Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman dana pada
lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa
tetap.

Tujuan dan penanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui
penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.

Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu
bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call money, deposito
deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.

1. PENANAMAN DANA ALAT LIKUID ATAU KAS (KAS DAN BANK)

Dalam penanaman dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana
rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain harus memperhatikan
syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari dana masyarakat yang dimiliki oleh
bank), sehingga terjada likuiditasnya.

Tujuan penanaman uang kas


§ Untuk kegiatan operasional
§ Untuk memelihara likuiditas
§ Untuk menghindari terjadinya over/underliquid
§ Untuk memanfaatkan kelebihan dana
§ Pendapatan

1.1 REMISE

Adalah : pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang
lain.

Akuntansi remise:
a. Saat pengiriman uang pisik ke cabang
D: RAK- Cabang
K: Kas

b. Saat menerima uang pisik dari cabang


D: Kas
K: RAK- Cabang

1.2. Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain

Akuntansi penanaman pada bank lain:


1. Saat penanaman
D: Bank lain-deposito

1
D: Bank lain- Call money
K: BI- Giro
Kasus: Bank Mega Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp 200.000.000 suku
bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan. Selain itu Bank Mega menempatkan
sebagian dananya pada bank XYZ Jakarta untuk call money sebesar Rp 400.000.000
dengan suku bunga 30% setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Mega juga
juga menempatkan uangnya pada bank RST Jakarta dalam bentuk deposits on call
sebesar Rp 450.000.000 suku bunga 26% setahun jangka waktu 2 bulan. Pembayaran
kepada lembaga keuangan tersebut di atas dilakukan atas beban rekening giro bank
Mega- Jakarta pada Bank Indonesia.

D: Bank lain – deposito berjangka Rekening Bank ABC- Jakarta Rp 200.000.000


D: Bank lain - Call money-Rekening Bank XYZ Rp 400.000.000
D: Bbank Lain – Deposits on Call-rekening Bank RST – Jakarta Rp 450.000.000
K: Bank Indonesia – Giro Rp 1.050.000.000

2. Saat penerimaan bunga:


D: Bank lain-deposito
K: pendapatan bunga-deposito

D: Bank lain-giro- Rekening Bank ABC Rp 4.000.000


D: Bank lain-giro- Rekening Bank XYZ Rp 10.000.000
D: Bank lain-giro- Rekening Bank RST Rp 9.750.000
K: pendapatan bunga-penempatan –deposito berjangka Rp 4.000.000
K: pendapatan bunga-penempatan –Call money Rp 10.000.000
K: pendapatan bunga-penempatan –Deposits on Call Rp 9.750.000

2. SURAT BERHARGA
Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali
saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut

Kreteria :
§ Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera
§ Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana
§ Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain

Jenis Jenis Surat Berharga


§ Saham
§ Wesel
§ Obligasi
§ Sekuritas kredit
§ Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal

2
Akuntansi Surat berharga :
§ Pembelian

Kasus: Pada tanggal 31 Juli Bank Mega membeli selembar obligasi PT Jasa marga yang berjangka
waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs sebesar 98% dan suku bunga sebesar 15%
setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember.

D: Surat Berharga – Obligasi Rp 10.000.000


D: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 250.000
K: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 200.000
K:Kas Rp 10.050.000

§ Pembayaran bunga tanggal 1 Desember

D:Kas Rp 750.000
K:Pendapatan Bunga Obligasi Rp 750.000

Pada tanggal 31 Desember obligasi harus disajikan di neraca dan diamortisasi dari pendapatan
yang ditangguhkan.

D: Pendapatan Premi Obligasi yang ditangguhkan Rp 10.000


K: Pendapatan Premi Obligasi Rp 10.000

§ Penjualan

Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan metode FIFO
atau metode rata (terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau
portfolio.

Kasus : Obligasi Jasa Marga tersebut dijual setelah 8 bulamn dimiliki atau pada tanggal 1 Maret
dengan harga 101,

Pencataan untuk pengalokasian terakhir premi obligasi dengan ayat jurnal :

D: Pendapatan Premi yang ditangguhkan Rp 3.333


K: Pendapatan premi obligasi Rp 3.333

Pencatatan penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

D: Kas Rp 10.475.000
D: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 186.667
K: Pendapatan premi obligasi Rp 186.667
K: Surat berharga Obligasi Rp 10.000.000
K: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 375.000
K: Keuntungan dari Penjualan surat berharga Rp 100.000

3
§ Penilaian

Penilaian Surat Berharga Pasar Uang

Kasus: Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan nominal Rp 500 juta dengan
suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima di muka dan jangka waktu selama 2 bulan.
Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro pada Bank Indonesia.

Saat pembelian :
D: Surat berharga – SBI Rp 500.000.000
K: Pedapatan bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 10.000.000
K: BI- Giro Rp 490.000.000

Pada akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian pendapatan bunga SBI
sbb:

D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000


K: Pendapatan Bunga SBI Rp 5.000.000
Penyajian SBI dalam Neraca setelah akhir bulan pertama:
D: BI-Giro Rp 500.000.000
D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Surat berharga –SBI Rp 500.000.000
K: Pendapatan bunga SBI Rp 5.000.000

Penilaian Terhadap surat berharga yang dimiliki dalam bentuk portfolio harus dinilai berdasarkan
harga riil:
1. Sebesar harga perolehan (cost)
2. Sebesar harga terendah antara cost dan market (COMWIL).
Apabila terjadi selisih harga diakui sebagai kerugian penurunan nilai SB. dengan mengkredit
perkiraan surat berharga yang bersangkutan “Penyisihan untuk penurunan nilai surat
berharga”.

Kasus:
Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000dan
kemudian setealh dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian ini akan
dibukukan dengan ayat jurnal sbb:

D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai surat berharga Rp 10.000.000


K: Penyisihan untuk Penurunan nilai surat berharga Rp 10.000.000

Sehingga nialai surat berharga setelah penurunan nilai adalah sbb:


Surat berharga Rp 125.000.000
Dikurangi: Penyisihan untuk penurunan nilai suara berharga Rp 10.000.0000
Surat berharga, bersih Rp 115.000.000

4. KREDIT YANG DIBERIKAN

Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah
debitur/kredit.

4
Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi
yang efektif kepada manajemen

• Jenis kredit yang diberikan oleh bank


a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.

• Jangka waktu kredit:


a. Kredit jangka pendek
b. Kredit jangka panjang

• Akuntansi Kredit meliputi:

Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:


a. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
b. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
c. Pembebanan bunga pada debitur
d. Pelunasan pokok
e. Wanprestasi pembayaran
f. Penilaian debitur pada neraca

a. Persetujuan Dan Pemberian Pagu Kredit

• Saat persetujuan kredit dicatat:


K: Rek.Admin rupiah-kredit yg disetujui

Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT Pizzaria
sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000,
biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp 5.000.000
dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta. Oleh Bank
Jakarta komitmen ini dicata:

K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000

Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:


D: Giro – debitur
K: Pendapatan provisi kredit

D: Giro-Rekening PT Pizaria Rp 6.550.000


K: Pendapatan Provisi Kredit Rp 1.500.000
K: Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000
K Giro – Rekening Tn Andi Rp 5.000.000

5
b. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro

Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp 35.000.000
kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT MNA,
nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:

D: Debitur-Rekening PT Pizzaria Rp 35.000.000


K: Bank Indonesia-Giro Rp 35.000.000

Dan dicatat pada rek. Administratif :

D: Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui Rp 35.000.000

c. Perhitungan Bunga Kredit


Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur

2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:


D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur

Kasus:
Sampai akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga
28%/tahun) :

1. Accrual basis (saat jatuh tempo)


D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria Rp 816.667
K: Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667

2. Cash basis (saat penerimaan)


D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp 816.667

d. Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga

6
Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
§ Lancar(standar)
§ Kurang lancar (sub-standar)
§ Diragukan (doubtful)
§ Macet (uncollectible)

e. Wanprestasi Nasabah Debitur


Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur
yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur

Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya.
Kolektibilitas terdiri dari :
1. Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
2. kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (<dari 6 bulan)
3. diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
4. macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.

Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan


g. Penilaian Debitur Pada Neraca

§ Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
§ Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan

D: Biaya debitur ragu


K: Penyisihan debitur diragukan

Kasus Saldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :

Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000
Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000

Penyisihan debitur ragu-ragu :

Kolektibilitas I = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp 90.000.000


Kolektibilitas II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000

Besarnya penyisihan debitur:

D: Biaya Debitur ragu Rp 140.000.000


K: Penyisihan Debitur diragukan Rp 140.000.000

7
Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :

Debitur (pokok) Rp 20.000.000.000


Penyisihan Debitur Ragu Rp 140.000.000
Bersih Rp 19.860.000.000

5. KARTU KREDIT

Debitur umum dalam bentuk kartu kredit yang diberikan hingga dewasa ini merupakan andalan
dalam bisnis perbankan di Indonesia. Debitur atau kredit merupakan aktiva dengan porsi terbesar
terhadap total aktiva yang dimiliki oleh suatu bank.
Pelunasan hutang oleh si pemegang kartu kredit dapat dilakukan secara berkala. Terhadap saldo
credit card yang masih outstanding atau belum dilunasi akan dikenakan bunga. Dalam hal nasabah
credit card tidak mampu membayar, penerbit card berhak untuk menarik kembali kartu tersebut
bila keadaan memaksa.

5.1 AKUNTANSI UNTUK CREDIT CARD


Penggunaan credit card akan berstatus decline apabila pagu kredit sudah habis atau
penggunaan kartu melebihi pagu kredit yang diberikan. Akuntansi credit card dibedakan untuk
persetujuan pemberian kredit, penarikan , pelunasan dan pembayaran kepada beneficiary.
Pemberian kredit untuk setiap nasabah credit card bersifat bersyarat (contingent). Untuk
penerbit credit card diadministrasikan dalam rekening administrative yang berguna untuk
tujuan control terhadap penggunaan pagu kredit yang diadministrasikan dengan computer.
Rekening administratif harus disesuaikan bila ada penggunaan dan penyetoran credit card.
Masing-masing pemegang credit card memiliki satu rekening khusus yang diadministrasikan
berdasarkan nomor credit card.

5.2 Penerbitan Credit Card


Contoh : apabila bank Omega – cabang Jakarta telah mengotorisasi untuk menerbitkan credit
card atas nama Tn. Santoso di pagu kredit Rp 5.000.000. suku bunga diasumsikan 22%
setahun. Pada saat penerbitan credit card akan dibukukan :
K: Rekening Administratif- Credit card yang diterbitkan Rp 5.000.000

5.3 Pembebanan Annual Fee


Pada saat pembebanan annual fee sebesar Rp 100.000 atas beban rekening Tn. Santoso oleh
bank Omega dibukukan :
D: Debitur credit card-Tuan Santoso Rp 100.000
K: Pendapatan Annual Fee Credit Card Rp 100.000

Pembebanan biaya annual fee ini akan mengurangi pagu kredit yang diberikan dan akan
mengakibatkan tagihan Bank Omega kepada nasabah yang bersangkutan

D: Rekening Administratif Rupiah –


Credit Card yang diterbitkan Rp 100.000

5.4 Penggunaan Credit Card


Apabila Tn. Santoso mempergunaan credit card yang dimilikinya untuk membeli barang di
toko SJR Rp 240.000 dan kemudian Toko SJR menyetor slip pembelian dengan bukti lainnya
dengan dipotong komisi Rp 5.000

8
D: Rekening Administratif Rupiah –
Credit Card yang diberikan Rp 240.000

D: Debitur Credit Card – Tn. Santosa Rp 240.000


K: Giro – Rekening Toko SJR Rp 235.000
K: Pendapatan Komisi credit card Rp 5.000

5.5 Pembayaran Tagihan Credit Card


Apabila sebulan kemudian Tn. Santoso hendaj melunasi hutangnya sebesar Rp 340.000
ditambah dengan bunga terhutang secara tunai, maka Bank Omega-jakarta akan membukukan
:
Pokok debitur = Rp 340.000
Bunga: 30/360*22%*Rp 340.000 = Rp 6.233
Jumlah Debitur = Rp 356.233

Kas Rp 346.000
Debitur Credit card Rp 340.000
Pendapatan bunga credit card Rp 5.000

5.6 Pembayaran Nasabah Credit Tidak penuh


Dalam hal tagihan bank kepada nasabah credit card tidak dibayar penuh, maka terdapat saldo
yang outstanding akan diperhitungkan bunga dengan perhitungan bunga majemuk. Cara
perhitungan bunga majemuk :

(1 + i ) * sisa Debitur

6. Penyertaan

Salah satu kegiatan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu bank adalah
menanamkan dananya dalam bentuk penyertaan pada perusahaan lain, khususnya pada
lembaga keuangan. Bentuk penyertaan ini adalah penanaman dana bank dalam bentuk
saham perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, baik dalam rangka pendirian,
ikut serta dalam lembaga keuangan lain, penyelamatan kredit atau lainnya.
Penyertaan bank pada perusahaan-perusahaan sudah tidak boleh dilakukan kecuali pada
lembaga keuangan dan penyertaan yang berasal dari penyelamatan kredit. Penanam saham
ini akan dicatat oleh bank menurut harga beli ditambah dengan sejumlah biaya-biaya yang
terjadi dalam transaksi pembelian tersebut. Seluruh harga yang telah dibayarkan oleh suatu
bank dalam rangka memiliki saham suatu perusahaan lazimnya disebut dengan harga
perolehan.
Pencatatan penanaman dalam bentuk penyertaan ini dilakukan dengan du acara: (1) equity
method, dan (2) cost method. Kedua cara pencatatan ini akan berbeda satu sama lain.
Pemilihan cara pencatatan ini akan dipengaruhi oleh besarnya investasi atau penyertaan
yang dilakukan.

Equity Method
Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan hak suara pada
perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan perusahaan pemodal menguasai atau
mempengaruhi perusahaan lain tersebut, makan equity method akan lebih mencerminkan
hubungan ekonomis antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan dengan cost method.

9
Dengan equity method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya untuk kemudian
didebet atau dikredit dengan bagian laba atau rugi perusahaan anak secara proporsional.
Dividen yang diterima dicatat mengurangi perkiraan investasi yang bersangkutan. Deviden
dalam bentuk saham yang diterima tidak mempengaruhi nilai penyertaan yang
bersangkutan. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa lebih 20%
serta penyertaan yang berasal dari pengalihan kredit dicatat dengan equity method.
Cost method
Dengan cost method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya sedangkan
dividen yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Perkiraan investasi jangka
panjang akan dikredit dalam hal terdapat penerimaan dividen yang merupakan pembagian
keuntungan yang berasal dari laba yang ditahan dari periode sebelum penyertaan tersebut
dilakukan atau jika perusahaan anak menderita kerugian yang sangat material yang
menyebabkan penurunan aktiva dan rentabilitas investee.
Dalam hal dividen yang diterima dalam bentuk saham (deviden saham) tidak boleh dicatat
sebagai penambah harga perolehan penyertaan dan tidak diakui sebagi pendapatan.
Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa sampai denkgan 20% akan
dicatat dengan cost method.
PENYERTAAN DALAM SAHAM
Contoh Cost Method
apabila bank omega membeli 1000 lembar saham PT ABC @ Rp 15.000 yang dibayarkan
dengan cek giro Bank Lain, dan penyertaan tersebut mencerminkan penyertaan Bank
Omega dengan pangsa 16%. Biaya-biaya untuk pembelian saham tersebut dikeluarkan
sebesar Rp 200.000 yang dibayar tunai. Transaksi ini akan dicatat dengan menerapkan cost
method sbb:
D: Penyertaan – PT. ABC Rp 15.200.000
K: Bank-Bank Lain Giro Rp 15.000.000
K: Kas Rp 200.000
Dengan demikian , harga perolehan perlembar saham menjadi Rp 15.200 (dari Rp
15.200.000 : 1.000)
Apabila kemungkinan PT ABC membagi dividen secara tunai sebesar Rp 1.500 untuk
setiap lembar saham , maka oleh Bank Omega akan dicatat sbb :
Besarnya penerimaan dividen = 1.000 * Rp 1.500 = Rp 1.500.000
D: Kas Rp. 1.500.000
K: Pendapatan lainnya Rp 1.500.000
Bila tahun depan PT. ABC membagi saham dividen (stock dividend) sebanyak satu lembar
untuk setiap lima lembar saham yang dimiliki, maka Bank Omega akan menerima saham
dividen sebesar 200 lembar ( dari 1000 : 5). Penerimaan saham deviden ini tidak akan
menambah harga perolehan penyertaan dan tidak diakui sebagai pendapatan. Dengan
demikian, banyak saham yang dimiliki atas penyertaan Bank Omega pada Bank ABC
sebanyak 1.200 lembar. Karena harga perolehan tidak bertambah, maka nilai penyertaan
perlembar saham pada Bank ABC akan menjadi Rp 12. 667 ( dari 15.200 : 1.200) bukan
lagi Rp 15.200 per lembar harga perolehan semula. Jadi saham dividen tidak akan
menambah harga perolehan saham melainkan akan menurunkan harga perlembar saham.

Contoh Equity Method


Apabila Bank Omega membeli saham PT Bank XYZ sebanyak 2.000 lembar yang
mencerminkan pangsa sebesar 35% yang dibayar sebesar @ Rp 18.000 tunai ditambah
dengan biaya perantara Rp 350.000.
Transaksi ini akan dicatat dengan jurnal sbb:
D: Penyertaan – Bank XYZ Rp 36.350.000

10
K: Kas Rp 36.350.000
Apabila dikemudian pada akhir tahun PT Bank XYZ mengumumkan laba sebesar Rp
210.000.000,- maka oleh Bank Omega akan dicatat sbb:
Bagian laba = 35% * Rp 210.000.000 = Rp 73.500.000
D: Penyertaan – Bank XYZ Rp 73.500.000
K: Pendapatan lainnya Rp 73.500.000
Apabila sebulan kemudian Bank XYZ membagi dividen tunai sebesar Rp 3.000 untuk
setiap lembar saham, maka oleh Bank Omega akan dicatat sbb:
D: Kas Rp 12.000.000
K: Penyertaan – Bank XYZ Rp 12.000.000
Apabila tahun depan Bank XYZ membagi saham dividen , maka tidak akan dicatat sebagai
pengurang nilai penyertaan tetapi akan memperkecil nilai penyertaan persaham seperti cost
method.
Apabila pada tahun selanjutnya Bank XYZ menderita kerugian sebesar Rp 120.000.000,
maka oleh Bank Omega akan dcatat sbb:
D: Beban kerugian lainnya Rp 42.000.000
K: Penyertaan – PT Bank XYZ Rp 42.000.000
Dengan demikian, menurut equity methid rekening penyertaan akan mengalami perubahan
setiap kali anak perusahaan mendapatkan keuntungan atau menderita kerugian. Harga
perolehan dari penyertaan sudah tidak menyajikan jumlah yang sebenarnya.

7. Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva yang dimiliki oleh bank yang kepemilikannya ditujukan untuk tidak
dijual kembali, melainkan untuk dipergunakan dalam rangka menunjang operasional perbankan
sehari-hari. Aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu bank dapat meliputi :
- Tanah
- Gedung
- Inventaris
- Kendaraan
- Komputer

Akuntansi aktiva tetap dilakukan untun pembelian, penyusutan, perbaikan, penjualan, dan hibah.

Pembelian
Contoh: Bank Mega-Jakarta mebeli sebuat tanah dan gedung di Jakarta untuk dijadikan cabang
pembantu. Harga gedung setelah ditambah dengan biaya pengurusan tanah dan notaris Rp
900.000.000. Bank Mega membayar pembelian gedung ini dengan bilyet giro Bank Indonesia
kepada PT Tofer. Oleh Bank Mega dibukukan :

Aktiva Tetap - Gedung Kantor Rp 900.000.000


Bank Indonesia – Giro Rp 900.000.000

Contoh lain, Bank Mega membeli inventaris kantor dari PT. Berlian berupa mobil sebanyak 2 buah
masing-masing Daihatsu Rp 60.000.000 dan Toyota Rp 40.000.000. Pembayaran dilakukan
dengan cara pemindahbukuan untuk keuntungan rekening giro PT. Berlian. Bank Mega-jakarta
akan membukukan :
Aktiva tetap – Kendaraan Rp 100.000.000
Giro- Rekening PT. Berlian Rp 100.000.000

11
Perbaikan
Perbaikan aktiva tetap akan dilihat besar kecilnya pengeluaran tersebut dengan
mempertimbangkan dampak perbaikan tersebut terhadap umur aktiva tetap. Bila pengeluaran
tersebut hanya bersifat perbaikan rutin atau perbaikan kecil-kecil, akan digolongkan dan dicatat
sebagai biaya perbaikan (Maintenance expense). Akan tetapi, apabila pengeluaran untuk perbaikan
terlalu besar untuk dikelompokkan kedalam biaya dan perbaikan tersebut akan berpengaruh
memperpanjang umur aktiva yang bersangkutan, pengeluaran ini akan dicatat sebagai penambahan
aktiva tetap yang bersangkutan.
Contoh : Bank Mega – Jakarta mengeluarkan sejumlah biaya untuk perbaikan gedung kantor
berupa penambahan bangunan sebesar Rp 75.000.000 dan biaya perbaikan mobil Daihatsu sebesar
Rp 200.000. pembayaran gedung kantor dibayarkan dengan bilyet giro dan pembayaran perbaikan
mobil secara tunai. Oleh bank Mega akan dilakukan pembukuan :

Aktiva Tetap – gedung Kantor Rp 75.000.000


Biaya Pemeliharaan – Kendaraan Rp 200.000
Giro BI Rp 75.000.000
Kas Rp 200.000

Penyusutan
Penyusutan pada dasarnya adalah alokasi biaya atas aktiva tetap yang telah dipergunakan
dalam operasional perusahaan. Karena suatu perusahaan telah membeli aktiva tetap yang semula
telah dicatat sebagai aktiva, pemakaiannya harus dibebankan sejumlah biaya yang merupakan
alokasi sebagian dari biaya aktiva tetap yang telah dibeli tersebut.
Metode Penyusutan :
1. Metode Garis Lurus
Dalam metode ini aktiva akan disusutkan dengan jumlah sama setiap tahunnya dari nilai
yang dapat disusutkan.
2. Metode Saldo Penurunan Berganda
Metode ini besarnya penyusutan aktiva tetap dihitung dari besarnyanilai buku (book value)
dari aktiva tetap yang bersangkutan, Nilai buku adalah harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan.
3. Metode Sum-Of-The-Years-Digit
Metode ini akan memperhitungkan beban penyusutan berdasarkan nilai-nilai angka digit
yang menurun setiap tahunnya, sehingga beban penyusutan akan menurun setiap tahunnya.
Aplikasi penyusutan

Diketahui :
Besarnya Penyusutan/tahun
- Gedung kantor 5%
- Kendaraan 20%
Nilai sisa :
- Gedung kantor Rp 100.000.000
- Kendaraan (Daihatsu) Rp 7.000.000
- Kendaraan (Toyota) Rp 5.000.000
Harga beli :
- Gedung kantor Rp 975.000.000
- Kendaraan (Daihatsu) Rp 60.000.000
- Kendaraan (Toyota) Rp 40.000.000

12
Besarnya penyusutan per tahun dihitung sbb:
- Gedung Kantor = (Rp 975.000.000 – 100.000.000) * 5% Rp 43.750.000
- Kendaraan = (Rp 100.000.000 – 12.000.000)*20% Rp 17.600.000
Besarnya penyusutan tahun berjalan Rp 61.350.000

Ayat jurnal :
Biaya penyusutan – Gedung kantor Rp 43.750.000
Biaya penyusutan-Kendaraan Rp 17.600.000
Akum.Penyusutan – gedung kantor Rp 43.750.000
Akum.Penyusutan – kendaraan Rp 17.600.000

Hibah
Hibah adalah pemberian yang dilakukan oleh pihak ketiga atas aktiva tetap yang dimiliki
pada bank. Hibah akan dicatat sebagai penambahan aktiva tetap dengan nilai taksiran pasar yang
wajar. Penerimaan hibah dalam bentuk aktiva tetap juga akan digolongkan kedalam kelompok
modal dengan rekening Modal Sumbangan (Donated Capital)
Contoh : Bank Mega – Jakarta mendapat hibah berupa sebuah jeep Toyota dari Bank ABC. Nilai
pasar ditaksir sebesar Rp 3.000.000. oleh Bank Mega – Jakarta dibukukan :
Aktiva tetap – kendaraan Rp 3.000.000
Modal Sumbangan Rp 3.000.000

Penjualan Aktiva tetap


Aktiva tetap dimiliki oleh suatu perusahaan tidak untuk diperjualbelikan akan tetapi terhadap
aktiva tetap yang dianggap sudah tidak produktif / tidak ekonomis lagi dapat saja dijual oleh bank
yang bersangkutan. Dalam hal penjualan aktiva tetap, seluruh akumulasi penyusutan dari aktiva
tetap yang bersangkutan akan dinihilkan dengan cara mendebetkan rekening tersebut. Selisih
antara harga jual dan nilai buku dari aktiva tetap yang dijual tersebut akan diakui sebagai
keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap.
Contoh : Setelah disusutkan selama setahun, Mobil Daihatsu diputuskan untuk dijual Rp
50.000.000 tunai. Ayat jurnal :

Harga beli Mobil Daihatsu Rp 60.000.000


Akumulasi penyusutan :
(Rp 60.000.000 – Rp 7.000.000)*20% * 1 Rp 10.600.000
Nilai sisa Rp 49.400.000
Harga jual Rp 50.000.000

Keuntungan dari Jual mobil Rp 600.000

Kas Rp 50.000.000
Akum.penyusutan – kendaraan Rp 10.600.000
Aktiva tetap-kendaraan Rp 60.000.000
Keuntungan dari penjualan – Aktiva tetap Rp 600.000

8. Aktiva Lainnya

8.1 Kredit Beasiswa


Merupakan kewajaran bagi bank untuk memberikan bantuan kepada seseorang yang karena
kehendaknya ingin melanjutkan pendidikan disalah satu sekolah atau perguruan tinggi. Kredit bea
siswa merupakan satu produk yang dijual oleh suatu bank kepada pihak ketiga yaiu nasabah,

13
selama nasabah tersebut menjalankan atau menikmati pendidikan. Pelunasannya dilakukan pada
saat nasabah tersebut sudah tamat pendidikan dan telah bekerja sehingga memiliki kesanggupan
untuk melunasi hutangnya. Pelunasan lainnya dapat dilakukan secara berkala apabila kredit
sekaligus diberikan dimuka.
Akuntansi Kredit Bea Siswa
Akuntansi untuk kredit kredit bea siswa akan dibedakan saat pencatatannya untuk pemberian
kredit dan disetiap kali terjadi pelunasan cicilan. Pada saat pelunasan harus diakui adanya
pendapatan bunga (revenue recognition) dan penerimaan cicilan yang akan mengurangihutang
pokok nasabah.
Perhitungan bunga dilakukan dengan cara memperhitungkan bunga majemuk yaitu terhadap saldo
hutang nasabah diperhitungkan bunga berbunga.

Kredit Delegasi
Merupakan pelimpahan wewenang penggunaan dana debitur yang telah direalisasikan yang
dipergunakan untuk tujuan tertentu oleh pihak yang ditunjuk oleh nasabah debitur tersebut.
Transaksi kredit transaksi dibedakan antara :
1. Pemberian kredit langsung diberikan kepada seorang nasabah
2. Penarikan dilakukan oleh nasabah lain
3. Penarikan dapat dilakukan pada cabang pemberi kredit atau cabang lain sebagai cabang
pembayar
4. Penarikan dapat berupa kas atau pemindah bukuan

Akuntansi Kredit Delegasi


Meliputi sbb:
1. Pada saat persetujuan atau pemberian kredit
2. Pada saat penarikan
3. Pada saat pelunasan
Contoh : Tuan bambang mendapatkan kredit delegasi dari Bank Mega cabang Jakarta Rp
5.000.000 dengan bunga sebesar 19% setahun. Jangka waktu kredit setahun. Biaya provisi kredit
Rp 50.000

Pada saat persetujuan kredit

Kas Rp 50,000
Pendapatan komisi provisi kredit delegasi Rp 50.000

K: Rekening Administratif Rupiah –


Kredit Delegasi Yang telah Disetujui Rp 5.000.000

Penarikan Kredit Delegasi


Dalam kredit delegasi harus jelas tersurat pihak yang diberi wewenang untuk menarik kredit yang
telah disetujui atas nama nasabah tertentu. Setiap penarikan akan menambah saldo debitur dari
nasabah yang bersangkutan. Transaksi penarikan dapat saja dilakukan pada cabang lain dilokasi
nasabah mendapat kredit delegasi berada.
Sebagai contoh, Sdr. Hadi yang merupakan pihak yang diberi wewenang untuk menarik kredit
delegasi, kemudian menarik kredit secara tunai sejumlah Rp 2.000.000 di cabang bandung. Oleh
cabang bandung akan dibukukan :

RAK – Cabang Jakarta Rp 2.000.000


Kas Rp 2.000.000

14
Oleh cabang Jakarta selaku cabang yang memberikan kredit transaksi ini dibukukan :

Debitur Delegasi- Tn Bambang Rp 2.000.000


RAK – Cabang Bandung Rp 2.000.000

Pada saat ini rekening administrative juga harus dikurangi dengan jumlah sebesar Rp 2.000.000
karena pagu akan berkurang. Ayat jurnal yang dibuat :

D: Rekening administratif Rupiah –


Kredit Delegasi Yang Telah Disetujui Rp 2.000.000

Perhitungan Bunga Bulanan


Terhadap saldo kredit delegasi akan dikenakan bunga yang harus ditanggung oleh nasabah yang
menyetujui kredit tersebut. Bunga tersebut harus dicatat sebagai pendapatan bunga untuk periode
berjalan. Perhitungan dan ayat jurnal untuk mencatat bunga :
Bunga bulan pertama = Rp 2.000.000* 19%* 1/12
= Rp 31.667

Tagihan bunga debitur Delegasi Rp 31.667


Pendapatan bunga Debitur Delegasi Rp 31.667

Pada saat nasabah melunasi bunga tersebut akan dicatat dengan ayat jurnal :

Kas Rp 31.667
Tagihan Bunga Debitur Delegasi Rp 31.667

Pelunasan Kredit Delegasi


Kredit yang dilunasi akan mengurangi saldo kredit debitur nasabah yang bersangkutan dan akan
dicatat pada sisi kredit. Sisa bunga yang belum terbayar harus diperhitungkan dan diterima oleh
bank.
Sebagai contoh, diasumsikan seluruh kredit yang telah ditarik Rp 5.000.000 dan hendak dilunasi
secara tunai setelah periode satu tahun. Oleh bank Mega – cabang Jakarta harus memperhitungkan
jumlah yang harus diterima yang teridri dari hutang pokok dan bunga.

Rp 5.000.000 + (Rp 5.000.000*19%) = Rp 5.950.000

Oleh bank Mega – cabang Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal :

Kas Rp 5.950.000
Tagihan Bunga Debitur Delegasi Rp 950.000
Debitur Delegasi – Tn. Bambang Rp 5.000.000

Dengan diterimanya pelunasan ini, maka kredit tersebut dinyatakan lunas dan ayat jurnal
administrative tidak usah lagi dibuat karena sudah bersaldo nihil melalui penarikan-penarikan yang
dilakukan oleh nasabah.

15

Anda mungkin juga menyukai