Anda di halaman 1dari 6

PAPER ILMU BEDAH KHUSUS

“ ENTROPION pada ANJING”

OLEH :

1.Vivi Sumanti (1709010005)


2. Remigius J. No Potu (1709010021)
3. Frederikus R.S Tukan (1709010025)
4. Felicia Feti Ndaga Bani (1709010037)
5. Yuni Sarah Sidabutar (1709010055)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
ENTROPION

A. Defenisi
Entropion merupakan suatu keadaan tepi dari kelopak mate membengkok atau
terkilir kedalam secara abnormal. Entropion kengenital sering terjadi pada domba,
sedangkan yang perolehan terjadi sebabgi proses dari trauma. Biasanya yan mengalami
entropion yaitu kelopak mata bawah. Pinggiran kelopak mata akan melipat kedalam
sehingga bulu mata yang melekuk ke dalam dapat menyebapkan conjunctivitis, keratitis,
serta laserasi dan ulkus kornea (Sudisma, 2016).
Entropion dapat memengaruhi seluruh panjang margin kelopak mata atau mungkin
terbatas pada satu area. perkembangan Entropion mungkin tidak muncul sampai di
kemudian hari. Daerah spesifik pada kelopak mata dapat terjadi karena keturunan atau
perkembangan (Fossum,2013).
Entropion spastik jarang terjadi akibat nyeri dan blepharospasme yang berhubungan
dengan benda asing pada kornea, ulserasi, konjungtivitis kronis, blepharitis, keratitis dan
uveitis (Fossum,2013). Entropion cikatrikial berhubungan dengan trauma kelopak mata
dan jaringan parut. Bulu mata dapat menggosok kornea, menyebabkan iritasi, epifora,
blepharospasm, konjungtivitis, ulserasi kornea dan keratitis pigmen. Entropion juga dapat
disebabkan oleh enophthalmos dan phthisis bulbi (Fossum,2013).

Gambaran memperbaiki entroion pada kelopak mata dengan jahitan tidak boleh menembus
permukaan konjungtival (fossum, 2012)

B. Etiologi
Entropin biasanya disebabkan oleh adanya trauma conjunctivita , spasmus, dari
muskulus orbicularis palpebrae akibat adanya rasa sakit pada mata, akibat kongenital
adalah karna muskulus orbicularis terlalu pendek. Entropion juga dapat disebabkan karna
timbunan lemek di belakan bola mata berkurang sehingga bola mata tertarik kebelakang
dan mengakibatkan entropion palpebrae bawah (Sudisma , 2016).

C. Predesposisi
Perkembangan entropion juga sering terlihat pada beberapa ras anjing seperti
shar peis, Labrador retriever, bulldog Inggris, chow chow, rottweiler, Saint Bernards,
golden retriever, Great Danes, english spanyolels springer, American cocker spaniel, toy
dan miniature poodles, bull mastiffs, Chesapeake Bay retrieevers, dan beberapa ras
olahraga ( fossum, 2013).

D. Pathogenesis\Patofisiologis
Entropion sering merupakan karakteristik keturunan yang diwariskan atau dapat
terjadi jika laserasi kelopak mata tidak sembuh dengan baik. Entropion primer adalah yang
paling umum pada anjing dewasa muda dari breed yang memiliki kecederungan. Entropion
dapat memburuk dari waktu ke waktu, sehingga penyakit klinik dapat muncul dikemudian
hari. Enopthalmos (globe yang cekung kedalam) atau yang lebih kecil dari globe yang
normal (micropthalmos, phthisis bulbi) juga dapat menyebabkan entropion.Pada breed
tertentu misalnya bulldog inggris, dan pada anjing ras besar lainnya (fossum, 2019).
Pada umumnya patofisiologis dari entropion disebabkan oleh penipisan lamella dan
diinserasi retractor kelopak mata bawah, menyebabkan kelopak mata bawah melengkung
kedalam. Pada keadaan normal palpebra distabilkan oleh M.orbicularis okuli, M.retraktor
palpebra, tarsus, dan tendon dan kantus. Apabila tegangan horizontal struktur ini
melonggar, margo palpebra dapat terputar. Pada entropion terjadi beberapa perubahan
seperti berpindahnya posisi orbikularis preseptal ke tepi bawah tarsus, kelemahan retractor
palpebra inferior, berkurangnya kekakuan tarsus karena proses atrofi, involusi tendon
kantus medial dan lateral, peruabahn komposisi tarsus dari serat kolagen menjadi serat
elastis, dan proses atrofi lemak periorbita (Yaumil Reza, 2018).

E. Diagnosis
Entropion merupakan salah satu kelainan pada mata yang ditndai denga kelopak
mata melipat ke dalam. Hal tersebut menyebabkan permukaan mata terutama kornea
teriritasi dan bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Menurut Helper 1989, Entropion
adalah kelainan pada kelopak mata yang umum terjadi pada anjing, namun pada kucing
jarang terjadi (Fossum, 2013).
Entropion dapat memengaruhi seluruh panjang margin kelopak mata atau mungkin
terbatas pada satu area. perkembangan Entropion mungkin tidak muncul sampai di
kemudian hari. Daerah spesifik pada kelopak mata dapat terjadi karena keturunan atau
perkembangan (Fossum, 2013). Entropion spastik jarang terjadi akibat nyeri dan
blepharospasme yang berhubungan dengan benda asing pada kornea, ulserasi,
konjungtivitis kronis, blepharitis, keratitis dan uveitis (Fossum,2013). Entropion cikatrikial
berhubungan dengan trauma kelopak mata dan jaringan parut. Bulu mata dapat menggosok
kornea, menyebabkan iritasi, epifora, blepharospasm, konjungtivitis, ulserasi kornea dan
keratitis pigmen. Entropion juga dapat disebabkan oleh enophthalmos dan phthisis bulbi
(Fossum,2013).
Temuan pada pemeriksaan Fisik Diagnosis ditemukan ketika inversi kelopak mata
diidentifikasi setelah kornea dianestesi dengan anestesi topikal seperti proparacaine. Area
yang terkena mungkin melibatkan satu bagian dari margin kelopak mata atau seluruh
margin kelopak. Tanda-tanda klinis mungkin termasuk blepharospasm, serosa atau debit
mata mukopurulen, perubahan warna kelopak mata, lopecia dan eksoriasi. Breed dengan
kulit periorbital yang berlebihan (mis., Chinese Shar-Pei, Chow Chow, Bloodhound, dan
Basset Hound) umumnya memiliki entropion pada kelopak mata atas dan bawah. Kasus
kronis dapat melibatkan ulserasi kornea, konjungtivitis dan keratitis (Fossum,2013).

F. Pendekatan Anatomi
Bentuk bola mata pada anjing hampir bulat, sedikit berbeda dalam sagittal,
melintang, dan diameter vertikal. Ukuran bola mata bervariasi di antara ras, tetapi diameter
biasanya sekitar 20 sampai 22 mm. Kornea transparan membentuk anterior seperempat dari
bola mata dan memiliki radius kelengkungan yang lebih kecil (sekitar 8,5 sampai 9 mm)
daripada sisa mata. Tunik fibrous bertanggung jawab atas bentuk mata, perlindungan dari
lingkungan eksternal, dan konduksi dengan refraksi (membungkuk) sinar cahaya melalui
kornea. Selain itu, sclera adalah situs untuk penyisipan otot luar (Murphy C, 2012).
Pada kasus entropion pendekatan anatomi dilakukan pada bagian margin dari
kelopak mata, palpebrae menggulung kedalam sehingga rambut melakukan kontak
langsung dengan kornea dan menyebabkan iritasi, epifora,konjungtivitis dan ulserasi
kornea. Fungsi utama kelopak mata adalah untuk melindungi permukaan okular . Pada
anjing, kelopak mata Superior lebih penting daripada yang inferior dalam mempertahankan
permukaan okular. Adanya gangguan gerak atau apposisi kelopak mata pada permukaan
atas kornea dapat mengakibatkan gangguan patologi (Fossum 2012).

G. Prognosis
Prognosis yang diberikan dapat berupa fausta (baik) apabila diperkirakan dapat
dilakukan operasi dengan baik dengan hasil kelopak mata dapat dikembalikan ke keadaan
normal (Fossum, 2019).

H. Terapi Operatif (Metode Pengobatan)


Penanganan pada kasus entropion yang ringan, kornea dapat dilindungi dengan
memberikan lubrikan atau pelembab secara topical. Penanganan kejadian entropion pada
kasus yang sudah parah dapat dilakukan dengan pembedahan (operasi) karena entorpion
ini dapat menyebabkan lesi kornea (sudisma 2016). Pembedahan (operasi) pada kasus
entropion dapat dilakukan menggunakan dua metode yaitu metode hotz dan metode
wheeler. Sebelum melakukan tindakan operasi, perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu
derajat keparahan dan lebarnya entropion, sebelum maupun sesudah diberikan anastesi
topical. Pada lesi yang sudah lama, bulu mata akan terlapisi dengan material mukoid
berwarna kuning keputihan. Hal tersebut dapat mengindikasikan tingkat keparahan
entropion.

DAFTAR PUSTAKA
Murphy C.J., Samuelson D.A.,Pollock R. 2012. The Eye. Miller’s Anatomy of the Dog. University
of California.

Fossum, Tobias M.K., et al. 2012. Veterinary Surgery Small Animal Voleme One. Elsevier’s
Health Sciences Rights Department in Philadelphia.

Fossum, Theresa Welch, et al. 2013.Small Animal Surgery Fourth Edition. Elsevier’s Health
Sciences Rights Department in Philadelphia, PA :USA.

Helper, L.C. Magrane’s canine ophthalmology. 4 ed. Philadelphia: Lea & Febiger, 1989. Cap. 4:
Diseases and surgery of the lids and lacrimal apparatus: p. 51-89.

Sudisma I Gusti Ngurah. 2016. Ilmu Bedah Veteriner Dan Tehnik Operasi . Universitas Udayana
.Plawa Sari, Denpasar.

Fossum Theresa Welch. 2019. Small Animal Surgery (fifth edition). Elsevier.

Fossum, T.W.2019. Small Animal Surgery-Fifth Edition. Elsevier Saunders.

Anda mungkin juga menyukai