Agar sutau operasi dapat berjalan dengan sempurna tanpa adanya hal-haknya yang
menganggu jalannya operasi dan kesembuhan operasi , diperlukan persiapan yang matang.
Persiapan yang perlu sebelum operasi dijalankan :
Persiapan Hewan
Sebelum dioperasi hewan yang dioperasi harus disiapkan dengan baik untuk menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung maupun sesudahnya. Untuk
itu perlu dilakukan dengan anamnesa denga cermat, pemeriksaan fisik dengan cara menyeluruh
yang meliputi pemeriksaan pulsus, frekuensi nafas, temperature dan seleuruh daerah Sistema
(jantung, paru-paru, saluran pencernaan, hati dan ginjal)
Disamping pemeriksaan fisik juga diperlukan peeriksaan laboraturium yaitu pemeriksaan
darah, urin dan feses. Pada kasus-kasus yang memerlukan konfirmasi foto rontgen, maka
diperlukan foto rontgen, misalnya pada gangguan pada sendi cdan tulang (patah tulang).
Stabilisasi pesien
Umumnya hewan yang dioperasi harus dalam kondisi yang memungkinkan untuk
dilakukan operasi yang disebut dengan kondisi yang stabil. Apabila kondisinya tidak stabil, maka
akan membahyakan keselamatan itu karena setiap operasi akan menggunakan premedikasi dan
anastesi. Untuk menghindari pengaru yang tidak baik dengan hewan yang akan dioperasi
stabilitas pasien preoperasi perlu dilakukan.
Persiapan darah (site) operasi
Hewan yang dinyatakan kondisinya stabil dan siap untuk dioperasi, maka langkah
selanjutnya adalah memprsipkan site operasi (daerah yang akan dioperasi).
Langkah yang harus dilakukan pertama kali adalah merestrain hewan tersebut dengan cara
restrain yang umunya dipakai, selanjutnya dilakukan pencukuran bulu, cuci sampe bersih dan
diberi antiseptic seprti povidon iodone atau yodium tincture. Pengerjaan persipan site operasi ini
dilakukan di ruang persiapan operasi ( diluar runag operas).
Persiapan Operator
Untuk dapat melakukan operasi seorang operator ahrus dapat memiliki kompetensi sebagai
berikut:
1. Memahami prosedur operasi
Tanpa pemahaman terhadap prosedur operasi atau teknik operasi yang akan dijalankan
tentu operator tidak dapat melakukan operasi dengan benar. Operasi akan berjalan dengan suskes
bila sukses bila operator memahami prosedur atau teknik operasi yang akan dijalankan.
2. Dapat memperdiksi hal-hal yang akan terjadi
Baik selama operasi berlangsung maupun seelah operasi, karena itu pengetahuan tentang
kondisi pasien yang akan dioperasi akan dimiliki dan harus siap mengantisipasi bila hal-hal yang
tidak di inginkan terjadi. Misalnya, terjadinya pendarahan atau hewan mengalami shock.
3. Dapat memperkirakan (prognosis) hasil operasi
Tergantung jenis operasinya, maka prognosis hasil operasi, bisa baik sekali, baik, sedang,
atau jelek. Apabila potensi, komplikasinya minim dan pasiennya dapatnya senyum seperti
semula maka progosisnya sangat baik (exelent). Bila kemungkin sembuh sangat besar tetapi
tetapi terjadi beberapa komplikasi maka prognosisnya baik (good), bila kemungkinan teejadi
komplikasi dan pasien sembuh dalam jangkah waktu lama atau tidak sembuh maka
prognosisnya sedang (fair) dan bila pasien kemungkinan mengalami komplikasi yang hebat
dan tidak dapat sembuh atau mati selama atau setelah pembedahan maka prognosisnya buruk.
4. Personal hyglene
Seorang operator sebelum melakukan operasi terlebih dahulu harus melaukan pembersihan
diri, ia harus dalam kondisi yang sehat, mencuci tangan dengan sabn dan antiseptic, memakai
baju operasi sarung tangan, topi dan masker.
5. Siap fisik dan mental
Operasi umu ya dilakukan dengan cara berdiri dalam jangkah waktu tertentu sesuai dengan
jenis operasinya bisa terjadi hal-hal yang tidak terduga seperti perdarahan atau shok. Untuk
mengantisipasi hal tersebut diperlukan kesipan fisik dan mental yang memadai.
6. Terampil
Agar operas bisa sembuh dengan baik, maka operator dituntut harus terampil dalam
melakukan operasi dan menjahit luka operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hickman,J. dan Walker, R.G. 1973, An Atlas Of Veterinery Surgery
1st ed. , Oliver And Body Edinburgh .