PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari sains yang
diajarkan pada tingkat sekolah menengah pertama dan menengah atas. Materi
serta konsep pembelajaran biologi banyak berhubungan dengan gejala dan
fenomena sehari-hari dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, metode berpikir
ilmiah diperlukan untuk membentuk sudut pandang yang baru tentang objek yang
diamati. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mata pelajaran
biologi pada SMA/MA, memiliki tuntutan agar siswa diwajibkan memiliki
kompetensi diantaranya, dapat menerapkan prinsip, konsep, dan hukum dalam
biologi untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan hidup (Hariatik
dkk., 2017).
Pencapaian tujuan akhir harus dibarengi degan kemampuan siswa dalam
memahami pembelajaran bidang biologi. Kemampuan yang perlu dimiliki siswa
diantaranya kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan menyelesaikan
masalah menurut Simamora (2014) merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
yang telah ditunjukkan sejak mengenali masalah, menemukan alternative solusi
masalah, serta mengevaluasi jawaban yang telah diperoleh. Kemampuan
memecahkan masalah perlu dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran biologi,
karena berguna dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan alam dan
lingkungan hidup.
Memperoleh kemampuan untuk memecahkan masalah tidak dapat dimiliki
secara langsung melainkan perlu didukung dengan pembelajaran yang aktif dan
berorientasi pada siswa, oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang
mendorong siswa mampu memecahkan masalah dari beberapa fenomena yang
berhubungan dengan keseharian serta lingkungan sekitarnya. Salah satu model
yang mendukung hal tersebut adalah model Problem Based Learning (PBL).
Model PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konstruktivistik dimana pembelajaran berpusat pada peserta didik
sehingga dapat membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Firmansyah
dkk. (2015) mengatakan bahwa PBL adalah model pembelajaran yang memberi
kesempatan pada peserta didik untuk dapat menggali pengalamannya sendiri
sehingga dapat membuat siswa menjadi aktif belajar, mengkonstruksi
pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan kehidupan
nyata secara ilmiah.
Model PBL menurut Sastrawati dkk. (2011) adalah model yang dapat
membuat perubahan proses pembelajaran khususnya dalam hal peranan guru.
Guru tidak hanya berdiri di depan kelas dan berperan sebagai pemandu siswa
untuk menyelesaikan masalah dengan memberikan langkah-langkah penyelesaian
yang sudah dibuat. Dalam model PBL guru dituntut untuk menfasilitasi diskusi,
memberikan pertanyaan, dan membantu siswa untuk menjadi lebih sadar dan aktif
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, tujuan penulis adalah
untuk menjabarkan mengenai pengertian dari metode PBL serta bagaimana
sintaks-sintaks dari metode PBL.
BAB II
PEMBAHASAN