Anda di halaman 1dari 2

E-katalog

Obat merupakan salah satu komponen penting dalam pelayan kesehatan untuk
dibutuhkan informasi ketersediaan obat sangat dibutuhkan dalam seluruh aspek
pengelolaan obat baik di tingkat pusat, provinsi, maupun di kabupaten/kota. Salah satu
upaya menjaga ketersediaan obat, yaitu dengan memperkuat sistem regulasi obat dan
vaksin untuk menjaga kendali mutu dan kendali biaya dengan tujuan untuk memastikan
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dan meningkatkan efektifitas pemantauan
ketersedian obat dan perbekes. Regulasi didukung dengan beberapa instrumen
diantaranya, yaitu Fornas (Formularium Nasional) dan e-katalog. Fornas adalah daftar
obat terpilih yang harus tersedia di fasilitas kesehatan sebagai acuan dalam JKN.
Fornas mengakomodasi usulan dari stakeholder, disusun oleh komite independen,
disusun berdasarkan kelas terapi, dan bersifat menyeluruh. Ada pula fornasi eletronik
atau e-fornas yang bersifat terbuka dapat diakses melalui website dan di dalamnya
terdapat penanganan keluhan atau pertanyaan masyarakat seputar fornas secara cepat
dan tepat. Sementara e-katalog adalah besaran harga berdasarkan hasil lelang dan
negosiasi
Dalam rangkaian pengelolaan obat-perbekkes diawali dengan tahapan
perencanaan. Perencanaan dibuat dalam bentuk rencana kebutuhan obat (RKO) yang
didasari dengan jenis obat obatan dalam fornas. RKO terdiri dari RKO fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP), tingkat lanjutan (FKTL), dan RKO program
nasional. RKO FKTP dan FKRTL digunakan sebagai bahan tayang e-katalog,
sementara RKO program nasional digunakan untuk penyediaan obat program. Hasil
dari RKO akan dijadikan landasan dalam lelang oleh lembaga lelang LKPP sehingga
dari hasil lelang tersebut dapat tayang di e-katalog. E-katalog ini dapat dijadikan tempat
berbelanja obat melalui sistem pembayaran e-purchasing.
Untuk mengevaluasi e-katalog, dilakukan sistem monitoring dan evaluasi dalam
rangka membantu dan memantau ketersediaan obat e-katalog untuk pemenuhan obat
program JKN. Sitem monitoring tersebut disebut e-monev. E-monev melibatkan
beberapa pihak diantaranya industri farmasi untuk input komitmen produksi dan
pemesanan obat, PBF untuk input pengiriman obat, dan fasilitas kesehatan untuk input
RKO tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai