Anda di halaman 1dari 118

L O MP O K 5 -

- KE

BESI DAN
PADU A NN YA

NAH
ASMAUL HUS
MUTMAINNAH
POKOK BAHASAN
KLASIFIKAS
02
01 DEFINISI
I BAHAN
03 SUMBER BAHAN

TUJUAN DAN
05 FUNGSI
04 SIFAT
BAHAN 06
KELEBIHAN
DAN
KEKURANGAN
07 CONTOH
PENGGUNAAN
01
D E F IN IS I
DEFINISI
Besi merupakan salah satu jenis logam yang terdapat nomor atom 26, massa atom relatif
(Ar) 55.845 u. Titik leleh besi pada suhu 1538˚C, 2800˚F, 181 K (Hartina et al, 2020).
Paduan besi merupakan jenis paduan logam dengan penyusun utama berupa besi.
Paduan ini merupakan yang paling banyak digunakan dibandingkan paduan logam
lainnya Penggunaan paduan besi dalam kehidupan sehari-hari digunakan dalam
berbagai bidang konstruksi (Amyreeza, 2015).
Paduan besi mengacu pada campuran besi dengan satu atau lebih unsur atau logam lainnya
untuk mengubah sifat-sifatnya. Beberapa paduan besi yang paling umum termasuk:
feronikel, besi cor, besi tempa, besi baja dan besi tuang putih.
DEFINISI
Feronikel adalah paduan besi dan nikel (ferroalloy) yang diproduksi terutama melalui
peleburan listrik bijih nikel teroksidasi dalam kondisi reduksi dan digunakan untuk baja
paduan dan paduan. Feronikel mengandung 80% besi dan 20% nikel yang dihasilkan
dari proses peleburan reduksi bijih nikel oksida atau silikat yang mengandung
besi. Ferroalloy adalah paduan besi dengan unsur lain (Cr, Si, Mn, Ti, dll.) yang
digunakan terutama untuk deoksidasi dan paduan baja (misalnya ferrochromium,
ferrosilicon). Beberapa paduan yang mengandung besi hanya dalam bentuk pengotor
(silikokalsium, silikomangan, dll) dan beberapa logam dan nonlogam (Mn, Cr, Si)
dengan kandungan pengotor minimal juga diklasifikasikan sebagai ferroalloy. Mereka
dihasilkan dari bijih atau konsentrat dalam tungku listrik atau poros peleburan
(perapian) (Urm-Company,2023).
DEFINISI
Besi cor adalah salah satu material yang umum difungsikan sebagai rangka pada pondasi
bangunan di Indonesia. Besi ini punya karakter yang kuat, tahan lembab, anti korosi,
dan tahan aus. Dilihat dari komposisinya, material ini mengandung campuran besi,
karbon, silikon, mangan, sulfur dan fosfor. Secara khusus, kandungan karbon pada
barang ini berkisar di 2% sampai 6,67%. Apabila komposisi karbon lebih dari 2%, besi
cor akan punya karakter yang lebih rapuh dan mudah getas.
DEFINISI
Besi tempa adalah besi paduan dengan kandungan karbon yang amat rendah (kurang dari
0.08%) yang berbeda dengan besi cor (2,1% sampai 4%). Benda ini adalah sebuah
gumpalan besi yang semi-menyatu dan berisikan serat terak inklusi (sampai 2% dari
kandungan berat), yang memunculkan "biji-bijian" menyerupai kayu yang terlihat
ketika besi itu tergores atau bengkok ke titik patah. Besi tempa itu berkarasteritik
tangguh, mudah ditempa, ulet, tahan korosi dan mudah dilas.
DEFINISI
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan
utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur
paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom
(chromium), vanadium, dan nikel. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur
paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan
karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya
(tensile strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta
menurunkan keuletannya (ductility).
DEFINISI
Besi tuang putih (white cast iron) memiliki bidang patahan yang berwarna putih karena
mengandung sejumlah besar sementit dengan kandungan karbon lebih dari 1,7%.
Dengan kandungan silikon yang rendah dan laju pendinginan yang cepat, maka setelah
didinginkan akan terbentuk fasa metastabil sementit, Fe 3C. Karena sementit bersifat
keras dan getas, besi tuang putih memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi
namun mampu mesin dan kekuatan tariknya rendah. Besi tuang putih ini merupakan
bahan baku untuk pembuatan besi tuang mampu tempa.
02
IK A S I
KLASIF
B AH A N
KLASIFIKASI BAHAN
Klasifikasi bahan feronikel dapat dilakukan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk
komposisi kimianya, metode pembuatannya, dan sifat-sifatnya. Berikut adalah
beberapa klasifikasi umum untuk bahan feronikel :

1. Berdasarkan komposisi kimia: feronikel tinggi dan feronikel rendah.


2. Berdasarkan metode pembuatan: feronikel hasil peleburan langsung dan
feronikel nikel laterit.
3. Berdasarkan aplikasi atau penggunaan: feronikel untuk kabel dan kabel listrik,
feronikel untuk industri kimia, dan feronikel untuk industri peralatan berat.
KLASIFIKASI BAHAN
Besi cor memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan campuran material
yang ada di dalamnya dan juga kegunaannya. Hal ini mempermudah untuk
memilih mana yang cocok digunakan pada konstruksi bangunan Anda.
Berikut ini merupakan beberapa jenis besi cor berdasarkan campuran material dan
kegunaannya:
1. Besi cor kelabu
2. Besi cor nodular
3. Besi cor putih
4. Besi cor mampu tempa
KLASIFIKASI BAHAN
Besi tempa merupakan paduan besi dengan kandungan karbon yang sangat rendah
(kurang dari 0,05%) berbeda dengan besi tuang (2,1% hingga 4%). Ini adalah
massa besi setengah menyatu dengan inklusi terak berserat (hingga 2% berat), yang
memberikan "butir" seperti kayu yang terlihat saat tergores, berkarat, atau
dibengkokkan hingga rusak . Besi tempa bersifat keras, mudah ditempa, ulet ,
tahan korosi , dan mudah ditempa , tetapi lebih sulit untuk dilas secara elektrik.
KLASIFIKASI BAHAN
Menurut ASM handbook vol.1.2:329 (1993), baja dapat diklasifikasikan
berdasarkan komposisi kimianya yaitu baja karbon dan baja paduan. Klasifikasi
baja karbon dan baja paduan berdasarkan komposisi kimianya sebagai berikut:
a. Baja carbon yang meliputi: baja carbon rendah (low carbon steel), baja carbon
menengah (medium carbon steel), dan baja carbon tinggi (high carbon steel)
b. Baja paduan yang meliputi: baja paduan rendah (low alloy steel), baja paduan
menengah (medium alloy steel), dan baja paduan tinggi (high alloy steel)
KLASIFIKASI BAHAN
Besi tuang putih diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, yaitu:
1. Struktur Mikro : Besi tuang putih hipoeutektik, besi tuang putih eutektik, dan
besi tuang putih hipereutektik
2. Komposisi Kimia : besi tuang putih klasik dan besi tuang putih paduan
3. Sifat Mekanik : besi tuang putih keras dan besi tuang putih kuat
4. Aplikasi : besi tuang putih untuk abrasi, besi tuang putih untuk struktur, dan
besi tuang putih untuk heat-resistant
03
B E R B A H A N
S U M
SUMBER BAHAN
FERONIKEL
Feronikel dihasilkan dari peleburan reduksi bijih nikel oksida atau silikat yang
mengandung besi . Pengolahan bijih nikel laterit menjadi feronikel
merupakan suatu metode yang paling umum digunakan di industri saat ini.
Proses ini ditujukan untuk bijih saprolit yang kaya akan magnesium (15—
28%) dan kandungan besi yang cukup rendah (13—20%). Feronikel, yang
kira-kira terdiri dan 20% nikel and 80% besi, diproduksi dengan melebur
bijih nikel kadar tinggi. Diperlukan kurang lebih 75—90 wmt (wet metric
ton) bijih nikel saprolit untuk memproduksi satu ton nikel dalam feronikel
(Laporan Tahunan PT Antam,2017).
BAHAN BAKU UTAMA DAN PROSES
PENGOLAHANNYA
BIJIH NIKEL LATERIT PROSES PENGOLAHANNYA
Bijih nikel laterit adalah jenis bijih nikel Bijih nikel dengan rata- rata kadar nikel,8% di masukkan melalui mesin
yang paling umum dan berlimpah di bumi. pengumpan getar ke dalam tanur pengering putar (rotary dryer) untuk
Bijih ini biasanya ditemukan di permukaan diturunkan kandungan air basahnya dan 30—33% menjadi 20—22%
bumi dan memiliki kandungan nikel yang dengan menggunakan gas panas bersuhu 800—900°C. Bijih nikel
berkisar antara 1-2%. kemudian disaring pada pengayak getar berukuran 5 cm. Ukuran kasar
dihancurkan terlebih dahulu untuk kemudian bersama-sama dengan
Adapun sumber nya: Indonesia, Filipina, ukuran halus disimpan pada tempat penampungan bijih nikel. Bahan
New Caledonia, Australia pendukung (batu bara, antrasit, dan batu kapur) di masukkan melalui
tempat pengumpanan khusus untuk selanjutnya disimpan pada tempat
penampungan masing-masing. Dan tempat penampungan masing-
masing,bijih nikel dan bahan pendukung dimasukkan ke dalam tanur
putar kalsinasi (rotary kiln) dengan perbandingan tertentu melalui
penimbangan yang teliti.
SUMBER BAHAN BESI
COR
Bahan baku utama untuk membuat besi cor adalah bijih besi. Bijih besi adalah batuan yang mengandung
mineral besi dalam jumlah yang cukup tinggi untuk ditambang dan diolah secara ekonomis. Berikut
adalah beberapa jenis bijih besi yang umum digunakan:
Hematite (Fe2O3): Jenis bijih besi yang paling umum, berwarna merah karena kandungan oksigennya yang
tinggi.
Magnetite (Fe3O4): Jenis bijih besi yang kaya akan zat besi dan memiliki sifat magnetik.
Limonite (FeO(OH)nH2O): Jenis bijih besi yang berwarna coklat kekuningan dan mengandung air.
Siderite (FeCO3): Jenis bijih besi yang berwarna coklat dan mengandung karbonat.
Selain bijih besi, bahan baku lain yang digunakan untuk membuat besi cor antara lain:
Kokas: Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan tungku peleburan.
Batu kapur (CaCO3): Digunakan sebagai fluks untuk mengikat kotoran dan menghasilkan terak.
Pasir silika (SiO2): Digunakan sebagai bahan baku untuk membuat cetakan.
Logam paduan: Seperti nikel, kromium, dan vanadium, dapat ditambahkan untuk meningkatkan sifat besi
cor.
PROSES PENGOLAHANNYA
● Penambangan dan pengolahan bijih besi: Bijih besi ditambang dari bumi
dan diolah untuk meningkatkan kandungan besinya.
● Peleburan: Bijih besi dan bahan baku lainnya dicampur dan dilelehkan
dalam tungku peleburan.
● Pengecoran: Cairan besi cor dituang ke dalam cetakan untuk membentuk
produk yang diinginkan.
● Pendinginan: Besi cor dibiarkan dingin dan mengeras.
● Pengecoran: Produk besi cor dikeluarkan dari cetakan dan dibersihkan.
SUMBER BAHAN BESI
TEMPA
Besi tempa terbuat dari bijih besi yang diolah melalui proses pemurnian dan penempaan.
Berikut adalah beberapa sumber bahan baku besi tempa:
1. Bijih Besi: Hematite (Fe2O3), Magnetite (Fe3O4), Limonite (FeO(OH)nH2O), dan
Siderite (FeCO3)
2. Bahan Bakar:
Kokas: Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan tungku peleburan.
Batu bara: Bahan bakar alternatif untuk kokas.
3. Fluks:
Batu kapur (CaCO3): Digunakan sebagai fluks untuk mengikat kotoran dan
menghasilkan terak.
4. Bahan Paduan:
Logam paduan: Seperti nikel, kromium, dan vanadium, dapat ditambahkan untuk
meningkatkan sifat besi tempa.
PROSES PENGOLAHANNYA
● Penambangan dan pengolahan bijih besi: Bijih besi ditambang dari bumi
dan diolah untuk meningkatkan kandungan besinya.
● Peleburan: Bijih besi dan bahan baku lainnya dicampur dan dilelehkan
dalam tungku peleburan.
● Pemurnian: Cairan besi dimurnikan untuk menghilangkan kotoran.
● Penempaan: Besi panas ditempa dengan palu atau mesin untuk membentuk
produk yang diinginkan.
● Pendinginan: Besi tempa dibiarkan dingin dan mengeras.
● Pengecatan: Besi tempa dapat dilapisi dengan cat untuk melindungi dari
korosi.
SUMBER BAHAN BESI
BAJA
Sumber utama besi baja adalah bijih besi. Bijih besi adalah batuan yang mengandung
mineral hematit (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), limonit (FeOOH·nH2O), dan siderit
(FeCO3). Bijih besi ditambang dari bumi dan kemudian diolah untuk
menghasilkan besi mentah (pig iron).

Proses pengolahan bijih besi menjadi besi mentah:


Penambangan: Bijih besi ditambang dari bumi dengan berbagai metode, seperti
tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang placer.
Pengolahan: Bijih besi dihancurkan dan dihaluskan untuk memisahkan mineral besi
dari impurities.
Peleburan: Bijih besi dicampur dengan kokas dan batu kapur di tanur tinggi untuk
menghasilkan besi mentah.
Pemurnian: Besi mentah diubah menjadi baja dengan menghilangkan impurities dan
menambahkan unsur paduan.
SUMBER BAHAN BESI
TUANG PUTIH
Sumber bahan utama untuk pembuatan besi tuang putih adalah besi kasar putih (pig
iron white). Berikut adalah beberapa sumber besi kasar putih:
Bijih besi: Bijih besi hematite (Fe2O3) dan magnetite (Fe3O4) merupakan sumber
utama untuk pembuatan besi kasar. Bijih besi ditambang dari bumi dan diolah di
tanur tinggi untuk menghasilkan besi kasar.
Skrap baja: Skrap baja dari berbagai sumber, seperti mobil bekas, mesin tua, dan
konstruksi yang dibongkar, dapat digunakan untuk menghasilkan besi kasar. Skrap
baja dicampur dengan bijih besi dan bahan lainnya di tanur tinggi.
Bahan bakar: Kokas, batu bara, dan gas alam digunakan sebagai bahan bakar untuk
memanaskan tanur tinggi.
Bahan baku lain yang digunakan dalam pembuatan besi tuang putih:
Batu kapur, silikon, mangan, nikel, kromium dan molibdenum
PROSES PENGOLAHANNYA
● Peleburan: Bahan baku (bijih besi, skrap baja, batu kapur, dan bahan
bakar) dicampur dan dimasukkan ke dalam tanur tinggi.
● Reduksi: Di dalam tanur tinggi, kokas atau batu bara dibakar untuk
menghasilkan panas yang tinggi. Panas ini menyebabkan reduksi bijih besi
menjadi besi cair.
● Penuangan: Besi cair dituangkan ke dalam cetakan untuk membentuk
produk akhir.
● Pendinginan: Besi tuang putih didinginkan dengan cepat untuk
menghasilkan struktur mikro yang diinginkan.
04
B A H A N
SIFAT
DEFORMASI FERONIKEL
Sifat deformasi feronikel tergantung pada komposisi kimianya, perlakuan panas, dan
suhu. Secara umum, feronikel adalah bahan yang ulet yang dapat dibentuk menjadi
berbagai bentuk. Ini memiliki kekuatan luluh yang tinggi dan dapat menahan
sejumlah besar deformasi sebelum patah. Deformasi feronikel adalah proses
mengubah bentuk feronikel tanpa mengubah komposisi kimianya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia, perlakuan panas, suhu,


kecepatan deformasi, geometri, pelumasan, toleransi, dan biaya.
KEULETAN FERONIKEL
Fero nikel, paduan besi dan nikel, memiliki sifat keuletan yang membuatnya tahan
terhadap deformasi dan kerusakan. Keuletan ini menjadikannya pilihan ideal untuk
berbagai aplikasi, seperti pertambangan, konstruksi, dan otomotif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia, struktur mikro, dan


perlakuan panas.

Cara pengujian: uji tarik, uji ketangguhan charpy, dan uji kekerasan.
KEKUATAN LULUH FERONIKEL
Kekuatan luluh feronikel adalah nilai tegangan minimum yang diperlukan untuk
menyebabkan deformasi plastis permanen pada material. Sifat ini penting untuk
menentukan ketahanan feronikel terhadap deformasi dan kegagalan dalam berbagai
aplikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia, struktur mikro, kerusakan


mikro dan perlakuan panas.

Cara pengujian: uji tarik, uji kompresi, dan uji kekerasan.

Nilai kekuatan luluh: Nilai kekuatan luluh feronikel bervariasi tergantung pada
faktor-faktor yang disebutkan di atas. Nilai tipikal untuk feronikel komersial berkisar
antara 200 MPa hingga 1200 MPa.
KEKUATAN TARIK FERONIKEL
Kekuatan tarik feronikel adalah kemampuan material untuk menahan gaya tarik yang
diterapkan padanya. Sifat ini penting untuk menentukan ketahanan feronikel terhadap
patah dan kegagalan dalam berbagai aplikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia, struktur mikro, kerusakan


mikro dan perlakuan panas.

Cara pengujian: uji tarik, dan uji kekerasan.

Nilai kekuatan tarik: Nilai kekuatan tarik feronikel bervariasi tergantung pada faktor-
faktor yang disebutkan di atas. Nilai tipikal untuk feronikel komersial berkisar antara
400 MPa hingga 1500 MPa.
KEKUATAN TEKAN FERONIKEL
Kekuatan tekan feronikel adalah kemampuan material untuk menahan gaya tekan
yang diterapkan padanya. Sifat ini penting untuk menentukan ketahanan feronikel
terhadap deformasi dan kegagalan dalam berbagai aplikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia, struktur mikro, kerusakan


mikro dan perlakuan panas.

Cara pengujian: uji tekan, dan uji kekerasan.

Nilai kekuatan tekan : Nilai kekuatan tekan feronikel bervariasi tergantung pada
faktor-faktor yang disebutkan di atas. Nilai tipikal untuk feronikel komersial berkisar
antara 600 MPa hingga 2000 MPa.
KEKERASAN FERONIKEL
Kekerasan feronikel adalah kemampuan material untuk menahan deformasi plastik
permanen akibat tekanan lokal. Sifat ini penting untuk menentukan ketahanan
feronikel terhadap aus, goresan, dan lekukan dalam berbagai aplikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: komposisi kimia, struktur mikro, kerusakan


mikro dan perlakuan panas.

Cara pengujian: uji brinell, uji vickers, dan uji rockwell.

Nilai kekerasan : Nilai kekerasan feronikel bervariasi tergantung pada faktor-faktor


yang disebutkan di atas. Nilai tipikal untuk feronikel komersial berkisar antara 100
HB hingga 600 HV.
KAPASITAS PANAS FERONIKEL
Kapasitas panas feronikel adalah kemampuannya untuk
menyerap dan menyimpan panas. Kapasitas panas feronikel
lebih tinggi dibandingkan dengan besi murni. Hal ini
disebabkan oleh nikel yang memiliki kapasitas panas yang
lebih tinggi daripada besi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Kadar nikel, suhu, bentuk fisik
Cara pengujian: Metode calorimeter, drop calorimetry.

Nilai kapasitas panas :

 Feronikel 45% Ni: 500 J/kgK


 Feronikel 60% Ni: 600 J/kgK
 Feronikel 75% Ni: 700 J/kgK
PANAS SPESIFIK FERONIKEL
Panas spesifik feronikel adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram feronikel sebesar 1
derajat Celcius.
Faktor-faktor yang mempengaruhi: Kadar ikel, suhu panas, bentuk fisik

Cara pengujian: Panas spesifik feronikel dapat dihitung dengan membagi


kapasitas panas feronikel dengan massanya.

Nilai panas spesifik feronikel :

 Feronikel 45% Ni: 420 J/kgK


 Feronikel 60% Ni: 460 J/kgK
● Feronikel 75% Ni: 500 J/kgK
PEMUAIAN THERMAL FERONIKEL
Pemuaian termal adalah sifat material untuk memuai atau
memanjang ketika dipanaskan dan menyusut ketika
didinginkan.

Cara pengujian: Dilatometer, Interferometer. Termomekanis


analyzer(TMA)

Pemuaian thermal feronikel: Pemuaian thermal feronikel


bergantung pada beberapa faktor, antara lain ; kadar nikel,
suhu ,dan bentuk fisik.
KONDUKTIVITAS THERMAL
FERONIKEL
Konduktivitas termal adalah kemampuan suatu material untuk
mentransfer panas. Feronikel memiliki konduktivitas termal yang
lebih rendah dibandingkan dengan besi murni.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:Kadar nikel, bentuk fisik, suhu,
bentuk fisik
Cara pengujian: Metodde batang steady-state, metode pelat panas,
metode flash.
Nilai konduktivitas thermal tergantung pada faktor-factor tersebut di
atas.
PANAS TRANSFORMASI
FERONIKEL
Panas transformasi feronikel adalah energi yang dibutuhkan untuk
mengubah struktur kristal feronikel dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Transformasi ini dapat terjadi akibat perubahan suhu atau
komposisi kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: Jenis transformasi, suhu


transformasi, kadar nikel

Cara pengujian: Uji kimia, uji fisik, uji mekanik, uji


mikrostruktur.
SIFAT LISTRIK FERONIKEL
Feronikel adalah paduan logam yang terdiri dari nikel dan
besi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi: kadar nikel, suhu, struktur mikro

Cara pengujian:Metode empat terminal, dan metode eddy curent


SIFAT MAGHNET FERONIKEL

Feronikel adalah paduan logam yang terdiri dari nikel dan


besi. Sifat magnetik feronikel dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain: suhu, kadar nikel, struktur mikro.
Nilai permeabilitas magnetik feronikel bervariasi tergantung
pada faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Cara pengujian:Metode yoke, metode permeameter
SIFAT OPTIK FERONIKEL

Feronikel adalah paduan logam yang terdiri dari nikel dan


besi. Sifat Optik feronikel dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: suhu, kadar nikel, struktur mikro.
Cara pengujian: Metode spektroskopi fotorefleksi, metode
elipsometri.
SIFAT DETERORATIVE FERONIKEL

Sifat deterioratif feronikel dipengaruhi oleh beberapa faktor,


antara lain: Korosi, oksidasi, erosi, kelelahan
Nilai permeabilitas magnetik feronikel bervariasi tergantung
pada faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Metode mencegah deterorative : Pelapisan, proteksi katodik,
penggunaan inhibitor korosi, desain yang tepat.
SIFAT KEKERASAN BESI COR
Kekerasan: Besi cor memiliki kekerasan yang tinggi, sekitar 200-700 Brinell. Hal
ini membuatnya tahan terhadap goresan dan aus. Kekerasan besi cor diuji dengan
menggunakan uji Brinell atau uji Rockwell.

SIFAT KEULETAN BESI COR


Keuletan: Besi cor memiliki keuletan yang rendah, sekitar 1-5%. Hal ini
membuatnya rapuh dan mudah retak. Keuletan besi cor diuji dengan uji tarik.
SIFAT KEKUATAN LULUH BESI
COR
Kekuatan Luluh: Kekuatan luluh besi cor sekitar 150-300 MPa. Ini adalah nilai
tegangan maksimum yang dapat ditahan material sebelum mengalami deformasi
plastis permanen. Kekuatan luluh besi cor diuji dengan uji tarik.

SIFAT KEKUATAN TARIK BESI COR


Kekuatan Tarik: Kekuatan tarik besi cor sekitar 200-400 MPa. Ini adalah nilai
tegangan maksimum yang dapat ditahan material sebelum patah. Kekuatan tarik
besi cor diuji dengan uji tarik.
SIFAT KEKUATAN TEKAN BESI
COR
Kekuatan Tekan: Kekuatan tekan besi cor sekitar 500-1000 MPa. Ini adalah nilai
tegangan kompresif maksimum yang dapat ditahan material sebelum patah.
Kekuatan tekan besi cor diuji dengan uji tekan.

SIFAT KAPASITAS PANAS BESI COR


Kapasitas Panas: Kapasitas panas besi cor sekitar 500-600 J/kg°C. Hal ini
membuatnya tahan terhadap perubahan suhu. Kapasitas panas besi cor diuji dengan
uji kalorimeter.
SIFAT PANAS SPESIFIK BESI COR
Panas Spesifik: Panas spesifik besi cor sekitar 0.52 kJ/kg°C. Ini adalah jumlah
panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 kg material sebesar 1°C. Panas
spesifik besi cor diuji dengan uji kalorimeter.

SIFAT PEMUAIAN THERMAL BESI


COR
Pemuaian Termal: Pemuaian termal besi cor sekitar 10-12 µm/m°C. Ini adalah
tingkat ekspansi material ketika dipanaskan. Pemuaian termal besi cor diuji dengan
uji dilatometer.
SIFAT PANAS TRANSFORMASI BESI
COR
Panas Transformasi: Panas transformasi besi cor sekitar 250 kJ/kg. Ini adalah
jumlah panas yang dilepaskan atau diserap material ketika mengalami perubahan
fase. Panas transformasi besi cor diuji dengan uji kalorimeter.

SIFAT KONDUKTIVITAS THERMAL


BESI COR
Konduktivitas Termal: Konduktivitas termal besi cor sekitar 50-60 W/m°C. Ini
adalah kemampuan material untuk mentransfer panas. Konduktivitas termal besi
cor diuji dengan uji konduktivitas termal.
SIFAT LISTRIK BESI COR
Sifat Listrik: Besi cor adalah konduktor listrik yang baik. Sifat listrik besi cor
diuji dengan uji resistivitas.

SIFAT MAGNET BESI COR


Sifat Magnet: Besi cor adalah material feromagnetik, yang berarti dapat ditarik
oleh magnet. Sifat magnet besi cor diuji dengan uji permeabilitas.
SIFAT OPTIK BESI COR
Sifat Optik: Besi cor berwarna abu-abu. Sifat optik besi cor diuji dengan uji
spektroskopi.

SIFAT DETEORATIVE BESI COR


Sifat Deterotative: Besi cor tahan terhadap korosi dan aus. Sifat deterotative besi
cor diuji dengan uji korosi.
SIFAT KEKERASAN BESI TEMPA
Kekerasan: Besi tempa memiliki kekerasan yang lebih rendah daripada besi cor,
sekitar 120-150 Brinell. Hal ini membuatnya lebih mudah dibentuk. Kekerasan
besi tempa diuji dengan menggunakan uji Brinell atau uji Rockwell.

SIFAT KEULETAN BESI TEMPA


Keuletan: Besi tempa memiliki keuletan yang lebih tinggi daripada besi cor,
sekitar 15-25%. Hal ini membuatnya lebih tahan terhadap retak. Keuletan besi
tempa diuji dengan uji tarik.
SIFAT KEKUATAN LULUH BESI
TEMPA
Kekuatan Luluh: Kekuatan luluh besi tempa sekitar 200-300 MPa. Ini adalah nilai
tegangan maksimum yang dapat ditahan material sebelum mengalami deformasi
plastis permanen. Kekuatan luluh besi tempa diuji dengan uji tarik.

SIFAT KEKUATAN TARIK BESI


TEMPA
Kekuatan Tarik: Kekuatan tarik besi tempa sekitar 350-500 MPa. Ini adalah nilai
tegangan maksimum yang dapat ditahan material sebelum patah. Kekuatan tarik
besi tempa diuji dengan uji tarik.
SIFAT KEKUATAN TEKAN BESI
TEMPA
Kekuatan Tekan: Kekuatan tekan besi tempa sekitar 500-800 MPa. Ini adalah
nilai tegangan kompresif maksimum yang dapat ditahan material sebelum patah.
Kekuatan tekan besi tempa diuji dengan uji tekan.

SIFAT KAPASITAS PANAS TARIK


BESI TEMPA
Kapasitas Panas: Kapasitas panas besi tempa sekitar 450-500 J/kg°C. Hal ini
membuatnya tahan terhadap perubahan suhu. Kapasitas panas besi tempa diuji
dengan uji kalorimeter.
SIFAT PANAS SPESIFIK BESI TEMPA
Panas Spesifik: Panas spesifik besi tempa sekitar 0.46 kJ/kg°C. Ini adalah jumlah
panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 kg material sebesar 1°C. Panas
spesifik besi tempa diuji dengan uji kalorimeter.

SIFAT PEMUAIAN THERMAL BESI


TEMPA
Pemuaian Termal: Pemuaian termal besi tempa sekitar 11-12 µm/m°C. Ini adalah
tingkat ekspansi material ketika dipanaskan. Pemuaian termal besi tempa diuji
dengan uji dilatometer.
SIFAT PANAS TRANSFORMASI BESI
TEMPA
Panas Transformasi: Panas transformasi besi tempa sekitar 200 kJ/kg. Ini adalah
jumlah panas yang dilepaskan atau diserap material ketika mengalami perubahan
fase. Panas transformasi besi tempa diuji dengan uji kalorimeter.

SIFAT KONDUKTIVITAS THERMAL


BESI TEMPA
Konduktivitas Termal: Konduktivitas termal besi tempa sekitar 50-60 W/m°C. Ini
adalah kemampuan material untuk mentransfer panas. Konduktivitas termal besi
tempa diuji dengan uji konduktivitas termal.
SIFAT LISTRIK BESI TEMPA
Sifat Listrik: Besi tempa adalah konduktor listrik yang baik. Sifat listrik besi
tempa diuji dengan uji resistivitas.

SIFAT MAGNET THERMAL BESI


TEMPA
Sifat Magnet: Besi tempa adalah material feromagnetik, yang berarti dapat ditarik
oleh magnet. Sifat magnet besi tempa diuji dengan uji permeabilitas.
SIFAT OPTIK BESI TEMPA
Sifat Optik: Besi tempa berwarna abu-abu. Sifat optik besi tempa diuji dengan uji
spektroskopi.

SIFAT DETEORATIVE BESI TEMPA


Sifat Deterotative: Besi tempa tahan terhadap korosi dan aus. Sifat deterotative
besi tempa diuji dengan uji korosi.
SIFAT DEFORMASI BESI BAJA
Deformasi adalah perubahan bentuk suatu benda akibat adanya gaya yang bekerja padanya.
Besi baja memiliki sifat deformasi yang dapat dikategorikan sebagai elastis dan plastis.

Pengujian Deformasi Besi Baja:


Uji tarik: Uji ini dilakukan untuk mengukur kekuatan tarik, keuletan, dan modulus
elastisitas baja.
Uji tekan: Uji ini dilakukan untuk mengukur kekuatan tekan baja.
Uji lentur: Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan baja untuk dibengkokkan tanpa
patah.

Nilai Sifat Deformasi Besi Baja:


Nilai sifat deformasi besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan
faktor lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai untuk baja karbon:
Modulus elastisitas: 200 GPa (gigapascal)
Kekuatan tarik: 500 MPa (megapascal)
Keuletan: 20%
Kekerasan Brinell: 150 HB (hardness Brinell)
SIFAT KEULETAN BESI BAJA
Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk mengalami deformasi plastis tanpa patah. Besi
baja memiliki sifat keuletan yang tinggi, yang berarti dapat diubah bentuknya tanpa retak atau patah.

Cara Pengujian Keuletan Besi Baja:


Uji tarik: Uji ini dilakukan dengan menarik spesimen baja hingga patah. Keuletan diukur dengan
persentase perpanjangan spesimen sebelum patah.
Uji lentur: Uji ini dilakukan dengan membengkokkan spesimen baja hingga patah. Keuletan diukur
dengan sudut pembengkokan sebelum patah.
Uji impak: Uji ini dilakukan dengan memukul spesimen baja dengan palu dan mengukur energi
yang diserap sebelum patah.

Nilai Keuletan Besi Baja:


Nilai keuletan besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor lainnya.
Berikut adalah beberapa contoh nilai keuletan untuk baja karbon:
Uji tarik: 20%
Uji lentur: 180 derajat
Uji impak: 20 J (joule)
SIFAT KEKUATAN LULUH BESI BAJA
Kekuatan luluh (yield strength) adalah tegangan maksimum yang dapat ditahan besi baja sebelum
mengalami deformasi plastis permanen. Dengan kata lain, ini adalah titik di mana baja mulai
"mengalir" alih-alih kembali ke bentuk semula setelah gaya dihilangkan.

Cara Pengujian Kekuatan Luluh Besi Baja:


Uji tarik: Ini adalah metode yang paling umum untuk mengukur kekuatan luluh baja. Pada uji tarik,
gaya bertahap diterapkan pada spesimen baja hingga terjadi deformasi plastis permanen. Titik di
mana kurva tegangan-regangan (stress-strain curve) menunjukkan perubahan signifikan dari linear
menjadi non-linear menunjukkan kekuatan luluh.
Nilai Kekuatan Luluh Besi Baja:
Nilai kekuatan luluh besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai kekuatan luluh untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 250 MPa (megapascal)
Baja karbon medium: 350 MPa
Baja karbon tinggi: 500 Mpa
SIFAT KEKUATAN TARIK BESI BAJA
Kekuatan tarik (tensile strength) adalah tegangan maksimum yang dapat ditahan besi baja
sebelum patah. Ini merupakan salah satu sifat mekanik terpenting dari baja dan menentukan beban
maksimum yang dapat ditahannya sebelum gagal.

Cara Pengujian Kekuatan Tarik Besi Baja:


Uji tarik: Ini adalah metode standar untuk mengukur kekuatan tarik baja. Pada uji tarik, spesimen
baja berbentuk batang dengan penampang tertentu dikenakan gaya tarik bertahap hingga patah.
Selama pengujian, gaya dan perubahan panjang dicatat untuk menghasilkan kurva tegangan-
regangan (stress-strain curve). Kekuatan tarik didefinisikan sebagai titik tertinggi pada kurva
tersebut.

Nilai Kekuatan Tarik Besi Baja:


Nilai kekuatan tarik besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai kekuatan tarik untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 300 MPa (megapascal)
Baja karbon medium: 450 MPa
Baja karbon tinggi: 600 MPa
SIFAT KEKUATAN TEKAN BESI BAJA
Kekuatan tekan (compressive strength) adalah kemampuan material untuk menahan beban tekan
tanpa runtuh atau patah. Besi baja memiliki sifat kekuatan tekan yang tinggi, memungkinkannya
digunakan dalam berbagai aplikasi struktural.

Cara Pengujian Kekuatan Tekan Besi Baja:


Uji tekan: Ini adalah metode standar untuk mengukur kekuatan tekan baja. Pada uji tekan, spesimen
baja berbentuk batang atau kubus dengan penampang tertentu dikompresi secara bertahap hingga
runtuh atau patah. Selama pengujian, gaya dan perubahan panjang dicatat untuk menghasilkan kurva
tegangan-regangan (stress-strain curve). Kekuatan tekan didefinisikan sebagai titik tertinggi pada
kurva tersebut.

Nilai Kekuatan Tekan Besi Baja:


Nilai kekuatan tekan besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai kekuatan tekan untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 300 MPa (megapascal)
Baja karbon medium: 450 MPa
Baja karbon tinggi: 600 MPa
SIFAT KEKERASAN BESI BAJA
Kekerasan adalah kemampuan material untuk menahan penetrasi atau goresan dari material lain
yang lebih keras. Besi baja memiliki sifat kekerasan yang tinggi, membuatnya ideal untuk berbagai
aplikasi yang membutuhkan ketahanan aus dan abrasi.

Cara Pengujian Kekerasan Besi Baja:


Uji Brinell: Uji ini menggunakan bola baja keras yang ditekan ke permukaan baja dengan beban
tertentu. Kekerasan dihitung berdasarkan diameter lekukan yang dihasilkan.
Uji Rockwell: Uji ini menggunakan penetrator berbentuk kerucut atau bola berlian yang ditekan ke
permukaan baja dengan beban tertentu. Kekerasan dihitung berdasarkan kedalaman penetrasi.
Uji Vickers: Uji ini mirip dengan uji Brinell, tetapi menggunakan penetrator berbentuk piramida
berlian. Kekerasan dihitung berdasarkan diagonal lekukan yang dihasilkan.

Nilai Kekerasan Besi Baja:


Nilai kekerasan besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai kekerasan untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 100 HB (Brinell Hardness)
Baja karbon medium: 150 HB
Baja karbon tinggi: 200 HB
SIFAT KAPASITAS PANAS BESI BAJA
Kapasitas panas (heat capacity) adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu
material dengan massa tertentu sebesar 1 derajat Celcius. Dalam konteks besi baja, sifat ini
menentukan berapa banyak panas yang dapat disimpan dan dilepaskan oleh material tersebut.

Cara Pengujian Kapasitas Panas Besi Baja:


Kalorimeter: Uji ini menggunakan kalorimeter untuk mengukur panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sampel baja.
Differential Scanning Calorimetry (DSC): Uji ini menggunakan DSC untuk mengukur panas yang
diserap atau dilepaskan oleh sampel baja saat suhunya dinaikkan atau diturunkan.

Nilai Kapasitas Panas Besi Baja:


Nilai kapasitas panas besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai kapasitas panas untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 460 J/kg°C (joule per kilogram derajat Celcius)
Baja karbon medium: 480 J/kg°C
Baja karbon tinggi: 500 J/kg°C
SIFAT PANAS SPESIFIK BESI BAJA
Panas spesifik (specific heat) adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram
suatu material sebesar 1 derajat Celcius. Besi baja memiliki sifat panas spesifik yang relatif rendah
dibandingkan dengan material lain, seperti air. Artinya, besi baja membutuhkan lebih sedikit panas
untuk mencapai kenaikan suhu yang sama.

Cara Pengujian Panas Spesifik Besi Baja:


Kalorimeter: Uji ini menggunakan kalorimeter untuk mengukur panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sampel baja.
Differential Scanning Calorimetry (DSC): Uji ini menggunakan DSC untuk mengukur panas yang
diserap atau dilepaskan oleh sampel baja saat suhunya dinaikkan atau diturunkan.

Nilai Panas Spesifik Besi Baja:


Nilai panas spesifik besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai panas spesifik untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 460 J/kg°C (joule per kilogram derajat Celcius)
Baja karbon medium: 480 J/kg°C
Baja karbon tinggi: 500 J/kg°C
SIFAT PEMUAIAN THERMAL BESI BAJA
Pemuaian termal adalah kecenderungan suatu material untuk memuai saat dipanaskan dan
menyusut saat didinginkan. Besi baja memiliki sifat pemuaian termal yang lebih tinggi
dibandingkan dengan beberapa material lain, seperti kaca. Artinya, besi baja akan memuai lebih
banyak saat dipanaskan dengan jumlah yang sama.

Cara Pengujian Pemuaian Termal Besi Baja:


Dilatometer: Uji ini menggunakan dilatometer untuk mengukur perubahan panjang sampel baja saat
dipanaskan atau didinginkan.
Interferometer: Uji ini menggunakan interferometer untuk mengukur perubahan panjang sampel
baja dengan presisi tinggi.

Nilai Koefisien Muai Termal Besi Baja:


Nilai koefisien muai termal besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan
faktor lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai koefisien muai termal untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 11.7 x 10-6 °C-1
Baja karbon medium: 12.0 x 10-6 °C-1
Baja karbon tinggi: 12.5 x 10-6 °C-1
SIFAT KONDUKTIVITAS THERMAL BESI BAJA
Konduktivitas termal adalah kemampuan suatu material untuk mentransfer panas melalui
konduksi. Besi baja memiliki sifat konduktivitas termal yang tinggi dibandingkan dengan beberapa
material lain, seperti plastik. Artinya, panas dapat mengalir lebih mudah melalui besi baja.

Cara Pengujian Konduktivitas Termal Besi Baja:


Metode batang: Uji ini menggunakan batang baja dengan panjang dan diameter yang diketahui.
Ujung batang dipanaskan dan suhu diukur di dua titik sepanjang batang. Konduktivitas termal
dihitung berdasarkan aliran panas melalui batang.
Metode pelat: Uji ini menggunakan pelat baja dengan ketebalan yang diketahui. Satu sisi pelat
dipanaskan dan suhu diukur di sisi lainnya. Konduktivitas termal dihitung berdasarkan aliran panas
melalui pelat.

Nilai Konduktivitas Termal Besi Baja:


Nilai konduktivitas termal besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan
faktor lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai konduktivitas termal untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 54 W/m°C (watt per meter derajat Celcius)
Baja karbon medium: 45 W/m°C
Baja karbon tinggi: 38 W/m°C
SIFAT PANAS TRANSFORMASI BESI BAJA
Panas transformasi adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah struktur fasa besi baja.
Transformasi fasa ini terjadi pada temperatur tertentu dan dapat diubah dengan paduan dan proses
perlakuan panas. Panas transformasi penting untuk memahami dan mengendalikan sifat mekanik
dan fisik baja

Cara Pengujian Panas Transformasi Besi Baja:


Kalorimetri: Uji ini mengukur panas yang diserap atau dilepaskan oleh sampel baja saat mengalami
transformasi fasa.
Dilatometri: Uji ini mengukur perubahan panjang sampel baja saat mengalami transformasi fasa.
Difraksi sinar-X: Uji ini mendeteksi perubahan struktur fasa baja berdasarkan pola difraksi sinar-X.

Nilai Panas Transformasi Besi Baja:


Nilai panas transformasi besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan
faktor lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai panas transformasi untuk baja karbon:
Transformasi austenit: 270 J/kg (Joule per kilogram)
Transformasi perlit: 130 J/kg
Transformasi bainit: 80 J/kg
Transformasi martensit: 40 J/kg
SIFAT LISTRIK BESI BAJA
Sifat listrik besi baja berkaitan dengan kemampuannya untuk mengantarkan arus listrik. Besi baja
adalah konduktor listrik yang baik, artinya dapat mengalirkan arus listrik dengan mudah. Sifat ini
penting untuk berbagai aplikasi, seperti kabel listrik dan motor listrik.

Cara Pengujian Sifat Listrik Besi Baja:


Uji resistivitas: Uji ini mengukur hambatan listrik sampel baja. Konduktivitas listrik dihitung
berdasarkan resistivitas.
Uji efek Hall: Uji ini mengukur efek Hall, yaitu perbedaan tegangan antara dua sisi sampel baja
yang dilewati arus listrik dalam medan magnet. Konduktivitas listrik dihitung berdasarkan efek Hall.

Nilai Konduktivitas Listrik Besi Baja:


Nilai konduktivitas listrik besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan
faktor lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai konduktivitas listrik untuk baja karbon:
Baja karbon rendah: 6.0 x 107 S/m (siemens per meter)
Baja karbon medium: 4.5 x 107 S/m
Baja karbon tinggi: 3.0 x 107 S/m
SIFAT MAGNET BESI BAJA
Sifat magnet besi baja berkaitan dengan kemampuannya untuk menarik dan ditarik oleh magnet.
Besi baja adalah material feromagnetik, artinya dapat ditarik dengan kuat oleh magnet. Sifat ini
penting untuk berbagai aplikasi, seperti elektromagnet dan motor listrik.

● Cara Pengujian Sifat Magnet Besi Baja:


● Uji permeabilitas magnetik: Uji ini mengukur permeabilitas magnetik sampel baja dengan
menggunakan kumparan dan medan magnet.
● Uji remanensi magnetik: Uji ini mengukur remanensi magnetik sampel baja setelah
dimagnetisasi.
● Uji koersivitas magnetik: Uji ini mengukur koersivitas magnetik sampel baja, yaitu medan
magnet yang dibutuhkan untuk menghilangkan magnetisasinya.

● Nilai Permeabilitas Magnetik Besi Baja:
● Nilai permeabilitas magnetik besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan,
dan faktor lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai permeabilitas magnetik untuk baja
karbon:
● Baja karbon rendah: 2.0 x 10-6 H/m (henry per meter)
● Baja karbon medium: 1.5 x 10-6 H/m
● Baja karbon tinggi: 1.0 x 10-6 H/m
SIFAT OPTIK BESI BAJA
● Besi baja memiliki beberapa sifat optik yang perlu dipertimbangkan, meskipun tidak seumum sifat
mekanik, elektrik, atau magnetiknya. Berikut beberapa sifat optik besi baja: indeks bias, refleksi dan
absorpsi, dan transmisi

● Cara Pengujian Sifat Optik Besi Baja:


● Uji spektroskopi: Uji ini mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan, diserap, atau
ditransmisikan oleh sampel baja pada berbagai panjang gelombang.
● Uji ellipsometry: Uji ini mengukur polarisasi cahaya yang dipantulkan dari permukaan baja untuk
menentukan indeks bias dan ketebalan film tipis.
● Uji goniofotometri: Uji ini mengukur distribusi intensitas cahaya yang dipantulkan dari permukaan
baja.

● Nilai Sifat Optik Besi Baja:
● Nilai sifat optik besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai:
● Indeks bias: 2,4 - 2,5
● Refleksi: 50% - 90% (tergantung panjang gelombang dan kondisi permukaan)
● Absorpsi: 10% - 50% (tergantung panjang gelombang dan kondisi permukaan)
● Transmisi: 0,1% - 10% (tergantung ketebalan dan komposisi kimia)
SIFAT DETEORATIVE BESI BAJA
Sifat deterioratif besi baja mengacu pada kecenderungannya untuk mengalami kerusakan dan degradasi
seiring waktu. Kerusakan ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti korosi, erosi, dan kelelahan.

● Cara Pengujian Sifat Deterioratif Besi Baja:


● Uji korosi: Uji ini mengukur tingkat korosi pada sampel baja yang dipaparkan pada lingkungan
yang berbeda.
● Uji erosi: Uji ini mengukur tingkat erosi pada sampel baja yang terkena aliran fluida.
● Uji kelelahan: Uji ini mengukur kemampuan sampel baja untuk menahan beban siklik yang
berulang.

● Nilai Sifat Deterioratif Besi Baja:
● Nilai sifat deterioratif besi baja bervariasi tergantung pada jenis baja, proses pembuatan, dan faktor
lainnya. Berikut adalah beberapa contoh nilai:
● Tingkat korosi: 0,1 mm/tahun - 1 mm/tahun (tergantung lingkungan)
● Tingkat erosi: 0,01 mm/tahun - 1 mm/tahun (tergantung fluida dan kecepatan aliran)
● Ketahanan kelelahan: 10^6 siklus - 10^9 siklus (tergantung beban dan frekuensi)
SIFAT DEFORMASI BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki sifat deformasi yang rendah dibandingkan dengan logam lain. Hal ini
disebabkan oleh struktur mikro yang rapuh dan kandungan grafit yang tinggi.

● Cara Pengujian Deformasi Besi Tuang Putih:


● Uji tarik: Uji tarik dilakukan untuk menentukan kekuatan tarik dan keuletan besi tuang putih.
● Uji kompresi: Uji kompresi dilakukan untuk menentukan kekuatan kompresi dan ketahanan
terhadap deformasi plastis.
● Uji kekerasan: Uji kekerasan dilakukan untuk menentukan kekerasan dan ketahanan terhadap
goresan dan lekukan.

● Nilai Deformasi Besi Tuang Putih:
● Nilai deformasi besi tuang putih bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Nilai tipikal untuk:
● Kekuatan tarik: 100-400 MPa
● Keuletan: 1-5%
● Kekuatan kompresi: 600-1200 MPa
● Kekerasan: 150-250 HB
SIFAT KEULETAN BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki sifat keuletan yang rendah dibandingkan dengan logam lain. Hal ini
disebabkan oleh struktur mikro yang rapuh dan kandungan grafit yang tinggi.

● Cara Pengujian Keuletan Besi Tuang Putih:


● Uji tarik: Uji tarik dilakukan untuk menentukan kekuatan tarik dan keuletan besi tuang putih.
Keuletan dihitung sebagai perpanjangan plastik sebelum spesimen putus.
● Uji Charpy V-notch: Uji Charpy V-notch dilakukan untuk menentukan energi patah dan ketahanan
terhadap retak getas.

● Nilai Keuletan Besi Tuang Putih:
● Nilai keuletan besi tuang putih bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan di atas.
Nilai tipikal untuk:
● Keuletan: 1-5%
● Energi patah Charpy V-notch: 10-20 J
SIFAT KEKUATAN LULUH BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki sifat kekuatan luluh yang tinggi dibandingkan dengan logam lain. Hal ini
disebabkan oleh struktur mikro yang mengandung sementit, yang merupakan fasa keras dan rapuh.

● Cara Pengujian Kekuatan Luluh Besi Tuang Putih:


● Uji tarik: Uji tarik dilakukan untuk menentukan kekuatan tarik dan kekuatan luluh besi tuang putih.
Kekuatan luluh didefinisikan sebagai tegangan di mana material mulai mengalami deformasi plastis
permanen.
● Nilai Kekuatan Luluh Besi Tuang Putih:
● Nilai kekuatan luluh besi tuang putih bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan di
atas. Nilai tipikal untuk:
● Kekuatan luluh: 200-400 Mpa
SIFAT KEKUATAN TARIK BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki sifat kekuatan tarik yang rendah dibandingkan dengan jenis besi tuang
lainnya dan logam pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang akan dibahas di bawah
ini.

● Cara Pengujian Kekuatan Tarik Besi Tuang Putih:


● Uji Tarik: Uji tarik merupakan metode standar untuk mengukur kekuatan tarik suatu material.
Sebuah spesimen besi tuang putih ditarik dengan gaya tertentu hingga putus. Kekuatan tarik
dihitung berdasarkan gaya maksimum yang dapat ditahan spesimen dibagi dengan luas penampang
awal spesimen.
● Nilai Kekuatan Tarik Besi Tuang Putih:
● Nilai kekuatan tarik besi tuang putih bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan di
atas. Nilai tipikal untuk kekuatan tarik besi tuang putih berada di kisaran:
● 100 MPa - 400 MPa
● Sebagai perbandingan:
● Besi tuang kelabu memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dari besi tuang putih, yaitu di kisaran
200 MPa - 700 MPa.
● Baja memiliki kekuatan tarik yang jauh lebih tinggi dari besi tuang putih, yaitu di kisaran 250 MPa -
1500 MPa (tergantung jenis baja).
SIFAT KEKUATAN TEKAN BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki sifat kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan dengan logam lain. Hal ini
menjadikannya material yang cocok untuk aplikasi yang membutuhkan kemampuan menahan beban
tekan.

● Cara Pengujian Kekuatan Tekan Besi Tuang Putih:


● Uji Kompresi: Uji kompresi merupakan metode standar untuk mengukur kekuatan tekan suatu
material. Sebuah spesimen besi tuang putih ditekan dengan gaya tertentu hingga hancur. Kekuatan
tekan dihitung berdasarkan gaya maksimum yang dapat ditahan spesimen dibagi dengan luas
permukaan awal spesimen.

● Nilai Kekuatan Tekan Besi Tuang Putih:
● Nilai kekuatan tekan besi tuang putih bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang disebutkan di
atas. Nilai tipikal untuk kekuatan tekan besi tuang putih berada di kisaran:
● 600 MPa - 1200 MPa
SIFAT KEKERASAN BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki sifat kekerasan yang tinggi dibandingkan dengan jenis besi lainnya. Hal ini
disebabkan oleh struktur mikro yang mengandung sementit primer dalam bentuk lempeng atau jarum.
Sementit adalah senyawa kimia yang terdiri dari besi dan karbon (Fe3C) dan merupakan salah satu
material paling keras.

● Cara pengujian kekerasan besi tuang putih:


● Uji Brinell: Uji ini menggunakan indentor bola baja untuk mengukur kekerasan. Hasilnya
dilaporkan dalam satuan Brinell Hardness Number (BHN).
● Uji Vickers: Uji ini menggunakan indentor berbentuk piramida berlian untuk mengukur
kekerasan. Hasilnya dilaporkan dalam satuan Vickers Hardness Number (HV).
● Uji Rockwell: Uji ini menggunakan indentor bola baja atau berlian untuk mengukur
kekerasan. Hasilnya dilaporkan dalam satuan Rockwell Hardness Number (HR).

● Nilai kekerasan besi tuang putih:
● Besi tuang putih tanpa perlakuan panas: 400-700 BHN
● Besi tuang putih yang di-quenching: 500-800 BHN
● Besi tuang putih yang di-temper: 300-600 BHN
SIFAT KAPASITAS PANAS BESI TUANG PUTIH
● Besi tuang putih memiliki kapasitas panas yang tinggi dibandingkan dengan logam lain. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: massa jenis yang tinggi, konduktivitas termal yang
rendah, dan struktur mikro

● Cara pengujian kapasitas panas besi tuang putih:


● Kalorimeter: Kalorimeter digunakan untuk mengukur jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sampel besi tuang putih.
● Differential Scanning Calorimetry (DSC): DSC digunakan untuk mengukur perubahan panas
yang terjadi pada sampel besi tuang putih saat dipanaskan atau didinginkan.
● Nilai kapasitas panas besi tuang putih:
● Kapasitas panas besi tuang putih bervariasi antara 500 dan 1200 J/kgK, tergantung pada komposisi
kimia, struktur mikro, dan suhu.
SIFAT PANAS SPESIFIK BESI TUANG PUTIH
● Panas spesifik (juga dikenal sebagai kapasitas panas volumetrik) adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg material sebesar 1 K. Besi tuang putih memiliki panas
spesifik yang tinggi dibandingkan dengan logam lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain: Massa jenis yang tinggi, konduktivitas termal yang rendah, dan struktur mikro.

● Cara pengujian panas spesifik besi tuang putih:


● Kalorimeter: Kalorimeter digunakan untuk mengukur jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sampel besi tuang putih.
● Differential Scanning Calorimetry (DSC): DSC digunakan untuk mengukur perubahan panas
yang terjadi pada sampel besi tuang putih saat dipanaskan atau didinginkan.

● Nilai panas spesifik besi tuang putih:
● Panas spesifik besi tuang putih bervariasi antara 500 dan 1200 J/kgK, tergantung pada komposisi
kimia, struktur mikro, dan suhu.

SIFAT PEMUAIAN THERMAL BESI TUANG
PUTIH
Pemuaian termal adalah perubahan dimensi suatu material akibat perubahan suhu. Besi tuang putih
memiliki koefisien ekspansi termal yang relatif rendah dibandingkan dengan logam lain. Hal ini
berarti bahwa besi tuang putih tidak memuai atau menyusut sebanyak logam lain ketika suhunya
berubah.

● Cara pengujian pemuaian termal besi tuang putih:


● Dilatometer: Dilatometer digunakan untuk mengukur perubahan panjang sampel besi tuang putih
saat dipanaskan atau didinginkan.
● Termogravimetri: Termogravimetri digunakan untuk mengukur perubahan massa sampel besi
tuang putih saat dipanaskan atau didinginkan.

● Nilai koefisien ekspansi termal besi tuang putih:


● Koefisien ekspansi termal besi tuang putih bervariasi antara 10 dan 12 µm/mK, tergantung pada
komposisi kimia, struktur mikro, dan suhu.
SIFAT KONDUKTIVITAS THERMAL BESI
TUANG PUTIH
Konduktivitas termal adalah kemampuan suatu material untuk mentransfer panas. Besi tuang putih
memiliki konduktivitas termal yang relatif rendah dibandingkan dengan logam lain seperti aluminium
dan baja. Hal ini berarti bahwa besi tuang putih tidak mentransfer panas semudah logam lain.

● Cara pengujian konduktivitas termal besi tuang putih:


● Metode steady-state: Sebuah batang besi tuang putih dipanaskan pada satu ujung dan didinginkan
pada ujung lainnya. Fluks panas dan perbedaan suhu diukur untuk menghitung konduktivitas termal.
● Metode transient: Sebuah sensor panas ditempatkan pada permukaan sampel besi tuang
putih. Konduktivitas termal dihitung dari respons sensor terhadap pulsa panas.

● Nilai konduktivitas termal besi tuang putih:
● Konduktivitas termal besi tuang putih bervariasi antara 40 dan 54 W/mK, tergantung pada
komposisi kimia, struktur mikro, dan suhu.

SIFAT PANAS TRANSFORMASI BESI TUANG
PUTIH
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal besi tuang putih saat dipanaskan atau didinginkan.
Transformasi ini dapat terjadi secara reversible (dapat diubah kembali) atau irreversible (tidak dapat
diubah kembali).

● Cara pengujian transformasi fasa besi tuang putih:


● Analisis termal diferensial (DSC): DSC digunakan untuk mengukur perubahan panas yang terjadi
pada sampel besi tuang putih saat dipanaskan atau didinginkan.
● Dilatometri: Dilatometri digunakan untuk mengukur perubahan panjang sampel besi tuang putih
saat dipanaskan atau didinginkan.
● Mikroskopi: Mikroskopi digunakan untuk mengamati struktur mikro besi tuang putih.

● Nilai sifat panas transformasi besi tuang putih:


● Temperatur eutektik: 1147 °C
● Temperatur transformasi perlit: 727 °C
● Temperatur transformasi bainit: 275 °C - 550 °C
● Temperatur transformasi martensit: < 275 °C
SIFAT LISTRIK BESI TUANG PUTIH
Sifat listrik besi tuang putih berbeda dengan sifat listrik logam lain. Berikut adalah beberapa sifatnya:
konduktivitas listrik, resistivitas listrik, permeabilitas magnetik

● Cara pengujian sifat listrik besi tuang putih:


● Uji konduktivitas: Uji ini menggunakan dua probe untuk mengukur arus yang mengalir melalui
sampel besi tuang putih.
● Uji resistivitas: Uji ini menggunakan empat probe untuk mengukur resistansi sampel besi tuang
putih.
● Uji permeabilitas magnetik: Uji ini menggunakan kumparan dan magnet untuk mengukur
permeabilitas magnetik sampel besi tuang putih.

● Nilai sifat listrik besi tuang putih:


● Konduktivitas listrik: 1,0 - 4,0 MS/m
● Resistivitas listrik: 250 - 1000 µΩm
● Permeabilitas magnetik: 1,25 - 2,5 Tµm
SIFAT MAGNET BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih adalah material feromagnetik, yang berarti dapat ditarik oleh magnet. Sifat magnetnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: komposisi kimia, struktur mikro, dan perlakuan panas

● Cara pengujian sifat magnet besi tuang putih:


● Uji permeabilitas magnetik: Uji ini menggunakan kumparan dan magnet untuk mengukur
permeabilitas magnetik sampel besi tuang putih.
● Uji histeretis: Uji ini mengukur hubungan antara induksi magnetik dan medan magnet dalam
sampel besi tuang putih.

● Nilai sifat magnet besi tuang putih:


● Permeabilitas magnetik: 1,25 - 2,5 Tµm
● Retensi magnetik: 0,7 - 1,0 T
● Koersivitas: 80 - 160 A/m

SIFAT OPTIK BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih memiliki beberapa sifat optik yang unik, antara lain: warna, kilau, refleksifitas, dan
indeks bias

● Cara pengujian sifat optik besi tuang putih:


● Uji spektroskopi: Uji ini digunakan untuk mengukur warna dan reflektifitas.
● Uji mikroskopi: Uji ini digunakan untuk mengamati struktur mikro.
● Uji goniofotometri: Uji ini digunakan untuk mengukur indeks bias.

● Nilai sifat optik besi tuang putih:
● Warna: Putih - abu-abu
● Kilau: Metalik buram
● Reflektifitas: 60% - 80%
● Indeks bias: 2,4
SIFAT DETEORATIVE BESI TUANG PUTIH
Besi tuang putih, seperti material lainnya, dapat mengalami deteriorasi atau kerusakan akibat berbagai
faktor. Berikut adalah beberapa sifat deteriorative besi tuang putih: korosi, grafitasi, aus, kelelahan

● Cara pengujian sifat deteriorative besi tuang putih:


● Uji korosi: Uji ini dilakukan dengan mengekspos besi tuang putih ke lingkungan yang korosif dan
mengukur tingkat korosi.
● Uji aus: Uji ini dilakukan dengan menggesekkan besi tuang putih terhadap material lain dan
mengukur tingkat keausan.
● Uji kelelahan: Uji ini dilakukan dengan membebani besi tuang putih dengan beban siklik dan
mengukur jumlah siklus sebelum kegagalan.

● Nilai sifat deteriorative besi tuang putih:


● Ketahanan korosi: Bervariasi tergantung pada komposisi kimia dan struktur mikro.
● Ketahanan grafitasi: Bervariasi tergantung pada kadar karbon dan struktur mikro.
● Ketahanan aus: Bervariasi tergantung pada kekerasan dan struktur mikro.
● Ketahanan kelelahan: Bervariasi tergantung pada kekuatan tarik dan struktur mikro.
05
A N D A N
T UJ U
B A HA N
F UNG S I
Tujuan an tu jua n Feronikel Fungsi
e n g
n fe r on ik e l d iproduksi d n ba ja in du
memiliki f
ungsi dala
Baha n b a k u pe m b u a ta st r i, an t ar a l m bebera
a i b a h a ain : industry pa
utama sebag e l) . F e r o nik el ele baja, kimia,
ha n k a r a t (s tainless ste 5 % b es i,
ktronik, pe
n er ba
ta
s e k it ar 7 5 % nikel dan 2 a t
ngan.
mengandung b e rik an s if at tahan kar
i ini mem
dan kombinas g a t ba ik pada baja
yan g s a n
Tujuan Besi cor bi
Fun g si
a n K e ta h a n an Korosi pembangu
sa digunak
an
1. Meningka tk nan dasar k sebagai bahan utama
e k u a ta n d a n Ketahanan memiliki k olom dan r dari
an K angka kolo
2. Meningkatk
ekuatan ya
a tk a n K e ta h a nan Panas juga sebag ng t
ai dudukan inggi, besi ini bisa d
m. Kare
3. Meningk d a m a n Getaran rangka pag cetakan dari tangga b
igunak
a n R e
4. Meningkatk n Estetika
ar batu unt a
uk rumah A ja hingg
e n in g k a tk a nda.
5. M
Besi tempa Fungsi
memiliki b
1. Konstru anyak fung
ksi: si, antara la
Digunakan in:
Tujuan
untuk mem
Digunakan buat balok
an Korosi untuk mem bangunan,
tka n K e ta h a n Digunakan buat pagar, kolom, dan
tangga.
1. Meningka
untuk mem railing, dan
e k u a ta n d a n Keuletan 2. Industri: buat jemba
tan dan str
dekorasi b
angunan.
an K uktur lainn
2. Meningkatk
Digunakan ya.
an Estetika
untuk mem
3. Meningkatk
Digunakan buat alat, d
untuk mem ies, dan me
Ke m u da h a n d ibentuk dan as roda
.
buat komp
onen kend
sin.
4. Digunakan araan sepe
rti roda, pe
us untuk mem
5. Ketahanan A buat pipa d le
an katup.
Besi baja m
emiliki berb Fungsi
agai fungs
i yang sang
Kekuatan m an at penting
: Besi baja u sia, antara bagi kehid
memiliki k lain: up a
d igunakan u ek ua tan y ang tinggi
Kekerasan ntuk mena sehingga d
: Besi baja h a n b apat
m em e ba n b
Tujuan digunakan il iki kekeras erat.
Ketahana untuk mem a n yang tingg
an n: Besi ba otong dan i sehingga
en u h i k eb u tu h ja ta ha n m e n g g eri dapat
m a u n tu km em te rhadap berb n d a material
ju an u ta a gai macam lain
duksi dengan tu bidang, seperti
: Keterform seperti pan
as, dingin, kondisi lin
.
Besi baja dipro al am b er b ag ai st ru ksi aa n : B e d a n g k u n
manusia d alam kon si baja mem ke
iliki berbag lembaban.
gan
m er u p ak an m aterial utama d la in ny a.
disesuaika
n d e n g a i m
esi baja astruktur an kebutuha acam sifat
Konstruksi: B m b at an , ja la n raya, dan infr p er ti m an u fa ktur k e tah a
n spesifik,
s ep
yang dapat
b an gu n an , je in d u st ri , se n an au s , dan kondu e rt i k e ta hanan koro
berbagai
: B es i b aj a d igunakan dalam d an in d u st ri p erkapalan. ktivitas lis
trik .
si,
Industri uatan m es in ,
acam p er al at an,
otomotif, pemb k m em buat berbagai m
i baja digunak an u n tu peralatan
erala ta n : B es g a, p er al at an pertanian, dan
P rumah tan g
seperti peralatan industri. senjata,
k m em b u at b erbagai macam
untu
baja digunakan jata api.
Senjata: Besi p er ti p is au , p edang, dan sen
se
Besi tuang Fungsi
putih digu
B e n da - be n nakan dala
da y a ng m m b e rb ag a
i aplikasi,
Tujuan tinggi: Ba
ll m il l
e mbutuhka
, Crusher
n ketahan
a
antara lain
n a us y a ng
endapatkan
an g p uti h adalah untuk m , Grindin
g w h e
pembuatan bes
i tu B e n da - be n Gigi mesin e l , R em ca
Tujuan utama emiliki: k ra m ,
material yang m g at ta h an au s k aren a d a y a n g m e mbutuhka
putih san tinggi: En
u s y a n g ti n ggi: Besi tuang ti n d ak se bag ai pelumas g i n e b lo
n kekuata
n tek a n y a
Ketahanan a
ti n gg i. G ra fit ber c k , C y li n d ng
fi tn y a y ang
ngi ges ek an . e r h e a d, Pipa, Ka
kandungan gra b an tu m en g ura
an te k an tu p, Bantalan
padat dan mem ang putih m emiliki kekuat mes i n
te k an y an g tinggi: Besi tu a y an g terdiri dari feri
t dan
ek u ata n ik ron y
K ena struktur m
yang tinggi kar sementit. gan
tuan g p u ti h d apat dilapisi den .
i
a n an terh a d ap korosi: Bes u at n y a ta h an terhadap korosi
Ketah bahan untuk m
emb
berbagai macam
06
E B IH A N D A N
K E L
A N G A N
K E K UR
KELEBIHAN
Tahan korosi, kuat, dapat di daur ulang,
tahan panas, murah

KEKURANGAN
- Kekerasan: Feronikel dapat menjadi keras dan rapuh, membuatnya sulit untuk
dibentuk dan diproses.
- Ketersediaan: Feronikel tidak tersedia secara luas seperti paduan nikel lainnya.
- Korosi Galvanik: Feronikel dapat mengalami korosi galvanik jika bersentuhan
dengan logam lain, seperti baja
- Berat: Feronikel lebih berat daripada paduan nikel lainnya.
KELEBIHAN
Kekuatan dan Ketahanan, Ketahanan Korosi,
Ketahanan Panas, Redaman Getaran, Estetika, Mudah
Dituang, Relatif Murah.

KEKURANGAN
-Kerapuhan: Besi cor rapuh dan mudah retak atau patah jika terkena benturan
keras.
-Keterbentukan: Besi cor sulit dibentuk dan diproses setelah pengecoran.
-Berat: Besi cor memiliki massa jenis yang tinggi, membuatnya berat dan sulit
dipindahkan.
-Korosi Galvanik: Besi cor dapat mengalami korosi galvanik jika bersentuhan
dengan logam lain yang lebih mulia, seperti tembaga.
-Pengecoran: Proses pengecoran besi cor membutuhkan energi dan peralatan yang
cukup besar.
-Permesinan: Besi cor sulit dikerjakan dengan mesin, membutuhkan alat dan
teknik khusus.
KELEBIHAN
Kekuatan dan Ketahanan, Ketahanan Korosi, Estetika,
Kemudahan Dibentuk, Ketahanan Aus, dan Dapat
Didaur Ulang

KEKURANGAN
-Biaya: Besi tempa lebih mahal daripada beberapa bahan lain, seperti baja dan
aluminium.
-Keterampilan: Membutuhkan keterampilan khusus untuk menempa dan
mengolah besi tempa.
-Korosi: Besi tempa dapat berkarat jika tidak dilapisi dengan benar.
-Berat: Besi tempa memiliki massa jenis yang tinggi, membuatnya berat dan sulit
dipindahkan.
-Proses Pembuatan: Proses pembuatan besi tempa membutuhkan waktu dan
tenaga.
KELEBIHAN
Kuat dan tahan lama, Tahan terhadap berbagai kondisi
lingkungan, Dapat didaur ulang, Memiliki berbagai
macam sifat yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, Relatif murah.

KEKURANGAN
-Berkarat: Besi baja mudah berkarat jika tidak dilapisi dengan pelindung yang
tepat.
-Cukup berat: Besi baja memiliki massa jenis yang tinggi, sehingga cukup berat.
-Membutuhkan perawatan: Besi baja membutuhkan perawatan yang teratur
untuk menjaga performanya.
-Kadar emisi karbon tinggi: Produksi besi baja menghasilkan emisi karbon yang
tinggi, sehingga dapat berkontribusi terhadap perubahan iklim.
KELEBIHAN
Ketahanan aus yang tinggi, Kekuatan tekan yang
tinggi, Ketahanan terhadap korosi, Relatif murah, dan
Mudah dibentuk.

KEKURANGAN
-Getas: Besi tuang putih bersifat getas, sehingga mudah retak atau patah ketika
terkena benturan.
-Ketahanan tarik yang rendah: Besi tuang putih memiliki ketahanan tarik yang
rendah dibandingkan dengan material lain.
-Sulit untuk dilas: Besi tuang putih sulit untuk dilas karena sifatnya yang getas
dan mudah retak.
-Berat: Besi tuang putih memiliki berat yang lebih berat dibandingkan dengan
material lain
07
N G G U N A A N
CO N TO H P E
F ER O N I K E L
BAHAN BAKU
STAINLESS
STEEL
BAHAN BAKU
PADUAN
TAHAN PANAS
BAHAN BAKU
MAGHNET
PERMAMEN
BAHAN BAKU
ELEKTRODA
BATERAI
BAHAN BAKU
KATALIS
BAHAN BAKU
PERHIASAN
BAHAN BAKU
KOIN
CONTOH PENGGUNAAN
BESI COR

KONSTRUKSI
OTOMOTIF
PERKAKAS
TANGAN
PENGECORAN
CONTOH PENGGUNAAN
BESI TEMPA

PEMBUATAN
PIPA
PEMBUATAN
BAUT
PEMBUATAN
PAKU KELING
PEMBUATAN
TALI PENGIKAT
PEMBUATAN
KERANGKA ATAP
PEMBUATAN
TAPAL KUDA
CONTOH PENGGUNAAN BESI BAJA
● Besi baja adalah material yang sangat serbaguna dan digunakan dalam berbagai macam aplikasi di berbagai bidang.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan besi baja:
● Konstruksi:
● Bangunan: Besi baja digunakan sebagai struktur utama bangunan, seperti balok, kolom, dan plat lantai.
● Jembatan: Besi baja digunakan sebagai struktur utama jembatan, baik untuk jalan raya maupun kereta api.
● Jalan raya: Besi baja digunakan sebagai tulangan beton untuk memperkuat jalan raya.
● Infrastruktur lainnya: Besi baja digunakan dalam pembangunan berbagai infrastruktur lainnya, seperti rel kereta
api, tiang listrik, dan menara air.
● Industri:
● Manufaktur otomotif: Besi baja digunakan sebagai bahan baku pembuatan mobil, truk, dan bus.
● Pembuatan mesin: Besi baja digunakan untuk membuat berbagai macam mesin, seperti mesin industri, mesin
pertanian, dan mesin alat berat.
● Industri perkapalan: Besi baja digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal dan perahu.
● Industri lainnya: Besi baja digunakan dalam berbagai industri lainnya, seperti industri tekstil, industri makanan, dan
industri kimia.
CONTOH PENGGUNAAN BESI TUANG PUTIH
● Besi tuang putih memiliki banyak aplikasi di berbagai industri karena sifatnya yang tahan aus, tahan panas, dan
memiliki kekuatan tekan yang tinggi. Berikut beberapa contoh penggunaannya:
● Industri:
● Ball mill: Digunakan untuk menghancurkan material keras karena tahan aus dan dapat menahan beban yang besar.
● Crusher: Digunakan untuk memecah material besar menjadi material yang lebih kecil karena tahan aus dan memiliki
kekuatan tekan yang tinggi.
● Grinding wheel: Digunakan untuk menghaluskan permukaan material karena tahan aus dan memiliki daya potong
yang tinggi.
● Pompa: Digunakan untuk memindahkan cairan karena tahan terhadap korosi dan tekanan internal.
● Katup: Digunakan untuk mengontrol aliran fluida karena tahan terhadap korosi dan erosi.
● Peralatan mesin: Digunakan untuk membuat berbagai macam produk karena tahan aus dan memiliki kekuatan tekan
yang tinggi.
● Otomotif:
● Engine block: Digunakan sebagai struktur utama mesin karena tahan panas dan memiliki kekuatan tekan yang tinggi.
● Cylinder head: Digunakan sebagai ruang bakar mesin karena tahan panas dan memiliki kekuatan tekan yang tinggi.
THANKS!
NY Q UE ST IONS?
EA
DO YOU HAV

Anda mungkin juga menyukai