Hemoka
Hemoka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso merupakan Rumah Saat pusat
rujukan bag: Prajurit/ TNI, PNS dan keluarganya serta masyarakat umum
yang berada di Makassar, senantiasa berupaya untuk meningkatkan mutu
dalam memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan bagi TNI dan
keluarganya serta masyarakat umum. Seiring dengan meningkatnya tuntutan
masyarakat yang semakin selektif akan kebutuhan pelayanan kesehatan
yang bermutu, RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso juga harus mampu
meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan anastesi lokal bedah mulut
minor kepada pasien di RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso.
b. Pelayanan anastesi lokal yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan Kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi
yang telah ditetapkan.
c. Untuk mencapai pelayanan anastesi lokal bedah mulut minor yang
bermutu perlu dilakukan tata laksana, setiap pelayanan/ tindakan yang akan
diberikan dan kondisi umum serta penyakit yang penderita pasien.
d. Petugas Kesehatan yang melakukan tindakan anestesi lokal bedah
mulut minor harus memiliki kepandaian dan kemampuan untuk membuat
keputusan yang berkaitan dengan kesehatan pasien tentang diagnosis,
prognosis, pengobatan dan resiko yang terjadi.
e. RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso sebagai rumah sakit rujukan di
wilayah Jakarta dan merupakan rumah sakit kebanggaan bagi Prajurit, PNS
dan Keluarganya serta masyarakat umum yang mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi perumahsakitan dalam hal ini
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dengan meningkatkan
kemampuan sesuai dengan dinamika perkembangan yang ada termasuk
didalamnya dalam hal pelayanan anastesi lokal, maka perlu dibuat panduan
anestesi lokal untuk menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan di
RSGM Ladokgi TNI AL Yos Sudarso.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Panduan Pelayanan anestesi Lokal ini disusun
dengan tata urut sebagai berikut:
a. Bab I PENDAHULUAN
b. Bab II ANESTESI LOKAL PADA GIGI
c. Bab Ill ANESTESI INFILTRASI
d. Bab IV ANESTESI BLOK
e. Bab V TATA LAKSANA
f. Bab VI DOKUMENTASI DAN EVALUASI
BAB II
ANASTESI LOKAL PADA GIGI
BAB Ill
ANESTESI INFILTRASI
13. Definisi. Anestesi infiltasi adalah anestesi yang bertujuan untuk menimbulkan
anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar jaringan yang akan
dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang
terletak lebih dalam misalnya daerah kecil dikulit atau gusi (pencabutan gigi).
Anestesi ini sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun
rahang bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi anestesi
Infiltrasi pada anak-anak cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan
belum begitu kompak.
BAB IV
ANESTESI BLOK
15. Anestesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila kita memerlukan
daerah yang teranestesi luas misalnya pada waktu pencabutan gigi
posterior rahang bawah atau pencabutan beberapa gigi pada satu
quadran. Anestesi blok pada daerah mandibula teranestesi satengah
quadran, badan mandibula dan ramus bagian bawah, mukopenosteum
bukan dan membrane mukosa didepan foramen mentalis, dasar mulut
dan dua pertiga anterior lidah, jaringan lunak dan periosteum bagian
lingual, mandibula. Karena N. Bukalis tidak teranestesi maka apabila
diperlukan, harus dilakukan penyuntikan tambahan sehingga pasien
menerima beban rasa sakit.
16. Anestesi blok rahang atas tempat masuknya jarum yaitu pada apeks
akar mesial dari gigi di depan molar terakhir. Anestetikum akan
menembus ke foramen karena di tempat tersebut jaringannya longgar.
Kalau masuknya jarum terlampau Ke belakang ada kemungkinan akan
mengenai n. Palatinus posterior dan madius yaitu nervi yang keluar dari
foramen palatinus minor dan menginerver palatum molle dan tonsil dan
hal ini akan menyebabkan pasien terasa hendak muntah.
BAB V
TATA LAKSANA
BAB VI
DOKUMENTASI DAN PELAPORAN