Anda di halaman 1dari 21

Alat Operasi

Prodi: STKA
Kelas: 1B

KELOMPOK 3
1. ALFIUS ZACHARY
2. ARETA FEODORA EFFENDI
3. ELMA NOVIKA HARYANI
4. FAJAR BAHARI
5. FARADINA
6. KRISTINA TASYA AURORA R
7. MARIA GOLU RURON
8. RIZSHA HAFIDZAH FRADIKA
CK
9. SHINTA RAMBU A T
Kata Kunci:
 Peralatan Medis
 Ruang Operasi
 Perlengkapan Operasi
 Formulir
 Posisi Pasien
 Posisi Anestesi

Pertanyaan:
1. Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melakukan Tindakan operasi?
2. Apa saja peralatan/perlengkapan yang ada di ruang operasi?
3. Bagaimana cara pemeliharaan alat di ruang operasi?
4. Apa saja macam posisi pasien di meja operasi saat melakukan operasi?
5. Sebutkan pembagian zona ruang operasi!
6. Jelaskan macam posisi setelah operasi!
7. Berikan contoh operasi diruang operasi dengan penanganannya!

Gambar

Lampu Operasi
Meja Operasi

Posisi Meja Operasi

Selimut Penghangat

Scrub Sinks
STATICS

Monitor Pasien

Defibrilator
Peralatan Bedah

Alat Pemeriksaan Gambar


Operasi Kelenjar Tiroid

Pembahasan:

Peralatan medis mana yang dipilih untuk ruang operasi tergantung pada fasilitas dan kebutuhan pasien. Misalnya,
ruang operasi dengan kompleksitas tinggi mungkin memerlukan sistem integrasi OR yang canggih dan canggih. Pusat
Bedah Rawat Jalan Kecil mungkin memiliki anggaran yang lebih kecil, yang dapat memengaruhi keputusan pembelian
mereka. Terlepas dari fasilitas atau penggunaannya, setiap peralatan melayani tujuan vitalnya sendiri di OR

Penjabaran:

Pemeriksaan Data Pasien


Dalam menerima pasien yang akan menjalani tindakan anestesia, perawat anestesi wajib memeriksa kembali data dan
persiapan anestesia, diantaranya :
1. Memeriksa :
a. Identitas pasien dan keadaan umum pasien.
b. Kelengkapan status /rekam medik.
c. Surat persetujuan operasi dari pasien / keluarga.
d. Data laboreatorium, rontgent, EKG dan lain-lain.
e. Gigi palsu, lensa kontak, perhiasan, cat kuku, lipstick dan lain –lain.
2. Mengganti baju pasien dengan baju operasi.
3. Membantu pasien untuk mengosongkan kandung kemih.
4. Mencatat timbang terima pasien serta catatan medis lainnya yang menjadi pendukung data saat pasien akan
dioperasi.
Perawat anestesia juga bertugas memberikan pre-medikasi berdasarkan instruksi tertulis dari Dokter Spesialis
Anestesiologi atau dokter lain yang berwenang (Majid, Judha & Istianah, 2011). Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Memeriksa kembali nama pasien sebelum memberikan obat.
2. Mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita.
3. Mengetahui riwayat alergi terhadap obat-obatan.
4. Memeriksa fungsi vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan) sebelum memberikan premedikasi dan sesudahnya.
5. Penentuan status ASA

Pre Operasi
Jenis Peralatan Kamar Operasi
Ruang operasi dirancang untuk ahli bedah dan staf bedah untuk melakukan prosedur bedah yang membutuhkan
waktu, kesabaran, fokus, dan keamanan. Berbagai peralatan diperlukan untuk digunakan di ruang operasi.
1. Lampu Bedah
Lampu bedah digunakan untuk penerangan situs bedah. Lampu bedah dirancang untuk memberikan cahaya putih
terang untuk menerangi tempat bedah dan menghilangkan bayangan, sekaligus menjaga staf bedah tetap dingin.
Lampu LED atau lampu halogen adalah dua jenis lampu bedah. Pencahayaan bedah beralih dari teknologi pijar ke
teknologi LED karena banyaknya manfaat LED: warna putih murni, lebih sedikit panas di bidang bedah, rendisi
warna yang lebih akurat, dan kontrol bayangan yang lebih baik.

2. Meja Operasi
Meja operasi digunakan untuk pasien berbaring selama prosedur pembedahan, dan dapat disesuaikan tergantung
pada prosedurnya Tujuan meja tersebut adalah untuk menjaga pasien tetap di tempatnya saat tim bedah beroperasi,
dan dapat membantu menggerakkan bagian tubuh pasien dengan menggunakan aksesori meja bedah. Meja operasi
umum dirancang untuk melakukan berbagai prosedur sementara yang lain dirancang untuk prosedur khusus,
misalnya meja ortopedi.

3. Boom Bedah
Boom bedah menyembunyikan kabel listrik yang terpasang ke berbagai peralatan di OR untuk mengurangi
bahaya tersandung. Boom ditangguhkan dari langit-langit dan bergerak dengan mudah di seluruh ruang operasi.

4. Pajangan Bedah
Pembedahan invasif minimal membutuhkan ahli bedah dan anggota tim bedah untuk memvisualisasikan anatomi
pasien yang rumit pada pajangan bedah. Mereka juga memberikan visualisasi prosedur kepada semua anggota tim.

5. Sistem Integrasi Ruang Operasi


Integrasi OR adalah koneksi gambar dan video di ruang operasi untuk meningkatkan alur kerja, panduan
prosedur, dan kolaborasi rekan.

6. Penghangat Selimut
Penghangat selimut, juga dikenal sebagai lemari penghangat, digunakan untuk menyimpan dan menghangatkan
cairan intravena (IV), linen, dan selimut. Menjaga cairan dan linen tetap hangat untuk digunakan pasien membantu
mengurangi risiko hipotermia. Penghangat selimut dapat memiliki satu, dua atau tiga ruang dan dapat bergerak atau
tidak bergerak.

7. Scrub Sinks
Mencuci tangan dan lengan bawah dengan scrub bedah sebelum melakukan prosedur sangat penting untuk
mencegah infeksi di lingkungan bedah. Wastafel scrub digunakan oleh staf OR untuk "menggosok" sebelum
operasi.

8. Stasiun Dokumentasi Perawat


Stasiun dokumentasi Perawat digunakan oleh perawat OR. Mendokumentasikan informasi medis terkait dengan
kasus bedah sangat penting untuk menjaga catatan medis, memungkinkan penyedia layanan untuk mengakses
informasi pasien.

9. STATICS
S(Scope), T(Tube), A(Airways), T(Tape), I(Introducer), C(Conector), S(Suction)

10. Monitor Pasien


Peralatan ini digunakan untuk memantau kondisi vital pasien seperti detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh,
dan tingkat oksigen dalam darah. Monitor ini dapat berupa elektrokardiogram (EKG), monitor tekanan darah,
termometer, dan oksimeter.

11. Alat Pemantauan Anestesi


Jika operasi dilakukan dengan anestesi, maka akan digunakan peralatan untuk memantau efek anestesi pada
pasien. Peralatan ini termasuk monitor saturasi oksigen, monitor tekanan darah non-invasif, dan pemantauan gas
anestesi.

12. Alat Pernafasan


Jika diperlukan, alat pernapasan seperti ventilator atau masker oksigen dapat digunakan untuk membantu pasien
bernapas secara adekuat selama operasi.

13. Defibrilator
Peralatan ini digunakan untuk menghentikan ritme jantung yang tidak normal melalui pemberian aliran listrik ke
jantung. Defibrilator biasanya tersedia di ruang operasi untuk penanganan keadaan darurat seperti henti jantung atau
aritmia yang mengancam jiwa.
14. Alat Cuci Tangan dan Pelindung
Sebelum operasi dimulai, tim medis harus mencuci tangan dengan seksama menggunakan sabun antiseptik atau
bahan pembersih khusus. Selain itu, masker, sarung tangan bedah, dan pakaian pelindung lainnya juga digunakan
untuk mencegah infeksi dan menjaga kebersihan selama operasi.

15. Peralatan Bedah


Peralatan bedah seperti pisau bedah, gunting bedah, penjepit, klem, retractor, dan alat lainnya digunakan oleh tim
bedah untuk melakukan tindakan bedah.

16. Alat Pemeriksaan Gambar


Pemeriksaan gambar seperti sinar-X, CT scan, MRI, atau ultrasound dapat digunakan sebelum operasi untuk
membantu dalam diagnosis, perencanaan operasi, atau pemantauan kondisi pasien.

Pemerliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan merupakan suatu proses/usaha yang dilakukan untuk memelihara dan merawat instrument
yang memerlukan kepedulian spesifik, serta pilihan yang selektif dalam pensucihamaan untuk mencapai proses sterilisasi
yang efektif. Tahap yang dilakukan yaitu :
1. Dekontaminasi
Merupakan tahap pertama yaitu suatu proses melemahkan mikroorganisme yang terdapat pada instrument
dengan cara merendam menggunakan disinfektan dan dianjurkan yang mengandung enzim.
2. Pembersihan
Proses yang harus dilakukan sesegera mungkin setelah dipakai dengan cara merendam untuk mencegah cairan,
darah, dan sisa jaringan mengering pada instrumen.
3. Pembilasan
Pembilasan dilakukan untuk memastikan dengan sempurna instrument bersih dari sisa sisa kotoran dan
disinfektan.
4. Pengeringan
Fungsi utamanya adalah untuk memastikan secara benar pengeringan telah dilakukan untuk mencegah terjadinya
pengkaratan pada instrument.
5. Lubrication
Fungsi Utamanya adalah melumasi instrumen dengan minyak khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan,
pengkaratan, penuaan dan diharapkan instrumen dapat berfungsi dengan baik dan bertahan lebih lama
6. Sterilisasi
Merupakan proses penghancuran semua bentuk kehidupan mikro organisme termasuk spora dengan cara
fisika/kimia

Intra Operasi
Meski pasien mendapatkan obat bius secara lokal (sebagian) maupun general (menyeluruh) saat menjalani proses
operasi, dengan mempertahankan kedua hal tadi, tentunya akan menghindari yang namanya trauma syaraf hingga
tekanan pada bagian otot tubuh tertentu.
Dan untuk mempersiapkan semuanya, seorang perawat khususnya yang bertugas di ruang bedah wajib mengetahui
anatomi meja operasi serta penggunaanya.

Posisi Pasien Di Meja Operasi


1. Suppine
Merupakan posisi terlentang dimana vertebra servikalis, torakalis dan lumbalis berada dalam satu garis lurus
horizontal.
Adapun indikasi operasinya: otak, torakalis (paru, jantung), ekstremitas, abdomen (laparatomi).
2. SIMS
Merupakan posisi ke arah miring, baik ke kiri atau ke kanan. Jadi, berat badan bertumpu pada tulang illium,
humerus dan klavikula.
Adapun indikasi operasinya: pembedahan area scapula, tumor gluteal.

3. Dorsal recumben
Pada posisi ini, pasien dibaringkan pada punggungnya dengan lutut mereka ditekuk dan kaki menapak lurus pada
tempat tidur. Lutut direntangkan dan diarahkan ke arah atas dan ke arah luar, sementara tubuh berbaring dengan
tangan dekat pada sisi tubuh.

4. Trendelenberg
Adalah modifikasi dari posisi terlentang disertai dengan kepala yang diturunkan dan jika diperlukan posisi dapat
diubah sebaliknya (posisi kepala dinaikkan) pada konsisi tertentu.
Adapun indikasi operasinya: pembedahan area perut dan pedis.
5. Fowler
Merupakan posisi setengah duduk atau duduk yang pada intinya kepala tempat tidur lebih tinggi dari kaki.
Adapun indikasi operasinya: operasi fraktur tibia, fraktur femur, fraktur tulang tarsal dan operasi daerah pedis

6. Lithotomy
Merupakan posisi pasien saat operasi dimana pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kaki dan ditarik ke
atas bagian perut.
Adapun indikasi operasinya: persalinan normal, operasi polip maupun tumor rektal, kanker servik, pemasangan
kontrasepsi (IUD), histerectomy, vulvectomy, TUR-P, cystoscopy, kuretage

7. Prone
Merupakan posisi telungkup dengan seluruh badan bagian depan menempel diatas tempat tidur. Tak jarang,
pasien cukup rentan terhadap cedera pada spina sehingga perlu diwaspadai.
Adapun indikasi operasinya: operasi fraktur vertebra, tumor gluteal, scapula, repair tendon archiles, adrenal gand.

8. Jack Knife
Adalah posisi pasien dengan menungging, kedua kaki ditekuk disertai dada menempel di alas tempat tidur.
Adapun indikasi operasinya: pembedahan rektum, sacrum, hemorrhoidectomy
9. Lateral
Adalah posisi pasien dengan letak menyamping ke kanan atau ke kiri. Untuk jenisnya sendiri terbagi dalam 3
posisi yaitu,
a. Kidney Position,
Posisi menyamping dengan tangan saling menyilang dan bagian pinggul lebih tinggi dari kaki dan kepala.
Indikasi operasinya: pembedahan ginjal, ureter pronmal, pyelum, ureter 1/3 tengah
b. Chest Position,
Posisi tidur menyamping dengan posisi kaki lebih rendah dari kepala atau badan. Indikasi operasinya:
pembedahan thoraks dan sejenisnya
c. Knee Chest Position,
Posisi telungkup dengan kaki menekuk ke depan dan lebih rendah dari badan maupun kepala Indikasi
operasinya: pembedahan vesico (rectovaginal fistel), sigmoidescopy, endoscopy.

Pembagian Zona pada Ruang Operasi Rumah Sakit


1. Zona Tingkat Resiko Rendah (Normal)
Zona ini terdiri dari area resepsionis (ruang administrasi dan pendaftaran), ruang tunggu keluarga pasien, janitor
dan ruang utilitas kotor.
2. Zona Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)
Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, ruang plester, pantri petugas, ruang tunggu pasien
(holding), ruang transfer dan ruang loker.
3. Zona Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)
Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan (preparation), peralatan/instrument
steril, ruang induksi, area scrub up, ruang pemulihan (recovery), ruang linen, ruang pelaporan bedah, ruang
penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi, implant orthopedi dan emergensi serta
koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi.
4. Zona 4 Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter, Medium Filter, Hepa Filter)
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif.
5. Area Nuklei Steril
Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air flow) dimana bedah dilakukan.

Post Operasi
Setelah tindakan operasi, posisi pasien akan bervariasi tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Di bawah ini
adalah beberapa posisi umum yang mungkin diterapkan setelah tindakan operasi:
1. Posisi Terlentang
Ini adalah posisi umum setelah banyak jenis operasi. Pasien akan berbaring dengan punggung lurus di tempat
tidur atau meja operasi. Bantal atau penyangga mungkin digunakan untuk memberikan dukungan tambahan.
2. Posisi Miring
Pada beberapa kasus, pasien dapat ditempatkan dalam posisi miring, terutama jika operasi melibatkan bagian
samping tubuh. Ini dapat membantu mengurangi tekanan pada area operasi tertentu.
3. Posisi Setengah Duduk
Pasien mungkin diminta untuk duduk setengah atau setengah tegak setelah operasi tertentu. Posisi ini dapat
membantu mengurangi tekanan pada area tertentu, memfasilitasi pernapasan, dan mempermudah pemulihan.
4. Posisi Menungging
Pada beberapa kasuspasien mungkin ditempatkan dalam posisi menungging, terutama jika operasi melibatkan
area punggung atau panggul. Posisi ini dapat membantu mengurangi tekanan pada area operasi dan memfasilitasi
pernapasan.
5. Posisi Tertentu untuk Operasi Spesifik
Beberapa jenis operasi memiliki posisi khusus yang harus diikuti. Misalnya, dalam operasi ginjal, pasien
mungkin diminta untuk berbaring di perut. Dalam operasi mata, pasien mungkin diminta untuk berbaring dengan
kepala agak terangkat

Contoh Operasi
1. Operasi Kelenjar Tiroid
Prosedur Anestesi : regional intravena
Posisi Anestesi : sisi lengan di naikkan
Proses Anestesi :
 Kateter vena pada kedua punggung tangan
 Mengurangi darah dengan menaikkan lengan dan massage
 Pasang pengukur tekanan darah pada lengan atas dengan torniquet dan manset ganda
 Suntikkan lidocain dan prilocain 0,5 % 0,6 ml/kg
 Setelah 20-30 menit buka tornoquet dan deflasi manset bertahap.

2. Operasi Mastektomi
Prosedur Anestesi :
 General Endotracheal Anestesi (GETA) / general anestesi dengan Laryngeal mask airway
 Anestesi regional.
Pemantauan Anestesi : nyeri sebagai manifestasi post operasi
Posisi Anestesi : suppine dengan lengan ipsilateral abduksi dan bisa diikat saat dilapangan.
Proses Anestesi Umum :
Induksi: Propofol dengan dosis induksi 1,5-2,5 mg/kgBB IV pada orang dewasa sehat.
Pemeliharaan :
Fentanyl dapat digunakan sebagai analgesia standar dengan dosis 1-2 µg/kg IV. Sementara, penggunaan obat
pelumpuh otot selama diseksi axial harus dihindari.
Kesimpulan:
Peralatan medis mana yang dipilih untuk ruang operasi tergantung pada fasilitas dan kebutuhan pasien. Misalnya,
ruang operasi dengan kompleksitas tinggi mungkin memerlukan sistem integrasi. Dalam menerima pasien yang akan
menjalani tindakan anestesia, perawat anestesi wajib memeriksa kembali data dan persiapan anestesia.
Berbagai peralatan diperlukan untuk digunakan di ruang operasi seperti Lampu Bedah, Meja Operasi, Boom Bedah ,
Pajangan Bedah, Sistem Integrasi Ruang Operasi, Penghangat Selimut, Scrub Sinks, Stasiun Dokumentasi Perawat,
STATICS, Monitor Pasien, Alat Pemantauan Anestesi, Alat Pernafasan, Defibrilator, Peralatan Bedah, Alat Pemeriksaan
Gambar. Dan cara perawatan peralatan tersebut.
Adapun berbagai macam posisi pasien saat penanganan operasi juga mempengaruhi kenyamanan pasien.

References
Akbar, F. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/document/546011859/Anestesi-regionaL
Ariqah, T. I. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/document/329724802/Pemeliharaan-Dan-Perawatan-
Instrumen-kamar-operasi
hardika, b. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/document/355799249/Formulir-Persetujuan-Tindakan-Operasi
Kavacare, P. (2022, Juli 04). Retrieved from https://www.kavacare.id/berbagai-posisi-berbaring-pasien/
PD, R. h. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/document/438505425/FORM-PRE-Operasi-Dan-Post-Operasi#
Prathiwi, N. K. (2017). Retrieved from
https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/18870/1/1a75379f697141be670f429eea170d02.pdf
Radit, P. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/document/384173849/Contoh-Surat-Pernyataan-Persetujuan-
Melakukan-Operasi
Sehan, D. (n.d.). Retrieved from https://www.scribd.com/document/364813204/1-32-Kelengkapan-Dokumentasi-Pasien-
Pre-Op
STERIS healthcare. (n.d.). Retrieved from https://www-steris-com.translate.goog/healthcare/knowledge-center/surgical-
equipment/operating-room-equipment-a-complete-guide?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
Contoh Formulir Persetujuan Tindakan Operasi
Contoh Laporan Persiapan Operasi dan Setelah Operasi
Contoh Formulir Dokumentasi Kamar Bedah
Contoh Formulir Tindakan Operasi
Contoh Prosedur SIA dan SIO
Contoh Persetujuan Tindakan Anestesi / Surat Izin Anestesi(SIA)
Contoh Surat Izin Operasi(SIO)

Anda mungkin juga menyukai