JASA KONSULTANSI
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN (PMI)
JALAN TOL PALEMBANG – SIMPANG INDRALAYA
(PALINDRA)
NOMOR KONTRAK : DJTO/IO.713 A/S.Perj.025 A/XII/2015
TANGGAL : 10 DESEMBER, 2015
ten[rr Pt. r+"iramta t>hr-rarr-,a r.€t5rs1
FE GE]{T} AI- I I\,{[['fTT-, II\TEIEF E.f\rDEf\T
T
Prcr3nel< Jalarr lf-ol Palerrrl:alag sitlrpa:raE; rnd-ralalra
SiteOfliceKomplek Bukit Seiahtera Blok -
ED-ll, RT/RW.078/023KelurahanBukitl-amaKecamatanllirBaratl-Palembang.
Kepada Yth,
Bidang Teknik
Badan Pengendqli Jalan Tol (BPJT)
Gedung Bina Marga Lantai 2 - 3
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Di
JAKARTA.
Bersama ini kami sampaikan Laporan Bulanan No.14 Periode Bulan April 2017 sebagai
informasi Jasa Konsultasi Pengendali Mutu lndependen (PMl) Jalan Tol Palembang -
Simpang lndralaya, sebanyak 7 ( tujuh) Buku.
Laporan ini dibuat berdasarkan kontrak Nomor. D JT I 1 0.7 13A/S. Perj. 025NXll 1201 5, Tanggal
10 Desember 2015.
Demikian Laporan Bulanan ini kami sampaikan atas perhatian yang diberikan diucapkan
terima kasih,
Hormat kami,
Konsultan Pengendali Mutu lndependen
PT. WIRANTA BHUANA RAYA
Team Leader.
Tembusan Kepada Yth, :
1. BBPJN, Palembang 1 (satu) set buku laporan berikut soft copy;
2. BUJT, PT. HutamaKarya (Persero),Jakarta 2 (dua) set buku laporan berikut soft copy;
3. Pimpro, HKJT, Palembang, 1 (satu) set buku laporan berikut soft copy;
4. Pertinggal, 1 {satu) set buku .
Site Office Komplek Bukit Sejahtera Blok ED - 11, RT/RW.078/023 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1 Palembang.
KATA PENGANTAR
Ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja Jasa Konsultansi Pekerjaan Pengendali Mutu
Independen ( PMI ) Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Palembang - Simpang Indralaya,
mewajibkan Jasa Konsultan PMI membuat laporan - laporan diantaranya Laporan Bulanan .
Laporan ini memaparkan tugas - tugas dan kewajiban menurut kontrak, pemahaman tentang
kondisi pelaksanaan, capaian progres, metodologi serta rencana kerja untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan oleh Proyek Pembangunan Jalan Tol Palembang - Simpang Indralaya.
Dan menginformasikan perkembangan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kondisi lapangan,
mutu pekerjaan, capaian progres bulan April 2017 , dan data - data lapangan, diperoleh
langsung dari pihak investor PT. Hutama Karya Divisi Jalan Tol (HKJT) diproyek, dan
PT.Hutama Karya Insfrastruktur (PT.Hki) sebagai Kontraktor pelaksana .
Laporan Bulanan ini disusun dengan sistimatika :
1) Surat Pengantar,
2) Kata Pengantar,
3) Pendahuluan,
4) Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan,
5) Pelaksanaan Kegiatan Lapangan,
6) Ketidak Sesuaian Pelaksanaan,
7) Manajemen Pengendalian Proyek Jalan Tol Palindra,
8) Pembebasan Lahan,
9) Pengendalian Waktu Pelaksanaan, dan Analisa Keterlambatan,
10) Kesimpulan dan saran,
11) Lampiran.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................... 3
1.3 Tugas dan Fungsi Organisasi....................................................................................... 4
1.3.1 Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) ..................................................................... 4
1.3.2 Badan Usaha Jalan Tol PT Hutama Karya (Persero) ........................................ 7
1.3.3 Konsultan Pengendali Mutu Independen ........................................................ 10
1.4 Data Proyek ............................................................................................................... 15
1.4.1 Data Umum ..................................................................................................... 15
1.4.2 Data Kontrak ................................................................................................... 15
1.4.3 Data Teknis Proyek ......................................................................................... 16
II. PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................... 17
2.1 Rencana Mutu Kontrak dan Rencana Teknik Akhir ................................................. 17
2.1.1 Rencana Teknik Akhir..................................................................................... 17
2.1.2 Gambar Typikal Pelaksanaan .......................................................................... 17
2.1.3 Pengawasan terhadap RMK dan RMP ............................................................ 47
2.1.4 Gambar Rencana ............................................................................................. 47
2.1.5 Spesifikasi ....................................................................................................... 47
2.2 Pengendalian Mutu Pekerjaan ................................................................................... 51
2.3 Audit Teknis .............................................................................................................. 51
2.4 Pemeriksaan dan Pengujian ....................................................................................... 69
2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................................. 69
2.5.1 Pelaksanaan Vacum ......................................................................................... 69
2.5.2 Pekerjaan Tanah .............................................................................................. 73
2.5.3 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat .................................................................... 75
2.5.4 Pekerjaan Perkerasan Aspal ............................................................................ 78
2.5.5 Pekerjaan Pondasi Spun Pile ........................................................................... 85
2.5.6 Box Culvert/Drainase Box Culvert (RCBC) ................................................... 87
2.5.7 Pekerjaan Beton ............................................................................................... 87
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang jalan, pasal
6 ayat (1): “Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri
dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin
dalam hubungan hirarki”.
Pasal 7 mengatur bahwa “Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana
tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua
wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi
yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
Menurut Undang undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan pasal 44 dan PP No. 34
tahun 2006 tentang Jalan pasal 25 dan pasal 26, jaringan jalan tol merupakan bagian
dari sistem jaringan jalan umum.
Jalan tol diselenggarakan untuk memperlancar lalu lintas di daerah yang telah
berkembang, meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang
dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pusat,
meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan; dan
meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005
tentang Jalan Tol sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan perubahan terakhir
PP Nomor 43 Tahun 2013 tentang Jalan Tol, penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan
untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan
dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai
dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan.
Wewenang penyelengaaraan jalan tol berada pada Pemerintah meliputi pengaturan,
pembinaan, pengusahaan, dan pengawasan. Direktorat Jenderal Bina Marga
mempunyai tugas dan wewenang dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan
umum penyelenggaraan jalan tol.
Selain itu, sebagian wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan tol yang
berkaitan dengan pengusahaan dan pengawasan badan usaha jalan tol dilaksanakan
oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Sesuai ketentuan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), selambat-lambatnya
sebelum konstruksi dimulai, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) wajib menunjuk
Konsultan Pengendali Mutu Independen (PMI).
Rencana umum jaringan jalan tol di pulau Sumatera, merupakan bagian tak
terpisahkan dari rencana umum jaringan jalan nasional di pulau Sumatera, sebagai
berikut:
1.2. Tujuan
Pengusahaan jalan tol dilakukan oleh badan usaha milik negara dan/atau badan usaha
milik daerah dan/atau badan usaha milik swasta.
Manfaat yang diharapkan dari pembangunan konstruksi ruas jalan tol Palembang -
Simpang Indralaya antara lain:
Meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas jaringan jalan dalam melayani lalu
lintas di koridor Trans Sumatera.
Meningkatkan produktifitas melalui pengurangan biaya distribusi dan
menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional.
Menyediakan jaringan jalan yang efisien di Pulau Sumatera pada umumnya.
Dapat berfungsi sebagai Palembang Outer Ringroad.
Lokasi Pekerjaan wilayah administratif Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten
Ogan Ilir (OI), hampir sejajar denganjalan Nasional yang ada.
Sebagian besar lahan berupa Rawa dan persawahan produktif yang diairi dengan
sistem Tadah Hujan dan Pasang Surut
,750
1 =7
SEKSI
,900
2 =4
SEKSI
0
,28
=9
SI 3
SEK
Kepala BPJT
Wakil Unsur Kemen. Wakil Unsur Kemen. Wakil Unsur Asosiasi Wakil Unsur Akademisi
PUPR Keuangan Profesi
Sekretariat
Subbagian Hukum dan Subbidang Perencanaan Subbidang Persiapan dan Subbidang Operasi dan
Subbidang Perencanaan
Hubungan Masyarakat Teknis Pelayanan Investasi Pemeliharaan I
Subbagian Keuangan
PPJT
BPJT BUJT
PMI PROYEK
PENGENDALIAN PENGENDALIAN
PENGAWASAN
Keterangan :
KONSULTAN
Garis Komando KONTRAKTOR
Garis Koordinasi SUPERVISI
Konsultan
BUJT Kontraktor Konsultan PMI
Pengawas
I. Tugas Umum :
1. Perencanaan :
a. Memastikan kesiapan dokumen Rencana Teknik Akhir (RTA) dan
spesifikasi teknis untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan
konstruksi dan melakukan evaluasi terhadap usulan review desain.
b. Melakukan review dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap
Rencana Mutu Kontrak (RMK) Konstruksi dari kontraktor dan Rencana
Mutu Pengawasan (RMP) dari Konsultan Supervisi.
2. Proses :
a. Melakukan pengawasan pelaksanaan RMK oleh kontraktor dan
pelaksanaan RMP oleh Konsultan Supervisi, serta memberikan
rekomendasi kepada BUJT melalui BPJT.
b. Melakukan evaluasi atas potensi keterlambatan penyelesaian konstruksi
akibat lahan yang belum bebas, kendala utilitas, penyesuaian desain,
atau yang belum dapat dilakukan konstruksinya.
3. Produk :
Mengevaluasi kesesuaian produk konstruksi jalan tol yang dibangun oleh
BUJT dengan RTA dan standar mutu yang telah ditetapkan. Kesesuaian
produk konstruksi jalan tol ditunjukkan dengan pemenuhan aspek-aspek:
fungsi, keandalan, keawetan dan kemudahan pemeliharaan.
II. PENGENDALIAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
BOX CULVERT TIPE A : STA. 0+050, STA. 0+318, STA. 1+700, STA.
2+075, STA. 2+350, STA. 2+625 TIPE B : STA. 6 + 000, STA. 6 + 600,
STA. 19 + 872, STA. 20+797
(SEKSI 1 & SEKSI 3)
TIPE A
TIPE B
PT. WIRANTA BHUANA RAYA Page 28
KONSULTAN PENGENDALI MUTU INDEPENDEN LAPORAN BULANAN APRIL, 2017
Gambar 2.1 Typical Cross Section Jalan Tol Palembang - Sp. Indralaya
Kriteria Desain
Kriteria desain yang diterapkan dalam pekerjaan ini tertuang dalam dokumen Design
Criteria yang disusun oleh konsultan perencana PT Perentjana Djaya, diterbitkan oleh
BUJT, dan harus disahkan oleh BPJT.Kriteria desain ini mencakup persyaratan teknis
perencanaan, standar dan referensi yang harus diterapkan dan dipenuhi dalam Rencana
Teknik Akhir (RTA).
Ya
4. Umur rencana perkerasan 10 Tahun
2.1.5 Spesifikasi
Konsultan PMI melakukan pengawasan terhadap dokumen Spesifikasi yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor dan Konsultan
Supervisi, dimana dokumen spesifikasi tersebut secara umum harus sudah
mengacu atau wajib mengikuti Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi 3(tiga)
tahun 2014. Saat ini pihak Kontraktor Pelaksana mengacu kepada Spesifikasi
Jalan Tol 2015 dimana secara substansi tidak berbeda namun tidak sama
dalam penyajian mata pembayaran (Pay Item). Telah disampaikan kepada
pihak Proyek ( Hutama Karya Divisi Jalan Tol ) ringkasan spesifikasi
khususnya untuk pengujian kualitas, dengan harapan tidak ada yang
terlewatkan dalam rangka pengendalian mutu.
Selama proses pelaksanaan pekerjaan tata cara utama yang diperlukan untuk
tercapainya ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan antara lain:
Mekanisme Revisi Desain
Mekanisme Persetujuan Shop Drawing
Mekanisme Perintah Perubahan Pekerjaan
Prosedur Pengajuan Request Pekerjaan
Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan Fisik
Prosedur Pemeriksaan dan Pengujian
Prosedur Persetujuan As-Built Drawings
Mekanisme Provisional Hand Over
Mekanisme Final Hand Over
JASA KONSULTANSI
pt. wiranta bhuana raya
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN Proyek Jalan Tol Palembang – Simpang Indralaya
B Pekerjaan Persiapan
1 Nama Produsen Pre-cast Box Culvert Ada Dikerjakan sendirir oleh Kontraktor (PT. HKI)
2 Sertifikat Produksi Pre-cast Box Culvert Tidak Dibuat dan dicetak sendiri
Pengujian bersama (Kontraktor, Konsultan & Pimpro) untuk Belum pernah dilaksanakan, rencana akan dilakukan pada bulan
3 Tidak
mutu beton Box Culvert (Hammer Test) November 2016, belum terlaksana.
JASA KONSULTANSI
pt. wiranta bhuana raya
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN Proyek Jalan Tol Palembang – Simpang Indralaya
JASA KONSULTANSI
pt. wiranta bhuana raya
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN Proyek Jalan Tol Palembang – Simpang Indralaya
B Data
1 Uji Material Agregat Klas A& B Ada Ex. PT Karya Ardi Prestasi ( Merak Pulorida - Banten)
2 Data Laboratorium Ada Poltek Teknik Sipil Sriwijaya & Test lab. HKi
3 Tanggal Pengujian Ada Bervariasi
4 Laboratorium Pengujian Ada Poltek Teknik Sipil Sriwijaya, dan Lab. HKi
5 Rincian Data Laboratorium Ada Proses Klarifikasi, belum sesuai .
C Persiapan Pelaksanaan di Lapangan
1 Data Peralatan Penghamparan dan Pemadatan per segmen Ada Vibro Compactor Smooth Drum (Vibro Roller)
2 Jenis dan Kapasitas Peralatan Ada Kapasitas 8 ton
3 Rencana QC per segmen Ada Proses Klarifikasi, belum maksimal
4 Peralatan Pengujian Lapangan Ada Peralatan pengujian Sandcone, Pengujian CBR
5 Data Rujukan Pengujian Ada AASHTO, SNI
6 Prosedur Pengujian Ada Kurang maksimal karena tidak layer by layer sesuai Spesifikasi
E Hasil Pengujian
1 Kepadatan Lapangan apa memenuhi persyaratan Spesifikasi Ada Sesuai, frequensi pengujian
2 Jumlah Pengujian Kepadatan apa sudah sesuai Spesifikasi Ada Sesuai frequensi pengujian
3 Kerataan dan kemiringan permukaan apa sudah sesuai toleransi Ada Masih perlu disempurnakan dan klarifikasi
3 Data pengujian bitumen Ada Teknik Sipil Universitas Indonesia (UI),Structure and Material Laboratory
AMP HKI, Menggunakan 4 Cold Bin dan 5 Cold Bin (spesifikasi 2010 rev 3
4 Instalasi Mesin Pencampur (AMP) Ada
untuk AC-Base harus 5 Cold Bin),
5 Sertifikat timbangan
- Timbangan AMP Ada Pengujian Maret 2016, berlaku sampai Maret 2017
- Timbangan Truck Ada Pengujian Maret 2016, berlaku sampai Maret 2017
6 DMF (Design Mix Formula) Ada AMP HKI, Tanggal 5 April 2016
7 JMF (Job Mix Formula) Ada AMP HKI, Tanggal 21 April 2016
8 Uji coba produksi, penghamparan, dan pemadatan (Trial) Ada BA Trial tanggal 24 April 2016, STA 21+335,5-21+409,5 (R)
C Persiapan Pelaksanaan di Lapangan
1 Pengamanan dan Pengaturan Lalu-lintas Ada Lalu lintas pekerjaan melalui jalan kerja disisi rencana badan jalan
2 Persiapan permukaan yang dilapisi
- Bersih dan kering Ada Agregat warna kecoklatan, masih mengandung lumpur
- Lapis Resap Pengikat Ada Aspal Emulsi, perbandingan campuran proses klarifikasi.
- Lapis Perekat Ada Aspal Emulsi, perbandingan campuran proses klarifikasi.
3 Persiapan bahan bitumen
- Temperatur pemanasan (140 - 160) oC Ada Dilaksanakan
- Persediaan min. 30.000 lt/hari Ada Tergantung kebutuhan dan pengiriman
4 Persiapan bahan agregat
- Kering sebelum diisi ke bin dingin Ada Tergantung kondisi cuaca, karena stock material tdk ditutup dgn terpal
- Penambahan bahan filler Ada Proses klarifikasi
- Timbangan khusus bahan filler Ada Tergantung AMP yang digunakan dilapangan
- Persediaan bahan Ada Cukup
5 Persiapan Campuran
- Penyelimutan aspal terhadap agregat merata Ada Proses klarifikasi dan pengujian
- Temperatur pengiriman campuran (maks. 165 oC) Ada Dilaksanakan
- Dump Truck ditimbang sebelum dan sesudah diisi aspal Ada Dilaksanakan
- Tanda bukti pengiriman dan penerimaan aspal Ada Dilaksanakan
D Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan
1 Penghamparan
- Kelandaian, elevasi sesuai gambar Ada Sudah dilaksanakan
- Penghamparan dimulai dari bagian terendah ke bagian Ada Sudah dilaksanakan
JASA KONSULTANSI
pt. wiranta bhuana raya
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN Proyek Jalan Tol Palembang – Simpang Indralaya
JASA KONSULTANSI
pt. wiranta bhuana raya
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN
PENGENDALI MUTU INDEPENDEN Proyek Jalan Tol Palembang – Simpang Indralaya
1 Data Propertis material yang dipakai Ada Ex. Tanjung Raja & Martapura
2 Job Mix Formula Campuran Beton Ada Tgl. 11 Februari 2016 & Tgl.24 Februari 2016
3 Persiapan bahan material Ada Tidak ada kekurangan bahan selama pelaksanaan pekerjaan
4 Peralatan sesuai dengan pengajuan Tidak request, ada perubahan
5 Proses dan prosedur pengendalian pekerjaan rigid pavement Ada Memenej Pelaksana pekerjaan dilapangan
C Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan
Perbandingan air dan semen tidak melebihi nilai maks yang Jobmix tiap beton sesuai dengan persyaratan pada Bab10 tabel 10-
1 Ada
disyaratkan Spesifikasi untuk setiap kelas beton 1-1 Standar proporsi campuran beton
Kadar semen tidak kurang dari minimum yang disyaratkan Jobmix tiap beton sesuai dengan persyaratan pada Bab10 tabel 10-
2 Ada
Spesifikasi untuk setiap kelas beton 1-1 Standar proporsi campuran beton
Nilai Kuat Tekan rata-rata tidak kurang dari minimum yang
3 Ada Data terlamapir pada approval material beton
disyaratkan Spesifikasi untuk setiap kelas beton
Benda uji beton minimum 8 pasang setiap 100 m3 beton yang
4 Ada Terkadang terlewatkan tergantung keberadaan pengawas
dicor dalam satu kali pekerjaan
Setiap produksi beton dan setiap bagian struktur harus diuji
5 kekuatan dan slumpnya, minimum 1 pasang untuk setiap 15 m3 Ada Terkadang terlewatkan tergantung keberadaan pengawas
beton
Kuat tekan 7 hari, nilai rata-rata 4 benda uji berurutan > 70%
6 nilai minimum kuat tekan beton umur 28 hari, untuk kuat lentur Ada Teergantung jumlah sampel
> 80%
Jika terjadi kurang dari poin 6 diatas, kadar semen ditambah
7 Tidak Perlu klarifikasi
sekurang-kurangnya 20 kg/m3 beton
8 Kuat tekan karakteristik ditentukan dengan 20 benda uji ? -
Jika kuat tekan karakteristik tidak memenuhi, apa dilakukan
9 pemeriksaan kuat tekan dengan cara uji pecah (crushed test) Tdak Belum pernah
pada contoh yang diambil dengan alat rotary core bore ?
B Material dan Job Mix Formula
1 Apa semen berupa semen portland ? Ada Data terlampir pada approval material beton
2 Apa penggunaan semen dari satu jenis/type dari satu pabrik ? Ada Data terlampir pada approval material beton
3 Apa ada penggunaan admixture yang telah disetujui Konsultan ? Tidak Tidak ditemukan data.
Apa mutu air yang digunakan sudah diuji ? (bersih, bebas dari
4 Ada Data terlampir pada approval material beton
minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuhan & zat lainnya yang
D Perawatan Beton
Apakah seluruh permukaan yang terbuka selain slab sudah
dilindungi dari sinar matahari langsung dan ditutupi dengan
1 Ada Digunakan material geotextile dan penyiraman
karung goni atau bahan kain lainnya yang dibasahi, sekurang-
kurangnya 7 hari ?
Apakah concrete slab sudah ditutup pasir, tanah atau material
2 lain yang selalu basah, sekurang-kurangnya 7 hari dan material Ada
tersebut baru disingkirkan setelah 21 hari ?
E Quality Control
Apakah uji kelecakan beton (Slump Test) dilakukan untuk setiap Pengecekan slump dilakukan tiap 15 m3, tergantung keberadaan
1 Ada
truck mixer yang datang ke lapangan ? konsultan pengawas
Apakah jumlah benda uji (silinder beton) untuk uji kuat tekan
2 Ada Di buat benda uji untuk 3 hari, 7 hari dan 28 hari
mencukupi sesuai ketentuan Spesifikasi ?
Apakah hasil pengujian kuat tekan beton untuk beton umur 7
3 Ada
hari dan 28 hari memenuhi persyaratan ?
D Hasil Pengujian
1 Standar pengetesan sesuai dengan spesifikasi Ada Sesuai
2 Jumlah benda uji dan hasil uji kuat tekan beton Ada Jumlah sesuai
3 Hasil pengujian Slump Beton sesuai spesifikasi Ada Sesuai
e. Slurry Wall
Dalam hal terdapat lapisan tipis ( lensa ) tanah porous sehingga
dimungkinkan proses vacum mengalami kebocoran perlu diberikan suntikan
material “slurry/lumpur”, semacam bentonite agar tidak terjadi kegagalan /
longsor saat diadakan proses vacum.
f. Waktu Penurunan
Tekanan atmosfir yang seimbang dengan tekanan air pori dan udara dalam
tanah apabila keluar dengan penyedotan maka tekanan dari dalam tanah
menjadi berkurang, mengakibatkan tekanan atmosfir lebih besar dan
berpotensi menyebabkan tanah mengalami penurunan/settlement
(memadat). Proses penyedotan berlangsung ± 4 bulan hingga tanah
mencapai 90 % tingkat consolidasi (settlement). penurunan ini dapat
mencapai 1,6 m – 3,00 m dalam kurun waktu 3 s/d 4 bulan non stop 24
jam dimana U90 sudah tercapai.
ALUR PEKERJAAN
VACUM
ROW = 60000
Borrow Material
VAR
Timbunan Borrow Material 1500 3000 1500 38000 1500 3000 1500
Tebal Minimum 1 m (4layer) Borrow Material
Material Timbunan Pasir
1500 1500
PHP
1:1
1:1
1000
VAR
elv. tanah Dasar elv. tanah Dasar
1:1
1:1
Stripping (20-30 cm)
utk menghilangkan material organik
1 layer Geotekstile Woven (200 kg/m2)
panjang tekukan 8.00 m
PVD
FINAL
PEKERJAAN LAPIS PEKERJAAN
PEKERJAAN CHECK PEKERJAAN FINISH
PEMBATAS MATERIAL PENGISI
PERSIAPAN ZONA OK VACUM 4 bl ,90 % STL
TANAH ASLI PVD & PHD
VACUM
Final Check
• Zona rencana vacum • Gelar • Timbunan pasir sebagai Zona • Geotextile non woven 1 lapis
• Clearing / Stripping Geotextile material pengisi tahap pertama Vacum
OK TIDAK • Geomembrane 2 lapis dan pelipatan
/Grubbing ± 30 cm Woven • Install PVD
• Sealing wall keliling zona
• Penyelidikan tanah • Alat monitor • Install PHD • Pemasangan alat Monitor / Kontrol
CPT , SPT Settlement • Conecting PVD & PHD
tek pori,tek vacum, penurunan , kemiringan ,kompresi
• Geotex / membrane tiap 50 m¹ • Timbunan Lanjutan material PERBAIKAN
dan pergerakan horizontal
• Jenis material pengisi pengisi sessuai elev top Vacum • Install pompa vacum & Genset
• Alat-alat pendukung
• Kontrolprosesvacum
• Gambar kerja
• Geotex non woven 1 lapis
• Timbunan badan jalan , tek stabil 80 Kpa / 3hr
• Pelaksanaanvakum 4 bulan
minimum pada tiga contoh yang mewakil sumber bahan yang diusulkan, yang
mewakili untuk rentang mutu yang mungkin terdapat pada sumber bahan
tersebut.
b. Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan,
seluruh jenis pengujian bahan harus diulang lagi, bila menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, terdapat perubahan mutu bahan atau metode produksinya.
c. Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan
untuk mengendalikan ketidak seragaman bahan yang dibawak kelokasi
pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling
sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5) pengujian Indeks Plastisitas,
lima (5) pengujian gradasi partikel, dan satu (1) pengujian kepadatan kering
maksimum menggunakan SNI 1743 : 2008, metode D. Pengujian CBR harus
dilakuan dari waktu kewaktu sebagaimana perintah oleh Direksi Pekerjaan.
d. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa,
menggunakan SNI 2827 : 2008. Pengujian harus dilakukan sampai seluruh
kedalaman lapisan tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
ii. Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survei pemeriksaan
yang menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan pada "Toleransi
Dimensi dan Elevsi" telah terpenuhi.
Cuaca yang di ijinkan untuk bekerja
Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan
sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan
atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam
Syarat Pemadatan :
a. Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari
kepadatan kering maksimum modifikasi (modifiede) seperti yang ditentukan
oleh SNI 1743:2008, metode D.
b. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda
karet untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas beroda baja dianggap
mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi
Agregat.
c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3 % dibawah kadar air optimum sampai 1 % diatas kadar air optimum,
dimana kadar air optimum adalah seperti yang telah ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified), seperti yang ditentukan oleh SNI
1743:2008, metode D.
d. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber " Super Elevasi ", penggilasan harus dimulai dari yang lebih rendah
bergerak ke yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai
seluruh bekas roda penggilasan hilang dan lapis tersebut dipadatkan secara
merata.
PT. WIRANTA BHUANA RAYA Page 76
KONSULTAN PENGENDALI MUTU INDEPENDEN LAPORAN BULANAN APRIL, 2017
e. Sepanjang lokasi yang tidak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
mesin Stamper.
Penghamparan
a. Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan.
Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
b. Setiap lapis harus dihampar pada suatu oprasi dengan takaran yang merata agar
menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan.
Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut
harus diusahakan sama tebalnya.
Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu
metode yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi pada partikel
agregat kasar
c. dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti
dengan bahan yang bhergradasi baik.
d. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan
peralatan khusus yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan
1. Sumber BahanLapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber bahan yang
disetujui berdasarkan Spesifikasi.
2. Kelas Lapis Pondasi Agregat.
3. Fraksi Agregat Kasar.
4. Fraksi Agregat
5. Sifat - sifat Bahan Yang disayaratkan. Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas
dari bahan organik dan gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi
(menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam sifat-sifat agregat
dan memenuhi sifat-sifat yang diberikan gradasi agraget.
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau
pecahan batu yang keras dan awet yang memenuhi persyaratan sifat-sifat
agregat.Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan tidak
boleh digunakan.
Pencampuran bahan untuk Lapis Pondasi Agregat.
Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
dikerjakan dilokasi intalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan
menggunakan pemasok mekanis (mechanical feeder) yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan
proporsi yang benar. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan
pencampuran di lapangan.
pertama harus dari 80 bagian minyak tanah per 100 bagian Aspal (80 pph ±
ekivalen dgn.Viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC 30)
c Pemilihan aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus sesuai
dengan muatan batuan lapis pondasi gunakan jenis :
- aspal emulsi kationik bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat
basah (bermuatan negatif).
- aspal emulsi anionik bila agregat untuk lapis pondasi adalah agregat asam
(bermuatan positif).
d. Bilamana lalu lintas diijinkan lewat diatas Lapis Resap Pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil
atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran minyak atau lunak, bahan
kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 % harus lolos ayakan
ASTM 3/8" (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 % harus lolos ayakan ASTM
No.8 (2,36 mm).
Lapis Resap Pengikat ( Prome Coat) :
0,4 s/d 1,3 ltr/ m² untuk lapis pondasi Agregat klas A.
0,2 s/d 1,0 ltr/ m² untuk lapis pondasi Semen Tanah.
Lapis Aspal Beton (Laston) disebut juga AC, yang terdiri dari 3 (tiga) jenis
campuran :
1. Lapis aus (AC - WC)
2. Lapis antara (AC - BC)
3. Lapis Pondasi (AC - Base)
Sebelum dan selama pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan :
1) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang disimpan oleh
Direksi Pekerjaan selama priode Kontrak untuk keperluan rujukan;
2) Setiap bahan aspal yang diusulkan Penyedia Jasa untuk digunakan, berikut
keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifat-sifatnya, baik
sebelum maupun sesudah Pengujian Penuaan Aspal (RTFOT sesuai dengan SNI
03-6835-2002 atau TFOT sesuai dengan SNI 06-2440-1991;
3) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari seluruh bahan,
seperti disyaratkan ketentuan Bahan Aspal;
4) Laporan tertulis setiap pemasokan aspal serta sifat-sifat bahan seperti yang
disyaratkan dalam ketentuan Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal;
5) Pengajuan hasil pemeriksaan peralatan laboratoriu dan pelaksanaan.
6) Rumusan campuran kerja (Job Mix Formula, JMF) dan data pengujian yang
mendukungnya seperti yang disyaratkan Campuran Aspal dalam bentuk laporan
tertulis ;
7) Pengukuran pengujian permukaan seperti disyaratkan Pengujian Permukaan
Perkerasa dalam bentuk laporan tertulis;
8) Laporan tertulis mengenai kepadatan dari campuran, seperti yang disyaratkan
dalam Ketentuan Kepadatan;
9) Data pengujian laboratorium dan lapangan seperti yang disyaratkan dalam
Pengujian Pengendalian Mutu Campuran beraspal.
10) Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang pada "Truck Skill",
seperti yang disyaratkan dalam Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang
Campuran beraspal;
11) Catatan tertulis mengenai pengukuran tebal lapisan dan dimensi perkerasan
seperti yang disyaratkan dalam Pengukuran dan Pembayaran.
Sumber Pasokan
Sumber pemasokan agregat, aspal dan bahan pengisi (filler) harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis bahan harus
diserahkan, seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, paling sedikit 60 hari
sebelum usulan dimulainya pekerjaan pengaspalan.
a) Instalasi Pencampur Aspal harus mempunyai sertifikat "laik operasi" dan sertifikat
kalibrasi dari Metrologi untuk timbangan aspal, agregat dan bahan pengisi ( filler )
tambahan yang masih berlaku. Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Instalasi
Pencampur Aspal atau timbangannya dalam kondisi tidak baik maka Instalasi
Pencampur Aspal atau timbangan tersebut harus dikalibrasi ulang meskipun
sertifikatnya masih berlaku.
b) Berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran ( batching ) yang dilengkapi
ayakan panas ( hot bin screen ) dan mampu memasok mesin penghampar secara terus
menerus bilamana menghampar campuran pada kecepatan normal dan ketebalan yang
dikehendaki.
c) Harus dirancangi dan dioperasikan sedemikian hingga dapat menghasilkan campuran
dalam rentang toleransi JMF.
d) Harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sehingga tidak menggangu ataupun mengundang protes dari penduduk di
sekitarnya.
e) Harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu ( dust collector ) yang lengkap yaitu
sistem pusaran kering ( dry cyclone ) dan pusaran basah ( wet cyclone ) sehingga tidak
menimbulkan pencemaran debu. Bilamana salah satu sistem di atas rusak atau tidak
berfungsi maka AMP tersebut tidak boleh di operasikan.
f) Mempunyai pengaduk ( pug mill ) dengan kapasitas asli minimum 800kg yang bukan
terdiri dari gabungan dari 2 instalasi pencampur aspal atau lebih dan di lengkapi
dengan sistem penimbangan secara komputerisasi jiks digunakan untuk memproduksi
AC modifikasi AC-Base selain dari pekerjaan monitor.
g) Jika digunakan untuk pembuangan campuran aspal yang di modifikasi harus di
lengkapi dengan pengendali temperatur termostatik otomatis yang mampu
mempertahankan temperatur campuran sebesar 175 ºC. Jika digunakan bahan bakar
gas maka pemanas ( dryner ) harus di lengkapi dengan alat pengendali temperatur
( regulator ) untuk mempertahankan panas dengan konstan.
h) Jika digunakan untuk pembuatan AC-Base, mempunyai pemasok dingin (cold bin )
yang jumlahnya tidak kurang dari lima buah dan untuk jenis campuran beraspal
lainnya minimal tersedia 4 pemasok dingin.
i) Di rancang sebagaimana mestinya, di lengkapi dengan semua perlengkapan khusus
yang diperlukan.
j) Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat haruslah minyak tanah atau
solar dengan berat jenis maksimum 860 kg/m³ atau gas elpiji atau LNG ( Liquefied
Natural Gas ) atau gas yang diperoleh dari batu bara. Batu bara yang digunakan
dalam proses gasifikasi haruslah minimal 5.500 K,Ca/Kg. Ketentuan lebih lanjut
penggunaan alat pencampur aspal dengan bahan bakar batu bara dengan sistem tidak
langsung ( indirect ), mengacu pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 10/SE/M/2011 Tanggal 31 Oktober 2011, Perihal Pedoman
Penggunaan Batu Bar untuk pemanas agregat pada unit produksi campuran
beraspal ( AMP ).
k) Agregat yang di ambil dari pemasok panas ( hot bin ) atau pengering ( dryer ) tidak
boleh mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis terbakar.
Penetrant Test
Metode pengujian dengan penetrant merupakan salah satu metode uji tidak merusak
(Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaan tidak berpori.
Pengujian penetrant ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau
diskontinuitas yang terbuka pada permukaan.
Penetran test hanya bisa mendeteksi diskoninuitas di permukaan saja seperti crack
dan porosity. Untuk ketebalan & keseragaman pengelasan tidak bisa terdeteksi.
Pada bulan April 2017, Shop Drawing turunan dari Basic Desain yang telah
mengalami perbaikan dan penyempurnaan baik dimensi maupun lokasi peruntukan
dan fungsinya. Perubahan-perubahan tersebut diterbitkan menjadi “Shop Drawing”,
dan sebagai acuan pelaksanaan dilapangan.
Shop Drawing ini sedang dalam proses pengajuan untuk menjadi Detail Engineering
Design (DED),saat ini sedang dalam proses persetujuan di bagian Teknik Badan
Usaha Jalan Tol (BUJT) Jakarta selanjutnya diajukan untuk mendapatkan persetujuan
Badan Penyelenggara Jalan Tol (BPJT) .
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk Seksi 1 (satu) berubah dari
target Desember 2017 selesai menjadi target penyelesaian pada tanggal 27 Juli 2017,
namun demikian diharapkan dapat difungsikan sebagai layanan lalu lintas lebaran
mulai H – 10 dan H + 10 pada bulan Juni 2017.
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk Seksi 2 (dua) telah dimulai
dengan land clearing, namun masih terdapat permasalahan lahan pada sta. Tertentu
yang belum sepenuhnya dapat dikerjakan oleh pihak Kontraktor pelaksana.
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan untuk Seksi 3 (tiga) rencana
penyelesaian pekerjaan sampai pada teanggal 27 Juli 2017.
Kondisis perubahan – perubahan tersebut masih mengacu pada basic design dan
dalam lingkup kriteria-kriteria sesuai yang termuat dalam Perjanjian Pengusahaan
Jalan Tol ( PPJT ) dan selama proses perubahan ini masih menjadi tanggung jawab
pihak BUJT.
Hasil dari pemeriksaan gambar dan dokumen teknis terdapat beberapa perubahan
- perubahanbaik type/jenis Struktur Bangunan , maupun lokasi bangunan
dikarenakan beberapa alasan , hal tersebut hingga saat ini masih terus dilakukan
identifikasi dilapangan dan dievaluasi.
Berikut beberapa jenis dan typical konstruksi bangunan yang mengalami berubahan
Pelaksanaan sebagai berikut:
1 Zona 0 STA 0+000 s/d 0+050 19 Zona F STA 1+389 s/d 1+495
2 Zona 1 STA 0+050 s/d 0+700 20 Zona 19 STA 3+400 s/d 3+825
3 Zona 2 STA 0+750 s/d 1+150 21 Zona 22 STA 6+600 s/d 7+000
4 Zona 3 STA 2+425 s/d 2+750 22 Zona 21 STA 4+200 s/d 4+568
5 Zona 4 STA 2+750 s/d 3+080 23 Zona 20 STA 3+825 s/d 4+200
6 Zona 5 STA 4+900 s/d 5+200 24 Zona A STA 0+700 s/d 0+750
Zona 16
7 Zona 6 STA 5+200 s/d 5+575 25 (Aks. PMLT)
STA 0+900 s/d 0+250
Zona 17
8 Zona 7 STA 1+200 s/d 1+375 26 (Aks. PMLT)
STA 0+250 s/d 0+300
9 Zona 8 STA 1+500 s/d 1+800 27 Zona 18 Ramp 1-4-5
10 Zona 9 STA 1+800 s/d 2+100 28 Zona 26 Ramp 1-2-3
11 Zona 10 STA 2+150 s/d 2+375 29 Zona H STA 3+088 s/d 3+113
12 Zona 11 STA 3+113 s/d 3+400 30 Zona 23 Sta 7+165 s/d 7+ 225
13 Zona 12 STA 5+800 s/d 6+200 31 Zona 24 STA 7+450 s/d 7+750
14 Zona 13 STA 4+568 s/d 4+900 32 Zona I Oprit Kiri BT STA 0+639
15 Zona 14 STA 5+655 s/d 5+800 33 Zona J Oprit Kanan BT STA 0+639
Zona 15
16 (Aks. PMLT)
STA 1+450 s/d 0+900
17 Zona 25 STA 6+200 s/d 6+600
Zona B (Kntr
18 Tol Gate)
STA 0+908 s/d 1+016
Keterangan :
: Selesai : Material (Material Pengisi), PVD,PHD,Geotextil Non Woven, Geomembran dll
: Proses Vakum : Belum dikerjakan
1 Zona 36 A Sta 7+786 s/d 8+000 12 Zona 46 Sta 11+600 s/d 11+865
2 Zona 36 Sta 7+786 s/d 8+000 13 Zona 47 Sta 11+865 s/d 12+075
3 Zona 37 Sta 8+000 s/d 8+400 14 Zona 48 Sta 12+075 s/d 12+333
4 Zona 38 Sta 8+400 s/d 8+800 15 Zona 49 Ramp 1-2
5 Zona 39 Sta 8+800 s/d 9+200 16 Zona 50 Ramp 3
6 Zona 40 Sta 9+200 s/d 9+600 17 Zona 51 Sta 12+333 s/d 12+650
7 Zona 41 Sta 9+600 s/d 10+000 18 Zona 52 Sta 13+200 s/d 13+550
8 Zona 42 Sta 10+000 s/d 10+400 19 Zona 53 Sta 13+550 s/d 13+900
9 Zona 43 Sta 10+400 s/d 10+800 20 Zona 54 Sta 13+900 s/d 14+300
10 Zona 44 Sta 10+800 s/d 11+200 21 Zona 55 Sta 14+300 s/d 14+700
11 Zona 45 Sta 11+200 s/d 11+600 22 Zona 56 Sta 14+700 s/d 15+100
Keterangan :
: Selesai : Material (Material Pengisi), PVD,PHD,Geotextil Non Woven, Geomembran dll
: Proses Vakum : Belum dikerjakan
1 Zona 27 STA 18+400 s/d 18+700 6 Zona 32 STA 16+650 s/d 16+950
2 Zona 28 STA 18+000 s/d 18+400 7 Zona 33A STA 15+200 s/d 15+625
3 Zona 29 STA 17+650 s/d 18+000 8 Zona 33B STA 12+925 s/d 13+200
4 Zona 30 STA 17+300 s/d 17+650 9 Zona 34 STA 12+925 s/d 13+200
5 Zona 31 STA 16+950 s/d 17+300 10 Zona 35 STA 12+650 s/d 12+925
Keterangan : laporan terdahulu ada 9 zona, pada bulan ini zona 33 dibagi menjadi zona 33A dan
Zona 33B, sehingga Seksi 3 ada 10 Zona Vakum
: Selesai : Material (Material Pengisi), PVD,PHD,Geotextil Non Woven, Geomembran dll
: Proses Vakum : Belum dikerjakan
Seksi 1 : dari total rencana ± 7,750 Km (Sta. 0 + 000 s/d 7 + 750) Jalan
Utama, dan Akses Pemulutan (Sta. 0 + 000 s/d Sta. 1 + 498).
Masih proses pekerjaan penimbunan borrow material pada daerah Jembatan
Simpang Susun Pemulutan yaitu :
- zona 18 (Ramp 1, 4, 5),
- zona 26 (Ramp 1, 2, 3),
- zona 23 dan zona 24.
Akses Pemulutan dari ± 1,498 Km, masih terdapat pekerjaan CBM (dalam
proses penimbunan, pengahamparan dan pemadatan ± 750 m’).
Seksi 3 : dari total rencana ± 9,280 Km (Sta. 12 + 650 s/d 21 + 930) Jalan
Utama, Pekerjaan Common Borrow Material CBM) :
Sudah sampai pada Sta 15 + 600 s/d 18 + 400 hanya saja pekerjaan CBM-nya
belum selesai, masih dalam proses penyelesaian.
Timbunan CBM Sta 20 + 825 Kiri (Seksi 3) CBM diatas Vakum Zona 18 (Seksi 1)
28 April 2017 28 April 2017
Pemasangan yang tidak rapi dan presisi (naik turun) sehingga menimbulkan
celah yang rawan rembesan air.
Penyambungan antara box precast dengan cast in situ (konstruksi wingwall)
tidak bisa monolit karena tidak adanya stek besi pada sambungan antara
keduanya. Hal ini rawan terjadinya keretakan pada sambungan tersebut.
Seharusnya pada waktu pabrikasi box culvert precast diberi stek besi untuk
penyambungan denga kostruksi wingwall untuk sisi terluar box.
Terdapat dua jenis konstruksi box culvert, yaitu yang dengan cover box dan
yang tanpa cover box. Hal ini belum diketahui dasar alasan ataupun perhitungan
yang melatar belakangi perbedaan desain tersebut.
Box Tunnel Over pass di Sta 18+900 sempat diwacanakan digeser lokasinya di Sta
18+800 tepat di lokasi badan jalan arteri eksisting yang cross main road jalan tol
dengan bentuk skew, sebelum akhirnya di kembalikan lagi pada lokasi awal dg
bentuk simetris. Ini berdampak dengan harus dibuatnya jalan akses/oprit, mengubah
trase jalan eksisting yg informasinya merupakan jalan kabupaten. Hal ini semestinya
sudah dikoordinasikan dengan pihak2 terkait untuk menghindarkan masalah lain
yang mungkin timbul di kemudian hari
Box Tunnel STA 0+250 Akses Pemulutan Box Tunnel STA 15+430
Hamparan Agg. B Sta 20 + 835 Kanan Hamparan Agg. B Sta 1 + 250 (Kiri) Aks PMLT
28 April 2017 28 April 2017
Permasalahan yang ditemui pada pekerjaan Aspal di lapangan antara lain kondisi
seperti terlihat pada foto berikut ini:
Pemancangan Pile Slab Jbt STA 1+167 Pemancangan Pile Slab Jbt STA 1+389
Pemancangan Pile Slab Jbt STA 1+483 Pembesian Pile Head Jbt STA 1+167
Slope protection abt 1 Jbt Sta 5+613 Slope protection abt2 Jbt Sta 5+613
Pada bulan ini tidak ada progress kegiatan pada struktur jembatan, pelaksanaan pekerjaan
retaining wall sementara tidak dilanjutkan dulu menunggu proses vakum selesai untuk
PT. WIRANTA BHUANA RAYA Page 106
KONSULTAN PENGENDALI MUTU INDEPENDEN LAPORAN BULANAN APRIL, 2017
Jbt SS Pemulutan STA 7+126 Main Road Jbt SS Pemulutan STA 7+126
Ramp 1 Jbt SS Pemulutan STA 7+126 Ramp 2 & 3 Jbt SS Pemulutan STA 7+126
Jembatan Sta 17+677
Progress Pekerjaan pada jembatan Sta 17+677 adalah pengecoran slab jembatan dan
penimbunan Common Borrow Material di main road dan oprit jembatan. Dilanjutkan
dengan pembesian dan pemasangan bekisting untuk barrier jembatan
Oprit Jbt STA 17+677 arah Indralaya Oprit Jbt STA 17+677 arah Palembang
Retaining wall abt 1 Jbt STA 20+868 Retaining wall abt 2 Jbt STA 20+868
Rigid Retak di Sta 20 + 050 (Tol Gate)/Kiri Rigid Retak di Sta 20 + 050 (Tol Gate)/Kiri
Foto tgl. 28 April 2017 Foto tgl. 28 April 2017
pemasangan batu alam pada dinding luar. Sedangkan Tol gate seksi 3 selesai
pemasangan atap tol gate, pembuatan pulau, sedangkan bangunan kantor pada
proses pemasangan rangka plafon.
Tol Gate seksi 1 STA 0+975 Kantor Tol Gate seksi 1 STA 0+975
Tol Gate seksi 3 STA 20+050 Kantor Tol Gate seksi 3 STA 20+050
Seksi 3 (tiga)
1. Sta. 19 + 050 s/d Sta. 20 + 050 (kr/kn)
2. Sta. 20 + 200 s/d Sta. 20 + 500 (kr/kn)
3. Sta. 21 + 125 s/d Sta. 21 + 900 (kr/kn)
Seksi 3 (tiga)
1. Sta. 16 + 400 s/d Sta. 17 + 400 (kr)
2. Sta. 17 + 800 s/d Sta. 18 + 300 (kr)
3. Sta. 18 + 600 s/d Sta. 19 + 900 (kr)
4. Sta. 20 + 100 s/d Sta. 20 + 950 (kr)
5. Sta. 21 + 000 s/d Sta. 21 + 930 (kr)
6. Sta. 18 + 950 s/d Sta. 19 + 700 (kn)
7. Sta. 20 + 100 s/d Sta. 20 + 950 (kn)
8. Sta. 21 + 000 s/d Sta. 21 + 850 (kn).
Hasil kunjungan lapangan bulan April 2017 menunjukkan bahwa secara umum
program K3L yang direncanakan telah dilaksanakan secara rutin, antara lain
pemasangan rambu-rambu lalulintas, pembatasan kecepatan truk pengangkut
material timbunan, penggunaan pengaman bagi pekerja di ketinggian, dan lain-lain.
Penanaman rumput pada tebing jalan juga dilakukan untuk meminimalkan
terjadinya longsor dan erosi tanah yang dapat menimbulkan pencemaran air
permukaan. Meskipun demikian, pada cukup banyak lokasi, tebing jalan tergerus
aliran air akibat tingginya curah hujan. Penyebab terjadinya erosi ini antara lain
adalah tanaman rumput yang belum tumbuh maksimal, lereng tebing yang curam
dan tanah yang kurang dipadatkan. Selain itu, pada tahap konstruksi ini masih
dijumpai gundukan batu koral di sepanjang guardrail yang menghalangi aliran air
dan menyebabkan aliran air terkumpul menuju ke satu titik dan menyebabkan
terjadinya erosi pada tebing jalan.
Kegiatan pengelolaan dampak berupa perubahan pola aliran air dilakukan dengan
tidak menutup/menimbun saluran air/sungai kecil dan atau dengan memperbesar
saluran yang melintasi jalan tol. Pengelolaan dampak berupa terhambatnya aliran air
antara lain telah dilakukan dengan memperbesar/memperbaiki saluran yang
melintasi jalan tol dan beberapa box culvert juga telah dibangun yang nantinya
diharapkan akan dapat memperlancar aliran air dari daerah sekitarnya.Berdasarkan
data dari kontraktor, box culvert/water balance yang akan dibangun di sepanjang
jalan tol ini berjumlah 43 buah. Penentuan lokasi pembangunan box culvert ini
tentunya telah didasarkan pada hasil studi dan perencanaan yang matang, sehingga
lokasi box culvert akan berada pada daerah rendahan yang akan menerima dan
mengalirkan air dari daerah sekitarnya.
Hasil kunjungan lapangan menunjukkan bahwa cukup banyak box culvert yang
telah dibangun tetapi tidak/belum berfungsi secara optimal. Hal ini disebabkan
karena air dari sebelah kiri dan kanan box culvert masih belum atau tidak dapat
mengalir akibat adanya timbunan/gundukan tanah atau bekas jalan kerja yang
menghalangi aliran air masih belum disingkirkan. Untuk menghindari terjadinya
banjir/ meningkatnya tinggi dan lama genangan di daerah sekitarnya, diharapkan
dapat segera dilakukan pembuatan/pembersihan saluran dari timbunan/gundukan
tanah atau bekas jalan kerja, sehingga aliran air dari sebelah kiri dan kanan box
culvert menjadi lancar.
Gambar. Beberapa box culvert yang telah dibangun tetapi masih belum
difungsikan secara maksimal.
Pada beberapa lokasi di seksi 3 pembangunan box culvert masih pada tahap
konstruksi dan sebagian lagi belum konstruksi. Pola aliran air wilayah sekitarnya
juga berpotensi untuk mengalami gangguan akibat kegiatan ini. Jalan kerja yang
melintasi saluran akan memperkecil debit air yang mengalir dan berpotensi untuk
meningkatkan tinggi genangan dan lama genangan daerah rawa di sekitarnya. Jalan
kerja yang melintasi saluran sebaiknya dilengkapi dengan lubang saluran yang
cukup besar, sehingga gangguan terhadap pola aliran air dapat diminimalkan.
Penerapan program K3L semestinya juga dilakukan pada lokasi penggalian tanah
timbunan (quarry) dan Aspalt Mixing Plant (AMP), meskipun kegiatan penggalian
dan AMP dilakukan oleh subkontraktor. Pengelolaan K3L dalam hal ini juga
merupakan tanggung jawab dari kontraktor konstruksi jalan tol Palindra (PT. HKi).
Dalam kontrak kerjasama untuk kegiatan ini seharusnya telah dicantumkan
kewajiban dari perusahaan untuk melaksanakan kegiatan K3L sesuai dengan arahan
yang tertuang pada dokumen Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL). Berdasarkan laporan ketidaksesuaian (NCR) dari
Konsultan Pengawas diketahui bahwa penerapan program K3L pada AMP Hk aston
telah dilaksanakan, meski belum maksimal dan berkelanjutan.
1. Pemasangan guard rail yang tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya dan
ketinggian yang tidak sesuai dengan shop drawing.
2. Pekerjaan prime coat pada ram 5, dimana kondisi agregate kelas A belum
padat.
3. Pekerjaan borrow material, kurangnya kontrol dari pengawas lapangan
masih terjadi material yang dikirim dan dihampar adalah tanah bercampur
bongkahan akar kayu, yang masih basah, jenuh air,
4. Pekerjaan penghamparan agregat kelas A dan kelas B dilapangan tidak
dijalankannya kontrol rutin setiap 1000 m³ material yang dihampar diambil
sampel dan dilakukan pengetesan dilaboratorium al. grading material, sifat -
sifat material agregat, CBR laboratorium dan kepadatan
5. Pekerjaan penghamparan aspal hot mix,
6. Pekerjaan rigid pavement,
7. Pemasangan guard rail
Dampak dari hal tersebut adalah tidak bisa dipastikan mutu pekerjaannya atau
dengan kata lain pekerjaan sulit dikatakan baik ( tidak sesuai RTA dan standar
mutu yang telah ditetapkan )
Tujuan utama Quality Control Plan (QC Plan) ini adalah untuk menjamin mutu
pekerjaan sesuai dengan persyaratan kontraknya.
Pengendalian mutu memerlukan proses dan tidak bisa secara instan, dimulai dari
pemilihan material yang baik proses pelaksanaan dengan cara – cara benar,
dikerjakan oleh tenaga yang qualified, didukung dengan alat-alat yang tepat.
Pengabaian salah satu unsur tersebut diatas dipastikan hasil pekerjaan tidak akan
mencapai sasaran mutu yang baik. Standar rujukan untuk pengujian adalah yang
digunakan untuk pekerjaan jalan seperti : AASHTO, JIS, PBI, SNI, AWS dan
sebagainya. Jumlah pengujian (frekwensi) harus sesuai dengan spesifikasi atau
standar rujukan agar hasil pengujian mempunyai akurasi ( ketelitian ) tinggi.
Pekerjaan Jembatan
Ketidak sesuaian yang sering terulang adalah pekerjaan pada oprit jembatan
dan pelaksanaan pekerjaan pondasi , yang tidak sesuai spesifikasi teknik.
Pembangunan Jalan Tol Palembang – Simpang Indralaya dengan panjang 21,93 Km yang
dimulai dan masuk dari Jalan Nasional Lingkar Selatan Palembang sebagai Sta 0+000 jalan
Nasional Simpang Indralaya Sta 21+930 dibagi menjadi 3 (tiga) Seksi sebagai berikut :
A. Seksi 1 :
1. Seksi 1 (satu), Terdiri dari :
a. Main Road dari Palembang Sta 0 + 000 s/d Sta 7+750 sepanjang 7,75 Km,
b. Intersection pada jalan Nasional Sta 0 + 000 ke arah Jakabaring 0,25 Km dan ke
arah Keramasan 0,25 Km,
c. Jalan Akses Pemulutan sepanjang 1,498 Km,
d. Intersection jalan Akses Pemulutan pada jalan Nasional arah Palembang 0,30 Km
dan arah Simpang Indralaya 0,30 Km,
e. Nilai Kontrak Rp 1.102.580.961.000,00.
Tahap awal, Seksi 1 ini dijadwalkan dari 23 Februari 2016 sampai dengan 31
Desember 2016 dengan waktu pelaksanaan 313 Hari Kalender dan merupakan
kontrak anak 1 Seksi 1. Seiring perjalanan waktu didalam pelaksanaannya pada Seksi
1 (satu) banyak mengalami permasalahan sehingga sampai tanggal 31 Desember 2016
progres fisik hanya mencapai 69,475 % dari rencana 98,964 %.
Menurut kajian Teknis Konsultan Supervisi PT. Cipta Strada dengan permasalahan yang
ada kontrak anak 1 Seksi 1(satu) ini diusulkan untuk perpanjangan waktu dan dari hasil
kajian teknis Konsultan Supervisi waktu pelaksanaan disetujui berubah menjadi 402 Hari
Kalender sampai dengan 31 Maret 2017 dan dari sini terbitlah Addendum 1kontrak anak 1
Seksi 1 (satu).
Waktu berjalan terus sampai dengan 31 Maret 2017 progres hanya mencapai 82,420
% dari rencana 100 %, permasalahan yang timbul dilapangan selain dari cuaca hujan
yang mengakibatkan armada transpotasi dan alat berat tidak bisa masuk quarry untuk
pengambilan material Common Borrow Material dan juga kelokasi kerja dan juga
disamping itu izin pelaksanaan struktur pada perlintasan Pipa Minyak Pertamina dan
Pipa Pertagas di Palembang Intersection Jalan Tol Palembang belum berjalan (belum
dikerjakan).
Hal ini Konsultan Supervisi PT. Cipta Strada berdasarkan permasalahan yang timbul
dilapangan membuat kajian teknis kembali dan menghitung waktu yang hilang untuk
mengusulkan perpanjangan waktu pelaksanaan menjadi Addendum 2 kontrak anak 1 Seksi
1 (satu) yaitu perpanjangan waktu pelaksanaan sampai dengan tanggal 28 Juli 2017,
perpanjangan waktu pelaksanaan sampai dengan tanggal 28 Juli 2017, waktu
pelaksanaan berubah dari 402 Hari Kalender menjadi 522 Hari Kalender.
Permasalahan Perbaikan Oprit :
Oprit Arah Perbaikan dengan Pile Slab
No. Uraian Sisi
Palembang Indralaya Palembang Indralaya
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kiri
Jembatan Pertagas dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan
1
Sta1 + 167 Belum Belum Belum Belum
Kanan
terlaksana terlaksana terlaksana terlaksana
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kiri
Jembatan Minyak 1 dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan
2
Sta1 + 389 Belum Belum Belum Belum
Kanan
terlaksana terlaksana terlaksana terlaksana
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kiri
Jembatan Minyak 2 dikerjakan dikerjakan dikerjakan dikerjakan
3
Sta1 + 483 Belum Belum Belum Belum
Kanan
terlaksana terlaksana terlaksana terlaksana
B. Seksi 2 :
Seksi 2 (dua) Pemulutan – Rambutanterdiri dari ;
a. Main Road yaitu dari Palembang Sta 7 + 750 s/d Sta.12 + 650 sepanjang 4,90 Km
termasuk Struktur dan Interchange (simpang susun),
b. Jalan Akses KTM/Rambutan sepanjang 1,50 Km,
c. Intersection pada jalan Nasional arah Palembang dan arah Sp. Indralaya,
d. Nilai Kontrak Rp 931.067.161.000,00.
Seksi 2 (dua) Kontrak Anak 3 terlambat diterbitkan/ diberikan kepada Hki (kontraktor)
baru pada 30 Januari 2017 berakhir 27 Juli 2017, permasalahan pembebasan lahan yang
menjadi sengketa letak lokasi berada di tengah – tengah main road (sta. 9 + 000 s/d sta.
11 + 400), kontrak HKi kesulitan akses untuk masuk areal pekerjaan, sehingga progres
masih terlambat.
Dari hasil perhitungan progres sampai dengan 27 April 2017 dengan mengacu kepada
Schedule yang sudah ada, Realisasi 4,391 %, Rencana 52,028 % dan Deviasi – 47,637%.
C. Seksi 3 :
Seksi 3 (tiga) Rambutan – Simpang Indralaya terdiri dari ;
a. Main Road yaitu dari Sta 12 + 650 s/d Sta. 21 + 930 sepanjang 9,28 Km termasuk
Struktur.
b. Intersection pada jalan Nasional arah Sp. Indralaya dan arah Kayuagung
c. Nilai Kontrak Rp 458.658.468.000,00.
Tahap awal, Seksi 3 (tiga) dijadwalkan dari tanggal 11 April 2016 s/d 25 Mei 2017
dengan waktu pelaksanaan 409 Hari Kalender dan merupakan kontrak anak 2. Dari hasil
perhitungan progres sampai dengan 27 April 2017 dengan mengacu kepada Schedule
yang sudah ada, Realisasi 61,075 % , Rencana 98,712 % dan Deviasi – 37,638 %.
D. Kendala – kendala :
1. Cuaca hujan, yang mengakibatkan sulitnya pengambilan material dari Quarry.
2. Proses vakum tidak sesuai dengan durasi yang direncanakan pada kurva S.
3. Kinerja Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Supervisi dari :
a. Proses Awal, terkait dengan rencana kerja yang akan dikerjakan berhubungan :
Material, dengan yang akan dipakai lengkap dengan uji test
Peralatan yang akan digunakan.
Menyusun tenaga kerja yang akan melaksanakan.
Catatan :
1. Kondisi pembebasan lahan Pembangunan Jalan Tol Palembang – Sp. Indralaya yang
belum selesai 100 % sampai saat ini seperti diuraikan diatas telah dilakukan rapat -
rapat koordinasi di Sekda Propinsi Sumatera Selatan terakhir pada tanggal 26 April
2017 harus clear, menunggu tindak lanjut/ Excusi lapangan kapan akan dapat
direalisasikan.
2. Seksi 1 (satu) main road bebas 100 %, Palembang Junction yang masih belum bebas
100 % namun demikian tidak menghambat pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan di
seksi 1 (satu) tersebut, karena posisi yang belum bebas diluar main road .
3. Seksi 2 (dua) masih terdapat 3 (tiga) titik yang bermasalah posisi dan letaknya pada :
1. Sta.8 + 900 s/d Sta. 9 + 600
2. Sta. 10 + 300 s/d Sta. 10 + 700
3. Sta. 11 – 200 s/d Sta. 11 + 600
4. Lokasi lahan tersebut diatas letaknya ditengah-tengah main road (lihat sketsa).
4. Seksi 3 (tiga) masih terdapat masalah lahan akan tetapi dapat dilakukan pekerjaan
konstruksi hingga sekarang.
5. Permasalahan yang ada di STA. 0 + 000 Intersection arah Jakabareng terdapat pipa 6”
dan pipa 8” milik Pertagas, cross terhadap existing badan jalan Nasional.
Rapat pada tanggal 29 Maret 2017 yang dikoordinir oleh Ka Balai BBPJN V
Palembang, dihadiri oleh seluruh instansi terkait “Rapat Pembahasan Penempatan
Konstruksi Pengaman Pipa Pertagas”, dengan kesimpulan konstruksi dapat
dilaksanakan segera sesuai dengan disain yang disepakati, sambil menunggu
penyelesaian administrasi pada pihak Pertagas.
Pertemuan pada tanggal 27 April 2017 laporan dari pihak HKJT bahwa telah ada
persetujuan dari pada pihak pertagas, hanya ada perubahan desain semula
menggunakan pilar menjadi tidak menggunakan pilar, hanya saja tinggi ruang bebas
menjadi berkurang, karena harus menggunakan balok girder.
6. Penanganan Jalan Lingkar Selatan sepanjang 1,7 Km Sta. 0 + 000 intersection arah
Keramasan dan arah Jakabareng, menunggu hasil evaluasi dari pihak HK Pusat.
PT. WIRANTA BHUANA RAYA Page 125
KONSULTAN PENGENDALI MUTU INDEPENDEN LAPORAN BULANAN APRIL, 2017
Berdasarkan hasil rapat mingguan pada 27 April 2017 progres Seksi 1, Seksi 2
dan Seksi 3 Jalan Tol Palindra, adalah sebagai berikut (addendum 02) :
- Rencana = 90,004 %
- Realisasi = 61,735 %
- Deviasi = -28,269 %, (minus)
8.1. Kesimpulan
Seksi 1 (satu) dan Exit Pemulutan target penyelessaian pekerjaan/ Oprasi
pada akhir Desember 2016 ( Sta. 0 + 000 s/d Sta. 7 + 750 & Sta. 0 + 000
s/d Sta. 1 + 532), tidak dapat direalisasikan, dan telah dipepanjang sampai
31 Maret 2017, juga tidak tercapai, kemudian dilakukan penambahan waktu
penyelesaian s/d 28 Juli 2017.
Seksi 2 (dua) selain permasalahan pembebasan lahan, “Kontrak Anak” baru
terbit 30 Jnuari 2017 antara PT. HK Devisi Jalan Tol dengan PT.HK
infrastruktur sebagai kontraktor pelaksana. Sehingga pelaksanaan dan
progres capaian dilapangan belum maksimal.
Masih terdapat lahan belum bebas untuk pelaksanaan konstruksi, menunggu
proses penyelesaian.
Seksi 3 (tiga) kegiatan pelaksanaan pekerjaan belum maksimal tidak
terpenuhi target selesai Desember 2016, kemudian addendum 01 Balance
Budged selesai 05 Februari 2017 tidak terpenuhi, addendum 02
perpanjangan waktu hingga 30 April 2017 juga tidak akan dapat dipenuhi,
kemudian akan dilakukan perpanjangan waktu pelaksanaan s/d 28 Juli 2017.
Qualily Control belum maksimal pelaksanaannya sebagaimana ketentuan
yang dianjurkan dalam Spesifikasi Teknik.
Quality Ansuren dalam pengendalian pengawasan mutu pelaksanaan
pekerjaan Jalan Tol Palindra agar dapat berjalan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknik.
Masih diperlukan Audit Test bersama, dengan tujuan agar pekerjaan
berjalan sempurna dan sesuai harapan semua pihak.
Setiap Target penyelesaian pekerjaan yang telah dibuat dan disepakati
antara BUJT/HKJT dengan Kontraktor PT. Hutama Karya Infrastruktur
(HKi) tidak pernah terpenuhi/terlaksana dengan baik.
1. K E T I D A K S E S U A I A N (SI)
PERIODE : s/d April 2017
KETIDAK SESUAIAN LANGKAH - LANGKAH PERBAIKAN
TINDAKAN / PERBAIKAN
NO KOMENTAR KETERANGAN
URAIAN PEKERJAAN NCR/ SI SARAN KONSULTAN SUPERVISI KONTRAKTOR
SARAN KONSULTAN P.M.I
Memasang Setlement di
Pemasangan Settlement Plate di Sta 0 + 200 PT.HKJT
1 Belum ada Konsultan Belum ada Konsultan tempat seperi yang Closed
pada median , tepi kiri , tepi kanan No : SI-001/TRI/VIII/2015
diminta pihak PT.HKJT
Pemasangan pintu pagar pelindung proyek PT.HKJT
2 Belum ada Konsultan Belum ada Konsultan Telah dilaksanakan Closed
lampu2,rambu2 dan pengadaan Flagman No : SI-002/TRI/VIII/2015
Menjaga / perlindungan Geomembrane agar PT.HKJT Dilaksanakan dengan
3 Belum ada Konsultan Belum ada Konsultan Closed
terhindar dari / tidak terlintasi Truck / Alber No : SI-003/TRI/VIII/2015 penjagaan / rambu
Sebelum dilapisi cat pelindung
Pengecatan / perlindungan karat sambungan Ketebalan cat sesuai spesifikasi dan Dicat dengan cat zinc
4 No : 001/cs/HF/02/2016 agar dipastikan tidak kropos-uji Closed
tiang spun pile dengan cat zinc chromate merata hingga plat sambung chromate
penetrant
Brosur Crane pancang untuk dapat diketahui Perlu segera dikirim Brosur Telah dikirim brosur yang
5 No : 002/cs/HF/03/2016 Agar segera dikirim Brosur tersebut Closed
Spesifikasinya tersebut dimaksud
13 Tidak ada data opname pekerjaan struktur No : XIII/cs/STR/IV/2016 Diserahkan paling lambat 1x24 jam - Telah dikirim Closed
Harus ada data cheklist sebelum Harus ada data cheklist Telah dikirim data cheklist
14 Tidak ada data cheklist saat stressing girder No : XV/cs/STR/IV/2016 Closed
stressing sebelum stressing setiap girder
Tidak ada data opname setelah hitung
15 No : 002/cs/PV/IV/2016 Diserahkan paling lambat 1x24 jam - Telah dikirim Closed
bersama
Menggali di Abt 2 Sta 1+498 tanpa tau daya Agar dihentikan sementara pek Agar dihentikan sementara pek Perhitungan daya dukung
16 No : 13/cs/STR/IV/2016 Closed
dukung galiannya galiannya telah disyahkan
Capasitas tiang Sta:5+613 No:9,5,6, 10,11,12, Agar dihentikan sementara Menghitung capasitas
Tiang pancang pada titik tersebut ?
17 22 23,24,28,29,30,31,32,33,39,38 blm No : 16/cs/STR/V/2016 pekerjaan pemancangan dan masing - masing tiang
jangan dipotong dulu
diketahui dihitung capasitas tiangnya pancang
Pemadatan memakai alat
Pemadatan harus perlayer dan
Pemadatan tanah untuk LC Abt 1:Sta 1+498 Memakai alat Stamper dan pada Stamper dan per layer
18 No : 17/cs/STR/V/2016 dalam kadar air optimum Closed
harus kondisi kering dan memakai Stamper kondisi tidak ber air ditunggu kadar airnya
bukan kondisi basah
optimum
Timbunan tetap mengacu
Agar dialirkan terlebih dahulu Mengalirkan genangan air
Pelaksanaan timbunan Borrow material kepada persyaratan teknik
19 No : 005/cs/PVI/V/2016 sebelum me laksanakan pekerjaan yang ada Closed
diatas geotex non woven pada genangan dalam kondisi kadar air
timbunan
optimum
Agar disesuaikan dengan Dilaksanakan uji slump
Pengecoran isian tiang pancang non srink Agar diadakan uji slump lapangan
20 No : 019/cs/Str/V/2016 persyaratan slump dari produk untuk isian beton non Closed
perlu uji slump slump berkisar 12-15 cm
yang dipakai srink yang dimaksud
Agar mengacu kepada gambar Agar sesuai gambar kerja yang Dikonstruksi ulang dan
Tulangan dinding tegak terjadi kesalahan
21 No : 020/cs/Str/V/2016 Approvel telah disetujui dipasang sesuai gambar Closed
kerja yang telah disetujui
Berdasarkan data di atas (yang didapat dari lapangan) dapat disimpulkan pengujian-pengujian kualitas terutaman PIT dan penetran masih kurang, masih
diperlukan uji GPR untuk mengetahui mutu/keutuhan tiang spun pile.
2.