Anda di halaman 1dari 40

Cara sederhana mengetahui kandungan dan kadar

mineral logam
March 4, 2011 at 7:36 am Leave a comment

Sumber daya alam lokal khususnya dari sektor pertambangan terdiri dari : Sumber daya Mineral
(mineral logam dan non logam), Sumber daya Energi (minyak, gas, dan batubara), dan Sumber
daya Panas Bumi. Sumber daya alam lokal yang dimaksud dalam studi ini serta mempunyai
hubungan langsung dengan rencana pengembangan industri baja, adalah : Sumber Daya Mineral
Logam dan Batubara.

Sumber daya mineral logam atau dalam istilah di pertambangan disebut dengan Bahan Galian
Logam, terdiri dari : 4 (empat) kelompok bahan galian dan 30 (tiga puluh) jenis komoditi, yakni :

* Kelompok Bahan Galian Logam Dasar


Timbal, Tembaga, Seng, Timah, Air Raksa, Antimon, Molibden, Bismuth

* Kelompok Bahan Galian Logam Mulia


Emas, Perak, Platina

* Kelompok Bahan Galian Logam Besi dan Paduan Besi


Besi, Mangan, Krom, Kobal, Nikel, Wolfram, Vanadium

* Kelompok Bahan Galian Logam Ringan dan Logam Langka


Aluminium, Magnesium / Monasit, Zirkon, Titan, Berilium, Litium, Tantalum,Cadmium,
Galium, Indium, Yitrium, Torium

Belum semua bahan galian seperti tersebut di atas sudah dieksplorasi dan diekspoitasi. Dari 30
jenis komoditi bahan galian logam tersebut, dapat dikelompokkan menjadi tiga, Yaitu :

* Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah diproduksi dan memiliki data yang lengkap (data
produksi tahun 2005 ada sehingga cadangan awal 2006 dapat diperoleh).
Tembaga, Timah, Emas, Perak, Besi, Mangan, Nikel, Aluminium

* Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah diproduksi tetapi belum memiliki data yang
lengkap (data produksi tahun 2005 belum ada sehingga cadangan awal 2006 hanya perkiraan)
Timbal, Seng, Air Raksa, Molibdenum, Platina, Krom, Kobal, Monasit, Titan

* Kelompok Bahan Galian Logam yang belum diproduksi sehingga tidak memiliki data yang
lengkap (data produksi tahun 2005 tidak ada sehingga cadangan awal 2006 hanya perkiraan)
Antimon, Bismuth, Wolfram, Vanadium, Zirkon, Berilium, Litium, Tantalum, Cadmium,
Galium, Indium, Yitrium, Torium

Beberapa jenis bahan galian logam mempunyai bentuk, spesifikasi dan sifat-sifat yang berbeda
sehingga dibagi dalam sub – sub jenis. Nama dari sub jenis ini biasanya yang sering disebutkan.
* Logam Besi, dibagi atau dibedakan menjadi :
Besi Primer
Besi Laterit
Pasir besi

* Logam Kromit, dibagi atau dibedakan menjadi :


Kromit Primer
Kromit Plaser

* Logam Titan, dibagi atau dibedakan menjadi :


Titan Laterit
Titan Plaser

* Logam Emas, dibagi atau dibedakan menjadi :


Emas Primer
Emas Alluvial

Selain itu, pemisahan jenis juga biasanya berlaku untuk jenis – jenis logam sebagai berikut :

* Logam Nikel, dibagi atau dibedakan menjadi :


Bijih Nikel
Ferro Nikel
Nikel dalam Ferro Nikel
Ni + Co Dalam Matte

* Logam Tembaga, dibagi atau dibedakan menjadi :


Logam Tembaga
Konsentrat Tembaga

* Logam Timah, dibagi atau dibedakan menjadi :


Logam Timah
Konsentrat Timah

* Logam Bauksit, dibagi atau dibedakan menjadi :


Bauksit
Converter Matte

Sumber Daya Energi khususnya batubara, pada umumnya dibedakan berdasarkan peringkat
kualitasnya. Peringkat yang tertinggi adalah : Antrasit, disusul kemudian oleh Bituminus,
Subbituminus dan peringkat paling rendah adalah Lignit.

Kualitas batubara di Indonesia umumnya adalah Lignit, Subbituminus dan Bituminus, namun
peringkat ini bisa meningkat karena adanya pengaruh intrusi dari batuan beku pada endapan
batubara.

Misal, seperti yang terjadi di Bukit Asam, Bengkulu dan Sangatta.


Ditinjau dari usia endapan, batubara di Indonesia yang sangat banyak dan bernilai ekonomis
untuk ditambang adalah pada umumnya terbentuk pada era tersier, yakni :
Paleogen (Eosen dan Oligosen) dan Neogen (Miosen, Pliosen dan Plistosen). Batubara Eosen
terdapat pada : Cekungan Ombilin (Sumatera Barat), Cekungan Riau, Cekungan Pasir dan Asam-
asam (Kalimantan Timur dan Selatan), Cekungan Barito (Kalimantan Tengah dan Selatan),
Cekungan Ketungau (Kalimantan Barat). Sedangkan Batubara Miosen terdapat pada : Cekungan
Sumatera Selatan, Cekungan Bengkulu, Cekungan Meulaboh (NAD), Cekungan Kutai dan
Tarakan (kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan).

Batubara yang diekspor (diperdagangkan) dari Indonesia dikenal sebagai batubara yang
berkualitas bagus (bituminus dan Subbituminus) dan bersih. Kandungan Abu nya rendah, kurang
dari 5 %. Demikian juga kandungan Sulfur nya kurang dari 1 %, dan pada umumnya berkalori
rendah. Tiga parameter tersebut biasanya yang dipertimbangkan dalam perdagangan batubara.

Harga batubara biasanya ditentukan dari peringkat kalorinya, semakin tinggi nilai kalori batubara
maka semakin mahal harganya. Sementara ini, kualitas batubara yang ditinjau dari besaran nilai
kalori diklasifikasikan ke dalam empat grade, yaitu :
Grade Nilai Kalori

* Low Grade 7.100

Dalam perdagangan batubara, terutama di dalam negeri klasifikasi grade


tersebut diperinci lagi berdasarkan klasifikasi nilai kalorinya.

* 7.000 Kalori S.tinggi

Pengembangan industri baja nasional diorientasikan untuk mengolah dan memanfaatkan sumber
daya dan cadangan mineral logam dan batubara yang tersedia di daerah – daerah. Untuk tahap
awal, orientasinya di fokuskan pada pemanfaatan cadangan mineral bijih besi dan batubara yang
terdapat di Kalimantan Selatan. Di wilayah ini, ke dua cadangan tersebut tersedia dalam jumlah
yang cukup besar. Selain itu, hanya di Kalimantan Selatan yang telah mempunyai informasi
mengenai cadangan bijih besi yang agak lengkap dibandingkan dengan dari daerah lainnya.

Bijih besi di alam terdiri dari bermacam-macam mineral logam yang berbentuk oksida besi,
mempunyai kandungan Fe relative rendah dan ukurannya tidak menentu. Mineral logam yang
berbentuk oksida besi yang terpenting antara lain :

* Laterite (golongan dari limonites)

* Hematite Fe2O3

* Magnetite Fe3O4

* Ilmenite FeTiO3

* Limonite Fe2O3nH2O
* Siderete FeCO3

Magnetite mempunyai sifat magnit dan sangat keras dibandingkan dengan Hematite. Selain itu,
Hematite dikenal mempunyai afinitas yang lebih rendah terhadap oxygen sehingga lebih mudah
direduksi menjadi logam Fe. Namun mineral bijih besi di alam sering mempunyai kandungan
keduanya, baik Hematite maupun magnetite.

Kandungan Fe dalam bijih besi laterite umumnya relative lebih rendah dibandingkan dengan
kandungan Fe yang terdapat dalam Hematite dan Magnetite. Dalam laterite kadar Fe berkisar 40
% s/d 55 %, sedangkan dalam Hematite dan Magnetite kadar Fe nya antara 38 % s/d 70 %.
Artinya dalam bijih besi laterit banyak terkandung kotoran dan senyawa
oksida logam lain yang tidak diperlukan
Supomo10
Mining Information

Search he Find

Archive
Category: Emas

Emas Putih
Jul 4

Emas

Emas putih adalah campuran emas dan logam lain yg berwarna putih seperti Nikel (Ni), Perak
(Ag), Palladium (Pd), Platinum (Pt) atau Rhodium (Rh). Adanya campuran logam-logam putih
ini akan mengubah warna emas dari kuning menjadi putih. Emas putih supaya warnanya
cemerlang maka perlu Plating (di sepuh) dengan Rhodium. Lama-lama Platingnya ini akan
hilang sehingga emas putih perlu disepuh lagi dengan Rhodium supaya warnanya cemerlang.

Platina juga bisa digunakan untuk perhiasan. Platina (Pt) adalah logam berwarna putih. Dalam
perhiasan, satuan kemurnian Platina dinyatakan dengan Pt900, Pt950 dan Pt1000. Pt900 artinya
perhiasan tersebut mengandung platina 90% (900 from 1000). Umumnya yang digunakan dalam
perhiasan adalah Pt900 dan Pt 950, meski ada juga Pt 1000 (platina murni).

Platina 2 kali lebih berat daripada emas. Harga pergramnya 2 sampai 2,5 kali lebih mahal
daripada emas. Jadi untuk desain yang sama (bentuknya sama), maka cincin Platina akan lebih
mahal 4-5 kali daripada emas. Oleh karena itu gelang atau kalung dari Platina akan sangat jarang
ditemui karena harganya sangat mahal. Platina warnanya tidak akan pernah pudar.

Sekarang ini platina banyak digunakan sebagai cincin kimpoi. Hal ini karena emas, haram di
pakai laki-laki muslim. Oleh karena itu platina digunakan sebagai pengganti emas.

Leave a Comment none Read more

Sertifikat Emas
Jul 4

Emas
Contoh SERTIFIKAT EMAS
dari Aneka Tambang Indonesia

1. Tulisan PT.Antam.Tbk : menunjukan bahwa emas dan sertifikat dibuatkan oleh PT Antam.
2. Fineness : 99.99% menunjukan bahwa emas antam tersebut merupakan emas 24 karat murni.
3. Weight (gram) : 10, menunjukan bahwa emas yang disertakan bersama sertifikat ini mempunyai
berat 10 gram.
4. Dimension (mm) : Dimensi panjang, lebar dan tebal dari emas tersebut yang dinyatakan dalam
satuan mili meter.
5. ID Number : ID Number ini merupakan nomor seri dari emas yang akan anda beli. PASTIKAN
bahwa antara no seri di sertifikat dengan no seri yang dicetak dalam emas terkait SAMA, karena
apabila berbeda maka sertifikat tidak berlaku dan harga emas tersebut apabila di jual akan turun
dibawah rata-rata karena emas tersebut dianggap tidak memiliki sertifikat.

Simpan nota pembelian emasnya karena akan diperlukan bila akan dijual kembali, Hal ini
dikarenakan tidak semua pembeli emas, baik dijual ditoko atau ditempat lainnya, ahli dalam
menentukan kadar emas tersebut; karena untuk mengecek kadar emas memerlukan waktu dan
teknologi yang belum tentu tersedia di tempat Anda menjualnya. Dan bila mungkin, jual-lah
emas kembali di tempat Anda membelinya, karena tentunya akan lebih mudah dan tidak ada
banyak pertanyaan seputar emasnya.

Leave a Comment none Read more

Cara Mengetahui Kadar Emas


Jul 4

Emas

Emas untuk perhiasan biasanya dicampur dengan logam lain. Hal ini karena emas murni (100%)
sangatlah lunak dan sulit untuk dibentuk.

Logam yang biasa digunakan untuk bahan campuran adalah nikel, tembaga, perak, seng,
rhodium dan lainnya. Perhiasan dengan kadar emas 80% menyatakan bahwa kandungan emas
dalam perhiasan tersebut adalah 80%, sedangkan 20% sisanya berupa logam campuran bukan
emas.

Lalu, bagaimanakah kita mengetahui kadar suatu emas?

 Dengan Uji Gosok pada Batu, kemudian ditetesi Zat Kimia. Air uji yang digunakan adalah Asam
Nitrat, Asam Klorida, Dan Campuran keduanya yang disebut air raja (AQUA REGIA). Emas dan
Platina, tidak bereaksi terhadap cairan ini.
 Pengujian dengan Gold Tester, Yaitu alat yang dapat mendeteksi karat dengan cara
menempelkan ujung jarumnya ke perhiasan, alat ini mudah digunakan namun tidak bisa
mendeteksi bagian dalamnya.
 Pengujian dengan Berat Jenis, setiap benda mempunyai berat jenis atau SG (Specific Gravity).
Emas dapat dengan mudah dikenali dengan mencari berat jenisnya. Berat jenis adalah Massa Zat
itu dibagi Volumenya. Prosedur pemeriksaan dengan berat jenis adalah pertama kita tentukan
berat emas kering (ditimbang diatas timbangan), kemudian kita tentukan berat emas jika
ditimbang dalam air (Berat Basah).

Leave a Comment none Read more

Nama-nama Emas
Jul 4

Emas

Terdapat beberapa nama emas berdasarkan jenis logam campurannya:

• BLUE GOLD, emas dengan campuran besi.


• GREEN GOLD, emas dengan campuran lebih banyak perak daripada tembaga.
• PINK GOLD atau ROSE GOLD, campuran 50% emas, 45% tembaga, 5% perak.
• WHITE GOLD, emas dengan campuran nikel, seng, tembaga, timah, dan mangan.
• YELLOW GOLD, campuran 50% emas, 25% perak, dan 25% tembaga.

Selain itu pula terdapat nama NORDIC GOLD, suatu campuran logam untuk memberi kesan
warna emas, tetapi sama sekali tidak tergolong emas. Umumnya dipakai dalam pembuatan
perhiasan atau koin. Komposisinya adalah 89% copper, 5% aluminium, 5% zinc, and 1% tin. dan
sama sekali tidak mengandung emas.
Leave a Comment none Read more

Karat Emas
Jul 4

Emas

Karat adalah tetapan yang biasa digunakan untuk menyebutkan kadar kandungan emas. Untuk
mengenal emas, kita terlebih dahulu mengenal istilah “kadar” dalam emas. Kadar merupakan
tingkat keaslian emas, atau jumlah kandungan kemurnian emas. Kadar 24 karat dinyatakan
sebagai emas murni. Jadi emas kadar 23 karat berarti tingkat kemurniannya adalah 23/24 X
100% atau sekitar 95,8%.

Jadi bila emas kadar 22 karat dengan berat 15 gram,


maka kandungan emas murninya = (22/24) x 15 = 13.75 Gram.
Untuk mempermudah, sudah tersedia tetapan untuk menentukan karat berdasar kadarnya.
Menurut SNI (Standart Nasional Indonesia) – No : SNI 13-3487-2005 standard karat sbb:

KARAT KADAR EMAS


24 K = 99,00 – 99,99%
23 K = 94,80 – 98,89%
22 K = 90,60 – 94,79%
21 K = 86,50 – 90,59%
20 K = 82,30 – 86,49%
19 K = 78,20 – 82,29%
18 K = 75,40 – 78,19%

Leave a Comment none Read more

Emas
Jul 1

Emas

 Emas adalah unsur logam yang bersifat lembek, mengkilap, kuning, berat, mudah dibentuk, dan
ulet.
 tidak mudah beraksi dengan bahan kimia lainnya
 memiliki simbol kimia Au (dari bahasa latin Aurum)
 mempunyai nomor atom 79 dan berat atom 196,97
 Kode ISO-nya adalah XAU.
 Satuan berat emas dinyatakan dalam beberapa unit, diantaranya adalah grain, oz, dan gram.
 1 oz = 1 troy ounce = 31.1034768 gram
 1 kilogram = 1000 gram = 32.1507465686 troy ounce
Archive
Category: Nikel

Proses Pengolahan Nikel


Jul 4

Nikel

Di Indonesia bijih nikel pada umumnya terdapat dalam bentuk oksida/laterite. Proses pengolahan
nikel umumnya melalui jalur hydrometallurgy dan pyrometallurgy.

 Proses hydrometallurgy merupakan suatu proses pelarutan suatu bijih logam dengan suatu
larutan kimia biasanya berupa zat asam seperti : asam sulfat (H2SO4), asam chlorida (HCL), asam
cyanide (HCN) dan lain-lain. s

 proses Pyrometallurgy merupakan suatu proses pengolahan suatu logam dengan menggunakan
energi panas (api) untuk mereduksi logam dari bijihnya, dimana ditambahkan unsur carbon yang
berfungsi sebagai reduktor. Reduktor yang digunakan biasanya berasal dari batu bara
(anthracite), kokas dan lain-lain. Didalam furnace (tungku) sumber panas berasal dari energi
listrik oleh karena itu pabrik-pabrik peleburan (smelter) umunya memiliki pembangkit listrik
sendiri baik berupa PLTD,PLTU maupun PLTA.

Dilihat dari sisi kebutuhan energi listrik maka proses pyrometallurgy sangat membutuhkan
jumlah energi listrik yang lebih besar jika dibandingkan dengan proses hydrometallurgy.

 Untuk jalur hydrometallurgy biasanya kadar bijih nikel yang diolah umumnya <1.8%
 sedangkan untuk jalur pyrometallurgy kadar bijih nikel yang diolah umumnya >1.8%.

Saat ini di Indonesia nikel diolah melalui proses pyrometallurgy walapun kedepannya
dimungkinkan diproses dengan proses hydrometallurgy dikarenakan cadangan nikel dengan
kandungan Ni<1.8% yang berlimpah.

saat ini perusahaan yang mengolah nikel yaitu PT ANTAM Tbk dan PT INCO Tbk.

Walaupun proses pengolahannya melalui proses pyrometallurgy produk yang dihasilkan dari
kedua perusahaan sungguh berbeda. PT ANTAM Tbk produk yang dihasilkan berupa ferronikel
(FeNi) yang dapat langsung digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan baja tahan karat
(stainless steel) dimana kandungan nikel dalam ferronikel >20% sisanya adalah besi (Fe).
Sedangkan PT INCO Tbk produk yang dihasilkan berupa Nikel matte (Ni2S3), dimana
produknya harus melalui proses ekstraksi lebih lanjut melalui proses elektrometallurgy untuk
mendapatkan nikel murni dengan kandungan 99%.

Leave a Comment none Read more


PT. Inco
Jul 4

Kontrak Karya, Nikel

PT Inco menghasilkan nikel dalam matte, yaitu produk setengah jadi yang diolah dari bijih laterit
di fasilitas pertambangan dan pengolahan terpadu dekat Sorowako, Sulawesi. Seluruh produksi
PT Inco dijual dalam Dolar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak jangka panjang untuk
dimurnikan di Jepang. Kelebihan daya saing PT Inco terletak pada cadangan bijih besi
berlimpah, tenaga kerja terampil dan terlatih, pembangkit listrik tenaga air berbiaya rendah,
fasilitas produksi modern dan pasar terjamin untuk produknya.

Sebanyak 60,8% saham Perseroan dimiliki oleh Vale Inco dari Kanada, satu produsen nikel
terkemuka di dunia dan 20,1 persen oleh Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd., Jepang, sebuah
perusahaan tambang dan peleburan penting. Selain itu, 20,0 persen saham PT Inco dimiliki
publik dan selebihnya oleh empat perusahaan Jepang lain.

Selama lebih dari tiga dasawarsa sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan Pemerintah
Indonesia pada tahun 1968, Perseroan telah menyediakan lapangan kerja terampil, mewujudkan
kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat di daerah operasinya, menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham dan memberi sumbangan positif terhadap ekonomi Indonesia.

Leave a Comment none Read more

Serba Serbi Nikel


Jul 4

Nikel

Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya kupfernickel
(nikolit)

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen
yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung
alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit
di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan
nikel.

Deposit nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, Indonesia.

Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas dan
listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat
berharga.

Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat dan alloy lain yang
bersifat tahan korosi, seperti Invar®, Monel ®, Inconel ®, dan Hastelloys ®. Alloy tembaga-
nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam
untuk mengubah air laut menjadi air segar.

Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan
besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk
menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat). Nikel juga digunakan dalam keramik,
pembuatan magnet Alnico dan baterai penyimpanan Edison .

Nikel merupakan logam serba guna yang penting untuk meningkatkan taraf hidup dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.

Leave a Comment none Read more

Nikel
Jul 1

Nikel

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom
28.

Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika
dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.

Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak
diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah
dan gedung, serta komponen industri.

Leave a Comment none Read more


 Home
 Emas
 Kontrak Karya
 Nikel
 PKP2B

Supomo10
Mining Information

Search he Find

Archive
Category: Kontrak Karya

PT. Inco
Jul 4

Kontrak Karya, Nikel

PT Inco menghasilkan nikel dalam matte, yaitu produk setengah jadi yang diolah dari bijih laterit
di fasilitas pertambangan dan pengolahan terpadu dekat Sorowako, Sulawesi. Seluruh produksi
PT Inco dijual dalam Dolar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak jangka panjang untuk
dimurnikan di Jepang. Kelebihan daya saing PT Inco terletak pada cadangan bijih besi
berlimpah, tenaga kerja terampil dan terlatih, pembangkit listrik tenaga air berbiaya rendah,
fasilitas produksi modern dan pasar terjamin untuk produknya.

Sebanyak 60,8% saham Perseroan dimiliki oleh Vale Inco dari Kanada, satu produsen nikel
terkemuka di dunia dan 20,1 persen oleh Sumitomo Metal Mining Co.,Ltd., Jepang, sebuah
perusahaan tambang dan peleburan penting. Selain itu, 20,0 persen saham PT Inco dimiliki
publik dan selebihnya oleh empat perusahaan Jepang lain.

Selama lebih dari tiga dasawarsa sejak penandatanganan Kontrak Karya dengan Pemerintah
Indonesia pada tahun 1968, Perseroan telah menyediakan lapangan kerja terampil, mewujudkan
kepedulian terhadap kebutuhan masyarakat di daerah operasinya, menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham dan memberi sumbangan positif terhadap ekonomi Indonesia.

Leave a Comment none Read more

Daftar Kontrak Karya di Indonesia


Jul 1

Kontrak Karya
NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI

1 Agincourt Resources Sumatera Utara

2 Avocet Bolaang Mongondow Sulawesi Utara

3 Citra Palu Minerals Sulawesi tengah, Sulawesi selatan

4 Dairi Prima Mineral Sumut, Nanggroe Aceh Darussalam

5 Ensbury Kalteng Mining Kalimantan Tengah

6 Freeport Ind. Company Papua

7 Gag Nikel Irian Jaya Barat

8 Galuh Cempaka Kalimantan Selatan

9 Gorontalo Minerals Gorontalo

10 Gorontalo Sejahtera Mining Sulut, Sulteng, Gorontalo

11 Indo Muro Kencana Kalimantan Tengah

12 International Nickel Ind. Sulsel, Sulteng, Sultra

13 Iriana Mutiara Idenburg Papua

14 Iriana Mutiara Mining Papua

15 Irja Eastern Minerals Co Papua

16 Jogja Magasa Iron D.I Yogyakarta

17 Kalimantan Surya Kencana Kalimantan barat, Kalimantan tengah

18 Karimun Granite Riau

19 Kasongan Bumi Kencana Kalimantan Tengah

20 Kelian Equatorial Mining Kalimantan Timur

21 Koba Tin Bangka Belitung

22 Kumamba Mining Papua


23 Masmindo Dwi Area Sulawesi Selatan

24 Meares Soputan Mining Sulawesi Utara

25 Mindoro Tiris Emas Sumatra Selatan

26 Nabire Bakti Mining Papua

27 Natarang Mining Lampung

28 Newmont Minahasa Raya Sulawesi Utara

29 Newmont Nusa Tenggara NTB

30 Nusa Halmahera Minerals Maluku Utara

31 Paragon Perdana Mining Lampung

32 Pasifik Masao Mineral Kalimantan Tengah

33 Pelsart Tambang Kencana Kalimantan Selatan

34 Sorikmas Mining Sumatra Utara

35 Sumbawa Timur Mining NTB

36 Tambang Mas Sable Nangroe Aceh Darusalam

37 Tambang Mas Sangihe Sulawesi Utara

38 Tambang Tondano Nusajaya Sulawesi Utara

39 Tripa Tambang Nusa Nangroe Aceh Darusalam

40 Weda Bay Nickel Maluku Utara

41 Westralian Atan Minerlas Kalimantan Timur

42 Woyla Aceh Mineral Nangroe Aceh Darusalam

Leave a Comment none Read more

Kontrak Karya di Indonesia


Jun 30

Kontrak Karya
Kontrak Karya(KK) atau yang disebut dalam bahasa inggris sebagai Contract Of work (COW)
saat ini terdiri dari 42 perusahaan.

Leave a Comment none Read more


Potensi Pertambangan

Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka terus berupaya melakukan exploitasi dan explorasi
potensi sumber daya mineral, tidak terbatas hanya pada penambangan nikel akan tetapi juga
terhadap seluruh sumber daya alam lainnya yang memiliki prospek pasar.

Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan adalah dengan melakukan survey geologi dan
pemetaan pada kawasan kawasan potensial yang dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah
daerah dengan Lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Geologi ITB Bandung. Sehingga
saat ini Pemerintah Kabupaten Kolaka telah memiliki data dan informasi yang akurat tentang
potensi sumber daya alam guna menarik investor untuk menanamkan modalnya di sektor
tersebut.

Perusahaan yang telah melakukan exploitasi Nikel di daerah ini adalah :

1. PT. ANTAM Tbk. Dengan luas areal 8.314 Ha, terletak sekitar 30 km sebelah selatan ibukota
Kabupaten Kolaka. Deposit nikel tersebut ditemukan pertama kali pada tahun 1909 dan di
exploitasi pada tahun 1934, sedangkan hasil produksinya nanti diperoleh pada tahun 1939.
Hingga saat ini telah dibangun 3 buah pabrik. Dua buah pabrik ferronikel yang telah dibangun
beroperasi sejak 1975 dengan kapasitas 11.000 ton nikel/tahun sementara pabrik Feni III
dibangun tahun 1995 dengan kapasitas 24.000 ton feronikel telah mulai berproduksi pada tahun
2005, Hasil produksi nikel tersebut telah diekspor ke berbagai sektor seperti Jepang, Belgia dan
Jerman dengan total ekspor mencapai 41,5 juta dollar Amerika. Sementara Ferronikel mencapai
82,6 juta dollar Amerika.

2. PT.INCO Tbk. dengan luas wilayah Kontrak Karya : di Pomalaa 20.286,19 Ha dan 3.000 Ha
diantaranya dilakukan kerjasama dengan PT. Antam Tbk. yang beroperasi tahun 2005,
sedangkan luas Kontrak Karya di Lapao-pao 6.785,75 Ha sehingga total luas Kontrak Karya PT.
INCO Tbk. di Kabupaten Kolaka adalah 27.071,91 Ha.

Marmer

Cadangan marmer yang tersimpan diperkirakan sekitar 92,2 milyar m3 yang sudah diteliti oleh
Pemda Kolaka bekerjasama Badan Riset ITB Bandung yang tersebar di beberapa lokasi sebagai
berikut:

Tablel 10. Sumber-sumber Marmer di Kabupaten Kolaka

Kecamatan km3 m3
Tamborasi (Wolo) 350,0 73.000.000.000

Perabua (Mowewe) 37,5 918.000.000

Konaweha (Wolo) 480,0 16.800.000.000

Wiau Mountain (Mowewe) 62,5 1.530.000.000


TOTAL 930,0 92.248.000.000

Marmer di Kabupaten Kolaka memiliki warna bermacam-macam serta memiliki kualitas yang
cukup tinggi (B + B Quality) dengan warna keabu-abuan sampai kehitaman dan daya tekan
546.669 Kg/M3 yang di ekspor ke negara India, Jepang, Italia dan negara - negara Arab. Juga
permintaan marmer di Indonesia sangat tinggi dan sesungguhnya permintaan material masih
sangat dibutuhkan.

Pasir Kuarsa
Sumber daya pasir kuarsa sekitar 3,3 juta m3 yang sudah di survey pada area 230 km2 di daerah
Kecamatan Watubangga. Adapun kegiatan penambangan pasir kuarsa telah dilakukan oleh PT.
Gasing Sulawesi dengan luas SIPD 186,25 Ha serta perkiraan produksi 150.000 ton / tahun. Pasir
Kuarsa ini dikirim ke PT. INCO Tbk. di Soroako Sulawesi Selatan sebagai bahan pendukung
untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pengolahan biji nikel menjadi nikel matte.

Analisa kimia menunjukkan bahwa kandungan SiO2 diantara 97 % dan 98 % (bersih). Material
tersebut memiliki kualitas yang cukup tinggi.

Pasir kuarsa dapat digunakan pada pembuatan glass, materi isolasi serta semen dan juga dapat
digunakan untuk menjernihkan air.

Granit Hitam

Diperkirakan 24 milyar m3 Granit Hitam yang telah diteliti pada areal 240 km2 di Kecamatan
Pomalaa, dan Wolo juga terdapat di Pulau Padamarang. Material ini sama kegunaannya dengan
marmer yakni untuk ornamen, hiasan dinding atau lantai, termasuk cendramata.

Asbes

Jumlah cadangan kurang lebih 3.000 ton yang terdapat di Pulau Padamarang. Kegunaan utama
dari jenis krisotil adalah sebagai lapisan pada rem mobil. Selain itu juga digunakan sebagai
bahan pelindung terhadap api, listrik, bahan kimia dan lain-lain. Adapun mutu dan jumlah
cadangannya masih memerlukan penelitian yang detail.

Magnesite (MgCO3)

Diperkirakan 22 milyar ton kandungan magnesite yang sudah diidentifikasi di Pulau Padamarang
yang menunggu untuk diolah. Penelitian telah dilakukan di 4 (empat) tempat yang berbeda.
Kegunaan Magnesite adalah untuk keperluan industri kosmetik dan keperluan kertas rokok.

Potensi magnesite sekitar 240.000 ton yang mengandung MgO 40 % yang sudah di survey dan
berada di Pulau Padamarang dan di 4 (Empat) tempat yang berbeda.

Onix

Sekitar 32 juta m3 telah di survey pada lokasi seluas 400 ha yang terdapat di Konaweha
Kecamatan Wolo dan Ulunggolaka Kecamatan Latambaga. Onix yang terdapat di Konaweha
berwarna keputih-putihan, sementara yang terdapat di Ulunggolaka berwarna krem dan kebiru-
biruan.

Tanah Liat

Kurang lebih 4,8 juta m3 tanah liat yang mengndung SiO2 sekitar 58 % yang diidentifikasi dekat
Sungai Toari Kecamatan Watubangga. Proporsi material tanah liat sekitar 40 %/60 % meningkat
menjadi 30% / 70 % dibagian timur Sungai Toari.
Batu Gamping ( Dolomit )

Kurang lebih 1.250.000 m² yang mengandung CaO 47% - 53% MgO 1,56 %, Al 7,99%, Al2O3
4,14% - 4,48%, SiO2 0,26% - 1,38%.

Batu Setengah Permata

Terdapat di pulau Padamarang dan Tanjung Ladongi dengan jenis antara lain krysopras, opal dan
jasper. Adapun untuk mutu dan jumlah cadangannya masih memerlukan penelitian yang lebih
detail.

Sirtu
Penambangan dan pengolahan sirtu ( pasir batu ) di Sungai Oko-oko Desa Sopura Kelurahan
Pomalaa oleh CV. Sumber Setia Budi dengan luas 5 Ha dengan jumlah cadangan jutaan meter
kubik, pembangunan stone crusher dengan kapasitas produksi 250 ton / jam yang diharapkan
dapat mensuplai kebutuhan bahan bangunan baik local maupun di luar Kabupaten Kolaka
khususnya Kalimantan Timur mengingat sarana prasarana dekat pelabuhan PT.Antam Tbk.
UBPN Pomalaa.
Pertanyaan Terselesaikan
Lihat lainnya »

Cara sederhana mengetahui kandungan dan kadar mineral logam?


cara mengetahui kandungan dan kadar mineral logam secara sederhana, dari bentuk fisik dan warna ,
bau dll.cara pengetesan kadar dengan alat dan bahan yang sederhana.
jenis mineral yang ingin diteliti. batu tembaga,batu emas, galena. pirit,batu besi, pasir besi, timah hitam

 4 tahun lalu
 Lapor Penyalahgunaan

by IbuNya^I...
Anggota sejak:

24 Maret 2008

Total poin:

12,037 (Tingkat 6)

 Tambah Kontak
 Blokir

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak


Sumber daya alam lokal khususnya dari sektor pertambangan terdiri dari : Sumber daya Mineral
(mineral logam dan non logam), Sumber daya Energi (minyak, gas, dan batubara), dan Sumber daya
Panas Bumi. Sumber daya alam lokal yang dimaksud dalam studi ini serta mempunyai hubungan
langsung dengan rencana pengembangan industri baja, adalah : Sumber Daya Mineral Logam dan
Batubara.

Sumber daya mineral logam atau dalam istilah di pertambangan disebut dengan Bahan Galian Logam,
terdiri dari : 4 (empat) kelompok bahan galian dan 30 (tiga puluh) jenis komoditi, yakni :

* Kelompok Bahan Galian Logam Dasar


Timbal, Tembaga, Seng, Timah, Air Raksa, Antimon, Molibden, Bismuth

* Kelompok Bahan Galian Logam Mulia


Emas, Perak, Platina
* Kelompok Bahan Galian Logam Besi dan Paduan Besi
Besi, Mangan, Krom, Kobal, Nikel, Wolfram, Vanadium

* Kelompok Bahan Galian Logam Ringan dan Logam Langka


Aluminium, Magnesium / Monasit, Zirkon, Titan, Berilium, Litium, Tantalum,Cadmium, Galium, Indium,
Yitrium, Torium

Belum semua bahan galian seperti tersebut di atas sudah dieksplorasi dan diekspoitasi. Dari 30 jenis
komoditi bahan galian logam tersebut, dapat dikelompokkan menjadi tiga, Yaitu :

* Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah diproduksi dan memiliki data yang lengkap (data produksi
tahun 2005 ada sehingga cadangan awal 2006 dapat diperoleh).
Tembaga, Timah, Emas, Perak, Besi, Mangan, Nikel, Aluminium

* Kelompok Bahan Galian Logam yang sudah diproduksi tetapi belum memiliki data yang lengkap (data
produksi tahun 2005 belum ada sehingga cadangan awal 2006 hanya perkiraan)
Timbal, Seng, Air Raksa, Molibdenum, Platina, Krom, Kobal, Monasit, Titan

* Kelompok Bahan Galian Logam yang belum diproduksi sehingga tidak memiliki data yang lengkap (data
produksi tahun 2005 tidak ada sehingga cadangan awal 2006 hanya perkiraan)
Antimon, Bismuth, Wolfram, Vanadium, Zirkon, Berilium, Litium, Tantalum, Cadmium, Galium, Indium,
Yitrium, Torium

Beberapa jenis bahan galian logam mempunyai bentuk, spesifikasi dan sifat-sifat yang berbeda sehingga
dibagi dalam sub – sub jenis. Nama dari sub jenis ini biasanya yang sering disebutkan.

* Logam Besi, dibagi atau dibedakan menjadi :


Besi Primer
Besi Laterit
Pasir besi

* Logam Kromit, dibagi atau dibedakan menjadi :


Kromit Primer
Kromit Plaser

* Logam Titan, dibagi atau dibedakan menjadi :


Titan Laterit
Titan Plaser

* Logam Emas, dibagi atau dibedakan menjadi :


Emas Primer
Emas Alluvial
Selain itu, pemisahan jenis juga biasanya berlaku untuk jenis – jenis logam sebagai berikut :

* Logam Nikel, dibagi atau dibedakan menjadi :


Bijih Nikel
Ferro Nikel
Nikel dalam Ferro Nikel
Ni + Co Dalam Matte

* Logam Tembaga, dibagi atau dibedakan menjadi :


Logam Tembaga
Konsentrat Tembaga

* Logam Timah, dibagi atau dibedakan menjadi :


Logam Timah
Konsentrat Timah

* Logam Bauksit, dibagi atau dibedakan menjadi :


Bauksit
Converter Matte

Sumber Daya Energi khususnya batubara, pada umumnya dibedakan berdasarkan peringkat kualitasnya.
Peringkat yang tertinggi adalah : Antrasit, disusul kemudian oleh Bituminus, Subbituminus dan peringkat
paling rendah adalah Lignit.

Kualitas batubara di Indonesia umumnya adalah Lignit, Subbituminus dan Bituminus, namun peringkat
ini bisa meningkat karena adanya pengaruh intrusi dari batuan beku pada endapan batubara.

Misal, seperti yang terjadi di Bukit Asam, Bengkulu dan Sangatta.

Ditinjau dari usia endapan, batubara di Indonesia yang sangat banyak dan bernilai ekonomis untuk
ditambang adalah pada umumnya terbentuk pada era tersier, yakni :
Paleogen (Eosen dan Oligosen) dan Neogen (Miosen, Pliosen dan Plistosen). Batubara Eosen terdapat
pada : Cekungan Ombilin (Sumatera Barat), Cekungan Riau, Cekungan Pasir dan Asam-asam (Kalimantan
Timur dan Selatan), Cekungan Barito (Kalimantan Tengah dan Selatan), Cekungan Ketungau (Kalimantan
Barat). Sedangkan Batubara Miosen terdapat pada : Cekungan Sumatera Selatan, Cekungan Bengkulu,
Cekungan Meulaboh (NAD), Cekungan Kutai dan Tarakan (kalimantan Timur), Cekungan Barito
(Kalimantan Selatan).

Batubara yang diekspor (diperdagangkan) dari Indonesia dikenal sebagai batubara yang berkualitas
bagus (bituminus dan Subbituminus) dan bersih. Kandungan Abu nya rendah, kurang dari 5 %. Demikian
juga kandungan Sulfur nya kurang dari 1 %, dan pada umumnya berkalori rendah. Tiga parameter
tersebut biasanya yang dipertimbangkan dalam perdagangan batubara.

Harga batubara biasanya ditentukan dari peringkat kalorinya, semakin tinggi nilai kalori batubara maka
semakin mahal harganya. Sementara ini, kualitas batubara yang ditinjau dari besaran nilai kalori
diklasifikasikan ke dalam empat grade, yaitu :
Grade Nilai Kalori

* Low Grade < 5.100

* Medium Grade 5.100 – 6.100

* High Grade 6.100 – 7.100

* Very High Grade > 7.100

Dalam perdagangan batubara, terutama di dalam negeri klasifikasi grade


tersebut diperinci lagi berdasarkan klasifikasi nilai kalorinya.

* <= 4.000 Kalori S.rendah

* 4.300 4.500 4.800 5.000 Kalori Rendah

* 5.300 5.500 5.800 6.000 Kalori Sedang

* 6.300 6.500 6.800 7.000 Kalori Tinggi

* > 7.000 Kalori S.tinggi

Pengembangan industri baja nasional diorientasikan untuk mengolah dan memanfaatkan sumber daya
dan cadangan mineral logam dan batubara yang tersedia di daerah – daerah. Untuk tahap awal,
orientasinya di fokuskan pada pemanfaatan cadangan mineral bijih besi dan batubara yang terdapat di
Kalimantan Selatan. Di wilayah ini, ke dua cadangan tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
Selain itu, hanya di Kalimantan Selatan yang telah mempunyai informasi mengenai cadangan bijih besi
yang agak lengkap dibandingkan dengan dari daerah lainnya.

Bijih besi di alam terdiri dari bermacam-macam mineral logam yang berbentuk oksida besi, mempunyai
kandungan Fe relative rendah dan ukurannya tidak menentu. Mineral logam yang berbentuk oksida besi
yang terpenting antara lain :

* Laterite (golongan dari limonites)

* Hematite Fe2O3
* Magnetite Fe3O4

* Ilmenite FeTiO3

* Limonite Fe2O3nH2O

* Siderete FeCO3

Magnetite mempunyai sifat magnit dan sangat keras dibandingkan dengan Hematite. Selain itu,
Hematite dikenal mempunyai afinitas yang lebih rendah terhadap oxygen sehingga lebih mudah
direduksi menjadi logam Fe. Namun mineral bijih besi di alam sering mempunyai kandungan keduanya,
baik Hematite maupun magnetite.

Kandungan Fe dalam bijih besi laterite umumnya relative lebih rendah dibandingkan dengan kandungan
Fe yang terdapat dalam Hematite dan Magnetite. Dalam laterite kadar Fe berkisar 40 % s/d 55 %,
sedangkan dalam Hematite dan Magnetite kadar Fe nya antara 38 % s/d 70 %. Artinya dalam bijih besi
laterit banyak terkandung kotoran dan senyawa
oksida logam lain yang tidak diperlukan.

 4 tahun lalu
Nikel Matte
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Ekstraksi

Eksraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan
bantuan pelarut.Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-
komponen dalam campuran.Suatu proses ekstraksi (extraction processing) biasanya biasanya
melibatkan tahap-tahap berikut ini :

 Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan pelarut dan dibiarkan saling.Dalam hal ini
terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan
pelarut (terjadi ekstraksi).
 Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau
filtrasi.
 Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut,umumnya
dilakukan dengan menguapkan pelarut.

Metalurgi adalah seni dan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan logam dari bijihnya dan
pembuatan logam menjadi berbagai produk (ekstraksi logam). Ruang lingkup metalurgi terbagi
menjadi dua bagian yaitu mineral processing dan metal processing. Mineral processing yaitu
perlakuan bijih untuk mendapatkan logam atau konsentrat mineral. Sedangkan metal processing
yaitu pembuatan produk dari logam.

Ekstraksi logam dari bijih pekat melibatkan proses reduksi logam dari tingkat oksidasi positif
menjadi logam bebas. Sebelum reduksi, biasanya diperlukan beberapa perlakuan lain seperti
proses sintering (pelengketan), yaitu suatu pemanasan bijih lembut tanpa pelelehan untuk
memperoleh bijih yang lebih besar ukurannya, atau calcining (kalisinasi), yaitu suatu pemanasan
bijih karbonat atau oksida untuk membebaskan gas karbon monoksida. Selain itu dapat juga
dilakukan roasting (pemanggangan), yaitu suatu proses pemanasan dalam oksigen atau udara di
bawah titik leleh bijih yang bersangkutan yang biasanya dilakukan oleh bijih sulfida untuk
memperoleh oksidanya.

Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara lain adalah
pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi), hydrometalurgy (proses
ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan
media cairan), dan electrometalurgy (proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip
elektrokimia, baik pada temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi).

1.2 Sifat Ekstraksi Kimia dan Processing Nickel Matte


Nickel matte adalah nikel sulfida yang diproduksi dari hasil smelting (peleburan). Nickel matte
utamanya terdiri dari dua buah komponen yaitu sebuah paduan nikel-tembaga dan
heazlewoodite (Ni3S2), tetapi juga mengandung berbagai jumlah djurleite, Cu1.96S.

Nikel dapat diekstraksi melalui proses metalurgi. Bijih sufida dari nikel biasanya telah
diolah/diekstraksi menggunakan pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan padatemperatur
tinggi) untuk menghasilkan yang akan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap
berikutnya. Untuk memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy
(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian
dengan media cairan.

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini yaitu

 Memisahkan/ menghilangkan Oksigen dari Nikel Oksida (NiO)


 Mengekstraksi Nickel Matte
 Menaikkan kadar dari Nikel yang diperoleh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel adalah logam berwarna putih
keperak-perakan yang berkilat., dan keras dan mulur (dapat ditarik). Ia tergolong dalam logam
peralihan. Nikel adalah logam yang keras namun dapat dibentuk. Karena sifatnya yang fleksibel
dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena
udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat
aslinya di bawah suhu yang ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial
dan industri. Nikel sangat penting dalam pembentukan logam campuran (alloy dan superalloy),
terutama baja tidak berkarat (stainless steel)

Gambar 2.1 Logam Nikel

2.1 Sifat Kimia Logam Nikel

Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom
28.Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika
dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang
keras.Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang
banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen
rumah dan gedung, serta komponen industry.

1. Sifat fisik

 logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras


 dapat ditempa dan ditarik
 ferromagnetic
 TL : 1420ºC, TD : 2900ºC

1. Sifat kimia

 pada suhu kamar, reaksi dengan udara lambat


 jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
 dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)
 dengan steam H2O membentuk Oksida NiO
 dengan HCl encer dan asam sulfat encer, reaksi berlangsung lambat
 dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut

Ni + HNO3 Ni(NO3)2 + NO + H2O

 tidak beraksi dengan basa alkali


 bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam dalam larutan akuatik
Ni[H2O]62+hijau

2.2 Karakteristik Logam Nikel

Adapun karakteristik dari Nikel baik untuk golongan kimia, titik didih, dan titik lelehnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Tabel Sifat Umum Unsur

Sifat Umum Unsur


Nama, Lambang, Nomor atom nikel, Ni, 28
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 10, 4, d
Massa atom 58.6934(2) g/mol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d8 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 16, 2

Tabel 2.2 Tabel Tekanan Uap

Tekanan Uap
P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k
pada T/K 1783 1950 2154 2410 2741 3184

Tabel 2.3 Tabel Ciri-ciri Atom

Ciri-ciri Atom
Struktur kristal cubic face centered
2, 3
Bilangan oksidasi
(mildly basic oxide)
Elektronegativitas 1.91 (skala Pauling)
ke-1: 737.1 kJ/mol
Energi ionisasi (detail) ke-2: 1753.0 kJ/mol
ke-3: 3395 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Jari-jari atom (terhitung) 149 pm
Jari-jari kovalen 121 pm
Jari-jari Van der Waals 163 pm

Tabel 2.4 Tabel Isotop

Isotop
iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP
ε - 56Co
56
Ni syn 6.075 d γ 0.158, 0.811 -
58
Ni 68.08% Ni stabil dengan 30 neutron
59
Ni syn 76000 y ε - 59Co
60
Ni 26.23% Ni stabil dengan 32 neutron
Isotop
61
Ni 1.14% Ni stabil dengan 33 neutron
62
Ni 3.63% Ni stabil dengan 34 neutron
63
Ni syn 100.1 y β- 0.0669 63Cu
64
Ni 0.93% Ni stabil dengan 36 neutron
Sifat Lain
Sifat magnetik ferromagnetic
Resistivitas listrik (20 °C) 69.3 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 90.9 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 13.4 µm/(m·K)

Kecepatan suara (suhu kamar) 4900 m/s

Modulus Young 200 GPa


Modulus geser 76 GPa
Modulus ruah 180 GPa
Nisbah Poisson 0.31
Skala kekerasan Mohs 4
Kekerasan Vickers 638 MPa
Kekerasan Brinell 700 MPa
Nomor CAS 7440-02-0 Tabel 2.5 Tabel Sifat Lain Logam Nikel

2.3 Perusahaan Tambang Nikel di Indonesia

1. PT International Nickel Indonesia Tbk

PT Inco merupakan salah satu produsen nikel utama dunia, satu jenis logam serbaguna yang
penting dalam meningkatkan standar kehidupan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

PT Inco memiliki dedikasi untuk memajukan usaha pelestarian lingkungan. Program-program


Pemeliharaan Produk dari Inco. Inco’s Product Stewardship programs diarahkan oleh
pengetahuan kami tentang industri dan pemahaman zat-zat yang terkandung dalam nikel, yang
mencakup hal-hal berikut:

 Nikel merupakan logam yang terbentuk dari proses alam. Peran kami sebagai penghasil
nikel adalah menambang nikel dari lingkungan alamnya dan mengolahnya menjadi
produk-produk yang bermanfaat bagi para pelanggan maupun masyarakat.
 Nikel dapat didaur-ulang dan dapat digunakan serta digunakan-kembali tanpa degradasi
atau penghilangan zat-zat intrinsiknya sebagai pertimbangan penting bagi pembangunan
yang berkelanjutan. PT Inco merupakan partisipan aktif dalam upaya pendaur-ulangan
nikel.

PT Inco juga merupakan mitra utama dalam upaya-bersama dari industri untuk mengetahui
masalah-masalah kesehatan dan lingkungan yang mungkin timbul dari paparan terhadap nikel,
baik di tempat kerja maupun melalui penggunaan produk-produk dari bahan nikel yang umum
dipakai.

1. PT. Pertambangan Bumi Indonesia

PT. Pertambangan Bumi Indonesia sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara,
Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka untuk melakukan eksplorasi pertambangan Nikel Ore di
wilayah seluas total 36.944ha yang terbagi dalam 5 blok.

1. Perusahaan Tambang Nikel Lainnya

PT. First Borneo International , PT Yudistira Bumi Bhakti PT Citra Lampia Mandiri, PT Galena
Surya Gemilang, PT Geoore Intercontinent Indonesia, Iriana Mutiara Mining, PT [Pomala
Branch] Pegasus Indotama, PT Anugerah Surya Pratama, PT Karya Lestari Sumber Alam.

2.4 Pengolahan Waste Logam Nikel

Waste dari nikel berupa terak yang sekitar 70% komposisi kimia terak nikel terdiri dari Silika
41,47%, Ferri Oksida 30,44% 58%. Dengan komposisi Silika yang cukup besar pada terak nikel,
diharapkan proses hidrasi yang terjadi antara pasta semen dan agregat akan membentuk interface
yang lebih sempurna, sehingga kehancuran beton tidak terjadi pada interface, atau kalaupun
terjadi kehancuran pada interface diperlukan energi yang cukup tinggi, dengan kata lain akan
diperoleh kekuatan beton yang cukup tinggi. beton mutu tinggi dengan menggunakan terak nikel
sebagai agregat dan sebagai bahan pencampur semen mempunyai kekuatan tekan, tarik, modulus
elastistisitas, dan berat volume yang lebih tinggi, di samping susut yang relatif kecil
dibandingkan dengan beton normal batu alam sehingga beton terak nikel dapat digunakan
sebagai bahan untuk beton normal terak nikel. Sedangkan untuk beton berat dari terak nikel
dapat digunakan sebagai bahan pipa pemberat beton terak nikel.

Agragat memegang peranan penting dalam pembentukan beton karena agregat menyumbang
volume beton 60-80% dan di lain sisi semen sebagai pembentuk pasta diperlukan untuk
mengikat agregat, tetapi harga semen merupakan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan
harga agregat Demikian juga pemanfaatan semen yang dicampur dengan produk limbah,
memungkinkan pengurangan jumlah semen dalam pembuatan beton. Perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang Teknologi beton memungkinkan penggunaan limbah menjadi bahan dasar
pembentuk beton, sehingga di satu sisi penggunaan bahan alam yang merusak lingkungan dapat
dibatasi dan dilain sisi bahan limbah dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk bahan dasar
pembentukan beton. Terak nikel merupakan salah satu limbah padat dari hasil penambangan dan
proses pengolahan nikel. Jumlah terak nikel kian hari kian menumpuk, karena setiap proses
pemurnian satu ton produk nikel menghasilkan limbah padat 50 kalinya, setara 50 ton. Sehingga
dari hasil limbah yang cukup banyak, dilakukan penelitian untuk menggunakan limbah padat
tersebut sebagai bahan pembentuk beton, baik sebagai agregat kasar dan halus , ataupun sebagai
bahan campuran semen.

Proses pembuatan nikel dan terjadinya terak nikel di perusahaan penambangan nikel PT INCO
adalah sebagai berikut:

 Mining (penambangan)
 Proses pengeringan di Rotary Dryer
 Proses reduksi dan sulfidisasi di Reduction Kiln
 Proses peleburan di tungku listrik: pada tahapan ini dihasilkan limbah terak nikel 2-3 juta
ton per tahun.
 Proses Pemurnian di Converter: dihasilkan limbah terak nikel sebanyak 3000 an ton per
minggu.

Bagan proses pembuatan nikel dan terjadinya terak nikel dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.2 Pembuatan Nikel menjadi Terak Nikel

Maka dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa:

 Terak nikel dapat digunakan sebagai bahan pembentuk beton, baik sebagai agregat kasar
ataupun sebagai agregat halus. Pemakaian beton terak nikel dapat digunakan untuk
bangunan dan agar massa bangunan tidak terlalu berat, maka campuran beton sebaiknya
menggunakan agregat terak nikel yang berpori, karena berat jenis yang lebih ringan
daripada agregat terak nikel padat.
 Secara umum substitusi 20% bubuk terak nikel dengan specific surface 306 m2/kg
sebagai bahan pengganti bahan semen, memberikan kontribusi positif terhadap sifat-sifat
mekanik beton dan menghasilkan durabilitas yang baik.
 Penggunaan agregat terak nikel padat akan menambah berat jenis beton yang dihasilkan,
sehingga beton terak nikel padat ini masuk kategori beton berat. Metoda pencampuran
ACI 211.4R-93 menghasilkan beton pemberat yang berat jenisnya mencapai 3267kg/m3,
menghasilkan kuat tekan 28 hari 50.77 MPa dan menghasilkan absorpsi beton 0.61%.
Hasil penelitian beton pemberat terak nikel ini dapat digunakan sebagai pipa pemberat,
dan hasil penelitianmya menghasilkan hak paten no. P20000200, tanggal 19 November
2003, dengan judul Penemuan: Lapisan Pemberat dan Pelindung untuk Jalur Pipa Bawah
Laut dan Air Tawar.

BAB III

EKSTRAKSI NICKEL MATTE

3.1 Terbentuknya Logam Ni di Alam

Nikel merupakan kation yang memiliki mobilitas terbatas sehingga dalam proses pelapukan nikel
tidak tercuci melainkan mengalami proses pengkayaan. Pengkayaan yang dialami nikel adalah
pengkayaan relative, artinya persentase nikel bertambah bukan karena adanya penambahan
unsure Ni melainkan kerena berkurangnya unsure lain akibat proses pencucian.Nikel mengalami
peningkatan persentase yang paling besar dibandingkan Fe dan Co karena nikel terdapa dalam
jaringan mineral olivine dan piroksen sehingga ketika terjadi pelapukan unsure Ni lebih banyak
dibandingkan Fe dan Co.

Secara umum, mineral bijih di alam ini dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mineral sulfida dan
mineral oksida. Begitu pula dengan bijih nikel, ada sulfida dan ada oksida. Masing-masing
mempunyai karakteristik sendiri dan cara pengolahannya pun juga tidak sama. Dalam bahasan
kali ini akan dibatasi pengolahan bijih nikel dari mineral oksida (Laterit).

Bijih nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang umumnya ditemui yaitu Saprolit dan
Limonit dengan berbagai variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah
kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih saprolit mempunyai kandungan Fe rendah dan
Mg tinggi sedangkan limonit sebaliknya. Bijih Saprolit dua dibagi dalam 2 jenis berdasarkan
kadarnya yaitu HGSO (High Grade Saprolit Ore) dan LGSO (Low Grade Saprolit Ore), biasanya
HGSO mempunyai kadar Ni ≥ 2% sedangkan LGSO mempunyai kadar Ni.

3.2 Ekstraksi Nickel Matte

Nikel dapat diekstraksi melalui proses metalurgi. Bijih sufida dari nikel biasanya telah
diolah/diekstraksi menggunakan pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan padatemperatur
tinggi) untuk menghasilkan yang akan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap
berikutnya. Untuk memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy
(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian
dengan media cairan)

Adapun proses pyrometalurgy untuk menghasilkan yang akan liquid matte yang akan digunakan
pada pemurnian tahap berikutnya meliputi:

1. Komunisi

Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral bisa terlepas dari bijjhnya. Berbeda
dengan pengolahan emas, dalam tahap komunisi nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran
maksimal 30mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder.

2. Drying

Dryring atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadar moisture dalam bjih. Bisanya
kadar moisture dalam bijih sdekitar 30-35% dan diturunkan dalam proses ini dengan rotary dryer
menjadi 23%. Dalam rotary dryer ini, pengeringan dilakukan dengan cara mengalirkan gas
panasa yang dihasilkan dari pembakaran pulverized coal dan marine fuel dalam Hot Air
Generator (HAG) secara Co-Current (searah) pada temperatur sampai 200o C.

3. Calcining

Tujuan Utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam bijih, air kristal yang
biasa dijumpai adalah serpentine 3MgO.2SiO2.2H2O dan goethite (Fe2O3.H2O). Proses
dekomposisi dilakukan dalam Rotary Kiln dengan temperatur sampai 850o C meggunakan
pulverized coal secara Counter Current. Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini
juga biasanya didesain sudah terjadi reaksi reduksi dari NiO dan Fe2o3. Dalam teknologi Krupp
rent, semua reduksi dilakukan dalam rotaru kiln dan dihasilkan luppen. Sedangkan dalan
teknologi Electric Furnace, hanya sekitar 20% NiO tereduksi secara tidak langsung dalam rotary
kiln menjadi Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO sedangkan sisanya dilakukan dalam electric
furnace. Produk dari rotary kiln ini disebut dengan calcined ore dengan kandungan moisture
sekitar 2% dan siap lebur dalam electric furnace.

4. Smelting

Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalan rangkaian proses ini. Reaksi
reduksi 80% terjadi secara lagsung dan 20% secara tidak langsung pada temperature sampai
1650o C.

5. Refining

Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/ memperkecil kandungan Sulfur dalan
crude Fe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi. Dilakukannya proses ini berkaitan dengan
kebutuhan proses lanjutan yang digunakannya Fe-Ni sebagai umpan untuk pembuatan baja
dimana baja yang bagus harus mengandung Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan kandungan
Sulfur pada Crude Fe-Ni masih sekitar 0.3% sehingga jika kandungan Sulfur tidak diturunkan
maka pada proses pembuatan baja membutuhkan kerja keras untuk menurunkan kadar.

Bijih nikel dipanggang di udara menghasilkan NiO, yang kemudian direduksi dengan C menjadi
Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi namun dalam nikel yang tinggi
kemurniannya tetap dibuat dengan proses karbonil. CO bereaksi dengan Ni yang tidak murni
pada suhu 50ºC dan tekanan biasa atau dengan anyaman nikel tembaga dalam keadaan yang
lebih kuat menghasilkan Ni(CO)4 yang mudah menguap, di mana logam dengan kemurnian
99,90-99,99 % diperoleh pada komposisi termal 200 º C.

Nikel diekstrak dari ore nya dengan proses pemanggangan menghasilkan logam yang
kemurniannya >80%. Pemurnian akhir dari pemurnian nikel oksida menggunakan proses Mond,
yang dapat meningkatkan kemurnian nikel hingga 99%. Proses modern dipatenkan oleh L.
Mond.

Proses Mond yang kadang-kadang dikenal sebagai proses karbonil adalah teknik yang diciptakan
oleh Ludwig Mond pada tahun 1890 untuk mengekstrak dan memurnikan nikel. Proses ini
digunakan secara komersial sebelum akhir abad ke-19. Hal ini dilakukan dengan mengkonversi
oksida nikel (nikel dikombinasikan dengan oksigen) ke nikel murni.

Proses ini memanfaatkan fakta bahwa ikatan kompleks antara karbon monoksida dengan nikel
mudah dan reversibel untuk memberikan karbonil nikelProses ini memiliki tiga langkah

1. Nikel oksida direaksikan dengan Syngas pada 200 ° C untuk menghilangkan oksigen,
meninggalkan nikel murni. Kotoran termasuk besi dan kobalt.

NiO (s) + H2 (g) → Ni (s) + H2O (g)

1. Nikel murni direaksikan dengan karbon monoksida berlebih pada 50-60 ° C untuk
membentuk karbonil nikel.

Ni (s) + 4 CO (g) → Ni (CO) 4 (g)

1. Campuran karbon monoksida berlebih dan nikel karbonil dipanaskan hingga 220-250 °
C. Pada pemanasan, tetracarbonyl nikel nikel terurai untuk memberikan:

Ni (CO) 4 (g) → Ni (s) + 4 CO (g)

Untuk memisahkan nike dengan wastenya dapat dibantu dengan melihat tingkat kebasaan,
Tingkat kebasaan ini menentukan brick/ refractory/bata tahan api yang harus digunakan di dalam
tungku (furnace), jika basisitas tinggi maka refractory yang digunakan juga sebaiknya
mempunyai sifat basa agar slag (terak) tidak bereaksi dengan refractory yang akan menghabiskan
lapisan refractory tersebut. Basisitas juga menentukan viscositas slag, semakin tinggi basisitas
maka slag semakin encer dan mudah untuk dikeluarkan dari furnace. Namun basisitas yang
terlalu tinggi juga tidak terlalu bagus karena difusi Oksigen akan semakin besar sehingga
kehilangan Logam karena oksidasi terhadap logam juga semakin besar.
Gambar 3.1 Keseimbangan Material Slag

Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader) menuju ke
stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan proses pengolahan nikel.

Selanjutnya untuk memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy


(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian
dengan media cairan).Proses Pyrometallurgy Reduksi yang terjadi pada proses ini hanya
sebagian dari besi saja yang dapat diikat menjadi terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk
ferro-nikel alloy.Dalam hal ini untuk memisahkan besi dari nikel pada reaksi peleburan tersebut
ditambahkan beberapa bahan yang mengandung belerang (Gypsum atau Pyrite). Karena
perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap oksigen dan belerang, sehingga proses ini
didapatkan metal yaitu paduan Ni3S2 dan FeS dan sebagian besar besi dapat diterakkan

Metal yang dihasilkan ini masih mengandung lebih dari 60 % Fe dan selanjatnya metal yang
masih dalam keadaan cair terus diprosos lagi dalam konvertor. Proses-proses konvertor diberikan
bahan tambah silikon untuk menterakkan oksida besi.Terak hasil konvertor ini masih
mengandung nikel yang cukup tinggi,sehingga terak ini biasanya di proses ulang pada
peleburan(Resmelting).Proses selanjutnya metal di panggang untuk memisahkan belerang.

Nikel oxide yang didapat dari pemanggangan selanjutnya di reduksi dengan bahan tambah arang
(charcoal), sehingga didapat logam nikel.

Gambar 3.1. Flow chart Proses Pemurnian Nikel

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang didapat dari makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 Eksraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi ada dua macam yaitu ekstraksi processing dan
ekstraksi logam.
 Nikel memiliki warna putih keperak-perakan yang berkilat., dan keras dan mulur (dapat
ditarik).Nikel tergolong dalam logam transisi.
 Nickel matte adalah nikel sulfide yang kandungan nikelnya >65%
 Nickel matte dapat diekstraksi melalui proses diolah/diekstraksi menggunakan
pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan padatemperatur tinggi) untuk
menghasilkan yang akan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap
berikutnya. Untuk memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam
hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dengan cara pelindian dengan media cairan)

4.2 Saran

Diharapakan agar penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca terutama
utnuk lebih mengerti mengenai Nickel matte.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Nickel Processing.http://www.squidoo.com/francisj (diakses tanggal 10 Desember


2011, pukul 17.00 WITA)

Anonim.2011.Pt.Inco.http://www.pt-inco.co.id/new/index.php francisj (diakses tanggal 10


Desember 2011, pukul 17.00 WITA)

Krisna.2007.Pembuatan Nikel. http://industri17krisna.blog.mercubuana.ac.id (diakses tanggal 10


Desember 2011, pukul 17.00 WITA)

Uwi.2009.Nickel.http://wwwchem.uwimona.edu.jm/courses/nickel.html francisj (diakses tanggal


10 Desember 2011, pukul 17.00 WITA)

Wikipedia.2011.Mond Process.http://en.wikipedia.org/wiki/Mond_process francisj (diakses


tanggal 10 Desember 2011, pukul 17.00 WITA)

Wikipedia,2011.Nickel.http://en.wikipedia.org/wiki/Nickel francisj (diakses tanggal 10


Desember 2011, pukul 17.00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai