Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

SISTEM REM

Dosen Pengampu :
Dr. SETYA WIJAYANTA, M.T

Disusun Oleh :
OKTAFADION WAHYU WENANZA
NOTAR. 22021056

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
TEGAL
2023/2024
A. REM HIDROLIK

Sumber : https://katadata.co.id/

Rem hidrolik adalah sistem pengereman yang mengandalkan tekanan fluida, biasanya
minyak rem, untuk menghentikan atau melambatkan gerakan kendaraan. Sistem ini umum
digunakan dalam berbagai jenis kendaraan, termasuk mobil, motor, dan sepeda. Prinsip
kerjanya sederhana: ketika pengendara menekan pedal rem, tekanan ditransfer ke master
silinder yang berisi minyak rem. Tekanan ini lalu menggerakkan fluida melalui pipa hidrolik
ke caliper rem di masing-masing roda. Di sana, tekanan fluida memaksa bantalan rem untuk
menekan ke permukaan roda, yang menghasilkan gesekan dan melambatkan atau
menghentikan kendaraan.
Rem hidrolik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis sistem
pengereman lainnya. Misalnya, mereka mampu mendistribusikan tekanan pengereman secara
merata ke semua roda, yang meningkatkan efisiensi dan keamanan pengereman. Selain itu,
karena fluida tidak dapat dikompresi, rem hidrolik memberikan respon yang cepat dan
prediktif kepada pengendara.

Komponen Rem Hidrolik dan Fungsinya, antara lain :


1. Pedal Rem/Tuas Rem
Pedal Rem atau Tuas Rem Hidrolik adalah perangkat kontrol pada kendaraan yang berfungsi
sebagai input untuk mengatur aktivasi dan deaktivasi sistem pengereman. Saat pengemudi
menekan pedal rem, perangkat ini mentransfer daya tekan ke dalam master cylinder pada
sistem hidrolik rem. Master cylinder kemudian menghasilkan tekanan hidrolik yang
ditransfer melalui fluida hidrolik ke caliper atau silinder roda. Proses ini menggerakkan
piston dan menyebabkan rem cakram atau tromol menekan kampas rem ke roda,
menghasilkan gaya gesek untuk menghentikan kendaraan.
Keunggulan pedal rem hidrolik terletak pada penggunaan fluida hidrolik yang tidak dapat
dipadatkan, memungkinkan transfer tekanan yang cepat dan akurat. Sistem pengereman ini
memberikan respons yang efisien dan meningkatkan keamanan serta kendali saat berkendara.
Pemeliharaan rutin pada sistem rem hidrolik penting untuk memastikan kinerja optimal dan
mencegah potensi kebocoran yang dapat mengurangi efektivitas pengereman. Dengan
demikian, pedal rem hidrolik menjadi elemen kunci dalam mencapai pengereman yang aman
dan responsif pada kendaraan.
2. Master Silinder
Master silinder hidrolik adalah komponen kunci dalam sistem rem hidrolik kendaraan yang
berfungsi mengubah gerakan mekanis dari pedal rem menjadi tekanan hidrolik. Terdiri dari
tabung dan piston, master silinder mengonversi energi mekanis menjadi tekanan dalam fluida
hidrolik, memungkinkan transfer tekanan ke sistem rem untuk menghentikan kendaraan.
Keberhasilan master silinder tergantung pada kualitas tabung, piston, dan seal karetnya yang
tahan terhadap tekanan tinggi dan korosi. Fluida hidrolik di dalamnya berperan sebagai media
penghantar tekanan, yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan aman. Sebagai elemen
penting dalam sistem rem, master silinder hidrolik memainkan peran sentral dalam menjaga
kinerja dan keamanan kendaraan.
3. Fluida/Minyak Rem
Fluida rem hidrolik, atau lebih dikenal sebagai minyak rem, adalah cairan yang krusial dalam
sistem rem kendaraan. Tugas utamanya adalah mengirimkan tekanan dari pedal rem ke
komponen sistem rem, memastikan penghentian roda kendaraan secara efisien dan aman.
Penting untuk dipahami bahwa fluida rem harus memiliki sifat tidak dapat dikompres,
sehingga tekanan yang dihasilkan dapat bekerja secara efektif. Sifat ini menjadikan gas tidak
cocok sebagai fluida rem. Selain itu, minyak rem harus mampu menahan tekanan dan
memiliki titik didih yang tinggi untuk menghindari penguapan atau penurunan efektivitas
pada suhu tinggi.
Dalam spesifikasinya, minyak rem sering kali diberi label DOT (Department of
Transportation). Ada beberapa jenis DOT, seperti DOT 3 yang cenderung menyerap air, DOT
4 yang lebih tahan terhadap penyerapan air, DOT 5.1 yang menggunakan glikol eter dan ester
borat, serta DOT 5 yang menggunakan cairan silicon.
Penting untuk memilih jenis minyak rem yang sesuai dengan spesifikasi produsen kendaraan,
karena penggunaan yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada kinerja sistem rem.
Pastikan minyak rem memiliki titik didih tinggi, dan peringatan untuk mengurangi
kandungan air adalah kunci dalam menjaga keandalan sistem rem.
Keseluruhan, pemilihan minyak rem yang tepat dan pemeliharaan yang baik sangat krusial
untuk menjaga keamanan dan kinerja sistem rem kendaraan.
4. Reservoir Tank
Reservoir Tank Hidrolik adalah komponen vital dalam sistem hidrolik yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan dan pendingin fluida hidrolik. Reservoir ini memainkan peran kunci
dalam menyediakan cadangan cairan hidrolik, serta mencegah overheating dan menjaga suhu
operasional optimal.
Dilengkapi dengan sistem penyaringan, tangki ini memastikan kebersihan fluida dengan
menyaring partikel-partikel kecil, menjaga kualitas dan kinerja sistem. Fungsi tangki hidrolik
juga melibatkan pengelolaan tekanan hidrolik agar tetap stabil, serta menanggulangi
perubahan volume fluida selama siklus kerja. Dengan demikian, Reservoir Tank Hidrolik
menjadi elemen krusial dalam menjaga efisiensi dan keandalan sistem hidrolik secara
keseluruhan.
5. Aktuator Hidrolik
Aktuator Hidrolik adalah perangkat mekanis yang berfungsi untuk mengubah energi hidrolik
menjadi gerakan mekanik. Dalam konteks ini, aktuator ini bekerja dengan memanfaatkan
tekanan cairan hidrolik untuk menghasilkan pergerakan pada suatu sistem. Komponen utama
aktuator hidrolik melibatkan silinder hidrolik dan piston yang merespons tekanan tersebut.
Penggunaan aktuator hidrolik sangat beragam, ditemukan dalam mesin industri, kendaraan,
serta sistem otomatisasi.
Keunggulan utama aktuator hidrolik adalah kemampuannya untuk memberikan gaya dan
gerakan yang besar dengan tekanan hidrolik yang relatif rendah. Sebagai bagian integral
dalam berbagai aplikasi, seperti pengereman mobil, alat berat, atau pintu hidrolik, aktuator ini
mampu memberikan kontrol yang akurat dan responsif. Dengan karakteristik fluida tak
kompresibel, aktuator hidrolik juga memungkinkan aplikasi yang stabil dan efisien.
Dengan demikian, aktuator hidrolik menjadi solusi yang vital dalam dunia industri modern
untuk meningkatkan efisiensi operasional dan presisi kontrol. Pemahaman mendalam
terhadap prinsip kerjanya sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja sistem mekanis yang
melibatkan aktuator hidrolik.
6. Caliper/Actuator Rem
Caliper/Actuator Rem mengacu pada komponen sistem pengereman pada kendaraan, yang
terdiri dari caliper dan actuator. Caliper berfungsi memampatkan bantalan rem ke dalam
cakram rem, menciptakan gesekan untuk memperlambat atau menghentikan putaran roda.
Sementara itu, actuator berperan dalam mengaktifkan atau mengendalikan mekanisme
pengereman. Istilah ini mencerminkan fokus pada perbincangan, perawatan, atau produk
terkait sistem pengereman kendaraan. Dengan memahami Caliper/Actuator Rem, pengguna
dapat mengeksplor informasi terkait pemeliharaan atau pembaruan komponen pengereman
kendaraan mereka.
7. Pipa Hidrolik
Pipa Hidrolik merujuk pada saluran khusus yang berfungsi sebagai pengangkut cairan
bertekanan tinggi dalam sistem hidrolik. Didesain untuk mengalirkan fluida hidrolik, seperti
minyak, pipa ini memainkan peran krusial dalam mendukung pergerakan mesin atau
perangkat mekanis. Kehadirannya mirip dengan ‘nadi’ sistem hidrolik, menghubungkan
berbagai komponen seperti pompa, silinder, dan katup.
Pipa Hidrolik bekerja dengan menyalurkan cairan di bawah tekanan tinggi, memastikan
kelancaran operasional dan kinerja optimal sistem hidrolik. Keberadaannya tidak hanya
esensial, tetapi juga menjadi fondasi bagi fungsionalitas keseluruhan sistem hidrolik.
8. Saluran Bypass
Saluran Bypass dalam konteks sistem rem kendaraan adalah jalur khusus yang berfungsi
sebagai mekanisme pengaman untuk mengatasi situasi overpressure atau kegagalan dalam
sistem. Saluran ini dirancang untuk memungkinkan fluida rem mengalir kembali ke reservoir,
mencegah kerusakan pada komponen rem yang dapat disebabkan oleh tekanan berlebih.

B. REM ANGIN
Pada saat mesin hidup kompresor akan mengkompresikan udara luar dan menyuplai udara
bertekanan tersebut ke air tank. Hal itu menyebabkan tekanan udara di air tank meningkat.
Saat tekanan melebihi sesuai standar pabrikan, secara otomatis air tank akan membuang
udara dari kompresor. Dan kembali menyuplai udara bertekanan ke air tank.
Begitulah seterusnya sehingga tekanan dalam air tank stabil pada tekanan kerjanya. Udara air
tank mengalir melalui selang-selang udara atau air hose guna menunjang berbagai sistem.
Dalam sistem rem udara mengalir ke selang rem.
Pada saat pedal rem terinjak, maka piston mekanisme brake chamber akan mendorong
plunger sehingga membuka saluran menuju brake chamber dan menutup release valve. Pada
brake chamber, tekanan angin ini akan berubah menjadi gerakan mekanis, tuas brake
chamber akan menekan brake lining sehingga terjadi gesekan antara brake lining dengan
drum brake akibatnya kendaraan akan melambat putarannya.
Kemudian pada saat pedal rem dilepas, maka plunger pada mekanisme brake chamber akan
terdorong ke atas oleh reurt spring akibatnya brake valve tertutup dan release valve terbuka,
sehingga tekanan dari air tank dihentikan dan tekanan di dalam brake chamber berbalik ke
release valve untuk dibuang ke atmosfer, tekanan di dalam brake chamber sama dengan
tekanan atmosfer, dengan bantuan return spring tuas brake chamber kembali ke posisi semula
akibatnya rem bebas.
Saat ini sudah banyak kendaraan truk yang beroperasi di area tambang batubara oil & Gas
maupun yang beroperasi onroad untuk konstruksi, logistik dll yang menggunakan sistem rem
full air brake.

Secara umum komponen rem angin terdiri dari:


1. Kompresor
Dimana komponen ini berfungsi untuk menekan udara luar masuk ke tempat penyimpanan
yang disebut air tank serta untuk menyediakan udara bertekanan yang digunakan sebagai
media pemindahan tenaga pengereman dari pengemudi.
Kompresor memanfaatkan tenaga mesin sebagai sumber tenaga untuk membuatnya, oleh
karena itu kompresor dilengkapi dengan pressure regulator yang akan menghentikan
kompresi udara saat tekanan maksimal telah dicapai.
2. Air Tank

Selanjutnya komponen ini akan menyimpan udara dari tekanan kompresor. Udara ini hanya
bersifat sementara, karena udara bertekanan ini akan disalurkan ke berbagai sistem yaitu
pengereman, horn, dan komponen lainnya.Komponen air tank dilengkapi dengan air dryer
yang akan menyaring air dan debu yang terbawa ikut bersama udara pada saat dikompresikan
oleh kompresor. Uap air itu akan dikumpulkan dalam suatu bagian dan air tersebut harus
dibuang melalui check valve.
3. Brake Chamber
Brake chamber berfungsi mengubah tenaga angin menjadi gerakan mekanis. Rangkaian ini
terdiri dari membran, pegas diafragma, tuas, dan slack adjuster. Kondisi brake chamber
sangat mempengaruhi daya pengereman suatu kendaraan.
4. Brake Valve

Yakni komponen yang terdiri dari pegas dan rangkaian katup. Brake valve akan membuka
dan menutup aliran udara bertekanan dari air tank ke brake chamber. Komponen ini
dilengkapi relay valve untuk mengaktifkan rem dengan cepat.
5. Brake Lining
Brake lining atau kampas rem umumnya truk menggunakan sistem rem tromol, sehingga tuas
dari brake chamber diteruskan dengan mekanikal untuk menggerakan kampas rem. Kanvas
rem berfungsi sebagai bidang gesek dengan tromol rem pada saat terjadi proses pengereman.

6. Air Hose

Air hose atau selang udara berfungsi sebagai saluran untuk mengalirnya udara bertekanan.
Selang ini terbuat dari karet sintetis dan logam sehingga kemungkinan kecil terjadi kebocoran
saat distribusi udara.
C. REM TROMOL

Tipe Rem Tromol


Diketahui bahwa tipe rem tromol kendaraan terbagi berdasarkan cara kerjanya, dan
berdasarkan pada bagaimana sepatu rem ditekan ke tromol. Di bawah ini adalah penjelasan
singkat mengenai tipe-tipe rem tromol yang dimaksud, baik berdasarkan penggunaan piston,
maupun berdasarkan pada cara sepatu rem ditekan ke tromol.

Berdasarkan Penggunaan Piston


Tipe rem tromol kendaraan diketahui terbagi ke dalam 2 tipe apabila dikelompokkan
berdasarkan penggunaan piston. Ada pun 2 tipe yang dimaksud adalah rem tromol single
piston dan rem tromol dual piston. Jadi, tipe ini dikelompokkan berdasarkan jumlah piston
yang digunakan.
Berdasarkan Cara Sepatu Rem Ditekan ke Tromol
Tipe drum brake yang berdasarkan cara sepatur rem ditekan ke tromol ada 6 macam.
Keenamnya adalah single leading shoes, leading and trailing shoes, two leading shoes, uni
servo, dual servo, dan dual fixed cylinder.
1. Single Leading Shoes
Tipe rem tromol ini memiliki 2 bantalan rem. Namun, hanya 1 yang bergerak sebagai leading
shoes. Brake shoe lainnya hanya memiliki fungsi untuk mendukung kanvas utama. Sistem ini
sederhana, dan punya daya pengereman kecil. Saat ini penggunaannya sudah sangat jarang
ditemui. Secara umum, rem tromol tipe single leading shoes digunakan pada kendaraan
dengan penggerak mekanis yang memanfaatkan nok yang berada di antara dua sepatu rem.
2. Leading and Trailing Shoes
Pada tipe rem tromol leading and trailing shoes, ada 2 buah sepatu rem yang punya fungsi
sebagai trailing, dan leading. Trailing shoes punya fungsi sebagai alat pendukung
pengereman. Sedangkan leading shoes ialah sepatu rem yang punya peran di dalam
menghentikan putaran tromol yang lebih kuat.
Tipe rem tromol ini punya satu silinder roda tetap yang secara umum lokasinya berada di
ujung bagian atas sepatu rem. Ujung sepatu rem yang lainnya terletak pada pin yang dapat
digerakkan. Silinder roda ini punya 2 piston, sehingga ketika bekerja, maka piston akan
mendorong kedua sepatu rem menuju arah bukaan. Peristiwa ini berakibat permukaan
kampas rem menyentuh rem tromol lebih dulu.
3. Two Leading Shoes
Kedua sepatu rem pada tipe rem tromol ini punya peran sebagai leading shoes. Perbedaan
dengan tipe leading and trailing shoes, ada pada pergerakan sepatu rem. Pada tipe leading and
trailing shoes, rem bergerak searah atau refleksi. Sedangkan pada two leading shoes, kampas
rem bergerak berlawanan arah. Ada 2 silinder yang menggerakkan tiap-tiap sepatu rem.
Namun, silinder roda ini hanya ada 1 piston, sehingga hanya dapat menggerakkan 1 brake
shoe buat 1 silinder roda.
4. Uni Servo
Pada rem tromol tipe uni servo, cara kerjanya hampir sama dengan leading and trailing shoes,
dengan perbedaan pada kelengkapan komponen 1 silinder roda yang punya 1 piston. Walau
begitu, 1 piston bisa menggerakkan 2 sepatu rem bersamaan. Ini bisa terjadi karena penyetel
di bagian bawah dalam keadaan mengambang atau gak dibaut ke backing plate. Penyetel ini
bisa bergerak ke kiri dan kanan.
Prinsip kerjanya ialah saat ada tekanan hidrolik, piston akan menekan salah satu sepatu rem.
Bila sepatu rem nempel pada permukaan tromol, maka tekanan berlanjut ke bagian bawah
sepatu rem. Tekanan akan diteruskan ke sepatu rem lainnya karena posisi penyetel
mengambang.
5. Dual Servo
Tipe rem tromol dual servo hampir sama dengan tipe uni servo yang punya floating adjuster.
Bedanya, tipe ini punya silinder roda tunggal dengan 2 piston. Bila dilihat sekilas, tipe rem
ini akan nampak seperti tipe leading and trailing shoes, kenyataannya enggak.
Kelebihan dari tipe ini ialah tak adanya bantalan brake yang menggantung atau alami keausan
yang tak merata pada kampas rem. Alasannya karena tekanan yang diberikan kepada kedua
sepatu rem merata ke permukaan kanvas. Penyebabnya karena posisi adjuster dengan fungsi
tumpuan bisa bergerak bebas.
6. Dual Fixed Cylinder
Tipe rem ini hampir sama dengan single leading shoes, tetapi pada tipe rem ini, pergerakan
sepatu rem bisa digerakkan menyeluruh. Artinya, ketika menginjak pedal rem, semua
permukaan kampas rem, akan menempel secara sempurna pada permukaan tromol. Ini terjadi
karena ada 2 roda silinder dengan 2 piston, sehingga saat ada tekanan hidrolik keempat piston
akan menekan keempat ujung sepatu rem bersamaan. Ini membuat daya pengereman jadi
lebih kuat.

D. REM CAKRAM

Salah satu faktor keselamatan yang paling penting sebagai pengemudi, kamu harus mengenali
setiap tipe dari rem cakram mobil agar dapat merawat dan memperbaikinya ketika terjadi
kerusakan. Di antara jenis-jenisnya adalah:
1. Cakram datar
Dasar dari rem-cakram itu sendiri adalah cakram datar dan halus yang biasanya terbuat dari
besi, ditempelkan pada poros poros yang berputar.
Rem ini memiliki daya pengereman yang sangat baik karena area permukaan yang besar
bersentuhan dengan bantalan, tetapi dapat kehilangan efektivitas selama periode pengereman
yang lama.

2. Cakram berventilasi

Seiring bertambahnya ukuran dan berat kendaraan, demikian juga beban pada rem. Ini
menghasilkan lebih banyak panas yang menyebabkan masalah pada sistem rem.
Sistem pengereman bekerja dengan mengubah energi kinetik – kecepatan – menjadi panas
melalui gesekan melalui bantalan rem dan cakram. Saat tingkat panas meningkat, disk
membutuhkan bantuan untuk membuang panas ini dengan cukup cepat untuk mencegah
kerusakan.
Untuk membantu disk dalam menghilangkan panas berlebih, diperlukan desain rem cakram
berventilasi, yang terlihat seperti dua disk yang diapit dengan jari-jari di antara celahnya.
Hal ini memungkinkan panas yang dihasilkan lebih mudah keluar dari belakang melalui
ventilasi di antara kedua permukaan tersebut.
3. Cakram yang dibor

Cara lain agar cakram tetap dingin adalah dengan meningkatkan luas permukaan dengan
mengebor lubang sepenuhnya melaluinya. Lubang-lubang ini juga menyediakan jalan keluar
untuk panas, gas, dan bahan limbah, mencegahnya menumpuk di permukaan kontak.
Ada beberapa sisi bawah ke cakram yang dibor. Lubang-lubang tersebut dapat
mengumpulkan material dan puing-puing lainnya, dan yang lebih memprihatinkan, lubang-
lubang tersebut cenderung melengkung dan retak di bawah suhu tinggi.
Meskipun lubang tidak membahayakan integritas struktural disk, lubang tersebut dapat
mengurangi jumlah panas yang dapat ditoleransi disk setelah melebihi jumlah yang dapat
dihilangkan disk secara efektif.

4. Cakram berlubang dan beralur


Tipe ini tidak berbeda jauh dengan cakram tipe bor. Tujuannya pun untuk menghilangkan
panas, gas, dan material berlebih dari permukaan gesekan tanpa melemahkan ketahanan
panas dari cakram itu sendiri.
Akan tetapi, jenis cakram ini akan lebih berisik nantinya karena alur berlubangnya
bergesekan langsung dengan bantalan rem.

Anda mungkin juga menyukai