menghasilkan udara yang kemudian di
salurkan dulu ke Air Dryer untuk di saring dimana Uap lembab dalam udara di
bersihkan dan setelah melalui proses penyaringan selanjutnya di kirim ke tangki
udara.
3. Brake Valve Katup ini mengendalikan rem dengan cara membuka dan menutup untuk
mengatur aliran udara bertekanan. Pengendalian rem untuk roda depan dan
belakang dilakukan secara terpisah.
4. Relay valve Relay valve di kendalikan oleh udara bertekanan dari brake valve, relay
valve membuka dan menutup aliran udara bertekanan dari tangki ke tabung rem
(brake chember). Untuk mengaktifkan dan membatalkan rem dengan cepat
5. Brake cember Brake chamber berfungsi unuk merubah tekanan udaara menjadi
gerakan mekanis dan melalui sebuah push rod mengerakan tuas slack adjuster
6. Air dryer Berfungsi untuk menyaring kelembapan udara sebelum udara masuk ke
tangki udara di air dryer ini antara air dan kotoran di saring terlebih dahulu agar
udara yang masuk ke Air Tank benar-benar bersih Cara kerja Udara yang akan di
gunakan untuk daya pengereman ini di hubungkan oleh Brake Valve dan Relay Vlave.
Brake Valve berfungsi sebagai kontrol pengiriman udara bertekanan ke Brake Chamber
sesuai dengan sudut injakan dari pedal rem. Sedangkan Relay Valve berfungsi sebagai
pengatur tekanan udara dari Air Reservoir sehingga menghasilkan tekanan udara yang
cukup untuk memberikan tekanan pengereman yang selanjutnya di teruskan ke Brake
Chamber dan Spring Chamber Pada brake Chamber terdapat dua bagian yaitu katup atas
( Upper Valve ) untuk rem belakang dan katup bawah ( Lower Valve ) untuk rem depan. Hal
ini memungkinkan pengereman terjadi pada roda belakang terlebih dahulu sebelum roda
depan. Sangat berguna sekali saat truk atau bus membawa muatan sehingga pengereman
dapat dilakukan secara maksimal. Saat pedal rem di injak udara melewati Upper Valve

menuju Relay Valve rem belakang sebagai signal udara. Beberapa saat kemudian udara
menekan Lower Valve untuk membuka katup sehingga udara mengalir ke Quick Release
Valve pada rem bagian depan. Quick Release Valve biasa di gunakan pada kendaraan yang
memiliki tiga sumbu roda yang terpasang dekat dengan Brake Chamber dan berfungsi untuk
membuang udara bertekanan agar tidak terjadi tekanan yang berlebihan. Full Air
Brake sangat cocok di gunakan untuk kendaraan bermuatan berat.

2.REM CEKRAM

Rem cakram dengan sistem penggerak hidrolik

Hampir semua komponen dan cara kerja rem cakram hidroli sama dengan rem tromol yang
membedakannya adalah gerakan piston untuk menekan kanvas. jika pada rem tromol
gerakan piston menekan kanvasnya keluar atau mengembang,lain halnya dengan rem
cakram yaitu gerakan piston menekan kanvas kedalam atau menjepit cakram.

Rem cakram penggabungan dari kerja hidolik dan elektrik /ABS

Sistem rem anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem pengereman pada mobil agar
tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras. Sistem ini bekerja
apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua
roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama
sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem
untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses
itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat
dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.
Empat komponen utama dari sistem pengereman ABS adalah : Sensor Kecepatan
Sensor Kecepatan yang terletak pada setiap roda ataupun diferensial (dalam beberapa
kasus), menyampaikan informasi kepada ABS ketika roda hendak mengunci.
Katup
Di setiap rem pada jalur pengereman terdapat sebuah katup yang dikendalikan oleh ABS.
Dalam beberapa sistem, katup tersebut memiliki 3 posisi :

Posisi satu; katup dalam keadaan terbuka dan tekanan dari master silinder
diteruskan langsung ke rem.

Posisi dua; katup menghalangi jalur pengereman dan mengisolasi rem dari master
silinder. Hal ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya tekanan saat pengemudi
menginjak pedal rem lebih dalam.

Posisi tiga; katup melepaskan sebagian tekanan dari rem.

Pompa
Pompa berfungsi mengembalikan tekanan yang dilepaskan oleh katup pada jalur
pengereman.
Kontroler
Kontroler adalah sebuah komputer. Komponen tersebut mengawasi sensor kecepatan dan
mengendalikan katup.
Cara kerja

Kontroler memantau sensor kecepatan sepanjang waktu, menunggu penurunan kecepatan


putaran roda yang tidak biasa. Dalam kondisi normal, pada kecepatan sekitar 100 km per
jam, sebuah mobil membutuhkan waktu sekitar 5 detik untuk berhenti sepenuhnya. Namun
waktu yang dibutuhkan roda untuk berhenti berputar hingga terkunci, kurang dari 1 detik.
Karena kontroler ABS mengetahui bahwa menghentikan kendaraan sepenuhnya sebelum
roda terkunci tidak dimungkinkan, maka sesaat sebelum roda terkunci, tekanan rem akan
dikurangi, dan setelah akselerasi terdeteksi, maka tekanan rem akan ditambahkan kembali,
demikian seterusnya hingga mobil berhenti sepenuhnya. Proses tersebut terjadi dengan
cepat dan menghasilkan sistem pengereman yang maksimal. Pada saat ABS bekerja, denyut
yang dihasilkan dari proses buka tutup katup secara terus menerus dengan sangat cepat,
dapat dirasakan kaki melalui pedal rem. Beberap sistem ABS dapat melakukan proses
tersebut hingga 15 kali per detik.

Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan


kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang
menurun. Rem

bekerja

dengan

dasar

pemanfaatan

gaya

gesek

Tanaga gerak putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga
panas itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman pada roda dilakukan dengan cara
menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama
roda sehingga menghasilkan gesekan, Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga
gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
2.

Prinsip rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin di bebaskan ( tidak di
hubungkan ) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini
harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendraan hingga
berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( energi gerak ) untuk
menggerak kan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi
panas untuk menghentikan kendaraan . umumnya bekerja di sebabkan oleh adanya sistem
gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. efek pengereman (braking effect ) diperoleh
dari adanya gesekan yang di timbulkan antara dua objek.

3.

Tipe Rem

Rem yang digunakan pada kendaraan bermototr dapat di golongkan menjadi beberapa
tergantung pada penggunaannya anatar lain :
a)

Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut
mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :
Rem hidrolik merupakan rem yang digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan,
karena rem ini mmiliki konstruksi yang lebih khusus dan handal dan memiliki respon lebih cepat

Rem pneumatik merupakan rem yang banyak di gunakan pada kendraan berat seperti truk dan
bus.
b)

Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

c)

Rem pembantu atau tambahan, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan
pada truk dan kendaraan berat, contohnya : ABS (Antilock Braking System), BA (Brake
Assist), EBD (Electronic Brake force Distribution).

4. Mekanisme Kerja
a. Master silinder.
Master silinder mengubah gerak pada rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder terdiri
dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston, dan silinder, yang
membangkitkan tekanan hidraulis
Ada dua tipe silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master silinder tipe ganda
(tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe tunggal (single type).

Gambar 3.Single Master Cylinder

Gambar 4. Tandem Master Cylinder

Pada master silinder tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing
untuk roda depan dan belakang. Dengan demikian bila sudah satu sistem tidak bekerja maka
sistem lainnya akan tetap berfungsi dengan baik sehingga pengereman masih bisa berlangsung.
b. Boster Rem (bralew Broster).
Tenaga penahan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat
menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat gandakan daya penekanan pedal rem,
sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi
satu dengan master silinder (tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master
silider itu sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil.

Gambar 5. Boster Body


Boster rem mempunyai diaprahma yang bekerja dengan adanya perbedaan, tekanan antara
tekanan atmosfir dan kevacuman yang dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder
dihubungkan dengan pedal rem dan diaphram untuk memperoleh daya pengereman yang besar
dari langkah pedal yang minimum.
Bila boster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, boster dirancang sedemikian
rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan
memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm dengan
normal tanpa bantuan boster.
Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa
vacum karena kevacuman yang terjadi pada manifold pada mesin diesel tidak cukup kuat. Boster
rem terutama terdiri dari rumah boster, piston, diaphram, reaction mechanism dan mekanisme
katup pengontrol. Boster body dibagi menjadi bagian depan dan bagian belakang dan masingmasing ruang di batasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol mengatur tekanan di dalam ruang tekan variasi. Termasuk katup
udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal rem
melalui batang penggerak katup.
c. Outlet Check Valve
Pada beberapa master silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk
mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah
terlambatnyapengereman.

Gambar 6.Outlet Check Valve

5. Sistem Rem berdasarkan mekanisme rem


1. Rem tromol

Pada tipe rem tromol , kekuatan tenaga pengereman di peroleh dari sepatu rem yang diam
menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama samadengan roda. Karena
self energizung acton ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangkan
sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar di akibatkan oleh usaha pedal yang relatif
kecil.
a)

Komponen dan fungsi :

Komponen Rem Tromol terdiri dari : Backing plate, Silinder roda ( Wheel
cylinder ), Sepatu ren dan Kanvas ( Brak Shoe & Lining dan Tromol rem ) :

Backing Plate
Backing Plate berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum
sekaligus sebagai dudukan silinder roda. Backing Plate dibuat dari baja press
yang dibuat pada axle housing atau axle carnier bagian belakang. Bila permukaan
gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar.
Silinder Roda
Fungsi dari silinder roda adalah untuk menekan brake shoee (sepatu rem) ke brake drum
(tromol rem) Silinder roda ( wheel cylindeir) terdir dari beberapa komponen sepert terlihat pada
gambar di samping ini. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada
sistem yang menggunakan dua piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston
untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston
untuk menggerakan hanya satu sepatu rem.
Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan ke
semua wheel silinder, tekanan di dalam wheel silinder menekan piston di dalam wheel silinder menekan
piston ke arah luar dan selanjutnya piston menekan brake shoe. Bila brake pedal dilepas maka brake shoe
kembali ke posisi semula oleh tarikan pegas.
Sepatu Rem (Brake Shoe) dan Kanvas Rem (Lining)
Sepatu rem atau ( brake shoe ) berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada
bagian luar brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plasikyang tahan panas. Sepatu
rem (brake shoe) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah lingkaran. Biasanya sepatu
rem dibuat dari plat baja. Kanvas rem dipasang dengan jalan dikeling (pada kendaraan kecil) pada
permukaan yang bergesekan dengan tromol. Kanvas ini harus dapat menahan panas, aus dan
harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah
dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaman yang silih berganti. Pada umumnya
kanvas metallic dengan brass, lead, plastik, dan diproses dengan ketinggian panas tertentu.
Tromol Rem
Tromol rem ( Brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron)tromol rem ini letaknya
sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuahan dan berputar bersama roda. Ketika kanvas menekan
bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang menimbulkan panas yang mencapai suhu 200-300C.
Pegas pembalik
Berfungsi untuk : berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada drum ketika pijakan
rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik biasanya dipasang dibagian sisi silinder
roda.
Silinder penyetel sepatu rem

Berfungsi untuk : menjamin ujung sepatu rem dan untuk penyetelan renggang antara
sepatu dengan drum

b) Tipe-tipe Rem Tromol


Rem tromol pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu
sama lain yaitu :
a)
Tipe Leading Trailing

Gambar 6. Rem Tromol Tipe Leading Trailing


Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong bagian
atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
b)

Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston.
Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading
shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur kedua sepatu
rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

Gambar 7. Rem Tromol Tipe Leading Trailing


c)

Tipe Dual Two-Leading

Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2 buah
piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju maupun mundur.

Gambar 8.Tipe Dual Two Leading


d)

Uni servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat kendaraan maju
kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian: Saat
kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang
baik.

Gambar 9. Rem Tromol Tipe Uni-Servo


e)

Duo servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.

Gambar 10. Rem Tromol Tipe Duo-Servo


2. Rem cakram

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti
seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya
menjadi maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern
terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil, terutama yang telah memakai
mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang
biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk
mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.
a) komponen dan fungsi :
1. Piringan rotor untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat pengatur pad Untuk menahan rem
4. Plat momenPenahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad rem Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan
kendaran
6. Pegas penahan pad Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena
tergajal
7. Pegas anti berisikAgar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepasSilinder rem
Sebagai wadah dari pad rem.
b) Jenis - jenis Caliper
1. Tipe Fixed Caliper (Double Piston)
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad ditekan piston secara hidraulis pada
kedua sisi disc. Pada tipe ini hanya terdapat satu piston.

Gambar 13. Caliper Tipe Fixed Caliper (Double piston)

2. Tipe Floating Caliper


Pada tipe ini hanya terdapat satu piston. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong
piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi
pad (B) menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit cakram dan terjadilah
pengereman.

Gambar 14. Caliper Tipe Floating

Penyetelan Otomatis Celah Rotor dengan Pad


Bila pad menjadi aus, maka celah antara rotor dan pad bertambah dan memerlukan langkah
yang lebih besar. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme penyetelan celah otomatis yaitu
piston seal type adjusting mechanism.
a. Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
Bila rem dioperasikan ,maka piston seal membentuk elastis seperti pada gambar. Bila
pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke bentuk semula, dan menarik piston kembali.
Besarnya deformasi (amount of deformation) seal adalah celah pad.

b. Celah Terlalu Besar (Pad Aus)


Saat pad aus, bila rem dioperasikan maka gerakan piston akan lebih jauh, tetapi
besarnya deformasi seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan, maka piston kembali dengan jarak
yang sama besar dengan deformasi seal, dan celah sepatu rem telah disetel.

Jenis-jenis rem.

A. REM CAKRAM

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya piranti
seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam setiap
penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah satu
sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada
setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem
kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang pada
roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong
sepatu rem (brake pads) ke
cakram.
1.
Kelebihan rem
cakram
Rem
cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan
menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan
terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem
cakram dapat menerjang banjir.Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang
berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat
mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin
disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal
digunakan.Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan
karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar
dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada

bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram
pada keempat rodanya.
2.

Kekurangan rem cakram

Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama
kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai
merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh
sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
3
B.

Rem tromol

ungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari
tromol yang berputar bersama sama dengan roda, untuk menghentikan
kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading
dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan
komersial.
Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu
dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem
piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya
dipakai pada roda roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga
pengereman.

1. Kelebihan rem tromol


Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam
pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan
sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat (heavy
duty) dengan bekerja secara maksimal.
2. Kekurangan rem tromol
Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya.
Dengan sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk
perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat
dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada
ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi setelah
rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan menginjak
setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering karena panas
akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.

4
2.5

A.

Nama-nama bagian rem

Rem Cakram

a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f)

Pegas penahan pad

g) Pegas anti berisik


h) Shim anti cicit
i)

Silinder rem

j)

Karet pelindung utama

k) Perapat piston

l)

Piston

m) Karet pelindung silinder


n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot

1.1 Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram


1.

Piringan rotor

Untuk menjamin pendiginan yang baik


2.

Selang rem

Untuk jalurnya fluida atau minyak rem


3.

Plat pengatur pad

Untuk menahan rem


4.

Plat momen

Penahan silinder agar tidak jatuh


5.

Pad rem

Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran


6.

Pegas penahan pad

Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena
tergajal
7.

Pegas anti berisik

Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik


8.

Shim anti cicit

Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9.

Silinder rem

Sebagai wadah dari pad


rem
B. REM TROMOL

A Plat penahan
b Silinder roda
c Pegas pembalik
d Sepatu rem
e Pen pegas
f Tromol rem
g Tuas sepatu h Tuas penyetel.

1.2

Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol

1.
Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan
silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2.
Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master
silinder;
3.
Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk
membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4.

Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;

5.

Pen pegas penahan sepatu;

6.

Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama sama roda;

7.

Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;

8.

Tuas penyetel.

6
1.3

TIPE REM TRMOL

1. Tipe Rem Tromol


a. Tipe Leading Trailing

Gambar 11. Rem Tromol Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan mendorong
bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu piston.
Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading
shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat kendaraan mundur
kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

Gambar 12. Rem Tromol Tipe Leading Trailing


c. Tipe Dual Two Leading

Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing memiliki 2
buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat kendaraan maju
maupun mundur.

Gambar 13.Tipe Dual Two Leading

d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat
kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi
trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.

Gambar 14. Rem Tromol Tipe Uni-Servo

8
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh
gerakan kendaraan.

Gambar 15. Rem Tromol Tipe Duo-Servo

2.6

Sistem Rem

Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan


menghentikan kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun.
Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat
berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan
baik dan aman.

9
2.7

Prinsip Rem

Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak


dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak.
Kelemahan ini harus dapat di kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan
gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik
(energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan
oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek.

Gambar 3.2 Prinsip Rem

2.8

Type Rem

Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi


beberapa type tergantung pada penggunaannya.
1.
Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan
menghentikan kendaran.
2.
Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir
kendaraan.
3.
Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa
(kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4.
Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan
kendaraan, Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn
dari mesin itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk ituengine
break tidak diterangkan

10
1.

Rem kaki

Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:


1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga
konstruksinya yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan adanya
keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran penumpang
truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara,
udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe
sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem
dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan
daya pengereman.

2.Rem
Parkir

Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem
parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake
Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau
niaga menggunakan tipe center brake.
11
3.Rem Tambahan

fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti
kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap

meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih
berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan
mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).

2.9 Mekanisme kerja

A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan
hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga
master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe
tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan dibandingkan
tpe tunggal.

Gambar 3.Single Master Cylinder


Cylinder
12
B.

Gambar 4. Tandem Master

Boster Rem

Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk
segerah menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya pemekanan
pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau
dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.

Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya


perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari
dalam intake manifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan
memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal
yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang
dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar,
tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster.Untuk kendaran yang
digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena
kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian
belakang (ruang tekan variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan
memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara,
katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal
rem melalui batang penggerak katup (valve operating road).

Gambar 3.5 Boster Rem

13
C.

Katup Pengimbang

Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan.
Gesekan ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran
yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan
bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah
kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena adanya
beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya,
maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan
jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya roda
belakang gesekan akan menurun, dan roda belakang seperti ekor ikan (bergerak
kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas
tersebut disebut katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup P.
Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder roda
belakang dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda
belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and
proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-roda
belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan
tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila system
rem dapat tidak berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve (DSPV)
yang membedakan tekanan awal split pointsesuai dengan,deselerasi selama
pengereman dan perlengkapan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai