OD ENTROPION
Disusun Oleh :
Kezia melson
2130702036
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
ENTROPION” ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun, sangat penulis
harapkan. Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kezia Melson
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Entropion adalah kelopak mata yang berputar kea rah dalam, biasanya kelopak
mata bagian bawah. Insidensi diperkirakan sebaanyak 148 pasien dari tahun 2021
Entropion diawali dengan rasa tidak nyaman karena iritasi, tetapi dapat
berkembang menjadi keratitis hingga ulkus kornea yang memiliki risiko kebutaan
bertambahnya jumlah orang yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2018).
Entropion jenis ini merupakan jenis entropion yang sering ditemukan, dengan
retraktor kelopak mata inferior, dan terjadi tumpang tindih antara preseptal
involusional terdapat 8 kasus (61,54%) yang terjadi dengan kisaran usia 70-79
tahun. Namun dalam penelitian ini tidak dijelaskan berapa usia pasien yang
penelitian lainnya terdapat kasus rekurensi sebanyak 21,1% setelah proses follow
Ford, 2017). Sama halnya dengan penelitian sebelumnya masih belum diketahui
pada usia berapakah kasus rekurensi ini terjadi. Ada beberapa faktor yang
entropion adalah usia. Namun data epidemiologi mengenai penyakit ini masih
sangat kurang dan hubungan antara usia dengan rekurensi kejadian entropion
terdahulu seperti di Rumah Sakit Dr. M. Djami Padang hanya membahas kejadian
B. Definisi
Entropion adalah kelopak mata yang berputar kea rah dalam, biasanya
kelopak mata bagian bawah. Insidensi diperkirakan sebaanyak 148 pasien dari
yang menyebabkan bulu mata dan kulit bergesekan dengan lapisan terluar
mata. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan menimbulkan rasa tidak nyaman
pada mata.
Entropion adalah kelainan palpebra dimana terjadi pelipatan dari tepi palpebra ke
arah dalam bola mata. Entropion dapat menyebabkan bulu mata,tepi palpebra dan
Entropionlebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin
disebabkanlempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada pria.
sedangkanentropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan paling sering di
Tanda dan gejala entropion dapat timbul sebagai akibat dari gesekan bulu
mata dan kelopak mata luar dengan lapisan mata. Tanda dan gejala yang dapat
Mata berair
Penurunan penglihatan
2. Etiologi
Salah satu jenis infeksi pada mata yang dikenal dengan istilah trakoma cukup
b. Peradangan.
Iritasi pada mata akibat dari mata kering atau peradangan dapat
mata atau menutup mata. Hal ini dapat menyebabkan kekakuan otot
c. Kelemahan otot.
terjadinya entropion.
Kulit yang luka akibat bahan kimia, cedera, ataupun pembedahan dapat
Bila entropion sudah terjadi pada saat lahir, maka hal ini dapat
3. Klasifikasi
Involusi
fibrous dan elastic kelopak mata bawah. Gangguan ini paling sering
Sikatrik
trakoma.
Kongenital
Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang di temukan.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
6. Penglihatan buram.
12. Abrasi kornea karena gesekan dari bulumata sehingga kornea keruh
6. Pemeriksaan penunjang
keratitis punctata superfisial yang dapat menjadi ulkus dan membentuk pannus,
2. Tes lain adalah tes Schirmer untuk menilai produksi air mata, tes fluorescein
untuk melihat tanda-tanda kerusakan kornea akibat gesekan bulu mata atau kulit
yang abnormal. Hal ini karena seiring pertambahan usia, komposisi tarsus
berubah dari sebagian besar tersusun dari serat kolagen menjadi serat elastis,
akibatnya terjadi peningkatan laxitas horizontal palpebra dan atrofi tarsus.
Namun, entropion juga dapat memiliki tarsus yang menebal, mungkin disebabkan
7. Penatalaksanaan
dengan penarikan kulit palpebra ke arah pipi, sehingga menjauh dari bola mata,
pencukuran bulu mata di lokasi trikiasis, lensa kontak untuk melindungi kornea,
dan air mata artifisial dan salep mata lubrikan untuk melindungi permukaan mata,
retraktor palpebra inferior dan orbikularis. Namun, setiap tindakan memiliki level
8. Pronogsis
keparahan penyakitnya.
9. Komplikasi
1. Konjungtivitis
menimbulkan infeksi.
2. Keratitis
Suatu kondisi dimana kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi
3. Ulkus kornea
berobat ke dokter jika mata menjadi merah, mata terasa sakit atau
10. Pathway
ENTROPION
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
C. Pengkajian
a) Pengkajian
1. Keluhan utama
Tanyakan kepada klien adanay keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah,
penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala penyakit mata seperti nyeri
Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien seperti diabetes
Ketajaman penglihatan :
-Uji formal ketajaman penglihatan harus merupakan bagian dari setiap data
dasar pasien.
-Tajam penglihatan diuji dengan kartu mata (snellen) yang diletakkan 6 meter.
-Palpebra inferior
Bengkak, merah, ditekan keluar secret
Inspeksi adanya :
- Papil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang berwarna merah dengan
bercampur dengan fibrin, menembus jaringan yang lebih dalam dan berwarna
abu – abu.
Konjungtiva bulbi
- Sekresi
- Injeksi konjungtival
- Injeksi siliar
Kornea
- Flikten
- Ulkus
- Sikatrik
Iris
Pupil
- Adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh seperti pada kornea,
b) Diagnosa Keperawatan
kehilangan penglihatan
terhadap rangsang.
4. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan kontak
(D.0077) keperawatan 1x24 jam untuk mengompres mata nyeri berkurang setelah
diharapkan nyeri berkurang, dengan air hangat mengikuti anjuran dari tim
1.Anjurkan klien untuk gosok mata yang sakit mata sudah tampak teratasi,
mengompres mata dengan air terutama dengan tangan dan nyeri mata pasien
(D.0080) keperawatan 1x24 jam ansetas, derajat sudah bisa rileks dan
rileks dan melaporkan ansetas timbulnya gejala tiba-tiba O : k/u cukup, ansietas
tambahan. perasaan.
infeksi -Meningkatkan penyembuhan sesuai program dokter merasa mata mudah Lelah.
(D.0142) luka tepat waktu, bebas 3. Mengnjurkan penderita O : k/u cukup, tampak
(I.14539)
program dokter
mata
penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Y., Mupas-Uy, J., Sabundayo, M. S., Takahashi, Y., & Kakizaki, H. (2019).
018-1004-1
Sakit Cicendo.
Indonesia.
PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indonesia.
Indonesia.
Brunner and suddarth. ( 2001 ). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Sidharta Ilyas. ( 2001 ).Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI
Vera, H.D dan Margaret R.T.( 2000 ). Perawatan Mata. Yogyakarta : penerbit ANDI
Yogyakarta.