Identitas informan
Nama lengkap : __________________________________
Usia : __________________________________
Stasiun Kerja : __________________________________
1. Pertanyaan general
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
b. Apa yang anda ketahui terkait bahaya dan risiko dalam pekerjaan?
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
c. Apakah anda mengetahui bahaya dan risiko apa saja yang terdapat
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
d. Apakah anda mengetahui bahaya dan risiko apa saja yang ada
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
a. Apakah ada prosedur atau intruksi kerja untuk pekerjaan yang dilakukan?
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
d. Apakah anda dan pekerja lain tahu terkait keselamatan dan kesehatan
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
f. Apakah paham atau mengerti terkait bahaya dan risiko apa saja
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
digunakan?
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
diri? Sebutkan?
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
pada pekerjaan?
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
dalam sehari, berapa kali dalam sehari atau berapa kali salam seminggu)
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
c. Apakah anda pernah mengalami insiden atau kecelakaan kerja atau hampir
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
………………………………………………………………………………
…………………...…………………………………………………………
………………………….......................
Canada.Pdf. 2012.
2008.
Masagung. 1984.
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Bahaya
sumber, situsasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian dalam hal
sifat yang melekat dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem, kondisi atau
peralatan.
1
3.2. Jenis-Jenis Bahaya
kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan luka (injury), cacat hingga kematian
b. Bahaya Elektrik, yaitu sumber bahaya yang berasal dari energi listrik yang
c. Bahaya kebakaran dan peledakan, yaitu bahaya yang berasal dari bahan
a. Bahaya Fisik, antara lain yaitu kebisingan, getaran, radiasi, suhu ekstrim
dan pencahayaan.
iritasi.
d. Bahaya Ergonomik, antara lain yaitu manual handling, postur janggal, dan
repetitive movement.
e. Bahaya psikologi, antara lain yaitu beban kerja berat, hubungan dan
2
3.3. Risiko
yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran, diukur dengan hukum sebab
Konsekuensi atau dampak hanya akan terjadi bila ada bahaya dan kontak atau
exposure antara manusia dengan peralatan ataupun material yang terlibat dalam
adalah:
dirugikan atau mengalami gangguan kesehatan jika terkena bahaya. Dalam hal ini
2
Australian Standard/New Zealand Standard (AS/NZS) 4360:2004, Risk Managemnt Guideline.
organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun
dari luar. Oleh karena itu, risiko dalam organisasi sangat beragam sesuai dengan sifat,
perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang dan lain-lain.Risiko keuangan
ini harus dikelola dengan baik agar organisasi tidak mengalami kerugian atau
wajib menjamin bahwa produk barang atau jasa yang diberikan aman bagi
Bencana alam merupakan risiko yang dihadapi oleh siapa saja dan dapat
terjadi setiap saat tanpa bisa diduga waktu, bentuk dan kekuatannya.Bencana
alam dapat berupa angin topan atau badai, gempa bumi, tsunami, tanah
4. Risiko operasional
bagaimana cara mengelola perusahaan yang baik dan benar. Perusahaan yang
a. Ketenagakerjaan
terhadap keselamatan.
b. Teknologi
c. Risiko K3
5. Gangguan operasi
e. Risiko sosial
Risiko sosial adalah risiko yang timbul atau berkaitan dengan lingkungan
resiko baik yang positif maupun negatif. Budaya masyarakat yang tidak
operasi perusahaan.
4
3.5. Pengertian Keselamatan Kerja
peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, lingkungan kerja serta prosedur
4
Suma’mur, P.K. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Cetakan Kedelapan.Jakarta:
Toko Gunung Agung, 1984. Hal 1
distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan
yang lebih maju.Keselamatan kerja adalah tugas semua pekerja yang bekerja pada
perusahaan.Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa
saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Kecelakaan kerja juga
perbaikan mesin atau peralatan yang rusak dan pengobatan kepada operator yang
kerja.
3. Melindungi kondisi peralatan dan mesin produksi agar selalu dapat digunakan
secara efisien.
kerja.
Ada dua kategori penyakit yang umum diderita oleh tenaga kerja yaitu:
a. Penyakit umum
Penyakit yang mungkin diderita oleh setiap orang baik yang bekerja, yang
mungkin terhadap potensi bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada
1. Secara filosofi didefenisikan sebagai suatu bentuk upaya dan pemikiran dalam
pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya serta hasil karya dan
pancasila.
Tenaga Kerja).
sebagai berikut :
2. Memeberikan perlindungan dan rasa aman kepada setiap orang lain yang
berada di tempat kerja dan lingkungannya dari proses pekerjaan atau kegiatan
proyek.
kerja sehingga dapat digunakan secara efisien dan terhindar dari kerusakan.
dan target K3 yang akan dicapai, yang dituangkan dalam programkerja. Dari alur
Jika HIRARC tidak dilakukan dengan baik makapenerapan K3 akan salah arah
(misguided), acak atau virtual karena tidakmampu menangani isu pokok yang ada
dalam organisasi.
d. Analisis resiko
e. Evaluasi resiko
f. Pengendalian resiko
2. Aktivitas dari semua individu yang memiliki akses ke tampat kerja termasuk
kontraktor.
4. Identifikasi semua bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat
5. Bahaya yang ditimbulkan di sekitar tempat kerja dan aktivitas yang berkaitan
material.
manusia.
dilakukan secara komprehensif dan rinci sehingga semua peluang bahaya dapat
belaka sehingga tidak mampu menjangkau bahayayang yang lebih rinci misalnya
proses atau peralatan kerja atau aspek K3 seperti bahaya kebakaran, penyakit
operasi, pemeliharaan atau modifikasi sesuai dengan siklus atau daur hidup
organisasi.
bersifat potensial.
atas:
1. Teknik/metoda pasif
Bahaya dapat dikenal dengan mudah jika kita mengalaminya sendiri secara
pencegahan.
2. Teknik/metoda semiproaktif
Teknik ini disebut juga belajar dari pengalaman orang lain karenakita tidak
perlu mngalaminya sendiri. Teknik ini lebih baik karena tidakperlu mengalami
3. Teknik/metoda proaktif
yang merugikan.
JSAadalahsebuahteknikanalisisbahayayangdigunakanuntukmengidentifikas
ibahayayangadapadapekerjaanseseorangdanuntukmengembangkan
pengendalianyangtepatuntukmengurangiresiko.JSAumumnyatidakdigunakan
untukmelakukanpeninjauandesainataumemahamibahayadarisuatuproseskompleks.
daritinjauanproseshazardyanglebihdetail.HasildariJSAiniharusdituliskan
dalambentukformal,yaituberupaproseduruntuksetiap pekerjaan.
b. Membagi-bagipekerjaan dalambeberapalangkah
c. Mengidentifikasipotensibahayadisetiaplangkah
d. Menetapkantindakanatauproseduruntukmengurangipotensibahaya.
Teknikinibermanfaatuntukmengidentifikasidanmenganalisisbahayadalam
suatupekerjaan.Halinisejalandenganpendekatansebabkecelakaanyangbermula
dariadanyakondisiatautindakantidakamansaatmelakukansuatuaktivitas.Karenaitu
denganmelakukanidentifikasibahayapadasetiapjenispekerjaan
dapatdilakukanlangkahpencegahanyang tepatdanefektif.
dimengerti,tidakperlumelakukantraining,dapatdilakukandengan mudah
karenapengalamanseseorang.HasildariJSAinidapatdigunakanuntukmelatih
pekerjabaru.
yang bertujuan untuk mengevaluasi besarnya risiko serta skenario dampak yang
kualitatif atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau
rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian
atau hasil.
sumber resiko
Analisis resiko bergantung pada informasi resiko dan data yang tersedia.Metode
menjelaskan seberapa besar potensi resiko yang akan diukur. Hasilnya dapat
termasuk dalam kategori resiko rendah, resiko sedang dan resiko tinggi.
Keterangan:
dibuat belum tentu mencerminkan kondisi obyektif yang ada dari sebuah
Suatu resiko tidak akan memberikan makna yang jelas bagi manajemen
atau pengambil keputusan lainnya jika tidak diketahui apakah resiko tersebut
signifikan bagi kelangsungan bisnis. Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari
mendapat gambaran yang baik dan tepat mengenai resiko dilakukan penentuan
sumber daya yang sesuai untuk masing-masing resiko sesuai dengan tingkat
prioritasnya.
apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak.Jikarisiko dapat diterima, tentunya
sebagaiberikut.
1. Eliminasi
2. Substitusi
sistem atau prosedur yang berbahaya dengan lebih aman atau lebih rendah
dalam proses produksi diganti dengan bahan kimia lain yang lebih aman.
3. Pengendalian Teknis
Sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada di
ditekan.
pengaman.
4. Pengendalian Administratif
dengan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja atau prosedur kerja yang
5. Training
keselamatan bukan berarti bebas dari bahaya tertimpabenda. Namun jika ada
dikurangi. Akan tetapi, jika benda yang jatuhsangat berat atau dari tempat
yang tinggi, topi tersebut mungkin akanpecah karena tidak mampu menahan
beban.
a. Alat pelindung kepala, untuk melindungi bagian kepala dari benda yang
atau radiasi sinar dan panas misalnya pelindung muka (face shield) , dan
topeng las.
c. Alat pelindung mata untuk melindungi dari percikan benda, bahan cair
dan radiasi panas, misalnya kaca mata keselamatan dan kaca mata las.
d. Alat pelindung pernafasan untuk melindungi dari bahan kimia, debu uap
dan asap yang berbahaya dan beracun. Alat pelindung pernafasan sangat
apparatus (BA).
suara bising misalnya sumbat telinga (ear plug), dan katup telinga (ear
muff).
percikan benda cair, padat, radiasi sinar dan panas misalnya apron dari
g. Alat pelindung tangan untuk melindungi bagian jari dan lengan dari
bahan kimia, panas atau benda tajam misalnya sarung tangan kulit, PVC,
betis dari benda panas, cair, kejatuhan benda, tertusuk benda tajam dan
lainnya, misalnya sepatu karet, sepatu kulit, sepatu asbes, pelindung kaki
dan betis.
METODOLOGI PENELITIAN
berlokasi kira-kira 380 km dari kota Medan, terletak di daerah Desa Aek Batu
melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan
bahaya. Penelitian bertujuan menjelaskan nilai dari risiko yang terdapat di setiap
Objek yang diteliti adalah bahaya dan risiko yang dapat terjadi dalam
konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti.Tujuan
kecelakaan kerja yang terjadi pada saat melakukan proses produksi. Oleh karena
itu dilakukan identifikasi dari bahaya dan melakukan pengendalian risiko dari
bahaya yang ditimbulkan untuk menemukan solusi dalam bentuk usaha program
keselamatan dan kesehatan kerja. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat
Penentuan
Identifikasi bahaya Penilaian
Sumber (Hazard Identification)
Pengendalian risiko
Perbaikan program
kesealamatan dan
2. Identifikasi Bahaya
3. Penilaian Risiko
paparan.
4. Konsekuensi (Consequences)
5. Kemungkinan (Probability)
6. Paparan (Exposure)
7. Pengendalian Risiko
1. Identifikasi masalah
dan terarah.
2. Studi literatur
3. Perumusan Masalah
yang spesifik.
5. Pengumpulan data
Data yang dikumpukan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data
sekunder.
Studi Pendahuluan
Melakukan observasi terhadap kondisi perusahaan
Identifikasi Masalah
Tingginya angka kecelakaan kerja sehingga diperlukan program
pencegahan kecelakaan kerja
Studi Literatur
Mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan
pengumpulan data dan pemecahan masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Identifikasi risiko
2. Analisis risiko semi kuantitatif
3. Menentukan risk reduction
4. Rekomendasi pengendalian
1. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dengan melakukan wawancara kepada pekerja, selain itu data juga diperoleh
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tanpa melalui pengukuran langsung
a. Data kecelakaankerja
Data kecelakaankerjauntukmenunjukanjumlahkecelakaansertakerugian
b. Uraianproduksi
1. Identifikasi Risiko
2. Analisis Risiko
Nilai risiko hasil dari pengurangan antara basic risk dengan existing risk.
Risk Control), maka akan dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data. Pada
tahap ini akan dibandingkan kondisi basic risk dengan existing risk, seberapa
dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi masukan dan
dalam bekerja.
Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dari hasil
selanjutnya dan pemberian saran kepada pihak perusahaan mengenai hal-hal yang
pengumpulan data sesuai dengan kondisi sumber data yang bersangkutan. Data yang
kecelakaan kerja pada proses pengolahan kelapa sawit. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode Job Safety Analysis pada proses produksi yang meliputi
urutan langkah-langkah dari setiap tahapan proses pengolahan kelapa sawit. Data
uraian pekerjaan dari tahapan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Uraian Pekerjaan pada Stasiun Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
No Area Kerja Tahapan Pekerjaan Uraian Pekerjaan
1. Loading Memindahkan TBS Buah TBS dari truk dipindahkan dengan cara
Ramp dari truck kedalam operator membuka bak truk, kemudian berdiri disisi
Loading Ramp bak truk dan memindahkan TBS dengan tojok
(gancu) ke dalam loading ramp.
Memasukkan TBS ke Mengatur posisi lori agar sesuai dengan pintu ramp
dalam lori rebusan kemudian membuka pintu hidrolik agar TBS masuk
menggunakan ke dalam lori.
hydraulic pump Mengatur TBS agar lori terisi dengan baik dan
(Ramp) merata.
2. Stasiun Memasukkan lori Menarik rangkaian lori yang berisi TBS ke bejana
Rebusan berisi TBS ke dalam rebusan dengan menggunakan kabel sling yang
bejana rebusan ujungnya dikaitkan dengan hook dan ditarik dengan
capstand
Merebus buah TBS Melakukan perebusan dengan memberikan tekanan
yang dihasilkan dari steam boiler.
Melakukanpengawasanprosesperebusan,
memeriksa tekanan bejana rebusan.
Membuka dan Dilakukan saat sebelum dan sesudah proses
menutup pintu perebusan.
rebusan Membuka pintu rebusan, menurunkan jembatan
kemudian proses sebaliknya.
terhadap bahaya-bahaya yang berasal dari lingkungan tempat kerja, peralatan kerja,
diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan pekerja terkait.
Setelahdilakukanidentifikasibahaya,laludilakukanpenentuantingkat
risikodenganmemberikanpenilaianterhadapprobability,konsekuensi,dan
level.Padabasicleveldilihatrisikopadasaatkeadaanterburuk,dimana
belumdilakukanpengendalianterhadaprisikoyangada.Sedangkanuntukexisting
leveldilihattingkatrisikoyangtelahterjadidilapangan.
sebagai berikut:
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai12.Tingkatrisikoinisebenarnyadapat
Perlu
dilakukanpengawasandaripihakperusahaanagarparapekerjamenggunakansa
sisi bak truk dengan berpijak pada bagian yang tidak aman sehingga
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahsubstansialdenganni
c. Tertimpa TBS
cedera ringan pada kaki atau tangan pekerja akibat tertusuk duri kelapa
sawit.
dilakukan secara terus menerus serta kondisi pekerja yang kelelahan dapat
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai18. Risiko ini menjadi lebih rendah dibandingkan basic level karena
TBS.
d. Terkena gancu
gancu.
tersebut terjadi dalam waku sekali dalam seminggu hingga sekali dalam
sebulan.
pekerja terkena gancu jika tidak bekerja secara hati-hati walaupun pekerja
kecelakaan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
a. Tertimpa TBS
cedera ringan pada kaki atau tangan pekerja akibat tertusuk duri kelapa
sawit.
dilakukan secara terus menerus serta kondisi pekerja yang kelelahan dapat
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai18. Risiko ini menjadi lebih rendah dibandingkan basic level karena
TBS.
Exposure memiliki nilai 6 (frequently), terjadi sekali dalam sehari atau bisa
permukaan lantai yang licin akibat minyak dari TBS dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
karena pekerja telah menggunakan safety boot agar tidak terpeleset dan
(jarang).
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
3dengannilai30.
Area Tahapan Pengerjaan Risiko dan Uraian C E P Nilai Level C E P Nilai Level
Kerja Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
Stasiun Memindahkan TBS dari Tangan Terjepit 1 2 6 12 Acceptable 1 2 6 12 Acceptable
Loading truck kedalam Loading pengunci bak truk
Ramp Ramp Terjatuh dari 5 2 10 100 Substansial 5 2 10 100 Substansial
ketinggian
Tertimpa TBS 1 6 6 36 Priority 3 1 6 3 18 Acceptable
Terkena gancu 5 3 6 90 Substansial 5 3 3 45 Priority 3
berikut:
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
3dengannilai30.
Risiko tengan pekerja terkena kabel sling penarik lori saat menghubungkan
rangkaian lori dengan mesin capstand untuk menarik lori kedalam bejana
rebusan.
cedera jika pekerja terbentur kabel sling yang terbuat dari komposisi baja
dan karena adanya serabut kabel sling yang dapat menyebabkan luka di
diperkirakan tidak sering terjadi hanya sekali dalam sebuan hingga sekali
dalam setahun.
untuk terjadi karena pada permukaan kabel sling terdapat serabut baja yang
keluar.
lori.
lantai yang licin akibat minyak yang tercecer di lantai perlintasan lori
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
2. Merebus TBS
Risiko yang berakibat sangat fatal dalam proses perebusan jika tekanan
yang tidak stabil dan jika adanya kebocoran dari pipa rebusan dapat
dengan prosedur.
prosedur (SOP).
perebusan.
cacat pada bagian tubuh jika terkena uap terutama bagian mata.
sering terjadi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahsubstansial
APD untuk menghindari terkena semburan uap panas dari proses rebusan.
hari.
ai18. Risiko ini menjadi lebih rendah dibandingkan basic level karena
d. Kebisingan
proses perebusan.
gangguan pendengaran.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
Risiko pekerja terkena uap panas saat membuka pintu rebusan setelah
sering terjadi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahsubstansialdenganni
lai90. Pekerja harus selalu memperhatikan tekanan dari alat ukur yang
permukaan lantai disekitar rebusan sangat llicin akibat minyak dari hasil
rebusan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
atau APD.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahsubsstansialdengann
ilai90.
d. Kebisingan
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
3dengannilai30.
Risiko tengan pekerja terkena kabel sling penarik lori saat menghubungkan
rangkaian lori dengan mesin capstand untuk menarik lori keluar dari
bejana rebusan.
cedera jika pekerja terbentur kabel sling yang terbuat dari komposisi baja
dan karena adanya serabut kabel sling yang dapat menyebabkan luka di
permukaan lantai yang licin akibat minyak dari TBS dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptebledengannil
berikut:
a. Tertimpa TBS
Risiko pekerja tertimpa buah yang jatuh dari lori saat mengangkat untuk
medis.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
yang aman.
b. Tertimpa lori
Risiko pekerja tertimpa lori yang mungkin terlepas saat mengangkat untuk
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
permukaan lantai yang licin akibat minyak dari TBS yang tercecer dilantai.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
pembantingan.
cidera ringan.
sering terjadi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18.
sering terjadi karena pekerja hanya beberapa kali mengawasi kerja mesin
digester.
permukaan lantai yang licin akibat minyak dari TBS yang tercecer dilantai.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptable
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
Analisis Risiko
Identifikasi Risiko Basic Level Existing Level
Area Tahapan Pengerjaan Risiko dan Uraian C E P Nilai Level C E P Nilai Level
Kerja Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
Stasiun Mengangkat atau
Thresser memindahkan lori berisi buah Tertimpa TBS 5 1 6 30 Priority 3 5 1 3 15 Acceptable
rebus dari rel landasan ke Tertimpa lori 50 0,5 6 150 substansial 50 0,5 3 75 substansial
Hopper dan sebaliknya
Tergelincir/terjatuh 1 6 6 36 Priority 3 1 6 3 18 Acceptable
karena lantai yang licin
Membanting buah di Bunch Terkena hempasan 1 6 3 18 Acceptable 1 6 1 6 Acceptable
Hopper berondolan
Tergelincir/terjatuh 1 6 6 36 Priority 3 1 6 3 18 Acceptable
karena lantai yang licin
Kebisingan 1 10 6 60 Priority 3 1 10 6 60 Priority 3
Risiko pekerja terkena percikan minyak panas yang tumpah dari mesin press.
cidera ringan.
kadang terjadi hingga sekali dalam seminggu atau sekali dalam sebulan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannilai
press.
Risiko pekerja tergelincir karena lantai yang licin dari tumpahan minyak.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptable dengannilai
1 8 . Risiko ini menjadi lebih rendah dibandingkan basic level karena pekerja
c. Kebisingan
secara terus menerus karena pekerjaan operator dalam mengawasi kerja mesin
terus-menerus.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority
pengoperasian mesin.
berikut:
cidera ringan.
klarifikasi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
minyak.
cidera ringan.
klarifikasi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18. Berkurang nilai risiko dari basic level karena pekerja selalu
pemisahan minyak.
klarifikasi.
klarifikasi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptable
penampungan minyak.
cidera ringan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
cidera ringan.
klarifikasi.
karena permukaan lantai yang licin dan adanya genangan air dan sebagian
tumpahan minyak.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18. Berkurang nilai risiko dari basic level karena pekerja selalu
pemisahan minyak.
cidera ringan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 6.
cidera ringan.
dalam sehari.
karena permukaan lantai yang licin dan adanya genangan air dan sebagian
tumpahan minyak.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18. Berkurang nilai risiko dari basic level karena pekerja selalu
pemisahan minyak.
cidera ringan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18.
Risiko pekerja terkena uap panas dari proses transfer minyak ke tangki
timbun.
klarifikasi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptable
penampungan minyak.
cidera ringan.
klarifikasi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
pemisahan minyak.
cidera ringan.
dalam sehari.
karena permukaan lantai yang licin dan adanya genangan air dan sebagian
tumpahan minyak.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18. Berkurang nilai risiko dari basic level karena pekerja selalu
pemisahan minyak.
klarifikasi.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority 3
penampungan minyak.
cidera ringan.
dalam sehari.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority 3
Risiko pekerja terkena uap panas dari uap minyak panas dari hasil
pemisahan.
klarifikasi.
mata dari semburan uap panas karena bak fat-fit yang terbuka tanpa atap.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahpriority 3
sehingga uap dari minyak hasil penyaringan yang sangat panas dapat
melukai pekerja.
cidera ringan.
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
ai 18. Berkurang nilai risiko dari basic level karena pekerja menggunakan
Risiko pekerja tercebur ke dalam kolam karena tanpa adanya pembatas dan
Darihasilpenilaiandiatasdidapatkantingkatrisikoadalahacceptabledengannil
menggunakan APD dan adanya pagar pengaman di sekitar tepi kolam fat-
fit.
Adapun hasil perhitungan dari risk reduction dapat dilihat pada tabel
berikut:
terdapat pada stasiun Loading Ramp dapat dilihat pada tabel berikut.
6.1. Analisis
thrresser, stasiun press, stasiun klarifikasi atau pemurnian minyak, stasiun kernel
atau pemisahan biji, dan stasiun boiler atau pembangkit listrik. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, ditemukan risiko dari semua area kerja berjumlah
78 risiko.Dari setiap risiko tersebut ditentukan besarnya basic risk dan existing
Hasil penilaian risiko dasar yang ada (basic risk) merupakan nilai risiko
dasar dengan asumsi terparah jika terjadi kecelakaan terhadap pekerja atau selama
yang berada pada kategori dapat diterima (acceptable) sebanyak 14 risiko sekitar
18% 13%
Very high
Priority
Substansial
Priority 3
Acceptable
67%
Pada basic risk dapat dilihat bahwa risiko yang tergolong dapat diterima
hanya sebanyak 14 risiko (18%). Itu berarti 64 risiko lainnya atau sekitar 82%
pengendalian yang telah ada yang dilakukan oleh perusahaan, jika dicermati akan
terdapat pengurangan nilai risiko dari hasil pengendalian tersebut. Dari hasil
penilailan existing risk, risiko yang berada pada kategori dapat diterima
(acceptable) sebanyak 40 risiko (51%), dan juga risiko yang berada pada kategori
priority 3 sebayak 31 risiko (40%). Sebanyak 7 risiko (9%) berada pada kategori
substansial.Sementara tidak terdapat risiko pada kategori priority dan very high.
Very high
Priority
51% Substansial
40%
Priority 3
Acceptable
Dari hasil penilaian existing riskyaitu risiko yang ada saat ini dapat dilihat
bahwa risiko yang berada pada level diterima sebanyak 40 risiko sekitar 51% dari
total risiko. Hal ini berarti bahwa risiko yang ada saat ini masih terdapat 38 risiko
atau sekitar 49% risiko belum mendapatkan tindakan pengendalian yang lebih
acceptable.
Perbandingan penilaian risiko dari basic risk dan existing risk dapat dilihat
60
Risiko
50
40
Jumlah
30
20
10
Basic Risk 0 2 10 52 14
Existing Risk 0 0 7 31 40
Pada gambar 6.3. terlihat bahwa jumlah risiko yang dapat diterima
(acceptable) pada existing risk dengan jumlah 40 risiko meningkat lebih besar
daripada basic risk (14 risiko). Sedangkan penurunan jumlah risiko terjadi pada
kategori priority 3, dari 52 risiko pada basic risk menjadi 31 risiko pada existing
risk. Pada kategori substansial juga terjadi penurunan jumlah risiko dari basic risk
berjumlah 10 risiko menjadi 7 risiko pada existing risk. Sementara pada kategori
ketinggian, terkena semburan uap panas, terjepit jembatan, tersembur api boiler,
pengendalian yang telah ada yang dilakukan oleh perusahaan. Total nilai risiko
pada basic risk adalah 3889 sedangkan total nilai risiko pada existing risk adalah
2668, terdapat selisih antara basic risk dengan existing risk sebesar 1221. Hal ini
berarti terjadi penurunan risiko yang cukup besar berdasarkan pengendalian yang
Adapun hasil dari perhitungan risk reduction dapat dilihat pada tabel 6.1.
Dari tabel 6.1 dapat dilihat bahwa rata-rata risk reduction yang ada di PKS
Aek Torop adalah sebesar 25,43%. Dari perhitungan ini bisa disimpulkan bahwa
risk reduction di PKS Aek Torop masih kecil. Dengan kata lain, tindakan
pengendalian terhadap risiko yang telah diterapkan oleh perusahaan masih rendah
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain adalah:
1. Hasil identifikasi risiko di area kerja proses pengolahan PKS Aek Torop
2. Hasil penilaian basic risk didapatkan 14 risiko (18%) berada pada kategori
berada pada kategori substansial, 2 risiko (2%) berada pada kategori priority,
3. Hasil penilaian existing risk didapatkan 40 risiko (51%) berada pada kategori
priority dan very high karena terjadi pengurangan dari basic level.
4. Jenis risiko yang termasuk ke dalam kategori substansial adalah terjatuh dari
boiler, tertimpa lori, dan risiko kebakaran dari bahan bakar boiler.
mudah terlihat dan terbaca pada masing-masing area kerja. Safety sign
sebaiknya dibuat dengan ukuran yang besar dan dapat memantulkan cahaya
bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Sosisalisasi dapat dilakukan
diaudit, dimana hasil audit dijadikan bahan tinjauan ulang oleh manajemen
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan (Plantation) dan
Langkah awal PTP Nusantara III dimulai pada tahun 1985 dengan nama
hukum, sejalan dengan UU dan Peraturan Pemerintah, maka pada Tahun 1986
dengan keluarnya PP No. 17/1971 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
258/SK/IV/1976.
dan V (Persero) yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara III.
Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop didirikan pada tahun 1984 dengan
ton/jam pada tahun 1987. Sebelumnya PKS Aek Torop merupakan PNP V yang
Keputusan Menteri Keuangan dan pada tahun 1992 diadakan Konsilidasi bersama
PTP disekitarnya.
Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan
pengolahan kelapa sawit (Crude Palm Oil), dan inti sawit (Kernel).
(Persero) ini adalah Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop (PATOR) yang memiliki
kapasitas 60 Ton/jam. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik dari 11PKS yang
PKS Aek Torop adalah salah satu Unit Kerja PT Perkebunan Nusantara III
yang terletak didesa Aek Batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu
umum Cikampak (Jalan Lintas Sumatera) dan berjarak ± 375 km dari Kota
Medan.
pasar lokal dan internasional. PTPN III memiliki kantor pemasaran bersama
dengan PTPN lainnya, yaitu PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.
KPB Nusantara) yang memasarkan produknya di dalam negeri dan luar negeri.
dilingkungan sekitar.
lingkungan sekitar.
3. Kebijakan Lingkungan
struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumber daya dengan cara
yang teratur, dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang
Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk
dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa harus
organisasi berbentuk lini dan staf.Struktur organisasi yang terdapat pada PKS Aek
MASKEP
P2K3
Operator Kr. Petugas Adm.Sortasi Petugas Kr. Kr. Kr.1 Kr. DANTON/
Pengolahan Lab.sortasi/Penerimaan Adm.Lab Teknik/listrik Personalia/ DCC
/workshop/
Pembantu Pelayanan
SATPAM
Manajer
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
2.7.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi PKS Aek Torop
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur
1. Manajer Pabrik
operasional di PKS.
dipimpinnya.
bengkel umum, dan bengkel listrik sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat.
ditetapkan.
laboratorium.
semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas
lingkungan sekitar.
kepala (maskep).
ditentukan.
bidang umum/personalia.
administrasi.
6. Asisten Teknik/DS/Traksi
(maskep).
d. Memonitor live time peralatan dan penggantian spare part serta pelumas
mesin pengolahan.
menjalankan tugas.
2.7.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab P2K3 PKS Aek Torop
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur
1. Ketua
program-program P2K3.
kepada direksi.
perusahaan.
2. Wakil Ketua
di perusahaan.
3. Sekretaris
4. Anggota.
Tenaga kerja yang bekerja diPKS Aek Torop dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Karyawan pimpinan
2. Karyawan pelaksana.
dibagi dalam 2 shift jam kerja selama 7 hari kerja dalam seminggu yaitu sebagai
berikut:
teknik/D.sipil/Traksi adalah sama dengan masa kerja selama 6 hari kerja dalam
seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja adalah sebagai berikut :
1.Senin - Jumat
Pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB : Jam Kerja
2.Sabtu
berada di bawah naungan distrik manajer) dengan perincian seperti pada tabel 2.1
dan 2.2.
Proses pengolahan TBS di PKS Aek Torop adalah suatu proses kerja untuk
Secara Umum, proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude PalmOil)
dan inti sawit dapat dibagi menjadi 6 tahapan stasiun kerja, yaitu:
dikelompokkansebagai berikut :
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah kelapa sawit yang sudah siap panen atau
lebih dikenal dengan sebutan Tandan Buah Segar (TBS). Kualitas bahan baku
yang digunakan sesuai dengan ketentuan mutu yang telah ditetapkan oleh
2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang membantu dalam proses produksi agar
diperoleh hasil yang lebih baik.Pada proses pengolahan di PKS Aek Torop
bahan penolong yang digunakan adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3).
3. Bahan Tambahan
Torop hanya menghasilkan produk setengah jadi (CPO), maka tidak ada
minyak sawit (CPO) dan Inti sawit dari bahanbakuTBSakan diuraikan satu persatu
Pada stasiun penerimaan buah dimulai dari proses masuknya truk dengan
loading ramp. Jembatan timbang adalah alat ukur untukmenimbang berat truk
pengangkut TBS yang akan diolah. TBS hasil panen yang berasal dari kebun
kemudian diangkat oleh truk kepabrik pengolahan yang terlebih dahulu harus
oleh truk.
disortir berdasarkan kriteria fraksi mutu yang ditetapkan dan seterusnya buah di
timbun ke tempat penimbunan buah.Sortasi TBS dilakukan pada setiap truk yang
masuk dengan menyesuaikan kriteria yang tebagi atas beberapa fraksi seperti pada
tabel 2.3.
TBS dibawa ke lantai Loading Ramp dan dituang ketiap pintu (bays)
Loading Ramp (10 pintu ). PKS Aek Torop memiliki 2 unit Loading Ramp yang
saling berseberangan. TBS yang akan diproses dimasukkan ke lori, setiap pintu
dibuka dengan sistem hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1. Pintu Loading Ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam
perebusan atau yang disebut Sterilizer adalah bejana uap tekan yang berbentuk
silinder untuk merebus buah kelapa sawit dengan menggunakan tekanan uap.
Proses perebusan buah kelapa sawit memakan waktu kira-kira selama 80-
2
100 menit dengan tekanan uap atau steam sebesar2,8-3,0 kg/cm . Lamanya waktu
perebusan tergantung pada kualitas buah sawit yang akan diolah dan juga terhadap
kapasitas yang dimiliki oleh pabrik. Kapasitas sterilizer dalam perebusan TBS
adalah 60 ton/jam.
Proses perebusan buah kelapa sawit memakai sistem tiga puncak (Triple
Peak). Grafik perebusan dengan menggunakan sistem tiga puncak adalah seperti
3,0 45'
2,3
Waktu Perebusan
0,2
10 20 30 40 50 60 70 80 90 Waktu (menit)
thresher yang beroperasi secara seri.Prinsip kerja thresher adalah memutar buah
dengan kecepatan 23-25 rpm, kemudian TBS ikut berputar dan terangkat hingga
jatuh terbanting.
dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk
menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak kasar (crude oil).
terpisah dari biji.Digester ini terdiri dari tabung selinder yang berdiri tegak yang
yang diikatkan pada poros dan digerakan oleh motor listrik. 5 tingkat pisau
(stirring arms) bagian atas digunakan untuk mengaduk/melumat, dan pisau bagian
bawah (expeler blade) di samping pengaduk juga dipakai untuk mendorong massa
(press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir atau
proses yang memisahkan proses produksi selanjutnya menjadi dua bagian, yaitu
Minyak kasar yang keluar dari proses pengempaan (Screw press) masih
mengandung kotoran-kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena
benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke
CST atau clarifier tank adalah tangki yang difungsikan untuk memisahkan
(mengutip) minyak dengan sludge dalam temperatur yang tinggi dan kondisi
Sludge Tank adalah tangki penampung sementara sludge dari hasil pemisahan
8. Sludge Separator
Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan
terdorong keluar.
adalah alat yang berfungsi untuk memurnikan atau memisahkan air dan
Penampungan minyak sawit (CPO) dilakukan di Oil Storage Tank (OST) atau
sering disebut Bulk Storage Tank (BST).CPO dalam OST harus selalu
0
dipanaskan dengan cara injeksi uap yang bersuhu 95 C agar minyak tidak
dengan standar mutu produk yang dihasilkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa
1. Cake Breaker
Fungsi dari cake creaker conveyor adalah untuk membawa dan memecahkan
membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Biji yang berat
kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fibre shell conveyor
Pemisahan biji dari batu dan biji kosong dilakukan dengan menggunakan
oleh hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, biji akan
masuk ke dalam nut grading drum melalui air lock, sedangkan biji kosong
5. Pengeraman biji
mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya.
6. Pemecahan biji
bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Fungsi dari ripple mill
adalah memecah nut dengan sistem pemulas, sehingga biji terpecah menjadi
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan dua unit
Light Tenera Dust Separating (LTDS) yang dioperasikan secara seri. Inti
sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan elevator ke LTDSI. Di
LTDSI, inti sawit dan cangkang dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya
sawit akan masuk ke LTDSII melalui air lock. Di LTDSII pecahan cangkang
dan inti sawit dipisahkan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi dengan
8. Claybath
Claybath berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit dengan proses
Campuran cangkang dan inti dimasukkan kedalam suatu cairan yang berat
jenisnya diantara berat jenisnya cangkang dan inti, untuk berat jenisnya lebih
kecil dari berat jenis larutan akan terapung diatas dan berat jenisnya lebih
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo
Mesin dan peralatan merupakan salah satu faktor utama dalam proses
PT. Perkebunan Nuasantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Torop dapat dilihat pada
lampiran 1.
mesin di PKS Aek Torop diperoleh dari tenaga listrik (genset) dan turbin uap.
Listrik diperoleh dari pembangkit listrik tenaga diesel yang menggunakan bahan
bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap. Penggunaan uap yang dihasilkan
oleh boiler adalah untuk menggerakkan turbin dan generator. Beberapa faktor
yang menjadi penyebab penggunaan uap yang dihasilkan boiler sebagai unit
pembangkit tenaga adalah bahan bakar tersedia (serabut dan cangkang) dan
Safety and Fire Protection yang ada di PKS Aek Toroptelah diprogramkan
dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang mencakup tentang tata cara
kerja yang baik di lantai pabrik secara khusus untuk menghindari kecelakaan
merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan
kerja, terhentinya proses produksi. Jadi salah satu cara untuk memperkecil biaya
dengan benar.
(SMK3) yang efektif. Tim P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan
menjamin bahwa efek dasar aktifitas, produk dan pelayanan sesuai dengan
PENDAHULUAN
Perkembangan industri pada era globalisasi saat ini terlihat semakin pesat,
yang luas.Perusahaan juga memerlukan dukungan dari tenaga kerja yang sehat
dan produktif dengan suasana kerja yang aman, nyaman dan serasi.Tenaga kerja
kecelakaan kerja sebesar 4.130 kasus yang mengalami cacat fungsi, 2.756 kasus
yang mengalami cacat sebagian. 34 kasus harus mengalami cacat total tetap dan
potensi risiko yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat dilakukan tindakan
pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
mengelola risiko yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan
Risk Assessment dan Risk Control, biasanya dikenal dengan HIRARC.Metode ini
merupakan bagian dari manajemen risiko dan yang menentukan arah penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan di Pabrik Gula PTPN II
terjadi pada umumnya disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu karena kurangnya
pengawasan terhadap K3, faktor yang kedua karena lingkungan kerja yang
berbahaya (unsafe condition), dan faktor ketiga karena tindak perbuatan manusia
atau pekerja (unsafe human action). Hasil penilaian risiko berdasarkan analisa
adalah dengan penggunaan alat pelindung diri (APD), pemasangan poster dan
mendapatkan nilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan
risiko kategori substansial, 25 risiko kategori priority dan 10 risiko pada kategori
very high. Dari perhitungan existing risk didapatkan sebanyak 40 risiko kategori
kategori priority dan 7 risiko pada kategori very high. Terjadi pengurangan nilai
risiko setelah adanya dilakukan tindakan pengendalian dari setiap proses rata-rata
2,5 %.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Mebrial Dita Pratama (2013) Evaluasi
kategori I. Untuk pengendalian risiko yaitu prosedur kerja yang aman, pemberian
dan pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit dengan hasil produk Minyak Sawit
(CPO) dan Inti Sawit (Kernel).Pengolahan kelapa sawit harus melalui beberapa
stasiun kerja yaitu stasiun penerimaan buah (Loading Ramp), stasiun rebusan
perusahaan PT Perkebunan Nusantara III PKS Aek Torop merupakan mesin impor
karyawan dituntut untuk bekerja dengan hati-hati agar tidak terjadi kecelakaan
terjadi di tahun 2014 sebanyak 6 kasus kecelakaan kerja. Tahun 2011 sebanyak 4
kasus dan berturut-turut tahun 2012 dan tahun 2015 terjadi 3 kasus. Terakhir
identifikasi bahaya mengenai risiko apa saja yang mungkin terjadi dan dampak
bahayanya, sesuai dengan sasaran utama program K3 yaitu mengelola risiko untuk
bahaya yang ada dan penilaian risiko untuk mengetahui potensi dan tingkat risiko
agar bahaya yang ada dalam setiap kegiatan dapat terdeteksi dan segera dibuat
diminimalkan, maka dari itu penulis ingin menganalisis risiko yang terdapat di PT
kecelakaan kerja.
1. Bagi peneliti
2. Bagi perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi dan rekomendasi kepada
perusahaan dan mitra kerja sebagai bahan pertimbangan atau masukan tentang
potensi bahaya serta pengendalian bahaya yang terdapat di setiap stasiun kerja.
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi
1. Penelitian dilakukan pada 7 stasiun kerja yaitu stasiun loading ramp, stasiun
rebusan, stasiun thresser, stasiun press, stasiun klarifikasi, stasiun kernel, dan
stasiun boiler.
disebabkan oleh manusia atau peralatan yang digunakan dan lingkungan kerja.
exposure.
4. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang selama ini dibuat artinya tidak
BAB III : LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan secara singkat mengenai teori
pembahasan K3.
telah diperoleh.
PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Toropadalah perusahaan yang bergerak
dibidangperkebunan dan pengolahan hasil perkebunan.Masalah keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu perhatian utama di PT Perkebunan
Nusantara III PKS Aek Torop dikarenakan masih tingginya jumlah kecelakaan
kerja selama kurun waktu 5 tahun terakhir.Berdasarkan kondisi tersebut, maka
perlu dilakukan identifikasi dan penilaian risiko penyebab kecelakaan kerja
dengan menggunakan pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan HIRARC yang
bertujuan agar bahaya yang ada dalam setiap kegiatan dapat terdeteksi dan segera
dibuat pengendaliannya. Hasildari identifikasi risiko di area kerja pada proses
pengolahan PKS Aek Torop terdapat 78risiko. Risiko yang didapatkan kemudian
dilakukan penilaian untuk mengetahui level risiko menggunakan analisis semi
kuantitatif berdasarkan faktor konsekuensi, faktor pajanan atau paparan, dan
faktor kemungkinan.
Hasil penilaian basic risk didapatkan 14 risiko (18%) berada pada kategori
acceptable, 52 risiko (67%) kategori priority 3, 10 risiko (13%) kategori
substansial, 2 risiko (2%) berada pada kategori priority. Hasil penilaian existing
risk didapatkan 40 risiko (51%) kategori acceptable, 31 risiko (40%) kategori
priority 3, 7 risiko (9%) berada pada kategori substansial. Pengendalian risiko
yang diusulkan adalah melakukan pemasangansafety sign di tempat strategis yang
mudah terlihat dan terbaca pada masing-masing area kerja. Melakukan sosialisasi
secara rutin mengenai K3 terutama mengenai potensi bahaya dan risiko yang ada
di tempat kerja.Penegakan disiplin perlu ditingkatkan mengingat kecelakaan kerja
yang terjadi akibat ketidakpatuhan pekerja terhadap penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD).
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
Ario Noviansyah
NIM. 100423021
PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek Toropadalah perusahaan yang bergerak
dibidangperkebunan dan pengolahan hasil perkebunan.Masalah keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan salah satu perhatian utama di PT Perkebunan
Nusantara III PKS Aek Torop dikarenakan masih tingginya jumlah kecelakaan
kerja selama kurun waktu 5 tahun terakhir.Berdasarkan kondisi tersebut, maka
perlu dilakukan identifikasi dan penilaian risiko penyebab kecelakaan kerja
dengan menggunakan pendekatan HIRARC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan HIRARC yang
bertujuan agar bahaya yang ada dalam setiap kegiatan dapat terdeteksi dan segera
dibuat pengendaliannya. Hasildari identifikasi risiko di area kerja pada proses
pengolahan PKS Aek Torop terdapat 78risiko. Risiko yang didapatkan kemudian
dilakukan penilaian untuk mengetahui level risiko menggunakan analisis semi
kuantitatif berdasarkan faktor konsekuensi, faktor pajanan atau paparan, dan
faktor kemungkinan.
Hasil penilaian basic risk didapatkan 14 risiko (18%) berada pada kategori
acceptable, 52 risiko (67%) kategori priority 3, 10 risiko (13%) kategori
substansial, 2 risiko (2%) berada pada kategori priority. Hasil penilaian existing
risk didapatkan 40 risiko (51%) kategori acceptable, 31 risiko (40%) kategori
priority 3, 7 risiko (9%) berada pada kategori substansial. Pengendalian risiko
yang diusulkan adalah melakukan pemasangansafety sign di tempat strategis yang
mudah terlihat dan terbaca pada masing-masing area kerja. Melakukan sosialisasi
secara rutin mengenai K3 terutama mengenai potensi bahaya dan risiko yang ada
di tempat kerja.Penegakan disiplin perlu ditingkatkan mengingat kecelakaan kerja
yang terjadi akibat ketidakpatuhan pekerja terhadap penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD).
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan
PKS Aek Torop yang terletak di desa Aek Batu, Kecamatan Torgamba Kabupaten
syarat yang telah ditentukan untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik di
sehingga diharapkan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan Tugas Sarjana
ini. Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini berguna bagi kita semua.
Penulis
berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
3. Segenap pimpinan dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek
Torop, terutama Bapak Leo M. Sihite, ST, Asisten Pengolahan PKS Aek Torop
4. Orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan dukungan dan
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam menyelesaian laporan ini yang tidak dapat disebutkan
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
I PENDAHULUAN ............................................................................................ I-1
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PKS Aek Torop ...................................................... II-6
2.2. Struktur Organisasi P2K3 PKS Aek Torop ............................................ II-7
2.3. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak (Triple Peak) ............................. II-19