Anda di halaman 1dari 2

Syekh Yusuf Abdul Mahasin Al-Taj Al Khalwati Al-Makassari atau yang masyur dengan

panggilan Syekh Yusuf Al-Makassari lahir dengan nama Muhammad Yusuf. Ia lahir di

wilayah Kesultanan Gowa-Tallo, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M. |Ia juga

merupakan anak angkat Raja Gowa, Sultan Alauddin.

Sejak Kecil Muhammad Yusuf sangat mencintai ilmu, terutama keislaman. Dilingkungan

kerajaan ia belajar pada Daeng ri Tassamang.

Saat remaja Muhammad Yusuf berkelana untuk memperdalam ilmu agama. Pertama-

tama ia menuntut ilmu ke Banten, kemudian Aceh. Ini di jalaninya hingga usia 18 tahun.

Setelah itu, ia juga memperdalam ilmunya di Yaman, Mekkah, dan Damaskus.

Saat berusia 38 tahun ia kembali dari Mekkah dan langsung menuju Banten. Sultan

Ageng Tirtayasa menjadi anggota Dewan Penasihat Sultan. Ia juga diminta menjadi

guru agama putra-putri Sultan.

Ia turut berada dibalik layar perkembangan Banten. |Sebagai penasehat sultan ia

menyarankan agar Banten menjalin hubungan dagang dengan Inggris, Prancis, Arab

hingga Turki Ustmani. Usulan ini membuat Banten menjadi pusat perdagangan

internasional.

Saat terjadi pemberontakan, Syekh Yusuf Al-Makassari berjuang membantu

perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa untuk melawan koalisi Sultan Haji dan VOC. Ia

juga mengobarkan semangat jihad fii sabilillah kepada rakyat Banten, sehingga tidak

takut melawan penjajah.

Meskipun pada tahun 1683, Sultan Ageng dapat ditangkap oleh VOC, perang Banten

belum pada. Perlawanan secara gerilya terus dilakukan oleh Syekh Yusuf Al-Makassari

dan pengikutnya. Perang gerilya ini berkobar selama dua tahun lamanya. Hingga pada

akhirnya VOC berhasil menangkap Syekh Yusuf Al-Makassari dengan siasat licik.

Buntut dari penangkapan ini menyebabkan Syekh Yusuf diadili. Ia ditetapkan sebagai

radikalis dan pemberontak. Akhirnya, ia diasingkan ke Wilayah Ceylon (Sri Lanka)

bersama istri, anak dan murid-muridnya.

Ternyata pengasingan tidak membuat semangat dakwah dan jihadnya kendur. Selain

berdakwah kepada masyrakat pribumi ia menjalin hubungan dengan para jemaah haji

dari nusantara. Dari hubungan tersebut, ia mengirimkan surat untuk Sultan Banten dan

Gowa agar terus melakukan perlawanan terhadap VOC.

Ternyata aktifitas ini membuat Belanda merasa terancam. Akhirnya, Belanda kembali

mengasingkan Syekh Yusuf ke Afrika Selatan.

Meskipun diasingkan ke negeri yang jauh, ia tertap memenuhi kewajiban dakwah dan

jihad fii sabilillah. di Afrika Selatania tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, Syekh

Yusuf Al-Makassari pelopor perlawanan terhadap diskriminasi kaum kulit putih.

Ia meninggal pada tahun 1699, tepat di usia usia 73 tahun. Atas kiprah dakwah dan

perjuangannya, pemerintah setempat menganugerahinya gelar pahlawan. Namanya juga

diabadikan sebagai nama kawasan di Capetown Afrika Selatan.


Kawasan ini dikenal penduduk dengan nama ‘Maccasar’. Di kawasan itu pula Syekh Yusuf

Al-Makassari. Makam tersebut rutin dikunjungi oleh peziarah asal Afrika maupun dari

berbagai Negara.

“Syekh Yusuf Al-Makassari, Ulama dan Pahlawan Dua Benua”

Anda mungkin juga menyukai