Lo Odontogenesis
Lo Odontogenesis
LEARNING OBJECT
“Odontogenesis”
1. Definisi Odontogenesis
Adalah proses terbentuknya jaringan gigi dan proses ini tidak terjadi pada waktu bersamaan untuk semua gigi.
d. Morfodiferensiasi
Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam perkembangan bentuk jaringan atau organ. Perubahan
morfodiferensiasi mencakup pembentukkan pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari mahkota
gigi. Morfologi gigi ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara
epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk.
Dentinoenamel junction mempunyai sifat khas pada setiap gigi, sebagai suatu pola tertentu pada pembiakan sel.
e. Aposisi
Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum).
Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstraseluler yang
mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang.
f. Kalsifikasi
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks.
Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi
dari bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat
menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.
Poppy Florensia WL / 20160340012
Tutorial Skenario 5 Blok 3
Dentinogenesis adalah suatu proses pembentukan dan maturasi dentin. Dentinogenesis dimulai sebelum
amelogenesis dan berlangsung sepanjang hidup. Setelah sel-sel epitelium enamel dalam berubah menjadi
ameloblas, sel-sel mesenkm papila dental yang berbatasan dengannya berdiferensiasi menjadi odontoblas. Sel-sel
odontoblas awalnya membentuk matriks organik berisi serat kolagen dan substansi dasar yaitu predentin.
Kemudian terjadi mineralisasi pada matriks dan menghasilkan struktur jaringan yang disebut dentin matur.
Perubahan dan kelainan selama dentinogenesis dapat mempengaruhi struktur dentin yang terbentuk. Perubahan
pada dentin karena faktor usia seperti terlihatnya dentin sekunder dan tersier. Sedangkan kelainan pada dentin
dapat berupa displasia dentin dan dentinogenesis imperfekta yang disebabkan faktor herediter ataupun
berkurangnya komponen-komponen pembentuk dentin.
Pada pembentukan dentin bagian tonjol lebih awal dibentuk. Terjadi sintesis, sekresi matriks organik ekstrasei
(kolagen tipe I, III) dengan protein non kolagen. Matriks terjadi mineralisasi. Odontoblast bergerak menjauh, ada
perpanjangan prosesus, berupa kanal tubules dentinalis. Lapisan yang belum terkalsifikasi antara odontoblast dan
lapisan terkalsifikasi yaitu predentin, dentoid.
Pembentukan sementum terjadi pada waktu pembentukan akar dan periodontium oleh sementoblas dari
ektomesenkhim pada folikel gigi. Sel selubung akar membentuk materi menyerupai email (enameloid) pada
permukaan dentin akar yang Baru dibentuk. Enameloid dibentuk sebelum sementum yang berfungsi sebagai
pemicu dan melekatkan sementum pada dentin (intermediet sementum I lapisan hialin). Matriks ekstraseluler
terdiri dari organik dan anorganik berupa kristal hidroksiapatit. Matriks organik berupa kolagen, protein non
kolagen, substansi dasar. Asal kolagen dari sementoblas dan fibroblast ligamen periodontal
Pada sementoblas terjadi sintesis dan sekresi serabut kolagen intrinsik. Pada fibroblast terdapat serabut kolagen
ektrinsik dari ligament periodontal sebagai serabut Sharpey yang berinsersi pada sementum.
Struktur dan fungsi sementoblas menyerupai osteoblas. Lapisan pertama pada permukaan dentin akar
sementoblas membentuk sementoid kemudian sementum (pre sementum). Kadang-kadang sementoblas dikelilingi
oleh produk sekretorinya untuk terjadi kalsifikasi (=sementosid). Bentuknya kuboid, sitoplasma basal, retikulum
endoplasma kasar, golgi apparatus lebih banyak menunjukkan gambaran sel aktif Pembentukan semen aktif diikuti
periode pasif (istirahat) sebagai incremental lines. Pembentukan sementoblas secara aposisi. Terjadi sintesis dan
Poppy Florensia WL / 20160340012
Tutorial Skenario 5 Blok 3
sekresi serabut kolagen intrinsik. Terdiri dari protein non kolagen dan tidak terkalsifikasi. Sel mengambil,
menyimpan, melepaskan ion Ca dan P. Kalsifikasi terjadi pada serabut kolagen intrinsik dan ektrinsik kecuali pada
serabut ektrinsik sebelah apikal. Kalsifikasi pertama karena ada penyebaran hidroksiapatit dari dentin. Tidak ada
remodeling, perbaikan. dengan aposisi sementum baru.
b. Faktor Ras
Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen. Waktu erupsi gigi orang
Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan
Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid
dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar. Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam
dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras Kaukasia, dan pada
orang Australia pribumi lebih lambar daripada Kaukasoid.
c. Jenis Kelamin
Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya waktu
erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki.
d. Faktor Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu
yang telah ditentukan oleh faktor keturunan, pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar
20%.
Sosial ekonomi & nutrisi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang
berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih
lambat dibandingkan dengan anak yang tingkat ekonomi menengah.
e. Faktor Penyakit
Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti
Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis
dan Hemifacial atrophy.
f. Faktor Lokal
Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi,
adanya gigi yang berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gusi yang menebal, dan gigi sulung yang tanggal sebelum
waktunya.
11. Kadar kalsium yang dibutuhkan dalam gigi & tulang untuk proses mineralisasi
Bayi umur 0- 6 bulan : 210 mg (dari air susu ibu)
Bayi umur 7 – 12 bulan : 270 mg
Poppy Florensia WL / 20160340012
Tutorial Skenario 5 Blok 3
12. Akibat jika kekurangan kalsium saat pertumbuhan & perkembangan pada gigi
Gigi bisa menjadi kuning dan rapuh.
2. Kehilangan Gigi
Tampilan dari kehilangan gigi dapat bervariasi, dari tidak adanya beberapa gigi (hypodontia), tidak adanya
sejumlah gigi (oligodontia), dan kegagalan seluruh gigi untuk berkembang (anodontia). Kehilangan gigi ini
merupakan keabnormalan yang terjadi pada tahap inisiasi, dan faktor etiologinya adalah herediter, disfungsi
endokrin, penyakit sistemik, atau terpapar radiasi secara berlebihan.
B. Ukuran Gigi
1. Macrodontia
Pada macrodontia, ukuran gigi lebih besar daripada ukuran normal. Macrodontia jarang mengenai keseluruhan
gigi. Biasanya macrodontia mengenai satu gigi, gigi kontralateral, atau mengenai sekelompok gigi.
Macrodontia merupakan keabnormalan yang terjadi pada budstage, dan faktor etiologinya adalah herediter
pada bentuk lokalisata, dan disfungsi endokrin pada bentuk keseluruhan gigi yang terlibat.
Poppy Florensia WL / 20160340012
Tutorial Skenario 5 Blok 3
2. Microdontia
Pada microdontia, ukuran gigi lebih kecil dibandingkan ukuran normal. Seperti halnya macrodontia, microdontia
dapat melibatkan semua gigi atau terbatas pada satu gigi atau sekelompok gigi. Biasanya gigi insisivus lateral dan
molar ketiga yang ukurannya lebih kecil. Gigi yang supernumeraru dapat juga mengalami microdontia.
Microdontia merupakan keabnormalan yang terjadi pada budstage, dan faktor etiologinya adalah herediter pada
bentuk lokalisata, dan disfungsi endokrin pada bentuk keseluruhan gigi yang terlibat.
C. Erupsi Gigi
1. Transposisi
Transposisi merupakan kondisi dimana dua gigi yang bersebelahan telah berganti posisi ada lengkung gigi. Gigi
yang paling sering mengalami transposisi adalah gigi caninus permanen dan gigi premolar pertama permanen.
Belum dilaporkan adanya transposisi pada gigi desidui.
ketika dua benih gigi berkembang sangat dekat dan, ketika mereka tumbuh, mereka akan berkontak dan berfusi
sebelum kalsifikasi. Peneliti lain mengatakan bahwa tekanan yang dihasilkan selama perkembangan
menyebabkan kontak dari dua bud yang bersebelahan.
2. Concrescence
Concrescence terjadi ketika akar dari dua atau lebih gigi baik gigi permanen maupun gigi desidui berfusi pada
sementum. Jika kondisi ini terjadi selama perkembangan, sering disebut sebagai trueconcrescence. Jika kondisi
ini terjadi kemudian, disebut acquiredconcrescence.
Concrescence merupakan keabnormalan gigi yang terjadi pada tahap aposisi dan maturasi, dan faktor
etiologinya adalah injuritraumatic atau gigi yang crowded.
3. Gemination
Geminasi merupakan anomaly yang terjadi ketika satu toothbud mencoba untuk membelah. Hasilnya dapat
berupa invaginasi mahkota dengan pembelahan sebagian atau, pada kasus yang jarang terjadi, pembelahan
sempurna dari mahkota sampai akar, menghasilkan struktur yang identik.
Geminasi merupakan keabnormalan pada gigi yang terjadi pada cap stage, dan faktor etiologinya adalah
herediter.
Poppy Florensia WL / 20160340012
Tutorial Skenario 5 Blok 3
4. Taurodontism
Badan gigi yang mengalami taurodontism memanjang dan akarnya pendek. Kamar pulpa dari gigi taurodontism
meluas dari posisi normal pada mahkota sampai panjang badan gigi yang memanjang, menyebabkan dasar pulpa
yang terletak lebih ke apikal.
Taurodontism dapat terjadi pada gigi mana saja baik permanen maupun desidui. Bagaimanapun, hal ini sering
terjadi pada molar dan lebih jarang terjadi pada premolar. Tampilan teurodontism dapat terlihat pada satu gigi
atau beberapa gigi.
5. Dilaceration
Delaceration adalah gangguan pada pembentukan gigi yang menghasilkan lengkungan atau belokan dari gigi baik
di akar maupun pada mahkota. Walaupun anomaly ini biasanya berkembang alami, namun konsep tertua dari
dilaserasi adalah hasil dari trauma mekanis terhadap bagian terkalsifikasi dari gigi yang sudah terbentuk
sebagian.
7. DensEvaginatus
Berbeda dari densinvaginatus atau dens in dente, densevaginatus merupakan hasil dari pertumbuhan enamel
organ ke bagian luar gigi. Insisivus lateral merupakan gigi yang paling sering terlibat, dimanacaninus jarang
terlibat.
8. AmelogenesisImperfecta
Amelogenesisimperfecta adalah anomalygenetic yang terjadi karena mutasi yang mungkin terjadi pada satu dari
empat gen yang berbeda yang berperan pada pembentukan enamel. Enamel gigi yang mengalami
amelogenesisimperfecta dapat kurang struktur normal prismatic dan berlapis pada ketebalannya atau pada tepi.
Hasilnya, gigi ini lebih resisten terhadap karies.