Juknis/file-D/obed
Tanjung Selor, Pebruari 2014
A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan.
2. Undang-undang Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4453), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5056);
4. Peraturan Pemerintah nomor : 6 Tahun 2007 tanggal 8 Januari
2007 tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan Serta Pemanfaatan Hutan, sebagaimana telah dirubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal
dari Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kepentingan
Pembangunan di Luar Kegiatan Kehutanan yang Berlaku pada
Departemen Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4813);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5112);
8. Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor : 03 Tahun 2013
tanggal 24 Juli 2013 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi
dan tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kalimantan Utara.
9. Peraturan Menteri Kehutanan nomor : P.55/Menhut-II/2006
tanggal 29 Agustus 2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
Yang Berasal Dari Hutan Negara, sebagaimana telah dirubah
dengan Peraturan Menteri Kehutanan nomor : P.45/Menhut-
II/2009.
10. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.39/Menhut-II/2008
tanggal 24 Juni 2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sangksi
Adminsitrasif Terhadap Izin Pemanfaatan Hutan.
11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2009
tentang Pemasukan dan Penggunaan Alat Untuk Kegiatan Izin
Usaha Pemanfaatan Hutan Atau Izin Pemanfaatan Kayu (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 265);
B. PENGERTIAN
1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.
2. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap.
3. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok memproduksi hasil hutan.
4. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi,
mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
5. Penggunaan kawasan hutan adalah penggunaan atas sebagian
kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan
kawasan hutan tersebut.
6. Izin pinjam pakai kawasan hutan adalah izin yang diberikan
untuk menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah
fungsi dan peruntukan kawasan hutan
7. Izin Pemanfaatan Kayu yang selanjutnya disebut IPK adalah izin
untuk memanfaatkan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu
dari kawasan hutan produksi yang dikonversi, penggunaan
kawasan hutan produksi atau hutan lindung dengan status
pinjam pakai, tukar-menukar, dan dari Areal Penggunaan Lain
(APL) yang telah diberikan izin penggunaan lahan.
8. Blok Tebangan adalah satuan luas hutan tertentu yang akan
ditebang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.
9. Tempat Pengumpulan Kayu (TPn) adalah tempat untuk
mengumpulkan kayu-kayu hasil penebangan disekitar tempat
tebangan yang bersangkutan.
10. Tempat Penimbunan Kayu (TPK) adalah tempat untuk
menimbun kayu yang merupakan penggabungan kayu-kayu dari
tempat pengumpulan (TPn).
11. Kayu Bulat adalah bagian dari pohon yang dipotong menjadi
batangan / batang-batang bebas cabang / ranting.
12. Kayu Sortimen Khusus adalah kayu-kayu yang biasa
dipergunakan untuk cerucuk, tiang jermal, tiang pancang, kayu
bakar, bahan arang, galangan kapal, galangan rel lori dan lain –
lain dengan ukuran diameter tidak lebih dari 30 cm dan panjang
disesuaikan dengan penggunaan.
C. MAKSUD
1. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan ijin
pemanfaatan kayu (IPK) dengan ijin peruntukan penggunaan
lahan.
2. Untuk mengetahui dan mengevaluasi prestasi produksi IPK pada
kawasan hutan yang bersangkutan serta memantau atas
pelaksanaan kewajiban perusahaan.
3. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan IPK
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
D. TUJUAN
Untuk memperoleh data dan dokumen di tingkat lapangan, guna
memudahkan dalam penyusunan pelaporan serta dapat memberikan
sumbangan dalam penetapan kebijaksanaan Kepala Dinas Pertanian
dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara, sehingga terwujudnya
Monitoring dan Evaluasi teknis IPK sehingga dapat dicapai target
minimal yang harus diperoleh.
A. OPERASIONAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan
sesuai dengan di terbitkannya Surat Perintah Tugas (SPT) yang
diterbitkan oleh Pengguna Anggaran dengan berpedoman kepada
DPA SKPD Dinas Pertanian dan Kehutanan Propinsi Kalimantan
Utara.
B. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data/informasi diperoleh dengan melakukan
pemeriksaan dokumen yang berkaitan produksi kayu bulat serta data
ijin peruntukan penggunaan lahan antara lain :
1. SK Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
2. SK Ijin Pemanfaatan Kayu.
3. SK Ijin Penggunaan Peralatan IPK.
4. Realisasi produksi kayu bulat.
5. Pembayaran PSDH, DR dan atau GRNT.
6. Kemajuan kegiatan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan.
C. TEKNIK PELAKSANAAN
Adapun Teknik Pelaksanaan kegiatan terdiri dari ;
1. Memeriksa dokumen-dokumen perusahaan yang bersangkutan
yang berkaitan dengan perijinan dan dokumen pendukung
lainnya.
2. Melakukan pengumpulan data atas dokumen perijinan atas
prestasi kemajuan kegiatan.
3. Melakukan peninjauan dan pemeriksaan lapangan.
E. PEMBIAYAAN
Anggaran pembiayaan pemeriksaan dibebankan pada DPA APBD
Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara.
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
Pada hari ini …………………… tanggal …. bulan …………. tahun dua ribu
dua belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : ............................
NIP : .....................
Jabatan : ……………….........
2. Nama : ..........................
NIP : .............................
Jabatan : …………………………
…………………………
3. Nama : ………………………..
Jabatan : …………………………
…………………………
A. Pemeriksaaan Administrasi
1. SK. Pinjam Pakai Kawasan Hutan ...............
2. SK. IPK................................
3. SK. Ijin Peralatan .................
4. ..............................
5. ..............................
JUMLAH
…………………………… ……………………………
…………………………………… NIP. ……………………………………
Anggota Tim,
……………………………
NIP. ……………………………………
……………………………
NIP. ……………………………………