Anda di halaman 1dari 8

Panin Life adalah perusahaan asuransi jiwa terkemuka yang telah melayani masyarakat Indonesia

selama lebih dari 40 tahun. Merupakan bagian dari Panin Group of Companies yang bergerak di
industri jasa keuangan.

Dai-ichi Life merupakan perusahaan asuransi jiwa kedua terbesar di Jepang dengan total aset lebih
dari USD 300 miliar. Mempunyai pengalaman lebih dari 100 tahun dalam industri asuransi jiwa
dengan jaringan bisnis internasional di berbagai negara di dunia. Dai-ichi Life juga terdaftar sebagai
perusahaan publik di Jepang dengan peringkat “A+” dari Fitch dan peringkat “A” dari Standard &
Poor’s (pemeringkatan dilakukan pada tahun 2013).

Pada tahun 2013, Panin Life dan Dai-ichi Life memasuki suatu era baru untuk membentuk kerjasama
joint-venture yang kuat dengan nama Panin Dai-ichi Life. Melalui rangkaian produk yang inovatif dan
komprehensif, Panin Dai-ichi Life menyediakan berbagai pilihan program proteksi yang disesuaikan
bagi kebutuhan nasabah individu maupun korporat, terutama produk asuransi jiwa, investasi, dan
Syariah.

Visi & Nilai Perusahaan

Visi

Panin Dai-ichi Life akan menjadi perusahaan jasa keuangan ritel yang terkemuka di Indonesia, yang
mampu memberikan solusi inovatif yang dapat memuaskan kebutuhan nasabah, khususnya di
bidang proteksi keuangan.

WE LEAP

• Work with Integrity - Bekerja dengan Integritas

• Empower Teamwork - Memberdayakan Kerjasama

• Leading in Innovation - Terdepan dalam Inovasi

• Engagement - Keterlibatan Penuh

• Assured Customer Satisfaction - Kepastian Kepuasan Pelanggan

• Performance - Kinerja

Basic Protection

Secara umum produk asuransi jiwa dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life)

2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)

3. Asuransi Dwiguna (Endowment)

A. Asuransi Jiwa Tradisional

1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life)

Merupakan kontrak asuransi jiwa dimana sejumlah uang pertanggungan akan dibayarkan oleh
perusahaan jika tertanggung meninggal dunia suatu jangka waktu yang telah di tentukan. Jenis
asuransi ini tidak mempunyai manfaat pembayaran jika tertanggung tetap hidup sampai masa
asuransi berakhir. Merupakan jenis polis asuransi jiwa yang termudah dan termurah dibanding polis
asuransi jiwa lainnya.
Polis asuransi jiwa berjangka memberikan proteksi untuk suatu jangka waktu tertentu, sehingga
dinamakan “berjangka”. Jangka waktu dapat bervariasi antara 1 tahun sampai 20 tahun atau dibatasi
sesuai dengan usia tertanggung pada akhir suatu jangka waktu.

2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life)

Polis asuransi jiwa seumur hidup memberikan proteksi asuransi seumur hidup dimana sejumlah
uang pertanggungan dibayarkan kapan saja jika tertanggung meninggal. Kebanyakan polis tersebut
memiliki tingkat premi tetap selama masa pembayaran premi. Pada polis ini terdapat nilai tunai atau
nilai tebus karena premi polis itu dipergunakan untuk membeli proteksi kematian dan tabungan.

3. Asuransi Jiwa Dwiguna

Polis asuransi jiwa dwiguna memberikan manfaat UP apabila tertanggung meninggal dunia didalam
masa perlindungan asuransi dan memberikan manfaat tahapan / nilai tunai didalam masa
perlindungan asuransi sesuai dengan jadwal pembayaran manfaat berdasarkan desain produk.
Tingkat premi biasanya tetap selama asuransi. Polis asuransi jiwa dwiguna mengkombinasikan premi
proteksi dan tabungan. Seperti halnya polis asuransi jiwa seumur hidup, polis asuransi jiwa dwiguna
juga memiliki nilai tunai tetapi akumulasi nilainya lebih cepat. Polis asuransi jiwa dwiguna juga
tersedia dalam bentuk dengan keuntungan dan tanpa keuntungan.

B. Asuransi Jiwa Unit Link

Selain jenis asuransi jiwa tradisional, kita juga mengenal asuransi jiwa Unit link. Polis asuransi jiwa
unit link adalah polis asuransi jiwa individu yang memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa. Polis
asuransi jiwa unit link memberikan pilihan kepada pemegang polis untuk memilih jenis investasi
serta fleksibililtas untuk menambah dana, menarik dana atau memindahkan dana setiap saat.
Tujuannya untuk mendapatkan hasil investasi yang lebih baik serta dapat mengatasi inflasi, karena
sifatnya yang sangat fleksibel, maka risiko investasi menjadi tanggung jawab pemegang polis.

Insurable Interest

Merupakan suatu prinsip yang dipakai oleh perusahaan asuransi untuk menjaga agar mereka
menawarkan perlindungan kepada orang yang tepat. Orang yang mengajukan asuransi harus
mampu membuktikan bahwa mereka akan mengalami kesulitan atau kehilangan keuangan jika
orang yang sedang diasuransikan meninggal dunia.

Basic Investment

1. Pengertian dan Tujuan Investasi

Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
atau lebih dari satu jenis aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan/ atau peningkatan nilai investasi.

Berdasarkan pengertian tersebut maka memegang kas atau uang tunai bukan merupakan investasi
karena kas tidak memberikan penghasilan dan nilainya akan turun jika terjadi inflasi.

Sebaliknya menempatkan kas atau uang tunai pada tabungan di bank merupakan investasi karena
tabungan memberikan penghasilan atau kembalian (return). Demikian pula pembelian saham
merupakan investasi karena saham memberikan penghasilan dalam bentuk dividen dan nilainya
dapat diharapkan meningkat di masa datang.
Apa tujuan dari investasi? Dari pengertian investasi diatas jelas menunjukkan bahwa tujuan investasi
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kita, sekarang maupun di masa yang akan datang.

Dana yang akan diinvestasikan berasal dari aset atau kekayaan yang sudah dimiliki, menabung
secara regular setiap bulan dengan menunda konsumsi. Dengan menunda konsumsi saat ini dan
menginvestasikannya, investor berharap bahwa nilainya akan berkembang di masa datang.

Investor juga berusaha untuk mengelola dananya secara efektif, meningkatkan pertumbuhan
maksimal darinya dan menjaganya dari risiko inflasi, pajak dan faktor-faktor lainnya. Untuk mencapai
itu semua, masyarakat harus menginvestasikan dananya.

2. Mengapa Harus Berinvestasi?

Untuk dapat mencapai semua tujuan keuangan yang Anda miliki Anda harus menginvestasikan dana
Anda agar dapat berkembang. Secara umum, tujuan perencanaan keuangan sebuah keluarga adalah:

1. Membeli rumah 2. Menyiapkan biaya pendidikan anak 3. Menyiapkan masa pensiun dari sisi
keuangan

Tujuan keuangan diatas merupakan tujuan yang umumnya disiapkan oleh sebuah keluarga karena
tujuan diatas mengikuti siklus kehidupan individu. Sebagai contoh, mari kita lihat cerita Ibu Nia yang
menikah saat berusia 25 tahun. Membeli rumah diusia 30 tahun-an dan menyekolahkan anaknya ke
universitas di usia yang ke 40 serta memasuki masa pensiun di usia 55 tahun. Dari perjalanan ini,
terlihat bahwa Ibu Nia memiliki tujuan mulai dari jangka pendek, menengah dan panjang. Setiap
tujuan saling berbenturan berkaitan dengan kebutuhan akan uang dan setiap perencanaan
merupakan tujuan keuangan yang berdiri sendiri.

Membeli rumah

Setiap keluarga muda pasti mendambakan memiliki rumah sendiri. Membeli rumah dengan tunai
dirasa sangat mustahil. Oleh karenanya mereka menggunakan fasilitas kredit. Membeli rumah
membutuhkan komitmen jangka panjang. Kredit rumah bisa mencapai 15 tahun, bukan saja cicilan
bulanan yang membebani Anda selama 15 tahun tapi diawal pengikatan kredit Anda juga harus
menyiapkan uang muka yang nilainya sekitar 30% dari harga rumah yang Anda inginkan.

Menyiapkan biaya pendidikan anak

Biaya untuk menyekolahkan anak semakin hari semakin mahal. Untuk membiayai sekolah anak di
sebuah Universitas lokal, biaya saat ini yang dibutuhkan sampai anak Anda selesai sekolah paling
tidak Rp 150 juta-an. Bila anak Anda berusia 8 tahun, proyeksi biaya pendidikan 10 tahun mendatang
sekitar Rp 390 juta-an (dengan tingkat inflasi 15%). Sumber : www.ayahbunda.co.id

Bila Anda berencana untuk menyekolahkan anak Anda ke luar negeri, misalkan universitas di
Amerika, minimal saat ini biayanya sekitar Rp 1 Milyar kalau 10 tahun mendatang maka
kebutuhannya akan meningkat bisa mencapai Rp 4 Milyar. Bila Anda memiliki tiga orang anak,
bayangkan berapa besar biaya yang harus Anda siapkan untuk pendidikan anak-anak Anda?

Menyiapkan masa pensiun dari sisi keuangan

Hal ini merupakan tujuan utama Anda melakukan investasi. Bukankah demikian? Pergeseran
tanggung jawab dari perusahaan atau pemerintah ke pribadi semakin jelas terlihat. Jadi untuk dapat
hidup layak selama masa pensiun Anda harus mengembangkan investasi mandiri.

Untuk dapat menyiapkan kebutuhan masa pensiun dengan baik, kita harus memiliki gambaran yang
jelas mengenai arti pensiun bagi masing-masing.Masa pensiun biasanya diawali saat Anda tidak lagi
bekerja, di Indonesia umumnya di usia 55 tahun sampai masa Anda dipanggil oleh Yang Kuasa. Usia
ekspektasi hidup / harapan hidup di Indonesia adalah 71 tahun. Sumber : www.tribunnews.com

Instrumen Investasi

Dalam melakukan investasi tentunya kita juga harus mengetahui berbagai jenis instrumen atau
produk investasi yang ada. Yang dibahas adalah mengenai produk investasi yang dipergunakan
dalam industri asuransi, antara lain :

- Deposito Berjangka

- Obligasi

- Saham

Kita awali penjelasan dari instrumen investasi dengan risiko yang rendah

1. Deposito Berjangka

Instrumen ini ditujukan untuk mendapatkan suku bunga yang lebih tinggi dari tabungan. Instrumen
ini cocok untuk nasabah yang ingin mendapatkan jaminan atas bunga dan pokok nya.

Karakteristik Deposito :

- Periode investasi bervariasi dari 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan - Nama pemegang deposito tercantum di
dalam lembar deposito - Investasi mulai dari Rp 1 Juta

Kelebihan Deposito :

- Relatif aman

- Investasi yang relatif sederhana

- Mudah dijangkau di setiap bank

- Bunga Deposito dijamin sampai jumlah tertentu dan pada rate tertentu

Kekurangan Deposito :

- Untuk periode jangka panjang, hasil investasi relatif kecil

- Tidak dapat mengejar tingkat inflasi


2. Obligasi

Merupakan salah satu surat berharga yang memberikan pembayaran pada suatu jangka waktu
tertentu dengan tingkat pengembalian (kupon) dan mengembalikan modal pada saat jatuh tempo.

Obligasi merupakan pinjaman uang dari investor kepada penerbit obligasi, sebagai imbalannya maka
pihak penerbit obligasi akan membayar suku bunga yang tetap atau berubah-ubah selama masa
pinjaman.

Obligasi terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu : 1. Obligasi Pemerintah 2. Obligasi Korporasi

Adapun karakteristiknya sebagai berikut - Bunga dibayar secara bulanan, kuartalan, semesteran
atau tahunan (dalam bentuk kupon), Pokok hutang dibayar pada tanggal jatuh tempo. - Terdaftar di
bursa efek - Bunga upon fixed atau variable ditentukan dari awal minimum investasi Rp 1 milyar -
Diperjualbelikan melalui over the counter

Kelebihan Obligasi : - Memberikan hasil yang relatif tinggi dibanding Deposito - Tingkat risiko relatif
rendah daripada saham karena ada pemeringkatan - Bisa - dijualbelikan dipasar modal

Kekurangan Obligasi : - Dibutuhkan dana besar (tidak demikian untuk ORI atau SUKRI) - Jangka
waktu investasi 3-5 tahun - Dipengaruhi suku bunga (Deposito berjangka juga dipengaruhi suku
bunga)

3. Saham

Saham adalah surat bukti kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan
terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.

Tipe-tipe saham

Saham ada 2 macam, yaitu saham biasa (common stock) dan saham Preferen (preferred Stock).

a. Saham Biasa (Common Stock)

Kelebihan memiliki saham biasa adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak
terhingga. Tidak terhingga bukan berarti keuntungan investasi saham tidak terbatas besarnya.
Tetapi, keuntungan sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan
menghasilkan laba yang besar, maka kemungkinan pemilik saham juga akan merasakan keuntungan
yang besar pula. Karena dengan laba tersebut memungkinkan perusahaan untuk membagikan
dividen. Disamping keuntungan dividen, pemilik saham juga bisa mendapatkan

keuntungan dari capital gain, yaitu dengan menjual sahamnya pada harga yang lebih tinggi dari
pada harga pembelian.

Selain dari itu sebagai pemegang saham biasa Anda memiliki hak suara dalam RUPS dalam
menentukan tim direksi dan kebijakan perusahaan.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan gabungan karakteristik antara obligasi dan saham biasa. Artinya
disamping memiliki karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik saham biasa,
karakteristik obligasi, saham preferen memberikan hasil yang tetap, sepetri kupon obligasi.

Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu dalam hak pembagian dividennya. Ada
yang besar dividennya tetap setiap tahun, ada pula yang dibayarkan didepan dan lain-lain.

Memiliki karaktersitik saham biasa, sebab tidak selamanya saham preferen bisa memberikan
penghasilan seperti yang dikehendaki oleh pemegangnya. Ada kemungkinan pemegang saham
preferen tidak mendapatkan apa yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Jadi jelasnya, saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan kepada
pemegangnya. Disaat perusahaan dilikuidasi, saham preferen memiliki nilai par yang sudah
ditetapkan.

Jenis-Jenis Risiko

Dalam melakukan investasi tentunya akan ada faktor yang disebut dengan risiko.

Risiko yang dikenal umum terbagi menjadi dua komponen :

1. Risiko non sistematik (non systematic risk)

2. Risiko sistematik (systematik risk)


Jadi dapat disimpulkan bahwa total risiko adalah jumlah dari risiko sistematik dengan risiko
nonsistematik.

Saat ini dapat dikatakan bahwa risiko sistematik adalah bagian risiko yang tidak dapat dikontrol
dan risiko nonsistematik adalah risiko yang dapat dikontrol.

Risiko Non Sistematik (Spesifik)

Bila Anda memiliki uang dan Anda menempatkan hanya pada satu investasi, maka bila investasi
tersebut turun maka semua investasi atau uang Anda akan merugi. Tapi sebaliknya bila Anda
menempatkannya pada beberapa pilihan investasi, maka bila terjadi penurunan terhadap salah
satu investasi tidak mengakibatkan semua jumlah portofolio Anda menurun. Secara umum, risiko
non sistematik memiliki tiga karakteristik:

1. Risiko ini bisa dihilangkan dengan proses diversifikasi

2. Risiko ini bisa dikurangi atau dikontrol 3. Risiko ini tergantung dari jenis saham dan industrinya

Mari kita lihat beberapa contoh dari risiko non sistematik:

Risiko Bisnis (Business Risk)

Risiko ini merupakan risiko melakukan bisnis dalam suatu perusahaan, industri maupun lingkungan
tertentu. Bila Anda hanya berinvestasi pada saham perusahaan rokok maka bila bisnis rokok
mengalami penurunan demikian pula dengan saham Anda. Mengatasinya adalah dengan
menginvestasikan juga di berbagai industri lainnya, seperti otomotif, telekomunikasi dan perbankan.

Risiko Finansial (Financial Risk)

Perusahaan yang meminjam hutang banyak, terekspos terhadap risiko finansial karena besarnya
kebutuhan pembayaran bunga yang tetap terhadap hutang yang dimiliki. Sebagai investor untuk
mengurangi risiko ini adalah dengan memilih perusahaan dengan tingkat hutang yang lebih kecil.

Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Sebuah sekuritas dengan tingkat likuiditas yang rendah dapat diartikan bahwa sekuritas tersebut
sulit untuk diperjualbelikan di pasar sekunder tanpa melakukan diskon terhadap harga. Investasi
pada barang-barang antik mungkin memiliki tingkat likuiditas risiko yang tinggi karena agak sulit
untuk menemukan pembelinya di pasar. Sedangkan untuk investasi saham bluechip seharusnya
memiliki risiko likuiditas rendah karena mudah diperjual belikan di pasar sekunder.
Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Exchange rate Risk)

Risiko ini perlu dipertimbangkan sejalan dengan akan dibukanya kerja sama pasar modal dengan
negara lain seperti Malaysia dan Hongkong. Nilai investasi yang Anda terima akan sangat
terpengaruh oleh perubahan nilai tukar rupiah. Misalkan saham yang Anda beli dalam satuan Ringgit
Malaysia. Bila nilai tukar rupiah terhadap Ringgit Malaysia semakin menguat (Ringgit Malaysia
melemah terhadap rupiah), maka nilai nominal rupiah yang akan Anda terima menjadi lebih sedikit.
Gejolak nilai tukar valuta asing rupiah menjadikan risiko ini harus diperhatikan dengan baik, agar
investasi Anda terlindung dari kerugian akibat selisih kurs valas.

Risiko Negara (Country Risk)

Risiko ini berkaitan dengan semua hal yang negative berkaitan dengan sebuah negara dalam hal
ekonomi, krisis politik, perang dan resesi. Setiap investor dapat mengontrol risiko ini dengan
menginvestasikan dananya pada portofolio internasional yang menempatkan dana pda beberapa
negara.

Risiko Sistematik

Seperti halnya risiko sistematik, risiko sistematik memiliki tiga karakteristik:

1. Risiko ini mempengaruhi semua efek 2. Risiko ini tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi 3.
Risiko ini tidak bisa dikurangi atau dikontrol

Anda mungkin juga menyukai